BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Perusahaan Objek penelitian dalam penelitian ini adalah perusahaan Tekstil dan Garmen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Terdapat 17 perusahaan Tekstil dan Garmen yang tercatat. Dari 17 perusahaan didapat 15 perusahaan yang memenuhi kriteria untuk dijadikan sample selama periode tahun 20142016. Berikut ini profil perusahaan Tekstil dan Garmen yang terpilih untuk dijadikan sample : 1. ADMG (Polychem Indonesia Tbk) Polychem Indonesia Tbk (ADMG) didirikan dengan akta no.62 tanggal 25 april 1986 dari Irawati Marzuki Arifin,SH notaris di Jakarta. Akta pendirian tersebut telah mendapatkan pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan surat keputusannya No.C21526.01.01.Th.87 tanggal 21 februari 1987 serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No.28 tanggal 7 november 1989, tambahan No.2882. Ruang lingkup kegiatan perusahaan meliputi industri pembuatan polyester chips, polyester filament, engineering plastic, engginering resin, ethylene glycol, polyester staple fiber dan petrokimia, pertenunan, pemintalan dan industry tekstil. Perusahaan mulai berproduksi secara
59
http://digilib.mercubuana.ac.id/
60
komersial pada tahun 1990. Hasil produksi dipasarkan didalam dan luar negeri termasuk ke Asia, Amerika Serikat, Eropa dan Australia. Perusahaan berdomisili di Jakarta, dengan pabrik berlokasi di Tangerang, Karawan dan Merak. Kantor pusat perusahaan beralamat di Wisma 46 Kota BNI lantai 20, Jalan Jend.Sudirman, Kav.1, Jakarta. Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham Polychem Indonesia Tk antara lain : Provestment Limited (49,5070%), PT Gajah Tunggal Tbk (25,5619%), PT Satya Mulia Gema Gemilang (10,4227%). 2. ARGO (Argo Pantes Tbk) Argo Pantes Tbk (ARGO) adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang industri tekstil yang terintegrasi. Perusahaan ini merupakan salah satu industri penghasil tekstil terkemuka. Argo Pantes memproduksi berbagai hasil tekstil. Ia menghasilkan tekstil berkualitas tinggi dari katun dan polyester atau katun campuran. Perusahaan ini didirikan dalam Undang-undang investasi domestik dengan akta nomor 30 tanggal 12 Juli 1977 di Jakarta. Kemudian pada 1991, perusahaan memutuskan untuk menjadi perusahaan publik dan tercatat di Bursa Efek Jakarta (BEJ) serta Bursa Efek Surabaya (BES). Argo Pantes berkantor pusat di Jakarta, Indonesia, di Wisma Argo Manunggal Lantai 2, Jl Gatot Subroto Kav Jenderal. 22, Jakarta 12930 dan memiliki pabrik di Jl MH alamat. Thamrin KM 4, Cikokol, Tangerang Banten 15117 Indonesia dan Industri Kota Estate, Desa Gandamekar, Cibitung Bekasi, Jawa Barat, Indonesia.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
61
Sejak didirikan pada 1977, perusahaan tersebut telah mengoperasikan pemintalan, pewarnaan benang, penenunan dan finishing yakni proses mencelupkan kain ditenun menjadi kain tekstil. Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham Argo Pantes Tbk antara lain : PT Dharma Manunggal (29,35%), The Ning King (10,08%), Maximus Capital Pte Ltd (8,18%), PT Manunggal Prime Development Karman Widjaya (7,06%). 3. ERTX (Eratex Djaja Tbk) PT Eratex Djaja Tbk (ERTX) didirikan dalam rangka Undang-Undang Penanaman Modal Asing No.1 tahun 1967 berdasarkan akta notaris No. 7 tanggal 12 Oktober 1972 yang dibuat oleh Koerniatini Karim, Notaris di Jakarta. Kantor Terdaftar Perseroan di Jakarta, beralamat di AXA Tower (Kuningan City) Lantai 43, Jl. Prof.Dr.Satrio Kav. 18, Karet Kuningan Setiabudi, Jakarta 12940. Dan Kantor Administrasi yang terletak di Surabaya, beralamat di Gedung Spazio Lantai 3 Unit 319–321 Graha Festival Kav.3 Graha Family, Jl. Mayjend Yono Soewoyo, Surabaya – 60226. Sedangkan lokasi pabrik berada di kota Probolinggo, beralamat di Jl. Soekarno Hatta No. 23 Probolinggo. Perseroan mencatatkan sebagian dari sahamnya di bursa efek di Indonesia pada tanggal 21 Agustus 1990, dengan surat persetujuan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. SI-125/SHM/MK.10/1990 tanggal 14 Juli 1990. Dan sejak tahun 2000, seluruh saham telah
http://digilib.mercubuana.ac.id/
62
dicatatkan di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya (sekarang Bursa Efek Indonesia). Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham Eratex Djaja Tbk adalah PT Buana Indah Garments (56,46%), Radmet Concept Investment Limited (29,90%) dan Gillespie International Limited (9,02%). 4. ESTI (Ever Shine Tex Tbk) Ever Shine Tex Tbk (ESTI) didirikan dalam rangka Undang-Undang Penanaman Modal Dalam Negeri No.6 Tahun 1968 dengan nama PT Ever Shine Textile Industry pada tanggal 11 Desember 1973 berdasarkan akta notaris Kartini Muljadi,S.H, No.82, yang kemudian diubah dengan akta No.14 tanggal 4 Februari 1974 dan No.33 tanggal 10 Januari 1975 dari notaris yang sama. Akta pendirian ini beserta perubahannya telah disahkan oleh Menteri Kehakiman dalam surat keputusan no. Y.A.5/22/3 tanggal 25 Januari 1975 dan diumumkan dalam Berita Negara No.53 Tambahan No.319 tanggal 4 juli 1975. Ever Shine Tex Tbk adalah sebuah perusahaan yang memproduksi tekstil. Berdiri pada 1974, Ever Shine bersama dua anak perusahaannya, PT. Indo Yong Tex Jaya dan PT. Prima Rajuli Sukses merupakan produsen tekstil yang terpadu. Tiap tahunnya perusahaan ini memiliki kapasitas produksi sebesar 12 ribu ton. Perusahaan dilengkapi dengan teknologi mesin canggih dari Jepang dan Jerman guna menghasilkan tenun, kain rajut atau kain nilon dan poliester berkualitas.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
63
Kantor pusat dan pabriknya berlokasi di Cijujung, Sukaraja, Bogor. Perusahaan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1975. Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham Ever Shine Tex Tbk antara lain : PT Cahaya Interkontinental The Hongkong and Shanghai (58,97%), Banking Corporation Limited PV BK (Suisse) SA SG-TR (13,61%). 5. HDTX (Panasia Indo Resources Tbk) Panasia Indo Resources Tbk (dahulu Panasia Indosyntec Tbk) (HDTX) didirikan tanggal 06 April 1973 dan mulai beroperasi secara komersil pada tahun 1974. Perusahaan berdomisili di Jl.Garuda No. 153/74 kelurahan Garuda, Kecamatan Andir. Kantor dan pabrik perusahaan terletak di Jl. Moh Toha KM 6 Kabupaten Bandung. Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham Panasia Indo Resources Tbk (30/10/2015), antara lain: Lucky Height Resources Limited (27,77%), Gold Gazelle Profits Corp. (19,63%), PT Panasia Synthetic Abadi (14,38%), Ortega Management Limited (10,05%), Mercury Capital International Inc (9,72%) dan Prime Invesco Limited (9,49%). Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan HDTX meliputi usaha dalam bidang proses bahan baku serat (polimerisasi),
twisting,
pemintalan,
pertenunan,
pertambangan, energi dan perdagangan umum.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
industri
tekstil,
64
6. INDR (Indo-Rama Synthetics Tbk) Indo-Rama Synthetics Tbk (INDR) didirikan tanggal 03 April 1974 dalam rangka Penanaman Modal Asing ‘PMA” dan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1976. Kantor pusat Indo-Rama terletak di Graha Irama, Lantai 17, Jln. H.R. Rasuna Said Blok X-1, Kav. 1 – 2, Jakarta 12950 – Indonesia. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan INDR meliputi bidang usaha pemintalan benang, benang polyester filamen (termasuk benang mikrofilamen), polyester staple fibre, pet resin, tekstil grade chips dan kain polyester (grey dan kain jadi), investasi dan pengoperasian dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). Perusahaan berdomisili di Purwakarta, Jawa Barat. Kantor pusat perusahaan berlokasi di Jakarta. Entitas anak perusahaan secara tidak langsung memiliki pabrik yang berlokasi di Uzbekistan, Turki dan Sri Lanka. Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham Indo-Rama Synthetics Tbk, antara lain: PT Irama Investama (49,00%) dan HSBC Fund Services, Lynas Asia Fund (8,18%). 7. PBRX (Pan Brothers Tbk) Pan Brothers Tbk (PBRX) didirikan 21 Agustus 1980 dan mulai beroperasi secara komersial pada tanggal 14 September 1989. Kantor pusat dan pabrik PBRX berlokasi di Jl. Siliwangi No. 178 Alam Jaya, Jatiuwung – Tangerang dan mempunyai cabang di DK Dawangan,
http://digilib.mercubuana.ac.id/
65
Purwosuman, Sragen – Jawa Tengah dan DK Butuh Rt 001 Rw 002 Butuh, Boyolali – Jawa Tengah. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan PBRX meliputi perindustrian, perdagangan hasil usaha industri tersebut, mengimpor alat-alat, pengangkutan dan perwakilan atau keagenan, jasa pengelolaan dan penyewaan gedung perkantoran, taman hiburan atau rekreasi dan kawasan berikat. Kegiatan usaha utama PBRX adalah pengembang, pemasok dan produsen garmen. Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham Pan Brothers Tbk, yaitu: PT Trisetijo Manunggal Utama (pengendali) (27,98%), PT Ganda Sawit Utama (19,86%), Edy Suwarno Al Jap L Sing (8,02%) dan UBS AG Singapore Non-Treaty Omnibus (5,41%). 8. POLY (Asia Pasific Fibers Tbk) Asia Pacific Fibers Tbk (dahulu Polysindo Eka Perkasa Tbk) (POLY) didirikan tanggal 15 Februari 1984 dan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1986. Kantor pusat POLY terletak di Kendal, Jawa Tengah dan pabrik benang Polyester berlokasi di Kendal, Jawa Tengah dan fasilitas pabrik PTA, Polymer serta Fiber terletak di Karawang, Jawa Barat. Kantor perwakilan POLY berlokasi di Gedung “The East”, Lantai 35, Jl. Lingkar Mega Kuningan Kav. E-3 No. 1, Jakarta. Ruang lingkup kegiatan POLY adalah meliputi industri kimia dan serat sintetis, pertenunan dan perajutan serta industri tekstil lainnya.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
66
Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham Asia Pacific Fibers Tbk, antara lain: Damiano Investment BV (55,73%), KYOA Investment Limited (6,69%) dan PT Multikarsa Investama (5,68%). 9. RICY (Ricky Putra Globalindo Tbk) Ricky Putra Globalindo Tbk (RICY) didirikan 22 Desember 1987 dan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1988. Kantor pusat RICY berlokasi di Jln. Sawah Lio II No. 29 – 37 Jembatan Lima, Tambora, Jakarta 11250 sedangkan pabrik berlokasi di Citeureup-Bogor dan Cicalengka-Bandung. Ruang lingkup kegiatan RICY terutama bergerak dalam bidang industri pembuatan pakaian dalam dan pakaian jadi (fashion wear). Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham Ricky Putra Globalindo Tbk, antara lain: Spanola Holding Ltd (pengendali) (19,48%), PT Ricky Utama Raya (15,46%) dan Denzin International Ltd (13,10%). 10. SRIL (Sri Rejeki Isman Tbk) Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex) (SRIL) didirikan tanggal 22 Mei 1978 dan memulai kegiatan komersial pada tahun 1978. Kantor pusat SRIL berkedudukan di Jalan K.H. Samanhudi No. 88, Jetis, Sukoharjo 57511, Solo, Jawa Tengah – Indonesia. Ruang lingkup kegiatan SRIL meliputi usaha-usaha dalam bidang industri pemintalan, penenunan, pencelupan, pencetakan, penyempurnaan tekstil dan pakaian jadi. Untuk bisnis seragam, Sritex dipercaya menjadi produsen seragam tentara Jerman dan sejumlah negara NATO lainnya.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
67
Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham Sri Rejeki Isman Tbk, antara lain: PT Huddleston Indonesia (56,07%) dan PT Prudential Life Assurance (8,19% terdiri dari REF 6,85%, REP 1,02%, GCEF 0,32% dan RICEF 0,00). 11. SSTM (Sunson Textile Manufacturer Tbk) Sunson Textile Manufacturer Tbk (SSTM) didirikan dengan nama PT Sandang Usaha Nasional Indonesia Tekstil Industri dan memulai kegiatan komersialnya pada tahun 1973. Kantor pusat Sunson terletak di Jl. Ranggamalela No. 27, Bandung dan lokasi utama bisnis terletak di Jl. Raya Rancaekek Km 25,5 Kabupaten Sumedang Jawa Barat. Ruang lingkup kegiatan utama SSTM meliputi usaha di bidang industri tekstil terpadu termasuk memproduksi dan menjual benang, kain dan produk tekstil lainnya serta melakukan perdagangan umum. Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham Sunson Textile Manufacturer Tbk, antara lain: PT Sunsonindo Textile Investama (40,99%), East Rise Capital Limited (14,50%), Easefull Enterprise Limited (14,04%) dan Sundjono Suriadi (5,92%). 12. STAR (Star Petrochem Tbk) Star Petrochem Tbk (STAR) didirikan tanggal 19 Mei 2008 dengan nama PT Star Asia International dan mulai beroperasi secara komersial sejak 2008. Kantor pusat STAR berlokasi di Menara BCA Lt. 45 Grand Indonesia, Jl. MH Thamrin No. 1 Menteng, Jakarta 10310 dan pabrik
http://digilib.mercubuana.ac.id/
68
berlokasi di Jl. Raya Serang KM12, Desa Pasirjaya, Kec. Cikupa Tangerang 15710. Ruang lingkup kegiatan STAR adalah menjalankan usaha dalam bidang
pembangunan,
perdagangan,
perindustrian,
pertambangan,
pengangkutan darat, pertanian, percetakan, perbengkelan dan jasa kecuali jasa dibidang hukum dan pajak. Kegiatan usaha utama STAR adalah bergerak dalam usaha perdagangan umum besar (benang, kapas dan fiber). Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham Star Petrochem Tbk, yaitu PT Premium Indonesia (48,19%), Agustinus Gondowijoyo (6,55%). 13. TFCO (Tifico Fiber Indonesia Tbk) Tifico Fiber Indonesia Tbk (dahulu Teijin Indonesia Fiber Tbk) (TFCO) didirikan dengan nama PT Teijin Indonesia Fiber Corporation pada tanggal 25 Oktober 1973 dan mulai beroperasi secara komersial sejak 1 Juli 1976. Kantor pusat TFCO dan pabriknya berlokasi di Jalan M.H. Thamrin, Kelurahan Panunggangan, Kecamatan Pinang, Tangerang, Propinsi Banten. Ruang lingkup kegiatan TFCO yang utama adalah memproduksi Biji Polyester (Polyester Chips), Serat Polyester (Polyester Staple Fiber) dan Benang
Polyester
(Polyester
Filament
Yarn)
serta
melakukan
ekspor/impor bermacam-macam serat dan barang lainnya. Hasil produksi dipasarkan di pasar lokal dan juga diekspor ke beberapa negara di Asia, Amerika Serikat, Australia dan Eropa.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
69
Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham Tifico Fiber Indonesia Tbk, antara lain: Pioneer Atrium Holdings Ltd. (pengendali) (31,60%), PT Prospect Motor (pengendali) (33,08%), PT Hermawan Sentral Investama (17,38%) dan PT Wiratama Karya Sejati (16,79%). 14. TRIS (Trisula International Tbk) Trisula International Tbk (sebelumnya PT Trisula Global Fashion) (TRIS) didirikan tanggal 13 Desember 2004 dengan nama PT Transindo Global Fashion dan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 2005. Kantor pusat TRIS berkedudukan di Gedung Trisula Center, Jln. Lingkar Luar Barat Blok A No. 1, Rawa Buaya, Cengkareng, Jakarta Barat 11740 – Indonesia. Ruang lingkup kegiatan TRIS antara lain menjalankan usaha dalam bidang perdagangan pakaian jadi (garmen), industri garmen, industri tekstil serta usaha terkait lainnya. Trisula dan anak usahanya memproduksi pakaian jadi dan memiliki gerai penjualan (sales outlet) milik sendiri dan secara konsinyasi melalui kerja sama dengan retailer di beberapa pusat perbelanjaan yang tersebar di hampir seluruh kota besar di Indonesia, seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, Medan, Makassar, dan Balikpapan. Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham Trisula International Tbk, yaitu: PT Trisula Insan Tiara (induk usaha) (40,17%), PT Karya Dwimanunggal Sejahtera (26,78%) dan Interventures Capital Pte Ltd (9,15%).
http://digilib.mercubuana.ac.id/
70
15. UNIT (Nusantara Inti Corpora Tbk) Nusantara Inti Corpora Tbk (dahulu bernama United Capital Indonesia Tbk) (UNIT) didirikan tanggal 30 Mei 1988 dengan nama PT Aneka Keloladana dan mulai beroperasi komersial pada tahun 1992. Kantor pusat berdomisili di Gedung Menara Palma, Lt.12 Jl. HR. Rasuna Said Blok X2 Kav 6 Kuningan Timur, Setiabudi Jakarta Selatan 12950 – Indonesia. Ruang lingkup kegiatan usaha UNIT adalah menjalankan usaha dalam bidang perdagangan dan investasi. Kegiatan usaha yang dijalankan UNIT saat ini adalah melakukan kegiatan usaha dibidang perdagangan komoditas tekstil, dan juga melakukan investasi melalui anak usaha, yaitu PT Delta Nusantara dengan kegiatan usaha perdagangan tekstil dan industri pemintalan benang. Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham Nusantara Inti Corpora Tbk, antara lain: Lenovo Worldwide Corporation (35,90%) dan Bloom International LTD (18,89%). B. Analisis Statistik Deskriptif Analisis Statistik deskriptif menggambarkan tentang ringkasan data-data penelitian seperti nilai mean, minimum, maksimum dan standar deviasi dari masing-masing variabel yang terdapat dalam penelitian. Dalam penelitian ini, variabel-variabel yang diteliti adalah : Earning per share (EPS), Current ratio (CR), Debt to equity ratio (DER), dan Harga saham. Perusahaan yang memenuhi kriteria dari penelitian ini sebanyak 15 sampel. Berikut ini hasil analisis statistik deskriptif yang telah diperoleh :
http://digilib.mercubuana.ac.id/
71
1. Statistik Deskriptif Harga Saham Tabel 6 Statistik Deskriptif Harga Saham
HS
2014
2015
2016
397,467
429,200
380,467
Max
1150
900
1020
Min
50
50
55
350,905
315,116
Mean
Std.dev 330,696 Sumber : (Perhitungan Excel)
Data rata-rata harga saham diatas mengalami fluktuasi setiap tahunnya, kenaikan harga saham terjadi secara berkala pada tahun 2014 sampai dengan 2015 kemudian mengalami penurunan pada tahun 2016. harga saham maksimum terdapat pada ARGO (Agro Pantes Tbk) pada tahun 2014 yaitu sebesar 1150 sementara nilai minimum terdapat pada STAR (Star Petrochem Tbk) di tahun 2014 dan 2015 yaitu sebesar 50, rata-rata untuk nilai standar deviasi dari harga saham tahun 2014-2016 yaitu sebesar 332,239 nilai tersebut lebih kecil dari nilai rata-ratanya (mean) yaitu sebesar 423,378 sehingga mengindikasikan hasil yang baik. Sebab standar deviasi merupakan pencerminan penyimpangan yang rendah, sehingga penyebaran data menunjukkan hasil yang normal dan menyebabkan tidak bias.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
72
2. Statistik Deskriptif Earning Per Share (EPS) Tabel 7 Statistik Deskriptif Earning Per Share (EPS)
EPS
2014
2015
2016
-92,673
-2,265
-72,434
Max
174
456
42,7
Min
-1124
-449
-1069
186,039
278,000
Mean
Std.dev 309,610 Sumber : (Perhitungan Excel)
Data rata-rata Earning per share (EPS) diatas mengalami fluktuasi setiap tahunnya, kenaikan EPS terjadi pada tahun 2015 kemudian mengalami penurunan pada tahun 2016. EPS maksimum terdapat pada ERTX (Eratex Djaja Tbk) pada tahun 2015 yaitu sebesar 456, sementara nilai minimum terdapat pada ARGO (Agro Pantes Tbk) di tahun 2014 yaitu sebesar -1.124 dan rata-rata untuk nilai standar deviasi dari EPS tahun 2014-2016 yaitu sebesar 257,883 nilai tersebut lebih besar dari nilai rata-ratanya (mean) yaitu sebesar -55,790 sehingga mengindikasikan hasil yang kurang baik. Sebab standar deviasi merupakan pencerminan penyimpangan yang sangat tinggi, sehingga penyebaran data menunjukkan hasil yang tidak normal dan menyebabkan bias.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
73
3. Statistik Deskriptif Current Ratio (CR) Tabel 8 Statistik Deskriptif Current Ratio (CR)
CR
2014
2015
2016
Mean
167,197
170,625
158,586
Max
532,82
481,18
376,14
Min
15,74
13
20
Std.dev 138,667 Sumber : (Perhitungan Excel)
132,017
105,382
Data rata-rata Current Ratio (CR) diatas mengalami fluktuasi setiap tahunnya, kenaikan CR terjadi pada tahun 2015 kemudian mengalami penurunan pada tahun 2016. CR maksimum terdapat pada SRIL (Sri Rejeki Isman Tbk) pada tahun 2014 yaitu sebesar 532,82 sementara nilai minimum terdapat pada POLY (Asia Pasific Fibers Tbk) di tahun 2015 yaitu sebesar 13, rata-rata untuk nilai standar deviasi dari CR tahun 20142016 yaitu sebesar 125,355 nilai tersebut lebih kecil dari nilai rata-ratanya (mean) yaitu sebesar 165,469 sehingga mengindikasikan hasil yang baik. Sebab standar deviasi merupakan pencerminan penyimpangan yang rendah, sehingga penyebaran data menunjukkan hasil yang normal dan menyebabkan tidak bias.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
74
4. Statistik Deskriptif Debt To Equity Ratio (DER) Tabel 9 Statistik Deskriptif Debt To Equity Ratio (DER) DER
2014
2015
2016
Mean
0,852
0,861
0,826
Max
5,87
3,36
3
Min
-7,72
-5,12
-3
Std.dev 2,850 Sumber : (Perhitungan Excel)
1,993
1,441
Data rata-rata DER diatas mengalami fluktuasi setiap tahunnya, kenaikan DER terjadi pada tahun 2015 kemudian mengalami penurunan pada tahun 2016. DER maksimum terdapat pada HDTX (Panasia Indo Resources Tbk) pada tahun 2014 yaitu sebesar 5,87 sementara nilai minimum terdapat pada ARGO (Agro Pantes Tbk) di tahun 2014 yaitu sebesar -7,72 rata-rata untuk nilai standar deviasi dari DER tahun 20142016 yaitu sebesar 2,094 nilai tersebut lebih besar dari nilai rata-ratanya (mean) yaitu sebesar 0,846 sehingga mengindikasikan hasil yang kurang baik. Sebab standar deviasi merupakan pencerminan penyimpangan yang sangat tinggi, sehingga penyebaran data menunjukkan hasil yang tidak normal dan menyebabkan bias. C. Analisis Kelayakan Data Uji kelayakan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji stasioneritas. Dengan akar-akar unit (unit root test). Stationeritas merupakan salah satu prasyarat penting dalam model ekonometrika untuk data runtut waktu (time series). Uji stasioneritas dilakukan untuk mengetahui apakah data
http://digilib.mercubuana.ac.id/
75
time series yang digunakan bersifat stasioner atau tidak. Hal ini penting dilakukan mengingat jika regresi dilakukan terhadap data time series yang tidak stasioner, akan menghasilkan regresi palsu (spurious regression). Untuk menguji apakah data bersifat stasioner atau tidak, maka dalam penelitian ini digunakan Uji Augmented Dickey-Fuller Unit Root Test (ADF-Unit Root Test), dengan hipotesis sebagai berikut: : terdapat unit root (data tidak stasioner) : tidak terdapat unit root (data stasioner) Jika ADF statistik lebih besar maka perlu dilakukan differencing maksimal dua kali. Sehingga data siap untuk di olah. 1. Uji Stationer Harga Saham Tabel 10 Unit Root Test Harga Saham Null Hypothesis: HS has a unit root Exogenous: Constant, Linear Trend Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=9)
Augmented Dickey-Fuller test statistic Test critical values: 1% level 5% level 10% level
t-Statistic
Prob.*
-3.558879 -4.180911 -3.515523 -3.188259
0.0454
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Sumber : (Hasil olah data menggunakan Eviews 9) Dari hasil tabel 10 diatas, menunjukkan bahwa variabel harga saham memiliki nilai probabilitas yang lebih kecil dari 0,05 maka
(5%) yaitu 0,0454 <
ditolak menunjukkan bahwa variabel stasioner atau tidak
terkena akar-akar unit.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
76
2. Uji Stationer Earning Per Share (EPS) Tabel 11 Unit Root Test Earning Per Share (EPS) Null Hypothesis: EPS__RP_ has a unit root Exogenous: Constant, Linear Trend Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=9)
Augmented Dickey-Fuller test statistic Test critical values: 1% level 5% level 10% level
t-Statistic
Prob.*
-5.081606 -4.180911 -3.515523 -3.188259
0.0008
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Sumber : (Hasil olah data menggunakan Eviews 9) Dari hasil tabel 11 diatas, menunjukkan bahwa variabel Earning Per Share (EPS) memiliki nilai probabilitas yang lebih kecil dari 0,0008 < 0,05 maka
(5%) yaitu
ditolak menunjukkan bahwa variabel stasioner
atau tidak terkena akar-akar unit. 3. Uji Stationer Current Ratio (CR) Tabel 12 Unit Root Test Current Ratio (CR) Null Hypothesis: D(CR____) has a unit root Exogenous: Constant, Linear Trend Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=9)
Augmented Dickey-Fuller test statistic Test critical values: 1% level 5% level 10% level
t-Statistic
Prob.*
-6.399466 -4.186481 -3.518090 -3.189732
0.0000
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Sumber : (Hasil olah data menggunakan Eviews 9)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
77
Dari hasil tabel 12 diatas, menunjukkan bahwa variabel Current Ratio (CR) setelah di First Diferensial memiliki nilai probabilitas yang lebih kecil dari
(5%) yaitu 0,0000 < 0,05 maka
ditolak menunjukkan
bahwa variabel stasioner atau tidak terkena akar-akar unit. 4. Uji Stationer Debt To Equity Ratio (DER) Tabel 13 Unit Root Test Debt To Equity Ratio (DER) Null Hypothesis: DER__X_ has a unit root Exogenous: Constant, Linear Trend Lag Length: 8 (Automatic - based on SIC, maxlag=9)
Augmented Dickey-Fuller test statistic Test critical values: 1% level 5% level 10% level
t-Statistic
Prob.*
-6.379095 -4.234972 -3.540328 -3.202445
0.0000
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Sumber : (Hasil olah data menggunakan Eviews 9) Dari hasil tabel 13 diatas, menunjukkan bahwa variabel Debt To Equity Ratio (DER) memiliki nilai probabilitas yang lebih kecil dari (5%) yaitu 0,0000 < 0,05 maka
ditolak menunjukkan bahwa
variabel stasioner atau tidak terkena akar-akar unit. D. Analisis Regresi Data Panel Menurut Nachrowi dan Usman (2006) bahwa data panel merupakan gabungan antara data berkala (time series) dan data individual (cross section). Terdapat tiga pendekatan dalam mengestimasi regresi data panel yang dapat digunakan. Pendekatan-pendekatan tersebut adalah : Common Effect (Ordinary Least Square), Fixed Effect (Least Square Dummy Variable), dan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
78
Random Effect Model (REM). Berikut ini merupakan aplikasi dari model yang diterapkan dalam penelitian ini untuk menentukan model mana yang terbaik. 1. Common Effect (Ordinary Least Square) Model
Common
Effect
merupakan
model
sederhana
yaitu
menggabungkan seluruh data time series dengan cross section. Pada model ini tidak diperhatikan dimensi waktu maupun individu, sehingga diasumsikan bahwa perilaku data perusahaan sama dalam berbagai kurun waktu. Model ini bisa menggunakan pendekatan (Ordinary Least Square) atau teknik kuadrat terkecil untuk mengestimasi model data panel. Tabel 14 Hasil Pengujian Common Effect Dependent Variable: HS Method: Panel Least Squares Date: 07/29/17 Time: 19:54 Sample: 2014 2016 Periods included: 3 Cross-sections included: 15 Total panel (balanced) observations: 45 Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C EPS CR DER
410.0226 -0.105154 0.140212 -43.38367
95.51302 0.283980 0.408024 33.84136
4.292845 -0.370287 0.343636 -1.281972
0.0001 0.7131 0.7329 0.2071
R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic)
0.116128 0.051454 317.0710 4121894. -320.9184 1.795602 0.163104
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
402.3778 325.5572 14.44082 14.60141 14.50068 0.406314
Sumber : (Hasil olah data menggunakan Eviews 9) Dari hasil di atas di peroleh persamaan common effect : ℎ
= 410,0226 − 0,105154
+ 0,140212
http://digilib.mercubuana.ac.id/
− 43,38367
79
2. Fixed Effect (Least Square Dummy Variable) Metode Fixed Effect adalah metode yang mengestimasi data panel dengan menggunakan variabel dummy untuk menangkap adanya perbedaan intersep. Salah satu kesulitan prosedur panel data adalah bahwa asumsi intersep dan slope yang konsisten sulit terpenuhi. Untuk mengatasi hal tersebut, yang dilakukan dalam panel data adalah dengan memasukkan variabel dummy untuk mengizinkan terjadinya perbedaan nilai parameter yang berbeda-beda baik lintas unit (crosssection) maupun antar waktu (time-series). Tabel 15 Hasil Pengujian Fixed Effect Dependent Variable: HS Method: Panel Least Squares Date: 07/29/17 Time: 19:54 Sample: 2014 2016 Periods included: 3 Cross-sections included: 15 Total panel (balanced) observations: 45 Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C EPS CR DER
487.2900 0.205042 -0.126424 -62.10370
103.2867 0.191148 0.579254 28.67575
4.717840 1.072686 -0.218254 -2.165721
0.0001 0.2929 0.8289 0.0393
Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic)
0.900633 0.838069 131.0062 463391.0 -271.7447 14.39537 0.000000
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
Sumber : (Hasil olah data menggunakan Eviews 9)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
402.3778 325.5572 12.87754 13.60021 13.14694 3.211473
80
Dan dummy variabel nya adalah : Tabel 16 Dummy Variabel CROSSID CODE Effect 1 ADMG -278.8031 2 ARGO 352.9936 3 ERTX 186.5243 4 ESTI -171.6524 5 HDTX 391.8865 6 INDR 371.3617 7 PBRX 128.0926 8 POLY -458.3508 9 RICY -183.1622 10 SRIL -61.25119 11 SSTM -184.3795 12 STAR -381.2681 13 TFCO 494.7436 14 TRIS -89.43575 15 UNIT -117.2992 Sumber : (Hasil olah data menggunakan Eviews 9) Dari hasil di atas di peroleh persamaan fixed effect : Harga Saham : 487,2900 + 0,205042 EPS - 0,126424 CR – 62,10370 DER – 278,8031 D1 + 352,9936 D2 + 186,5243 D3 – 171,6524 D4 + 391,8865 D5 + 371,3617 D6 + 128,0926 D7 – 458,3508 D8 – 183,1622 D9 – 61,25119 D10 – 184,3795 D11 – 381,2681 D12 + 494,7436 D13 – 89,43575 D14 - 117,2992 D15 3. Random Effect Model (REM) Random Effect Model (REM) digunakan untuk mengatasi kelemahan model efek tetap yang menggunakan dummy variable, sehingga model mengalami ketidakpastian. Penggunaan dummy variable akan mengurangi derajat bebas (degree of freedom) yang pada akhirnya akan mengurangi
http://digilib.mercubuana.ac.id/
81
efisiensi dari parameter yang diestimasi. REM menggunakan residual yang diduga memiliki hubungan antar waktu dan antar individu. Sehingga REM mengasumsikan bahwa setiap individu memiliki perbedaan intersep yang merupakan variabel random. Teknik yang digunakan dalam metode Random Effect adalah dengan menambahkan variabel gangguan (error terms) yang mungkin saja akan muncul pada hubungan antar waktu dan antar data perusahaan. Tabel 17 Hasil Pengujian Random Effect Dependent Variable: HS Method: Panel EGLS (Cross-section random effects) Date: 07/29/17 Time: 19:52 Sample: 2014 2016 Periods included: 3 Cross-sections included: 15 Total panel (balanced) observations: 45 Swamy and Arora estimator of component variances Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C EPS CR DER
473.9390 0.162588 -0.057053 -62.69010
116.7413 0.176720 0.454616 24.76826
4.059738 0.920030 -0.125498 -2.531066
0.0002 0.3629 0.9007 0.0153
Effects Specification S.D. Cross-section random Idiosyncratic random
319.6491 131.0062
Rho 0.8562 0.1438
Weighted Statistics R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression F-statistic Prob(F-statistic)
0.143238 0.080549 127.2251 2.284875 0.093119
Mean dependent var S.D. dependent var Sum squared resid Durbin-Watson stat
92.65349 132.6809 663635.6 2.237299
Unweighted Statistics R-squared Sum squared resid
0.095061 4220138.
Mean dependent var Durbin-Watson stat
Sumber : (Hasil olah data menggunakan Eviews 9)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
402.3778 0.351825
82
Dari hasil di atas di peroleh persamaan Random effect : ℎ
= 473,9390 + 0,162588
− 0, 057053
E. Pemilihan Model Regresi Data Panel
− 62,69010
Untuk memilih salah satu model yang dianggap paling tepat dari tiga jenis model data panel, maka perlu dilakukan serangkaian uji, yaitu : 1. Uji Chow Uji Chow digunakan untuk mengetahui apakah teknik regresi data panel dengan fixed effect yang digunakan atau model regresi data panel tanpa variabel dummy (common effect) yang digunakan. Hipotesis yang dibentuk adalah sebagai berikut : : Common effects model : Fixed effects model Kriteria pengujian hipotesis yaitu jika probabilitasnya < 0.05 maka ditolak jika probabilitasnya > 0.05 maka
diterima.
Tabel 18 Hasil Uji Chow Redundant Fixed Effects Tests Equation: FIX Test cross-section fixed effects Effects Test
Statistic
Cross-section F Cross-section Chi-square
15.226199 98.347353
d.f.
Prob.
(14,27) 14
0.0000 0.0000
Sumber : (Hasil olah data menggunakan Eviews 9) Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa model hipotesis memiliki nilai probabilitas cross section yang lebih kecil dari α (5%) yaitu 0,0000 < 0,05 sehingga
ditolak yang artinya common effect bukan metode yang
http://digilib.mercubuana.ac.id/
83
cocok, sehingga metode yang cocok untuk model tersebut adalah fixed effect model. Karena dari hasil uji Chow
ditolak, maka pengujian
dilanjutkan ke uji selanjutnya yaitu uji Hausman, untuk menentukan model yang terbaik antara Fixed Effect atau Random Effect. 2. Uji Hausman Uji hausman adalah pengujian statistik untuk memilih apakah model fixed effect dan random effect yang paling tepat digunakan, apabila dari hasil Uji Chow tersebut ditentukan bahwa metode fixed effect yang digunakan, maka ada uji lanjutan yaitu Uji Hausman untuk memilih antara metode fixed effect atau metode random effect yang akan digunakan untuk mengestimasi regresi data panel. Statistik uji Hausman mengikuti distribusi statistik Chi-Squares dengan derajat kebebasan (df) sebesar jumlah variabel bebas. Hipotesis nulnya adalah bahwa model yang tepat untuk regresi data panel adalah model random effect dan hipotesis alternatifnya adalah model yang tepat untuk regresi data panel adalah fixed effect. Kriteria pengujian hipotesis yaitu, jika probabilitas < 0,05 maka probabilitas > 0,05 maka Hipotesis
:
diterima.
: Random effect model : Fixed effect model
http://digilib.mercubuana.ac.id/
ditolak. Sebaliknya jika
84
Tabel 19 Hasil Uji Hausman Correlated Random Effects - Hausman Test Equation: RANDOM Test cross-section random effects
Test Summary Cross-section random
Chi-Sq. Statistic
Chi-Sq. d.f.
Prob.
0.667477
3
0.8808
Sumber : (Hasil olah data menggunakan Eviews 9) Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa model hipotesis memiliki nilai probabilitas cross section yang lebih besar dari α (5%) yaitu 0,8808 sehingga
diterima, yang berarti Random Effect model yang tepat.
Karena dari hasil uji Hausman, menyatakan Random Effect Model yang tepat, maka diperlukan uji Lagrange Multiplier (LM) sebagai tahap akhir untuk menentukan model Common Effect atau Random Effect yang paling tepat. 3. Uji Lagrange Multiplier Lagrange Multiplier (LM) adalah uji untuk mengetahui apakah model Random Effect atau model Common Effect (OLS) yang paling tepat digunakan. Uji signifikasi Random Effect ini dikembangkan oleh Breusch Pagan. Metode Breusch Pagan untuk uji signifikasi Random Effect didasarkan pada nilai residual dari metode OLS. Hipotesis: = Common Effect Model = Random Effect Model
http://digilib.mercubuana.ac.id/
85
Uji LM ini didasarkan pada distribusi chi-squares dengan degree of freedom sebesar jumlah variabel independen. Kriteria pengujian hipotesis yaitu jika probabilitasnya < 0.05 maka ditolak jika probabilitasnya > 0.05 maka
diterima.
Tabel 20 Hasil Uji Lagrange Multiplier Lagrange Multiplier Tests for Random Effects Null hypotheses: No effects Alternative hypotheses: Two-sided (Breusch-Pagan) and one-sided (all others) alternatives
Cross-section
Test Hypothesis Time
Both
Breusch-Pagan
29.70077 (0.0000)
1.325951 (0.2495)
31.02672 (0.0000)
Honda
5.449841 (0.0000)
-1.151500 --
3.039387 (0.0012)
King-Wu
5.449841 (0.0000)
-1.151500 --
0.849681 (0.1978)
Standardized Honda
6.221512 (0.0000)
-0.914661 --
0.446162 (0.3277)
Standardized King-Wu
6.221512 (0.0000) --
-0.914661 ---
-1.215588 -29.70077 (< 0.01)
Gourierioux, et al.*
*Mixed chi-square asymptotic critical values: 1% 7.289 5% 4.321 10% 2.952
Sumber : (Hasil olah data menggunakan Eviews 9) Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa model hipotesis memiliki nilai probabilitas cross section yang lebih kecil dari α (5%) yaitu 0,0000 sehingga
ditolak, yang berarti estimasi yang paling tepat digunakan
dalam regresi data panel adalah metode Random Effect Model.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
86
F. Analisis Model Regresi Data Panel Setelah melakukan pemilihan model persamaan dengan Uji Chow, Uji Hausman, dan Uji Lagrange Multiplier maka didapatkan hasil model persamaan yang paling tepat untuk penelitian ini adalah model persamaan random effect model dengan persamaan sebagai berikut: ℎ
= 473,9390 + 0,162588
1. Koefisien Determinasi (R²)
Koefisien
Determinasi
digunakan
− 0, 057053
untuk
− 62,69010
mengetahui
besarnya
kontribusi yang dhasilkan dari variabel bebas yang meliputi EPS, CR, DER terhadap variabel terikat yaitu perubahan harga saham. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu, apabila nilai koefisien yang dihasilkan mendekati 1 (satu) maka dapat disimpulkan bahwa variabel bebas memberikan kontribusi besar terhadap variabel terikat. Tabel 21 Hasil Koefisien Determinasi (R²) Effects Specification S.D. Cross-section random Idiosyncratic random
319.6491 131.0062
Rho 0.8562 0.1438
Weighted Statistics R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression F-statistic Prob(F-statistic)
0.143238 0.080549 127.2251 2.284875 0.093119
Mean dependent var S.D. dependent var Sum squared resid Durbin-Watson stat
92.65349 132.6809 663635.6 2.237299
Sumber : (Hasil olah data menggunakan Eviews 9) Berdasarkan hasil perhitungan Eviews seperti pada tabel di atas dapat diketahui bahwa pengaruh variabel independen terhadap variabel
http://digilib.mercubuana.ac.id/
87
dependen harga saham terlihat dari nilai Adjusted R-squared yaitu sebesar 0,080549 atau 8,0549% . hal ini berarti 8,0549% dari fluktuasi harga saham yang bisa dijelaskan oleh variasi dari seluruh variabel independen yaitu EPS, CR dan DER . sedangkan sisanya sebesar 100% 8,0549% = 91,9451% dijelaskan oleh sebab-sebab lain di luar dari variabel independen. Nilai R² yang hanya mencapai 8,0549% dalam model ini, terbilang sangat kecil, dengan kata lain fluktuasi harga saham secara keseluruhan tidak dapat diterangkan oleh variabel independen yaitu EPS, CR dan DER. 2. Pengujian Model Regresi Data Panel (Uji F) Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah model regresi sudah benar yaitu bahwa Harga Saham dipengaruhi oleh Earning per share (EPS), Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER). Dimana tingkat signifikansi yang digunakan adalah 10% atau 0,10. Kriteria pengambilan keputusan yang digunakan, sebagai berikut : diterima jika probabilitas tingkat signifikansi ditolak jika probabilitas tingkat signifikansi Apabila
>α = 0,10 <α = 0,10
diterima, maka hal ini menunjukkan bahwa variabel
independen tidak mempunyai hubungan yang signifikan dengan variabel dependen dan sebaliknya. Apabila
ditolak, maka hal ini menunjukkan
bahwa variabel independen mempunyai hubungan yang signifikan dengan variabel dependen.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
88
Tabel 22 Hasil Pengujian Model Regresi Data Panel (Uji F) Effects Specification S.D. Cross-section random Idiosyncratic random
319.6491 131.0062
Rho 0.8562 0.1438
Weighted Statistics R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression F-statistic Prob(F-statistic)
0.143238 0.080549 127.2251 2.284875 0.093119
Mean dependent var S.D. dependent var Sum squared resid Durbin-Watson stat
92.65349 132.6809 663635.6 2.237299
Sumber : (Hasil olah data menggunakan Eviews 9) Dari hasil di atas dapat diketahui bahwa secara bersama-sama (simultan) variabel independen memiliki pengaruh terhadap variabel dependen. Hal ini dapat dibuktikan dari nilai Probabilitas F-statistik sebesar 0,093119 lebih kecil dari pada α (10%) sehingga
ditolak.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa kenaikan atau penurunan harga saham dipengaruhi oleh EPS, CR dan DER. G. Analisis Koefisien Regresi Data Panel (Uji t) 1. Analisis Pengaruh Earning Per Share (EPS) terhadap Harga Saham Kriteria pengujian hipotesis yaitu, jika probabilitas < 0,05 maka ditolak. Sebaliknya, jika probabilitas > 0,05 maka
diterima.
Hipotesis : : Secara parsial tidak terdapat pengaruh antara variabel Earning Per Share terhadap variabel Harga Saham.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
89
: Secara parsial terdapat pengaruh antara variabel Earning Per Share terhadap variabel Harga Saham. H1 : Diduga EPS berpengaruh terhadap harga saham perusahaan manufaktur sub sektor tekstil dan garmen. Tabel 23 Hasil Analisis Koefisien Regresi Data Panel EPS Dependent Variable: HS Method: Panel EGLS (Cross-section random effects) Date: 07/29/17 Time: 19:52 Sample: 2014 2016 Periods included: 3 Cross-sections included: 15 Total panel (balanced) observations: 45 Swamy and Arora estimator of component variances Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C EPS
473.9390 0.162588
116.7413 0.176720
4.059738 0.920030
0.0002 0.3629
Sumber : (Hasil olah data menggunakan Eviews 9) Nilai probabilitas EPS lebih besar dari nilai α 0,05 (0,3629 > 0,05) dengan nilai koefisien 0,162588. Sehingga hal ini berarti
diterima dan
dapat disimpulkan bahwa secara parsial Earning Per Share tidak berpengaruh positif terhadap Harga Saham. Hasil Penelitian ini tidak mendukung penelitian Rosdian widiawati watung dan Ventje ilat (2016), Henny yulsiati (2016) dan Jeni wardi (2015) yang menyatakan bahwa EPS berpengaruh terhadap Harga Saham. Tetapi hasil penelitian ini mendukung penelitian Aranda dedhe febriano dan Budi rustandi kartawinata (2014) yang mengatakan bahwa EPS tidak berpengaruh terhadap harga saham.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
90
Hal ini berarti investor tetap ingin membeli saham, meskipun laba yang dihasilkan menurun. Jadi investor kurang memperhatikan nilai EPS atau pendapatan yang dihasilkan perusahaan tekstil dan garmen ini, tetapi investor lebih memperhatikan nilai hutang. Dan juga perusahaan tekstil dan garmen ini tidak menghasilkan kinerja keuangan yang baik dengan memelihara dan memperhatikan laba, jadi perusahaan memiliki laba yang minus atau merugi. 2. Analisis Pengaruh Current Ratio (CR) terhadap Harga Saham Kriteria pengujian hipotesis yaitu, jika probabilitas < 0,05 maka ditolak. Sebaliknya, jika probabilitas > 0,05 maka
diterima.
Hipotesis : : Secara parsial tidak terdapat pengaruh antara variabel Current Ratio terhadap variabel Harga Saham. : Secara parsial terdapat pengaruh antara variabel Current Ratio terhadap variabel Harga Saham. H2 : Diduga CR berpengaruh terhadap harga saham perusahaan manufaktur sub sektor tekstil dan garmen.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
91
Tabel 24 Hasil Analisis Koefisien Regresi Data Panel CR Dependent Variable: HS Method: Panel EGLS (Cross-section random effects) Date: 07/29/17 Time: 19:52 Sample: 2014 2016 Periods included: 3 Cross-sections included: 15 Total panel (balanced) observations: 45 Swamy and Arora estimator of component variances Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C CR
473.9390 -0.057053
116.7413 0.454616
4.059738 -0.125498
0.0002 0.9007
Sumber : (Hasil olah data menggunakan Eviews 9) Nilai probabilitas CR lebih besar dari nilai α 0,05 (0,9007 > 0,05) dengan nilai koefisien -0,057053. Sehingga hal ini berarti
diterima dan
dapat disimpulkan bahwa secara parsial Current Ratio tidak berpengaruh terhadap Harga Saham. Hasil Penelitian ini tidak mendukung penelitian Reynard valintino dan lana sularto (2013), Aditya pratama dan Teguh erawati (2014) yang menyatakan bahwa CR berpengaruh terhadap Harga Saham. Tetapi hasil penelitian ini mendukung penelitian Jeni wardi (2015) yang mengatakan bahwa CR tidak berpengaruh terhadap harga saham. Hal ini berarti apabila nilai CR rendah akan lebih riskan, dan akan menyebabkan terjadinya penurunan harga pasar dari saham yang bersangkutan. Tetapi dapat menunjukkan bahwa manajemen telah mengoperasikan aktiva lancar secara efektif. Dengan lebih memperhatikan jumlah persediaan agar tidak menyebabkan over investment dalam persediaan tersebut, dan Saldo kas dibuat minimum sesuai dengan kebutuhan dan tingkat perputaran piutang dan persediaan diusahakan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
92
maksimum. Sebaliknya jika CR terlalu tinggi juga belum tentu baik, karena aktiva lancar tidak di daya gunakan secara efektif, hal ini menunjukkan adanya kelebihan uang kas atau aktiva lancar lainnya. 3. Analisis Pengaruh Debt to Equity Ratio (DER) terhadap Harga Saham Kriteria pengujian hipotesis yaitu, jika probabilitas < 0,05 maka ditolak. Sebaliknya, jika probabilitas > 0,05 maka
diterima.
Hipotesis : : Secara parsial tidak terdapat pengaruh antara variabel Debt to Equity Ratio terhadap variabel Harga Saham. : Secara parsial terdapat pengaruh antara variabel Debt to Equity Ratio terhadap variabel Harga Saham. H3 : Diduga DER berpengaruh negatif terhadap harga saham perusahaan manufaktur sub sektor tekstil dan garmen. Tabel 25 Hasil Analisis Koefisien Regresi Data Panel DER Dependent Variable: HS Method: Panel EGLS (Cross-section random effects) Date: 07/29/17 Time: 19:52 Sample: 2014 2016 Periods included: 3 Cross-sections included: 15 Total panel (balanced) observations: 45 Swamy and Arora estimator of component variances Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C DER
473.9390 -62.69010
116.7413 24.76826
4.059738 -2.531066
0.0002 0.0153
Sumber : (Hasil olah data menggunakan Eviews 9)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
93
Nilai probabilitas DER lebih kecil dari nilai α 0,05 (0.0153 > 0,05) dengan nilai koefisien -62,69010. Sehingga hal ini berarti
ditolak dan
dapat disimpulkan bahwa secara parsial Debt to Equity Ratio berpengaruh negatif terhadap Harga Saham. Hasil Penelitian ini tidak mendukung penelitian Reynard valintino dan lana sularto (2013), Putu dina aristya dewi dan I.G.N.A suaryana (2013), Jeni wardi (2015) yang menyatakan bahwa DER tidak berpengaruh terhadap Harga Saham. Tetapi hasil penelitian ini mendukung penelitian Henny yulsiati (2016), Aditya pratama dan Teguh erawati (2014) yang mengatakan bahwa DER berpengaruh terhadap harga saham. hal ini mengindikasikan bahwa semakin tinggi tingkat Debt to Equity Ratio maka harga saham akan turun. Debt to Equity Ratio mempunyai dampak buruk bagi perusahaan yang lebih banyak menggunakan hutang dalam kegiatan operasionalnya. Semakin tinggi hutang perusahaan akan mengurangi return yang diperoleh. Perusahaan dengan tingkat leverage yang tinggi cenderung memberi dividen yang kecil dibanding perusahaan dengan leverage yang rendah, karena mereka memiliki kewajiban untuk menggunakan pendapatan mereka untuk membayar tagihan hutang. Kondisi tidak disukai oleh investor sehingga harga saham menjadi turun.
http://digilib.mercubuana.ac.id/