BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Perusahaan Objek penelitian dalam penelitian ini adalah perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Terdapat 51 perusahaan makanan dan minuman yang tercatat pada BEI. Dari 51 perusahaan didapat 10 perusahaan yang memenuhi kriteria untuk di jadikan sampel selama periode tahun 2011 sampai dengan 2015. Berikut adalah profil perusahaan makanan dan minuman yang terpilih untuk di jadikan sampel.
1. PT Sekar Laut Tbk (SKLT) PT Sekar Laut Tbk. adalah perusahaan yang bergerak dibidang industri, pertanian, perdagangan, dan pembangunan, khususnya dalam industri krupuk, saos dan bumbu masak. Proses krupuk telah dilakukan oleh pendiri sejak tahun 1966, dimulai dari industri rumah tangga. Pada tahun 1976, PT Sekar Laut didirikan dan produksinya mulai dikembangkan dalam skala industri besar. Pada tahun 1996, proses pembuatan krupuk telah dikembangkan dengan teknologi modern, yang mengutamakan kebersihan, kwalitas dan nutrisi. Kapasitas produksi krupuk juga meningkat. Produk krupuk dipasarkan didalam dan diluar negeri. Perusahaan juga telah berkembang dan memproduksi saus tomat, sambal, bumbu masak dan makanan ringan. Produk-produknya dipasarkan dengan
79 http://digilib.mercubuana.ac.id/
80
merek "FINNA". Selain pemasaran produk sendiri, perusahaan juga bekerja sama dengan perusahaan makanan lainnya, didalam membantu memproduksikan dan menyuplai produk makanan sesuai kebutuhan masing-masing. Pada tanggal 8 September 1993 sahamnya didaftar untuk diperdagangkan di Bursa Efek Jakarta dan Surabaya. PT Pangan Lestari adalah anak perusahaan yang bergerak dibidang distribusi untuk produkproduk PT Sekar Laut Tbk. dan Sekar Group pada umumnya, serta produk makanan lainnya. PT Pangan Lestari juga menangani distribusi produk produk konsumen dan rumah tangga. Jaringan distribusi melalui cabangcabang
di
kota-kota
besar
di
daerah
Jawa
dan
Bali.
http://www.sekarlaut.com.
2. PT Nippon Industri Corpindo Tbk (ROTI) Nippon Indosari Corpindo Tbk (ROTI) (Sari Roti) didirikan 08 Maret 1995 dengan nama PT Nippon Indosari Corporation dan mulai beroperasi komersial pada tahun 1996. Kantor pusat dan salah satu pabrik ROTI berkedudukan di Kawasan Industri MM 2100 Jl. Selayar blok A9, Desa Mekarwangi, Cikarang Barat, Bekasi 17530 – Jawa Barat, dan pabrik lainnya berlokasi di Kawasan Industri Jababeka Cikarang blok U dan W – Bekasi, Pasuruan, Semarang, Makassar, Purwakarta, Palembang, Cikande dan Medan. Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham Nippon Indosari Corpindo Tbk, antara lain: Indoritel Makmur Internasional Tbk (DNET) (31,50%), Bonlight Investments., Ltd (25,03%) dan Pasco
http://digilib.mercubuana.ac.id/
81
Shikishima
Corporation
(8,50%).
Berdasarkan
Anggaran
Dasar
Perusahaan, ruang lingkup usaha utama ROTI bergerak di bidang pabrikasi, penjualan dan distribusi roti (roti tawar, roti manis, roti berlapis, cake dan bread crumb) dengan merek "Sari Roti". Pendapatan utama ROTI berasal dari penjualan roti tawar dan roti manis. Pada tanggal 18 Juni 2010, ROTI memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham ROTI (IPO) kepada masyarakat sebanyak 151.854.000 dengan nilai nominal Rp100,- per saham saham dengan harga penawaran Rp1.250,- per saham. Sahamsaham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 28 Juni 2010. http://www.sariroti.com.
3. PT Tunas Baru Lampung Tbk (TBLA) Didirikan pada tahun 1973, PT Tunas Baru Lampung Tbk (“TBLA”) menjadi salah satu anggota dari Sungai Budi Group, salah satu perintis industri pertanian di Indonesia yang didirikan pada tahun 1947. TBLA berdiri
karena
keinginan
mendukung
pembangunan
negara
dan
memanfaatkan keunggulan kompetitif Indonesia di bidang pertanian. Saat ini, Sungai Budi Group adalah salah satu pabrikan dan distributor produk konsumen berbasis pertanian terbesar di Indonesia. PT Tunas Baru Lampung Tbk mulai beroperasi di Lampung pada awal tahun 1975, sejak itu kami telah berkembang menjadi salah satu produsen minyak goreng
http://digilib.mercubuana.ac.id/
82
terbesardan termurah.PT. Tunas Baru Lampung Tbk terdaftar di Bursa Efek Jakarta pada tanggal 14 Februari 2000. Anggota lain dari Sungai Budi Group adalah perusahaan publik PT Budi Starch Sweetener & Tbk (Sebelumnya PT Budi Acid Jaya Tbk), pabrikan tepung tapioka yang terbesar dan paling terintegrasi di Indonesia. http://www.tunasbarulampung.com
4. PT. Multi Bintang Indonesia Tbk (MLBI) Sejarah panjang perusahaan dimulai dengan didirikannya N.V Nederlandsch-Indische Bierbrouwerijen di Medan pada tahun 1921. Brewery pertama berada di Surabaya dan secara Resmi beroperasi secara komersial pada 21 November 1931. Pada tahun 1936, tempat kedudukan perusahaan dipindahkan dari Medan ke Surabaya dan Heineken menjadi pemegang saham terbesar perusahaan dan berubah nama menjadi N.V Heineken’s Nederlandsch-Indische Bierbrouweerijen Maatschappij. Lalu pada tahun 1951, Perusahaan kembali berubah nama menjadi Heineken’s Indonesische
Bierbrouwerijen
Maatschappij
N.V.
Sejalan
dengan
meningkatnya pertumbuhan perusahaan, brewery kedua dibangun di Tangerang. Di tahun yang sama, perusahaan berganti nama menjadi PT Perusahaan Bir Indonesia. Brewery kedua ini kemudian mulai beroperasi pada tahun 1973. Pada 1 January 1981, Perusahaan mengambil alih PT Brasseries de l'Indonesia yang memproduksi bir dan minuman ringan di Medan. Untuk mencerminkan peningkatan usaha dan aktifitas akuisisi ini,
http://digilib.mercubuana.ac.id/
83
sejak tanggal 2 September 29181, nama perusahaan menjadi PT Multi Bintang Indonesia dan tempat kedudukan kemudian dipindahkan ke Jakarta. Perusahaan juga mencatatkan sahamnya di Bura Efek Indonesia (BEI). Pada tahun 1997, kegiatan produksi di Surabaya dipindahkan ke Sampang Agung, dimana dibangun fasilitas produksi baru. Di tahun 2010, Asia Pacific Breweries Limited (APB) dari Singapura mengakusisi saham mayoritas dari Heineken International B.V (HIBV) di perusahaan. Namun, di bulan September 2013, HIBV dari Belanda kembali menjadi pemegang saham utama Perseroan, ketika mengakusisi saham mayoritas perusahaan hingga saat ini. Di 2014, Multi Bintang sekali lagi menciptakan tonggak sejarah dengan membangun fasilitas produksi baru yang dilengkapi teknologi canggih untuk memproduksi minuman non-alkohol di Sampang Agung, Jawa Timur. Dengan investasi sebesar Rp 210 miliar, fasilitas produksi ini dibangun hanya dalam waktu 9 bulan dan secara Resmi beroperasi pada Agustus 2014. Dengan sejarah panjang di Indonesia, perusahaan pun identic dengan salah satu produk unggulan yaitu Bir Bintang, sebuah merek ikonik dan telah dikenal luas di Indonesia. Multi Bintang juga memproduksi dan memasarkan merek bir premium internasional, Heineken®; kategori 0,0% alkohol, minuman bebas alkohol Bintang Zero dan Bintang Radler 0,0%; dan inovasi terbaru Bintang Radler, kombinasi unik Bir Bintang dengan jus lemon alami yang memberikan kesegaran ganda, sekarang tersedia juga dalam varian berbeda, Bintang Radler Grapefruit dengan jus grapefruit alami; minuman
http://digilib.mercubuana.ac.id/
84
fine soda, Fayrouz, serta minuman ringan Green Sands. Saat ini, dengan didukung kuatnya aktifitas Brewery perusahaan di Sampang Agung dan Tangerang, Multi Bintang telah memantapkan pijakannya lewat anak perusahaan, PT Multi Bintang Indonesia Niaga, dalam memasarkan dan menjual produk-produk perusahaan di seluruh kota besar di Indonesia dan luar negeri. Anak perusahaan ini beroperasi sebagai distributor utama dan memulai operasi komersial pertama pada January 2005. Perusahaan mempunyai saham di PT Multi Bintang Indonesia Niaga sebesar 99%. http://www.multibintang.co.id
5. PT. Akasha Wira International Tbk (ADES) Akasha Wira International Tbk (dahulu Ades Waters Indonesia Tbk) (ADES) didirikan dengan nama PT Alfindo Putrasetia pada tahun 1985 dan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1986. Kantor pusat ADES berlokasi di Perkantoran Hijau Arkadia, Jl. Letjend. T.B. Simatupang Kav. 88, Jakarta 12520 – Indonesia. Telp: (62-21) 2754-5000 (Hunting), Fax: (62-21) 7884-5549. Pemegang saham mayoritas Akasha Wira International Tbk adalah Water Partners Bottling S.A. (91,94%), merupakan perusahaan joint venture antara The Coca Cola Company dan Nestle S.A. kemudian pada tanggal 3 Juni 2008, Water Partners Bottling S.A. diakuisisi oleh Sofos Pte. Ltd., perusahaan berbadan hukum Singapura, Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan ADES adalah industri air minum dalam kemasan, industri roti
http://digilib.mercubuana.ac.id/
85
dan kue, kembang gula, makaroni, kosmetik dan perdagangan besar. Kegiatan utama Akasha International adalah bergerak dalam bidang usaha pengolahan dan distribusi air minum dalam kemasan (merek Nestle Pure Life dan Vica) serta perdagangan besar produk-produk kosmetika. Produksi air minum dalam kemasan secara komersial dimulai pada tahun 1986, sedangkan perdagangan produk kosmetika dimulai pada tahun 2010 dan produksi produk kosmetika dimulai pada tahun 2012. Pabrik pengolahan air minum dalam kemasan berlokasi di Jawa Barat dan pabrik produk kosmetik berlokasi di Pulogadung. Pada tanggal 2 Mei 1994, ADES memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham (IPO) ADES kepada masyarakat sebanyak 15.000.000 saham dengan nilai nominal Rp1.000,- per saham, dengan harga penawaran perdana Rp3.850,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 13 Juni 1994. http://www.akashainternational.com
6. PT. Fast Food Indonesia Tbk (FAST) Fast Food Indonesia Tbk (FAST) didirikan tanggal 19 Juni 1978 dan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1979. Kantor pusat FAST terletak di Jl. M.T. Haryono, Jakarta 12810, Indonesia. Telp: (6221) 830-1133, 831-3368 (Hunting), Fax: (62-21) 830-9384, 830-0569. Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham Fast Food Indonesia
http://digilib.mercubuana.ac.id/
86
Tbk, antara lain: PT Gelael Pratama (induk usaha) (44,00%), Indoritel Makmur Internasional Tbk (DNET) (35,84%) dan HSBC-FUND Services, Arisaig Asia Consumer FD Ltd. (10,14%). Berdasarkan anggaran dasar perusahaan, ruang lingkup kegiatan FAST adalah bergerak di bidang makanan dan restoran. Fast Food memperoleh hak untuk mendirikan dan mengoperasikan gerai Kentucky Fried Chicken (KFC) dari Kentucky Fried Chicken International Holding, Inc., Pada tanggal 31 Maret 1993, FAST memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham FAST (IPO) kepada masyarakat sebanyak 4.462.500 dengan nilai nominal Rp1.000,- per saham dengan harga penawaran Rp5.700,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 11 Mei 1993. Fast Food Indonesia.co.id
7. PT Ultrajaya Milk Industry and Trading Company Tbk (ULTJ) Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk (ULTJ) didirikan tanggal 2 Nopember 1971 dan mulai beroperasi secara komersial pada awal tahun 1974. Kantor pusat dan pabrik Ultrajaya berlokasi di Jl. Raya Cimareme 131 Padalarang – 40552, Kab. Bandung Barat. Telp: (62-22) 8670-0700 (Hunting), Fax: (62-22) 665-4612. Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk, antara lain: PT Prawirawidjaja Prakarsa (21,40%), Tuan Sabana Prawirawidjaja (14,66%), PT Indolife Pensiontana (8,02%), PT AJ
http://digilib.mercubuana.ac.id/
87
Central Asia Raya (7,68%) dan UBS AG Singapore Non-Treaty Omnibus Acco (Kustodian) (7,42%). Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Ultrajaya bergerak dalam bidang industri makanan dan minuman, dan bidang perdagangan. Di bidang minuman Ultrajaya memproduksi rupa-rupa jenis minuman seperti susu cair, sari buah, teh, minuman tradisional dan minuman kesehatan, yang diolah dengan teknologi UHT (Ultra High Temperature) dan dikemas dalam kemasan karton aseptik. Di bidang makanan Ultrajaya memproduksi susu kental manis, susu bubuk, dan konsentrat buah-buahan tropis. Ultrajaya memasarkan hasil produksinya dengan cara penjualan langsung (direct selling), melalui pasar modern (modern trade). Penjualan langsung dilakukan ke toko-toko, P&D, kios-kios,dan pasar tradisional lain dengan menggunakan armada milik sendiri. Penjualan tidak langsung dilakukan melalui agen/ distributor yang tersebar di seluruh wilayah kepulauan Indonesia. Perusahaan juga melakukan penjualan ekspor ke beberapa negara. Merek utama dari produk-produk Ultrajaya, antara lain: susu cair (Ultra Milk, Ultra Mimi, Susu Sehat, Low Fat Hi Cal), teh (Teh Kotak dan Teh Bunga), minuman kesehatan dan lainnya (Sari Asam, Sari Kacang Ijo dan Coco Pandan Drink), susu bubuk (Morinaga, diproduksi untuk PT Sanghiang Perkasa yang merupakan anak usaha dari Kalbe Farma Tbk (KLBF)), susu kental manis (Cap Sapi) dan konsentrat buah-buahan (Ultra). Pada tanggal 15 Mei 1990, ULTJ memperoleh ijin Menteri Keuangan Republik Indonesia untuk melakukan Penawaran Umum
http://digilib.mercubuana.ac.id/
88
Perdana Saham ULTJ (IPO) kepada masyarakat sebanyak 6.000.000 saham dengan nilai nominal Rp1.000,- per saham dengan harga penawaran Rp7.500,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 2 Juli 1990. http://www.ultrajaya.co.id
8. PT. Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) didirikan tanggal 14 Agustus 1990 dengan nama PT Panganjaya Intikusuma dan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1990. Kantor pusat INDF berlokasi di Sudirman Plaza, Indofood Tower, Lantai 21, Jl. Jend. Sudirman Kav. 76 – 78, Jakarta 12910 – Indonesia. Sedangkan pabrik dan perkebunan INDF dan anak usaha berlokasi di berbagai tempat di pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Malaysia. Telp: (62-21) 5795-8822 (Hunting), Fax : (62-21) 5793-7550. Induk usaha dari Indofood Sukses Makmur Tbk adalah CAB Holding Limited (miliki 50,07% saham INDF), Seychelles, sedangkan induk usaha terakhir dari Indofood Sukses Makmur Tbk adalah First Pacific Company Limited (FP), Hong Kong. Saat ini, Perusahaan memiliki anak usaha yang juga tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI), antara lain: Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) dan Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP) Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan INDF antara lain terdiri dari mendirikan dan menjalankan industri makanan olahan, bumbu penyedap, minuman ringan,
http://digilib.mercubuana.ac.id/
89
kemasan, minyak goreng, penggilingan biji gandum dan tekstil pembuatan karung terigu. Indofood telah memiliki produk-produk dengan merek yang telah dikenal masyarakat, antara lain mi instan (Indomie, Supermi, Sarimi, Sakura, Pop Mie, Pop Bihun dan Mi Telur Cap 3 Ayam), dairy (Indomilk, Cap Enaak, Tiga Sapi, Indomilk Champ, Calci Skim, Orchid Butter dan Indoeskrim), makan ringan (Chitato, Lays, Qtela, Cheetos dan JetZ), penyedap makan (Indofood, Piring Lombok, Indofood Racik dan Maggi), nutrisi & makanan khusus (Promina, SUN, Govit dan Provita), minuman (Ichi Ocha, Tekita, Caféla, Club, 7Up, Tropicana Twister, Fruitamin, dan Indofood Freiss), tepung terigu & Pasta (Cakra Kembar, Segitiga Biru, Kunci Biru, Lencana Merah, Chesa, La Fonte), minyak goreng dan mentega (Bimoli dan Palmia) Pada tahun 1994, INDF memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham INDF (IPO) kepada masyarakat sebanyak 21.000.000 dengan nilai nominal Rp1.000,- per saham dengan harga penawaran Rp6.200,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 14 Juli 1994. http://www.indofood.com
9. PT Indofood CBP Sukses Makmur (ICPB) Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) didirikan 02 September 2009 dan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1 Oktober 2009. ICBP merupakan hasil pengalihan kegiatan usaha Divisi Mi Instan dan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
90
Divisi Penyedap Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), pemegang saham pengendali. Kantor pusat Indofood CBP berlokasi di Sudirman Plaza, Indofood Tower, Lantai 23, Jl. Jend. Sudirman, Kav. 76-78, Jakarta 12910, Indonesia, sedangkan pabrik perusahaan dan anak usaha berlokasi di pulau Jawa, Sumatera, Kalimatan, Sulawesi dan Malaysia. Telp: (62-21) 57937500 (Hunting), Fax: (62-21) 5793-7557. Induk usaha dari Indofood CBP Sukses Makmur Tbk adalah INDF, dimana INDF memiliki 80,53% saham yang ditempatkan dan disetor penuh ICBP, sedangkan induk usaha terakhir dari ICBP adalah First Pacific Company Limited (FP), Hong Kong. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan ICBP terdiri dari, antara lain, produksi mi dan bumbu penyedap, produk makanan kuliner, biskuit, makanan ringan, nutrisi dan makanan khusus, kemasan, perdagangan, transportasi, pergudangan dan pendinginan, jasa manajemen serta penelitian dan pengembangan. Merek-merek yang dimiliki Indofood CBP Sukses Makmur Tbk, antara lain: untuk produk Mi Instan (Indomei, Supermi, Sarimi, Sakura, Pop Mie, Pop Bihun dan Mi Telur Cap 3 Ayam), Dairy (Indomilk, Enaak, Tiga Sapi, Kremer, Orchid Butter, Indoeskrim dan Milkuat), penyedap makan (bumbu Racik, Freiss, Sambal Indofood, Kecap Indofood, Maggi, Kecap Enak Piring Lombok, Bumbu Spesial Indofood dan Indofood Magic Lezat), Makanan Ringan (Chitato, Chiki, JetZ, Qtela, Cheetos dan Lays), nutrisi dan makanan khusus (Promina, Sun, Govit dan Provita) Pada tanggal 24 September 2010, ICBP memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk
http://digilib.mercubuana.ac.id/
91
melakukan Penawaran Umum Perdana Saham ICBP (IPO) kepada masyarakat sebanyak 1.166.191.000 dengan nilai nominal Rp100,- per saham saham dengan harga penawaran Rp5.395,- per saham. Sahamsaham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 07 Oktober 2010. http://www.indofoodcbp.co.id
10. PT. Mayora Indah Tbk (MYOR) Mayora Indah Tbk (MYOR) didirikan 17 Februari 1977 dan mulai beroperasi secara komersial pada bulan Mei 1978. Kantor pusat Mayora berlokasi di Gedung Mayora, Jl.Tomang Raya No. 21-23, Jakarta 11440 – Indonesia, dan pabrik terletak di Tangerang dan Bekasi. Telp: (62-21) 5655320 s/d 22 (Hunting), Fax: (62-21) 565-5323. Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham Mayora Indah Tbk adalah PT Unita Branindo, yakni dengan persentase kepemilikan sebesar 32,93%. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Mayora adalah menjalankan usaha dalam bidang industri, perdagangan serta agen/perwakilan. Saat ini, Mayora menjalankan bidang usaha industri biskuit (Roma, Danisa, Royal Choice, Better, Muuch Better, Slai O Lai, Sari Gandum, Sari Gandum Sandwich, Coffeejoy, Chees’kress.), kembang gula (Kopiko, KIS, Tamarin dan Juizy Milk), wafer (beng beng, Astor, Roma), coklat (Choki-choki), kopi (Torabika dan Kopiko) dan makanan kesehatan (Energen) serta menjual produknya di pasar lokal dan luar
http://digilib.mercubuana.ac.id/
92
negeri. Pada tanggal 25 Mei 1990, MYOR memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham MYOR (IPO) kepada masyarakat sebanyak 3.000.000 dengan nilai nominal Rp1.000,- per saham dengan harga penawaran Rp9.300,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 04 Juli 1990. http://www.mayoraindah.co.id
B.
Analisis Statistik Deskriptif Analisis Statistik deskriptif menggambarkan tentang ringkasan data-data penelitian seperti nilai mean, minimum, maksimum dan standar deviasai dari masing –masing variabel yang terdapat dalam penelitian. Perusahaan yang memenuhi kriteria dari penelitian ini sebanyak 50 sampel. Berikut ini hasil analisis statistik deskriptif yang telah diperoleh: 1.
Statistik Deskriptif Harga Saham Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Harga Saham 2011
2012
2013
2014
2015
mean
3.139
4. 626
6.487
6.234
6.561
max
12.214
17.143
26.000
20.900
30.500
min
140
180
180
300
143
Std. Dev
3652,03314
5217,356138
7999,597282
6919,674466
9400,695
Sumber : (Perhitungan excel)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
93
Data rata-rata Harga Saham mengalami fluktuasi setiap tahunnya, nilai maksimum dari harga saham terdapat pada MYOR (Mayora Indah Tbk) pada tahun 2015 yaitu sebesar Rp.30.500, sementara nilai minimum terdapat pada SKLT (Sekar Laut Tbk) tahun 2011 yaitu sebesar Rp.140 dan nilai standar deviasi dari harga saham tahun 20112015 yaitu sebesar Rp.663.787 nilai tersebut lebih besar dari nilai rataratanya yaitu sebesar Rp.540.914 sehinga mengindikasikan bahwa hasil yang kurang baik. Sebab standar deviasi merupakan pencerminan penyimpangan
yang
sangat
tinggi,
sehingga
penyebaran
data
menunjukan hasil yang tidak normal danmenyebabkan bias.
2.
Statistik Deskriptif Earning Per Share (EPS) Tabel 4.2 Statistik Deskriptif Earning Per Share 2011
2012
2013
2014
2015
mean
2649,161496
2441,691327
5807,970156
3970,043406
2550,933769
max
24161,04762
21590,71429
55772,80952
37851,57143
23662,33333
min
8,649782923
11,52387844
16,55571635
23,85094067
27,67895919
Std. Dev
7562,195026
6734,585618
17559,45575
11906,57215
7420,701105
Sumber : (Perhitungan excel) Dari analisis statistik deskriptif di atas variabel Earning Per Share (EPS) menunjukkan nilai maksimum dari EPS terdapat pada MLBI (Multi Bintang Indonesia Tbk) pada tahun 2013 yaitu sebesar 55772,80952, sementara nilai minimum terdapat pada SKLT (Sekar Laut Tbk) tahun 2011 yaitu sebesar 8,649782923. Dengan nilai mean
http://digilib.mercubuana.ac.id/
94
atau rata-rata sebesar 3483.96003. Nilai mean atau rata-rata EPS sebesar 3483.96003 menunjukkan bahwa perusahaan makanan dan minuman di BEI memberikan laba per tiap lembar sahamnya sebesar 348396%. Dan nilai standar deviasi tahun 2011-2015 dari EPS yaitu sebesar 1023.670 nilai tersebut lebih besar dari nilai rata-rata yaitu sebesar 348.396 sehinga mengindikasikan bahwa hasil yang kurang baik. Sebab standar deviasi merupakan pencerminan penyimpangan yang sangat tinggi, sehingga penyebaran data menunjukan hasil yang tidak normal dan menyebabkan bias.
3.
Statistik Deskriptif Dividend Payout Ratio (DPR) Tabel 4.3 Statistik Deskriptif Dividend Payout Ratio 2011
2012
2013
2014
2015
mean
0,272016801 0,231311265 0,318285877
0,307324155
0,297811432
max
0,476924162 0,475192887 1,084970306
0,511313384
0,8306236
min
0,000996232 0,000322361
0,006789679
0,012279432
0,163993618
0,253079609
Std. Dev
1,0040706
0,134777659 0,134020293 0,307678371
Sumber : (Perhitungan excel) Dari analisis statistik deskriptif di atas variabel Dividend Payout Ratio (DPR) menunjukkan nilai maksimum dari DPR terdapat pada TBLA (Tunas Baru Lampung Tbk) pada tahun 2013 yaitu sebesar 1,084970306, sementara nilai minimum terdapat pada MLBI (Multi Bintang Indonesia Tbk) tahun 2012 yaitu sebesar 0,000322361. Dengan nilai mean atau rata-rata sebesar 0,285349906 hal ini berarti bahwa
http://digilib.mercubuana.ac.id/
95
rata-rata
kebijakan
pembagian
dividend
tunai
adalah
sebesar
2.85349906% dari laba per lembar saham yang diperoleh perusahaan. Dan nilai standar deviasi dari DPR tahun 2011-2015 yaitu sebesar 0,19870991 nilai tersebut lebih kecil dari nilai rata-rata yaitu sebesar 0,285349906 sehinga mengindikasikan bahwa hasil yang cukup baik. Sebab standar deviasi merupakan pencerminan penyimpangan yang rendah, sehingga penyebaran data menunjukan hasil yang normal dan tidak menyebabkan bias.
C. Analisis Kelayakan Data 1.
Uji Stasioneritas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, data residual memiliki distribusi normal. Untuk menguji apakah distribusi data normal atau tidak, ada dua cara untuk mendeteksinya, yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik, dalam penelitian ini peneliti hanya menggunakan pengujian statistik. Yaitu sebagai berikut:
http://digilib.mercubuana.ac.id/
96
a. Harga Saham Tabel 4.4 Unit Root Test Harga Saham Null Hypothesis: Unit root (individual unit root process) Series: HARGA_SAHAM Date: 11/27/16 Time: 14:39 Sample: 2011 2015 Exogenous variables: Individual effects, individual linear trends User-specified maximum lags Automatic lag length selection based on SIC: 0 Total (balanced) observations: 40 Cross-sections included: 10 Method ADF - Fisher Chi-square ADF - Choi Z-stat
Statistic 35.9811 -0.41379
Prob.** 0.0155 0.3395
** Probabilities for Fisher tests are computed using an asymptotic Chi -square distribution. All other tests assume asymptotic normality. Intermediate ADF test results HARGA_SAHAM Cross section 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Prob. 0.8110 0.0001 0.3741 0.9603 0.3343 0.0587 0.7684 0.9984 0.0864 0.4058
Lag 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Max Lag 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Obs 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
Sumber : Hasil Output Eviews 9 Dari hasil tabel 4.4 di atas menunjukkan bahwa variabel harga saham memiliki nilai prob> F yang lebih kecil dari α (5%) yaitu 0,0155 < 0,05 maka H0 ditolak menunjukan bahwa variabel stasioner atau tidak terkena akar akar unit pada tes level dan included individual intercept.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
97
b. EPS (Earning Per Share) Tabel 4.5 Unit Root Test Earning Per Share Null Hypothesis: Unit root (individual unit root process) Series: D(EPS) Date: 11/29/16 Time: 22:44 Sample: 2011 2015 Exogenous variables: None User-specified lags: 0 Total (balanced) observations: 30 Cross-sections included: 10 Method ADF - Fisher Chi-square ADF - Choi Z-stat
Statistic 53.4104 -4.20239
Prob.** 0.0001 0.0000
** Probabilities for Fisher tests are computed using an asymptotic Chi -square distribution. All other tests assume asymptotic normality. Intermediate ADF test results D(EPS) Cross section 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Prob. 0.6421 0.0588 0.0299 0.0777 0.0120 0.1639 0.0689 0.0069 0.4575 0.0673
Lag 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Max Lag 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Obs 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
Sumber : Hasil Output Eviews 9
Dari hasil tabel 4.5 di atas menunjukkan bahwa variabel EPS (Earning Per Share) memiliki nilai prob> F yang lebih kecil dari α (5%) yaitu 0,0001 < 0,05 maka H0 ditolak menunjukan bahwa variabel stasioner atau tidak terkena akar akar unit pada tes level 1st difference dan included none.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
98
c. DPR (Dividend Payout Ratio) Tabel 4.6 Unit Root Test Dividend Payout Ratio
Null Hypothesis: Unit root (individual unit root process) Series: D(DPR) Date: 11/29/16 Time: 22:56 Sample: 2011 2015 Exogenous variables: None User-specified lags: 0 Total (balanced) observations: 30 Cross-sections included: 10 Method ADF - Fisher Chi-square ADF - Choi Z-stat
Statistic 62.4279 -4.77922
Prob.** 0.0000 0.0000
** Probabilities for Fisher tests are computed using an asymptotic Chi -square distribution. All other tests assume asymptotic normality. Intermediate ADF test results D(DPR) Cross section 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Prob. 0.1369 0.0141 0.0110 0.4780 0.0148 0.1809 0.0027 0.3943 0.2492 0.0038
Lag 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Max Lag 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Obs 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
Sumber : Hasil Output Eviews 9 Dari hasil tabel 4.6 di atas menunjukkan bahwa variabel DPR (Dividend Payout Ratio) memiliki nilai prob> F yang lebih kecil dari α (5%) yaitu 0,0000 < 0,05 maka H0 ditolak menunjukan bahwa variabel stasioner atau tidak terkena akar akar unit pada tes level 1st difference dan included none.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
99
D. Analisis Model Regresi Data Panel Data panel adalah konstribusi dari data time series dan cross section. Data panel merupakan kumpulan data cross section yang diamati secara simultan/serentak dari waktu ke waktu (time series). Dalam estimasi model data panel terdapat tiga pilihan yang dapat dilakukan yaitu common effect, fixed effect dan random effect: 1. Uji Common Effect Adalah teknik estimasi data panel yang paling sederhana yaitu dengan cara mengkombinasikan data time series dan crooss section dengan metode Ordinary Least Square. Tabel 4.7 Common Effect
Dependent Variable: HARGA_SAHAM Method: Panel Least Squares Date: 11/27/16 Time: 13:21 Sample: 2011 2015 Periods included: 5 Cross-sections included: 10 Total panel (balanced) observations: 50 Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C EPS DPR
5421.629 0.121210 -1523.669
1930.455 0.100576 5242.159
2.808472 1.205151 -0.290657
0.0072 0.2342 0.7726
R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic)
0.045735 0.005128 6768.844 2.15E+09 -510.4043 1.126292 0.332826
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
Sumber : Hasil Output Eviews 9 Dari hasil di atas diperoleh persamaan common effects: Harga Saham = 542162,9 +12,121 EPS -152366,9 DPR
http://digilib.mercubuana.ac.id/
5409.140 6786.267 20.53617 20.65089 20.57986 0.152497
100
2. Uji Fixed Effects Fixed effect sudah memperhatikan keragaman atau heterogenitas individu yakni dengan mengasumsikan bahwa intersep antar kelompok individu berbeda, sedangkan slope-nya diangap sama. Pengertian fixed effect didasarkan adanya perbedaan intersep antar individu namun sama antar waktu (time invariant), sedangkan koefiseien regresi (slope) dianggap tetap baik antar kelompok individu maupun antar waktu. Dalam model fixed effect, generalisasi secara umum sering dilakukan dengan cara memberikan variable dummy. Tujuannya adalah untuk mengizinkan terjadinya perbedaan nilai parameter yang berbeda-beda baik lintas unit cross section maupun antar waktu. Tabel 4.8 Fixed Effects Dependent Variable: HARGA_SAHAM Method: Panel Least Squares Date: 11/27/16 Time: 13:23 Sample: 2011 2015 Periods included: 5 Cross-sections included: 10 Total panel (balanced) observations: 50 Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C EPS DPR
5556.789 0.186709 -2797.038
1009.755 0.094832 3041.623
5.503106 1.968828 -0.919588
0.0000 0.0563 0.3636
Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic)
0.873184 0.836474 2744.255 2.86E+08 -459.9493 23.78603 0.000000
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
Sumber : Hasil Output Eviews 9
http://digilib.mercubuana.ac.id/
5409.140 6786.267 18.87797 19.33686 19.05272 1.150669
101
Dan dummy variabelnya adalah: SKLT
-825.6316
ROTI
-1227.318
TBLA
-1328.590
MLBI
27824.73
ADES
-1476.250
FAST
-1616.935
ULTJ
-1974.692
INDF
-3252.453
ICBP
-5544.896
MYOR
-10577.97
Dari hasil di atas, di peroleh persamaan fixed effects: Harga Saham = 555678,9 +18,6709 EPS -279703,8– 82563,16 D1 – 122731,8 D2 – 132859 D3 + 2782473 D4 – 147625 D5 – 161693,5 D6 – 197469,2 D7 – 325245,3 D8 – 554489,6 D9 – 1057797 D10
3. Uji Random Effects Adalah metode regresi yang mengestimasi data panel dengan menghitung eror dari model regresi dengan metode Generalized Least Square. Dalam random effect parameter-parameter yang berbeda antara daerah maupun antar waktu dimasukkan kedalam error. Diasumsikan pula bahwa error secara individu (Ui) tidak saling berkolerasi, begitu juga dengan error kombinasinya (eit).
http://digilib.mercubuana.ac.id/
102
Tabel 4.9 Random Effects Dependent Variable: HARGA_SAHAM Method: Panel EGLS (Cross-section random effects) Date: 11/27/16 Time: 13:25 Sample: 2011 2015 Periods included: 5 Cross-sections included: 10 Total panel (balanced) observations: 50 Swamy and Arora estimator of component variances Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C EPS DPR
5551.849 0.174671 -2632.757
2483.088 0.088199 2982.928
2.235865 1.980412 -0.882608
0.0301 0.0435 0.3819
S.D. 7188.407 2744.255
Rho 0.8728 0.1272
Cross-section random Idiosyncratic random
Effects Specification
Weighted Statistics R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression F-statistic Prob(F-statistic)
0.098099 0.059720 2689.125 2.556081 0.048355
Mean dependent var S.D. dependent var Sum squared resid Durbin-Watson stat
910.3242 2773.209 3.40E+08 0.961879
Unweighted Statistics R-squared Sum squared resid
0.035186 2.18E+09
Mean dependent var Durbin-Watson stat
5409.140 0.150155
Sumber : Hasil Output Eviews 9 Dari hasil di atas, di peroleh persamaan random effects: Harga Saham = 555184,9+17,4671 EPS –263275,7 DPR
E. Analisis Pemilihan Model Data Panel Untuk memilih salah satu model yang dianggap paling tepat dari tiga jenis model data panel, maka perlu dilakukan serangkaian uji, yaitu:
http://digilib.mercubuana.ac.id/
103
1. Uji Chow Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah teknik regresi data panel dengan metode Fixed Effect lebih baik dari regresi model data panel lupa variabel dummy atau metode Common Effect. Hipotesis: H0 : Common effects model H1 : Fixed effects model
Redundant Fixed Effects Tests Equation: FIXED Test cross-section fixed effects
Tabel 4.10 Uji Chow
Effects Test Cross-section F Cross-section Chi-square
Statistic
d.f.
Prob.
27.549099 100.910123
(9,38) 9
0.0000 0.0000
Cross-section fixed effects test equation: Dependent Variable: HARGA_SAHAM Method: Panel Least Squares Date: 11/30/16 Time: 00:20 Sample: 2011 2015 Periods included: 5 Cross-sections included: 10 Total panel (balanced) observations: 50 Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C EPS DPR
5421.629 0.121210 -1523.669
1930.455 0.100576 5242.159
2.808472 1.205151 -0.290657
0.0072 0.2342 0.7726
R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic)
0.045735 0.005128 6768.844 2.15E+09 -510.4043 1.126292 0.332826
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
5409.140 6786.267 20.53617 20.65089 20.57986 0.152497
Sumber : Hasil Output Eviews 9 Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa model Hipotesis memiliki nilai probabilitas Cross-section yang lebih kecil dari α
http://digilib.mercubuana.ac.id/
104
(5%) yaitu 0,0000< 0,05, sehingga H0 ditolak yang artinya Common Effect bukan metode yang cocok sehingga metode yang cocok untuk model tersebut
adalah fixed effect model maka dilakukan uji
selanjutnya yaitu Uji Hausman.
2. Uji Hausman Hausman telah mengembangkan satu uji untuk memilih apakah metode Fixed Effect dan metode Random Effect leih baik dari metode Common Effect. Uji Hausman ini didasarkan pada ide bahwa Least Squares Dummy Variables (LSDV) dalam metode-metode Fixed Effect dan Generalized Least Squares (GLS) dalam metode Random Effect adalah efisien sedangkan Ordinary Least Squares (OLS) dalam metode Common Effect tidak efisien.
Hipotesis
: H0 H1
: Random effects model : Fixed effects model
http://digilib.mercubuana.ac.id/
105
Tabel 4.11 Uji Hausman Correlated Random Effects - Hausman Test Equation: RANDOM Test cross-section random effects Test Summary
Chi-Sq. Statistic
Chi-Sq. d.f.
Prob.
0.130575
2
0.9368
Random
Var(Diff.)
Prob.
0.174671 0.001214 -2632.757061 353610.706720
0.7297 0.7823
Cross-section random
Cross-section random effects test comparisons: Variable
Fixed
EPS DPR
0.186709 -2797.038348
Cross-section random effects test equation: Dependent Variable: HARGA_SAHAM Method: Panel Least Squares Date: 11/30/16 Time: 00:22 Sample: 2011 2015 Periods included: 5 Cross-sections included: 10 Total panel (balanced) observations: 50 Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C EPS DPR
5556.789 0.186709 -2797.038
1009.755 0.094832 3041.623
5.503106 1.968828 -0.919588
0.0000 0.0563 0.3636
Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic)
0.873184 0.836474 2744.255 2.86E+08 -459.9493 23.78603 0.000000
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
5409.140 6786.267 18.87797 19.33686 19.05272 1.150669
Sumber : Hasil Output Eviews 9 Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa model Hipotesis memiliki nilai probabilitas Cross-section yang lebih besar dari α (5%) yaitu 0,9368> 0,05, sehingga H0 diterima, yang berarti Random Effect model yang tepat. Sehingga dapat di simpulkan bahwa model Random Effect lebih
http://digilib.mercubuana.ac.id/
106
tepat dibandingkan Fixed Effect dan Common Effect tanpa dilakukan uji selanjutnya (LM test).
F. Analisis Regresi Data Panel Ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual dapat diukur dari goodness of fit nya. Secara statistik, setidaknya ini dapat diukur dari nilai koefisien determinansi, nilai statistik F dan nilai satistik t. Perhitungan statistik disebut signifikan secara statistik, apabila uji nilai statistiknya berada dalam daerah kritis (daerah dimana Ho ditolak). Sebaliknya, disebut tidak signifikan bila uji nilai statistiknya berada dalam daerah dimana Ho diterima. 1.
Koefisien Determinasi (R2) Nilai koefisien determinasi (R2) mempunyai interval antara 0 sampai 1. Semakin besar R2 (mendekati 1), semakin baik hasil untuk model regresi tersebut dan semakin mendekati 0, maka variabel independen secara keseluruhan tidak dapat menjelaskan variabel dependen. Tabel 4.12 Koefisien Determinasi (R2) Effects Specification S.D. Cross-section random Idiosyncratic random
7188.407 2744.255 Weighted Statistics
R-squared Adjusted R-squared
0.098099 0.059720
Sumber : Hasil Output Eviews 9
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Rho 0.8728 0.1272
107
Berdasarkan hasil penghitungan Eviews seperti pada tabel di atas dapat diketahui bahwa pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen harga saham terlihat dari nilai Adjusted R-squared yaitu sebesar 0.059720atau 5.972%. Hal ini berarti 5.972% dari fluktuasi Harga Saham seluruhvariabel
yang
indepenen
bisa dijelaskan
yaitu
oleh
variasi
dari
Eaerning Per Share (EPS) dan
Deviden Payout Ratio (DPR). Sedangkan sisanya sebesar 100% 5.972% = 94.028% dijelaskan oleh sebab-sebab lain di luar dari variabel independen.
2.
Pengujian Model Regresi Data Panel (Uji F) Uji F digunakan untuk mengetahui apakah Eaerning Per Share (EPS) dan Deviden Payout Ratio (DPR) secara bersama-sama (simultan) berpengaruh terhadap harga saham. H0 diterima
: berarti
tidak
ada
pengaruh
antara
variabel
independen terhadap variabel dependen H1 diterima
: berarti terdapat pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen (harga saham) secara simultan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
108
Tabel 4.13 Pengujian Model Regresi Data Panel (Uji F) Effects Specification S.D. Cross-section random Idiosyncratic random
Rho
7188.407 2744.255
0.8728 0.1272
Weighted Statistics F-statistic Prob(F-statistic)
2.556081 0.048355
Sumber : Hasil Output Eviews 9
Dari hasil di atas dapat diketahui bahwa secara bersama-sama (simultan) variabel independen memiliki pengaruh terhadap variabel dependen. Hal ini dapat dibuktikan dari nilai probabilitas F-statistic sebesar 0,048355 lebih kecil dari pada α (5%) sehingga dari hasil penghitungan
tampak
bahwa probabilitas F-statistic
(0,048355< 0,05), sehingga
lebih
H0 ditolak dan H1 diterima.
kecil
Dengan
demikian, maka model regresi dapat digunakan untuk memprediksi harga saham atau dapat dikatakan bahwa kenaikan atau penurunan harga saham dipengaruhi oleh EPS dan DPR.
G. Analisis Pengaruh EPS dan DPR terhadap Harga Saham 1. Analisis Pengaruh Earning Per Share (EPS) terhadap Harga Saham Kriteria pengujian hipotesis yaitu, jika probabilitas < 0,05 maka H0 ditolak. Sebaliknya, jika probabilitas > 0,05 maka H0 diterima. Hipotesis
H0
: secara parsial tidak terdapat pengaruh antara variabel Earning Per Share terhadap variabel harga saham.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
109
H1
: secara parsial terdapat pengaruh antara variabel Earning Per Share terhadap variabel harga saham.
Hipotesis 1 menyatakan bahwa Earning Per Share (EPS) berpengaruh terhadap harga saham. Tabel 4.14 Analisis Pengaruh EPS terhadap Harga Saham
Dependent Variable: HARGA_SAHAM Method: Panel EGLS (Cross-section random effects) Date: 11/27/16 Time: 13:25 Sample: 2011 2015 Periods included: 5 Cross-sections included: 10 Total panel (balanced) observations: 50 Swamy and Arora estimator of component variances Variable C EPS
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
5551.849 0.174671
2483.088 0.088199
2.235865 1.980412
0.0301 0.0435
Sumber : Hasil Output Eviews 9
Nilai probabilitas EPS lebih kecil dari nilai α 0,05 (0.0435< 0,05). Sehingga hal ini berarti H0 ditolak dan dapat disimpulkan bahwa Earning Per Share (EPS) berpengaruh positif secara parsial terhadap harga saham. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian dari (Purba,2012) yang melakukan penelitian berjudul Pengaruh EPS, DPR, PER, ROI, ROE, dan ROA terhadap Harga Saham PT. Gudang Garam Tbk periode 2004 – 2011 bahwa secara parsial EPS, PER, ROI, ROE, dan ROA berpengaruh terhadap harga saham.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
110
Karena Earning Per Share menilai pendapatan bersih yang diperoleh setiap lembar saham biasa. Salah satu alasan investor membeli saham adalah untuk mendapatkan dividend, jika nilai laba per lembar saham kecil maka kecil pula kemungkinan perusahaan untuk membagikan dividend dan membuat para investor tidak mau menanamkan sahamnya dan mempengaruhi turunnya harga saham. Maka dapat dikatakan investor akan lebih berminat membeli saham yang memiliki earning per share tinggi dibandingkan saham yang memiliki earning per share renda (sumber: jurnal-sdm.blogspot.com>2010). 2. Analisis Pengaruh Dividend Payout Ratio (DPR) terhadap Harga Saham Kriteria pengujian hipotesis yaitu, jika probabilitas < 0,05 maka H0 ditolak. Sebaliknya, jika probabilitas > 0,05 maka H0 diterima. Hipotesis
H0
: secara parsial tidak terdapat pengaruh antara variabel Dividen Payout Ratio terhadap variabel harga saham.
H2
: secara parsial terdapat pengaruh antara variabel Dividen Payout Ratio terhadap variabel harga saham.
Hipotesis 2 menyatakan bahwa Dividen Payout Ratio (DPR) tidak berpengaruh secara parsial terhadap harga saham.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
111
Tabel 4.15 Analisis Pengaruh DPR terhadap Harga Saham
Dependent Variable: HARGA_SAHAM Method: Panel EGLS (Cross-section random effects) Date: 11/27/16 Time: 13:25 Sample: 2011 2015 Periods included: 5 Cross-sections included: 10 Total panel (balanced) observations: 50 Swamy and Arora estimator of component variances Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C
5551.849
2483.088
2.235865
0.0301
DPR
-2632.757
2982.928
-0.882608
0.3819
Sumber : Hasil Output Eviews 9 Nilai probabilitas DPR lebih besar dari nilai α 0,05 (0.3819> 0,05). Sehingga hal ini berarti H0 diterima dan dapat disimpulkan bahwa Dividend Payout Ratio (DPR) tidak berpengaruh secara parsial terhadap harga saham. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian dari Sarono yang melakukan penelitian berjudul Analisis Pengaruh keuangan terhadap Harga Saham perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Yang menyatakan hasil penelitian secara parsial variabel bebas yang tidak berpengaruh terhadap harga saham adalah EPS dan DPR. Keon et. All (2008) menyatakan bahwa pada teori ketidak relevanan dividend, taka ada hubungan antara kebijakan dividend dan nilai saham. Satu kebijakan dividend sama bagusnya dengan lainnya. Secara agregat investor hanya mementingkan pengembalian total keputusan investasi, tak peduli apakah pengembalian berasal dari perolehan modal atau pendapatan dividen.
http://digilib.mercubuana.ac.id/