BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya, maka penulis dapat menarik kesimpulan Political branding Jokowi selama masa kampanye Pilpres Tahun 2014 di media sosial twitter pada awalnya diukur dengan penampilan dan personalitas, kemudian ditambahkan pesan kunci politis. Adapun penjelasan sebagai berikut. Penampilan (appereance) yang terlihat dari pakaian yang dikenakan, gaya rambut (hairstyle) serta gestur tangan (handsign). Penampilan Jokowi didalam setiap penampilannya adalah mengenakan kotak-kotak dengan lengan tergulung, celana jeans, ramput tersisir rapi, serta gestur tangan berupa salam dua jari. Keseluruhan penampilan Jokowi ini secara kontekstual antara lain menghendaki perubahan untuk Indonesia Personalitas
yang
terdiri
dari
pesan
hubungan
(relationship)
ditunjukkan dengan adanya salam yang disampaikan melalui Twitter, Orisinalitas ditunjukkan dengan adanya update aktivitas personal Jokowi yang diunggah
ke
Twitter
ke
publik,
technological
user
yaitu
Jokowi
menyampaikan jadwal kampanye, dan nilai personal (personal value) yaitu nilai keluarga yang disampaikan Jokowi. Gambaran political branding dari sisi personalitas Jokowi yaitu dekat dengan rakyat, membawa nilai-nilai personal yang positif diaplikasikan kedalam ranah politik.
Pesan kunci politis yang dibagi menjadi 5 (lima), harapan diperlihatkan dengan adanya harapan masyarakat akan pemimpin baru dan menyampaikan hal tersebut via Twitter pada Jokowi (melalui mention). Serta dukungan publik diperlihatkan dengan adanya tweet-tweet berupa dukungan frontal yang langsung mendukung Jokowi tanpa basa-basi, membandingkan dan memilih Jokowi dibanding kandidat lainnya, serta memberikan respon positif bahkan melibatkan diri pada tweet Jokowi. Lalu laporan aktivitas seperti jadwal dan laporan kampanye yang dipublikasikan dengan terbuka di media sosial serta ideologi politis yang di tweet. Hal ini menunjukkan bahwa nilai politis baru yang sederhana namun berbeda dengan politisi-politisi birokrat lainnya. Jokowi secara tidak langsung membantu untuk lebih mudah memproses informasi dengan pesan politis yang ditawarkan pada masyarakat. Jadi pada dasarnya political branding Jokowi di twitter yaitu ingin menggambarkan bahwa Jokowi adalah pemimpin yang tidak berjarak dengan rakyat, orisinial, tanggap menggunakan teknologi, mampu membawa perubahan, kredibel dan melayani masyarakat. B. Saran Berdasarkan fenomena political branding yang berkembang saat ini di Indonesia dalam politik kontemporer, peneliti memiliki saran sebagai berikut : 1. Penelitian selanjutnya tidak hanya membahas personal political branding dari Jokowi saja akan tetapi lebih luas melakukan penelitian organisasi politik yang mendukung dari personnya juga. 2. Seiring berkembangnya media sosial yang ada di Indonesia, lebih baik penelitian political branding Jokowi selama masa kampanye Pilpres 2014
tidak hanya media sosial Twitter saja, akan tetapi menambahkan media sosial twitter yang lain seperti facebook.
DAFTAR PUSTAKA Buku : Arifin Anwar, 2002. Ilmu Komunikasi Sebuah Pengantar Ringkas. Jakarta : PT Grafindo. Persada. Arifin, A. 2011. Komunikasi Politik: Filsafat-Paradigma-Teori-Tujuan-Strategi dan Komunikasi Politik Indonesia. Yogyakarta: Graha Ilmu. Barnard, M. 2002. Fashion as communication. London: Routledge Corner, John dan Dick Pels (ed). 2003. Media and The Restyling of Politics: Consumerism, Celebrity, and Cynicism. London: Sage. Cwalina, W. and Falkowski, A. 2008. Political Branding: Political Candidates Positioning Based on Inter-object Associative Affinity Index. Danial, A. 2009. Iklan Politik TV: Modernisasi Kampanye Politik Pasca Orde Baru. Yogyakarta : LKIS. Elvinaro, Ardianto. 2011. Handbook of Public Relations. Bandung: Simbiosa. Rekatama Media. Firmanzah. 2006. Mengelola Partai Politik (Komunikasi dan Positioning Ideologi Politik di Era Demokrasi). Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. -------------. 2008. Marketing Politik: Antara Pemahaman Dan Realitas. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. -------------. 2012. Marketing Politik: Antara Pemahaman Dan Realitas. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia. Holmes, David. 2012. Teori Komunikasi : Media, Teknologi, dan Masyarakat. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Iskandar, 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif, Jakarta: Gaung Persada. Lichtman, 2010. Understanding and Evaluating Qualitative Educational Research California: SAGE. Marshment. 2009. Political Marketing A. Comparative Perspective. Manchester University Press. US Duvencer Maurice. Mas’oed Mochtar & Colin mac Andrew. 1990. Perbandingan Sistem Politik. Yogyakarta: UGM Press.
McNair, B. 2011. An introduction to political communication. Oxon, Canada: Routledge. McQuail, Denis. 2011. Teori Komunikasi Massa McQuail, Edisi 6 Buku 1. Jakarta: Salemba Humanika. Moleong, 2005. Metodologi Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. -----------. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Mulyana, Deddy. 2007. Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung : Remaja Rosdakarya. Nurudin. 2012. Media Sosial Baru. Yogyakarta: Mata Padi Pressindo. Pawito. 2007. Metode Penelitian Komunikasi Kualitatif. Yogyakarta: LKIS. Pearson, Judy. 2003. Human Communication, New York: Mc Graw Hill Companies. Pich, C.M. 2012. An Exploration of the Internal/External Brand Orientations of David Cameron’s Conservatife Party. The University of Hull. Rakhmat, Jalaluddin. 2007. Metode Penelitian Komunikasi: Dilengkapi Dengan Contoh Analistik Statistik. Bandung: Rosdakarya. Soyomukti, Nurani. 2013. Pengantar Ilmu Komunikasi. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. Sudjana. 2005. Metode Statistika Edisi ke-6. Bandung : Tarsito. Sutopo. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Surakarta : UNS Press. Weber, Steve. 2009. Twitter Marketing: Promote Yourself and Your Business on Earth's Hottest Social Network. United States of America. Jurnal : Bhalotia, N. 2002. Personal branding – me inc. Indian Institute of Foreign Trade Journal, Volume 1, halaman 6-22. Mitsikopoulou, B. 2008. Introduction: the branding of political entities as discursive practice. Journal Of Language & Politics, Volume 7 No 3, halaman 353-371.
Sandra, Lidya Joice. 2013. Political Branding Jokowi Selama Masa Kampanye Pemilu Gubernur DKI Jakarta 2012 Di Media Sosial Twitter. Jurnal EKomunikasi. Volume 1 No. 2, halaman 276-287. Vergeer, M., Hermans, L., & Sams, S. 2013. Online Social Networks And MicroBlogging In Political Campaigning: The Exploration Of A New Campaign Tool And A New Campaign Style. Party Politics. Volume 19 No. 3, halaman 477-501. Weeks, B.E. & Holbert, R.L. 2013. Predicting Dissemination of News Content In Social Media: A Focus On Reception, Friending And Partisanship. Journalism & Mass Communication Quaterly.
Internet : Hsieh, H.F., & Shannon, S.E. 2005. Three approaches to qualitative content analysis. Diakses tanggal 10 Oktober 2014, dari http://qhr.sagepub.com/content/15/9/1277 Kepplinger, HM. 2007. Reciprocal Effects: Toward a Theory of Mass Media Effects on Decision Makers. Diakses tanggal 10 Oktober 2014, dari http://hij.sagepub.com/content/12/2/3.abstract Khang, H., Ki, Eyun & Ye, Lan. 2012. Social media research in advertising, communication, marketing, and public relations, 1997-2010. Diakses tanggal 10 Oktober 2014, dari http://jmq.sagepub.com/content/89/2/279 Sonnies, S. (2011, April). Consumer branding in politics: a comparison of presidents ronald reagan and barack obama. Diakses tanggal 10 Oktober 2014. Dari http://www.american.edu/soc/communication/upload/SarahSonies.pdf Satrio, B. 2011, Konsep Perlindungan Merek Tiga Dimensi (Three-dimensional marks): Definisi, Perlindungan dan Penerapan Hukum, Skripsi Universitas Indonesia Depok. http://www.bbc.co.uk/pilpres_medsos www.facebook.com/#RamePilih2 www.twitter.com/JKW4P