BAB V KESIMPULAN A. Kesimpulan Efisiensi dan produktivitas merupakan dua hal yang tidak terpisahkan dalam kaitannya dengan kinerja suatu perusahaan, karena kedua hal ini secara luas digunakan
untuk
mengukur
kinerja
manajemen
perusahaan
yang
bersangkutan. Efisiensi mengukur faktor produksi berdasarkan output yang dihasilkan,
sedangkan
produktivitas
mengukur
kemampuan
produksi
berdasarkan input yang yang digunakan. Selain kinerja manajemen, struktur kepemilikan perusahaan juga menjadi faktor penting yang melandasi kinerja suatu perusahaan, karena kepemilikan mampu berperan sebagai komandan untuk menggerakkan perusahaan
sesuai
tujuan
yang
diinginkan.
Lebih
dari
itu,
sistem
operasionalnya pun juga mendapat pengaruh dari mereka, dengan latar belakang budaya dan etos kerja yang berbeda, perbankan di Indonesia yang terdiri dari berbagai macam struktur kepemilikan dan jenis bidang usaha (ekspansi) yang berbeda mengakibatkan perbedaan produktivitas setiap bank. Faktor eksternal seperti kemampuan kompetisi dari bank asing yang menurut banyak sumber memiliki sistem operasional manajemen yang lebih baik mendesak keberadaan bank dalam negeri untuk bertindak lebih kompetitif. Oleh karenanya, berbagai hal tersebut memberikan pertanyaan besar mengenai produktivitas bank ditinjau dari kepemilikannya dan bagaimana bank dalam negeri menyikapi sifat kompetitif dari bank asing.
65
66
Penelitian ini menggunakan sampel seluruh bank konvensional yang beroperasi aktif di Indonesia dari tahun 2010 hingga tahun 2014. Dengan dua tahap analisis yang berbeda, penelitian ini mencoba menjawab pertanyaan tentang produktivitas bank di Indonesia dengan metode DEA, dan bagaimana struktur kepemilikan serta kompetisi mempengaruhi tingkat produktivitas bank. Temuan utama dari penelitian ini adalah bahwa bank asing ternyata tidak lebih kompetitif dari bank domestik, hal ini dikarenakan peraturan Arsitektur Perbankan Indonesia yang membatasi ruang gerak mereka untuk melebarkan sayapnya di dalam negeri. Selain itu, bank domestik khususnya BPD, mereka mempunyai ceruk pasar tersendiri dan mempunyai akses hingga ke tempat-tempat terpencil di mana bank asing tidak memilikinya, sehingga penetrasi untuk masuk ke pangsa pasar mereka terasa sulit bagi bank asing. Hal tersebut sekaligus mendasari mengapa bank pemerintah domestik adalah kelompok bank paling produktif di dalam negeri berdasarkan perbandingan atas negara dan pemilik pengendali. Jika melibatkan status listing bank yang terdaftar di BEI, bank swasta domestik menjadi kelompok bank paling produktif daripada ketujuh kelompok lainnya. Dalam hal ini masalah keagenan dalam bank pemerintah dapat dibenarkan. Temuan selanjutnya, bank yang mampu menetapkan harga di atas biaya marginalnya atau dalam hal ini disebut dengan market power cenderung memiliki produktivitas lebih tinggi, perbedaan market power ini dilatarbelakangi oleh segmentasi pemasaran yang berbeda, misalnya bank asing yang hanya berfokus pada investasi dan pemerolehan dana simpanan dan pemberian pinjaman hanya terbatas pada bank lain yang bukan pihak
67
ketiga. Selain itu, bank yang kompetitif berpotensi untuk memasuki pangsa pasar bank lain, karena mereka mampu menarik lebih banyak nasabah, akan tetapi mereka mempunyai peran yang penting yaitu sebagai penggerak bank yang sudah ada untuk bertindak lebih kompetitif. Temuan lainnya terkait dengan jumlah aset yang dimiliki bank dan besarnya pengeluaran untuk ekspansi usaha (misalnya beban pembelian sekuritas, beban yang menghasilkan fee-based income, pembelian aset tetap, dan lain-lain) secara serentak berpengaruh signifikan terhadap produktivitas bank, akan tetapi dengan dampak yang berbeda. Semakin besar aset suatu bank produktivitasnya akan semakin menurun, hal ini terkait dengan pengeluaran yang tidak terkontrol, sedangkan semakin besar pengeluaran usaha ekspansi cenderung meningkatkan produktivitas bank, hal ini karena rata-rata bank dalam sampel memperoleh pendapatan tambahan yang lebih tinggi daripada biaya yang dikeluarkan dari usaha ekspansi tersebut. B. Keterbatasan Penelitian dan Saran Penelitian ini mempunyai beberapa keterbatasan sebagai berikut: 1. Tahun penelitian tergolong singkat, untuk meneliti produktivitas selama enam tahun (2009-2014) mengingat pengukuran perubahan produktivitas membutuhkan tahun dasar dan variabel lainnya lima tahun. Untuk penelitian selanjutnya dapat menggunakan waktu penelitian
yang
menggambarkan sebenarnya.
lebih kondisi
lama
agar
industri
hasil
perbankan
penelitian Indonesia
mampu yang
68
2. Penelitian yang melibatkan metode DEA mengharuskan data bersifat seimbang (balance) dengan kata lain setiap entitas harus mempunyai data yang dibutuhkan selama kurun waktu penelitian, oleh karenanya entitas yang tidak memenuhi data (misalkan satu tahun saja) maka entitas tersebut harus dikeluarkan dari sampel. 3. Pengumpulan data hanya mengandalkan dokumentasi dan sumber dari internet, untuk ke depannya dapat dilakukan dengan pemenuhan data yang diperoleh dari OJK, sehingga data bersifat lengkap dan bebas dari keragu-raguan dalam penentuan proksi yang digunakan. 4. Analisis perbandingan dan regresi hanya terbatas pada bank umum konvensional, untuk ke depannya dapat dilakukan perbandingan dalam dual banking system dengan beberapa penyesuaian (misalnya data yang terdapat di laporan keuangan bank konvensional juga harus terpenuhi di bank syariah mengingat sistem operasional bank yang berbeda). 5. Metode penelitian dan penentuan proksi dalam penelitian ini mengacu pada penelitian Sanyal dan Shankar (2011), dan hanya menggunakan variabel-variabel yang berdampak signifikan pada penelitian tersebut, sehingga selanjutnya dapat ditambahkan baik variabel dependen (misalnya productivity growth) maupun variabel independen serta variabel kontrolnya.
69
C. Implikasi Penelitian Bagi peneliti dan akademisi, penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi sekaligus untuk melakukan penelitian-penelitian lebih lanjut yang melibatkan produktivitas baik bank maupun bukan bank. Bagi literatur penelitian ini memberikan kontribusi kepada penelitian-penelitian sebelumnya, khususnya di FEB yang telah melakukan analis produktivitas pada berbagai macam entitas, tetapi sampel yang digunakan sangat terbatas dan tahun penelitian yang terlalu singkat. Oleh karena itu, penelitian ini diharapkan mampu memberikan referensi tambahan atau bahkan pedoman untuk penelitian selanjutnya. Bagi pengendali dan manajemen bank – terutama bank dalam sampel –
penelitian
ini
mampu
memberikan
informasi
tentang
bagaimana
produktivitas mereka dibandingkan lawannya dengan melihat tiga kelas kategori perbandingan yang secara eksplisit merangking tingkat produktivitas masing-masing
kategori.
Perlu
diperhatikan
bahwa
untuk
mengukur
produktivitas, penelitian ini menggunakan jumlah tenaga kerja, aset tetap, dan biaya promosi sebagai input dan jumlah atas pinjaman dan simpanan sebagai output, atau yang disebut dengan kata pendekatan produksi dan dengan dengan pendekatan output-oriented yang menekankan tingkat perubahan produktivitas bank. Dari situ, pemilik pengendali dapat melihat kinerja para manajemen, apakah mereka sudah mampu memanfaatkan dan mengalokasikan biaya serta aset tetap dengan produktif atau belum, sehingga para pemilik pengendali tahu apa yang harus dilakukan ke depannya, misalkan dengan penggunaan dana promosi yang lebih tepat
70
sasaran, perekrutan karyawan yang lebih kompetitif, dan penyusutan aset tetap yang lebih bijak, karena banyak bank dalam sampel yang terkesan “sewenang-wenang” dalam menentukan beban penyusutan terhadap aset tetap, bahkan ada bank yang menyusutkan aset tetapnya hingga lebih dari 80% dalam setahun, tanpa adanya pembentukan/pemulihan kembali atas kerugian penurunan nilai aset non keuangan, dalam hal ini dana pengalokasian penyusutan tersebut perlu dipertanyakan. Sedangkan dari sisi manajemen, perlu adanya peringatan untuk pengendali khususnya bagi bank yang dikendalikan pemerintah yang mengalami masalah keagenan, untuk tidak mengesampingkan profit oriented, karena bagaimanapun juga pendapatanlah yang menjaga keberlangsungan operasional bank. Selain itu, pengalokasian dana untuk kepentingan politik dan sosial juga perlu adanya kebijakan tertentu yang mengatur tentang hal ini, agar pengeluaran untuk kepentingan semacam itu bisa disesuaikan dengan pendapatan bank.