Bab IV PEMBAHASAN
Sistematika pembahasan yang akan dilakukan terhadap objek penelitian adalah berdasarkan akun-akun yang terdapat di dalam laporan keuangan Yayasan Sekolah TSK yang kemudian dianalisis dengan mengevaluasi pengakuan, pengukuran, pengukuran setelah pengakuan awal, serta penyajian dan pengungkapan, sebagai berikut ini: IV.1. Aset Aset yang dimiliki oleh Yayasan Sekolah TSK terdiri atas akun-akun yang disajikan dan diungkapkan dalam laporan posisi keuangan yang dimiliki oleh Yayasan Sekolah TSK, antara lain sebagai berikut: 1. Kas dan setara kas Pengakuan: Pengakuan atas kas sebagai aset sesuai dengan kriteria atas pengakuan aset seperti yang terdapat di dalam SAK ETAP halaman 12 paragraf 2.34 yang menyatakan bahwa “ Aset diakui dalam neraca jika kemungkinan manfaat ekonominya di masa depan akan mengalir ke entitas dan aset tersebut mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal. Aset tidak diakui dalam neraca jika pengeluarannya telah terjadi dan
manfaat ekonominya dipandang tidak mungkin
mengalir ke dalam entitas setelah periode pelaporan berjalan. Sebagai alternatif transaksi tersebut menimbulkan pengakuan beban dalam laporan laba rugi.” Dimana atas kriteria pengakuan dalam hal mendatangkan manfaat ekonomi pada masa depan telah dipenuhi sehingga kas dan setara kas dapat diakui sebagai bagian atas aset dalam laporan posisi keuangan. Dengan fungsi kas dan setara kas yang dimiliki untuk kegiatan operasional
yang dilakukan maka di masa depan akan diperoleh manfaat ekonomi dari pelaksanaan kegiatan operasional tersebut. Manfaat ekonomi yang diperoleh pada masa mendatang adalah melalui realisasi atas transaksi yang terjadi kini, yaitu: Dr. Uang sekolah yang masih harus diterima
xxx
Cr. Penerimaan uang sekolah
xxx
Dr. Penerimaan uang sekolah
xxx
Cr. Bank (kas)
xxx
Jurnal atas Dr. Penerimaan uang sekolah tidaklah tepat terkait dengan koreksi serta pembahasan atas jurnal tersebut akan dilakukan pada bagian pendapatan yang masih harus diterima pada halaman 80. Pengakuan atas jurnal penerimaan kas lainnya adalah melalui penerimaan uang sekolah diterima di muka: Dr. Bank (kas) Cr. Uang sekolah diterima dimuka
xxx xxx
Dengan melakukan analisis atas jurnal yang telah disajikan, akun-akun atas
yang
menjadi lawan (resiprokal) terhadap akun bank (kas) telah diakui secara tepat sebagai pemicu atas pengakuan terhadap kas. Pemenuhan atas perolehan manfaat ekonomi pada masa mendatang dapat dijadikan suatu tolak ukur bahwa pengakuan kas sebagai aset telah layak dengan standar yang berlaku. Pengukuran: Pengukuran yang dilakukan terhadap kas dan setara kas adalah atas transaksi yang terjadi baik bersifat penerimaan maupun pengeluaran kas. Adapun terkait dengan penggunaan jasa bank yang dominan, pengukuran terhadap saldo akun kas tetap dapat dilakukan melalui pemeriksaan atas mutasi rekening yang dimiliki oleh Yayasan
Sekolah TSK sehingga aliran masuk dan keluarnya uang dapat diketahui. Pengukuran terhadap kas dapat mengacu kepada transaksi yang menyertainya maupun akun-akun yang bersifat resiprokal baik terhadap penerimaan maupun pengeluaran atas kas. Pengukuran setelah pengakuan awal: Tidak dapat dilakukan pada akun kas dan setara kas karena tidak ada basis penilaian yang menyertai. Penyajian dan pengungkapan: Penyajian dan pengungkapan yang dilakukan pun telah sesuai dengan standar, yakni kas dan setara kas disajikan sebagai bagian atas aset dalam laporan posisi keuangan. Adanya cerukan yang menjadi salah satu komponen atas kas dan setara kas, hal ini dinyatakan sesuai dengan terpenuhinya kriteria SAK ETAP halaman 28 paragraf 7.2 yang menyatakan bahwa “Setara kas adalah investasi jangka pendek dan sangat likuid yang dimiliki untuk memenuhi komitmen kas jangka pendek, bukan untuk tujuan investasi atau lainnya. Oleh karena itu, investasi umumnya diklasifikasikan sebagai setara kas hanya jika akan segera jatuh tempo dalam jangka waktu tiga bulan atau kurang sejak tanggal perolehan. Cerukan bank pada umumnya termasuk aktivitas pendanaan sejenis dengan pinjaman. Namun, jika cerukan bank dapat ditarik sewaktu-waktu dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pengelolaan kas entitas, maka cerukan tersebut termasuk komponen kas dan setara kas.” Sehingga klasifikasi yang dilakukan oleh Yayasan Sekolah TSK atas kas dan setara kas adalah telah sesuai. Fungsi atas cerukan digunakan untuk nominal-nominal kecil dan dalam jangka waktu yang relatif singkat untuk pengembalian yang dilakukan atas dan a yang digunakan dalam cerukan. Kriteria ini telah terpenuhi oleh Yayasan Sekolah TSK terkait dengan ilustrasi perhitungan cerukan yang diberikan pada bab III halaman 42.
Dapat disimpulkan bahwa fungsi yang dimiliki untuk kas dan setara kas adalah layak (sesuai dengan standar) dengan peruntukannya bagi operasional Yayasan Sekolah TSK, baik dari pengakuan, pengukuran, pengukuran setelah pengakuan awal, serta penyajian dan pengungkapan. 2.
Piutang Pengakuan: Pengakuan atas piutang dilakukan berdasarkan keterlambatan
pembayaran dalam tempo 1 bulan setelah tanggal penyelesaian kegiatan belajar mengajar yang dilakukan. Yayasan Sekolah TSK melakukan pengakuan atas piutang berdasarkan kesepakatan uang sekolah yang harus dibayarkan oleh orang tua siswa pada periode yang telah berjalan sebelumnya. Adapun terkait pengakuan berdasarkan jurnal yang telah diberikan sebelumnya: Dr. Piutang usaha
xxx
Cr. Penerimaan uang sekolah
xxx
Berdasarkan PSAK 55 (revisi 2011) halaman 10 tentang Instrumen Keuangan: Pangakuan dan pengukuran, menyatakan bahwa “Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif, kecuali: (a) pinjaman yang diberikan dan piutang yang dimaksudkan oleh entitas untuk dijual
dalam
waktu
dekat,
yang
diklasifikasikan
dalam
kelompok
diperdagangkan, dan pinjaman yang diberikan dan piutang yang pada saat pengakuan awal oleh entitas ditetapkan sebagai aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi;
(b) pinjaman yang diberikan dan piutang yang pada saat pengakuan awal ditetapkan dalam kelompok tersedia untuk dijual; atau (c) pinjaman yang diberikan dan piutang dalam hal pemilik mungkin tidak akan memperoleh kembali investasi awal secara substansial kecuali yang disebabkan oleh penurunan kualitas pinjaman yang diberikan dan piutang, dan diklasifikasikan dalam kelompok tersedia untuk dijual. Kepemilikan atas kelompok aset yang bukan merupakan pinjaman yang diberikan atau piutang (seperti kepemilikann atas reksadana atau yang serupa) tidak dapat diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan atau piutang. Dengan demikian, kesepakatan atas pembayaran uang sekolah antar pihak sekolah dengan orang tua/wali siswa/i Yayasan Sekolah TSK merupakan suatu pembayaran tetap atau telah ditentukan serta tidak memiliki harga di pasar aktif serta berdasarkan kepemilikan dengan tujuan tidak untuk dijual (tidak diklasifikasikan dalam kelompok tersedia untuk dijual) dan perolehan dimasa mendatang terkait dengan jumlah pembayaran yang pasti, maka sesuai dengan pernyataan standar akuntansi yang telah disebutkan maka kesepakatan pembayaran uang sekolah telah serta jurnal yang disajikan adalah
layak diakui sebagai piutang. Pengakuan terhadap piutang memiliki kaitan
terhadap uang sekolah yang masih harus diterima atau pendapatan yang masih harus diterima, hal ini dapat merujuk pada halaman 82. Pengukuran: Adapun sebagai dasar pengukuran atas nilai piutang adalah berdasarkan kesepakatan uang sekolah sebagai tagihan uang sekolah yang telah disepakati antara orang tua siswa dengan pihak sekolah pada periode yang telah berjalan sebelumnya, sebagai nilai transaksi.
Pengukuran setelah pengakuan awal: Seperti yang telah diungkapkan sebelumnya pada bab III halaman 43, dimana Yayasan Sekolah TSK tidak melakukan pencatatan atas piutang yang tidak tertagih serta tidak adanya pula estimasi yang dilakukan terkait dengan akun tersebut. Hal ini disesuaikan dengan pernyataan pada SAK ETAP. Berdasarkan SAK ETAP halaman 124 paragraf 22.1 menyatakan bahwa “kerugian penurunan nilai terjadi ketika nilai tercatat aset melebihi jumlah yang dapat diperoleh kembali.” Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak dilakukannya estimasi untuk penurunan nilai atas piutang dikarena jumlah piutang yang tidak tertagih tidaklah signifikan
terhadap
saldo
piutang
secara
keseluruhan
yakni
berkisar
10%.
Diklasifikasikan menjadi tidak signifikan karena tidak adanya dampak yang sangat mempengaruhi perihal terkait manfaat ekonomi yang akan diterima pada masa mendatang. Namun, bilamana signifikan atas piutang tidak tertagih ini meningkat maka SAK ETAP halaman 124 paragraf 22.1 harus dilakukan dengan dilengkapi penjelasan pada SAK ETAP halaman 124 paragraf 22.2 bahwa “Penurunan nilai pinjaman yang diberikan dan piutang dibentuk sebesar estimasi kerugian yang tidak dapat ditagih.” Perihal penentuan signifikan dan tidak signifikan yang dilakukan oleh Sekolah TSK tidak dapat ditelusuri lebih lanjut hal ini dikarenakan perhitungan atas persentase tidak dapat dilakukan terkait dengan tidak diberitahukannya nominal atas piutang yang dimiliki, sehingga definisi signifikan dan tidak signifikan yang disajikan hanya bersifat subjektif sesuai dengan penyataan dari narasumber. Dengan demikian, saldo atas piutang disajikan secara bersih setelah dikurangi dengan piutang tidak tertagih, sehingga dampak yang ditimbulkan terkait saldo yang disajikan adalah sesuai dengan nilai wajar yang dimiliki dan dapat pula dilakukan
pemulihan atas kerugian penurunan nilai. Pengaturan atas kerugian penurunan nilai ini terdapat di dalam SAK ETAP halaman 129 paragraf 22.17 hingga paragraf 22.21. Metode yang dapat dijadikan acuan bilamana Sekolah TSK akan menerapkan penyisihan piutang tak tertagih, adalah metode penyisihan dimana dengan suatu estimasi yang dilakukan untuk perkiraan piutang tak tertagih dari semua penjualan kredit atau dari total piutang yang beredar. Estimasi tersebut dimasukkan sebagai beban dan pengurangan tak langsung dalam piutang dagang (melalui suatu kenaikan dalam perkiraan penyisihan) dalam periode saat penjualan/pemberian jasa tersebut dicatat. Secara jurnal maka akan diperoleh pencatatan: Dr. Beban piutang tidak tertagih
xxx
Cr. Penyisihan piutang tak tertagih
xxx
Penjelasan atas estimasi yang dimasukkan sebagai beban dan pengurangan tak langsung dalam piutang, antara lain melalui jurnal: Dr. Penyisihan piutang tidak tertagih Cr. Piutang
xxx xxx
Beban piutang tidak tertagih akan disajikan dalam laporan aktivitas sementara penyisihan piutang tidak tertagih akan menjadi pengurang atas piutang dalam laporan posisi keuangan. Metode Penyisihan mencatat beban atas dasar estimasi dalam periode akuntansi saat penjualan kredit dilakukan. Dimana beban piutang tak tertagih dicatat dalam periode yang sama seperti penjualan untuk mendapatkan pencocokkan yang tepat atas beban dan
pendapatan dan untuk mendapatkan nilai pencatatan yang tepat untuk piutang. Meskipun estimasi digunakan, persentase dari piutang yang tidak akan tertagih dapat diidentifikasikan dari transaksi pada masa lalu maupun kondisi pasar sekarang dan analisis atas saldo yang beredar sehingga nilai wajar atas piutang dapat disajikan. Penerapan dalam metode penghapusan dapat diterapkan pada saat piutang yang tidak tertagih tidak material karena metode penghapusan tidak mencocokkan biaya dengan pendapatan periode bersangkutan, ataupun menghasilkan piutang yang ditetapkan pada estimasi nilai yang dapat direalisasikan di laporan posisi keuangan, karena yang dicatat adalah kenyataan bukanlah estimasi.
Berdasarkan pengakuan, pengukuran, dan pengukuran setelah pengakuan awal yang dilakukan,maka berdasarkan SAK ETAP halaman 21 paragraf 4.12 pada bagian (b) yang menyatakan bahwa “ Entitas mengungkapkan di neraca atau catatan atas laporan keuangan, subklasifikasi berikut atau pos yang disajikan: (b) Jumlah piutang usaha, piutang dari pihak-pihak yang memiliki hubungan istimewa, pelunasan dipercepat dan jumlah lainnya Penyajian dan pengungkapan: Dalam hal ini penyajian dan pengungkapan atas piutang adalah telah sesuai dengan pernyataan pada SAK ETAP. Pada PSAK Nomor. 45 (revisi 2010) pengaturan yang dilakukan adalah secara global dalam lingkup laporan posisi keuangan, tidak secara mendetail atas akun-akun yang terdapat di dalamnya. Dalam laporan posisi keuangan, piutang telah sesuai atau layak disajikan dan
diungkapkan sebagai bagian atas aset lancar. Adapun kriteria atas aset lancar berdasarkan SAK ETAP halaman 20 paragraf 4.6, “Entitas mengklasifikasikan aset sebagai aset lancar jika: (a) Diperkirakan akan direalisasi atau dimiliki untuk dijual atau digunakan dalam jangka waktu siklus operasi normal entitas; (b) Dimiliki untuk diperdagangkan (c) Diharapkan akan direalisasi dalam jangka waktu 12 bulan setelah akhir periode pelaporan; atau (d) Berupa kas dan setara kas, kecuali jika dibatasi penggunaannya dari pertukaran atau digunakan untuk menyelasaikan kewajiban setidaknya 12 bulan setelah akhir periode pelaporan Pengakuan, pengukuran, pengukuran setelah pengakuan awal serta penyajian dan pengungkapan yang dilakukan terhadap akun piutang adalah telah layak dengan standar akuntansi yang berlaku umum, baik berdasarkan PSAK No. 55, PSAK No.45 maupun berdasarkan SAK ETAP. Namun, Yayasan Sekolah TSK perlu memperhatikan atas signifikan penyisihan piutang tak tertagih yang dapat mempengaruhi saldo atas piutang. 3. Piutang hubungan istimewa Pengakuan: Piutang hubungan istimewa yang dimiliki oleh Yayasan Sekolah TSK berasal dari unit sekolah dengan yayasan yakni penggunaan dana sekolah oleh yayasan. Kondisi ini terjadi bilamana terdapatnya kekurangan dana yang dialami oleh yayasan untuk pelaksanaan operasionalnya dan dana tersebut nanti akan dikembalikan kepada pihak sekolah. Jumlah pengembalian sesuai dengan jumlah peminjaman yang dilakukan sehingga dapat dikatakan memenuhi standar yang berlaku. Pengakuan sebagai piutang
telah sesuai dengan kriteria yang diungkapkan pengakuan piutang pada halaman 68 hingga halaman 69 bab IV, adapun yang menjadi dasar acuan atas pihak yang memiliki hubungan istimewa, berdasarkan PSAK 7 (2010) definisi atas orang atau entitas yang berelasi dengan “entitas pelapor” a. orang atau anggota keluarga terdekatnya berelasi dengan entitas pelopor jika orang tersebut: i.
memiliki pengendalian atau pengendalian bersama terhadap entitas pelapor;
ii.
memiliki pengaruh signifikan terhadap entitas pelapor; atau
iii.
personil manajemen kunci entitas pelapor atau entitas induk entitas pelapor
b. suatu entitas berelasi dengan entitas pelapor jika memenuhi hal-hal berikut; i.
entitas dan entitas pelapor adalah anggota dari kelompok usaha yang sama (artinya entitas induk, entitas anak dan entitas anak berikutnya berelasi dengan entitas lain;
ii.
satu entitas adalah entitas asosiasi atau ventura bersama bagi entitas lain (atau entitas asosiasi atau ventura bersama yang merupakan anggota suatu kelompok usaha, dimana entitas lain tersebut adalah anggotanya.
iii.
kedua entitas tersebut adalah ventura bersama dari pihak ketiga yang sama;
iv.
satu entitas adalah ventura bersama dari entitas ketiga dan entitas yang lain adalah entitas asosiasi dari entitas ketiga.
v.
entitas tersebut adalah suatu program imbalan pasca kerja untuk imbalan kerja dari salah satu entitas pelapor atau entitas yang berelasi dengan entitas pelapor. Jika entitas pelapor adalah entitas yang menyelenggarakan program tersebut, entitas sponsor juga berelasi dengan entitas pelapor
vi.
entitas yang dikendalikan atau dikendalikan bersama oleh orang yang diidentifikasi dalam butir (a)
vii.
orang yang diidentifikasi dalam butir (a) (i) memiliki pengaruh signifikan terhadap entitas atau anggota menejemen kunci entitas (atau entitas induk dari entitas)
Jurnal yang dapat disajikan terkait dengan piutang hubungan istimewa, antara lain: Dr. Piutang hubungan istimewa
xxx
Cr. Bank (kas)
xxx
Piutang hubungan istimewa diakui sebagai syarat untuk memenuhi kriteria, dimana yayasan tidak boleh mendapatkan keuntungan dari operasional sekolah. Sehingga dana yang dipinjam perlu untuk dilakukan pegembalian. Pengukuran: Pengukuran yang digunakan terkait dengan akun piutang hubungan istimewa adalah berdasarkan pada nilai transaksi layaknya pengukuran pada piutang. Baik pada SAK ETAP maupun PSAK 7 (2010) hanya memberikan pedoman mengenai pengungkapan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa, sehingga pengakuan dan pengukuran mengacu pada aturan yang mengatur tentang piutang, yakni PSAK No. 55 (revisi 2011). Pertimbangan atas analisa ini dilakukan karena nature yang dimiliki antara piutang dengan piutang hubungan istimewa adalah sejenis.
Pengukuran setelah pengakuan awal: Tidak adanya estimasi yang dilakukan seperti halnya piutang. Kesamaan nature yang dimiliki baik piutang maupun piutang hubungan istimewa sehingga perihal metode yang dapat digunakan pada pengukuran setelah pengakuan awal yakni metode penyisihan adalah sama. Perbedaan antara piutang dengan piutang hubungan istimewa adalah pada pengungkapan hubungan antar pihak yang terkait. Penyajian dan pengungkapan :Akun ini akan dieleminasi pada saat terjadi konsolidasi antara laporan keuangan yang dimiliki oleh unit sekolah dengan yayasan. Sesuai dengan SAK ETAP halaman 161 paragraf 28.6 yang menjelaskan mengenai transaksi antar pihak yang memiliki hubungan istimewa yang perlu diungkapkan adalah seperti transaksi pada bagian (c) yaitu “Transaksi dimana entitas atau individu yang mengendalikan entitas pelapor menimbulkan beban secara langsung yang bukan ditanggung oleh entitas pelapor.” Pernyataan ini dapat dijelaskan bahwa akun piutang hubungan istimewa akan timbul dalam laporan keuangan sekolah kesatuan sebagai entitas pelapor dan akan dieliminasi pada laporan konsolidasi. Pengunaan akun piutang hubungan istimewa digunakan dengan pertimbangan bahwa penyajian dan pengungkapan laporan keuangan berdasarkan pada PSAK 45 (revisi 2010) yang di dalamnya meliputi SAK ETAP sehingga penamaan terhadap akun tetap menggunakan kata hubungan istimewa bukanlah berelasi seperti yang terdapat dalam PSAK 55 (2011) dan PSAK 7 (revisi 2010). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengakuan, pengukuran, pengukuran setelah pengakuan awal, serta penyajian dan pengungkapan yang dilakukan terhadap akun piutang hubungan istimewa dalam laporan posisi keuangan adalah sesuai.
Adapun akun yang dapat direkomendasikan selanjutnya kepada pihak adalah hutang hubungan istimewa, akun ini perlu untuk dijadikan bahan pertimbangan untuk disajikan dan diungkapan dalam laporan keuangan Sekolah TSK. Penyajian dan pengungkapan atas piutang hubungan istimewa dikarenakan terdapat transaksi penggunaan dana sekolah oleh yayasan. Sementara, terkait penggunaan dana yayasan oleh pihak sekolah belum dilakukan baik penyajian maupun pengungkapan dalam laporan keuangan. Agar dapat diperoleh informasi yang diperlukan tentang transaksi dan saldonya untuk memahami dampak potensial tersebut terhadap laporan keuangan, terutama laporan keuangan sekolah TSK. Pemberian informasi secara rinci sangatlah diperlukan dengan adanya kedua akun tersebut baik piutang maupun hutang hubungan istimewa akan diperoleh informasi secara jelas mengenai porsi atas aset dan kewajiban yang dimiliki pihak sekolah dalam penyajian dan pengungkapan hubungan istimewa dengan pihak terkait. Fungsi lain yang terpenuhi adalah sekolah tidak menjadi sarana bagi yayasan untuk melakukan pengalihan dana yang dampak pada kamuflase pengalokasian dana. 4. Beban dibayar dimuka Pengakuan: Pengakuan atas beban dibayar dimuka sebagai aset dilaksanakan berdasarkan tingkatan penyelesaian seiring berkurangnya masa manfaat yang dimiliki. Beban dibayar dimuka dalam Yayasan Sekolah TSK digunakan untuk transaksi seperti pembayaran asuransi atas karyawan. Pengakuan atas beban dibayar di muka sebagai aset adalah sesuai dengan prinsip konservatisme. Jurnal yang terjadi antara lain: Dr. Asuransi dibayar di muka Cr. Bank (kas)
xxx xxx
Dr. Beban asuransi dan kesehatan Cr. Asuransi dibayar di muka
xxx xxx
Pada saat realisasi penyelesaian atas beban dibayar di muka (asuransi dibayar di muka) diakui maka pada saat bersamaan pula beban asuransi dibayar di muka diakui dalam laporan aktivitas. Beban asuransi dibayar di muka dalam laporan aktivitas Yayasan Sekolah TSK disajikan sebagai beban asuransi dan kesehatan. Pengukuran: Pengukuran yang dilakukan adalah berdasarkan jumlah premi asuransi yang dibayarkan oleh pihak sekolah. Peneltian atas pengukuran telah sesuai atau tidak dapat dilihat berdasarkan premi yang terdapat di dalam polis asuransi serta terkait dengan pengukuran terhadap waktu maka dapat dilihat berdasarkan jatuh tempo polis asuransi tersebut. Pengukuran setelah pengakuan awal: Tidak dapat dilakukan pada beban dibayar di muka karena tidak terdapat basis penilaian yang menyertainya. Penyajian dan pengungkapan: Penyajian dan pengungkapan sebagai aset didasarkan pada kondisi akan diperolehnya manfaat ekonomi pada masa mendatang sesuai dengan yang diungkapkan dalam SAK ETAP halaman 12 paragraf 2.34. Terkait dengan penyajian dan pengungkapan yang dilakukan dalam laporan posisi keuangan, sebaiknya akun uang muka yang menjabarkan tentang pembayaran asuransi pada awal periode ini dinamai dengan akun beban dibayar di muka atau asuransi dibayar di muka. Pengakuan, pengukuran, pengukuran setelah pengakuan awal, serta penyajian dan pengungkapan yang dilakukan telah layak dengan standar. Namun perihal konsistensi penamaan akun baik pada laporan posisi keuangan maupun pada catatan atas laporan keuangan perlu diperhatikan.
5. Pendapatan yang masih harus diterima Pendapatan yang masih harus diterima yang dimiliki oleh Yayasan Sekolah TSK adalah berupa uang sekolah yang masih harus diterima. Pengakuan: Pengakuan yang terjadi atas pendapatan yang masih harus diterima yaitu: Dr. Uang sekolah yang masih harus diterima
xxx
Cr. Penerimaan uang sekolah Dr. Penerimaan uang sekolah
xxx xxx
Cr. Bank (kas)
xxx
Pencatatan jurnal secara demikian, menjadi tidak sesuai dikarenakan terdapat penutupan akun penerimaan uang sekolah. Dimana penerimaan uang sekolah merupakan pendapatan yang seharusnya tidak dieliminasi. Adapun koreksi terhadap pencatatan jurnal seharusnya adalah mengeliminasi akun akrual yaitu uang sekolah yang masih harus diterima. Sehingga pencatatan jurnal menjadi: Dr. Uang sekolah yang masih harus diterima
xxx
Cr. Penerimaan uang sekolah
Dr. Bank (kas) Cr. Uang sekolah yang masih harus diterima
xxx
xxx xxx
Pengakuan melalui pencatatan jurnal yang tidak tepat akan berdampak terhadap pengukuran, penyajian,dan pengungkapan yang dimiliki menjadi tidak wajar. Penerimaan uang sekolah akan menjadi berkurang sehingga berdampak pada laporan aktivitas yakni
pendapatan akademik. Terkait semua penerimaan sekolah akan disajikan dan diungkapkan pada bagian pendapatan sebagai pendapatan akademik. Selain itu, kesalahan jurnal terkait dengan pengakuan akan pula berdampak terhadap saldo akun kas dan setara kas, serta uang sekolah yang masih harus diterima pada laporan posisi keuangan. Pengukuran: Pengukuran dilaksanakan berdasarkan estimasi atas akun terkait. Estimasi berdasarkan pada jumlah siswa/i yang harus membayar uang sekolah. Pengukuran setelah pengakuan awal: Tidak dilakukan terhadap akun pendapatan yang masih harus diterima. Pendapatan yang masih harus diterima tidak sama dengan piutang, perbedaan terletak dimana piutang berdasarkan pada tunggakan atas pembayaran uang sekolah, namun perihal pendapatan yang masih harus diterima merupakan pembayaran atas uang sekolah yang telah diterima oleh pihak bank, namun bank belum memberikan softcopy rincian atas siswa/i yang telah melakukan pembayaran. Sehingga dibuatlah jurnal akrual dengan akun pendapatan yang masih harus diterima. Saldo pendapatan yang masih harus diterima yang terdapat pada laporan posisi keuangan merupakan pendapatan yang masih harus diterima yang hingga periode tutup buku, belum mendapatkan detail informasi dari pihak bank. Namun, saldo kas yang dimiliki di bank telah bertambah, hanya pelaporan atas detail informasi yang tertunda. Sebagai ilustrasi: Jatuh tempo pembayaran uang sekolah adalah pada tanggal 10 bulan berjalan, orang tua siswa/i akan melakukan pembayaran uang sekolah melalui bank, pada tanggal 10 saat pembayaran terjadi saldo kas yang dimiliki di bank akan bertambah sementara tanggal 10 bank belum dapat memberikan rincian atas pembayaran yang terjadi. Namun, pada saat bersamaan pihak sekolah harus mengakui besarnya pendapatan
yang terjadi sehingga pada tanggal 10 pihak sekolah membuat jurnal akrual sebagai pengakuan. Pada akhirnya akan menimbulkan akun pendapatan yang masih harus diterima pada bagian neraca di laporan posisi keuangan. Penundaan penyampaian informasi dikarenakan jam operasional bank yang lebih singkat daripada jam operasional sekolah sehingga pelaporan akan dilakukan pada hari setelahnya. Bilamana hingga akhir periode berjalan ada bagian atas detail informasi tidak diterima maka pengakuan akan menjadi piutang. Dr. Piutang usaha
xxx
Cr. Uang sekolah yang masih harus diterima
xxx
Penyajian dan pengungkapan: Penyajian dan pengungkapan yang dilakukan telah sesuai dengan diklasifikasikan sebagai bagian atas aset lancar dalam laporan posisi keuangan. Namun, terkait dengan nominal tidak layak. Pengakuan, pengukuran, pengukuran setelah pengakuan awal serta penyajian dan pengungkapan perlu untuk dilihat lebih lanjut karena terdapat kesalahan penjurnalan yang dilakukan sehingga menjadi tidak wajar. 6. Setoran yang masih harus diterima Merupakan pendapatan yang ditangguhkan atas penerimaan dari kegiatan UKS/UKGS. Perlakuan akuntansi yang dimiliki sama seperti pendapatan yang masih harus diterima. Pendapatan ini pasti diterima oleh pihak sekolah dengan jumlah yang andal. Penangguhan terjadi dikarenakan periode pelaporan antara pihak sekolah dengan UKS/UKGS tidak sama. Di saat pihak sekolah harus menyajikan dan mengungkapkan laporan keuangan yang dimiliki, unit UKS/UKGS belum selesai memberikan pelaporan
secara detail layaknya pendapatan yang msih harus diterima, belum disajikan secara rinci hanya jumlah keseluruhan atas pendapatan yang diberikan. UKS dan UKGS menjalankan kegiatan operasional melalui pengajuan dana kepada tata usaha pusat, realisasi pemberian dana yang dilakukan oleh tata usaha pusat adalah dengan penggunaan saldo atas dana UKS maupun UKGS. Akun yang digunakan adalah hutang dana, tata usaha pusat selaku pengumpul atas dana UKS maupun UKGS ini diasumsikan memiliki hutang dana dalam rangka realisasi operasional UKS maupun UKGS bagi para siswa/i. Sehingga untuk para siswa/i dalam menggunakan fasilitas UKS maupun UKGS adalah tidak dipungut bayaran karena telah termasuk dalam pembayaran uang sekolah. Pengakuan: Pengakuan setoran yang masih harus diterima didasarkan pada periode terjadinya transaksi. Pada saat periode pelaporan dan secara real telah dilakukan penerimaan maka pengakuan atas setoran yang masih harus diterima ditutup dan menjadi kas. Pengakuan yang dilakukan sesuai dengan prinsip akuntansi berbasis kas. Rincian atas penjurnalan terkait dengan hutang dana akan diberikan di bawah ini pada bagian kewajiban. Adapun jurnal yang dapat dijadikan dasar sehingga setoran yang masih harus diterima menjadi bagian atas aset lancar karena pada akhirnya akan menambah saldo kas, berdasarkan analisa yang dilakukan terhadap sifat dari akun setoran yang masih harus diterima maka akan diperoleh jurnal: Dr. Setoran yang masih harus diterima
xxx
Cr. Pendapatan
xxx
Saat penerimaan terjadi maka: Dr. Bank (kas)
xxx
Cr. Setoran yang masih harus diterima
xxx
Bersumber pada pengakuan atas setoran yang masih harus diterima maka terdapat pula pengakuan atas pendapatan. Pendapatan atas setoran akan diakui sebagai pendapatan setoran pada laporan aktivitas. Pengukuran: Pengukuran dilakukan berdasarkan nota yang diberikan kepada pihak sekolah. Atas penerimaan yang diperoleh dari kegiatan operasional yang dilaksanakan. Akun setoran yang masih harus diterima merupakan akun akrual dikarena pada saat penyajian dan pengungkapan laporan keuangan Yayasan Sekolah TSK belum terdapat pelaporan secara rinci serta penyetoran uang kepada pihak sekolah dari UKS dan UKGS. Pengukuran setelah pengakuan awal: Tidak dilakukan pada akun setoran yang masih harus diterima karena tidak ada basis penilaian yang menyertai. Penyajian dan pengungkapan: Penyajian dan pengungkapan yang dilakukan terhadap akun setoran yang masih harus diterima dalam laporan posisi keuangan adalah sebagai aset lancar sesuai dengan analisa yang dilakukan, sementara pada laporan aktivitas akan disajikan dan diungkapkan sebagai pendapatan setoran. Namun, perihal pengungkapan atas catatan laporan keuangan tidak diungkapkan. Pengakuan, pengukuran, pengukuran setelah pengakuan awal, serta penyajian dan pengungkapan yang dilakukan berkenaan dengan akun setoran yang masih harus diterima adalah layak berdasarkan standar akuntansi yang berlaku umum. 7. Rekening Koran Rekening koran yang merupakan laporan mutasi atas transaksi baik penerimaan maupun pengeluaran yang dilakukan oleh pihak sekolah melalui bank. Rekening koran
digunakan untuk melakukan rekonsiliasi kas yang dilakukan oleh pihak sekolah sehingga saldo bank akan sama dengan saldo pembukuan, akun yang terkait adalah kas. Sehingga seharusnya dalam klasifikasi aset lancar, akun rekening koran tidak disajikan dan diungkapkan secara terpisah dari kas dan setara kas, karena hasil atas rekonsiliasi rekening koran akan dimasukan ke dalam saldo kas. Penyajian dan pengungkapan: Dengan adanya penyajian dan pengungkapan yang terpisah maka dapat menimbulkan multitafsir atas saldo kas yang dimiliki. Pengguna laporan keuangan akan berasumsi bahwa rekonsiliasi atas kas dalam rekening koran adalah terpisah dari akun kas dan setara kas. 8.
Aset tidak berwujud (Piranti lunak /software) Pengakuan: Atas aset tidak berwujud seperti yang dinyatakan dalam SAK ETAP
halaman 76 paragraf 16.2 yang menyatakan bahwa “Aset tidak berwujud adalah aset nonmoneter yang dapat diidentifikasi dan tidak mempunyai wujud fisik. Suatu aset dapat diidentifikasikan jika: (a) dapat dipisahkan, yaitu kemampuannya untuk menjadi terpisah atau terbagi dari entitas dan dijual, dialihkan, dilisensikan, disewakan atau ditukarkan melalui suatu kontrak terkait aset atau kewajiban secara individual atau secara bersama; atau (b) muncul dari hak kontraktual atau hak hukumnya lainnya, terlepas apakah hak tersebut dapat dialihkan atau dapat dipisahkan dari entitas atau dari hak dan kewajiban lainnya Berdasarkan SAK ETAP halaman 76 paragraf 16.4 menyatakan bahwa “Entitas harus menerapkan kriteria pengakuan dalam paragraf 2.24 untuk mengakui aset tidak berwujud. Oleh karena itu, aset tidak berwujud diakui jika:
(a) kemungkinan entitas akan memperoleh manfaat ekonomis masa depan dari aset tersebut; dan (b) biaya perolehan aset atau nilai aset tersebut dapat diukur dengan andal Dengan berdasarkan pada kriteria pengakuan yang diungkapkan dalam SAK ETAP serta analisa yang dilakukan terhadap kondisi aktual yang dimiliki oleh Yayasan Sekolah TSK, maka piranti lunak yang dimiliki dapat diakui sebagai aset tidak berwujud yang dapat diakui sebesar harga perolehan. Dengan pencatatan jurnal sebagai berikut: Dr. Piranti lunak-software MYOB
xxx
Cr. Bank (kas)
xxx
Pengukuran: Pengukuran yang dapat dilakukan adalah berdasarkan biaya perolehan atas aset tidak berwujud, sesuai dengan SAK ETAP halaman 77 paragraf 16.9 yang menyatakan “Biaya perolehan aset tidak berwujud yang diperoleh secara terpisah terdiri dari: (a) harga beli, termasuk bea impor dan pajak yang sifatnya tidak dapat dikreditkan, setelah diskon dan potongan dagang; dan (b) biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung dalam mempersiapkan aset sehingga siap digunakan sesuai dengan tujuannya. Dengan melihat klasifikasi atas biaya yang disertakan di dalam biaya perolehan aset tidak berwujud oleh Yayasan Sekolah TSK, dimana biaya-biaya yang terkait langsung dengan produksi piranti lunak yang unik dan dapat diidentifikasikan serta dikendalikan oleh yayasan dan kemungkinan besar akan memberikan manfaat ekonomi yang melebihi biayanya dalam jangka waktu lebih dari satu tahun diakui sebagai aset tidak berwujud. Sementara terkait dengan biaya-biaya yang di luar dari klasifikasi biaya yang telah
disebutkan di atas tidak dijadikan sebagai bagian atas aset tidak berwujud (tidak dikapitalisasi) dan diberlakukan sebagai beban, sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku umum. Pengakuan sebagai beban diakui dalam laporan aktivitas sebagai beban pengembangan dan beban pemeliharaan. Pengakuan sebagai beban dapat mengacu pada halaman 112 dan halaman 113. Dengan demikian, atas segi pengukuran yang dilakukan adalah telah layak dengan kriteria yang berlaku dalam standar akuntansi yang berlaku umum. Pengukuran setelah pengakuan awal: Pengukuran setelah pengakuan awal yang diterapkan adalah terkait dengan penilaian atas aset tidak berwujud melalui penyusutan (amortisasi) serta metode penyusutan yang digunakan. Berdasarkan SAK ETAP halaman 79 paragraf 16.18 menyatakan “Untuk tujuan SAK ETAP, semua aset tidak berwujud dianggap mempunyai umur manfaat yang terbatas. Umur manfaat aset tidak berwujud yang berasal dari hak kontraktual atau hak hukum lainnya tidak boleh melebihi periode hak kontraktual atau hak hukum tersebut, tetapi mungkin lebih pendek tergantung pada lamanya periode ekspektasi pengunaan aset tersebut. Jika hak kontraktual atau hak hukum lainnya untuk masa yang terbatas dapat diperbarui, maka umur manfaat aset tidak berwujud harus termasuk periode yang diperbarui hanya jika terdapat bukti yang mendukung pembaruan oleh entitas tanpa biaya yang signifikan. Piranti lunak yang dimiliki oleh Yayasan Sekolah TSK memiliki umur manfaat selama 3 tahun sejak periode perolehannya pada tahun 2007. Metode penyusutan yang digunakan adalah metode garis lurus dengan nilai residu yang nol. Penyusutan dilakukan selama umur manfaat yang dimiliki oleh piranti lunak sebagai aset tidak berwujud, sehingga menjadi beban penyusutan pada laporan aktivitas. Terkait metode penyusutan yang digunakan sesuai
dengan SAK ETAP halaman 80 paragraf 16.21 yang menyatakan bahwa “Amortisasi dimulai ketika aset siap digunakan, yaitu aset tersebut berada di lokasi dan kondisi yang dibutuhkan untuk mampu beroperasi sesuai dengan keinginan manajemen. Amortisasi dihentikan ketika aset dihentikan-pengakuaanya. Entitas harus memilih metode amortisasi yang mencerminkan pola pemanfaatan aset di masa mendatang. Jika entitas tidak dapat menetapkan pola yang andal, maka entitas harus menggunakan metode garis lurus. Dengan demikian, penilaian (pengukuran lanjutan) yang dimiliki oleh Yayasan Sekolah TSK terkait dengan penyusutan yang dilakukan adalah telah layak dengan standar akuntansi yang berlaku umum. Jurnal yang dimiliki terkait dengan pengukuran setelah pengakuan awal, antara lain: Dr. Beban penyusutan
xxx
Cr. Akumulasi penyusutan
xxx
Penyajian dan pengungkapan: berdasarkan pada SAK ETAP halaman 81 paragraf 16.26 menyatakan bahwa “Entitas harus mengungkapan hal-hal berikut untuk setiap kelompok aset tidak berwujud: (a) umur manfaat atau tarif amortisasi yang digunakan; (b) metode amortisasi yang digunakan; (c)jumlah tercatat bruto dan akumulasi amortisasi pada awal dan akhir periode; (d) unsur pada laporan laba rugi yang di dalamnya terdapat amortisasi aset tidak berwujud; (e) rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhir periode yang menunjukkan penambahan, pelepasan, amortisasi, dan perubahan lainnya secara terpisah.
Pada dasarnya penyajian dan pengungkapan yang diberikan telah memadai, namun karena analisa penelitian yang dilakukan terhadap Yayasan Sekolah TSK adalah laporan keuangan tahun 2011 maka pada laporan posisi keuangan bagian aset, keberadaan aset tidak berwujud ini tidak lagi disajikan dan diungkapkan seiring dengan berakhirnya masa manfaat yang dimiliki pada tahun sebelumnya, yakni 2010. Untuk memperjelas dasar analisa yang dilakukan maka dapat mengacu kepada SAK ETAP halaman 81 paragraf 16.25 yang menyatakan bahwa “Entitas harus menghentikan pengakuan aset tidak berwujud, dan mengakui keuntungan atau kerugian dalam laporan laba rugi jika aset tidak berwujud: (a) dilepaskan; atau (b) ketika tidak ada lagi manfaat ekonomi masa depan yang diharapkan dari penggunaannya dan pelepasannya. Sehingga beban penyusutan yang diakui dan disajikan dalam laporan aktivitas tidak bersumber pada penyusutan atas aset tidak berwujud. Sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum, pada saat aset dihentikan pengakuannya maka aset tidak lagi disajikan dan diungkapkan dalam laporan posisi keuangan, seiring dengan hal tersebut maka beban penyusutan dan akumulasi penyusutan tidak disajikan dan diungkapkan baik dalam laporan aktivitas terkait beban penyusutan maupun dalam laporan posisi keuangan terkait akumulasi penyusutan sebagai pengurang untuk hasil neto atas aset. Beban penyusutan bersumber dari penyusutan aset tetap. Pengakuan, pengukuran, pengukuran setelah pengakuan awal, serta penyajian dan pengungkapan yang dilakukan terkait dengan akun aset tidak berwujud yakni piranti lunak-software MYOB adalah layak dengan standar yang berlaku.
9. Aset tetap SAK ETAP halaman 68 paragraf 15.4 menyatakan bahwa “Entitas harus menerapkan kriteria pengakuan dalam paragraf 2.24 dalam menentukan pengakuan aset tetap. Oleh karena itu, entitas harus mengakui biaya perolehan aset tetap sebagai aset tetap jika: (a) Kemungkinan bahwa manfaat ekonomi yang terkait dengan pos tersebut akan mengalir dari atau ke dalam entitas, dan (b) Pos tersebut mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal. Pengakuan: Pengakuan atas aset tetap sebagai bagian atas aset dapat didukung dengan penjelasan yang dapat diberikan atas aset tetap yang dimiliki oleh Sekolah TSK, yakni selain tanah dan bangunan seperti yang dinyatakan dalam halaman 45, dengan adanya manfaat ekonomi yang dapat diperoleh pada masa depan, dimana aset tetap yang dimiliki diperuntukan bagi kegiatan operasional Yayasan Sekolah TSK sehingga akan memberikan umpan balik berupa manfaat baik manfaat keuangan maupun non keuangan. Misalnya, dengan menggunakan komputer yang merupakan salah satu aset tetap yang dimiliki oleh Sekolah TSK sebagai sarana belajar mengajar yang dilakukan, maka akan diperoleh manfaat ekonomi yaitu berupa pembayaran uang laboratorium komputer dari orang tua siswa/i kepada pihak sekolah. Sekaligus termasuk dalam uang sekolah. Terkait perolehan manfaat ekonomi pada masa mendatang yaitu diperolehnya pendapatan laboratorium yang diakui dan disajikan pada laporan aktivitas. Pembelajaran komputer termasuk dalam kurikulum tambahan yang dimiliki oleh Sekolah TSK. Pencatatan jurnal yang dimiliki terkait pengakuan aset tetap, yaitu: Dr. Inventaris-komputer
xxx
Cr. Bank (kas)
xxx
Pengukuran: Penjelasan bagian (b) terkait dengan keandalan pengukuran dapat dilakukan melalui penelusuran atas biaya perolehan maupun dokumen-dokumen pendukung lainnya yang mensertakan nilai nominal aset terkait. Sehingga aset tetap dapat disajikan sesuai dengan biaya perolehannya. Biaya perolehan diatur dalam SAK ETAP halaman 68 paragraf 15.6 yang menjelaskan tentang “Pada saat pengakuan awal, aset tetap harus diukur sebesar biaya perolehan.” Dimana unsur-unsur atas biaya perolehan tersebut terdapat di dalam SAK ETAP halaman 69 paragraf 15.7, “ Biaya perolehan aset tetap meliputi: (a) Harga beli, termasuk biaya hukum dan broker, bea impor, dan pajak pembelian yang tidak boleh dikreditkan, setelah dikurangi diskon pembelian dan potongan lainnya; (b) Biaya-biaya yang dapat diatribusikan langsung untuk membawa aset ke lokasi dan kondisi yang diinginkan agar aset siap digunakan sesuai dengan maksud manajemen; (istilah manajemen diilustrasikan sebagai pihak Yayasan) (c) Estimasi awal biaya pembongkaran aset, biaya pemindahan aset dan biaya restorisasi lokasi. Kewajiban atas biaya tersebut timbul ketika aset tersebut diperoleh atau karena entitas menggunakan aset tersebut selama periode tertentu bukan untuk menghasilkan persediaan. Kriteria yang telah diungkapkan di atas telah dipenuhi oleh Yayasan Sekolah TSK dimana aset tetap diukur dan diakui sebesar biaya perolehan, dimana biaya perolehan tersebut mencakup semua pengeluaran yang terkait secara langsung dengan perolehan aset tetap.
Pengukuran setelah pengakuan awal: Penyusutan serta penilaian kembali atau dengan istilah revaluasi, dilakukan oleh Yayasan Sekolah TSK guna memenuhi kriteria pengukuran lanjutan atau penilaian. Seperti yang telah dijelaskan dalam bab III mengenai kondisi aktual yang terjadi pada Yayasan Sekolah TSK terkait dengan penyusutan dan revaluasi aset tetap. Dimana revaluasi yang dilakukan adalah untuk memenuhi kriteria pengakuan akumulasi kerugian penurunan nilai, sehingga dilakukan penilaian kembali. Sementara terkait dengan penilaian kembali yang menghasilkan peningkatan nilai sehingga diperoleh keuntungan tidaklah diterapkan. Hal ini sesuai dengan pernyataan pada SAK ETAP halaman 71 paragraf 15.14 yang menyatakan bahwa “ Entitas harus mengukur seluruh aset tetap setelah pengakuan awal pada biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi kerugian penurunan nilai. Entitas harus mengakui biaya pemeliharaan dan reparasi sehari-hari (cost of day-to-day servicing) dari aset tetap sebagai beban dalam laporan laba rugi pada periode terjadinya.” Sementara pada SAK ETAP halaman 71 paragraf 15.15 menerangkan tentang tidak diperbolehkannya penilaian kembali atau revaluasi aset tetap, serta selisih antara nilai revaluasi dengan nilai tercatat aset tetap diakui dalam ekuitas dengan nama surplus revaluasi aset tetap. Bilamana metode yang diterapkan adalah metode eliminasi. Dengan mengeliminasi akumulasi penyusutan aset tetap kemudian nilai revaluasi dihitung serta saldo surplus revaluasi aset tetap disajikan dan diungkapkan dalam ekuitas. Biaya-biaya yang di luar biaya perolehan sama halnya seperti aset tidak berwujud disajikan dan diungkapkan sebagai beban pengembangan dan beban pemeliharaan pada laporan aktivitas, hal ini berarti tidak dikapitalisasi sebagai aset. Jurnal yang dimiliki antara lain: Dr. Beban pengembangan-komputer
xxx
Cr. Bank (kas)
xxx
Adapun terkait dengan beban penyusutan diakui dan disajikan pula sebagai komponen atas laporan aktivitas. Aset tetap yang dikapitalisasi yang dimiliki oleh Sekolah TSK selain tanah dan bangunan sesuai dengan pernyataan halaman 45, dapat disusutkan dengan perlakuan jurnal seperti: (tanah tidak disusutkan) Dr. Beban penyusutan Cr. Akumulasi penyusutan
xxx xxx
Penyajian dan pengungkapan: Penyajian dan pengungkapan atas beban penyusutan disajikan dan diungkapkan dalam laporan aktivitas pada pembahasan halaman 112 dan halaman 113, sementara akumulasi penyusutan disajikan dan diungkapkan sebagai pengurang atas nilai aset tetap untuk memperoleh nilai wajar atas nilai buku aset tetap yang disajikan dan diungkapkan dalam laporan posisi keuangan. IV.2. Liabilitas Berdasarkan SAK ETAP halaman 12 paragraf 2.35 menyatakan bahwa “ Kewajiban diakui dalam neraca jika kemungkinan pengeluaran sumber daya yang mengandung manfaat ekonomi akan dilakukan untuk menyelesaikan kewajiban masa kini dan jumlah yang harus diselesaikan dapat diukur dengan andal.” 1. Hutang pajak Pengakuan: Berasal dari pemotongan atas PPh 21. Terkait dengan pengakuan dan pengukuran seperti yang tertera dalam SAK ETAP halaman 147 paragraf 24.3 yang menyatakan bahwa “Entitas harus mengakui kewajiban atas seluruh pajak penghasilan periode berjalan dan periode sebelumnya yang belum dibayar. Jika jumlah yang telah dibayar melebihi jumlah yang terutang untuk periode tersebut, entitas harus mengakui
kelebihan tersebut sebagai aset.” Sebagai rekomendasi yang dapat diberikan berdasarkan kriteria tersebut bilamana terdapat kelebihan maka kelebihan tersebut diakui sebagai aset, sehingga akan memungkinkan bagi Yayasan Sekolah TSK untuk menambahkan akun piutang pajak pada laporan posisi keuangan yang dimiliki. Jurnal terkait dengan pengakuan atas hutang pajak, yaitu: Dr. Beban gaji
xxx
Cr. Hutang pajak
xxx
Cr. Bank (kas)
xxx
Pengakuan atas hutang pajak adalah bersamaan dengan pengakuan atas beban gaji, baik beban gaji atas karyawan tetap maupun karywan tidak tetap. Pembahasan terkait beban gaji seperti yang diakui dan disajikan dalam halaman 114. Pengukuran: Pengukuran yang dimiliki terkait dengan hutang pajak yakni PPh 21 adalah atas dasar penghasilan kena pajak yang dikalikan dengan tarif pajak pada pasal 17 Undang-Undang Pajak Penghasilan Nomor 36 Tahun 2008. Pengukuran setelah pengakuan awal: Tidak dapat dilakukan terhadap akun hutang pajak karena tidak ada basis penilaian yang mennyertai. Penyajian dan pengungkapan: Untuk sisi pengungkapan SAK ETAP halaman 147 paragraf 24.4 menyatakan bahwa “ Entitas harus mengungkapan secara terpisah komponen-komponen utama beban pajak penghasilan.” Penyajian yang dilakukan dalam laporan keuangan adalah pada bagian liabilitas dengan akun hutang pajak. Hutang pajak disajikan dan diungkapkan pada bagian liabilitas secara keseluruhan dalam pengertian meliputi pemotongan gaji atas karyawan tetap maupun karyawan tidak tetap, namun sekilas membahas mengenai penyajian dan pengungkapan yang dilakukan atas beban gaji
pada laporan aktivitas disajikan dan diungkapkan secara terpisah atas akun beban gaji karywan tetap dan beban gaji karyawan tidak tetap. Selain itu, hutang pajak ini menjadi liabilitas yang dimiliki oleh Yayasan Sekolah TSK selaku pemotong PPh 21 atas gaji yang diberikan kepada karyawannya. Sehingga disimpulkan bahwa hutang pajak disajikan dan diungkapkan sebagai bukti atas pengakuan dan pengukuran pajak penghasilan yakni PPh 21. Baik pengakuan, pengukuran, pengukuran setelah pengakuan awal serta pengungkapan dan penyajian yang dilakukan oleh Yayasan Sekolah TSK terkait hutang gaji adalah layak dengan kriteria, dimana secara terpisah terdapat akun hutang pajak sebagai bagian atas kewajiban dalam laporan posisi keuangan. 2. Biaya yang masih harus dibayar Pada dasarnya biaya yang masih harus dibayar adalah sama dengan hutang usaha. Pengakuan: Pengakuan atas biaya yang masih harus dibayar atau hutang usaha, dapat dilihat melalui jurnal yang disajikan sebagai ilustrasi atas pembelian aset operasional secara kredit: Dr. Aset (komputer/AC/ Kendaraan)
xxx
Cr. Hutang usaha
xxx
Pengukuran: Berdasarkan pada jurnal pengakuan yang telah disebutkan di atas serta pada halaman 48, maka pengukuran yang tepat dilakukan terhadap piutang adalah berdasarkan pada nilai transaksi yang menyebabkan penyelesaian yang dibutuhkan kepada pihak terkait lainnya pada masa mendatang.
Pengukuran setelah pengakuan awal: Seperti yang telah diungkapkan pada halaman 48 adalah tidak dapat diterapkan karena tidak terdapat basis penilaian yang menyertai terhadap akun biaya yang masih harus dibayar atau hutang usaha. Penyajian dan pengungkapan: Dalam laporan posisi keuangan hutang usaha disajikan pada bagian liabilitas. Pengakuan, pengukuran, pengukuran setelah pengakuan awal, serta penyajian dan pengungkapan yang dilakukan terhadap akun terkait adalah layak dengan standar akuntansi yang berlaku umum. 3. Uang sekolah diterima di muka Pengakuan: Pada dasar dapat diakui sebagai pendapatan seperti yang telah diungkapkan dengan kriteria pengakuan pendapatan yang telah diungkapkan dalam laporan aktivitas. Pengakuan dapat ditelusuri melalui jurnal yang disajikan yaitu: Dr. Bank (kas)
xxx
Cr. Uang sekolah diterima di muka Dr. Uang sekolah diterima di muka
xxx xxx
Cr. Uang sekolah
xxx
Cr. Dana sosial
xxx
Cr. Dana OSIS
xxx
Cr. Dana UKS/UKGS
xxx
Pengakuan uang sekolah diakui pula bersamaan dengan terealisasinya penyelesaian liabilitas
uang sekolah diterima di muka oleh pihak sekolah, pengakuan atas uang
sekolah akan diakui dan disajikan di dalam laporan aktivitas sebgai pendapatan akademik. Serta terdapat pula pengakuan atas hutang dana.
Pengukuran: Pengukuran yang dilakukan berdasarkan kesepakatan pembayaran pada periode akademik atau semester yang akan datang.Kesepakatan atas pembayaran uang sekolah menjadi dasar nilai transaksi. Pengukuran yang dapat dilakukan berdasarkan dengan metode pengakuan pendapatan percentage of completion Pengukuran setelah pengakuan awal: Tidak dapat dilakukan karena tidak ada basis penilaian yang diterapkan terkait akun uang sekolah diterima di muka. Penyajian dan pengungkapan: Ada pun terkait dengan penyajian dan pengungkapan yang dilakukan terhadap akun tersebut adalah setelah berkurang hingga berakhirnya waktu dan tingkat penyelesaian yang dilakukan oleh pihak sekolah (pemenuhan kewajiban oleh pihak sekolah) maka saldo atas uang sekolah diterima di muka akan diakui sebagai pendapatan dan disajikan dalam laporan aktivitas, yakni pendapatan akademik (berasal dari kegiatan akademik yaitu belajar mengajar). Penyajian dan pengungkapan tidak lagi dalam laporan posisi keuangan. Kondisi ini serupa dengan beban yang dibayar di muka. Penyajian dan pengungkapan akun uang sekolah diterima di muka yang terdapat dalam laporan posisi keuangan yakni merupakan akun yang belum tereliminasi, hal ini dikarenakan penyelesaian atas kewajiban yang dimiliki oleh pihak sekolah belumlah selesai. Namun, konsistensi penamaan akun pun perlu diperhatikan agar tidak terdapat kerancuan, pada laporan posisi keuangan disajikan sebagai uang sekolah diterima di muka, sementara terkait dengan catatan atas laporan keuangan, diungkapkan sebagai pendapatan diterima di muka. 4. Hutang titipan Pengakuan: Seperti yang telah dijelaskan mengenai definisi serta jurnal atas akun terkait yakni hutang titipan:
Dr. Beban gaji
xxx
Cr. Bank (kas)
xxx
Cr. Hutang titipan
xxx
Dr. Hutang titipan
xxx
Cr. Bank (kas)
xxx
Pengakuan yang seharusnya dilakukan adalah: Dr. Beban pesangon dan pensiun
xxx
Cr. Hutang titipan-program iuran pasti
xxx
Cr. Bank (kas)
xxx
Pengakuan hutang titipan memberikan pengakuan sebagai beban pesangon dan pensiun. Berdasarkan definisi dan pengakuan yang dijabarkan pada halaman 50, maka dapat dilakukan analisis bahwa hutang titipan yang dimiliki oleh Yayasan Sekolah TSK dapat diakui sebagai program iuran pasti dalam kaitan dengan imbalan kerja, berdasarkan PSAK 24 (revisi 2010) halaman 13 paragraf 25 menyatakan bahwa “Program imbalan pascakerja dapat diklasifikasikan sebagai program iuran pasti atau program imbalan pasti, bergantung pada substansi ekonomis dari setiap program tersebut. Dalam program iuran pasti: (a) kewajiban hukum atau kewajiban konstruktif entitas terbatas pada jumlah yang disepakati sebagai iuran pada entitas (dana) terpisah. Jadi, jumlah imbalan pascakerja yang diterima pekerja ditentukan berdasarkan jumlah iuran yang dibayarkan entitas (dan mungkin juga oleh pekerja) kepada program imbalan pascakerja atau perusahaan asuransi, ditambah dengan hasil investasi iuran tersebut; dan
(b) akibatnya, risiko aktuarial (yaitu imbalan yang diterima lebih kecil dari yang diperkirakan) dan risiko investasi (yaitu aset yang diinvestasikan tidak cukup untuk memenuhi imbalan yang diperkirakan) ditanggung pekerja. Dengan demikian atas pemotongan gaji yang dilakukan oleh entitas yakni Yayasan Sekolah TSK untuk tujuan dana pensiun maka telah layak untuk diakui sebagai imbalan pascakerja: program iuran pasti. Terkait jurnal yang telah disajikan adalah layak dengan standar yang berlaku pada PSAK 24 (revisi 2010) halaman 22 paragraf 47 menyatakan bahwa “Ketika pekerja telah memberikan jasa kepada entitas selama suatu periode, maka entitas harus mengakui iuran terutang untuk program iuran pasti atas jasa pekerja: (a) sebagai liabilitas (beban terakru), setelah dikurangi dengan iuran yang telah dibayar. Jika iuran tersebut melebihi iuran terutang untuk jasa sebelum akhir periode pelaporan, maka entitas mengakui kelebihan tersebut sebagai aset (beban dibayar di muka) sepanjang kelebihan tersebut akan mengurangi pembayaran iuran di masa depan atau dikembalikan; dan (b) sebagai beban, kecuali jika Pernyataan lain mensyaratkan atau mengijinkan iuran tersebut termasuk dalam biaya perolehan aset (sebagai contoh, lihat PSAK 14 (revisi 2008): Persediaan dan PSAK 16 (revisi 2007): Aset Tetap).” Pengukuran: Pengukuran yang digunakan terkait dengan imbalan kerja adalah layak berdasarkan PSAK 24 (revisi 2010) halaman 22 paragraf 48 yang menyatakan bahwa “Dalam program iuran pasti, jika iuran tidak jatuh tempo seluruhnya dalam jangka waktu 12 bulan setelah akhir periode saat pekerja memberikan jasanya, maka iuran tersebut didiskonto dengan menggunakan tingkat diskonto yang diatur dalam paragraf 83.”
Pengukuran setelah pengakuan awal: Tidak dapat diterapkan terkait dengan akun hutang titipan karena tidak terdapat basis penilaian yang menyertai. Penyajian dan pengungkapan: Penyajian dan pengungkapan yang dilakukan adalah sebagai bagian atas kewajiban lancar bilamana jatuh tempo yang dimiliki kurang dari satu tahun dan dapat pula diklasifikasikan sebagai kewajiban tidak lancar, apabila jatuh tempo yang dimiliki kurang dari satu tahun. Namun terkait penyajian dan pengungkapan harus lebih diperhatikan mengenai penamaan akun, jurnal seharusnya beban pesangon dan pensiun. Hal ini berdampak atas pengakuan beban gaji menjadi tidak wajar, nilai yang disajikan menjadi lebih tinggi dari nilai wajarnya. Pengakuan, pengukuran, pengukuran setelah pengakuan awal, serta penyajian dan pengungkapan yang dilakukan terkait dengan akun hutang titipan adalah layak dengan standar yang berlaku yakni PSAK 24 (revisi 2010). Perlakuan atas akuntansi imbalan kerja tidak diatur dalam SAK ETAP sehingga acuan yang digunakan adalah PSAK 24 (revisi 2010) tentang imbalan kerja. 5. Hutang dana Pengakuan: Hutang dana merupakan dana yang telah dikumpulkan oleh pihak sekolah, untuk dialokasikan berdasarkan pelaksanaan kegiatan operasional dari OSIS, UKS, maupun UKGS. Pencatatan atas jurnal seperti yang telah dinyatakan sebelumnya, antara lain: Dr. Bank
xxx
Cr. Uang sekolah
xxx
Cr. Dana sosial
xxx
Cr. Dana OSIS
xxx
Cr. Dana UKS/UKGS
xxx
Pengakuan atas hutang dana di atas merupakan pengakuan atas hutang dana yang diperoleh dari pembayaran uang sekolah pada periode berjalan. Pengakuan ini pun dapat berasal dari uang sekolah yang diterima di muka. Eliminasi atas jurnal uang sekolah diterima di muka, pada saat perlakuan akuntansi terhadap uang sekolah diterima di muka diakui sebagai pendapatan maka saldo atas uang sekolah diterima di muka akan menjadi berkurang sehingga akan terbentuk jurnal seperti yang tertera di atas. Akun bank pada uang sekolah, dana sosial, OSIS, UKS/ UKGS. Pengakuan atas bagian dana OSIS, UKS dan UKGS adalah benar dan bagian yang terealisasi pun diakui sebagai beban adalah benar, melalui jurnal: Dr. Beban-OSIS/UKS/UKGS Cr. Bank (kas)
xxx xxx
Namun,atas kelebihan dana yang dimiliki atau tidak teralokasikan, hal ini belum memiliki perlakuan akuntansi, secara ilustrasi adalah sebagai berikut: Uang sekolah yang dibayarkan oleh orang tua siswa/i pada periode berjalan, adalah sebesar 500, dimana secara tetap 200 diakui sebagai pendapatan uang sekolah yang diakui dan disajikan sebagai pendapatan akademik. Masih terdapat sisa dana sebesar 300, dilakukanlah alokasi atas pengajuan dana sesuai dengan kebutuhan, OSIS 50, UKS 100, dan UKGS 100. Seharusnya diakui sebagai pendapatan dana. Setelah direalisasi menjadi beban. Beban diakui namun pendapatan tidak diakui melainkan pengakuan pada hutang dana maka matching concept antara pendapatan dan beban tidak terpenuhi. Dengan melihat pengalokasian ini maka terdapat 50 dana yang tidak dialokasikan sehingga disajikan dan diungkapkan sebagai hutang dana. Perlakuan akuntansi yang demikian tidaklah tepat,
karena saldo yang tidak teralokasi yang terus disajikan sebagai hutang dana akan terus meningkat. Adapun pengakuan yang dilakukan sebaiknya terhadap sisa dana yang tidak teralokasi adalah sebagi pendapatan dana. Atas saldo dana yang telah berada dalam akun hutang dana, dapat dilakukan eliminasi sebagai berikut: Dr. Hutang dana Cr. Pendapatan dana
xxx xxx
Pengukuran: Pengukuran yang terjadi terkait dengan akun ini adalah berdasarkan jumlah dana yang diajukan dan terealisasi oleh OSIS,UKS, dan UKGS sehingga dilaporkan kepada tata usaha pusat sebagai beban atas kegiatan yang dilaksanakan. Jumlah yang diajukan adalah tergantung kebutuhan sehingga tidak selalu konstan pada setiap periodenya. Pengukuran yang dilakukan sebagai hutang belum sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku umum. Pengukuran setelah pengakuan awal: Tidak dapat diterapkan dalam akun terkait karena tidak ada basis penilaian yang menyertai. Penyajian dan pengungkapan: Penyajian dan pengungkapan yang hendaknya dilakukan atas akun ini bila dilihat atas pengakuan dan pengukuran melalui jurnal yang dicatat, maka sebaiknya dana alokasi diklasifikasikan sebagai bagian atas pendapatan dana, setelah direalisasi dapat disajikan dan diungkapkan sebagai beban dana OSIS/UKS/UKGS. Adapun tujuan dilakukan klasifikasi ini adalah agar setiap tahunnya saldo atas hutang dana dapat terpulihkan dan tidak berdampak adanya akumulasi yang semakin bertambah atas hutang dana. Terkait dengan matching concept pun akan terpenuhi.
Selain itu, dilihat dari definisi dan fungsi yang dimiliki atas akun hutang dana seperti yang telah diungkapkan sebelumnya, saldo akhir atas penggunaan dana kegiatan kurang tepat bilamana diklasifikasikan sebagai bagian atas kewajiban, bila dilihat atas kesesuaian dengan kriteria pengakuan sebagai kewajiban, terkait dengan diukur secara andal. Pengeluaran atas hutang dana tersebut baik untuk OSIS, UKS maupun UKGS tidaklah konstan setiap periodenya, pengeluaran bergantung pada kebutuhan atas kegiatan yang dilakukan oleh OSIS, UKS maupun UKGS. Pengakuan, pengukuran, pengukuran setelah pengakuan awal, serta penyajian dan pengungkapan adalah tidak layak dengan standar bilamana diakui sebagai hutang dana. IV.3. Aset Neto Pengakuan: Pengakuan telah dilakukan sebelumnya pada segmen laporan keuangan lainnya, yaitu laporan aktivitas perihal pendapatan dan beban yang dimiliki oleh Yayasan Sekolah TSK. Pengakuan terhadap pendapatan mengacu kepada halaman 107, sementara pengakuan terhadap beban mengacu pada halaman 112. Pengakuan yang sesuai terhadap pendapatan dan beban akan membuat pengakuan yang sesuai pula pada aset neto. Pengukuran: Pengukuran terhadap aset neto seperti yang telah diungkapkan pada halaman 53. Pengukuran terhadap aset neto dilakukan dengan melakukan pengukuran terhadap pendapatan aktivitas tidak terikat dan beban aktivitas tidak terikat. Pengukuran atas aset neto terkait dengan pengukuran atas pendapatan, dimana terdapat ketidaksesuaian dalam pengukuran pendapatan terutama perihal pendapatan akademik. Maka pengukuran yang dilakukan terhadap aset neto pun menjadi tidak sesuai.
Pengukuran setelah pengakuan awal: Tidak dapat diterapkan pada aset neto karena tidak ada basis penilaian yang menyertai. Penyajian dan pengungkapan: Aset neto berisikan informasi yang dihasilkan dari laporan aktivitas. Terkait dengan kenaikan (penurunan) aset neto, dimana aset neto ini diklasifikasikan sebagai aset neto tidak terikat sesuai dengan yang dinyatakan dalam PSAK Nomor 45 (revisi 2010). Dalam PSAK Nomor 45 (revisi 2010), dimana jumlah atas masing-masing kelompok aset bersih diklasifikasikan berdasar pada ada atau tidak adanya pembatasan oleh penyumbang, yakni terikat secara permanen, terikat temporer, dan tidak terikat. Untuk selanjutnya Yayasan Sekolah TSK telah melakukan klasifikasi tersebut yang diawali pada laporan aktivitas yang kemudian disajikan kembali dalam segmen laporan keuangan lainnya, yakni laporan perubahan aset neto. Kenaikan (penurunan) aset neto yang selanjutnya diakumulasikan dengan aset bersih pada awal tahun maka akan diperoleh aset neto pada akhir tahun.Penyajian dan pengungkapan yang dilakukan adalah sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku, dengan telah adanya klasifikasi yang dilakukan terhadap kelompok aset bersih. Dengan mengakumulasikan aktiva bersih dengan kewajiban sesuai dengan persamaan yang telah diungkapkan pada dimana aset merupakan hasil atas penjumlahan antara hutang dan aktiva bersih, maka akan diperoleh suatu persamaan yang balance antara sisi debet dengan sisi kredit pada laporan posisi keuangan. Pengakuan, pengukuran, pengukuran setelah pengakuan awal, serta penyajian dan pengungkapan yang diberikan terhadap aset neto bergantung kepada pengakuan, pengukuran, pengukuran setelah pengakuan awal, serta penyajian dan pengungkapan
pendapatan dan beban. Terkait dengan pengakuan pendapatan yang tidak tepat karena terdapat kesalahan pencatatan jurnal yang telah dilakukan pembahasan pada halaman 80 memiliki pengaruh terhadap pengakuan, pengukuran, pengukuran setelah pengakuan awal, serta penyajian dan pengungkapan yang atas aset neto, tingkat kesesuaian yang dimiliki tidak mutlak menjadi 100 % sesuai. IV.4. Pendapatan dan Penghasilan Pengakuan: Pengakuan yang dilakukan atas pendapatan dan penghasilan yang diterima oleh Yayasan Sekolah TSK dapat diidentifikasikan secara akrual. Berdasarkan pada SAK ETAP halaman 118 paragraf 20.12, terkait dengan penyediaan jasa yang menyatakan bahwa “… Hasil suatu transaksi dapat diestimasi secara andal jika memenuhi semua kondisi berikut: (a) Jumlah pendapatan dapat diukur secara andal (b) Ada kemungkinan besar bahwa manfaat ekonomis yang berhubungan dengan transaksi akan mengalir kepada entitas (c) Tingkat penyelesaian transaksi pada akhir periode pelaporan dapat diukur secara andal, dan (d) Biaya yang terjadi dalam transaksi dan biaya penyelasaian transaksi dapat diukur secara andal. Dengan membandingkan antara prinsip dasar yang telah disebutkan di atas dan kondisi yang terjadi pada Yayasan Sekolah TSK, dimana pendapatan dan penghasilan yang diterima dapat diukur secara andal. Pernyataan ini didukung dengan kondisi aktual yang ada, bahwa Yayasan Sekolah TSK mengakui pendapatan dan penghasilan berdasarkan kesepakatan nominal uang sekolah yang harus dibayar antara pihak sekolah
dengan orang tua siswa/i yang telah ditetapkan pada masing-masing unit pendidikan Sekolah TSK. Pendapatan tersebut diakui saat tanggal jatuh tempo pembayaran uang sekolah. Dengan melihat periode pengakuan atas pendapatan
dengan terjadinya
transaksi, dapat dikatakan bahwa pendapatan diakui secara sesuai. Pendapatan akademik, diakui melalui jurnal: Dr. Uang sekolah yang masih harus diterima
xxx
Cr. Penerimaan uang sekolah
xxx
Dr. Penerimaan uang sekolah
xxx
Cr. Bank (kas)
xxx
Atas jurnal yang telah disajikan sebelumnya terkait dengan akun pendapatan yang masih harus diterima pada halaman 80. Pengakuan demikian mempengaruhi saldo atas pendapatan akademik, dimana pendapatan akademik disajikan menjadi lebih rendah dari nilai wajarnya. Eliminasi jurnal yang tidak tepat atas penerimaan uang sekolah. Jurnal lainnya yang terkait pendapatan akademik antara lain: Dr. Bank (kas)
xxx
Cr. Uang sekolah diterima di muka Dr. Uang sekolah diterima di muka
xxx xxx
Cr. Uang sekolah
xxx
Cr. Dana sosial
xxx
Cr. Dana OSIS
xxx
Cr. Dana UKS/UKGS
xxx
Uang sekolah merupakan penghasilan yang diperoleh dari kegiatan operasional yaitu belajar mengajar sehingga uang sekolah yang diterima diklasifikasikan sebagai pendapatan akademik. Dr. Piutang usaha
xxx
Cr. Pendapatan akademik Dr. Uang sekolah yang masih harus diterima
xxx xxx
Cr. Penerimaan uang sekolah Dr. Bank (kas)
xxx xxx
Cr. Uang sekolah yang masih harus diterima
xxx
Pengakuan atas pendapatan setoran: Dr. Setoran yang masih harus diterima
xxx
Cr. Pendapatan
xxx
Saat penerimaan terjadi maka: Dr. Bank (kas)
xxx
Cr. Setoran yang masih harus diterima
xxx
Pengakuan pendapatan sumbangan, diakui melalui jurnal: Dr. Bank (kas) tidak terikat
xxx
Cr. Pendapatan sumbangan
xxx
Pendapatan sumbangan diperoleh dari para donator yang terdapat di yayasan (intern) dan digunakan untuk membantu pelaksanaan operasional. Pengakuan yang dilakukan terhadap pendapatan pengembangan, antara lain: Dr. Bank (kas) Cr. Pendapatan pengembangan
xxx xxx
Pendapatan pengembangan berasal dari kegiatan ekstrakulikuler yang dilakukan, misalnya atas esktrakulikuler komputer yang dibayarkan oleh para siswa di luar kurikulum yang diajarkan. Pembelajaran komputer dalam kurikulum telah termasuk dalam bagian uang sekolah. Pengakuan pendapatan pengembangan memenuhi matching concept atas diakuinya beban pengembangan komputer yang dikeluarkan, seperti yang dijabarkan pada halaman 113. Dr. Beban pengembangan Cr. Bank (kas)
xxx xxx
Adapun seperti yang telah disebutkan sebelumnya pada bab III bahwa terdapat akun pendapatan diterima dimuka, hal ini timbul sebagai estimasi yang dilakukan secara andal atas pendapatan dan penghasilan yang akan diterima. Iuran dibayarkan melalui bank, dimana terdapat selisih waktu antara pemberian rincian atas iuran yang diterima bank kepada pihak sekolah, setelah soft copy atas detail pembayaran uang sekolah telah siap disusun maka akan dikirimkan kepada pihak sekolah, sehingga hal ini membutuhkan waktu tunggu bagi pihak sekolah untuk menerima data pembayaran uang sekolah yang telah dilakukan oleh orang tua siswa/i. Kondisi ini tentunya akan menimbulkan ketidaksesuaian periode pengakuan pendapatan dengan keterjadian transaksi yakni transaksi pembayaran. Sehingga pihak sekolah melakukan penyesuaian dalam bentuk akun pendapatan diterima di muka, serta rekonsiliasi atas pendapatan dan penghasilan tersebut. Hingga pada akhirnya saldo pendapatan dan penghasilan antara pihak sekolah dan bank adalah balance. Pengukuran: Pengukuran yang dapat dilakukan terhadap akun pendapatan dan penghasilan pada dasarnya mengikuti pengukuran pada akun resiprokal dalam transaksi.
Sebagai ilustrasi, pendapatan akademik diukur berdasarkan uang sekolah yang masih harus diterima, uang sekolah yang diterima di muka serta atas piutang usaha terkait tunggakan pembayaran uang sekolah. Pengukuran atas akun yang resiprokal membuat pengukuran pendapatan menjadi sesuai pula. Pengukuran setelah pengakuan awal: Tidak dapat diterapkan terhadap akun pendapatan dan penghasilan dikarenakan tidak terdapat basis penilaian yang menyertai. Penyajian dan pengungkapan: Penjelasan mengenai penyajian dan pengungkapan akan dijelaskan secara bersamaan dengan penyajian dan pengungkapan beban. Secara umum pengakuan, pengukuran, pengukuran setelah pengakuan awal serta penyajian dan pengungkapan yang dilakukan terhadap akun pendapatan dan penghasilan adalah telah sesuai dengan standar. Namun, terdapat pengecualian terhadap pendapatan akademik, hal ini dikarenakan terdapat jurnal yang terkait dengan pengakuan yang tidak tepat. IV.5. Beban Pengakuan: Pengakuan terhadap beban seperti yang dinyatakan dalam SAK ETAP halaman 13 paragraf 2.37 yang menyatakan bahwa “Pengakuan beban merupakan akibat langsung dari pengakuan aset dan kewajiban. Beban diakui dalam laporan laba rugi jika penurunan manfaat ekonomi masa depan yang berkaitan dengan penurunan aset atau peningkatan kewajiban yang terjadi dan dapat diukur secara andal.” Yayasan Sekolah TSK yang berstatus nirlaba maka atas pernyataan pengakuan beban dalam laporan laba rugi diubah menjadi pengakuan beban dalam laporan aktivitas. Seperti halnya pendapatan yang dapat diestimasi dan diukur secara andal melalui iuran, beban pun demikian dimana beban yang dimiliki telah diestimasi dan diukur secara andal
melalui surat persetujuan baik antara pihak sekolah maupun pihak terkait lainnya. Sebagai contoh untuk beban gaji telah sesuai dengan persetujuan antara pengajar dengan pihak sekolah sehingga syarat pengakuan atas beban telah sesuai dengan standar yang ada. Pengakuan terhadap beban melalui jurnal yang dimiliki, antara lain: Pengakuan atas beban terkait dengan pengembangan, pemeliharaan, dan penyusutan atas aset tetap selain bangunan dan tanah (tanah tidak disusutkan), antara lain: Dr. Beban pengembangan
xxx
Cr. Bank (kas) Dr. Beban pemeliharaan
xxx xxx
Cr. Bank (kas) Dr. Beban penyusutan
xxx xxx
Cr. Akumulasi penyusutan
xxx
Beban penyusutan yang disajikan adalah berasal dari aset tetap, bukanlah berasal dari aset tidak berwujud karena aset tidak berwujud telah dihentikan pengakuannya sehingga tidak lagi mengalami penyusutan. Biaya penyusutan terkait aset tidak berwujud tidak lagi diakui. Pengakuan atas beban terkait dengan penyelesaian masa manfaat atas asuransi yang dibayar di muka, yaitu: Dr. Beban asuransi dan kesehatan Cr. Asuransi dibayar di muka
xxx xxx
Pengakuan atas beban gaji dalam kaitan dengan perhitungan pajak antara lain:
Dr. Beban gaji karyawan tetap
xxx
Dr. Beban gaji karyawan tidak tetap
xxx
Cr.Hutang pajak
xxx
Cr. Bank (kas)
xxx
Perihal pengakuan atas beban gaji berdasarkan jurnal yang diakui pada halaman 99 dan halaman 100 sebagai acuan atas jurnal terkait dengan hutang titipan-program iuran pasti, maka beban gaji diakui lebih tinggi dari nilai wajarnya, dimana akun yang seharusnya digunakan adalah beban pesangon dan pensiun seperti yang disajikan dalam laporan aktivitas. Pengakuan atas beban yang terkait dengan pendidikan maka akan diklasifikasikan sebagai: Dr. Beban penunjang kegiatan
xxx
Cr. Bank (kas)
xxx
Beban penunjang kegiatan seperti beban yang dimiliki oleh OSIS, UKS, dan UKGS atas penggunaan dana yang dialokasikan. Pembahasan mengenai pengalokasian dana ini dapat mengacu kepada halaman 103. Pengakuan beban ini adalah sesuai dengan klasifikasi atas beban yang dinyatakan pada teori halaman 25. Pengakuan atas beban yang tidak terkait langsung dengan pendidikan, namun masih tetap berada dalam lingkup pendidikan, yaitu: Dr. Beban administrasi pendidikan Cr. Bank (kas)
xxx xxx
Klasifikasi yang dilakukan terkait dengan beban ini adalah sesuai dengan teori pada halaman 25.
Pengakuan terhadap beban pajak pada dasarnya adalah mengikuti akun resiprokal yang terkait seperti halnya pada akun pendapatan dan penghasilan. Bilamana akun resiprokal memiliki pengakuan yang layak maka beban dapat diakui secara layak pula berdasarkan standar yang berlaku. Pengukuran: Pengukuran atas akun beban adalah sama dengan pengukuran pada akun pendapatan. Berdasarkan analisa yang dilakukan maka ilustrasi atas pengukuran yang dapat diberikan, antara lain: beban pengembangan dan beban pemeliharaan atas aset tetap yang dimiliki, kecuali tanah dan bangunan diperoleh berdasarkan klasifikasi biaya yang tidak memenuhi kriteria biaya perolehan seperti yang diungkapkan pada halaman 92. Terkait pengukuran atas beban penyusutan dilakukan dengan dasar kapitalisasi yang dilakukan baik pada aset berwujud maupun tidak berwujud terhadap estimasi umur manfaat yang dimiliki. Pengukuran setelah pengakuan awal: Tidak dapat diterapkan dalam akun beban karena tidak terdapat basis penilaian yang menyertainya. Penyajian dan pengungkapan: Terkait dengan penyajian dan pengungkapan yang dilakukan terhadap pendapatan dan penghasilan serta beban yang dimiliki Yayasan Sekolah TSK adalah telah sesuai dengan prinsip yang dinyatakan pada PSAK No. 45 (revisi 2010). Pada PSAK No.45 (revisi 2010) halaman 8 paragraf 21 yang menyatakan “Laporan aktivitas menyajikan jumlah perubahan aset neto terikat permanen, terikat temporer, dan tidak terikat dalam suatu periode.” Serta pada PSAK No. 45 (revisi 2010) halaman 8 paragraf 23 yang menyebutkan bahwa “ Laporan aktivitas menyajikan pendapatan sebagai penambah aset neto tidak
terikat, kecuali jika penggunaannya dibatasi oleh penyumbang, dan menyajikan beban sebagai pengurang aset neto tidak terikat.” Pendapatan dan beban yang ditampilkan oleh Yayasan Sekolah TSK adalah sesuai dengan kedua pernyataan tersebut, dimana pendapatan dan beban telah diklasifikasikan sebagai aktivitas tidak terikat. Dengan tidak adanya pembatasan yang diberikan terhadap pendapatan dan beban tersebut. Pendapatan dan beban yang bersumber dari kegiatan rutin telah digabung dengan pendapatan dan beban lain-lain sehingga menghasilkan kenaikan (penurunan) aktivitas bersih secara bruto. Penyajian secara bruto ini dikarena yayasan sebagai organisasi
nirlaba tidak dikenakan pajak atas pendapatan yang diterima.
Sehingga kenaikan (penurunan) aktiva bersih tidak dikurangi atau dipotong pajak. Selanjutnya, kenaikan
(penurunan) aktivitas bersih
ini dapat dilihat pada
penyajian laporan posisi keuangan Yayasan Sekolah TSK sebagaimana yang telah diatur dalam penyajian dan pengungkapan laporan keuangan organisasi nirlaba PSAK No.45 (revisi 2010). Berdasarkan pernyataan yang diberikan oleh Yayasan Sekolah TSK bahwa “Seluruh pendapatan digunakan untuk penyelenggaraan pendidikan, tidak ada penggunaan pendapatan oleh yayasan untuk investasi di luar institusi yayasan.” Hal ini sesuai dengan kriteria perlakuan terhadap kekayaan yayasan seperti yang tertuang dalam UU Nomor 28 Tahun 2004 tentang Yayasan, pasal 5 ayat 1 yang menyatakan bahwa “Kekayaan Yayasan baik berupa uang, barang, maupun kekayaan lain yang diperoleh Yayasan berdasarkan Undang-undang ini, dilarang dialihkan atau dibagikan secara langsung atau tidak langsung, baik dalam bentuk gaji, upah, maupun honorarium, atau bentuk lain yang dapat dinilai dengan uang kepada Pembina, Pengurus dan Pengawas.”
Namun dalam hal beban terdapat beban gaji, dimana dengan timbulnya hal ini maka akan memberikan suatu pertentangan atas pasal 5 ayat 1 dalam UU Nomor 28 tahun 2004 tentang Yayasan, bila dievaluasi bahwa gaji yang diberikan oleh Yayasan Sekolah TSK adalah untuk pihak-pihak yang tidak terafiliasi dengan pembina, pengurus, dan pengawas. Gaji yang dimaksudkan adalah untuk pengajar, karyawan administrasi maupun operasional. Dapat dilihat dari laporan aktivitas yang dimiliki perihal beban gaji hanyalah gaji yang diberikan untuk operasional, tidak terdapat beban gaji untuk pihakpihak yang terafiliasi. Hal ini tetap dapat dinyatakan sesuai dengan UU Nomor 28 tahun 2004 tentang Yayasan, pasal 5 ayat 2 sebagai pengecualian atas ayat 1 yang telah disebutkan di atas menyatakan bahwa “Pengecualian atas ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat ditentukan dalam Anggaran Dasar Yayasan bahwa Pengurus menerima gaji, upah, atau honorarium, dalam hal Pengurus Yayasan : a.bukan pendiri Yayasan dan tidak terafiliasi dengan Pendiri, Pembina, dan Pengawas; dan b.melaksanakan kepengurusan Yayasan secara langsung dan penuh. Secara umum pengakuan, pengukuran, pengukuran setelah pengakuan awal, serta penyajian dan pengungkapan yang dilakukan terhadap akun beban adalah telah sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku umum. Namun, terkait dengan pengakuan beban gaji perlu diperhatikan kembali terkait dengan penggunaan akun yang tidak tepat seperti yang dinyatakan dalam halaman 99 dan halaman 100. Untuk mempermudah dalam pemahaman atas analisa hasil penelitian yang telah dilakukan, maka pengakuan, pengukuran, pengukuran setelah pengakuan awal, serta
penyajian dan pengungkapan terkait aset, kewajiban, aset neto, pendapatan, dan beban akan disajikan dalam bentuk table, yakni tabel 4.1. Tabel 4.1
No
Pengakuan
Pengukuran
Aset
Pengukuran setelah pengakuan awal
Penyajian
Pengungkapan
x
1
Kas
2
Piutang
3
Piutang Hubungan Istimewa
4
Beban dibayar di muka
N/A
x
5
Pendapatan yang masih harus diterima
x
x
N/A
x
x
6
Setoran yang masih harus diterima Rekening koran
x
N/A
7
x
N/A
x
x x
8
Aset tidak berwujud
9
Aset tetap
x
N/A
N/A
Liabilitas 10
Hutang Pajak
N/A
11
Biaya yang masih harus dibayar
N/A
12
Uang sekolah diterima di muka
N/A
x
13
Hutang titipan
N/A
14
Hutang dana
x
x
N/A
x
x
15
Aset Neto
N/A
N/A
16
Pendapatan
N/A
N/A
N/A
N/A
17
Beban
Keterangan:
: Perlakuan akuntansi yang telah dilakukan dan sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku umum.
x
: Perlakuan akuntansi yang telah dilakukan, namun tidak sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku umum.
N/A : Tidak ada perlakuan akuntansi yang diterapkan berdasarkan nature yang dimiliki akun terkait.
IV.6. Penyajian dan Pengungkapan Analisis Laporan Keuangan Yayasan Sekolah TSK berdasarkan PSAK Nomor 45 (revisi 2010) Tabel 4.2
Sekolah TSK Laporan Aktivitas Untuk Tahun Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 20xx Perubahan Aset Neto Tidak Terikat Pendapatan dan Penghasilan Pendapatan akademik Pendapatan setoran Pendapatan laboratorium Pendapatan pengembangan Pendapatan sumbangan Pendapatan pelayanan kesehatan Pendapatan PPSB Pendapatan kegiatan OSIS/UKS/UKGS Jumlah pendapatan
xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx
Beban dan Kerugian Beban pegawai tetap Beban pegawai tidak tetap Beban kesejahteraan karyawan Beban penunjang pendidikan Beban administrasi pendidikan Beban administrasi Beban pengembangan Beban penyusutan Beban pemeliharaan Beban asuransi dan kesehatan Beban perpustakaan dan cetakan Beban pensiun dan pesangon Beban kegiatan OSIS/UKS/UKGS Jumlah beban dan kerugian
xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx
Pendapatan (beban) lain-lain Pendapatan lain-lain Beban lain-lain Jumlah pendapatan (beban) lain-lain Kenaikan (penurunan) aset neto
xxx
(xxx)
xxx (xxx) xxx xxx
Berdasarkan pembahasan terkait dengan hutang dana pada halaman 102 hingga halaman 105, maka dilakukan penambahan akun Pendapatan kegiatan OSIS/UKS/UKGS dan akun Beban kegiatan OSIS/UKS/UKGS pada laporan aktivitas Yayasan Sekolah TSK. Tabel 4.3
Sekolah TSK Laporan Perubahan Aset Neto Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 20XX Aset Neto Tidak Terikat Jumlah pendapatan tidak terikat Jumlah pengeluaran tidak terikat
xxx (xxx)
Kenaikan (penurunan) aset neto tidak terikat
xxx
Kenaikan Aset Neto Aset Neto Pada Awal Tahun Aset Neto Pada Akhir Tahun
xxx xxx xxx
Berdasarkan analisa atas penerapan standar akuntansi yang berlaku umum, yakni PSAK No. 45 (revisi 2010). Dimana penggunaan istilah aktivita bersih tidak lagi digunakan dalam istilah tersebut telah diganti menjadi aset neto, seperti yang disajikan dan diungkapkan dalam laporan perubahan aset neto di atas.
Tabel 4.4 Sekolah TSK Laporan Posisi Keuangan 31 Desember 20XX dan 20XX Aset Aset lancar Kas dan setara kas Piutang Piutang hubungan istimewa Uang sekolah yang masih harus diterima Piutang pajak Beban dibayar di muka-asuransi Setoran yang masih harus diterima
Liabilitas xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx
Hutang pajak Hutang hubungan istimewa Uang sekolah diterima di muka Hutang titipan Hutang dana Hutang usaha
xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx
Total hutang Aset tetap Total harga perolehan aset tetap Total akumulasi penyusutan aset tetap Nilai buku aset tetap
Jumlah Aset
xxx (xxx) xxx
xxx
Aset Neto Aset Neto Pada Awal Tahun Pendapatan aktivitas tidak terikat Beban aktivitas tidak terikat Kenaikan (penurunan) aset neto Jumlah Aset Neto Jumlah Liabilitas dan Aset Neto
xxx xxx (xxx) xxx xxx xxx
Berdasarkan analisa terhadap pengakuan, pengukuran, pengukuran setelah pengakuan awal, serta penyajian dan pengungkapan atas akun-akun yang dimiliki oleh Yayasan Sekolah TSK, maka terdapat beberapa akun yang direkomendasikan kepada Yayasan Sekolah TSK, dimana akun tersebut antara lain:
piutang pajak berdasarkan pada
pembahasan halaman 95, hutang hubungan istimewa yang mengacu pada pembahasan halaman 78.
Tabel 4.5
Sekolah TSK Laporan Arus Kas Untuk Tahun yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 20XX AliranKas dari Aktivitas Operasi Kas dari pendapatan jasa Kas dari penyumbang
xxx xxx
Kas dari (ke) piutang Penerimaan lain-lain
xxx xxx
Kas yang dibayarkan kepada karyawan dan suplier
(xxx)
Hutang yang dilunasi
(xxx)
Kas neto yang diterima (digunakan) untuk aktivitas operasi Aliran Kas dari Aktivitas Investasi Pembelian aset tetap Piutang hubungan istimewa Kas neto yang diterima (digunakan) untuk aktivitas investasi
xxx
xxx xxx xxx
Aliran Kas dari Aktivitas Pendanaan Kas neto yang diterima (digunakan) untuk aktivitas pendanaan
xxx
Kenaikan (penurunan) neto dalam kas dan setara kas
xxx
kas dan setara kas pada awal tahun Kas dan setara kas pada akhir tahun
xxx xxx