102
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Karyawan generasi X yang bekerja di perusahaan milik negara menghadapi berbagai stresor dan ancaman ketika perusahaan tersebut dinyatakan pailit. Para responden harus menghadapi stresor yaitu pemutusan hubungan kerja yang meninggalkan dampak dan ketidak pastian atas gaji tiga tahun dan pesangon pensiun yang belum dibayar. Kesimpulan ini merupakan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti sekaligus menjawab pertanyaan penelitian yang diajukan sebelumnya. Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan beberapa hal mengenai resiliensi karyawan generasi X dalam menghadapi pemutusan hubungan kerja. Para responden melakukan berbagai adaptasi sebagai penyesuaian untuk menghadapi berbagai stresor dan ancaman dampak pemutusan hubungan kerja. Ancaman tersebut karena pemutusan kerja yang meninggalkan ketidak pastian gaji tiga tahun dan pesangon PHK yang belum dibayar oleh perusahaan. Pola-pola adaptasi tersebut secara garis besar dapat dibagi menjadi tiga jenis yaitu adaptasi kognitif, adaptasi afektif dan adaptasi perilaku. Para responden sebagai generasi X mampu meningkatkan proses resiliensi dalam menghadapi dampak pemutusan kerja dan melanjutkan kehidupan lebih baik. Adaptasi kognitif responden meliputi tidak memikirkan dampak pemutusan kerja sebagai suatu ancaman, membandingkan dengan rekan kerja lain, berfikir positif untuk memikirkan solusi, dan memfokuskan
103
pikiran pada tujuan yang ingin dicapai. Adaptasi afektif responden meliputi diam dan sikap tenang untuk meredam emosi, menerima status dan konsekuensi sebagai karyawan yang bekerja di perusahaan pailit, bersyukur dengan membandingkan dengan kondisi rekan kerja lain. Adaptasi perilaku responden meliputi membangun usaha baru sebagai alternatif peluang mendapatkan penghasilan, aktif dalam kegiatan agama dan bersosialisasi dengan masyarakat untuk mengurangi kejenuhan pasca PHK. Berbagai adaptasi yang dilakukan para responden di atas memiliki tujuan agar mereka dapat melanjutkan kehidupan yang berkualitas. Hasil penelitian memberikan makna bahwa ketiga responden telah mencapai resiliensi sebagaimana dilihat dari proses sejak mengalami ketidak pastian atas hak normatif kemudian proses memaknai pemutusan hubungan kerja hingga kondisi terakhir peneliti mengambil data di lapangan mereka mampu mendalami wirausaha sebagai aktivitas utama pasca PHK. Level resiliensi pada para responden lebih mengacu pada level thriving (berkembang pesat). Pada level ini merupakan kondisi para responden yang tidak hanya mampu pulih pada keterpurukan pasca pemutusan hubungan kerja, tetapi para responden lebih mampu meningkatkan fungsi dalam beberapa hal. Para responden menjadi lebih berkualitas dalam menghadapi tantangan masa depan. Mereka mampu melakukan proses transformatif sehingga memberikan nilai tambah dalam menjalani masa depan lebih baik. Hal ini terwujud dalam pikiran, sikap, dan perilaku lebih baik, memiliki kejelasan visi masa depan yang lebih terarah, pengembangan
keterampilan
peningkatan tujuan hidup.
dan
penguatan
hubungan
interpersonal,
dan
104
Peneliti juga menemukan bahwa para responden melakukan adaptasi positif untuk menghadapi tantangan
kehidupan ke
depan. Hal ini menunjukkan
kesungguhan mereka dalam melanjutkan kehidupan yang berkualitas. Kesempatan menjadi wirausaha mandiri, membuat para responden melakukan berbagai strategi untuk bertahan sekaligus memfasilitasi motivasi mereka untuk melanjutkan masa depan lebuh baik. Bentuk strategi yang dilakukan para responden merupakan strategi dalam mengelola emosi dari kondisi yang menimbulkan stres dan perilaku untuk mempertahankan diri dari kecemasan dampak pemutusan hubungan kerja. Para responden berhasil mengembangkan pola resiliensi sebagai adaptasi positif yang mengarah pada perilaku konstruktif sehingga mampu menjalani kehidupan pasca pemutusan kerja lebih baik. Pola resiliensi yang mereka lakukan mengarah ke usaha untuk meningkatkan kesejahteraan individu dan keluarga. Kesejahteraan dalam hal ini pemenuhan kebutuhan perekonomian keluarga (pendapatan) dan kebutuhan psikis para responden berupa keinginan mereka menjadi pribadi yang bermanfaat bagi lingkungan sosial terutama keluarga.
B. Saran Penelitian resiliensi karyawan generasi X karena pemutusan hubungan kerja ini memberikan saran bagi: 1. Bagi Responden Penelitian Peneliti menemukan bahwa para responden sudah melakukan berbagai pola adaptasi positif dalam menghadapi berbagai stresor dan ancaman. Resiliensi karyawan generasi X yang terbangun hendaknya
105
dipertahankan dan ditingkatkan. Hal ini karena generasi tua akan menghadapi masa pensiun dan dihadapkan pada peluang bekerja kembali ketika
pabrik
melakukan
restrukturisasi
organisasi.
Peneliti
juga
menyarankan untuk membentuk paguyuban atau komunitas sehingga dapat mewadahi usaha yang mereka kembangkan. Jika usaha mereka diwadahi dengan terorganisisr akan mempermudah pemberdayaan dan dapat meningkatkan kreativitas generasi X seperti pemasaran produk homemade. 2. Bagi Bagian Sumber Daya Manusia di PT Kertas Leces Bagi manajemen perusahaan Kertas Leces terutama bagian sumber daya manusia hendaknya memberikan batas kapan waktu yang jelas kepada seluruh karyawan akan melunasi gaji tiga tahun, tunjangan pendidikan, dan tunjangan pesangon yang belum dibayar. Hasil penelitian menunjukkan para responden menunjukkan resiliensi ketika menghadapi pemutusan hubungan kerja yang masih meninggalkan dampak ketidak pastian. Namun bagi karyawan generasi X yang lain masih banyak yang belum bisa bangkit dari keterpurukan akibat pemutusan kerja. Hendakanya keterangan responden dari hasil penelitian ini dapat menjadi masukan bagi manajemen untuk segera melunasi tunggakan yang belum dibayar. Ketidak jelasan kapan pelunasan
tersebut
akan
berdampak
langsung
pada
penurunan
kesejahteraan seluruh karyawan yang mengalami pemutusan hubungan kerja tidak terencana.
106
3. Bagi Peneliti Selanjutnya Penelitian ini hanya memfokuskan pada resiliensi dan responden yang diambil pada karyawan generasi X saja. Peneliti selanjutnya disarankan untuk meneliti bagaimana resiliensi pada generasi Y ketika dihadapkan pada pemutusan hubungan kerja tidak terencana. Hal ini dapat membuat pemahaman resiliensi menjadi semakin lengkap dan komprehensif. Hasil penelitian akan diperoleh data pembanding sehingga dinamika psikologis antar generasi akan semakin kompleks.