BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian Penelitian ini dilakukan terhadap lima perusahaan emiten saham subsektor semen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2014. Berikut ini adalah nama perusahaan emiten yang menjadi objek penelitian : Tabel 4.1 Tabel Daftar Objek Penelitian Perusahaan Emiten No
Kode Emiten
Nama Perusahaan Emiten
1
SMCB
PT Holcim Indonesia Tbk
2
INTP
PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk
3
SMGR
PT Semen Indonesia (Persero) Tbk
4
SMBR
PT Semen Baturaja (Persero) Tbk
5
WTON
PT Wijaya Karya Beton (Persero) Tbk
Sumber : www.idx.co.id (data diolah) Sektor semen merupakan sub sektor dari sektor manufaktur. Sebelum tahun 2013 hanya ada tiga perusahaan yang terdaftar, yaitu PT Holcim Indonesia Tbk, PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, dan PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. Baru pada tahun 2013 PT Semen Baturaja (Persero) melepaskan sahamnya dilantai bursa, kemudian disusul oleh PT Wijaya Karya Beton (Persero) yang juga melakukan Initial Public Oferring (IPO) pada tahun 2014. Berikut adalah profil singkat perusahaan subsektor semen yang menjadi objek penelitian:
51 http://digilib.mercubuana.ac.id/
52
1. PT Holcim Indonesia Tbk (SMCB) PT Holcim Indonesia Tbk merupakan salah satu produsen semen terbesar di Indonesia dengan kapasitas produksi mencapai 11 juta ton per tahun. PT Holcim Indonesia Tbk sebelumnya bernama PT Semen Cibinong Tbk, yang kemudian berganti nama dan logo perusahaan seiring dengan dikuasainya mayoritas saham PT Semen Cibinong Tbk oleh Holcim Ltd. PT Semen Cibinong Tbk sudah terdaftar di lantai bursa efek sejak 10 Agustus 1977. Per desember 2014, 80,64% saham dimiliki oleh Holcim Ltd dan sisanya dimiliki oleh masyarakat. . Perubahan nama dan logo perusahaan ini dilakukan pada tanggal 1 januari 2006 yang juga diikuti perubahan nama anak perusahaan perseoran. Tujuan dari perubahan nama dan logo ini ialah untuk memberitahu serta mengumumkan bahwa peroseroan merupakan bagian dari Holcim Ltd yang bermarkas di negara Swiss. Holcim Ltd sendiri saat ini sudah menjadi perusahaan global yang tersebar di lima benua dan lebih dari 70 negara. PT Holcim Indonesia Tbk dikenal sebagai pelopor dan inovator disektor industri semen yang tercatat sebagai sektor industri yang terus berkembang seiring dengan pertumbuhan pasar perumahan, bangunan umum,
dan
infrastruktur.
PT
Holcim
Indonesia
Tbk
selain
memproduksi semen juga menyediakan jasa pelayanan yang unik yaitu Solusi Rumah yang menawarkan perbaikan dan pembangunan rumah. Produk dan layanan yang saling terintegrasi menjadi nilai lebih yang
http://digilib.mercubuana.ac.id/
53
dimliki oleh PT Holcim Indonesia Tbk, karena bisa menekan harga yang ditawarkan kepada konsumen. 2. PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk (INTP) PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk pertama kali didirikan pada tahun 1973 dengan nama PT Distinct Indonesia Cement Enterprise. Dalam kurun waktu sepuluh tahun PT Distinct Indonesia Cement Enterprise sudah membangun delapan pabrik yang masing-masing pabrik tersebut dikelola oleh perusahaan yang masing-masing berbentuk badan hukum yang berdiri sendiri, yaitu : a. PT. Distinct Indonesia Cement Enterprise (DICE) b. PT. Perkasa Indonesia Cement Enterprise (PICE) c. PT. Perkasa Indah Indonesia Cement Putih Enterprise (PIICE) d. PT. Perkasa Agung Utama Indonesia Cement Enterprise (PA UICE) e. PT. Perkasa Inti Abadi Indonesia Cement Enterprise (PIAICE) f. PT. Perkasa Abadi Mulia Indonesia Cement Enterprise (PAMICE) PT Indocement Tunggal Prakasa berdiri pada 16 Januari 1985. Keenam perusahaan tersebut dilakukan merger kedalam perseoran (PT Indocement Tunggal Prakasa) dalam rangka memenuhi persyaratan penyertaan modal pemerintah.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
54
PT Indocement Tunggal Prakasa melepaskan sahamnya dilantai bursa pada tanggal 5 Desember 1989. Komposisi kepemilikan Saham PT Indocement Tunggal Prakasa adalah sebagai berikut : Tabel 4.2 Tabel Komposisi Kepemilikan Saham PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk Per 31 Desember 2014 Pemegang Jumlah Saham Jumlah Nominal Persentase Saham (lembar) (Rupiah) Kepemilikan Birchwood Omnia Ltd 1,877,480,863 938,740,432,500 51.00% (Heidelberg Cement Group) 479,735,234 239,867,617,000 PT Mekar Perkasa 13.03% 1,324,015,602 662,007,801,000 Masyarakat 35.97% 3,681,231,699 1,840,615,850,500 Jumlah 100.00% Sumber : Annual Report PT Indocement Tunggal Prakasa Di 2014, total produksi semen Perseroan mencapai 18,5 juta ton, meningkat sebesar 4,1% dari 17,8 juta ton di 2013. Volume penjualan semen domestik Perseroan mencapai 18,5 juta ton pada 2014, meningkat sebesar 2,5% dibandingkan 2013 sebesar 18,0 juta ton. Rangkaian produk PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk meliputi Portland Composite Cement (PCC), Ordinary Portland Cement (OPC Tipe I, Tipe II, dan Tipe V), Oil Well Cement (OWC), Semen Putih, and TR-30 Acian Putih. Produk-produk ini dipasarkan dengan merek “Tiga Roda”. 3. PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR) PT Semen Indonesia (Persero) diresmikan pertama kali oleh Presiden Ir. Soekarno pada tanggal 7 Agustus 1957. Pada saat itu
http://digilib.mercubuana.ac.id/
55
kapasitas produksi perseroan yaitu 250.000 ton semen per tahun dan per 31 desember 2014 lalu kapasitas produksi semen PT Semen Indonesia (Persero) Tbk sudah mencapai 31,8 juta ton per tahun dengan realisasi produksi selama sepanjang 2014 mencapai 28,3 juta ton. Pada tanggal 8 Juli 1991 PT Semen Indonesia (Persero) Tbk tercatat di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya serta menjadikannya sebagai perusahaan “plat merah” (BUMN) pertama yang go public dengan menjual 40 juta lembar saham kepada masyarakat. Pada bulan September 1995, Perseroan melakukan Penawaran Umum Terbatas I (Right Issue I), yang mengubah komposisi kepemilikan saham menjadi Negara RI 65% dan masyarakat 35%. Pada tanggal 15 September 1995 PT Semen Gresik berkonsolidasi dengan PT Semen Padang dan PT Semen Tonasa. Total kapasitas terpasang Perseroan saat itu sebesar 8,5 juta ton semen per tahun. Sampai dengan tanggal 30 September 1999 komposisi kepemilikan saham berubah menjadi Pemerintah RI 15,01%, Masyarakat 23,46% dan Cemex 25,53%. Pada Tanggal 27 Juli 2006 terjadi transaksi penjualan saham CEMEX S.S de. C.V pada Blue valley Holdings PTE Ltd. Sehingga komposisi kepemilikan saham sampai saat ini berubah menjadi Pemerintah RI 51,01%, Blue Valley Holdings PTE Ltd 24,90%, dan masyarakat 24,09%. Pada akhir Maret 2010, Blue Valley
http://digilib.mercubuana.ac.id/
56
Holdings PTELtd, menjual seluruh sahamnya melalui private placement, sehingga komposisi pemegang saham Perseroan berubah menjadi Pemerintah 51,0i% dan publik 48,99%. Gambar 4.1 Gambar Komposisi Kepemilikan Saham PT Semen Indonesia (Persero) Tbk
Sumber : Annual Report PT Semen Indonesia (Persero) Tbk PT Semen Indonesia (Persero) Tbk memproduksi berbagai macam jenis semen, yaitu Semen Portland Tipe I, Semen Portland Tipe II, Semen Portland Tipe III, Semen Portland Tipe V, Special Blended Cement, Portland Pozzolan Cement, Portland Composite Cement, Super Masonry Cement, dan Oil Well Cement (OWC) Class G HRC. Produk-produk tersebut dipasarkan dengan merek dagang “Semen Padang” untuk area distribusi Sumatera, “Semen Indonesia” dan “Semen Gresik” untuk area distribusi Jawa, “Semen Tonasa” untuk
http://digilib.mercubuana.ac.id/
57
area distribusi Sulawesi, dan “Thang Long” untuk disribusi di negara Vietnam. 4. PT Semen Baturaja (Persero) Tbk (SMBR) PT Semen Baturaja (Persero) lahir pada 14 Nopember 1974 atas kerjasama antara PT Semen Padang (Persero) dengan PT Semen Gresik (Persero). Dengan kepemilikan saham sebesar 45% dimiliki oleh PT Semen Gresik dan PT Semen Padang sebesar 55%. Lima tahun kemudian, pada tanggal 9 November 1979 Perusahaan berubah status dari Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) menjadi Persero dengan komposisi saham sebesar 88% dimiliki oleh Pemerintah Republik Indonesia, PT Semen Padang sebesar 7% dan PT Semen Gresik sebesar 5%. Beberapa tahun kemudian yaitu pada tahun 1991, saham Perseroan diambil alih secara penuh oleh Pemerintah Republik Indonesia. Selanjutnya Perseroan terus mengalami perkembangan sehingga pada tanggal 14 Maret 2013 PT Semen Baturaja (Persero) mengalami perubahan status menjadi Perseroan terbuka dan berubah nama menjadi PT Semen Baturaja (Persero) Tbk. PT Semen Baturaja (Persero) Tbk melakukan Initial Public Offering (IPO) dengan melepas 23,76% atau 2.337.678.500 saham ke publik yang akan digunakan untuk membiayai pembangunan pabrik Baturaja II dengan kapasitas 1,85 juta ton semen per tahun. Berikut adalah tabel komposisi pemegang saham PT Semen Baturaja (Persero) Tbk :
http://digilib.mercubuana.ac.id/
58
Tabel 4.3 Tabel Komposisi Pemegang Saham PT Semen Baturaja (Persero) Tbk Per Desember 2014
Sumber: Annual Report PT Semen Baturaja 2014 5. PT Wijaya Karya Beton (Persero) Tbk (WTON) PT Wijaya Karya Beton (Persero) merupakan salah satu anak perusahaan PT Wijaya Karya (Persero) yang khusus bergerak dibidang industri beton pracetak. PT Wijaya Karya (Persero) merupakan Badan Usaha Miliki Negara (BUMN) yang mulai beroperasi pada tahun 1960 yang bergerak dibidang instalasi listrik. PT Wijaya Karya Beton (Persero) didirikan pada tanggal 11 Maret 1997 di Jakarta. Dengan bermodalkan pengembangan industri beton pracetak sejak tahun 1977, PT Wijaya Karya Beton (Persero) bertekad untuk mempertahakankan pengembangan produk tersebut dalam upaya
http://digilib.mercubuana.ac.id/
59
untuk mengantisipasi datangnya proyek-proyek infrastruktur dari pemerintah ataupun selain pemerintah. PT Wijaya Karya Beton (Persero) melakukan Initial Public Offering pada tanggal 8 April 2014 dengan melepas 2,04 miliar saham atau setara dengan 23,47% dari modal ditempatkan dan disetor penuh dalam perseroan. Sebanyak 85% dari dana hasil IPO akan digunakan untuk ekspansi usaha dan juga akan dipakai untuk menambah kapasitas produksi pabrik yang sudah ada disejumlah daerah. Sisa dana IPO akan digunakan untuk modal kerja. Sejak dilakukannya IPO pada 2014 yang lalu, tentu saja akan berakibat pada perubahan komposisi pemegang saham. Berikut dibawah ini adalah gambar perubahan komposisi pemegang saham yang terjadi antara sebelum IPO dengan Sesudah IPO : Gambar 4.2 Gambar Komposisi Pemegang Saham PT Wijaya Karya Beton (Persero) Tbk Periode 2014
Sumber : www.wikabeton.co.id
http://digilib.mercubuana.ac.id/
60
PT Wijaya Karya Beton (Persero) Tbk dikenal luas sebagai produsen produk-produk beton berkualitas tinggi. Produk-produk yang ditawarkan oleh PT Wijaya Karya Beton (Persero) Tbk antara lain tiang pancang, balok jembatan, pipa, bantalan jalan rel kereta api, dinding penahan tanah, produk beton maritim, dan beton bangunan gedung. B. Perekenonomian Indonesia Secara umum kinerja perekonomian Indonesia pada tahun 2014 berlangsung dengan stabil dan arah perekonomian yang semakin sehat. Kondisi ini bisa diketahui dari laju inflasi pada tahun 2014. Inflasi merupakan suatu masalah yang terjadi di setiap negara, tidak terkecuali Indonesia. Dengan tingkat inflasi yang tinggi suatu negara akan mengalami masa-masa pertumbuhan ekonomi yang sulit dikarenakan harga-harga barang kebutuhan yang tinggi. Dengan kondisi seperti ini masyarakat akan cenderung untuk melakukan substitusi barang yang biasa dikonsumsi dengan barang sejenis yang harganya lebih murah. Harga-harga yang naik tinggi mendorong naiknya angka inflasi. Jika terjadi angka inflasi yang tinggi maka Bank Indonesia akan cenderung untuk menaikan suku bunga yang tentunya juga akan menambah beban perusahaan, terutama perusahaan yang banyak meminjam dari bank. Dengan naiknya beban perusahaan akan mengurangi keuntungan perusahaan, sehingga berakibat harga saham perusahaan cenderung turun.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
61
Karena itu angka inflasi yang berlebihan akan menjadi sentimen negatif bagi para investor saham. Perkembangan tingkat inflasi per bulan selama 2014 dapat di lihat pada tabel di bawah ini : Grafik 4.1 Grafik Laju Inflasi Per Bulan Tahun 2014
*Sumber: www.bi.go.id (data di olah) Dari gambar grafik diatas dapat dilihat bahwa tingkat inflasi berfluktuasi namun cenderung terkendali dikisaran yang rendah yaitu antara 4 % hingga 9%. Kenaikan inflasi terutama disebabkan pengaruh kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi dan dampak gejolak harga pangan domestik pada akhir 2014. Kenaikan harga BBM bersubsidi telah mendorong kenaikan harga-harga, baik oleh dampak langsung maupun dampak lanjutan (second round effect). Selain BBM, penyesuaian harga barang administered lainnya juga terjadi sepanjang 2014, seperti tarif tenaga listrik (TTL) dan liquid petroleum gas (LPG) 12 kg. Namun, inflasi
http://digilib.mercubuana.ac.id/
62
inti tetap terkendali pada level 4,93%(yoy). (Laporan Perekonomian Indonesia 2014 ). Kondisi
ini
tidak
terlepas
dari
peran
kebijakan
BI,
yaitu
mempertahankan suku bunga acuan BI Rate sebesar 7,5%. Berikut data perkembangan BI Rate pada tahun 2014 Tabel 4.4 Perkembangan BI Rate Tahun 2014 Period Jan-14 Feb-14 Mar-14 Apr-14 May-14 Jun-14 Jul-14 Aug-14 Sep-14 Oct-14 Nov-14 Nov-14 Dec-14
BI Rate 7.50% 7.50% 7.50% 7.50% 7.50% 7.50% 7.50% 7.50% 7.50% 7.50% 7.50% 7.75% 7.75%
*Sumber : www.BI.go.id (Data di olah) Dari data di atas bisa dilihat bahwa Selama 11 bulan, yaitu dari Januari hingga November 2014, BI mempertahankan suku bunga acuan BI Rate sebesar 7,50%. Tingkat BI Rate ini dipandang masih konsisten dengan upaya mencapai sasaran inflasi 2014 sebesar 4,5±1% dan 2015 sebesar 4±1%, serta mengendalikan defisit transaksi berjalan ke tingkat yang lebih sehat. Pada 18 November 2014, menyikapi kebijakan kenaikan harga
http://digilib.mercubuana.ac.id/
63
BBM bersubsidi yang ditempuh Pemerintah, BI menaikkan BI Rate menjadi 7,75%. (Laporan Perekonomian Indonesia 2014 ). Pasar saham domestik juga menunjukkan peningkatan kinerja pada tahun 2014. Hal ini ditunjukkan oleh Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang meningkat di hampir seluruh sektor. Tren penguatan IHSG terjadi sejak awal tahun 2014. Berikut data tren IHSG 2014 : Tabel 4.5 Trend IHSG 2014 Date Adj Close Rm Jan-14 4,419 3.4% Feb-14 4,620 4.6% Mar-14 4,768 3.2% Apr-14 4,840 1.5% May-14 4,894 1.1% Jun-14 4,879 -0.3% Jul-14 5,089 4.3% Aug-14 5,137 0.9% Sep-14 5,138 0.0% Oct-14 5,090 -0.9% Nov-14 5,150 1.2% Dec-14 5,227 1.5% *Sumber : finance.yahoo.com (Data di olah)
C. Valuasi Harga Wajar Saham Valuasi harga saham adalah proses penentuan harga wajar bagi suatu saham yang dihasilkan. Valuasi harga wajar saham menggunakan analisis fundamental untuk menilai saham perusahaan apakah overvalued (harga wajar saham < harga pasar), undervalued (harga wajar saham > harga
http://digilib.mercubuana.ac.id/
64
pasar), atau correctly valued (pas/tepat/wajar) dengan menggunakan metode Price Earning Ratio (PER). Untuk melakukan valuasi harga wajar saham PT Holcim Indonesia Tbk, PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk, PT Semen Indonesia (Persero) Tbk, PT Semen Baturaja (Persero) Tbk, dan PT Wijaya Karya Betok (Persero) Tbk diperlukan beberapa langkah dan perhitungan. Berikut adalah langkah-langkah perhitungannya : 1. Menghitung Growth (g) Nilai
pertumbuhan
atau
growth
diperlukan
agar
dapat
memproyeksikan nilai Earning Per Share di tahun mendatan (EPS1). Untuk mencari nilai growth menggunakan rumus :
Untuk mendapatkan nilai growth diperlukan dua komponen yaitu Return On Equity dan Payout Ratio. Return On Equity (ROE) merupakan rasio probabilitas yang membandingkan antara laba bersih setelah pajak (EAT) perusahaan dengan ekuitas. Rasio ini mengukur berapa
banyak
keuntungan
yang
dihasilkan
oleh
perusahaan
dibandingkan dengan ekuitas pemegang. Return On Equity (ROE) bisa dicari menggunakan rumus :
http://digilib.mercubuana.ac.id/
65
Tabel 4.6 Tingkat ROE Perusahaan Subsekstor Semen Periode 2014 Kode Emiten EAT Equity SMCB Rp 668,869.00 Rp 8,758,592.00 INTP Rp 5,274,009.00 Rp 24,784,801.00 SMGR Rp 5,573,577.00 Rp 25,002,452.00 SMBR Rp 328,336.00 Rp 2,717,247.00 WTON Rp 322,404.00 Rp 2,225,777.00 Sumber: www.idx.co.id (November 2015, data olah)
ROE 7.64% 21.28% 22.29% 12.08% 14.49%
Langkah selanjutnya adalah menghitung Payout Ratio. Payout Ratio merupakan rasio antara dividen per lembar saham yang dibagikan oleh perusahaan dengan pendapatan perlembar saham perusahaan. Payout Ratio bisa dicari menggunakan rumus :
Tabel 4.7 Tingkat Payout Ratio Perusahaan Sub Sektor Semen Periode 2014 Kode Emiten DPS 2014 EPS 2014 SMCB Rp 34.00 Rp 87.22 INTP Rp 1,350.00 Rp 1,431.82 SMGR Rp 375.34 Rp 938.35 SMBR Rp 8.34 Rp 33.38 WTON Rp 11.82 Rp 37.69 Sumber: www.idx.co.id (data diolah)
Payout Ratio 38.98% 94.29% 40.00% 24.99% 31.36%
Langkah selanjutnya adalah menghitung besarnya pertumbuhan (growth) dengan rumus :
http://digilib.mercubuana.ac.id/
66
Tabel 4.8 Tingkat Pertumbuhan Perusahaan Subsektor Semen Periode 2014 Kode Emiten Payout Ratio ROE SMCB 38.98% 7.64% INTP 94.29% 21.28% SMGR 40.00% 22.29% SMBR 24.99% 12.08% WTON 31.36% 14.49% Sumber: www.idx.co.id (data diolah)
Growth 4.66% 1.22% 13.38% 9.06% 9.94%
2. Proyeksi Earning Per Share (EPS1) Earning Per Share merupakan pendapatan bersih perusahaan dibagi dengan jumlah rata-rata saham yang beredar. Proyeksi Earning Per Share dilakukan untuk memperkirakan pendapatan yang akan diperoleh perusahaan ditahun yang akan datang. Untuk menghitung Proyeksi Earning Per Share (EPS1) bisa menggunakan rumus :
Tabel 4.9 Proyeksi Earning Per Share Perusahaan Subsektor Semen Periode 2014 Kode Emiten EPS 2014 Growth SMCB Rp 87.22 4.66% INTP Rp 1,431.82 1.22% SMGR Rp 938.35 13.38% SMBR Rp 33.38 9.06% WTON Rp 37.69 9.94% Sumber : www.idx.co.id (data diolah)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
EPS1 = EPS (1+g) Rp 91.28 Rp 1,449.23 Rp 1,063.86 Rp 36.41 Rp 41.44
67
3. Menghitung Price Earning Ratio (PER) Price Earning Ratio (PER) adalah rasio antara harga pasar saham per lembar dengan pendapatan perlembar saham. Price Earning Ratio bermanfaat untuk mengukur nilai saham. Jika sebuah perusahaan memiliki price earning ratio yang tinggi ini menunjukan bahwa investor bersedia untuk membayar dengan harga saham premium untuk perusahaan. Tingkat earning yang minimal yang diinginkan investor (k) dalam menghitung Price Earning Ratio menggunakan tingkat SBI rate (akhir tahun 2014) ditambah dengan tiga alternatif yaitu 5%, 10%, dan 15 %. Berikut adalah data SBI rate sepanjang 2015 : Tabel 4.10 Tabel Suku Bunga SBI 2014 Periode Suku Bunga SBI Jan-14 7.23% Feb-14 7.17% Mar-14 7.13% Apr-14 7.14% May-14 7.15% Jun-14 7.14% Jul-14 7.09% Aug-14 6.97% Sep-14 6.88% Oct-14 6.85% Nov-14 6.87% Dec-14 6.90% *Sumber : www.bi.go.id Sehingga tingkat keuntungan minimal yang diinginkan oleh investor ada tiga alternatif, yaitu :
http://digilib.mercubuana.ac.id/
68
a. Alternatif 1 : k = 6,90% + 5% = 11,9 % b. Alternatif 2 : k = 6,90% + 10% = 16,9 % c. Alternatif 3 : k = 6,90% + 15% = 21,9 % Tambahan keuntungan tersebut menunjukan bahwa investor menginginkan pengembalian keuntungan yang lebih besar bila menanamkan dananya dalam bentuk saham, karena tingkat risiko investasi saham lebih tinggi. Menghitung Price Earning Ratio (PER) bisa menggunakan rumus :
Maka akan diperoleh hasil perhitungan sebagai berikut : Tabel 4.11 Perhitungan Price Earning Ratio Dengan Alternatif 1 Kode Emiten Payout Ratio k SMCB 38.98% 11.9% INTP 94.29% 11.9% SMGR 40.00% 11.9% SMBR 24.99% 11.9% WTON 31.36% 11.9% Sumber: www.idx.co.id (data diolah)
g 4.66% 1.22% 13.38% 9.06% 9.94%
PER 5.38 8.82 (27.11) 8.81 16.02
Tabel 4.12 Perhitungan Price Earning Ratio Dengan Alternatif 2 Kode Emiten Payout Ratio k SMCB 38.98% 16.9% INTP 94.29% 16.9% SMGR 40.00% 16.9% SMBR 24.99% 16.9% WTON 31.36% 16.9% Sumber: www.idx.co.id (data diolah)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
g 4.66% 1.22% 13.38% 9.06% 9.94%
PER 3.18 6.01 11.35 3.19 4.51
69
Tabel 4.13 Perhitungan Price Earning Ratio Dengan Alternatif 3 Kode Emiten Payout Ratio k SMCB 38.98% 21.9% INTP 94.29% 21.9% SMGR 40.00% 21.9% SMBR 24.99% 21.9% WTON 31.36% 21.9% Sumber: www.idx.co.id (data diolah)
g 4.66% 1.22% 13.38% 9.06% 9.94%
PER 2.26 4.56 4.69 1.95 2.62
4. Menghitung Harga Wajar Saham Setelah mendapatkan nilai Price Earning Ratio (PER) dan proyeksi Earning Per Share (EPS1) maka selanjutnya adalah menghitung harga wajar dari setiap emiten. Harga wajar saham dari setiap emiten akan menjadi dasar pengengambilan keputusan oleh para investor. Menghitung harga wajar saham bisa menggunakan rumus :
Maka akan diperoleh hasil perhitungan sebagai berikut : Tabel 4.14 Perhitungan Harga Wajar Saham Dengan Alternatif 1 Kode Emiten PER EPS1 SMCB 5.38 91,28 INTP 8.83 1.449,23 SMGR (27,03) 1.063,86 SMBR 8,80 36,41 WTON 16,00 41,44 Sumber: www.idx.co.id (data diolah)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Harga Wajar Rp491,48 Rp12.789,34 (Rp28.845,02) Rp320,77 Rp663,82
70
Tabel 4.15 Perhitungan Harga Wajar Saham Dengan Alternatif 2 Kode Emiten PER EPS1 SMCB 3,18 91,28 INTP 6,01 1.449,23 SMGR 11,36 1.063,86 SMBR 3,19 36,41 WTON 4,51 41,44 Sumber: www.idx.co.id (data diolah)
Harga Wajar Rp290,72 Rp8.172, 15 Rp12.073,07 Rp116,08 Rp186,78
Tabel 4.16 Perhitungan Harga Wajar Saham Dengan Alternatif 3 Kode Emiten PER EPS1 SMCB 2,26 91,28 INTP 4,56 1.449,23 SMGR 4,69 1.063,86 SMBR 1,95 36,41 WTON 2,62 41,44 Sumber: www,idx,co,id (data diolah)
Harga Wajar Rp206,40 Rp6.606,14 Rp4.991,86 Rp70,86 Rp108,68
5. Perbandingan Harga Wajar Saham Dengan Harga Pasar Saham Setelah didapatkan besarnya harga wajar masing-masing emiten, Maka langkah selanjutnya adalah melakukan perbandingan terhadap harga pasar saham dengan harga wajar saham, Berikut adalah tabel perbandingan harga wajar saham yang diperoleh dengan metode Price Earning Ratio (PER) dengan harga pasar saham masing-masing emiten pada setiap alternative return yang diinginkan adalah :
http://digilib.mercubuana.ac.id/
71
Tabel 4,17 Perbandingan Harga Wajar Saham dengan Harga Pasar Saham Perusahaan Subsektor Semen Periode 2014 Dengan Alternatif 1 Kode Emiten Harga Wajar Hasil SMCB Rp491,48 < INTP Rp12.789,34 < SMGR (Rp28.845,02) < SMBR Rp320,77 < WTON Rp663,82 < Sumber : www,idx,co,id (data diolah)
Harga Pasar Rp2,185 Rp25,000 Rp16,200 Rp381 Rp1,300
Keterangan Overvalued Overvalued Overvalued Overvalued Overvalued
Tabel 4,18 Perbandingan Harga Wajar Saham dengan Harga Pasar Saham Perusahaan Subsektor Semen Periode 2014 Dengan Alternatif 2 Harga Kode Emiten Wajar Hasil SMCB Rp290,72 < INTP Rp8.172, 15 < SMGR Rp12.073,07 < SMBR Rp116,08 < WTON Rp186,78 < Sumber : www,idx,co,id (data diolah)
Harga Pasar Rp2,185 Rp25,000 Rp16,200 Rp381 Rp1,300
Keterangan Overvalued Overvalued Overvalued Overvalued Overvalued
Tabel 4,19 Perbandingan Harga Wajar Saham dengan Harga Pasar Saham Perusahaan Subsektor Semen Periode 2014 Dengan Alternatif 3 Harga Kode Emiten Wajar Hasil SMCB Rp206,40 < INTP Rp6.606,14 < SMGR Rp4.991,86 < SMBR Rp70,86 < WTON Rp108,68 < Sumber : www,idx,co,id (data diolah)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Harga Pasar Keterangan Rp2,185 Overvalued Rp25,000 Overvalued Rp16,200 Overvalued Rp381 Overvalued Rp1,300 Overvalued
72
Setelah dihitung dengan langkah-langkah yang diperlukan, didapatkan hasil bahwa harga wajar saham dari emiten SMCB, INTP, SMGR, SMBR, dan WTON pada alternatif 1, 2, dan 3 lebih rendah dari harga pasar, yang berarti saham tersebut overvalued sehingga tidak layak dibeli. Jika kita bandingkan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Nikmatul Uyum yang berjudul Penerapan Analisis Fundamental dengan Pendekatan Price Earning Ratio (PER) sebagai Dasar Penilaian Kewajaran Harga Saham dalam Pengambilan Keputusan Invesati: Studi pada Subsektor Konstruksi Bangunan yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2012 terdapat perbedaan hasil akhir dengan penelitian yang penulis lakukan. Pada penelitian yang penulis lakukan, keseluruhan sample yang diuji memiliki harga wajar saham yang berada pada kondisi overvalued (mahal) sehingga tidak layak untuk dibeli. Sedangkan pada penelitian yang dilakukan Nikmatul Uyum terdapat tiga (ADHI, JKON dan TOTL) dari empat sample yang diuji memiliki harga wajar saham yang berada pada kondisi undervalued (murah) sehingga layak untuk dibeli dan satu sample (WIKA) yang berada pada kondisi overvalued. Ini berarti berinvestasi pada saham perusahaan subsektor kontruksi lebih menjanjikan dari pada di subsektor semen.
http://digilib.mercubuana.ac.id/