BAB V ANALISIS PEMECAHAN MASALAH
5.1 Analisa Perancangan Tata Letak dengan Metode Systematic Layout Planning (SLP). 5.1.1
Activity Relationship Chart (ARC).
Langkah awal yang dilakukan untuk merancang tata letak dengan metode Systematic Layout Planning (SLP) adalah dengan membuat Activity Relationship Chart (ARC) yaitu suatu peta yang menjelaskan hubungan kedekatan suatu stasiun kerja/departemen dengan stasiun kerja lainnya. Tingkat hubungan dalam ARC disimbolkan dalam 5 huruf yaitu : Tabel 5.1 Tingkat hubungan. Kode
Keterangan
A
=
Mutlak Perlu
E
=
Sangat Penting
I
=
Penting
O
=
Cukup/Biasa
U
=
Tidak Penting
X
=
Tidak Dikehendaki
72
73
Alasan untuk melakukan hubungan kedekatan antar stasiun kerja/departemen yaitu: 1. Urutan Alir Kerja Yaitu urutan yang sudah menjadi urutan tetap terhadap proses kerja yang dilakukan oleh PT. First Media, untuk itu kedua stasiun iniharus didekatkan. Jika dijauhkan maka momen Material Handling akan semakin besar. 2. Frekuensi Perpindahan. Yaitu banyaknya material yang pindah dari stasiun kerja awal kestasiun kerja tujuan, dengan banyaknya material yang pindah untuk itu kedua stasiun ini harus didekatkan. Jika dijauhkan maka momen material handling akan semakin besar. 3. Satu Proses. Yaitu satu proses yang sama dalam proses alir kerjanya yang berperan penting dalam proses selanjtunya,. Untuk itu kedua proses ini harus didekatkan. Jika dijauhkan maka momen material handling akan semakin besar. Masing-masing derajat relationship tidak boleh melewati batas yang ditentukan, batasan banyaknya relationship pada tata letak fasilitas di PT. First Media dapat dijelaskan sebagai berikut :
74
Tabel 5.2 Presentase Relationship Kode A E I O U X
Persentase 5% 10% 15% 20%
Keterangan Dari banyaknya total relationship yang terjadi
--
Tidak ada batasan
Total relationship (N), dapat dihitung berdasarkan jumlah departemen atau pusat kerja dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Diketahui jumlah departemen/pusat kerja (N) pada teta letak fasilitas Dept. Warehouse and Distribution Center ada 6 pusat kerja, jadi dapat dihitung :
Dengan menggunakan persentase batasan derajat relationship, maka dapat diketahui batasan-batasan derajat relationship pada tata letak fasilitas Dept. Warehouse and Distribution Center sebagai berikut:
75
Penting
O
Cukup/Biasa
U
Tidak Penting
X
Tidak Dikehendaki
ID
Kegiatan Proses
Receiving Proses
I
Shipping Transit Area
Sangat Penting
Qc & Pairing Proses
E
Office
Mutlak Perlu Shipping Proses
A
Receiving Transit Area
Tabel 5.3 Activity Relationship Chart (ARC)
1
2
3
4
5
6
1
Receiving Transit Area
2
Shipping Proses
U
3
Office
X
A
4
Qc & Pairing Proses
O
I
I
5
Shipping Transit Area
U
O
U
X
6
Receiving Proses
O
U
I
E
E
5.1.2
Activity Relationship Diagram (ARD). Dalam perencanaan tata letak fasilitas, derajat hubungan antar departemen
dapat dipandang dari dua aspek, baik aspek kualitatif maupun aspek kuantitatif. Perancangan tata letak fasilitas yang bersifat kualitatif akan lebih dominan dalam menganalisis derajat hubungan aktifitas dan biasanya ditunjukan oleh ARC. Namun adakalanya analisis dalam perancangan tata letak fasilitas lebih dominan dalam menganalisis aliran material, sehingga yang dibuat adalah suatu flow diagram atau diagram alir. Dalam Systematic Layout Planning (SLP) kedua aspek tersebut menjadi pertimbangan, dengan mengkombinasikan antara derajat hubungan aktivitas dengan aliran material. Kombinasi dari kedua aspek tersebut dibuat dalam suatu diagram yang dinamakan Relationship Diagram atau Activity Relationship Diagram (ARD).
76
Berikut pembuatan diagram hubungan aktivitas perancangan tata letak Dept. Warehouse and Distribution Center layout usulan berdasarkan dari ARC (Gambar 4.2).
Gambar 5.1 Activity Relationship Diagram Layout Usulan Ket : 1. 2. 3. 4. 5.
Receiving proses Shipping Proses Office Qc Proses Shipping Transit Area 6. Receiving transit area
77
5.2 Hasil Perancangan Layout Usulan
Gambar 5.2 Layout Usulan Dept. Warehouse and distribution Center.
78
5.3 Analisa Jarak Antar Stasiun kerja Layout Usulan. Berikut adalah hasil perbandingan antara jarak antar stasiun kerja awal dengan stasiun kerja usulan, dan hasilnya dapat dilihat pada Tabel 5.4 sebagai berikut : Tabel 5.4 Analisa Jarak Stasiun Kerja Dept. Warehouse and Distribution Center Layout Awal
Layout Alternatif
Stasiun Kerja Tujuan
Waktu (Detik)
Jarak (Mtr)
Waktu (Detik)
Jarak (Mtr)
Receiving Transit Area
38,6
22,8
3,3
1,5
Qc & Pairing Area
14,5
8,6
14,5
8,6
3
Shipping Proses
3,2
1,8
16
9,9
4
Shipping Transit Area
22,5
18,8
7,2
4,1
1
Receiving Proses
28,6
18,8
13,3
6,2
Shipping Proses
17,7
11,5
7,2
4,1
3
Receiving Transit Area
6,9
3
11,4
5,1
4
Qc & Pairing Area
12,6
5,53
7,2
4,1
1
Receiving Proses
14,5
8,6
14,5
8,6
Receiving Transit Area
18,7
10,8
15,7
9,5
3
Shipping Proses
13,2
7,2
3,2
1,8
4
Shipping Transit Area
12,6
5,53
7,2
4,1
1
Receiving Transit Area
24,7
18,5
15
8,8
Qc & Pairing Area
13,2
7,2
15,1
8,9
3
Receiving Proses
3,2
1,8
16
9,9
4
Shipping Transit Area
17,7
11,5
7,2
4,1
1
Shipping Proses
24,7
18,5
15
8,8
Qc & Pairing Area
18,7
10,8
15,7
9,5
3
Receiving Proses
38,6
22,8
3,3
1,5
4
Shipping Transit Area
6,9
3
11,4
5,1
1
Receiving Transit Area
11,2
5,5
16,8
11
2
Qc & Pairing Area
15,3
9,8
3,3
1,5
Shipping Proses
3,3
1,5
3,3
1,5
4
Shipping Transit Area
13,3
10
7,7
4,3
5
Receiving Proses
3,3
1,5
15,3
9,8
397,7
245,36
265,8
152,3
No
Stasiun Kerja Awal
1 2 Receiving Proses
2 Shipping Transit Area
2 Qc & Pairing Area
2 Shipping Proses
2 Receiving Transit Area
3
Office
Total
Dari hasil analisa dengan menggunakan metode Systematic Layout Planning dapat dihasilkan bahwa jarak antara layout usulan memiliki jarak yang lebih pendek dari
79
layout awal, dan hal ini berbanding lurus dengan semakin berkurangya waktu yang dibutuhkan untuk melakukan suatu proses kerja pada tiap-tiap stasiun kerja. 5.4 Perhitungan Momen Material Handling Layout Usulan. Kemudian dihitung total momen perpindahan bahan yang terjadi dilantai produksi selama satu bulan. Total momen perpindahan pada lantai kerja dapat ditentukan dengan mengalikan frekuensi perpindahan material dari satu stasiun kerja ke stasiun kerja lainnya degan jarak antar stasiun kerja yang berkaitan. Perhitungan total momen perpindahan awal dapat dihitung dengan rumus :
Dimana :
= Frekuensi perpindahan perbulan dari proses i ke j = Jarakperpindahan dari i ke j
Maka perhitungan momen material handling untk perpindahan Material/barang dari stasiun kerja Receiving Transit Area ke stasin kerja Receiving Proses adalah sebagai berikut : Jumlah perpindahan dari stasiun kerja Receiving Transit Area ke stasiun kerja Receiving Proses perbulannya sebanyak 156 kali. Jarak perpindahan dari stasiun kerja Receiving Transit Are ke stasiun kerja Receiving Proses adalah 4.8 Meter. Maka besar momen material handling adalah :
M = 156 x 1,5 = 234 Meter Perhitungan perpndahan momen material/barang selengkapnya dapat dilihat pada tabel 5.5.
80
Tabel 5.5 Perhitungan Momen Material Handling Layout Usulan. Periode Juli 2012 No
1 2
Stasiun Kerja Tujuan
Stasiun Kerja Awal Receiving Transit Area Receiving Transit Area
Jarak (Mtr)
Frekuensi
Momen
Perpindahan
Perpindahan
/bulan
/bulan
Receiving Proses
1,5
156
234
Qc & Pairing Area
9,5
156
1.482
3
Qc & Pairing Area
Shipping Proses
1,8
289
520
4
Shipping Proses
Shipping Transit Area
4,1
289
1.185
1
Receiving Transit Area
11
127
1.397
2
Qc & Pairing Area
1,5
344
516
3
Shipping Proses
1,5
173
260
4
Shipping Transit Area
4,3
173
744
5
Receiving Proses
9,8
127
1.245
45,00
1.834
7.582
Office
Total
Dari Layout usulan hasil rancangan dengan metode SLP total momen material handling yang diperoleh jauh lebih kecil nilainya dari nilai momen material handling pada layout awal. Contohnya pada stasiun kerja Receiving Transit Area, pada layout awal stasiun kerja pada Receiving Transit Area ke stasiun Receiving Proses memiliki momen material handling perbulannya adalah sebesar 3.557 Meter, sedangkan dengan menggunakan layout usulan dengan metode Systematic Layout Planning (SLP) momen material handlingnya menjadi 234 Meter.
81
5.5 Perhitungan Total Waktu Layout Usulan. Tabel 5.6 Perhitungan Total Waktu Layout Usulan Periode Juli 2012 No
1 2 3 4 1 2
Stasiun Kerja Awal Receiving Transit Arsa Receiving Transit Area Qc & Pairing Area Shipping
Kecepatan
Frekuensi
Waktu
Perpindahan (m/s)
Perpindahan
Perpindahan
22,8
6,91
156
514,8
15,7
10,8
0,69
156
2.449,
Shipping Proses
3,2
7,2
2,25
289
924,8
Shipping Transit Area
7,2
11,5
1,60
289
2080,8
16,8
5,5
0,33
127
2.133,6
3,3
9,8
2,97
344
1.135,2
3,3
1,5
0,45
173
570,9
Stasiun Kerja Tujuan
Waktu (detik)
Jarak (Mtr)
3,3
Receiving Proses Qc & Pairing Area
Receiving Transit Area Qc & Pairing Area Office
3
Shipping Proses
4
Shipping Transit Area
7,7
10
1,30
173
1.332,1
5
Receiving
15,3
1,5
0,10
127
1.943,1
75,8
71,17
16,59
1.834
13.085
Total
Dari data hasil perhitungan layout dengan menggunakan metode Systematic Layout Planning (SLP) dapat dihasilkan nilai dari waktu material handling yang jauh lebih singkat dari layout awal. Sebagai contoh pada stasiun kerja receiving proses receiving transit area ke stasiun kerja receiving proses, pada layout awal memliki total waktu material material handling sebesar 6.022 m/s dan setelah menggunakan layout usulan makan nilai dari total waktu material handlingnya menjadi sebesar 3,30 m/s.