BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN, IMPLIKASI DAN SARAN
5.1
Kesimpulan Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh penalaran moral,
retaliasi, rasa bersalah dan rasa malu terhadap kecenderungan individu untuk melakukan whistleblowing. Penelitian ini mengacu pada penelitian Liyanarachchi dan Newdick (2009) dengan memasukan dua variabel baru yang belum pernah diuji secara empiris terkait dengan whistleblowing, yaitu rasa bersalah dan rasa malu. Hasil penelitian ini memberikan bukti secara empiris bahwa penalaran moral, retaliasi dan rasa bersalah memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kecenderungan individu untuk melakukan whistleblowing. Pengujian Hipotesis satu (H1) dalam penelitian ini terdukung. Hal ini menyatakan bahwa tingkat penalaran moral mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap kecenderungan individu untuk melakukan whistleblowing. Jadi, individu dengan tingkat penalaran moral yang tinggi mempunyai kecenderungan yang lebih besar untuk melakukan whistleblowing daripada individu dengan tingkat penalaran moral yang rendah. Hasil penelitian ini sejalan dengan Arnold & Ponemon (1991), Brabeck (1984), Ponemon & Gabhart (1990), Liyanarachchi & Newdick (2009) yang menyatakan bahwa individu dengan penalaran moral yang tinggi memiliki kecenderungan yang lebih tinggi untuk melakukan whistleblowing daripada individu dengan penalaran moral yang rendah.
71
Hasil pengujian Hipotesis dua (H2) dalam penelitian ini terdukung. Hal ini membuktikan bahwa kekuatan retaliasi mempunyai pengaruh negatif yang signifikan terhadap kecenderungan individu untuk melakukan whistleblowing. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Arnold & Ponemon (1991) dan Liyanarachchi & Newdick (2009) yang menyatakan bahwa kekuatan retaliasi berpengaruh secara negatif terhadap kecenderungan individu untuk melakukan whistleblowing. Hipotesis tiga (H3) dalam penelitian ini juga terdukung, dapat disimpulkan bahwa rasa bersalah mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap kecenderungan individu untuk melakukan whistleblowing. berdasarkan hasil penelitian ini berarti peneliti mampu membuktikan secara empiris pernyataan dari Blenkinsopp dan Edward (2008). Hasil pengujian Hipotesis empat (H4) dalam penelitian ini tidak terdukung atau dengan kata lain rasa malu tidak mempengaruhi kecenderungan individu untuk melakukan whistleblowing. Hal ini terjadi disebabkan oleh tingginya penalaran moral yang dimiliki oleh responden penelitian sehingga meskipun memiliki rasa malu yang besar, mereka akan tetap cenderung melakukan whistleblowing terhadap froud atau wrongdoing yang terjadi.
5.2
Keterbatasan Penelitian ini masih sangat memerlukan perkembangan dan studi yang
lebih luas agar hasilnya lebih dalam dan akurat. Penelitian ini masih memiliki beberapa
keterbatasan
yang
peneliti
harapkan
dapat
diperbaiki
pada
perkembangan penelitian selanjutnya, diantaranya yaitu:
72
1. Penelitian ini masih menggunakan subyek penelitian yang tidak terlalu luas, yakni auditor internal yang bekerja di Universitas Negeri yang berada di Yogyakarta. Oleh karena itu, harus lebih berhati-hati dalam menggeneralisasikan hasil dari penelitian ini. 2. Penelitian ini menggunakan metode survei melalui kuesioner. Peneliti tidak mempunyai kesempatan untuk bertemu langsung dengan responden. Oleh karena itu dikhawatirkan ada kemungkinan jawaban yang tidak sesuai dengan apa yang dimaksudkan dalam penelitian ini.
5.3
Implikasi Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan implikasi yang berarti untuk semua pihak, yaitu: 1. Dapat memberikan perluasan literatur dan melengkapi penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan whistleblowing. 2. Bukti empiris di Indonesia sendiri masih tergolong sedikit mengenai whistleblowing dalam konteks akuntansi, penelitian ini diharapkan dapat memberikan data awal mengenai alasan kuat yang
mendorong
seorang
whistleblower
untuk
melakukan
whistleblowing, yaitu emosi negatif. 3. Penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai acuan untuk lembaga pendidikan agar lebih menekankan pendidikan etika bisnis kepada mahasiswa supaya kedepannya dapat bertindak lebih beretika.
73
4. Dalam dunia praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar pertimbangan bagi organisasi untuk mulai membentuk whistleblowing sistem, hal ini ditujukan untuk pencegahan fraud dan wrongdoing. 5. Bagi para regulator, diharapkan untuk mulai membuat peraturan yang secara khusus mengatur hal-hal yang terkait dengan whistleblowing.
5.4
Saran Keterbatasan yang terdapat dalam penelitian ini dapat menjadi peluang besar untuk penelitian selanjutnya. Beberapa saran dari peneliti untuk penelitian selanjutnya adalah sebagai berikut: 1. Penelitian selanjutnya diharapkan untuk memperluas sampel penelitian dan jangkauan wilayah yang lebih luas agar hasil yang diperoleh dapat lebih digeneralisasi. 2. Penelitian selanjutnya diharapkan untuk melakukan pengujian bias non-respon dan bias kuesioner penelitian. 3. Penelitian selanjutnya dapat mengobservasi bentuk dari emosi negatif dan positif lainnya. Kerena pada dasarnya emosi yang muncul dalam diri manusia akan mempengaruhi keputusan mereka untuk melakukan tindakan etis.
74
4. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat memisahkan tingkat (tinggi dan rendah) untuk variabel penalaran moral, retaliasi, rasa bersalah dan rasa malu.
75