BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah anggaran pendidikan, kompetensi guru dan motivasi belajar siswa SMA Negeri yang ada di Kabupaten Cianjur. Dalam hal ini yang menjadi subjek penelitiannya adalah siswa dan kepala sekolah SMA Negeri
Penelitian ini dilakukan untuk mengungkapkan
hubungan antara anggaran pendidikan, motivasi belajar siswa, dan kompetensi guru berdasarkan peresepsi siswa terhadap mutu lulusan
SMA Negeri di
Kabupaten Cianjur, yang dilihat dari rata-rata jumlah UN. Nilai Ujian Akhir Nasional (UN) dijadikan sebagai tolak ukur keberhasilan suatu lulusan, karena di Indonesia keberhasilan pendidikan diukur melaui Ujian Nasional (UN). Perolehan nilai UN dapat dijadikan tolok ukur dari mutu dan keberhasilan lulusan suatu sekolah.
4.2 Kondisi SMA Negeri di Kabupaten Cianjur SMA yang diteliti teridiri dari 9 SMA Negeri yang tersebar di beberapa kecamatan di Kabupaten Cianjur. Adapun daftar SMA Negeri yang diteliti adalah sebagai berikut :
70
71
No
Tabel 4.1 Daftar SMA Negeri di Kabupaten Cianjur Nama Sekolah Alamat
Kecamatan
1
SMAN 1 CIANJUR
Jl. P.Hidayatullah No.13
Cianjur
2
SMAN 2 CIANJUR
Jl. Siliwangi No.9
Cianjur
3
SMAN 1 CILAKU
Jl.Perintis Kemerdekaan
Cilaku
4
SMAN 1 SUKANEGARA
Jl. Raya Sukanegara No.1
Sukanegara
5
SMAN 1 CIBEBER
Jl. Raya Cibeber
Cibeber
6
SMAN 1 CIRANJANG
Jl. Jati Pasir Anta Ciranjang
Ciranjang
7
SMAN 1 SUKARESMI
Jl.Mariwati KM 4 Sukaresmi Sukaresmi
8
SMAN 1 PACET
Jl. Sukanagalih Pacet
Pacet
9
SMAN 1 WARUNG
Jl. Pasir Huni No.15
Warungkondang
KONDANG
Warungkondang
Jika dilihat dari banyakanya jumlah siswa kelas XII masing-masing SMA dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 4.2 Jumlah Siswa Kelas XII SMA Negeri di Kabupaten Cianjur Tahun Ajaran 2007/2008 No
Nama Sekolah
Jumlah Siswa
1
SMAN 1 CIANJUR
388
2
SMAN 2 CIANJUR
309
3
SMAN 1 CILAKU
394
4
SMAN 1 SUKANEGARA
288
5
SMAN 1 CIBEBER
318
6
SMAN 1 CIARANJANG
239
7
SMAN 1 SUKARESMI
339
8
SMAN 1 PACET
143
9
SMAN 1 WARUNG KONDANG
116
72
Dari data diatas dapat diketahui sekolah mana yang memiliki jumlah siswa kelas XII terbanyak dan sekolah yang memiliki jumlah siswa kelas XII sedikit. Sekolah yang mempunyai siswa kelas XII terbanyak tahun ajaran 2007/2008 adalah SMA Negeri 1 Cilaku, sedangkan sekolah yang mempunyai jumlah siswa kelas XII sedikit adalah SMA Negeri 1 Warungkondang.
4.3 Analisis Karakteristik Responden Responden yang menjadi objek dalam penelitain ini adalah siswa SMA Negeri kelas XII yang terdiri dari 290 orang yang berasal dari 9 SMA Negeri yang ada di Kabupaten Cianjur dan Kepala sekolah SMA Negeri yang berjumlah 9 orang yang berasal dari 9 SMA Negeri di Kabupaten Cianjur.
4.3.1 Responden Siswa Karakteristik responden siswa dalam penelitian ini dilihat dari jenis kelamin dan usia. Jenis kelamin dapat menunjukkan keinginan dan selera akan suatu hal. Tabel 4.3 memperlihatkan jumlah responden berdasarkan jenis kelamin dengan jumlah sempel sebanyak 290 responden.
No
Tabel 4.3 Penyebaran Responden berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Frekuensi Persentase
1
Laki-laki
147
51%
2
Perempuan
143
49%
Jumlah
290
100%
73
Data diatas menunjukkan bahwa dari 290 responden yang diteliti sebagian besar berjenis kelamin laki-laki sebanyak 147 atau 51% dari total responden, sedangkan jumlah responden perempuan sebanyak 143 orang atau 49% dari total responden. Kemudian menunjukkan
karakteristik
kedewasaan
responden
dalam
berpikir
berdasarkan akan
suatu
usia. hal.
Usia
dapat
Tabel
4.4
memperlihatkan jumlah responden berdasarkan usia dengan jumlah sampel 290 responden. Tabel 4.4 Penyebaran Responden berdasarkan Usia Usia Frekuensi Persentase
No 1
16 Tahun
23
8%
2
17 Tahun
267
92%
Jumlah
290
100%
Sumber : Data Penelitian diolah Data diatas menunjukkan bahwa dari 290 responden yang diteliti sebagian besar berusia 17 tahun atau 92 % dari total responden, dan 23 orang berusia 16 tahun atau sebanyak 8%. Hal tersebut menunjukkan bahwa responden berada pada jenjang yang seharusnya, karena secara umum usia SMA adalah 16-17 tahun.
4.3.2 Responden Kepala Sekolah Karakteristik reponden kepala sekolah dilihat berdasarkan usia dan pengalama kerja.
Sudah
dijelasakn
sebelumnya bahwa usia seseorang
menunjukkan kedewasaan dan kematangan dalam berpikir dan memandang suatu hal.
74
Tabel 4.5 Penyebaran Responden Berdasarkan Usia No
Pengalaman Frekuensi Kerja ≤ 50 Tahun 2 1 50-55 Tahun 4 2 55-60 Tahun 3 3 Jumalah 9 Sumber: Data penelitian diolah
Persentase 22 % 44 % 34 % 100 %
Data diatas menunjukkan bahwa dari 9 responden yang diteliti sebagian besar berusia 50-55 tahun atau 44% dari total responden, kemudian sebanyak 3 orang berusia 55-60 tahun atau sebanyak 34% dan 2 orang berusia kurang dari 50 tahun atau sebanyak 22% dari total responden. Sedangkan karakteristik responden berdasarkan pengalama kerja disajikan paad tabel 4.5 sebagai berikut : Tabel 4.6 Penyebaran Responden Berdasarkan Pengalaman Kerja No
Pengalaman Frekuensi Kerja ≤15 Tahun 1 1 15-20 Tahun 2 2 20-25 Tahun 4 3 ≥ 25 Tahun 2 4 Jumalah 9 Sumber: Data penelitain diolah
Persentase 12% 22% 44% 22% 100 %
Data diatas menunjukkan bahwa dari 9 responden yang diteliti sebagian besar memiliki pengalaman yang cukup lama yaitu 20-25 tahun atau sebesar 44%, kemudian 2 orang selama 15-20 tahun atau sebesar 22%, kemudian 2 orang lagi memiliki pengalaman kerja lebih dari 25 tahun atau sebesar 22% dan 1 orang memiliki pengalaman kerja kurang dari 15 tahun atau sebesar 12%. Dari data
75
tersebut dapat disimpulkan bahwa pengalaman kerja Kepala Sekolah SMA Negeri di Kabupaten Cianjur tergolong baik, hal ini dilihat dari lamanya pengalaman kerja. Karena dengan semakin banyak pengalaman yang dimiliki kepala sekolah akan mempengaruhi pada gaya atau sikap kepemimpinan seseorang.
4.4 Gambaran Variabel Penelitian Pada bagian ini diuraikan variabel-variabel penelitian, yaitu Anggaran Pendidikan (X1), Kompetensi Guru berdasarkan persepsi siswa (X2), Motivasi Belajar Siswa (X3) dan Mutu Lulusan SMA Negeri (Y).
4.4.1 Anggaran Pendidikan Perencanaan/ anggaran dalam manajemen keuangan ialah kegiatan merencanakan sumber dana untuk menunjang kegiatan pendidikan dan tercapainya tujuan sekolah. Penganggaran merupakan kegiatan atau proses penyusunan anggaran (budget).Budget merupakan rencana operasional yang dinyatakan secara kuantitatif dalam bentuk satuan uang yang digunakan sebagai pedoman dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan lembaga dalam kurun waktu tertentu . Oleh karena itu, dalam anggaran tergambar kegiatan-kegiatan yang akan dilaksankan oleh suatu lembaga. (Nanang Fattah,2006:47)
76
1 Anggaran Penerimaan SMA Negeri di Kabupaten Cianjur salah satu komponen penting dalam pendidikan adalah adanya anggaran penerimaan yang diperoleh oleh sekolah. Dengan adanya anggaran penerimaan maka tujuan pendidikan akan tercapai. Secara umum jumlah anggaaran total dari 9 SMA Negeri di Kabupaten Cianjur adalah sebesar Rp. 9.596.591.500. komponen yang ada dalam anggaran penerimaan tiap-tiap sekolah terdiridari 3 komponen yaitu: Pemerintah, Uang Dana Tahunan (UDT) dan Uang Dana Bangunan (UDB). Persentase masingmasing komponen yang ada dalam anggaran penerimaan adalah sebagai berikut: dari pemerintah sebesar 21%, uang dana tahunan (UDT) sebesar 27% dan uang dana bulanan (UDB) sebesar 20%. Jika dilihat bahwa anggaran penerimaan terbesar adalah dari uang dana tahunan. Hal ini menunjukkan bahwa saat ini SMA Negeri di Kabupaten Cianjur sudah mandiri tidak bergantung pada pemerintah, terutama untuk dana pembangunan sekolah. Untuk lebih jelasnya berikut adalah rincian keseluruhan anggaran penerimaan SMA Negeri di Kabupaten Cianjur :
77
Tabel 4.7 Anggaran Penerimaan SMA Negeri di Kabupaten Cianjur tahun 2007/2008 N0 1
Nama Sekolah SMAN 1 CIANJUR
Pemerintah 341.550.000
UDT 810.000.000
UDB 972.000.000
Total 2.123.550.000
2
SMAN 2 CIANJUR
287.950.000
795.500.000
885.000.000
1.968.450.000
3
SMAN 1 CILAKU
197.508.000
288.000.000
554.400.000
1.039.908.000
4
SMAN 1 SUKANEGARA SMAN 1 CIBEBER
138.284.500
214.200.000
441.180.000
793.664.500
122.890.000
315.000.000
547.200.000
985.090.000
6
SMAN 1 CIRANJANG
226.475.000
445.500.00
463.104.000
689.579.000
7
SMAN 1 SUKARESMI SMAN 1 PACET
87.170.000
351.500.000
835.500.000
1.274.170.000
32.000.000
132.000.000
271.180.000
435.180.000
172.000.000
115.000.000
241.800.00
287.000.000
1.605.827.500
3.021.200.000
4.969.564.000
9.596.591.500
27%
20%
100 %
5
8 9
SMAN 1 WARUNG KONDANG Jumlah Persentase
21%
Dari tabel diatas dapt dilihat pula pendistribusian anggaran penerimaan dalam tabel sebagai berikut : Tabel 4.8 Distribusi Anggaran Penerimaan SMA Negeri di Kabupaten Cianjur Tahun 2007/2008 No Distribusi Frekuensi 1 < Rp.300.000.000 1 2 Rp. 3000.000.000 – Rp 1 600.000.000 3 Rp. 600.000.000 – Rp 2 900.000.000 4 > Rp 900.000.000 5 Jumlah 9 Sumber : Data Penelitian Diolah
% 11 11 22 56 100
Data diatas menunjukkan bahwa anggaran penerimaan tiap-tiap sekolah SMA Negeri cukup beragam, dan sekolah yang memiliki anggaran penerimaan
78
lebih dari RP. 900.000.000 atau sebesar 22% sebanyak 5 sekolah yaitu SMA Negeri 1 Cianjur, SMA Negeri 2 Cianjur, SMA Negeri 1 Cilaku, SMA Negeri 1 sukaresmi dan SMA negeri 1 Cibeber. Hal ini dikarenakan banyaknya jumlah siswa yang dimiliki, kemudian 2 SMA yaitu SMA Sukanegara dan SMA Ciaranjang
mempunyai
anggaran
penerimaan
yang
berkisar
antara
Rp.600.000.000 – Rp. 900.000.000, 1 sekolah yaitu SMA Pacet mempunyai anggaran penerimaan berkisar antara Rp. 300.000.000 – Rp. 600.000.000, dan yang memiliki anggaran penerimaan terkecil yaitu kurang dari Rp. 300.000.000, atau sebesar 11% sebanyak 1 sekolah yaitu SMA Negeri Warungkondang. Hal ini diduga karena banyaknya siswa yang masih menunggak pembayaran kepada sekolah.
2 Anggaran Pengeluaran SMA Negeri di Kabupaten Cianjur Agar proses pendidikan berjalan lancar, dimana hal ini akan langsung berhubungan dengan alokasi komponen biaya yang akan dikeluarkan dalam menjalankan proses pendidikan. Di dalam anggaran pengeluaran masing-masing sekolah mengalokasikan anggaran pengeluarannya kedalam 6 komponen , yaitu pemeliharaan dan rehabilitasi sarana, peningkatan kegiatan KBM dan PBM, peningkatan pembinaan kegiatan siswa, biaya personil peningkatan keterampilan, kegiatan rumah tangga sekolah dan komite sekolah dan gaji dan kesra pegawai. Data anggaran pengeluaran semua SMAN di Kab. Cianjur dapat dilihat pada tabel 4.9 sebagai berikut ini :
79
80
Dari tabel diatas dapat dilihat pengalokasian anggaran untuk pemeliharaan dan pengadaan sarana sebesar 13%, peningkatan kegiatan PBM dan KBM sebesar 11%, peningkatan pembinaan kegiatan siswa sebesar 3.2%, dukungan biaya personil peningkatan keterampilan sebesar 18%, kegiatan rumah tangga sekolah dan komite sekolah sebesar 7%, dan gaji dan kesra pegawai sebesar 51%. Dari total keseluruhan anggaran pengeluaran pendidikan sebesar Rp. 16.983.282.310 Anggaran yang dikeluarkan oleh SMA Negeri sebagian besar (51%) digunakan untuk gaji dan kesra pegawai. Ini bisa diakibatkan karena jumlah tenaga pendidik lebih banyak yang berstatus tenaga honorer, dan juga bervariasinya tingkat gaji dikarenakan golongan yang berbeda-beda pada masingmasing guru.
Sedangkan annggaran untuk peningkatan pembinaan siswa SMA
Negeri relatif kecil yaitu 3.2 % dari anggaran yang dikeluarkan. Anggaran pengeluaran diatas selanjutnya dapat dilihat dalam tabel distribusi sebagai berikut Tabel 4.10 Distribusi Anggaran Pengeluaran SMA Negeri di Kabupaten Cianjur No 1 2
Distribusi Frekuensi < Rp.500.000.000 2 Rp. 500.000.000 – Rp 2 1.000.000.000 3 Rp. 1.000.000.000 – 1 Rp 1.500.000.000 4 > Rp 1. 500.000.000 4 Jumlah 9 Sumber : Data Penelitian diolah
% 22 22 11 45 100
Dari hasil distribusi dapat dilihat sebagian besar sekolah atau sebesar 45% mempunyai anggaran pengeluaran dengan nilai berkisar > Rp.1.500.000.000. disini juga bisa dilihat bahwa anggaran pengeluaran lebih banyak dialokasikan
81
untuk gaji dan kesra pegawai. Sedangkan untuk infrastruktur sekolah masih kurang.
3 Gambaran Efektifitas Anggaran Pendidikan SMA Negeri di Kabupaten Cianjur Tahun 2007/2008 Berdasarkan hasil analisis antara anggaran pendidikan dengan realisasi pendidikan yang diambil dari 9 SMA Negeri yang diteliti, pengalokasian anggaran yang dikeluarkan masing-masing sekolah berbeda-beda, karena anggaran yang dikeluarkan tiap-tiap sekolah ada yang sesuaian antara anggaran pendidikan dengan realisasi pendidikan, dan ada juga ketidaksesuaian antara anggaran pendidikan dengan realisasi pendidikan. untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari tabel sebagai berikut : Tabel 4.11 Tabel Analisis Antara Target Anggaran Pendidikan dengan Realisasi Pendidikan Per Komponen Pada SMA Negeri di Kabupaten Cianjur Tahun 2007/2008 Nama SMAN
SMAN 1
Pemlhraan & pengadaan Sarana 90 %
Peningkatan KBM dan PBM
Keg. Pembinaan siswa
Biaya peningkatan ketermpilan
100%
100%
90%
Keg.RT Sekolah &komite sekolah 105%
Gaji dan Kesra pegawai 100%
SMAN 2
92%
100%
98%
100%
100%
102%
Cilaku
100%
100%
100%
100%
100%
136%
Sukaresmi
31%
12,5%
35%
38%
13%
-
Cibeber
90%
99%
70%
97%
90%
-
Ciranjang
80%
80%
80%
80%
80%
100%
Sukanegara
286%
47,5%
43%
80%
90%
101%
14,40%
11,05%
2,00%
56,91%
10,98%
-
45%
96%
91,66%
89%
100%
-
Pacet Warkon
82
Tabel diatas menunjukkan efektifitas masing-masing komponen anggaran pengeluaran, ketidaksesuaian antara anggaran pendidikan dengan realisasi pendidikan sebagian besar terdapat pada alokasi anggaran pemeliharaan dan pengadaan sarana, kegiatan pembinaan siswa dan gaji dan kesra pegawai. Masingmasing sekolah ada yang kurang dari anggaran yang ditetapkan, ada juga yang lebih dari anggaran yang ditetapkan. Sedangkan untuk melihat efektifitas anggaran pengeluaran dari semua komponen secara keseluruhan dari masing-masing SMA Negeri di Kabupaten Cianjur dapat dilihat pada tabel 4.12 sebagai berikut : Tabel 4.12 Efektifitas Rencana dan Realisasi Anggaran Pengeluaran SMA Negeri di Kabupaten Cianjur Tahun 2007/2008 No
Target/Rencana
Realisasi
Efektifitas (%)
1
4.289.500.00
4.198.417.737
99 %
2
3.306.775.000
3.217.775.000
97 %
3
2.385.272.040
2.647.189.218
109 %
4
985.090.000
913.483.300
92.70 %
5
858.230.000
842.135.000
98 %
6
2.885.650.148
2.778.634.348
96 %
7
1.352.908.368
1.395.802.909
103 %
8
395.420.000
360.944.800
95,34 %
9
528.800.000
418.900.000
79,20 %
Berdasarkan tabel diatas efektifitas anggaran yang dikeluarkan oleh sekolah berbeda-beda. Target atau rencana yang telah ditetapkan pada realisasinya ada yang kurang dari anggaran yang telah ditetapkan dan ada juga yang lebih dari
83
anggaran yang telah ditetapkan. Hasil analisis efektifitas anggaran pengeluaran dan realisasinya dapat dilihat dalam distribusi sebagai berikut : Tabel 4.13 Distribusi Efektifitas Anggaran Pengeluaran No 1 2
Distribusi < 100 % > 100 % Jumlah
Frekuensi 7 2 9
% 78 22 100
Data diatas menunjukkan bahwa 7 SMA Negeri di Kabupaten Cianjur atau sebanyak 78 % anggaran pengeluarannya kurang dari anggaran yang telah ditetapkan atau tidak ada kesesuaian antara rencana dan realisasi. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor salah satunya adalah kurangnya anggaran yang diterima oleh sekolah, penerimaan anggaran ini diperoleh dari siswa, orangtua siswa, masyarakat dan pemerintah. Kurangnya anggaran ini diakibatkan oleh masih banyaknya siswa yang masih menunggak bayaran, kurangnya partisipasi masyarakat dan kurangnya dana dari pemerintah
dan 22% atau sebanyak 2
sekolah yaitu SMA Cilaku dan SMA Sukanegara anggarannya melebihi dari anggaran yang telah ditetapkan. Kelebihan anggaran di SMA Cilaku disebabkan oleh besarnya alokasi anggaran untuk Gaji dan Kesra pegawai, besarnya alokasi ini dikarenakan banyaknya jumlah guru honorer di SMA Cilaku. Sedangkan di SMA Sukanegara kelebihan anggaran ini disebabkan oleh besarnya alokasi untuk pemeliharaan dan pengadaan sarana, karena di SMA Sukanegara fasilitas sarana dan prasarananya masih kurang, sehingga untuk melengkapi sarana dan prasarana, sekolah
mengeluarkan
dana
yang
keberlangsungan kegiatan pembelajaran.
cukup
besar
untuk
menunujang
84
4.4.2 Kompetensi Guru Beradasarkan Persepsi Siswa Proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruahn dengan guru sebagai pemegang peranan utama. Peranan guru adalah terciptanya serangkaian tingkah laku yang saling berkaitan yang dilakukan dalam suatu situasi tertentu serta hubungan dengan kemajuan perubahan tingkah laku dan perkembangan siswa yang menjadi tujuannya. Guru merupakan jabatan atau profesi yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru. Kompetensi berarti suatu hal yang menggambarkan kualifikasi atau kemampuan seseorang, baik yang kualitatif maupun kuantitatif ( Uzer Usman, 2008: 4) Untuk mengetahui gambaran umum kompetensi guru berdasarkan perespssi siswa digunakan rumus konversi skala lima sebagai berikut : Tabel 4.14 Pedoman Konversi Absolut Skala 5 Rentang Kategori ( Mi + 1,5 SDi) – ( Mi + 3,0 SDi)
Sangat Tinggi
( Mi + 0,5 SDi) – ( Mi + 1,5 SDi)
Tinggi
( Mi – 0,5 SDi) – ( Mi + 0,5 SDi)
Cukup
( Mi – 1,5 SDi) – ( Mi – 0,5 SDi)
Kurang
( Mi – 3,0 SDi) – ( Mi – 1,5 SDi)
Rendah
Sumber ( Suprian, 2005:82)
Perespsi Siswa Mengenai Kompetensi Guru dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :
85
Tabel 4.15 Persepsi Siswa Mengenai Kompetensi Guru No
No. item
F
SS %
F
S %
F
R %
F
TS %
F
STS %
Jum lah
1.
Item 1
85
29,3
122
42,1
67
23,1
15
5,2
1
0,3
290
2.
Item 2
69
23,8
135
47
54
19
30
10,3
2
0,7
290
3.
Item 3
79
27,2
160
55,2
33
11,4
16
5,5
2
0,7
290
4.
Item 4
76
26,2
163
56,2
40
14
11
4
0
0
290
5.
Item 5
72
25
92
32
73
25,2
50
17,2
3
1,03
290
6
Item 6.
100
34,5
127
44
38
13,1
15
5,2
10
4
290
7.
Item 7
42
14,5
108
37,2
86
30
48
17
6
2,1
290
8.
Item 8
42
14,5
84
29
101
35
55
19
8
3
290
9
Item 9
66
23
112
39
75
26
33
11,4
4
1,2
290
10
Item 10
47
16,2
109
38
68
23,4
61
23,01
5
2
290
11
Item 11
22
8
156
54
96
33,1
14
5
2
0,7
290
12
Item 12
60
21
128
44,1
76
26,2
25
9
1
0,3
290
13
Item 13
78
27
127
44
62
21,2
20
7
1
0,3
290
14
Item 14
57
20
128
44,1
76
26,2
29
10
0
0
290
15
Item 15
92
32
134
46,2
33
11,4
28
10
3
1,03
290
16
Item 16
53
18,3
143
49,3
50
17,2
38
13,1
6
2,1
290
17
Item 17.
142
49
110
38
14
5
11
4
13
4,5
290
Jumlah
1132
409,5
2138
739,4
1042
360,5
499
175,9
67
23,96
4930
Rata-
66,59
24,09
125,8
43,49
61,29
21,21
29,35
10,35
3,94
1,41
290
rata
Untuk mengetahui gambaran umum Persepsi Siswa Mengenai Kompetensi Guru dengan menggunakan rumus konversi skala lima diperoleh data sebagai berikut 1. Menentukan skor maksimal ideal ( SMI)
= 85
2. Rata-rata ideal (Mi)
= ½ SMI = 42,5
3. Standar Deviasi ideal (SDi)
= ⅓ (Mi) = 14,17
Jumlah Responden
: 290
Skor Maksimal
: 81
Skor Minimal
: 41
86
Tabel 4.16 Gambaran Umum Variabel Kompetensi Guru (X2) Rentang F Persentasi Keterangan 64,55 – 85,01 62 21,38 Sangat Tinggi 49,58 – 63,75 112 38,62 Tinggi 35,42 – 49,58 116 40 Cukup 21,25 – 35,42 Kurang 0,00 – 21,25 Rendah Jumlah 290 290
Data diatas menunjukkan bahwa kompetensi guru SMA negeri di Kabupaten Cianjur berdasarkan persepsi siswa sudah memiliki kompetensi yang tinggi, hal ini terbukti dari semua responden berada pada kriteria sangat tinggi sebanyak 62 orang atau 21,38%, sedangkan 112 orang atau 38,62% berada pada kriteria tinggi dan 116 orang atau 40% berada pada kriteria cukup.
4.4.3 Motivasi Belajar Siswa Proses belajar akan berjalan lancar jika disertai dengan motivasi. Sehingga motivasi memberikan pengaruh terhadap prestasi belajar yang dicapai oleh siswa. Dengan demikian yang dimaksud Motivasi adalah pendorong suatu usaha yang disadari untuk mempengaruhi tingkah laku seseorang agar ia tergerak hatinya untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu”. (M. Ngalim Purwanto Mp, 1990:71 Tanggapan motivasi belajar siswa SMA Negeri di Kabupaten Cianjur bisa dilihat pada tabel 4.17 berikut ini :
87
Tabel 4.17 Tanggapan Motivasi Belajar Siswa No
No Item F
SS %
F
S %
F
R %
F
TS %
F
STS %
Juml ah
1.
Item 1
13
4,5
31
11
178
61,4
62
21,4
6
2,1
290
2.
Item 2
77
27
112
42
67
23,10
34
12
0
0
290
3.
Item 3
11
4
113
39
68
23,44
78
27
20
7
290
4.
Item 4
50
17,24
124
43
79
27.24
37
13
0
0
290
5.
Item 5
24
8,28
110
38
57
20
83
29
16
5,52
290
6
Item 6
45
16
122
42,1
92
32
31
11
0
0
290
7.
Item 7
64
22,1
145
50
65
22,4
16
9
0
0
290
8.
Item 8
27
9,3
107
37
49
17
88
30,34
19
7
290
9
Item 9
16
5,51
106
37
63
22
89
31
16
6
290
10
Item 10
171
59
92
32
13
4,5
6
2,1
8
3
290
11
Item 11
35
12,1
78
27
47
16,21
93
32,1
37
13
290
12
Item 12
2
0,7
31
11
42
14,5
155
53,4
60
21
290
13
Item 13
4
1,4
34
12
46
16
140
48,3
66
23
290
14
Item 14
85
29,3
134
46,2
58
20
11
4
2
0,7
290
15
Item 15
34
12
155
53,4
62
21,4
34
11,7
5
1,7
290
Jumlah
658
187,13
1494
520,7
986
341,19
957
331,38
255
90,02
4350
43,87
14,48
99,6
34,71
65,73
22,75
63,8
20,09
17
6,00
290
RataRata
Untuk mengetahui gambaran umum motivasi belajar siswa dengan menggunakan rumus konversi skala lima diperoleh data sebagai berikut : 1. Menentukan skor maksimal ideal ( SMI)
= 75
2. Rata-rata ideal (Mi)
= ½ SMI = 37,5
3. Standar Deviasi ideal (SDi)
= ⅓ (Mi) = 12,5
Jumlah Responden
: 290
Skor Maksimal
: 62
Skor Minimal
: 40
88
Tabel 4.18 Gambaran Umum Variabel Motivasi Belajar Siswa (X3) Rentang F Persentasi Keterangan 56,25 – 75,00 20 6,90 Sangat Tinggi 43,75 – 56,25 264 91,03 Tinggi 31,25 – 43,75 6 6 Cukup 18,75 – 31,25 0 0 Kurang 0,00 – 18.75 0 0 Rendah Jumlah 290 290
Hasil data tersebut menunjukkan bahwa siswa SMA Negeri di Kabupaten Cianjur sudah memiliki motivasi yang tinggi, hal ini terbukti dari semua responden berada pada kriteria sangat tinggi sebanyak 20 orang atau sebesar 6,90% dan kriteria tinggi sebanyak 264 orang atau sebesar 91,03% pada kriteria tinggi.
4.4.4 Mutu Lulusan Menurut Syaiful Sagala (2007:170) mutu adalah gambaran dan karakteristik menyeluruh jasa pelayanan pendidikan secara internal maupun eksternal yang menunjukkan kemampuannya memuaskan kebutuhan yang diharapkan atau yang tersirat mencakup: input, proses dan output pendidikan. Dalam penelitian ini mutu lulusan dilihat dari jumlah rata-rata nilai Ujian Nasional (UN). Hasil UN dapat dilihat pada tabel sebagai berkut:
89
Tabel 4.19 Rata-Rata Nilai Ujian Nasional SMA Negeri di Kabupaten Cianjur Tahun Ajaran 2006/2007 No
Nama Sekolah
Nilai Ujian Nasional
1
SMAN 1 CIANJUR
72
2
SMAN 2 CIANJUR
66
3
SMAN 1 CILAKU
65
4
SMAN 1 SUKANEGARA
55
5
SMAN 1 CIBEBER
47
6
SMAN 1 CIRANJANG
48
7
SMAN 1 SUKARESMI
71
8
SMAN 1 PACET
64
9
SMAN 1 WARUNGKONDANG
42
Sumber: Dinas P dan K Kabupaten Cianjur Diolah
Data diatas menujukkan bahwa sebagian nilai ujian nasional SMA Negeri di Kabupaten Cianjur masih rendah. Untuk memperoleh gambaran umum hasil ujian nasional SMA Negeri di Kabupaten Cianjur dapat dilihat pada tabel distribusi sebagai berikut :
Tabel 4.20 Distribusi Rata-Rata Nilai Ujian Nasional SMA Negeri di Kabupaten Cianjur Tahun Ajaran 2006/2007 No 1 2 3
Distribusi Frekuensi < 6,00 4 6,00 – 6,50 2 > 7,00 3 Jumlah 9 Sumber : Dinas P dan K Kab. Cianjur diolah
Persentase (%) 44 % 22 % 34% 100 %
90
Dilihat dari pendistribusian nilai ujian nasional (UN) di SMA Negeri di Kabupaten Cianjur,mutu lulusan dilihat dari hasil UN adalah masih rendah. Hal ini terbukti sebagian besar SMA Negeri atau 44% mempunyai nilai ≤ dari 6,00 dan yang mendapat nilai kurang dari 6,00 sebanyak 4 SMA Negeri yaitu: SMA Negeri 1 Cibeber, SMA Negeri 1 Sukaresmi, SMA Negeri 1 Ciranjang, SMA dan SMA Negeri Warungkondang. Dan 22% yang memperoleh nilai 6,00-6,50 yatitu SMA Negeri 1 Cilaku dan SMA Negeri 1 Pacet, dan 34% yang memperoleh nilai > 7 sebanyak 3 SMA yaitu : SMA Negeri 1 Cianjur, SMA Negeri 2 Cianjur dan SMA Negeri 1 Sukanegara.
4.5 Analisis Instrumen Penelitian 4.5.1 Uji Validitas Uji validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan dan keshahihan suatu instrumen. Suatu tes dikatakan memiliki validitas tinggi apabila tes tersebut menjalankan fungsi ukurannya atau memberikan hasil dengan maksud digunakannya tes tersebut. Adapun hasil pengujian validitas pada Kompetensi Guru SMA Negeri di Kabupaten Cianjur dapat dilihat pada tabel berikut ini :
91
Tabel 4.21 Uji Validitas Item Kompetensi Guru (X2) No Item 1
r hitung
t hitung
t tabel
Ket
0,399166
7,388194
1,968178
Valid
2
0,376587
6,898774
1,968178
Valid
3
0,594491
12,54671
1,968178
Valid
4
0,509129
10,03868
1,968178
Valid
5
0,591613
12,45316
1,968178
Valid
6
0,420162
7,857606
1,968178
Valid
7
0,482215
9,341297
1,968178
Valid
8
0,528349
10,56076
1,968178
Valid
9
0,464091
8,8914
1,968178
Valid
10
0,533098
10,69315
1,968178
Valid
11
0,303405
5,403679
1,968178
Valid
12
0,26701
4,702016
1,968178
Valid
13
0,527033
10,52432
1,968178
Valid
14
0,420742
7,870803
1,968178
Valid
15
0,378029
6,929583
1,968178
Valid
16
0,233102
4,067932
1,968178
Valid
17
0,147538
2,531503
1,968178
Valid
Dari Tabel 4.21 uji validitas variabel kompetensi guru di atas, dapat diketahui bahwa semua butir soal yang berjumlah 17 soal sudah valid, yang berarti soal tersebut baik untuk dijadikan instrumen. Sedangkan uji validitas untuk motivasi belajar siswa daapt dilihat pada tabel dibawah sebagai berikut :
92
Tabel 4.22 Uji Validitas Motivasi Belajar Siswa (X3) No Item 1
r hitung
t hitung
t tabel
Keterangan
0,311393075
5,561002078
1,968177834
Valid
2
0,1806891
3,1177131
1,968177834
Valid
3
0,418626
7,822762
1,968177834
Valid
4
0,176052
3,03511
1,968177834
Valid
5
0,525893
10,49285
1,968177834
Valid
6
0,160353
2,756962
1,968177834
Valid
7
0,170482
2,93616
1,968177834
Valid
8
0,493154
9,620305
1,968177834
Valid
9
0,401815
7,446622
1,968177834
Valid
10
0,18392
3,175392
1,968177834
Valid
11
0,489596
9,528911
1,968177834
Valid
12
0,463361
8,87358
1,968177834
Valid
13
0,270864
4,775216
1,968177834
Valid
14
0,132372
2,266378
1,968177834
Valid
15
0,478615
9,250723
1,968177834
Valid
Sumber : Angket penelitain diolah Dari tabel 4.22 uji validitas variabel motivasi belajar siswa diatas, dapat diketahui bahwa semua butir soal yang berjumlah 15 soal sudah valid, yang berarti soal tersebut baik untuk dijadikan instrumen.
4.5.2 Uji Realibilitas Tes Reliabilitas bertujuan untuk mengenal apakah alat pengumpul data tersebut menunjukkan tingkat ketepatan, kaekuratan, kestabilan atau konsistensi dalam mengungkapkan gejala tertentu dari sekelompok individu walaupun dilaksanakan pada waktu yang berbeda.
93
Adapun hasil pengujian realibilitas pada variabel kompetesi guru berdasarkan persepsi siswa dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 4.23 Uji Realibilitas Variabel Kompetensi Guru (X2) Var Item 0,775826
∑ Var Item 15,16645
Var Total 45,57218
Realibilitas 0,67066
Keterangan Tinggi
0,878702 0,716251 0,625713 1,144446 0,982699 1,002136 1,081029 0,977497 1,107278 0,526059 0,790419 0,775433 0,790848 0,987901 0,960852 1,043324
Sumber : Angket penelitain diolah
Pada Tabel 4. 23 menunjukkan bahwa instrumen penelitian pada variabel kompetensi guru memiliki realibilitas yang tinggi karena angka realibilitasnya sebesar 0,67066 yang berarti r hitung lebih besar dari r tabel (0,67066 > 0,304). Dengan kata lain semua item dalam penelitian mengenai variabel persaingan merupakan instrumen yang dapat dipercaya. Sedangkan uji realibilitas untuk variabel motivasi belajar siswa adalah sebagai berikut :
94
Tabel 4.24 Uji Realibilitas Variabel Motivasi Belajar Siswa (X3) Var Item
∑ Var Item
Var Total
Realibilitas
Ket`
1,105643718
14,42772
23,96681332
0,401472899
Cukup
0,911359 1,025904 0,833803 1,161484 0,759575 0,75701 1,241332 1,069813 0,663405 1,528565 0,874132 0,941606 0,726214 0,827873
Sumber: angket penelitian diolah
Pada Tabel 4. 24 menunjukkan bahwa instrumen penelitian pada variabel motivasi belajar siswa memiliki realibilitas yang cukup karena angka realibilitasnya sebesar
0,4015 yang berarti r hitung lebih besar dari r tabel
(0,4015 > 0,304). Dengan kata lain semua item dalam penelitian mengenai variabel motivasi bealajr siswa merupakan instrumen yang dapat dipercaya.
4.6 Analisis Data 4.6.1 Uji Korelasi Penelitian tentang hubungan antara
anggaran pendidikan, kompetensi
guru dan motivasi belajar siswa dengan mutu lulusan dengan indikator nilai ujian nasional (UN), datanya adalah sebagai berikut:
95
Tabel 4.25 Data Anggaran Pendidikan, Kompetensi guru, Motivasi Belajar Siswa dan Nilai Ujian Nasional (UN) No
Efektifitas Anggaran
Kompetensi Guru
Motivasi
Nilai UN
Pendidikan
(X2)
Belajar (X3)
(Y)
(X1) 1
99
63
65
72
2
97
63
56
66
3
109
54
47
65
4
92.70
36
38
55
5
96
41
38
47
6
98
41
47
48
7
103
58
65
71
8
95,34
50
47
64
9
79,20
45
47
42
Sumber: Data Penelitian diolah Setelah itu dilakukan perhitungan dengan menggunakan Korelasi Rank Spearman, dan hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.27 sebagai berikut :
96
97
Agar penafsiran dilakukan sesuai dengan ketentuan,berikut kriteria yang menunjukkan kuat atau lemahnya korelasi: •
Patokan angkanya adalah sebagai berikut : 1.
0,00-0,199
= Sangat rendah
2.
0,20-0,399
= Rendah
3.
0,40-0,599
= Sedang
4.
0,60-0,799
= Kuat
5.
0,80-1,00
= Sangat Kuat
•
Korelasi positif menunjukkan arah yang sama hubungan antar variabel
•
Signifikansi hubungan dua variabel dapat dianlisis dengan ketentuan : jika probabilitas < 0,05, hubungan dua variabel signifikan dan sebaliknya.
1. Uji Korelasi Anggaran Pendidikan dengan Mutu Lulusan Berdasarkan hasil perhitungan korelasi Rank Spearman korelasi antara anggaran pendidiakan dengan mutu lulusan adalah 0,743, hal ini menunjukkan adanya korelasi yang kuat antara anggaran pendidikan dengan mutu lulusan. Dengan kata lain mutu lulusan memiliki hubungan yang nyata dengan anggaran pendidikan. Semakin Besar anggaran pendidikan yang dikeluarkan maka mutu lulusan akan tinggi pula.
2 Uji Korelasi Kompetensi Guru dengan Mutu lulusan Uji korelasi kompetensi guru dengan mutu lulusan diperoleh korelasi sebesar 0,881, hal ini menunjukkan bahwa korelasi antara kompetensi guru
98
dengan mutu lulusan sangat kuat. Mutu lulusan mempunyai hubungan yang nyata dengan kompetensi guru. Jika kompetensi guru baik maka mutu lulusanpun akan tinggi..
3 Uji Korelasi Motivasi Belajar Siswa dengan Mutu Lulusan Uji korelasi antara motivasi belajar siswa dengan mutu lulusan diperoleh korelasi sebesar 0,827, hal ini menunjukkan adnya korelasi yang sangat kuat. Artinya mutu lulusan mempunyai hubungan yang nyata dengan motivasi belajar siswa . Tinggi rendahnya mutu lulusan ditentukan oleh motivasi belajar yang dimiliki oleh siswa.
4.6 Pengujian Hipotesis 1. Uji Signifikan Anggaran Pendidikan dengan Mutu Lulusan Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh korelasi antara anggaran pendidikan dengan mutu lulusan sebesar 0,743. bila korelasi tersebut di interpretasikan pada tabel klasifikasi pada bab III, maka korelasi antara anggaran pendidikan dengan mutu lulusan berada pada tingkat korelasi yang kuat. Untuk membuktikan apakah anggaran pendidikan memiliki hubungan dengan mutu lulusan, maka perlu di uji signifikansinya dengan rumus sebagai berikut :
n−2 1 − rs 2
t
= rs
t
= 0,743
9−2 1 − 0,743
99
t
= 0,743 . 15,6267 = 2,937
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh t
hitung
sebesar 2,937 selanjutnya
dengan melihat tabel rho pada taraf 5% untuk n =9, diperoleh t tabel 0,683.berarti t
hitung
> t
tabel
.Maka dapat disimpulkan bahwa korelasi antara antara anggaran
pendidikan dengan mutu lulusan SMA Negeri di Kabupaten Cianjur adalah tidak signifikan.
2. Uji Signifikan Kompetensi Guru dengan Mutu Lulusan Berdasarkan hasil perhitungan korelasi antara kompetensi guru dengan mutu lulusan sebesar 0,881. Maka korelasi antara kompetensi guru dengan mutu lulusan berada pada korelasi yang sangat kuat. Untuk membuktikan apakah kompetensi memiliki hubungan dengan mutu lulusan, maka perlu di uji signifikansinya dengan rumus sebagai berikut :
n−2 1 − rs 2
t
= rs
t
= 0,881
t
= 0,881 .
9−2 1 − 0,881
5,5921
= 2,083 Berdasarkan perhitungan diperoleh t
hitung
sebesar 2,083. Dengan melihat
tabel rho pada taraf 5% untuk n = 9. diperoleh t tabel sebesar 0,683, berarti
100
t
hitung
>t
tabel.
Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa korelasi antara kompetensi
guru dengan mutu lulusan SMA Negeri di Kabupaten Cianjur adalah signifikan.
3 Uji Signifikan Motivasi Belajar Siswa dengan Mutu Lulusan Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh korelasi antara motivasi belajar siswa dengan mutu lulusan sebesar 0,827. Hal ini menunjukkan bahwa antara motivasi belajar siswa dengan mutu lulusan SMA Negeri di Kabupaten Cianjur memiliki korelasi yang sangat kuat. Untuk membuktikan apakahmotivasi belajar siswa memiliki hubungan dengan mutu lulusan, maka perlu uji signifikansinya dengan rumus sebagai berikut : = rs
t
n−2 1 − rs 2
t
= 0,827 .
9−2 1 − 0,827
t
= 0,827 .
4,7060
= 1,794
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh t
hitung
sebesar 1,794. Dengan
melihat tabel rho pada taraf 5% untuk n = 9, maka diperoleh t berati t
hitung
> t
tabel
tabel
sebesar 0,683,
Maka dapat disimpulkan bahwa korelasi antara motivasi
belajar siswa dengan mutu lulusan SMA Negeri di Kabupaten Cianjur signifikan.
101
Hasil perhitungan dan pengujian hipotesis antara anggaran pendidikan, kompetensi guru dan motivasi belajar siswa dengan mutu lulusan, maka diperoleh hasil sebagai berikut : Tabel 4.27 Hasil Pengujian Hipotesis Penelitian No 1
Hipotesis t hitung Korelasi antara 2,937 anggaran pendidikan dengan mutu lulusan
t tabel 0,683
Korelasi Kuat
2
Korelasi antara 2,083 kompetensi guru dengan mutu lulusan
0,683
Sangat Kuat
3
Korelasi antara 1,794 Motivasi belajar siswa dengan mutu lulusan
0,683
Sangat Kuat
Kesimpulan Ho ditolak terdapat hubungan yang nyata antara X1 dan Y Ho ditolak artinya terdapat hubungan yang nyata antara X2 dan Y Ho ditolak artinya terdapat hubungan yang nyata antara X3 dan Y
4.7 Pembahasan Hasil Penelitian Pada bagian ini akan dibahas mengenai hasil analisis yang telah dilakukan dengan menggunakan teknik analisis non parametrik Rank Spearman dengan bantuan program SPSS . Setelah menganalisis data dan menguji hipotesis, maka berikut ini adalah hasil penjelasan analisis data dan pengujian hipotesis yang dilakukan.
102
4.7.1 Hubungan Anggaran Pendidikan dengan Mutu Lulusan SMA Negeri di Kabupaten Cianjur Salah satu aspek yang penting untuk diperhatikan dalam penyelenggaraan suatu pendidikan adalah adanya ketersediaan anggaran. Karena tanpa adanya anggaran yang memadai, program-program pendidikan akan sulit untuk dilaksanakan. Semakin banyak kebutuhan dan tuntutan terhadap dunia pendidikan, menyebabkan dana untuk pendidikanpun semakin meningkat pula. Dari hasil analisis, alokasi anggaran pendidikan sebesar 78%
atau
sebanyak 7 sekolah realisasinya < 100% atau tidak sesuai dengan alokasi yang telah ditetapkan, dan sebesar 22% atau sebanyak 2 sekolah realisasinya > 100% atau melebihi dari anggaran yang telah ditetapkan yaitu SMA Cilaku dan SMA Sukanegara..Kelebihan realisasi anggaran di SMA Cilaku diakibatkan oleh besarnya alokasi untuk gaji guru dan kesra pegawai, hal ini dikarenakan banyaknya jumlah guru honorer, banyaknya pegawai tidak tetap dan bervariasinya jumlah gaji yang diterima karena perbedaan golongan
Hal ini perlu mendapat
perhatian karena kesesuaian antara anggaran dengan realisasinya, menunjang keberhasilan manajemen sekolah dalam mengelola sekolah. Anggaran yang dikeluarkan oleh masing-masing sekolah berbeda-beda, oleh karena itu berikut adalah penjelasan perbandingan anggaran yang dikeluarkan oleh masing-masing sekolah SMA Negeri di Kabupaten Cianjur.
103
Tabel 4.28 Perbandingan Anggaran Pengeluaran SMA Negeri di Kabupaten Cianjur Nama Sekolah
SMA Negeri 1 Cianjur SMA Negeri 2 Cianjur SMA Negeri 1 Cilaku SMA Negeri 1 Sukaresmi SMA Negeri 1 Cibeber SMA Negeri 1 Ciranjang SMA Negeri 1 Sukanegara SMA Negeri 1 Pacet SMA Negeri 1 Warung Kondang
Jumlah Anggaran Pengeluaran 4.198.417.737 3.217.775.000 2.647.189.218 913.483.300 842.135.000 2.778.634.348 1.395.802.909 360.944.800 418.900.000
Jumlah Siswa
Nilai Ujian Nasional
388 309 394 339 318 239 288 143 116
72 66 65 55 47 48 71 64 42
Berdasarkan tabel diatas, jumlah anggaran pengeluaran sekolah berbedabeda, hal ini dikarenakan jumlah jumlah siswa dan fasilitas yang ada di tiap sekolah. Semakin besar anggaran yang dikeluarkan oleh sekolah di harapkan akan mengahasilkan lulusan yang tinggi. Anggaran pengeluaran terbesar adalah SMA Negeri 1 Cianjur yaitu sebesar Rp. 4.198.417.737, semakin besar anggaran yang dikeluarkan maka akan semakin tinggi mutu lulusan, hal ini terbukti karena nilai UN SMA Negeri 1 Cianjur cukup besar
yaitu 72 ,sedangkan anggaran
pengeluaran SMA Negeri 2 Cianjur yaitu sebesar Rp. 3.217.775.000 dan nilai ujian nasionalnya yaitu 66, nilia ini terbilang besar, SMA Negeri 1 Cilaku anggaran pengeluarannya yaitu sebesar Rp. 2.647.189.218 dan nilai ujian nasionalnya adalah 65, SMA Negeri 1 Sukaresmi anggaran pengeluarannya yaitu sebesar Rp. 913.483.300, jumlah ini relatif kecil jika dibandingkan SMA Negeri 1 Cianjur, SMA Negeri 2 Cianjur dan SMA Negeri 1 Cilaku, dan hasil ujian nasionalnya adalah 55, hal ini menunjukkan bahwa semakin sedikit anggaran yang dikeluarkan maka mutu lulusan akan rendah. Kemudian SMA Negeri 1
104
Cibeber jumlah anggaran pengeluarannya sebesar Rp. 842.135.000, jumlah ini relatif kecil sehingga nilia ujian nasional yang diperoleh SMA Cibeber adalah 47, SMA Negeri 1 Ciranjang anggaran pengeluaranya sebesar Rp. 2.778.634.348 dan hasil ujian nasionalnya adalah 48, SMA Negeri 1 Sukanegara anggaran pengeluarannya adalah sebesar Rp. 1.395.802.909 dan hasil ujian nasionalnya adalah 71, nilai ini cukup tinggi hal ini sesuai karena anggaran yang dikeluarkan cukup besar. SMA Negeri 1 Pacet anggaran pengeluarannya adalah sebesar Rp. 360.944.800 dan nilai ujian nasionalnya terbilang cukup bagus walupun anggaran yang dikeluarkan
sedikit,
dan
yang terakhir adalah
SMA Negeri
1
Warungkondang junlam anggaran yng dikeluarkan adalah sebesar Rp.418.900.000 dan nilai ujian nasionalnya adala 42. Hal ini menunjukkan bahwa semakin sedikit anggaran yang dikeluarkan maka mutu lulusannya akan rendah. Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa semakin besar anggaran yang dikeluarkan oleh sekolah maka mutu lulusannya akan tinggi, dan semakin kecil anggaran yang dikeluarkan oleh sekolah maka mutu lulusan akan rendah, walau dalam penelitian ini ada 1 sekolah yang anggaran pengeluarnnya kecil akan tetepi mutu lulusannya tinggi dan ada 1 sekolah yang anggarn pengeluarannya tinggi akan tetapi mutu lulusannya tinggi. Akan tetepi secara keseluruhan SMA Negeri yang diteliti menunjukkan bahwa anggaran pendidikan memiliki hubungan dengan mutu lulusan. Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis diperoleh korelasi sebesar 0,743, menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara anggaran pendidikan dengan mutu lulusan. Artinya tinggi rendahnya mutu lulusan
105
dipengaruhi oleh besarnya anggaran pendidikan yang dilkeluarkan Hal ini sesuai dengan pendapat R.L.Jhon E.L. Morphet, K Alexanders yang dikutip oleh Nanang Fattah (2007:54, yang menyatakan “bahwa biaya dan mutu pendidikan mempunyai keterkaitan secara langsung”. Hal ini memperkuat pernyataan bahwa ada keterkaitan yang erat antara anggaran pendidikan dengan mutu pendidikan. Anggaran pendidikan merupakan biaya / dana yang dibutuhkan daalm penyelenggaraan pendidikan, baik biaya langsung (direct cost) maupun biaya tidak langsung (indirect cost). Upaya peningkatan mutu pendidikan dalam rangka peningkatan kualitas sumberdaya manusia membutuhkan anggaran yang tidak sedikit. Hal ini sejalan dengan pendapat H.Julius Syukur (1993:72), sebagai berikut : “untuk mewujudkan pendidikan yang bermutu itu memang membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Untuk mencetak lulusan yang bermutu yang kelak menjadi tenaga kerja yang profesional tentu membutuhkan tenaga-tenaga pengajar yang bermutu dan profesional. Juga tidak kalah penting kebutuhan atas Hardware (gedung-gedung dan manusia, administrasi) dan Sofware (sarana pendukung) yang memadai, itu semua memerlukan anggaran yang tidak sedikit”. Dari pendapat diatas jelas terliaht bahwa untuk menghasilkan pendidikan yang bermutu dibutuhkan anggaran pendidikan yang tidak sedikit. Karena penyelenggaraan pendidikan tidak terlepas dari kebutuhan untuk meningkatkan kesejahteraan guru, kebutuhan pengadaan buku dan alat bantu pelajaran serta kebutuhan sarana pendidikan yang lebih baik. Dengan tersedianya semua kebutuhan untuk penyelenggaraan pendidikan yang memadai tersebut, maka
106
mempermudah sekolah untuk memenuhi semua kebutuhan tersebut. Sudah tentu diperlukan anggaran yang harus dikeluarkan sekolah untuk dikelola dan diamanfaatkan pada sektor pengeluaran yang berkaitan langsung dengan penyelenggaraan proses belajar mengajar. Ketersediaan anggaran yang memadai akan menjamin kelangsungan kegiatan belajar mengajar bahkandapat menunjang mutu pendidikan, mengingat dengan adanya anggaran yang memadai dapat mempermudah sekolah dalam menyelenggarakan proses pendidikan, karena dengan dana yang ada dapat dikelola untuk meningkatkan kesejahteraan guru, pengadaan buku dan alat bantu pelajaran, serta sarana pendidikan yang lebih baik lagi. Anggaran pendidikan sangat berpengaruh terhadap tinggi rendahnya mutu lulusan. Hal ini sejalan dengan pendapat Ace Suryadi yang dikutip oleh Dewi Kumala (2005:80). “salah satu faktor yang berpengaruh terhadap mutu dan relevansi pendidikan adalah besarnya anggaran pendidikan. Karena faktor ini memungkinkan suatu sistem pendidikan dapat berkembang. Misalnya karena gaji guru yang memadai, buku, perpustakaan dan sarana pendidikan yang memadai serta sarana pendidikan seperti laboratorium, buku perpustakaan dan alat-alat pelajaran yang mampu memacu penguasaan ilmu-ilmu murni dan terapan secara tepat”.
4.7.2 Hubungan Kompetensi Guru dengan Mutu Lulusan. Untuk menghasilkan lulusan atau hasil pendidikan yang baik, ditentukan oleh input dan proses. Input tersebut seperti: sumber daya manusia (SDM), bahan ajar,
107
metodologi serta dukungan administrasi sarana dan prasarana sekolah. Sedangkan proses pendidikan diukur oleh ketepatan, kelengkapan, dan efisiensi pengelolaan faktor-faktor yang terlibat dalam proses pendidikan. Keberhasilan suatu proses pendidikan dalam menghasilkan mutu lulusan dapat diukur dari tingkat pencapaian
tujuan
kelembagaan
yang
dihasilkannya
dengan
kebutuhan
masyarakat akan pendidikan maupun kebutuhan masyarakat dunia kerja. Sebagai salah satu faktor input dalam suatu proses pendidikan, guru sebagai tenaga pendidik memiliki peranan penting daalm keberhasilan suatu proses pendidikan. Proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan dengan guru sebagai pemegang peranan utama. Peranan guru adalah menciptakan serangkaian tingkah laku yang saling berkaitan yang dilakukan dalam suatu situasi tertentu serta berhubungan dengan kemajuan perubahan tingkah laku dan perkembangan siswa yang menjadi tujuannya, oleh karena itu guru merupakan jabatan atau profesi yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru. Peranan dan kompetensi guru dalam proses belajar mengajar meliputi banyak hal sebagaimana yang dikemukakan oleh Adams & Decey, meliputi : Guru sebagai Demonstrator, guru sebagai pengelola kelas, guru sebagai mediator dan fasilitator dan guru sebagai evaluator . Uzer usman, (2008:10-11) Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.16 Tahun 2007 kompetensi guru terdiri dari : 1. Kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik. 2. Kompetensi kepribadian yaitu kemampuan kepribadian yang mantap, berakhlak mulia, arif, dan berwibawa serta menjadi teladan peserta didik.
108
3. Kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam. 4. Kompetensi sosial yaitu kemampuan guru untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efisien dengan peserta didik, sesama guru, orangtua/wali peserta didik dan masyarakat luas.
Dalam penelitian ini, kompetensi guru dilihat dari aspek kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional. Kompetensi pedagogik meliputi beberapa aspek yaitu: 1. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, kultural, emosional, dan intelektual. 2. Menggunakan metode pembelajaran secara kreatif. 3. Menata materi pelajaran sesuai dengan karakteristik peserta didik. 4. Menggunakan media belajar dan sumber belajar yang relevan. 5. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam proses belajar mengajar. 6. Memotivasi siswa dalam pencapaian prestasi. 7. Berkomunikasi secara efektif, empatik dan santun dengan peserta didik. 8. Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar 9. Mengadakan remedial atau pengayaan 10. Melakukan penelitian kelas.
Sedangkan kompetensi profesional dapat dilihat dari beberapa aspek sebagai berikut : 1. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran 2. Memahami tujuan pembelajaran 3. Mengolah materi pelajaran secara kreatif 4. Mengikuti kemajuan zaman dengan belajar berbagai sumber 5. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam proses belajar mengajar
Berdasarakan hasil analisis dan pengujian hipotesis dilihat dari Jumlah ratarata UN, hasil pengujian hipotesis diperoleh bahwa kompetensi guru memiliki hubungan yang dengan mutu lulusan SMA Negeri di Kabupaten Cianjur. Artinya
109
jika suatu sekolah memiliki guru yang berkompetensi tinggi maka sekolah tersebut akan memiliki mutu lulusan yang tinggi pula. Perkembangan baru terhadap pandangan belajar mengajar membawa konsekuensi kepada guru untuk meningkatkan perana dan kompetensinya, karena proses belajar- mengajar dan hasil belajar siswa sebagian besar ditentukan oleh peranan dan kompetensi guru. Guru merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan dari suatu pendidikan. Seperti yang diungkapkan oleh Djam’an Satori, bahwa “untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas, sebuah sekolah harus memiliki input instrumental yang diantaranya adalah SDM dan termasuk didalamnya adalah guru”.( Dadang Ruhiyat, 2003:58)
4.7.3. Hubungan Motivasi Belajar Siswa dengan Mutu Lulusan. Proses belajar-mengajar dipengaruhi juga oleh faktor internal yang berasal dari dalam diri siswa yang mempengaruhi proses pendidikan. yaitu motivasi belajar siswa. Motivasi adalah suatu proses untuk menggiatkan motif-motif menjadi perbuatan atau tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan. Hasil belajar akan menjadi optimal jika ada motivasi. Sardiman mengungkapakn bahwa motivasi belajar dalam hal ini meliputi dua hal: (1) mengetahui apa yang akan dipelajari, dan (2) memahami mengapa hal tersebut patut dipelajari. (Sardiman A.M, 2007:43) Kedua unsur motivasi inilah sebagai dasar permulaan yang baik untuk belajar. Sebab tanpa motivasi (tidak mengerti apa yang akan dipelajari dan tidak memahami mengapa hal itu perlu dipelajari) maka kegiatan mengajar akan sulit
110
berhasil. Semakin tepat motivasi yang diberikan, akan semakin berhasil pula pelajaran tersebut. Jadi motivasi akan senantiasa menentukan intensitas usaha belajar bagi siswa. Berdasarkan hasil analisis dan pengujian hipotesis dilihat dari nilai UN,diperoleh hasil korelasi sebesar 0,827. Hasil pengujian hipotesis ini diketahui bahwa Motivasi Belajar siswa memiliki hubungan yang dengan mutu lulusan SMA Negeri di Kabupaten Cianjur. Hal ini berarti jika suatu sekolah siswa nya memiliki motivasi belajar yang tinggi maka sekolah tersebut akan memiliki mutu lulusan yang tinggi pula. Salah sau faktor internal yang mempengaruhi keberhasilan peserta didik adalah motivasi, sedangkan faktor eksternalnya adalah lingkungan pendidikan ataupun diluar lingkungan pendidikan. Motivasi belajar siswa akan menghasilkan lulusan yang berkualitas. Hal ini karena siswa sungguh-sungguh dalam proses pembelajaran disekolah. Hal ini sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Surya (1986:41). “Motivasi dapat menentukan baik tidaknya dalam mencapai tujuan, sehingga semakin besar motivasinya maka semakin besar kesuksesan belajarnya. Seseorang yang memiliki motivasi besar akan giat berusaha tampak gigih tidak mau menyerah, giat membaca buku-buku dalam meningkatkan prestasi dan memecahkan masalahnya.” Ada beberapa bentuk dan cara untuk menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar (Sardiman, 2007:92-95), yaitu : memberi angka, hadiah, kompetisi, memberi ulangan, pujian, minat dan hasrat untuk belajar. Selain itu pula ada beberapa prinsip motivasi belajar yaitu :
111
1. 2. 3. 4. 5. 6.
Motivasi sebagai dasar penggerak yang mendorong aktivitas belajar Motivasi dapat memupuk optimisme dalam belajar Motivasi berhubungan erat dengan kebutuhan belajar Motivasi dapat melahirkan prestasi belajar Motivasi berupa pujian lebih baik daripada hukuman Motivasi intrinsik lebih utama daripada motivasi ekstrinsik dalam belajar.
Secara umum, faktor yang mempengaruhi timbulnya motivasi pada diri seseorang dibagi menjadi dua faktor yaitu faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik . seperti yang disebutkan oleh Syaiful Bahri Djamarah (2002:115) bahwa motivasi itu berasal dari pribadi seseorang yang disebut dengan motivasi intrinsik dan motivasi yang berasal dari luar diri seseorang yang disebut motivasi ekstrinsik. Dalam kegiatan belajar mengajar peranan motivasi baik intrinsik maupun ekstrinsik sangat diperlukan. Dengan motivasi, siswa dapat mengembangkan aktivitas dan inisiatif, dapat mengarahkan dan memelihara ketekunan dalam melakukan kegiatan belajar.