90 BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan dapat disimpulkan beberapa hal berikut: 1. Penyebab Sebagian Besar Guru Ekonomi Belum Melakukan PTK Penyebab sebagian besar guru ekonomi belum melakukan PTK dapat dikelompokkan menjadi dua yakni penyebab utama dan pendukung. Penyebab utama sebagian besar guru ekonomi yang menjadi informan dalam penelitian ini belum melakukan dan melanjutkan PTK dikarenakan belum termotivasi untuk melakukan PTK. Motivasi guru untuk melakukan PTK ada dua yaitu untuk keperluan kenaikan pangkat dan memperbaiki kualitas pembelajaran yang dilakukan. Kedua motivasi tersebut dimiliki oleh satu informan yang sudah melakukan PTK sedangkan untuk keempat informan lain yang belum melakukan PTK, motivasi untuk melakukan PTK adalah keperluan kenaikan pangkat dan belum berorientasi pada peningkatan hasil belajar peserta didik. Dari data tersebut maka dapat diketahui bahwa penyebab utama sebagian besar guru ekonomi yang menjadi informan dalam penelitian ini belum melakukan PTK karena belum termotivasi untuk melakukan PTK. Belum termotivasinya guru untuk melakukan PTK dikarenakan belum berada pada golongan kepangkatan yang mengharuskan adanya PTK untuk keperluan kenaikan pangkat. Hal ini dikarenakan sebagian besar guru ekonomi yang belum melakukan PTK adalah guru–guru yang masih berada pada golongan kepangkatan IIIB, IIIC dan guru yayasan yang belum dipersyaratkan adanya PTK untuk menuju jenjang berikutnya yang lebih tinggi. Penyebab pendukung sebagian besar guru ekonomi yang menjadi informan dalam penelitian ini belum melakukan PTK adalah: (a) mengalami kesulitan-kesulitan teknis dalam penyusunan PTK terkait dengan penyusunan rumusan masalah, kalimat ilmiah dan kajian teori, mengumpulkan, mengolah, dan menyimpulkan data dan menyusun 90
91 lampiran–lampiran yang dibutuhkan seperti nilai siswa, agenda mengajar, RPP, daftar siswa dan sebagainya; (b) adanya persepsi diri sibuk di dalam diri guru, PTK membutuhkan waktu yang lama dan anggaran dana yang dibutuhkan cukup besar serta PTK dapat menjadi beban seorang guru; (c) adanya pelatihan PTK yang belum optimal; (d) kurangnya budaya membaca guru terkait buku penunjang kegiatan PTK; (e) kurangnya pengalaman guru dalam penelitian; (f) pengaruh usia dalam tindakan penelitian yang dilakukan oleh guru. Usia tersebut tidak berpengaruh sepenuhnya pada tindakan penelitian yang dilakukan guru. Ada faktor lain di luar faktor usia yang dapat mempengaruhi guru melakukan penelitian yaitu pengalaman guru, sikap guru dalam menyikapi peraturan yang berlaku dan motivasi guru untuk melakukan PTK. 2. Upaya-Upaya yang Dilakukan Pihak Sekolah Upaya yang dilakukan pihak sekolah untuk mendorong guru melakukan
PTK
adalah
dengan
memberikan
sosialisasi
dan
menginformasikan pentingnya pelaksanaan PTK pada saat rapat dinas dan mengingatkan serta menggerakkan guru termasuk guru ekonomi agar bisa melakukan PTK. Kegiatan sosialisasi yang dilakukan pihak sekolah dengan menginformasikan peraturan–peraturan pemerintah terkait dengan salah satu syarat untuk kenaikan pangkat pada PERMENPAN-RB No 16 Tahun 2009 dan Peraturan Mendiknas Bersama Kepala BKN Nomor 3 Tahun 2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional dan Angka Kredit Guru secara berulang-ulang pada kegiatan rapat dinas yang diadakan pihak sekolah. Sedangkan upaya yang dilakukan pihak sekolah untuk mengatasi kesulitan yang dialami guru melakukan PTK adalah dengan menyediakan referensi berupa buku-buku terkait dengan penelitian untuk guru dan menyediakan internet di ruang guru untuk mencari referensi terkait dengan kegiatan pembelajaran dan PTK. Selain itu, pihak sekolah juga berencana untuk mengundang narasumber eksternal yaitu guru yang sudah berkompeten untuk melakukan PTK. Ada beberapa alasan pihak sekolah
92 memilih guru sebagai narasumber pada pelatihan tersebut yaitu dengan dilatih dan dibimbing oleh rekan guru dapat menggunakan bahasa yang sama sehingga lebih mudah dimengerti oleh guru. Selain itu, menurut kepala sekolah dengan dibimbing oleh rekan guru secara psikologis dapat memberikan kenyamanan karena dalam suasana yang akrab. B. Implikasi Penelitian ini diharapkan dapat berimplikasi secara teoretik dan praktis. Berikut uraian implikasi teoretik dan praktis pada penelitian ini: 1. Implikasi Teoretik Implikasi teoretik hasil penelitian ini adalah dapat memberikan kontribusi teori mengenai kesulitan yang dialami guru mata pelajaran ekonomi untuk melakukan PTK. Selain itu, hasil penelitian ini juga dapat dijadikan sebagai salah satu referensi atau bahan rujukan untuk studi lanjutan yang relevan dan bahan kajian ke arah pengembangan konsep mengenai penyebab guru ekonomi belum melakukan PTK dan upaya yang telah dilakukan pihak sekolah untuk mendorong dan mengatasi kesulitan yang dialami guru untuk melakukan PTK. 2. Implikasi Praktis a. Bagi Guru Ekonomi Implikasi dari penelitian ini bagi guru ekonomi adalah dapat membantu guru untuk mengetahui kesulitan yang selama ini dialami untuk melakukan PTK dan menemukan solusi untuk mengatasi kesulitan tersebut. Implikasi lebih lanjut dari hasil penelitian ini adalah diharapkan mampu mendorong guru ekonomi untuk melakukan PTK yang dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dan menunjang angka kredit untuk kenaikan pangkat dan kompetensi profesional guru. Implikasi lain dari penelitian ini adalah dapat memberikan referensi terkait dengan solusi yang dapat dilakukan guru khususnya bagi guru ekonomi dalam mengatasi kesulitan yang dialami untuk melakukan PTK.
93 b. Bagi Kepala Sekolah Implikasi dari penelitian ini bagi kepala sekolah adalah dapat memberikan gambaran kepada kepala sekolah mengenai kesulitan yang dialami guru khususnya pada guru ekonomi untuk melakukan PTK dan diharapkan kepala sekolah mampu membantu mengatasi kesulitan yang dialami guru untuk melakukan PTK. Salah satu cara yang dapat dilakukan yaitu dengan mengadakan pelatihan dengan mengundang narasumber eksternal maupun internal untuk melatih guru-guru membuat PTK. Upaya lain yang dapat dilakukan kepala sekolah adalah dengan menambah bahan referensi berupa buku referensi terkait dengan pelaksanaan PTK. c. Bagi MGMP Ekonomi Tingkat Sekolah Implikasi hasil penelitian ini bagi MGMP Ekonomi Tingkat Sekolah adalah dapat mengetahui kesulitan-kesulitan yang masih dialami guru ekonomi untuk melakukan PTK. Implikasi lebih lanjut dari hasil penelitian ini adalah dapat memberikan masukan kepada MGMP Ekonomi Tingkat Sekolah untuk dapat menyelenggarakan kegiatan seperti bimbingan rekan sejawat ataupun mengadakan program PTK Kolaborasi untuk mengatasi kesulitan-kesulitan yang dialami guru ekonomi melakukan PTK. C. Saran Saran dalam penelitian ini diberikan kepada beberapa pihak yaitu: 1. Bagi Guru a. Melakukan Refleksi pada Kegiatan Pembelajaran Guru dapat melakukan refleksi kegiatan pembelajaran terutama mengenai permasalahan yang terjadi dalam proses pembelajaran. Kegiatan refleksi tersebut dapat dilakukan dengan membuat catatancatatan yang terkait dengan permasalahan yang terjadi di dalam kegiatan pembelajaran. Adanya catatan tersebut dapat membantu guru menentukan tindak lanjut untuk mengatasi permasalahan yang terjadi.
94 Selain itu, adanya catatan tersebut dapat menjadi referensi dan membantu guru untuk mengembangkannya dalam bentuk PTK. Hal ini dikarenakan catatan tersebut merupakan hasil tulisan guru berdasarkan pada pengalaman yang dialami dalam proses pembelajaran. b. Meningkatkan Budaya Membaca Terutama Terkait dengan Buku Penunjang Kegiatan PTK Salah satu penyebab guru belum melakukan ataupun melanjutkan penyusunan PTK adalah karena mengalami kesulitan pada penyusunan kajian teori dan kalimat ilmiah. Langkah yang dapat dilakukan untuk mengatasi kesulitan tersebut adalah dengan memperbanyak membaca buku, jurnal, artikel ataupun referensi lainnya yang berkaitan dengan PTK. Guru dapat mengalokasikan sebagian waktunya untuk membaca referensi yang berkaitan dengan PTK. Pengalokasian tersebut diharapkan dilakukan secara rutin. Adanya pengalokasian waktu membaca yang rutin akan membentuk suatu kebiasaan yang akhirnya dapat membentuk suatu budaya membaca dalam diri guru. Adanya peningkatan budaya membaca dapat membantu guru untuk mengatasi kesulitan terutama pada penyusunan kajian teori dan kalimat ilmiah dalam penyusunan PTK. c. Memperbanyak Mengikuti Kegiatan Pelatihan dan Pembinaan Melakukan PTK Adanya pelatihan PTK yang belum optimal dapat menjadi salah satu penyebab guru belum melakukan PTK. Langkah yang dapat dilakukan
untuk
mengatasinya
adalah
dengan
memperbanyak
mengikuti pelatihan dan pembinaan melakukan PTK. Pada setiap kegiatan pelatihan dan pembinaan baik terkait dengan PTK maupun non PTK tidak ada yang sempurna karena pada setiap pelatihan dan pembinaan pasti memiliki kelebihan dan kekurangan, dengan memperbanyak mengikuti kedua kegiatan tersebut, guru dapat mengevaluasi dan merefleksi hasil yang didapat dari pelatihan dan pembinaan yang terkait dengan PTK dan bisa menutupi kekurangan
95 atau kelemahan pada pelatihan dan pembinaan yang diikuti dengan mengikuti pelatihan dan pembinaan lainnya yang memiliki kualitas yang lebih baik. d. Menumbuhkan Kesadaran Diri Salah satu penyebab guru belum melakukan PTK dikarenakan adanya persepsi bahwa PTK dapat membebani tugas seorang guru. Penyebab tersebut sebenarnya dapat diatasi dengan menumbuhkan kesadaran bahwa PTK merupakan kebutuhan guru dalam kegiatan pembelajaran yang dilakukan. Hal ini dikarenakan melalui PTK guru dapat mengidentifikasi permasalahan yang terjadi di dalam kegiatan pembelajaran. Adanya identifikasi permasalahan tersebut diharapkan dapat membantu guru merumuskan solusi yang tepat sehingga dapat meningkatkan kualitas pembelajaran yang dilakukan dan hasil belajar peserta didik. PTK tidak hanya dibutuhkan dalam memperbaiki kegiatan pembelajaran saja tetapi juga dibutuhkan sebagai penunjang angka kredit dan jabatan fungsional guru. Hal ini dikarenakan PTK dapat berkontribusi pada peningkatan point PKB guru yang dapat berimplikasi pada angka kredit dan jabatan fungsional guru. Selain itu, cara lain yang dapat dilakukan untuk menumbuhkan kesadaran guru sebagai tenaga pendidik dapat dilakukan dengan mengikuti workshop terkait kompetensi professional guru dan profesionalisme guru. Adanya tindakan mengikuti workshop tersebut diharapkan dapat membangun paradigma di dalam diri guru bahwa PTK sebenarnya tidak hanya digunakan untuk keperluan kenaikan pangkat saja, melainkan dapat juga digunakan untuk meningkatkan profesionalisme guru dan hasil belajar peserta didik.
e. Berdiskusi dengan Rekan Sejawat yang Berpengalaman dalam PTK
96 Langkah yang dapat dilakukan guru selain mengikuti kegiatan pelatihan PTK adalah dengan diskusi dengan rekan sejawat yang sudah berpengalaman melakukan PTK. Cara ini dapat dilakukan bagi guru yang terhambat dengan peraturan sekolah yang tidak mengizinkan mengikuti kegiatan workshop pada jam kerja walaupun guru sudah tidak mempunyai jam mengajar harus tetap ada di sekolah sampai jam kerja berakhir. Salah satu langkah yang dapat dilakukan untuk mengatasi hal ini adalah dapat melakukan diskusi dengan rekan sejawat yang sudah berpengalaman melakukan PTK. Kelebihan
berdiskusi
dengan
rekan
sejawat
yang
sudah
berpengalaman melakukan PTK bila dibandingkan dengan pelatihan eksternal adalah berdiskusi dengan rekan sejawat bersifat lebih fleksibel sehingga guru dapat benar-benar mengerti, apabila ada hal yang sekiranya belum jelas guru tidak segan untuk bertanya karena kepada rekannya sendiri. Kelebihan lain dengan berdiskusi dengan rekan sejawat adalah tidak dibatasi oleh waktu, hal ini berbeda ketika guru mengikuti pelatihan harus mengikuti jam yang tertera pada pelatihan tersebut. Jika berdiskusi dengan rekan sejawat guru dapat menentukan jam untuk berdiskusi secara lebih fleksibel. f. Mengalokasikan Tunjangan Profesi untuk Keperluan Penelitian Adanya persepsi bahwa PTK membutuhkan dana yang besar menjadi salah satu penyebab guru belum melakukan PTK. Persepsi ini sebenarnya dapat diatasi dengan menyisihkan atau mengalokasikan tunjangan profesi yang didapat untuk melakukan PTK. Tunjangan profesi
guru
diberikan
dengan
tujuan
untuk
meningkatkan
profesionalisme guru sebagai tenaga pendidik dan meningkatkan daya beli untuk keperluan kegiatan pembelajaran dan non pembelajaran. Implikasi lebih lanjut dari adanya pemberian tunjangan profesi guru adalah meningkatkan kesejahteraan guru sebagai tenaga pendidik. Salah satu cara untuk mencapai tujuan pemberian sertifikasi ini dapat dilakukan dengan mengalokasikan tunjangan profesi untuk melakukan
97 PTK. Hal ini dikarenakan dengan adanya PTK guru mampu meningkatkan kompetensi professional yang akan berimplikasi pada peningkatan profesionalisme guru dan hasil belajar peserta didik. g. Melakukan PTK Kolaborasi Adanya persepsi diri sibuk dan PTK dapat menjadi beban bagi seorang guru sebenarnya dapat diatasi dengan melakukan PTK kolaborasi. PTK kolaborasi merupakan salah satu tipe PTK yang dilakukan secara bersama-sama dengan kolaborator seperti rekan guru, dosen, mahasiswa atau praktisi dalam bidang pendidikan. Adanya PTK kolaborasi ini dapat memberikan keuntungan bagi kedua pihak baik bagi guru maupun kolaborator. Hal ini dikarenakan dengan adanya PTK kolaborasi dapat meringankan tugas guru karena peran dan tanggungjawabnya dibagi dengan kolaborator. Keuntungan lain yang didapatkan oleh guru adalah hasil penelitian akan lebih objektif apabila dibandingkan melakukan PTK tanpa kolaborator. Manfaat melakukan PTK kolaborasi sebenarnya tidak hanya didapatkan oleh guru saja melainkan juga didapatkan oleh kolaborator. Hal ini dikarenakan dengan adanya PTK kolaborasi dapat membantu kolaborator meningkatkan pengetahuan, pengalaman meneliti dan dapat belajar dari pengalaman guru dalam mengajar, mengidentifikasi permasalahan
yang
terjadi
dalam
proses
pembelajaran
serta
merumuskan solusi yang tepat atas permasalahan tersebut. PTK kolaborasi juga dapat menjadi salah satu alternatif bagi guru yang ingin melakukan PTK namun terhambat usia. Adanya PTK kolaborasi ini dapat memberikan keuntungan bagi kedua pihak baik kepada guru yang terhambat usia dalam melakukan PTK maupun bagi kolaborator. Keuntungan yang didapatkan oleh kolaborator adalah dapat menyerap pengalaman yang dimiliki oleh guru. Guru lebih memahami permasalahan yang terjadi di dalam proses pembelajaran yang dijalankan dan guru senior mempunyai pengalaman yang lebih banyak termasuk cara mengatasi permasalahan-permasalahan yang
98 terjadi di dalam proses pembelajaran. Keuntungan yang didapatkan oleh guru yang terhambat melakukan PTK adalah dengan adanya kolaborator ini dapat menghasilkan hasil penelitian yang lebih objektif dan membantu meringankan tugas, peran dan tanggungjawab guru terutama untuk mengolah data dan menyimpulkan data. 2. Bagi Kepala Sekolah a. Memberikan Arahan Kepada Guru tentang Tujuan Utama Melakukan PTK Motivasi sebagian besar guru untuk melakukan PTK selama ini adalah untuk kenaikan pangkat. Padahal tujuan utama melakukan PTK adalah untuk meningkatkan kompetensi professional guru yang akan berimplikasi pada profesionalisme guru dan peningkatan hasil belajar peserta didik. Upaya kepala sekolah untuk membangun paradigma baru terkait dengan PTK dapat dilakukan dengan memberikan arahan dan bimbingan kepada guru bahwa tujuan melakukan PTK tidak hanya untuk keperluan kenaikan pangkat saja melainkan lebih pada peningkatan kompetensi professional guru yang akan berimplikasi pada peningkatan profesionalisme guru dan hasil belajar peserta didik. Upaya pemberian arahan yang dilakukan kepala sekolah ini berkaitan dengan fungsi manajemen sekolah. Pada suatu susunan organisasi terdapat kepala yang menjalankan fungsi sebagai manajer. Pada lingkungan sekolah, kepala sekolah bertindak sebagai manajer sehingga dalam implementasinya kepala sekolah perlu menjalankan fungsi-fungsi manajemen. Salah satu fungsi manajemen yang perlu diterapkan adalah fungsi actuating. Fungsi actuating merupakan fungsi manajemen yang dapat dilakukan dengan memberikan arahan kepada guru agar termotivasi untuk melakukan PTK. Fungsi ini merupakan salah satu fungsi yang penting untuk dilakukan karena dengan adanya fungsi actuating sistem manajemen sekolah akan lebih terorganisir dengan baik. b. Berdiskusi dengan Kepala Sekolah Lain
99 Langkah lain yang dapat dilakukan kepala sekolah untuk mendorong dan mengatasi kesulitan yang dialami guru melakukan PTK adalah dengan berdiskusi dengan kepala sekolah lain terkait upaya yang dilakukan pihak sekolah untuk mendorong dan mengatasi kesulitan yang dialami guru melakukan PTK. Adanya kegiatan diskusi tersebut dapat memberikan gambaran dan referensi serta dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi bagi kepala sekolah untuk dapat lebih mendorong dan membantu mengatasi kesulitan yang dialami guru melakukan PTK. c. Melakukan Monitoring dan Evaluasi terkait dengan kegiatan MGMP Ekonomi Tingkat Sekolah Semua guru ekonomi tergabung dalam MGMP Ekonomi Tingkat Sekolah. Setiap bulan guru memberikan laporan terkait dengan hal-hal yang dibahas pada MGMP Tingkat Sekolah. Pada kegiatan MGMP tersebut, guru dapat mengagendakan bimbingan rekan sejawat untuk melakukan PTK. Agar dapat mengetahui efektivitas dari kegiatan yang dilakukan maka dibutuhkan peran kepala sekolah untuk membina, mengontrol dan melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kegiatan yang ditulis dalam laporan bulanan MGMP tersebut. Kegiatan monitoring dan evaluasi yang dilakukan oleh kepala sekolah bertujuan untuk dapat mengetahui efektivitas dari kegiatan yang dilakukan oleh MGMP Ekonomi Tingkat Sekolah dan diharapkan kepala sekolah dapat memberikan umpan balik untuk pelaksanaan kegiatan yang diagendakan secara lebih optimal.
3. Bagi Sekolah a. Menambah Buku Referensi Penunjang Kegiatan PTK Salah satu upaya yang telah dilakukan pihak sekolah untuk mengatasi kesulitan yang dialami guru untuk melakukan PTK adalah
100 dengan menyediakan buku referensi penunjang kegiatan PTK. Akan tetapi jumlah buku referensi tersebut jumlahnya masih terbatas sehingga belum mampu untuk memenuhi kebutuhan guru yang akan melakukan PTK. Langkah yang dapat dilakukan oleh pihak sekolah untuk mengatasi permasalahan ini adalah dengan menambah referensi sehingga dapat memenuhi kebutuhan guru yang akan melakukan PTK. Apabila pihak sekolah terkendala dengan dana terkait dengan pengadaan penambahan buku tersebut maka dapat mengajukan dana tersebut pada Dinas DIKPORA Kota Surakarta atau menganggarkan pada RAPBS. Langkah lain yang dapat dilakukan untuk memenuhi dana pengadaan buku dapat juga dilakukan dengan mengadakan program swadana dari bapak ibu guru untuk pengadaan buku penunjang kegiatan PTK agar dapat memenuhi kebutuhan guru yang akan melakukan PTK. b. Mengadakan Pelatihan dan Pembinaan PTK Upaya lain yang dapat dilakukan pihak sekolah untuk mengatasi kesulitan yang dialami guru adalah dengan mengadakan pelatihan dan pembinaan PTK. Pengadaan kedua kegiatan ini dapat dilakukan dengan mengundang narasumber eksternal misalnya dari LPMP atau dari lembaga pendidikan lainnya. Pihak sekolah juga dapat mengadakan pelatihan internal. Pada pelatihan internal pihak sekolah. dapat mengundang guru yang sudah berpengalaman dalam melakukan PTK sebagai narasumber pada pelatihan dan pembinaan yang dilakukan pihak sekolah. Terkait dengan pengadaan pelatihan dan pembinaan, pihak sekolah sedang berupaya untuk mengundang narasumber seorang guru yang sudah berpengalaman dalam melakukan PTK untuk melatih guru termasuk guru ekonomi melakukan PTK. Ada beberapa alasan pihak sekolah memilih guru sebagai narasumber yaitu dengan dilatih dan dibimbing oleh rekan guru dapat menggunakan bahasa yang sama sehingga lebih mudah dimengerti. Kemudian, menurut kepala sekolah
101 dengan dibimbing oleh rekan guru secara psikologis dapat memberikan kenyamanan karena dalam suasana yang akrab. d. Menganggarkan
Dana
Penelitian
untuk
Memotivasi
Guru
Melakukan PTK Langkah lain yang dapat dilakukan oleh pihak sekolah untuk mendorong dan mengatasi kesulitan yang dialami guru melakukan PTK adalah dengan menganggarkan dana penelitian bagi guru yang akan melakukan tindakan penelitian. Penganggarkan dana oleh pihak sekolah ini dapat dicantumkan dalam Rencana Kegiatan Anggaran Sekolah (RKAS) yang dibuat pada setiap tahun. Pemberian fasilitas dana penelitian harus dilakukan dengan mempertimbangkan alokasi dana yang tersedia. Jika dana yang ada cukup untuk memberikan fasilitas dana tersebut, diharapkan pihak sekolah dapat mengalokasikannya sebagai fasilitas dana penelitian guru. Adanya fasilitas dana penelitian diharapkan dapat mendorong dan membantu guru mengatasi kesulitan yang dialami untuk melakukan PTK. e. Menjalin Kerjasama untuk Pengadaan PTK Kolaborasi Adanya persepsi diri sibuk, PTK dapat membebani tugas seorang guru dan adanya hambatan usia untuk melakukan PTK dapat diatasi salah satunya dengan menjalin kerjasama untuk mengadakan PTK kolaborasi. Pihak sekolah dapat mengadakan kerjasama terkait dengan program PTK kolaborasi dengan bekerjasama dengan pihak internal maupun eksternal. Pihak internal dalam hal ini adalah guru yang sudah berpengalaman melakukan PTK untuk bekerjasama dengan guru yang masih mengalami kesulitan untuk melakukan PTK. Pada PTK kolaborasi dengan pihak internal pihak sekolah dapat membagi guru ke dalam kelompok kategori pengampu mata pelajaran yang sama. Pembagian ini didasarkan bahwa permasalahan yang dapat diangkat dalam PTK antarsatu mata pelajaran dengan mata pelajaran yang lainnya dapat berbeda. Misalnya antara mata pelajaran eksak dan
102 non eksak, permasalahan yang terjadi di dalam proses pembelajaran diantara kedua jenis mata pelajaran tersebut dapat saja berbeda sehingga akan lebih efektif jika pembagian PTK kolaborasi didasarkan pada mata pelajaran yang diampu. Langkah lain yang dapat dilakukan pihak sekolah adalah dengan bekerjasama dengan pihak eksternal dalam mengadakan program PTK kolaborasi. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah kerjasama dengan kolaborator eksternal untuk mengadakan PTK kolaborasi. Kolaborator eksternal meliputi mahasiswa, dosen maupun praktisi dalam bidang pendidikan. 4. Bagi MGMP Ekonomi Tingkat Sekolah a. Mengadakan Program PTK Kolaborasi Salah satu upaya yang dapat dilakukan MGMP Ekonomi Tingkat Sekolah untuk mengatasi kesulitan yang dialami guru ekonomi melakukan PTK adalah dengan mengadakan program PTK kolaborasi. Adanya PTK kolaborasi ini dapat membantu guru ekonomi untuk saling bekerjasama untuk melakukan PTK sehingga dapat mengurangi kesulitan yang dialami guru ekonomi untuk melakukan PTK. b. Mengadakan
Program
Bimbingan
Rekan
Sejawat
yang
Berpengalaman dalam PTK Upaya lain yang dapat dilakukan MGMP Ekonomi Tingkat Sekolah untuk mendorong dan juga mengatasi kesulitan yang dialami guru ekonomi melakukan PTK dapat dilakukan dengan mengadakan program bimbingan rekan sejawat. Pada program ini, guru yang sudah berpengalaman melakukan PTK dapat memberikan bimbingan kepada guru lain yang masih mengalami kesulitan untuk melakukan PTK. Kelebihan bimbingan rekan sejawat yang sudah berpengalaman melakukan PTK bila dibandingkan dengan mengikuti pelatihan eksternal adalah bersifat lebih fleksibel. Apabila ada hal yang sekiranya belum jelas guru tidak segan untuk bertanya karena kepada rekannya sendiri. Kelebihan lain bimbingan rekan sejawat adalah tidak
103 dibatasi oleh waktu, hal ini berbeda ketika guru mengikuti pelatihan harus mengikuti jam yang tertera pada pelatihan tersebut. Pada bimbingan rekan sejawat guru dapat menentukan jam untuk berdiskusi secara lebih fleksibel. Adanya program bimbingan rekan sewajat untuk melakukan PTK tidak hanya bertujuan untuk membantu guru yang masih kesulitan untuk melakukan PTK melainkan dapat juga digunakan untuk menunjang point pada kegiatan kolektif guru. Kegiatan kolektif merupakan kegiatan guru dalam mengikuti kegiatan pertemuan ilmiah atau kegiatan bersama yang dilakukan guru baik di sekolah maupun di luar sekolah dengan tujuan untuk mencapai standar atau di atas standar kompetensi profesi yang telah ditetapkan. Kegiatan kolektif ini dapat berimplikasi pada peningkatan point PKB guru. Implikasi lebih lanjut dari adanya peningkatan pada point PKB adalah dapat menunjang peroleh angka kredit guru.