BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, KETERBATASAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran dari mediasi komitmen organisasional dalam hubungannya antara job stress, leader member exchange, perceived organizational support, dan pengendalian internal terhadap kinerja kerja para auditor internal pada Kantor Inspektorat Daerah di Provinsi Sulawesi Tengah. Penelitian ini juga ingin mengetahui pengaruh langsung dari job stress, leader member exchange, perceived organizational support, dan pengendalian internal terhadap komitmen organisasional para auditor internal serta pengaruh langsungnya komitmen organisasi terhadap kinerja kerja yang mana komitmen organisasi tersebut telah mendapat efek dari job stress, leader member exchange, perceived organizational support, dan pengendalian internal. Hasil penelitian ini menemukan bahwa terdapat pengaruh langsung dari job stress, leader member exchange, perceived organizational support, dan pengendalian internal terhadap komitmen organisasional serta adanya pengaruh langsung komitmen organisasional terhadap kinerja kerja para auditor internal pada Kantor Inspektorat Daerah di Provinsi Sulawesi Tengah. Persepsi para auditor internal atas kondisi mereka yang di akibatkan oleh adanya stress kerja yang mereka rasakan, berusaha untuk menjaga hubungan dengan para atasan, dukungan organisasi kepada dirinya, serta persepsi mereka atas penerapan pengendalian internal di instansi mereka masing-masing dapat mempengaruhi rasa komitmen mereka terhadap organisasinya.
Hasil penelitian ini juga menemukan bahwa peran dari komitmen organisasi tersebut dapat menjadi mediasi yang baik dalam hubungan antara job stress, leader member exchange, perceived organizational support dengan kinerja kerja para auditor internal walaupun variabel komitmen organisasi ini bukanlah satu-satunya pemediasi antara hubungan dari job stress, leader member exchange, dan perceived organizational support terhadap kinerja melainkan terdapat faktor atau variabel lainnya yang mungkin juga dapat menjadi variabel pemediasi di antaranya. Di sisi lain, penelitian ini tidak menemukan bukti terkait dari peran komitmen organisasi selaku mediator dari hubungan antara pengendalian internal dan kinerja kerja para auditor internal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa walaupun persepsi para auditor internal atas penerapan pengendalian internal di instansi mereka masing umumnya baik dan secara langsung dapat mempengaruhi komitmen mereka terhadap organisasinya namun hal ini tidak dapat berpengaruh terhadap peningkatan kinerja mereka. Hal penting yang harus diperhatikan oleh pihak instansi Inspektorat Daerah di Provinsi Sulawesi Tengah berdasarkan hasil penelitian ini yaitu pihak instansi seharusnya lebih memperhatikan dan memahami kondisi dari para auditor internalnya yang dapat kita lihat bahwa pekerjaan audit tidaklah mudah, beban kerja yang tak henti, keterbatasan waktu yang diberikan, keterbatasan fasilitas yang disediakan, gaji yang tidak sesuai dengan beban pekerjaan, hubungan antara para pegawai serta atasan yang harus terus terjalin dengan baik, dan lain-lainnya. Fenomena kecil seperti itulah yang harus dipahami dan lebih diperhatikan oleh pihak-pihak instansi yang terkait. Hal ini bila diperhatikan dengan baik otomatis akan berdampak terhadap kinerja mereka untuk kelangsungan organisasinya. Karena masalah kecil seperti ini sangat kurang untuk diperhatikan oleh para instansi pemerintah daerah karena ditutupi dengan berbagai masalah
lainnya yang lebih diprioritaskan padahal hal inilah yang dapat berdampak pada kinerja para pegawai mereka otomatis juga akan meningkatkan kinerja organisasi instansi tersebut. Contoh kecil dari apa yang terjadi di Kantor Inspektorat Daerah di Provinsi Sulawesi Tengah yakni Kantor Inspektorat Daerah di Provinsi Sulawesi Tengah pernah mendapat teguran dari pihak pemerintah daerah Sulawesi Tengah karena dari hasil temuan oleh Badan Pemeriksa Keuangan Provinsi Sulawesi Tengah menyatakan bahwa perlu adanya usaha dalam meningkatkan kinerja mereka dalam tugas pemeriksaan serta pengawasan yang dilakukan oleh para auditor internal di Kantor Inspektorat Daerah di Provinsi Sulawesi Tengah. Hal ini ini mungkin diakibatkan kinerja para pegawainya yang belum optimal dalam menjalankan tugas-tugasnya. Maka dari itu, dari keseluruhan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa perlunya motivasi yang tinggi dari pihak organisasi bila terjadi stress kerja yang dialami oleh para auditor internal sehingga stress kerja yang mereka rasakan bisa dijadikan acuan dalam memperbaiki kinerja pekerjaan mereka. Pihak instansi terkait seharusnya lebih memahami kondisi para auditor internalnya misalkan dengan memberikan bonus, tidak begitu menekan atas pekerjaan mereka, menghargai keberadaannya, dan pihak organisasi mendukung keberadaanya dalam organisasi tersebut, tak luput yakni dengan menjaga hubungan yang baik antara atasan dengan para bawahannya. Karena para auditor internal yang merasa dirinya diperhatikan, didengarkan pendapatnya dan dihargai kinerjanya cenderung akan merasa nyaman dalam bekerja alhasil akan meningkatkan komitmen mereka terhadap organisasinya yang juga pastinya akan berdampak terhadap kinerjanya. 5.2
Implikasi Penelitian ini ingin mengetahui peran dari komitmen organisasional dalam pengaruh dari job stress, leader member exchange, perceived organizational support dan pengendalian internal terhadap kinerja kerja para auditor internal pada Kantor Inspektorat Daerah di Provinsi Sulawesi
Tengah baik dilihat dari pengaruh langsungnya ataupun pengaruh tidak langsungnya. Hasil penelitian ini memberikan pemahaman yang komprehensif bahwa persepsi para auditor internal mengenai stres kerja yang mereka rasakan, kondisi atas hubungan timbal balik antara para auditor dengan atasanya, dukungan dan perhatian organisasi, serta persepsi mereka mengenai implementasi pengendalian internal di masing-masing instansi mereka sangatlah mempengaruhi bagaimana para auditor internal dalam bekerja karena hal tersebut sangat berpengaruh terhadap hasil kinerja pekerjaan mereka. Hasil dari penelitian ini bisa dijadikan bahan pertimbangan serta acuan bagi instansi organisasi pemerintah utamanya Kantor Inspektorat Daerah di Provinsi Sulawesi Tengah untuk lebih meningkatkan perhatian, motivasi dan dukungan mereka terhadap para auditor internal yang bekerja di instansi mereka yang terkait. Organisasi yang bijaksana akan memperhatikan dan peduli akan kondisi para pegawainya dalam bekerja sehingga akan mengurangi efek negatif misalkan yang dihasilkan oleh stress kerja yang dapat menurunkan kinerja mereka. Organisasi yang bijaksana akan memperhatikan kesejahteraan para pegawainya dalam bekerja misalkan dengan menciptakan lingkungan organisasi yang kondusif sehingga dapat meningkatkan kinerja mereka. Organisasi yang bijak akan menjaga hubungan yang baik antara atasan dengan para pegawainya sehingga para pegawai lebih termotivasi dalam bekerja. Implikasi secara teoritis dalam penelitian ini adalah pada pengembangan konsep-konseo ataupun teori keorganisasian yaitu perceived organizational support dan leader member exchange serta pengembangan dari teori job stress itu sendiri. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa job stress berpengaruh terhadap komitmen organisasi. Temuan tersebut dapat menjadi literatur tambahan untuk teori job stress yang mana job stress dapat berpengaruh terhadap komitmen para auditor internal pemerintah daerah terhadap organisasinya. Temuan lainnya dari hasil penelitian ini adalah bahwa ternyata konsep dari pengendalian internal juga dapat mempengaruhi komitmen
organisasional para auditor internal pemerintah daerah hal ini juga dapat menambah literatur dari teori pengendalian internal. Hal ini jarang terjadi dalam dunia penelitian dikarenakan masih sedikitnya teori yang meneliti ataupun menguatkan bahwa persepsi dari para aparatur pemerintah daerah mengenai penerapan pengendalian internal di masing-masing instansi mereka ternyata dapat mempengaruhi rasa komitmen mereka terhadap organisasinya. Hasil temuan terakhir yaitu menunjukkan bahwa komitmen organisasional memiliki peran yaitu dapat menjadi mediasi secara tidak langsung dalam hubungannya antara job stress, leader member exchange, dan perceived organizational support terhadap kinerja kerja para auditor internal pemerintah daerah. 5.3
Keterbatasan dan Saran Penelitian ini tidak dapat lepas dari kekurangan dan keterbatasan baik dalam proses dan hasilnya. Oleh karena itu, penelitian ini memiliki berbagai keterbatasan. Keterbatasan yang pertama yakni penelitian ini hanya dilakukan pada Kantor Inspektorat Daerah di Provinsi Sulawesi Tengah antara lain Kantor Inspektorat Daerah Provinsi Sulawesi Tengah, Kantor Inspektorat Daerah Kota Palu, Kantor Inspektorat Daerah Kabupaten Sigi Biromaru, Kantor Inspektorat Daerah Kabupaten Donggala, Kantor Inspektorat Daerah Kabupaten Banggai, dan Kantor Inspektorat Daerah Kabupaten Morowali. Masih tersisa enam, Kantor Inspektorat Daerah di Provinsi Sulawesi Tengah yang peneliti tidak jadikan sampel penelitian. Alasan peneliti hanya mengambil enam daerah dari Kantor Inspektorat Daerah di Provinsi Sulawesi Tengah yakni peneliti melihat etos kinerja yang baik dan etos kinerja yang kurang baik di antara enam Kantor Inspektorat Daerah di Provinsi Sulawesi Tengah yang terpilih untuk dijadikan sampel penelitian. Disarankan untuk penelitian selanjutnya agar lebih memperluas daerah sampel penelitian. Keterbatasan kedua yakni, penelitian ini hanya menggunakan metode survei dalam pengumpulan data yakni penyebaran kusioner. Disarankan untuk penelitian selanjutnya agar menggunakan mix
method dalam pengumpulan data yaitu dengan teknik penyebaran kuisoner dan teknik wawancara terhadap responden penelitian. Keterbatasan ketiga yaitu peran mediasi komitmen organisasi dalam hubungan antara pengendalian internal terhadap kinerja kerja para auditor internal pemerintah daerah. Menurut sepengetahuan terbaik peneliti, belum pernah dilakukan, dan teori yang mendukung hipotesis memang ada, namun ini masih sangat kurang dan hasil dari pengujian hipotesis untuk hipotesis peran mediasi komitmen organisasional dalam hubungan antara pengendalian internal terhadap kinerja kerja dalam penelitian ini juga tidak terdukung. Disarankan untuk penelitian selanjutnya agar memakai variabel lain sebagai pemediasi dalam hubungan di penelitian ini, atau dapat juga mengganti variabel eksogen dengan variabel-variabel lainnya sebagai variabel anteseden dalam hubungan mediasi komitmen organisasi dan kinerja kerja. Keterbatasan terakhir yaitu, pada kuesioner penelitian yaitu khususnya instrument variabel kinerja kerja auditor belum mencerminkan hasil kinerja auditor internal yang lebih spesifik dari tugas yang dilakukan oleh para auditor internal ketika memeriksa dan mengawasi hasil dan temuan auditnya. Disarankan untuk penelitian selanjutnya, agar mengambil instrument variabel kinerja kerja auditor yang lebih menguraikan hasil dari kinerja pekerjaan yang dilakukan oleh para auditor internal.