BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan Konsep toleransi seperti yang dapat disimpulkan dalam film ini sangatlah banyak dan sarat akan pesan moral yang dapat dijadikan sebagai pelajaran untuk para penonton film ini. Konsep toleransi yang terdapat dalam film ini diantaranya adalah memberikan kesempatan orang lain untuk beribadah seperti yang terdapat dalam visualisasi ke 2, 6,7,11-13. Juga terdapat konsep toleransi yaitu menghormati kepercayaan umat beragama lain seperti yang terdapat dalam visualisasi ke 1,3,4,14. Terdapat juga konsep toleransi beragama yaitu membantu sesama manusia tanpa membedakan status dan agama yang terdapat dalam visualisasi ke 5,9,dan 10. Konsep Toleransi beragama yang lainnya ialah saling berbagi ilmu tanpa memaksakan ajaran suatu agama ke agama lain yang terdapat dalam visualisasi ke 8. Menurut penulis beberapa Konsep toleransi diatas merupakan cerminan dari kehidupan toleransi antar umat beragama di Indonesia yang diterjemahkan sutradara ke dalam film agar penonton memahami kondisi hidup sebagai seorang pemeluk agama yang berdampingan dengan beberapa agama lain dari sisi masing masing pemeluk agama. Tidak bisa dipungkiri bahwa terkadang terdapat konflik antara pemeluk agama satu dengan agama lainnya. Namun, yang penulis tangkap dari tujuan
pembuatan film ini oleh sutradara bukan untuk memojokkan suatu agama melalui tindakan konflik pemeluk agama tersebut, namun menurut penulis, sang sutradara ingin memberikan contoh melalui cerita dari beberapa tokoh di dalam film ini mengenai toleransi yang seharusnya diterapkan dalam kehidupan nyata. Beberapa konsep konsep toleransi yang terdapat dalam film ini, sudah diterapkan oleh masyarakat di Indonesia namun pelaksanaanya akan sangat berbeda karena dalam kehidupan nyata, banyak faktor yang mempengaruhi masyarakat untuk melakukan tindakan toleransi dalam kehidupan sehari hari, seperti faktor mitos yang sempat dibahas di sub bab di atas. Kebanyakan masyarakat Indonesia masih mempercayai mitos yang beredar dalam agamanya masing masing mengenai larangan untuk melakukan interaksi dengan umat beragama lain dalam beberapa hal tertentu. Hal tersebut menurut penulis berkembang seiring perkembangan jaman dimana masyarakat mulai belajar bahwa diatas mitos yang berdar tersebut terdapat hal yang lebih penting yaitu untuk menghargai penganut agama lain yang hidup saling berdampingan sebagai bagian dari warga Negara Indonesia. Menurut penulis, masyarakat Indonesia saat ini sudah berkembang dan belajar banyak dari konflik – konflik yang telah terjadi di masa lampau maupun yang masih terjadi hingga sekarang, bahwa masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang memiliki toleransi tinggi terhadap hidup beragam agama dan masyarakat sudah tidak mudah terpancing isu isu agama yang dapat menyulut konflik antar umat beragama. Keinginan untuk hidup dengan aman dan tentram membuat toleransi beragama
menjadi hal penting yang dilaksanakan demi persatuan dan kesatuan Negara sesuai dengan Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945.
5.2 Saran Dari kesimpulan di atas, setelah melakukan analisis semiotik terhadap konsep toleransi antarumat beragama dalam film “Tanda Tanya”, maka saran-saran ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan dan pertimbangan oleh pihak - pihak terkait: 1. Bagi sutradara film “Tanda Tanya” a. Karena terdapat 5 agama yang diakui di Indonesia sebaiknya melibatkan kelimanya dalam alur cerita agar terkesan adil dan berimbang, dalam film ini hanya ada 3 agama yang dilibatkan. Meskipun pada pengerjaan alur cerita akan menjadi sangat rumit dan kompleks namun jikalau sutradara berhasil menaklukkannya akan menjadi suatu keberhasilan. b. Alur cerita dimana Rika memutuskan pindah agama tanpa mengajak serta anaknya dirasa kurang relevan dan jarang terjadi di kehidupan sebenarnya c. Beberapa atribut keagamaan yang melambangkan suatu ormas diganti dengan warna yang lain/netral agar tidak menyinggung ormas tertentu
d. Scene dimana Hendra berpindah agama dirasa terlalu berlebihan dan kurang berkenan bagi agama yang bersangkutan. 2. Pada perfilman Indonesia dapat menghasilkan pemikiran serta karya-karya yang berisikan toleransi antara umat beragama maupun kebudayaan. dan memaksimalkan sarana yang ada untuk mengembangkan tema-tema sosial yang mengedepankan adab dan moral. Karena film adalah salah satu sarana paling efektif untuk menyebarkan informasi sekaligus sarana paling efektif untuk mempengaruhi massa. Film dengan penggarapan yang baik mapu memasuki ruang-ruang yang tidak terjangkau oleh sarana formal dan semoga menjadi pengingat bagi kita semua agar semakin waspada dan arif dalam memandang kehidupan. 3. Bagi para penikmat film, agar lebih cermat dalam mengartikan suatu adegan yang berkaitan dengan agamanya. Cobalah memandang dari sudut pandang agama lain sehingga tidak mudah protes bilamana ada adegan yang memojokkan agamanya sendiri. Ingatlah bawa sutradara berusaha sebisa mungkin memberikan cerota yang adil dan berimbang bagi tiap agama 4. Bagi jurusan Broadcast Fakultas Ilmu Komunikasi , diharapkan penelitian ini dapat menjadi tambahan referensi tentang studi representasi yang menggunakan analisis semiotik. Serta memberi pengetahuan tentang sifat
dan ciri-ciri toleransi antarumat beragama agar dapat diteladani sehingga bisa terus memupuk kesadaran akan saling toleransi antarumat beragama. Janganlah menganggap skripsi semiotik sebagai suatu jalan keluar aman untuk tugas akhir, namun anggaplah skripsi semiotik sebagai wadah kreatifitas mahasiswa Broadcast untuk menelaah tanda tanda yang ditampilkan oleh suatu film berdasarkan penilaian dan sudut pandang mahasiswa yang pastinya berbeda satu sama lain. Dengan harapan di masa depan mahasiswa bisa menciptakan karya yang penuh dengan arti dan bermanfaat bagi masyarakat.