Analisa Data
BAB V ANALISA DATA
5.1
UMUM Analisa data terhadap perencanaan jaringan drainase sub sistem Bandarharjo Barat
terdiri dari beberapa tahapan untuk mencapai suatu hasil yang optimal. Sebelum tahapan analisa dilakukan, terlebih dahulu diperlukan data pendukung yang dapat membantu proses analisa. Adapun data-data yang dipakai dalam proses analisa adalah data-data yang didapat dari beberapa instansi terkait dan narasumber yang dapat dipercaya. Setelah data-data yang dibutuhkan didapat maka selanjutnya dilakukan proses analisa data tersebut. Wilayah Bandarharjo Barat dilalui oleh dua sungai yaitu Kali Semarang dan Kali Baru. Kali Baru merupakan percabangan dari Kali Semarang yang difungsikan sebagai kolam tampungan memanjang yang berhubungan langsung dengan laut. Jadi untuk data curah hujan dalam analisa ini diperhitungkan untuk menganalisa debit Kali Semarang dan debit Perencanaan Jaringan Drainase Sub Sistem Bandarharjo Barat.
5.2
ANALISA HIDROLOGI Data curah hujan yang digunakan dalam analisa terhadap alternatif penanganan
banjir tersebut adalah data curah hujan yang maksimum. Hal ini bertujuan agar analisa dapat mendekati kondisi yang sebenarnya yang ada di lapangan. Data curah hujan tersebut didapat dari stasiun-stasiun penakar hujan maupun stasiun-stasiun pos hujan yang terdapat di sekitar daerah aliran, yang dapat mewakili frekuensi curah hujan yang jatuh dalam daerah tangkapan hujan (catchment area). Stasiun penakar hujan harian yang dipakai untuk perhitungan debit di Kali Semarang dan Perencanaan Jaringan Drainase Sub Sistem Bandarharjo Barat adalah : 1. Stasiun pos hujan Kalisari (Sta 42A) 2. Stasiun pos hujan Simongan (Sta 42) Perencanaan debit banjir rencana ini didasarkan pada besarnya curah hujan dalam periode ulang yang direncanakan, yaitu dalam tahun pengamatan selama 10 tahun.
V-1
Perencanaan Jaringan Drainase Sub Sistem Bandarharjo Barat
Analisa Data Karena jumlah hujan yang jatuh pada daerah tangkapan tidak selalu sama dan merata, maka berdasarkan data curah hujan dari kedua stasiun di atas dapat diperhitungkan menjadi curah hujan rata-rata pada suatu daerah tangkapan.
5.2.1
Analisa Curah Hujan Rata-rata Dalam menganalisa data curah hujan, distribusi curah hujan yang dipergunakan
adalah distribusi rata-rata aljabar dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut : 1. Jumlah stasiun hujan yang mewakili hanya dua buah stasiun 2. Luas DAS Kali Semarang relatif sempit (A = 6,973 km2) 3. Topografi DAS relatif datar. Curah hujan rencana maksimum dengan periode ulang tertentu dapat ditentukan dengan cara menganalisa data curah hujan harian maksimum. Curah hujan rencana tersebut dipergunakan untuk menentukan debit rencana dengan periode ulang tertentu yang sesuai dengan kondisi sebenarnya. Perhitungan curah hujan dengan menggunakan metode ratarata aljabar dapat dilihat pada Tabel 5.1 sebagai berikut :
Tabel 5.1 Perhitungan Curah Hujan Rata-rata Stasiun Pos Hujan No
Tahun
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006
Kalisari (Sta 42A)
Simongan (Sta 42)
111 90 142 132 125 59 85 110 115 112
112 71 92 125 91 63 70 112 121 198
Curah hujan Maksimum Rata-rata (mm) 111,50 80,50 117,00 128,50 108,00 61,00 77,50 111,00 118,00 155,00
Sumber : BMG Kelas I Semarang Jawa Tengah
V-2
Perencanaan Jaringan Drainase Sub Sistem Bandarharjo Barat
Analisa Data
V-3
Perencanaan Jaringan Drainase Sub Sistem Bandarharjo Barat
Analisa Data
V-4
Perencanaan Jaringan Drainase Sub Sistem Bandarharjo Barat
Analisa Data 5.2.2
Analisa Curah Hujan Harian Maksimum Dari data curah hujan daerah harian, perlu ditentukan kemungkinan curah hujan
harian maksimum yang dipergunakan untuk menentukan debit banjir rencana.
5.2.2.1 Analisa Frekuensi Curah Hujan Analisa frekuensi curah hujan diperlukan untuk menentukan jenis sebaran (distribusi). Perhitungan analisa frekuensi curah hujan selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 5.2 berikut ini.
Tabel 5.2 Analisa Frekuensi Curah Hujan No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Tahun
Xi
1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 Jumlah X
(Xi - X)
111,50 80,50 117,00 128,50 108,00 61,00 77,50 111,00 118,00 155,00 1068,00 106,80
4,70 -26,30 10,20 21,70 1,20 -45,80 -29,30 4,20 11,20 48,20
(Xi - X)2 22,09 691,69 104,04 470,89 1,44 2097,64 858,49 17,64 125,44 2323,24 6712,60
(Xi - X)3
(Xi - X)4
103,82 -18191,45 1061,21 10218,31 1,73 -96071,91 -25153,76 74,09 1404,93 111980,17 -14572,86
487,97 478435,06 10824,32 221737,39 2,07 4400093,57 737005,08 311,17 15735,19 5397444,10 11262075,92
Dari hasil perhitungan di atas selanjutnya ditentukan jenis sebaran yang sesuai, dalam penentuan jenis sebaran diperlukan faktor-faktor sebagai berikut : 1. Standar Deviasi (S) n
S=
S=
∑(X i =1
i
- X) 2
n −1
6712,60 10 − 1
= 27,3102
V-5
Perencanaan Jaringan Drainase Sub Sistem Bandarharjo Barat
Analisa Data
2. Koefisien Kemencengan (Cs) n
Cs =
=
n × ∑ (X i - X) 3 i =1
(n − 1) × (n − 2) × S3
10 ×14572,86 9 × 8 × 27,3102 3
= 0,0994
3. Koefisien Kurtosis (Ck) n
Ck = =
n 2 × ∑ (X i - X) 3 i =1
(n − 1) × (n − 2) × (n × 3) × S 4 10 2 × 11262075,92 = 4,0169 9 × 8 × 7 × 27,3102 4
4. Koefisien Variasi (Cv)
Cv = =
S X 27,3102 = 0,2557 106,80
5.2.2.2 Pemilihan Jenis Distribusi Dalam statistik terdapat beberapa jenis sebaran (distribusi), diantaranya yang sering digunakan dalam hidrologi adalah : 1. Distribusi Gumbel 2. Distribusi Log Normal 3. Distribusi Log-Person tipe III 4. Distribusi Normal Berikut ini adalah perbandingan syarat-syarat distribusi dan hasil perhitungan analisa frekuensi curah hujan.
V-6
Perencanaan Jaringan Drainase Sub Sistem Bandarharjo Barat
Analisa Data Tabel 5.3 Perbandingan Syarat Distribusi dan Hasil Perhitungan No 1
Jenis Distribusi Gumbel
Syarat
Hasil Perhitungan
Cs ≤ 1,1396
0,0094 < 1,1396
Ck ≤ 5,4002 2
Log Normal
4,0169 < 5,4002
Cs = 3 Cv + Cv
2
Cs = 0,8325
0,0094 < 0,8325
3
Log-Person tipe III
Cs ≈ 0
0,0094 > 0
4
Normal
Cs = 0
0,0094 ≠ 0
Berdasarkan perbandingan hasil perhitungan dan syarat di atas, maka dapat dipilih jenis distribusi yang memenuhi syarat, yaitu Distribusi Gumbel.
5.2.2.3 Pengujian Kecocokan Jenis Sebaran Pengujian kecocokan sebaran berfungsi untuk menguji apakah sebaran yang dipilih dalam pembuatan duration curve cocok dengan sebaran empirisnya. Dalam hal ini menggunakan metode Chi-kuadrat. Uji Chi-kuadrat (uji kecocokan) diperlukan untuk mengetahui apakah data curah hujan yang ada sudah sesuai dengan jenis sebaran (distribusi) yang dipilih. Pengambilan keputusan uji ini menggunakan parameter X2 yang dihitung dengan rumus : G
X2 = ∑ i =1
(O f − E f ) 2 Ef
di mana : X2
= harga chi-kuadrat,
G
= jumlah sub kelompok,
Of
= frekuensi yang terbaca pada kelas yang sama,
Ef
= frekuensi yang diharapkan sesuai pembagian kelasnya.
Prosedur perhitungan chi-kuadrat adalah sebagai berikut : 1. Urutkan data pengamatan dari data yang besar ke data yang kecil atau sebaliknya. 2. Hitung jumlah kelas yang ada (k) = 1 + 3,322 log n. Dalam pembagian kelas disarankan agar masing-masing kelas terdapat empat buah data pengamatan.
V-7
Perencanaan Jaringan Drainase Sub Sistem Bandarharjo Barat
Analisa Data 3. Hitung nilai Ef = jumlah data (n)/jumlah kelas (k) 4. Tentukan nilai Of untuk masing-masing kelas 5. Hitung nilai X2 untuk masing-masing kelas kemudian hitung nilai total X2 6. Nilai X2 dari perhitungan harus lebih kecil dari nilai X2 dari tabel untuk derajat nyata tertentu yang sering diambil sebesar 5 % dengan parameter derajat kebebasan. Rumus Derajat Kebebasan : dk = k - R -1 dimana : dk = derajat kebebasan k = jumlah kelas R = banyaknya keterikatan (nilai R = 2 untuk distribusi normal dan binomial, nilai R = 1 untuk distribusi poisson dan gumbel). Perhitungan Chi-kuadrat : 1. Jumlah kelas (k)
= 1 + 3,322 log n = 1 + 3,322 log 10 = 4,332 ≈ diambil nilai 4 kelas
2. Derajat kebebasan (dk)
=k-R-1 =4-1-1 =2
Untuk dk = 2, signifikan (α) = 5 %, maka dari tabel uji chi-kuadrat didapat harga X2 = 5,991 Tabel uji chi-kuadrat dapat dilihat pada lampiran Laporan Tugas Akhir ini. 3. Ef
=n/k = 10 / 4 = 2,5
4. Dx Dx
= (Xmax – Xmin) / (k – 1) = (155,00 – 61,00) / (4 – 1) = 31,33
V-8
Perencanaan Jaringan Drainase Sub Sistem Bandarharjo Barat
Analisa Data 5. Xawal = Xmin – (0,5×Dx) = 61,00 – (0,5×31,33) = 45,34 6. Tabel perhitungan X2
Tabel 5.4 Perhitungan Uji Chi-Kuadrat No
Nilai Batasan
Of
Ef
(Of - Ef)2
1
45,34 ≤ X ≥ 76,67
1
2,5
2,25
(Of - Ef)2 Ef 0,9
2
76,67 ≤ X ≥ 108,00
3
2,5
0,25
0,1
3
108,00 ≤ X ≥ 139,33
5
2,5
6,25
2,5
4
139,33 ≤ X ≥ 170,66
1
2,5
2,25
0,9 4,4
Jumlah
Dari hasil perhitungan di atas didapat nilai X2 sebesar 4,4 yang kurang dari nilai X2 pada tabel uji Chi-Kuadrat yang besarnya adalah 5,991. Maka dari pengujian kecocokan penyebaran Distribusi Gumbel dapat diterima.
5.2.2.4 Perhitungan Curah Hujan Maksimum Untuk menentukan besarnya debit banjir rencana yang akan terjadi di Kali Semarang, maka terlebih dahulu dicari kemungkina curah hujan harian maksimum. Metode yang digunakan dalam perhitungan curah hujan maksimum ini adalah metode Gumbel. Rumus :
Xt = X +
S × (Yt - Yn) Sn
di mana : Xt
= curah hujan rencana dengan periode ulang t tahun (mm),
X
= curah hujan rata-rata (mm),
S
= standar deviasi (deviation standard),
Sn
= deviation standar of reduced variate,
Yt
= reduced variate
Yn
= mean of reduced variate V-9
Perencanaan Jaringan Drainase Sub Sistem Bandarharjo Barat
Analisa Data
Untuk nilai Yn dan Sn didapat dari tabel hubungan Mean of Reduced Variate (Yn) dan Standard Deviation of The Reduce Variate (Sn) serta dengan jumlah tahun pengamatan (n). Sedangkan nilai Yt didapat dari tabel hubungan periode ulang (T) dengan Reduced Variate (Yt). Kedua tabel tersebut dapat dilihat pada lampiran Laporan Tugas Akhir ini. Berikut ini adalah salah satu perhitungan curah hujan harian maksimum dengan menggunakan metode Gumbel pada periode ulang 2 tahun Data yang ada :
X = 106,80 mm S
= 27,3102
Yt = 0,3665 Yn = 0,4592 Sn
= 0,9496
Curah hujan maksimum : Xt = X +
S × (Yt - Yn) Sn
= 106,80 +
27,3102 × (0,3665 - 0,4592) 0,9496
= 104,1340 mm Hasil perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 5.5 di bawah ini :
Tabel 5.5 Perhitungan Curah Hujan Maksimum No 1 2 3 4 5 6
Periode Ulang (Tahun) 2 5 10 20 50 100
X
S
Yt
Yn
Sn
106,80 106,80 106,80 106,80 106,80 106,80
27,3102 27,3102 27,3102 27,3102 27,3102 27,3102
0,3665 1,4999 2,2502 2,9702 3,9019 4,6050
0,4592 0,4592 0,4592 0,4592 0,4592 0,4592
0,9496 0,9496 0,9496 0,9496 0,9496 0,9496
V - 10
Hujan Maksimum (mm) 104,1340 136,7302 158,3086 179,0156 205,8110 226,0320
Perencanaan Jaringan Drainase Sub Sistem Bandarharjo Barat
Analisa Data 5.3
ANALISA DEBIT BANJIR RENCANA Metode yang digunakan untuk menghitung debit banjir rencana adalah metode
Rasional, dengan rumus : Q=
1 × C × I × A = 0,278 . C . I . A 3,6
R ⎡ 24 ⎤ I= ×⎢ ⎥ 24 ⎣ t c ⎦
2
3
tc = to + td di mana : Q = debit maksimum (m3/detik), C = koefisien limpasan (run off) air hujan, I
= intensitas hujan (mm/jam),
A = luas daerah pengaliran (km2), R = hujan maksimum (mm), tc = waktu konsentrasi (menit), to = waktu yang diperlukan air untuk mengalir di permukaan lahan sampai saluran terdekat. Besar to didapatkan dari rumus Kirpich (1940), yaitu : ⎡2 n ⎤ t o = ⎢ × 3,28 × L × ⎥ menit S⎦ ⎣3
di mana : L = panjang lintasan aliran di atas permukaan lahan (m), S = kemiringan lahan. td = waktu perjalanan air dari pertama masuk saluran sampai titik keluaran. Rumus : t d =
LS menit 60 × V
di mana : LS = panjang lintasan aliran di dalam saluran/sungai (m), V = kecepatan aliran di dalam saluran (m/detik). Besar nilai V tergantung dari kemiringan dasar saluran (i), kekasaran permukaan saluran (n Manning) dan bentuk saluran.
V - 11
Perencanaan Jaringan Drainase Sub Sistem Bandarharjo Barat
Analisa Data Berikut ini adalah salah satu perhitungan debit banjir rencana Kali Semarang dengan menggunakan metode Rasional pada periode ulang 10 tahun. Data yang ada : R = 158,3086 mm C = 0,60 (daerah perumahan) dari buku Sistem Drainase Perkotaan yang Berkelanjutan Dr. Ir. Suripin, M. Eng. Ls = 43,76 m A = 0,375 km2 Perhitungan : td =
LS 43,76 = 0,5053 menit = 60 × 1,4434 60 × V
V = (1/n) . R(2/3) . I(1/2)
(m/detik)
R = Ap/P (m) n = 0,030 (n Manning) Kali Semarang Ap = 16,461 m2 P = 12,030 m R = 16,461/12,030 = 1,3683 m V = 1/0,03 × 1,36832/3 × 0,00123401/2 = 1,4434 m/detik
⎡2 n ⎤ ⎡2 0,011 ⎤ t o = ⎢ × 3,28 × L × ⎥ = 10,415 menit ⎥ = ⎢ 3 × 3,28 × 15 × 0,0012 ⎦ S⎦ ⎣ ⎣3
karena waktu konsentrasi pertama kurang dari 15 menit, maka durasi 15 menit dipakai untuk memperkirakan intensitas hujan. tc = to + td = 15 + 0,5053 = 15,5053 menit 2
2
3 ⎤ 158,3086 ⎡ 24 R ⎡ 24 ⎤ × = I= ×⎢ ⎥ ⎢15,5053 60 ⎥ = 135,479 mm/jam 24 24 ⎣ t c ⎦ ⎣ ⎦
Q=
3
1 1 ×C× I× A = × 0,60 ×135,479 × 0,375 3,6 3,6
= 8,4597 m3/detik Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 5.6 di bawah ini :
V - 12
Perencanaan Jaringan Drainase Sub Sistem Bandarharjo Barat
Analisa Data Tabel 5.6 Perhitungan Debit Banjir Rencana Kali Semarang (Periode Ulang 10 tahun)
L (m) Smr 241+13
Elev D.S.
A
V 2
(m)
(km )
(m/detik)
0,0012340
0,375
1,4434
0,0012508
0,513
0,0012500
td (menit)
tc
I
Q 3
(menit)
(mm/jam)
(m /detik)
0,5053
15,5053
135,479
8,4597
1,4581
3,4176
18,9229
118,623
10,1355
0,820
1,4153
3,5046
22,4275
105,913
14,4688
0,0012179
1,129
1,4884
3,3192
25,7467
96,598
18,1711
0,0008348
1,541
1,2901
3,8535
29,6002
88,017
22,6007
0,0008338
1,960
1,4596
3,3827
32,9829
81,888
26,7455
0,0008317
2,574
1,5363
3,3522
36,3351
76,769
32,9293
0,0008341
3,205
1,5114
3,2523
39,5874
72,502
38,7240
0,0008139
4,187
1,5346
3,2825
42,8699
68,750
47,9724
0,0006659
4,690
1,4131
3,4540
46,3239
65,287
51,0293
0,0006672
5,187
1,4076
3,4252
49,7491
62,254
53,8135
0,0006665
5,699
1,4163
3,5134
53,2625
59,484
56,5030
0,0006665
6,230
1,5115
3,4081
56,6706
57,073
59,2631
0,0006692
6,723
1,5902
3,0068
59,6774
55,139
61,7828
0,0003018
6,748
1,0723
4,9954
64,6728
52,260
58,7751
0,0001003
6,773
0,6318
7,1002
71,7729
48,752
55,0332
0,0001015
6,798
0,6340
8,0269
79,7999
45,424
51,4654
0,0000987
6,823
0,6300
8,0436
87,8435
42,606
48,4497
0,0001016
6,848
0,6102
7,7937
95,6371
40,257
45,9468
0,0000982
6,873
0,6109
8,6094
104,2465
38,008
43,5381
0,0001012
6,898
0,6550
15,5881
119,8347
34,634
39,8179
1,289 43,760
Smr 240
1,235 299,000
Smr 230
0,861 297,610
Smr 220
0,489 296,420
Smr 210
0,128 298,280
Smr 200
-0,121 296,240
Smr 190
-0,368 309,010
Smr 180
-0,625 294,940
Smr 170
-0,871 302,230
Smr 160
-1,117 292,850
Smr 150
-1,312 289,280
Smr 140
-1,505 298,560
Smr 130
-1,704 309,090
Smr 120
-1,910 286,890
Smr 110
-2,102 321,410
Smr 100
-2,199 269,140
Smr 90
-2,226 305,330
Smr 80
-2,257 304,050
Smr 70
-2,287 285,340
Smr 60
-2,316 315,570
Smr 50
-2,347 612,599
Smr 30
i
-2,409
V - 13
Perencanaan Jaringan Drainase Sub Sistem Bandarharjo Barat
Analisa Data L
Elev D.S.
(m)
(m)
317,046 Smr 20
V
td
tc
I
Q
(km )
A
(m/detik)
(menit)
(menit)
(mm/jam)
(m /detik)
0,0000978
6,923
0,6522
8,1016
127,9363
33,156
38,2560
0,0001017
6,948
0,5946
8,5455
136,4818
31,756
36,7735
0,0000995
6,973
0,6812
7,1338
143,6155
30,695
35,6727
2
3
-2,440 304,853
Smr 10
-2,471 291,582
Smr 0
5.4
i
-2,500
ANALISA PENAMPANG KALI SEMARANG YANG ADA
Analisa ini dilakukan sebagai kontrol terhadap perhitungan debit banjir rencana. Dari data-data yang ada dapat dihitung kapasitas maksimal debit Kali Semarang dengan rumus : V = (1/n) . R(2/3) . I(1/2)
(m/detik)
R = Ap/P
(m)
P
= B + 2H
(1 + m 2 )
(m)
Ap = H (B + m . H)
(m2)
Ap = Q/V
(m2)
Dimana : V = kecepatan aliran (m/detik) Ap = luas penampang aliran (m2) P = keliling basah aliran (m) R = jari-jari hidrolis (m) n = kekasaran manning I = kemiringan dasar saluran B = lebar dasar saluran (m) H = tinggi air (m) m = kemiringan talud (1 vertikal : m horisontal) w = tinggi jagaan (m) Berikut ini adalah perhitungan kapasitas maksimal Kali Semarang pada ruas Smr 0 – Smr 10. Data yang ada : L = 291,582 m (ruas Smr 0 – Smr 10) I = 0,0000995 B = 38 m (lebar saluran) V - 14
Perencanaan Jaringan Drainase Sub Sistem Bandarharjo Barat
Analisa Data
H = 3,62 m (tinggi saluran) m = 2,76 (kemiringan dinding saluran) Perhitungan : Ap = H (B + m . H) = 3,62 × (38 + 2,76 × 3,62) = 173,728 m2 P = B + 2H
(1 + m 2 )
= 38 +(2 × 3,62 × (1 + 2,76 2 ) ) = 59,254 m R = Ap/P = 173,728/59,254 = 2,9391 m V = (1/n) . R(2/3) . I(1/2) = 1/0,03 × 2,93912/3 × 0,00009951/2 = 0,681 m/detik Q = V × Ap = 0,681 × 173,728 = 118,3054 m3/detik Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 5.7 di bawah ini : Tabel 5.7 Perhitungan Kapasitas Existing Penampang Kali Semarang
Ruas
L (m)
Smr 0
Elev D.S.
B
H
(m)
(m)
0,0000995
38,00
3,620
0,0001017
38,00
0,0000978
P
V
Q
(m )
(m)
(m/det)
(m3/s)
2,76
173,728
59,254
0,6810
118,3054
2,780
2,59
125,657
53,436
0,5944
74,6903
38,00
3,310
2,14
149,226
53,637
0,6520
97,2961
0,0001012
21,00
3,430
1,02
84,030
30,799
0,6548
55,0201
0,0000982
20,00
3,422
2,76
100,760
40,091
0,6107
61,5355
0,0001016
20,00
3,418
3,38
107,848
44,096
0,6100
65,7885
0,0000987
20,00
3,409
1,75
88,517
33,742
0,6298
55,7483
0,0001015
20,00
3,406
2,00
91,322
35,232
0,6338
57,8769
0,0001003
20,80
3,393
2,00
93,589
35,971
0,6316
59,1079
0,0003018
19,62
3,389
0
66,492
26,398
1,0720
71,2807
I
(m)
Ap
m
2
-2,5 291,582
Smr 10
-2,471 304,853
Smr 20
-2,44 317,046
Smr 30
-2,409 612,599
Smr 50
-2,347 315,570
Smr 60
-2,316 285,340
Smr 70
-2,287 304,050
Smr 80
-2,257 305,330
Smr 90
-2,226 269,140
Smr 100
-2,199 321,410
V - 15
Perencanaan Jaringan Drainase Sub Sistem Bandarharjo Barat
Analisa Data Ruas
L
Elev D.S.
(m)
(m)
Smr 110
B
H
m
(m)
(m)
0,0006692
20,50
3,312
0
0,0006665
18,31
3,120
0,0006665
18,67
0,0006672
Ap
P
V
Q
(m2)
(m)
(m/det)
(m3/s)
67,896
27,124
1,5898
107,9384
0
57,127
24,550
1,5111
86,3258
2,727
0
50,913
24,124
1,4159
72,0896
17,88
2,727
0
48,759
23,334
1,4073
68,6162
0,0006659
18,12
2,742
0
49,685
23,604
1,4128
70,1928
0,0008139
16,13
2,747
0
44,309
21,624
1,5342
67,9791
0,0008341
12,78
2,841
0
36,308
18,462
1,5111
54,8652
0,0008317
12,58
2,975
0
37,426
18,530
1,5360
57,4850
0,0008338
12,89
2,628
0
33,875
18,146
1,4593
49,4328
0,0008348
8,10
2,511
0
20,339
13,122
1,2899
26,2353
0,0012179
7,91
2,282
0
18,051
12,474
1,4882
26,8634
0,0012500
6,83
2,141
0
14,623
11,112
1,4152
20,6948
0,0012508
7,77
2,129
0
16,542
12,028
1,4580
24,1182
0,0012340
7,82
2,105
0
16,461
12,030
1,4432
23,7570
-2,102 286,890
Smr 120
-1,91 309,090
Smr 130
-1,704 298,560
Smr 140
-1,505 289,280
Smr 150
-1,312 292,850
Smr 160
-1,117 302,230
Smr 170
-0,871 294,940
Smr 180
-0,625 309,010
Smr 190
-0,368 296,240
Smr 200
-0,121 298,280
Smr 210
0,128 296,420
Smr 220
0,489 297,610
Smr 230
0,861 299,000
Smr 240
1,235 43,760
Smr 241+13
I
1,289
Hasil perhitungan kapasitas existing Kali Semarang di atas kemudian dibandingkan dengan hasil perhitungan debit banjir rencana yang telah dihitung sebelumnya pada Tabel 5.6, sehingga dapat diketahui apakah Kali Semarang masih mencukupi kapasitasnya. Perbandingan dapat dilihat pada Tabel 5.8 sebagai berikut :
V - 16
Perencanaan Jaringan Drainase Sub Sistem Bandarharjo Barat
Analisa Data Tabel 5.8 Perbandingan Kapasitas Existing dan Debit Rencana Kali Semarang Ruas
Debit Existing
Debit Rencana
Keterangan
Smr 0
118,3054
35,6727
tidak meluap
Smr 10
74,6903
36,7735
tidak meluap
Smr 20
97,2961
38,2560
tidak meluap
Smr 30
55,0201
39,8179
tidak meluap
Smr 50
61,5355
43,5381
tidak meluap
Smr 60
65,7885
45,9468
tidak meluap
Smr 70
55,7483
48,4497
tidak meluap
Smr 80
57,8769
51,4654
tidak meluap
Smr 90
59,1079
55,0332
tidak meluap
Smr 100
71,2807
58,7751
tidak meluap
Smr 110
107,9384
61,7828
tidak meluap
Smr 120
86,3258
59,2631
tidak meluap
Smr 130
72,0896
56,5030
tidak meluap
Smr 140
68,6162
53,8135
tidak meluap
Smr 150
70,1928
51,0293
tidak meluap
Smr 160
67,9791
47,9724
tidak meluap
Smr 170
54,8652
38,7240
tidak meluap
Smr 180
57,4850
32,9293
tidak meluap
Smr 190
49,4328
26,7455
tidak meluap
Smr 200
26,2353
22,6007
tidak meluap
Smr 210
26,8634
18,1711
tidak meluap
Smr 220
20,6948
14,4688
tidak meluap
Smr 230
24,1182
10,1355
tidak meluap
Smr 240
23,7570
8,4597
tidak meluap
Berdasarkan hasil perbandingan debit existing per ruas terhadap debit rencana per ruas di atas, didapat bahwa debit existing (Qmaks) lebih besar dari debit banjir rencana (Qrencana). Jadi dapat disimpulkan bahwa penampang sungai masih mampu menampung debit banjir karena kapasitasnya masih mencukupi.
5.5
ANALISA HIDRAULIKA (Backwater)
5.5.1
Analisa Backwater Kali Semarang
Analisa backwater ini digunakan Metode Tahapan Standar (Standard Step Method). Untuk memudahkan dalam perhitungan backwater ini, analisa perhitungan disajikan dalam bentuk tabel dengan urutan perhitungan sebagai berikut :
V - 17
Perencanaan Jaringan Drainase Sub Sistem Bandarharjo Barat
Analisa Data
Kolom 1
= lokasi titik di mana kedalamannya airnya dihitung
Kolom 2
= jarak antar stasiun/patok (m)
Kolom 3
= elevasi dasar saluran
Kolom 4, Q
= debit rencana periode ulang 10 tahun
Kolom 5, Z
= konversi elevasi dasar saluran yang dimulai dari elevasi 0,000
Kolom 6, h
= perkiraan kedalaman air (m)
Kolom 7, B
= lebar saluran (m)
Kolom 8, m
= kemiringan dinding saluran
Kolom 9, A
= luas penampang basah saluran (A) yang dihitung untuk kedalaman (h) pada kolom 6
Kolom 10, P =
A = h (B + m . h)
untuk penampang saluran trapesium
A = B.h
untuk penampang saluran persegi
keliling penampang basah saluran P = B + 2h
A = B.h
(1 + m 2 )
untuk penampang saluran trapesium untuk penampang saluran persegi
Kolom 11, V = kecepatan aliran (V = Q/A) di mana A luas penampang diambil dari kolom 9 Kolom 12
⎛ V2 ⎞ ⎟⎟ = tinggi kecepatan energi, ⎜⎜ ⎝ 2g ⎠
⎛ V2 ⎞ ⎟⎟ Kolom 13, H1 = total tinggi energi, H1 = Z + h + ⎜⎜ ⎝ 2g ⎠
Kolom 14, R = jari-jari hidrolis untuk kedalaman air (h) dengan rumus (R = A/P) ⎛ n 2V2 ⎞ Kolom 15, Sf = kemiringan garis energi, Sf = ⎜⎜ 1/3 ⎟⎟ ⎝ R ⎠ Kolom 16, Sf = kemiringan rata-rata garis energi, Sf rata-rata = (Sfi + Sfi+1)/2 Kolom 17, dx = jarak antar titik yang dihitung kedalaman airnya dan lokasi yang telah dihitung kedalaman air sebelumnya Kolom 18, hf = kehilangan tinggi energi sepanjang dx dihitung dari persamaan, hf = dx . Sf
V - 18
Perencanaan Jaringan Drainase Sub Sistem Bandarharjo Barat
Analisa Data
Kolom 19, H2 =
tinggi tekanan energi total, yang dihitung dari penambahan kehilangan tinggi energi (hf) dengan tinggi energi total (H1) di kolom 13. Jika selisih H1 dan H2 berada pada kisaran yang dapat diterima, maka perkiraan kedalaman air (h) pada kolom 3 merupakan kedalaman air yang dicari pada titik tersebut dan perhitungan dapat dilanjutkan pada titik berikutnya. Sebaliknya jika selisihnya masih jauh, maka diulang dengan harga (h) yang baru.
V - 19
Perencanaan Jaringan Drainase Sub Sistem Bandarharjo Barat
Analisa Data
V - 20
Perencanaan Jaringan Drainase Sub Sistem Bandarharjo Barat
Analisa Data
V - 21
Perencanaan Jaringan Drainase Sub Sistem Bandarharjo Barat
Analisa Data
V - 22
Perencanaan Jaringan Drainase Sub Sistem Bandarharjo Barat
Analisa Data 5.5.2
Analisa Backwater Kali Baru
Kali Baru merupakan suatu saluran yang berfungsi sebagai kolam tampungan memanjang yang berhubungan langsung dengan laut. Sehingga dalam analisa backwaternya tidak digunakan Metode Tahapan Langsung (Direct Step Method) ataupun
Metode Tahapan Standard (Standard Step Method) seperti dalam perhitungan backwater pada Kali Semarang. Jadi untuk mengetahui kapasitas Kali Baru dipergunakan acuan elevasi HWL air laur, yaitu + 0,450 yang dibandingkan terhadap elevasi tanggul existing. Analisa backwater Kali Baru dapat dilihat pada Gambar 5.4 sebagai berikut :
V - 23
Perencanaan Jaringan Drainase Sub Sistem Bandarharjo Barat
Analisa Data
V - 24
Perencanaan Jaringan Drainase Sub Sistem Bandarharjo Barat
Analisa Data
V - 25
Perencanaan Jaringan Drainase Sub Sistem Bandarharjo Barat
Analisa Data
V-1
Perencanaan Jaringan Drainase Sub Sistem Bandarharjo Barat