BAB IV PEMBAHASAN MASALAH
A. Proses Digitalisasi Koleksi di UPT Perpustakaan Institut Seni Indonesia Surakarta Proses Digitalisasi di UPT Perpustakaan Institut Seni Indonesia Surakarta memerlukan penanganan melalui tahapan-tahapan digitalisasi.Tahapan tersebut meliputi tahap Pra Alih Media, Tahap Pelaksanaan Alih Media, dan Tahap Pasca Alih Media. 1. Tahap Pra Alih Media Pada tahap ini kegiatan yang harus dilakukan antara lain : a. Memilih daftar koleksi audio yang akan dialihmediakan Pemilihan koleksi audio sangat penting sebagai media pembelajaran di Institut Seni Indonesia Surakarta. b. Memilih sumber daya manusia yang ahli di bidang alih media Pemilihan sumber daya manusia sangat penting untuk mengurangi resiko kesalahan pada proses alih media. c. Memilih peralatan yang baik khususnya pada spesifikasi komputer , rekomendasinya antara lain : 1- RAM minimal 4GB. 2- VGA minimal 1GB. 3- Harddiskeksternal sebagai penyimpan alih media pengganti harddisk komputer. 4- CD-ROM yang berkualitas. 5- Sound Card yang tidak bermasalah ( Misal pada Windows 7/8 ).
d. Persiapan Infrastuktur 1- Pengecekan pada alat alat yang akan digunakan pada alih media ( tape recorder , komputer , dll ). 2- Pengecekan Instalasi Listrik pada komputer dan tape recorder. 3- Menyiapkan tempat penyimpanan alih media berupa harddisk.
2. Tahap Pelaksanaan Alih Media Pada tahap ini merupakan inti dari kegiatan digitalisasi di UPT Perpustakaan Institut Seni Indonesia Surakarta. Hal-hal yang dilakukan pada tahap pelaksanaan ini antara lain : a. Pembuatan list, berisi daftar yang berisi koleksi audio yang akan dialihmediakan. Daftar ini berisi tanggal cek,judul kaset, otoritas, jumlah eksemplar b. Pengembalian, yaitu pengembalian ulang koleksi ke dalam rak. Harus sesuai dengan list yang sudah dibuat. c. Penyerahan dokumen, dokumen lama berupa kaset analog dan dokumen barunya berupa musik digital d. Pekerjaan digitalisasi, prosesnya yakni : 1) Mengambil koleksi yang akan dialihmediakan. 2) Mempersiapkan tape recorder. 3) Menghubungkan tape recorder dengan komputer.
4) Membuka program Magix Audio Cleaning Lab , adalah software yang telah ditentukan untuk digitalisasi audio di UPT Perpustakaan Institut Seni Indonesia Surakarta. 5) Melakukan tahap record audio yaitu merekan data suara dari tape recorder ke dalam software Magix Audio Cleaning Lab. 6) Mengedit
dan
Melakukan
Cleaning
pada
hasil
rekaman.
Untuk
menghilangkan suara yang mengganggu dan tidak diperlukan.. 7) Menyimpannya kedalam harddisk. 8) Melakukan Burning ke dalam CD. e. Penyerahan kembali, dalam hal ini juga diperlukan tanda terimanya. f. Pengecekan dokumen lama, yang termasuk kaset-kaset analog g. Pengecekan dokumen baru, harus sesuai isinya dengan dokumen lama h. Proses teknis digitalisasi
3. Tahap Pasca Pelaksanaan Alih Media Setelah pekerjaan digitalisasi audio selesai dikerjakan , tahap selanjutnya juga harus diperhatikan anrata lain : a. Lokasi Hasil proses digitalisasi yang sudah di burning di tempatkan pada rak koleksi Audio digital , dan tetap ada backup yang ditempatkan di Harddisk yang sudah ditentukan. b. Sistem/cara layanan
Sistem layanan audio tetap menggunakan sistem tertutup agar menjaga keberadaan dan jumlah koleksi. Dan sudah disediakan OPAC audio yang isinya berupa sample audio. c. Peraturan Menetapkan peraturan yang berkenaan dengan mekanisme pemakai , untuk menghindari penyalahgunaan sarana bantu, penggandaan dll. d. Pemusnahan Di UPT Perpustakaan Institut Seni Indonesia Surakarta tidak melakukan pemusnahan.Kaset analog tetap dirawat dan di simpan di rak koleksi.
B. Pengaplikasian Software Audio ( Magix Audio ) dalam Digitalisasi Koleksi Audio Visual di UPT Perpustakaan Institut Seni Indonesia Surakarta Di dalam proses digitalisasi audio di UPT Perpustakaan Institut Seni Indonesia Surakarta software yang digunakan adalah Magic Audio Cleaning Lab 2005. Berikut adalah contoh proses digitalisasi dari kaset berjudul “Gending Beksan” dengan menggunakan software Magix Audio Cleaning Lab 2005.
Gambar 1 Tampilan awal pada Magix Audio Cleaning Lab Tahap dalam pengaplikasian software ini adalah : a. Test connect Menghubungkan tape recorder dengan komputer. Cek kabel pada tape recorder dengan komputer harus ada konektivitas b. Record Merekam kaset analog yang disediakan dengan cara klik pada menu recordaudio.Tata urutannya adalah : 1- Memasukkan kaset kedalam headtape. 2- Membuka program Magix Audio. 3- Klik record audio dan klik record dalam Magix Audio. 4- Tekan play pada tape recorder. Setelah tahap tersebut dilakukan maka akan muncul tampilan sebagai berikut :
Gambar 2 Tampilan Record Audio
Tampilan tersebut adalah : 1. Proses record audio yang secara otomatis akan merekam suara yang ada dalam kaset analog. 2. Tampilan di atas akan terus berjalan sampai seluruh isi dalam kaset analog terekam dalam software tersebut. Dalam proses record audio dapat juga dilakukan pause atau stop apabila ada kendala pada kaset, software, ataupun pada proses itu sendiri. Dan setelah proses record selesai, maka akan muncul tampilan sebagai berikut :
Gambar 3 Tampilan Audio setelah tahap record audio
c. Editing audio. 1)
Setelah tahap record selesai maka dilakukan proses cleaning. Proses cleaning dilakukan
untuk
pembersihan
suara
yang
mengganggu
diperlukan.Urutan dalam tahap cleaning : 1-
Klik pada keseluruhan audio yang telah selesai record.
2-
Klik pada menu Cleaning.
3-
Klik pada tombol cleaning pada sub menu.
4-
Lalu klik OK.
Setelah tahap cleaning selesai maka akan muncul tampilan sebagai berikut
dan
tidak
Gambar 4 Tampilan Cleaning Audio . 2)
Apabila dalam 1 kaset analog berisi beberapa trackaudio maka perlu dilakukan proses cutting agar track audio dapat terbagi. Proses cutting/pemotongan audio mempunyai beberapa tahap yaitu : 1-
Membedakan satu judul lagu dengan satu judul yang lainnya. Dimana cara membedakannya adalah adanya jarak yang memisahkan dalam grafik audio tersebut.
2-
Klik icon bergambar gunting di sub menu.
3-
Klik pada grafik audio yang ingin di pisahkan.
Setelah tahap di atas dilakukan maka akan muncul tampilan sebagai berikut :
Gambar 5 Tampilan Pemotongan Audio Setelah terbagi menjadi 2 bagian delete grafik audio yang tidak diperlukan. Apabila keduanya diperlukan, copy salah satu grafik lalu paste ke new project.
3)
Proses editing selanjutnya adalah proses sorround audio. Berfungsi untuk menyesuaikan besar kecilnya suara agar sesuai dengan tempat pemutaran suara ( gedung, ruangan, aula, dll )
Gambar 6 Tampilan Proses Sorround Urutan dalam proses sorround adalah : 2-
Klik pada menu sorround.
3-
Sesuaikan sorround editor terhadap ruangan yang audioakan pentaskan, apabila diputar dalam ruangan biasa standarisasinya adalah 48db.
4-
Proses ini dilakukan agar tidak terjadi overdriving audio.
d. Export audio Setelah proses editing selesai tahap selanjutnya adalah export audio yaitu adalah proses penyimpanan audio.
Gambar 7 Tampilan Export Audio Uruntannya adalah : 1-
Klik menu file
2-
Klik menu export audio
3-
Lalu pilih wave
Setelah tahap di atas selesai dilakukan maka akan muncul tampilan
Gambar 8 Tampilan Export Audio 4-
Beri nama file audio yang akan disimpan
5-
Ganti format file menjadi WAV
6-
Lalu klik save
Agar file tersebut tidak terkompresi format Penyimpanan menggunakan format WAV. WAV merupakan standar suara de-facto di Windows.file ini memang berukuran besar tetapi kualitas suaranya lebih bagus daripada file ber-format MP3. e. Burning audio Setelah semua tahap record selesai dan file sudah disimpan, maka tahap terakhir yang di lakukan adalah burningaudio ke dalam CD. Burning audio ini menggunakan software Nero.
C. Hambatan yang dihadapi Dalam Proses Digitalisasi Koleksi Audio di UPT Perpustakaan Institut Seni Indonesia Surakarta Dalam proses digitalisasi koleksi audio di UPT Perpustakaan Institut Seni Indonesia Mengalami beberapa hambatan antara lain : 1. Kurangnya jumlah SDM/pustakawan yang memadai dalam bidang audio. Pekerjaan digitalisasi audio di UPT Perpustakaan Institut Seni Indonesia terhambat dikarenakan jumlah koleksi yang banyak dengan SDM/pustakawan yang terbatas. 2. Adanya gangguan konektivitas antara tape recorder dengan komputer, sehingga menyebabkan proses digitalisasi tidak dapat dilakukan. 3. Alat/infrastruktur yang kurang memadai untuk proses digitalisasi, misalnya pada komputer yang sering “lag/hang”. 4. Sering padamnya aliran listrik secara tiba-tiba, menjadikan proses digitalisasi terputus dan harus dilakukan pengulangan proses digitalisasi dari awal ( tahap record ). 5. Dari segi teknis : a- Kapstand pada tape recorder kurang sempurna , sehingga suara yang dihasilkna kurang memuaskan. b- Putus kabel saat terjadi record audio. c- Sound card pada komputer yang sering bermasalah. d- Terbatasnya memori pada harddisk, sehingga tidak dapat menampung file audio dalam jumlah yang besar.