BAB V HASIL DAN ANALISIS 5.1 Pembahasan FTA (Fault Tree Analysis) Penyebab dari kegagalan yang dialami oleh APU unable to start atau tak bisa dinyalakan. Dari beberapa penyebab yaitu:
Test cell power lost
APU yang part sudah rusak
Sistem dari test cell yang rusak
Baterai yang rusak
Komputer yang rusak
Bad sector
Not ignition
Bleed valve not open
No fuel
ARINC fault
Clogging Dapat dilihat dari penyebab yang dijelaskan diatas, kegagalan yang dialami
APU berasal dari banyak faktor yang menyebabkan kegagalan tersebut. Dan dapat dibantu oleh FMEA dengan memberikan rekomendasi penyelesaiannya.
87 http://digilib.mercubuana.ac.id/
88
5.2 Hasil Dari RPN (Risk Priority Number) Setelah menghitung nilai RPN saat pengolahaan kemudian hasil perhitungan dibagi untuk mendapatkan prioritas perbaikan untuk APU, terbagi menjadi 5 yang harus di perbaiki kegagalannya. Dapat dilihat dibawah ini. Tabel 5.1 Hasil Dari RPN
No
APU Type
Problem
1
GTCP131-9B
Unable to start
2
GTCP131-9B
3
GTCP131-9B
Test Cell Power Lost Bad Sector
4
GTCP131-9B
Hi-EGT
5
GTCP131-9B
Hi-EGT
6
GTCP131-9B
Hi-EGT
7
GTCP131-9B
Hi-EGT
8
GTCP131-9B
Overspeed
9
GTCP131-9B
Flow sensor test
10
GTCP131-9B
11
GTCP131-9B
ARINC Fault, No ignition Bleed valve cant open
Potensial Failure Mode Terjadi kesalahan perbaikan Kehilangan daya untuk pengetesan Terjadi error pada hard disk
Failure Effect APU rusak
Tidak bisa untuk pengetesan APU Tidak bisa melakukan pengetesan dan pengambilan data kerusakan APU Sensor rusak Kegagalan pada saat pengetesan Sensor rusak Kerusakan pada thermocouple Sensor rusak Kerusakan pada thermocouple Sensor rusak Kerusakan pada thermocouple Kerusakan pada part Rusaknya APU jika APU dilakukan pengetesan Terjadinya kesalahan Terjadinya error saat sensor pengetesan Kurang optimalnya Tidaknya bisa di pembakaran hidupkan Kerusakan pada Rusaknya part yang mesin APU lain akibat tidak optimalnya katup
(sumber: pengolahan data)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
S
O
D RPN
7
4
7
196
5
3
8
120
6
4
6
144
5
4
7
140
6
3
6
108
6
3
6
108
6
3
6
108
7
4
5
140
6
2
7
84
6
4
6
144
5
3
5
75
89
5.3 Prioritas Perbaikan Bagi APU Setelah menemukan hasil dari perhitungan RPN yang sudah dihitung pada Bab 4 dalam pengolahan data. Kemudian data yang sudah dihitung tersebut dapat diklasifikasikan sesuai dengan prioritas perbaikannya, data yang terlampau besar menjadi prioritas pertama untuk mendapat perbaikan dan data yang menjadi prioritas tersebut terdapat dalam tabel 5.2 dibawah ini: Tabel 5.2 Tabel Prioritas Perbaikan FMEA Tradisional
No
APU Type
Problem
1
GTCP131-9B
Unable to start
3
GTCP131-9B
Bad Sector
10
GTCP131-9B
4
GTCP131-9B
ARINC Fault, No ignition Hi-EGT
8
GTCP131-9B
Overspeed
2
GTCP131-9B
Test Cell Power Lost
Potensial Failure Mode Terjadi kesalahan perbaikan Terjadi error pada hard disk
Kurang optimalnya pembakaran Sensor rusak
Failure Effect
http://digilib.mercubuana.ac.id/
O
D RPN
APU rusak
7
4
7
196
Tidak bisa melakukan pengetesan dan pengambilan data kerusakan APU tidaknya bisa di hidupkan
6
4
6
144
6
4
6
144
5
4
7
140
7
4
5
140
5
3
8
120
Kegagalan pada saat pengetesan Kerusakan pada Rusaknya APU jika part APU dilakukan pengetesan Kehilangan daya Tidak bisa untuk untuk pengetesan APU pengetesan
(sumber : pengolahan data)
S
90
5.4 Hasil Nilai RPN dari Unable to start Tabel 5.3 hasil RPN dari unable to start
No 1
APU Type
Potensial Failure Mode
Problem
GTCP131-9B Unable to start
Terjadi kesalahan perbaikan
Failure Effect APU rusak
S
O
D RPN
7
4
7
Unable to start adalah sebuah kerusakan dimana APU (Auxiliary Power Unit) tidak bisa dihidupkan atau distart dengan baik ataupun sama sekali tidak bisa hidupkan. Pada potensial kegagalan ini biasanya terjadi karena kurang memperhatikan toleransi secara disiplin atau kondisi parts yang dipasang meskipun sudah melewati proses inspection baik dimension check maupun nondestructive test. Dan effect yang terjadi jika mengalami kegagalan pada APU adalah akan berdampak pada part yang lain dan kerusakan pada APU secara keseluruhan. Seperti yang sudah ada dalam perhitungan diatas pada tabel 5.1 yang menunjukan nilai severity pada problem unable to start yaitu 7. Berarti tingkat keseriusan kegagalan adalah besar dan berdampak besar bagi part yang lain pula. Berbeda dengan severity, occurance memiliki nilai yang relatif rendah untuk tingkat kegagalan yang mungkin terjadi. Untuk tingkat detectionnya atau kemungkinan deteksi oleh control design memiliki nilai yang sangat rendah yaitu 7. Dan dengan hasil RPN yang tinggi yaitu 196 berarti menandakan bahwa kegagalan pada APU sangat besar, harus mendapat perhatian serius dan harus segera dilakukankan perbaikan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
196
91
5.5 Hasil Nilai RPN dari Bad Sector Tabel 5.4 hasil RPN dari bad sector
No 3
APU Type
Problem
GTCP131-9B
Bad Sector
Potensial Failure Mode Terjadi error pada hard disk
Failure Effect Tidak bisa melakukan pengetesan dan pengambilan data kerusakan APU
S O D RPN 6 4
6
Bad sector adalah suatu kerusakan dan kegagalan yang dialami oleh bagian test cell sendiri dan akan berdampak pada pengetesan APU. Potensial kegagalan dari bad sector biasanya terjadi pada hard disk yang dimiliki oleh test cell untuk menyimpan data saat pengetesan engine atau APU sendiri. Dan effect yang ditimbulkan dari kerusakan tersebut ialah tidak bisa dilakakukannya pengetesan engine ataupun APU. Jika tidak bisa melakukan tes maka APU pun harus menunggu perbaikan test cell. Bisa terjadi penumpukan pada APU sendiri. Untuk problem bad sector memiliki nilai severity 6 yang artinya kegagalan yang dialami itu signifikan atau performa barang menurun fungsi kenyamanan produk dan kepercayaan mungkin tidak berfungsi dengan optimal. Dan untuk occurrence memiliki nilai 4 mungkin 1 dalam 2000 tingkat kegagalan yang terjadi. Serta nilai detection dari bad sector ialah 6 atau kemungkinan deteksi ileh control design adalah rendah. Dengan hasil RPN mencapai 144, maka perbaikan pada bad sector harus disegerakan agar bisa bekerja sesuai dengan jadwalnya.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
144
92
5.6 Hasil Nilai Rpn dari ARINC fault, no ignition Tabel 5.5 hasil Rpn ARINC fault, no ignition
No
APU Type
10
GTCP131-9B
Problem ARINC Fault, No ignition
Potensial Failure Mode Kurang optimalnya pembakaran
Failure Effect
S
O D
RPN
Tidaknya bisa di hidupkan
6
4
144
6
Kerusakan yang dialami oleh APU ini terjadi karena kerusakan pada system penyalaan pembakaran yang tidak bisa terbuka atau katup pada APU tidak dapat terbuka. Potensial kegagalan yang terjadi pada APU karena kurang optimalnya pembakaran saat di start APU. Dan effect yang terjadi pada APU ialah kerusakaan pada katup jika tidak diperbaiki. Perhitungan RPN dengan nilai severity untuk problem yang ini adalah 6 yaitu signifikan. Dan hasil nilai dari occurrance adalah 4. Untuk nilai detection mencapai 4 yang artinya rendah untuk kemungkinan deteksi oleh control design. Sama seperti bad secttor, ARINC fault no ignition memiliki nilai RPN yang tinggi yaitu sebesar 144 jadi harus melakukan perbaikan pada katup agar bisa bekerja secara optimal agar tidak merusak part yang lain.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
93
5.7 Hasil Nilai RPN dari HI-EGT Tabel 5.6 hasil RPN dari Hi-EGT
No
APU Type
4
GTCP131-9B
Problem Hi-EGT
Potensial Failure Mode Sensor rusak
Failure Effect kegagalan pada saat pengetesan
S O D RPN 5 4
7
Exhaust Gas Temperature (EGT) Gauge Menunjukkan suhu gas buang setelah pembakaran. Digunakan untuk mengatur campuran bahan bakar / udara (bersandar) dengan benar. Hi-EGT memiliki potensial failure yaitu sensor rusak yang mengakibatkan sensor tidak berfungsi dengan baik. Dan effect dari kegagalan yang dialami ialah rusak saat pengetesan atau tak bisa digunakan. Jika melihat nilai severity yang mencapai 5 dengan pengertian sedang untuk tingkat keseriusan untuk dampak dari kegagalan, cukup berpengaruh terhadap pada performasi produk. Produk memerlukan perbaikan. Dan nilai occurrance yang didapat ialah 4 terjadi dalam skala 1 dalam 2000 kejadian. Nilai detectionnya ialah sangat rendah karena bagian ini terdapat sangat sulit dijangkau atau terperiksa oleh karyawan. Hi-EGT ini dengan nilai RPN 140 sehingga sangat memerlukan perbaikan pada system pengabutan bahan bakar, karena bahan bakar yang pengabutannya tidak tercampur sempurna akan mengakibatkan Hi-EGT.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
140
94
5.8 Hasil Nilai RPN dari Overspeed Tabel 5.7 hasil Rpn dari overspeed
No
APU Type
8
Problem
Potensial Failure Mode
GTCP131-9B Overspeed Kerusakan pada part APU
Failure Effect
S
O
D RPN
Rusaknya APU jika dilakukan pengetesan
7
4
5
140
Permasalahan yang terjadi ialah overspeed pada APU yang sedang di uji atau APU melebihi kapasitas dari test cell maka dari itu test cell tidak bisa menguji karena APU kelebihan speed. Jika dilihat dari nilai severity sendiri hingga yang artinya tigkat keseriusan besar untuk overspeed ini walaupun performasi sanggat dipengaruhi secara serius tapi masih dapat berfungsi dengan sistem tidak beroperasi. Dan nilai occurrance sampai 4 dengan skala 1 dalam 2000 kejadian. Nilai detectionnya adalah cukup karena masih terpantau oleh karyawan. Dan nilai RPN 140 menjadikan permasalahan ini juga harus mendapat perhatian untuk segera di perbaiki agar pengetesan tidak terkendala. 5.9 Hasil Nilai RPN dari Test Cell Power Lost Taebl 5.8 hasil Rpn dari test cell power lost
No 2
APU Type GTCP131-9B
Problem
Potensial Failure Mode
Test Cell Power Lost
Kehilangan daya untuk pengetesan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Failure Effect
S
O
D RPN
tidak bisa untuk pengetesan APU
5
4
7
140
95
Kegagalan ini terjadi karena tenaga yang dimiliki test cell tidak bisa memenuhi kebutuhan untuk melakukan uji tes pada APU sendiri. Dengan perhitungan seperti dalam tabel 5.8 diatas menunjukan nilai severity yang mencapai 5 atau sedang berpengaruh pada produk terhadap perfromasinya tetapi harus perbaikan. Untuk nilai occurrance adalah 4 sama seperti yang lain. Dan nilai detectionnya adalah 7 yaitu sangat rendah untuk terpantau dari karyawan kerena itu bisa terjadi lagi. Dengan nilai RPN sampai 140 dengan begitu problem ini memerlukan perbaikan secepatnya agar bisa bekerja dengan optimal kembali. Kegagalan ini justru menjadi perhatian khusus, karena test cell merupakan alat untuk menguji atau mengetes APU setelah proses perawatan. Yaitu untuk mengetahui kinerja dari APU, melalui parameter yang ada di control room. Jika testcell tidak dapat dipergunakan, maka APU yang telah mengalami perawatan tidak dapat diuji. Adapun moda pencegahan agar tidak terjadi test cell power lost, adalah dengan melakukan preventive maintenance sesuai dengan yang telah dijadwalkan. Karena test cell power menggunakan system battery, sehingga dapat diprediksi bilamana battery tidak dapat berkerja lagi atau harus diganti.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
96
5.10
No
Recomandation action
APU Type
Problem
Potensial Failure Mode
Failure Effect
Recomandation Action
1
131-9B
Unable to start
terjadi kesalahan perbaikan
APU rusak
3
131-9B
Bad Sector
terjadi error pada hard disk
10
131-9B
ARINC Fault, No ignition
kurang optimalnya pembakaran
tidak bisa melakukan pengetesan Memperbaiki hard disk atau mempunyai dan pengambilan data kerusakan backup hard disk APU tidaknya bisa di hidupkan Replace shut off valve, menganti valve atau katup pada APU
4
131-9B
Hi-EGT
Sensor rusak
kegagalan pada saat pengetesan
8
131-9B
Overspeed
Kerusakan pada part APU
Rusaknya APU jika dilakukan pengetesan
2
131-9B
Test Cell Power Lost
Kehilangan daya untuk pengetesan
Tidak bisa untuk pengetesan APU
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Perbaikan harus lebih mendetail dan perhatikan setiap part
Memperhatikan semua sensor pada APU maupun test cell dan mengganti kerusakan dengan yang baru Memperbaiki dan mengatur kecepatan pada APU ataupun test cell dengan membenahi setiap part. Set up daya yang dimiliki oleh test cell maupun APU