BAB IV HASIL TINDAKAN A. Deskripsi Kondisi SMP Kristen Satya Wacana Salatiga Kebutuhan untuk memiliki sekolah laboratorium di lingkungan UKSW telah dirasakan oleh Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) – Universitas dan Institusi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Kristen Satya Wacana belum mempunyai dana untuk mendirikan Sekolah Laboratorium sendiri, maka disetujui kerjasama antara FIP dengan YPK Pusat Salatiga untuk mengangkat SD Kristen 2 Salatiga yang bertempat di kompleks Kantor Sinode GKJ di Jalan. Dr Sumardi No.5 ( sekarang nomer 10) menjadi SD Laboratorium dengan guru-guru dan fasilitas yang dimiliki SD Kristen 2 Salatiga. Untuk memulai penyelenggaraan SD Laboratorium tersebut Pengurus Yayasan Perguruan (YPK) Pusat Salatiga mengadakan penyesuaian (mutasi dan pengangkatan) guru-guru seperlunya, sedangkan FIP-IKIP Kristen Satya Wacana menugaskan seorang dosen, yaitu Suwadji Lazaruth untuk menjadi supervisor. Sebelumnya supervisor bertugas untuk mengadakan studi terhadap pelaksanaan Sekolah Laboratorium IKIP Malang selama kurang lebih tiga bulan.Supervisor bertugas memimpin sekolah. Guru-guru ditatar dan diberi motivasi sebelum memulai pelaksanaan sekolah laboratorium kemudian diadakan pembinaan secara kontinu dengan menjalankan tugas dalam dinas. Dengan sarana dan prasarana sederhana, tetapi dengan peningkatan kualitas guru dalam melaksankan kegiatab belajar mengajar dimulailah penyelenggaran SD Laboratorium tersebut pada tanggal 4 Januari 1971. SD Kristen 2 Salatiga termasuk KB dan TK Kristen yang menjadi satu dengan SD Laboratorium FKIP-UKSW tersebut menggunakan gedung kompleks Sinode GKJ sampai dengan tahun 1981.Kemudian setelah UKSW selesai membangun gedung Sekolah Laboratorium
berserta
perlengkapanya
yang
dirancang
secara
khusus
untuk
40
penyelenggaraan Sekolah Laboratorium di lahan YPTK Satya Wacana yang bertempat di Jl Yos Sudarso No 1 Salatiga, SD Kristen 2 Salatiga Laboratorium FKIP-UKSW pindah ke gedung baru tersebut pada tahun 1981. Semula ruang kelas sebanyak dua belas digedung Sekolah Laboratorium di Jalan Yos Sudarso No 1 tersebut, dengan tujuan untuk penyelenggaraan SD sebanyak enam kelas dan untuk SMP enam kelas. Untuk SMP Laboratorium semula ada persetujuan antara pimpinan UKSW dengan pengurus YPK Pusat Salatiga untuk menggunakan SMP Kristen 1 Salatiga menjadi SMP Laboratorium sehingga enam kelas SMP di gedung Sekolah Laboratorium yang berada di Jalan Yos Sudarso No 1 Salatiga tersebut menggunakan nama SMP Kristen 1 Laboratorium. Hal itu berlangsung selama tiga tahun, mulai dari tahun 1981/1982 sampai dengan tanhn 1983/1984. Satu tahun kemudian, sambil membangun gedung baru Sekolah Laboratorium berserta gedung Pusat Sumber Belajar di dalam kampus UKSW, Pemimpin UKSW memproses pendirian SMP-SMA Laboratorium yang akan dikelola sendiri secara penih. Pada tanggal 15 Juli 1985 dibukalah SMP Laboratorium FKIP-UKSW dengan ditandai kegiatan belajar mengajar pertama kali bagi siswa baru kelas satu. Kemudian UKSW membuka SMA Laboratorium yang ditandai dengan kegiatan belajar mengajar pertama kali bagi siswa baru kelas satu pada tanggal 14 Juli 1986. Untuk pertama kali selama kurang lebih dua tahun SMP Laboratorium menggunakan ruang-ruangkelas di lantai II gedung Sekolah Laboratorium,
sedangkan SMA
Laboratorium selama satu tahun menggunakan gedung A UKSW. Kemudian pada bulan Agustus 1987 SMP dan SMA Laboratorium menempati gedung baru didalam kampus UKSW karena menunggu penyelesaian gedung Pusat Sumber Belajar yang baru selesai dibangun tahun 1988.
41
Perubahan nama SMP Laboratorium FKIP-UKSW menjadi SMP Kristen Satya Wacana (Laboratorium FKIP-UKSW) disahkan berdasarkan Surat Keputusan Kepala Kantor Wilayah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah Nomer 015413/103/88 tanggal 16 Agustus 1988 yang selanjutnya sesuai dengan kurikulum 1994 kembali berubah menjadi SLTP Kristen Satya Wacana (Laboratorium FKIP-UKSW). Sekolah Laboratorium Kristen Satya Wacana (Laboratorium FKIP-UKSW), yang selanjutnya sering disebut Sekolah Lab, didirikan atas dasar kepercayaan bahwa Allah Bapa telah mengutus Anak-Nya yang tunggal,
Tuhan Yesus Kristus, menjadi Juru
Selamat Dunia, dan yang melalui karya Roh Kudus memperbaharui serta membangun manusia sesuai dengan kesaksian irman Allah dalam Alkitab Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Sebagai bagian yang integral dari masyarakat dan bangsa Indonesia, sekolah ini terpanggil untuk menghayati dan melaksanakan Pancasila sebagai asas bagian dari sistem pendidikan nasional dan peraturan perundangan yang berlaku. SMP Kristen Satya Wacana Salatiga terletak di Jalan Diponegoro No 52-60 Salatiga. SMP Kristen Satya Wacana memiliki sembilan kelas yang terdiri dari kelas tujuh (A, B. dan C), kelas delapan (A, B dan C) serta kelas sembilan (A,B dan C). kelas tujuh bersiswakan delapan puluh lima, kelas delapan berjumlahkan delapan puluh empat siswa dan kelas sembilan berjumlahkan delapan puluh lima siswa. B. Deskripsi Kondisi Awal Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial siswa belum dapat dikatakan memuaskan. Ketika siswa mendapatkan ulangan harian setelah guru menerangkan, rata-rata skor siswa hanya mencapai skor 66,4. Sementara nilai terendah sebesar 30 masih jauh dari KKM yang berada pada nilai 70 .Nilai ulangan siswa disajikan secara lebih terperinci pada tabel berikut
42
Tabel 4.1: Hasil Belajar Siswa Pra Siklus
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
Nomer Induk Siswa 1314102291 1314102293 1314102294 1314102302 1314102309 1314102310 1314102311 1314102313 1314102319 1314102322 1314102324 1314102325 1314102327 1314102331 1314102333 1314102337 1314102339 1314102341 1314102342 1314102345 1314102346 1314102351 1314102354 1314102357 1314102358
Nilai 60 80 60 75 70 100 75 50 50 40 80 30 70 80 90 80 40 70 80 70 70 70 75 80 95
Tabel 4.2 Nilai Ulangan Harian Kondisi Awal
No
Uraian
Nilai
1
Nilai terendah
30
2
Nilai tertinggi
100
3
Nilai rerata
66,4
4
Rentang nilai
70
43
Gambar 4.1. Grafik Nilai Kondisi Awal 120 100 80 60 40 20 0 nilai terendah
nilai tertinggi
nilai rerata
rentang nilai
Tabel 4.2.dan gambar 4.1. di atas menunjukkan pada bahwa kondisi awal nilai terendah siswa adalah 30 dan nilai tertinggi adalah 100 dengan rerata sebesar 66,4. Rentang antara nilai tertinggi dan terendah adalah 70. Sementara itu, interval nilai ulangan harian siswa pada kondisi awal disajikan dalam tabel dan grafik berikut Tabel 4.3 Interval Nilai Ulangan Harian Kondisi Awal
No 1 2 3 4 5 6
Interval 30 - 40 41 - 50 51 - 60 61 - 70 71 - 80 81 - 100
Frekuensi Presentase 4 16% 2 8% 2 8% 7 14% 6 24% 4 16%
Gambar 4.2. Grafik Interval Nilai Kondisi Awal 8 6 4 2 0 30-40
41-50
51-60
61-70
71-80
81-100
44
Tabel 4.3. menunjukkan bahwa 4 siswa (16%) memperoleh nilai pada interval 30-40, 2 siswa (8%) memperoleh nilai pada interval 41 – 50 ,
2 siswa (8 %)
memperoleh nilai pada interval 51- 60, 7 siswa (14%) memperoleh nilai pada interval 61 - 70, 6 siswa (24%) memperoleh nilai pada interval 71 - 80, dan 4 orang (16%) mendapat nilai pada interval 81 - 100. C. Deskripsi Hasil Siklus I 1. Perencanaan Tindakan a. Perencanaan Apersepsi 1) Guru mengeksplorasi hal-hal yang telah diketahui oleh sesuai dengan materi Interaksi Manusia dengan Lingkungan b. Perencanaan Kegiatan Inti 1) Siswa mendapatkan penjelasan secara umum tentang interaksi manusia dengan lingkungan. 2) Siswa dibagi dalam kelompok kecil secara acak. Tiap kelompok beranggotakan masing-masing 5 orang siswa. 3) Masing-masing kelompok mengambil undian untuk menentukan nama kelompok mereka. 4) Setelah masuk kedalam kelompok, guru menjelaskan peraturan permainan kepada siswa. 5) Setiap kelompok bersaing untuk menjawab pertanyaan yang diberikan guru agar mobil kelompok mereka dapat maju. 6) Mobil kelompok yang berada paling depan adalah pemenang permainan multimedia interaktif : balap mobil.
45
7) Guru dan siswa memberikan kesimpulan dari permainan multimedia interaktif yang sudah dilaksanakan c. Perencanaan Kegiatan Penutup 1) Siswa mengerjakan evaluasi 2. Pelaksanaan Tindakan a. Pelaksanaan Apersepsi Kegiatan Belajar Mengajar diawali oleh guru dengan mengeksplorasi hal-hal yang telah diketahui siswa terkait dengan materi interaksi manusia dengan lingkungan, dengan mengajukan beberapa pertanyaan seperti, “apa yang dimaksud dengan interaksi manusia dengan lingkungan? Sebutkan contoh saling keterkaitan manusia dengan lingkungan?” Pada kegiatan ini siswa diberi kesempatan untuk mengungkapkan halhal yang telah diketahui sebelumnya mengenai interaksi manusia dengan lingkungan.
Siswa pun diajak melihat macam-macam interaksi manusia
dengan lingkungan dengan melihat gambar-gambar interaksi manusia dengan lingkungan baik yang berdampak positif maupun negatif. b. Pelaksanaan Kegiatan Inti Setelah mendengarkan penjelasan secara umum tentang interaksi manusia dengan lingkungan dan penjelasan khusus tentang hakekat interaksi manusia
dengan
lingkungan
dan
saling
keterkaitan
antarkomponen
lingkungan, guru menjelaskan kegiatan belajar berikutnya adalah permainan multimedia interaktif. Guru membagi siswa menjadi lima kelompok dimana anggota tiap kelompok adalah lima orang. Tetapi pada pelaksanaan siklus pertama ini terdapat kelompok yang hanya beranggotakan empat siswa, dikarenakan ada satu siswa yang tidak masuk dikarenakan sedang sakit. Guru
46
memberikan kertas undian kepada setiap kelompok untuk menentukan nama kelompok. Pada siklus pertama ini, guru tidak menentukan tugas masingmasing individu dalam kelompok. Masing-masing kelompok diberi kebebasan untuk membagi tugas pada masing-masing anggotanya Setelah seluruh siswa duduk dalam kelompoknya, dan mendengar instruksi dari guru, peraturan dalam permainan multimedia interaktif balap mobil ini adalah guru membacakan pertanyaan kepada siswa, setelah guru selesai membacakan soal, guru menghitung mundur dari angka tiga, setelah itu baru perwakilan kelompok angkat tangan dan menyebutkan nama kelompok, kelompok yang paling cepat akan ditunjuk untuk menjawab. Jika jawaban kelompok tersebut benar, maka mobil kelompok akan maju menuju ke garis finisih. Didalam permainan ini juga ada peraturan untuk kelompok yang melanggar. Macam-macam pelanggaran tersebut adalah jika saat guru membacakan soal atau setelah selesai membacakan soal tetapi guru belum menghitung mundur perwakilan kelompok sudah menjawab, maka kelompok tersebut akan didiskualifikasi. Kelompok yang tidak menjaga tata tertib seperti berdiri dan berteriak juga akan dikenakan diskualifikasi, dengan tujuan untuk menjaga ketertiban suasana kegiatan belajar mengajar Dari hasi permainan tersebut skor yang diperoleh masing-masing kelompok adalah kelompok kuning satu point, kelompok biru empat point, kelompok orange empat point, kelompok merah tiga point,dan kelompok hijau dua point. Karena terjadi persamaan skor antara kelompok biru dan orange, guru memberikan pertanyaan penentuan siapa yang menjadi pemenang permainan ini.Setelah itu, kelompok biru adalah pemenang dari permainan ini.
47
Guru memberikan penghargaan berupa hadiah kepada kelompok biru karena keaktifannya dalam mengikuti permainan multimedia interaktif ini. c. Pelaksanaan Kegiatan Penutup Guru dan murid mengambil kesimpulan tentang interaksi manusia dengan lingkungan yang menggunakan pendekatan permainan multimedia interaktif. Kemudian siswa mengerjakan tugas individu. 3. Hasil Pengamatan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Pada siklus pertama, siswa dibagi menjadi kelompok untuk mengikuti permainan multimedia interaktif. Dari permainan multimedia interaktif tersebut, didapatkan skor permainan sebagai berikut Tabel 4.3 Hasil permainan multimedia interaktif pada Siklus I
No 1 2 3 4 5 Setelah
Nama Kelompok Kuning Biru Orange Merah Hijau
Skor 1 5 4 3 2
permainan berakhir, siswa diberikan tugas individu. Dari tugas
tersebut, didapatkan nilai tugas siswa sebagai berikut
48
Tabel 4.4 : Hasil Belajar Siswa Siklus 1 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
Nomer Induk Siswa 1314102291 1314102293 1314102294 1314102302 1314102309 1314102310 1314102311 1314102313 1314102319 1314102322 1314102324 1314102325 1314102327 1314102331 1314102333 1314102337 1314102339 1314102341 1314102342 1314102345 1314102346 1314102351 1314102354 1314102357 1314102358
Nilai 90 80 70 80 90 100 80 60 70 100 60 60 80 70 70 40 80 90 90 90 60 80 100 90
Tabel 4.5 Nilai Tugas Individu Siklus I
No
Uraian
Nilai
1
Nilai terendah
40
2
Nilai tertinggi
100
3
Nilai rerata
78,3
4
Rentang nilai
60
49
Gambar 4.3. Nilai Tugas Individu Siklus I 120 100 80 60 40 20 0 nilai terendah
nilai tertinggi
nilai rerata
rentang nilai
Tabel 4.5. di atas menunjukkan pada siklus I nilai terendah siswa adalah 40 dan nilai tertinggi adalah 100 dengan rerata sebesar 78,3. Rentang antara nilai tertinggi dan terendah adalah 60. Sementara itu, interval nilai ulangan harian siswa pada kondisi awal disajikan dalam tabel dan grafik berikut Tabel 4.6 Interval Nilai Tugas Individu Siklus I
No
Interval
Frekuensi
1
40 - 59
2
2
60 - 69
6
3
70 - 79
5
4
80 - 89
6
5
90 - 100
6
50
Gambar 4.4 Interval Nilai Siklus I 7 6 5 4 3 2 1 0 40-59
60-69
70-79
80-89
90-100
Tabel 4.6 menunjukkan bahwa 2 siswa (8%) memperoleh nilai pada interval 40 - 59, 6 siswa (24 %) memperoleh nilai pada interval 60 - 69 , 5 siswa (20 %) memperoleh nilai pada interval 70 - 79, 6 siswa (24%) memperoleh nilai pada interval 80 - 89 , 6 siswa (24%) memperoleh nilai pada interval 90 – 100. 4.
Refleksi Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Saat data hasil belajar menulis kondisi awal dan siklus I dibandingkan diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 4. 7 Perbandingan Hasil Belajar pada kondisi awal dan siklus I
Kondisi Awal
Siklus I
Nilai terendah : 30
Nilai terendah : 40
Nilai Tertinggi: 100
Nilai tertinggi: 100
Rata rata : 66,4
Nilai rerata : 78,3
Rentang nilai : 70
Rentang nilai: 60
Dari tabel 4.7. dapat dilihat bahwa nilai terendah naik sebesar 25 % dari 30 menjadi 40. Sementara itu nilai tertinggi tidak mengalami perubahan karena pada kondisi awal nilai tertinggi sudah mencapai nilai maksimal yakni 100. Ratarata siswa juga mengalami peningkatan sebesar 4,89% dari 66,4 menjadi 78,7. 51
Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa penerapan permainan multimedia interaktif dapat meningkatkan nilai rata-rata dan memperkecil rentang nilai. D. Deskripsi Hasil Siklus II 1. Perencanaan Tindakan a. Perencanaan Apersepsi 1) Guru mengeksplorasi hal-hal yang telah diketahui oleh siswa sesuai dengan materi Interaksi Manusia dengan Lingkungan, dimana lebih dalam guru mengeksplorasi tentang macam-macam dampak aktivitas manusia pada lingkungan. b. Perencanaan Kegiatan Inti 1) Guru menjelaskan tentang dampak aktivitas manusia pada lingkungan alam, ekonomi dan sosial budaya. 2) Guru membagi siswa menjadi duabelas kelompok dimana masing-masing kelompok beranggotakan dua siswa 3) Guru memberikan undian pada siswa yang berfungsi sebagai nomer urut menjawab pertanyaan permainan cari harta karun. Undian berjumlah duabelas sesuai dengan banyaknya kelompok. 4) Cara permainan mencari harta karun adalah kelompok menjawab pertanyaan urut sesuai dengan nomer undian yang didapatkan. Setelah berhasil menjawab pertanyaan, siswa berhak memilih salah satu kotak yang berjumlah tiga puluh kotak. Dari ketiga puluh kotak tersebut terdapat harta karun. Permainan akan terhenti jika harta karun sudah ditemukan. Siswa yang berhasil menemukan harta karun akan mendapat hadiah. c. Perencanaan Kegiatan Penutup
52
1) Siswa mengerjakan evaluasi 2. Pelaksanaan Tindakan a. Pelaksanaan Apersepsi Kegiatan belajar mengajar diawali guru dengan mengeksplorasi hal-hal yang telah diketahui siswa terkait dengan materi dampak aktivitas manusia terhadap lingkungan alam, ekonomi dan sosial, dengan mengajukan beberapa pertanyaan seperti ” apa saja aktivitas manusia yang mempengaruhi lingkungan alam?”, ”apa yang dimaksud dengan pencemaran air, pencemaran udara dan tanah?”, ”bagaimana cara mencegah terjadinya pencemaran tersebut?”, ”apakah manusia merupakan penyebab utama terjadinya ketidakstabilan lingkungan alam, sosial dan ekonomi?” Pada kegiatan ini siswa diberi kesempatan untuk mengungkapkan hal-hal yang telah diketahui sebelumnya mengenai dampak aktivitas manusia terhadap lingkungan alam, ekonomi dan sosial budaya. Siswa pun diajak melihat macammacam dampak aktivitas manusia terhadap lingkungan alam, ekonomi, sosial budaya dengan melihat gambar-gambar yang terjadi disekitar kehidupan masyarakat pada umumnya, baik berupa dampak yang positif maupun negatif. b. Pelaksanaan Kegiatan Inti Setelah mendengarkan penjelasan secara umum tentang interaksi manusia dengan lingkungan dan penjelasan khusus tentang dampak aktivitas manusia terhadap lingkungan alam yaitu terjadinya pencemaran air, tanah dan udara, dampak aktivitas manusia terhadap ekonomi, dan dampak aktivitas manusia terhadap sosial budaya masyarakat, guru menjelaskan kegiatan belajar berikutnya adalah permainan multimedia interaktif yaitu mencari harta karun. Guru membagi siswa menjadi sebelas kelompok, dimana anggota tiap kelompok adalah dua
53
orang pada sepuluh kelompok dan tiga orang pada satu kelompok. Guru memberikan kertas undian kepada setiap kelompok untuk menentukan giliran kelompok menjawab pertanyaan, dengan menggunakan undian tersebut diharapkan kondisi kelas saat permainan tetap tenang. Pada siklus kedua ini, guru masih tidak menentukan tugas masing-masing individu dalam kelompok seperti pada siklus pertama. Masing-masing kelompok diberi kebebasan untuk membagi tugas pada masing-masing anggotanya. Permainan mencari harta karun ini mempunyai aturan-aturan. Aturan permainan dari permainan mencari harta karun ini adalah guru memberikan kesempatan kelompok untuk berdiskusi untuk menjawab pertanyaan guru selama sepuluh detik. Apabila kelompok melewati batas waktu sepuluh detik tersebut, maka kelompok tersebut akan di diskualifikasi. Setelah seluruh siswa duduk dalam kelompoknya dan mendengar instruksi dari guru, peraturan dalam permainan multimedia mencari harta karun ini adalah kelompok menjawab soal dari guru secara bergantian sesuai dengan nomer urut undian, setelah kelompok berhasil menjawab pertanyaan, kelompok memilih salah satu kotak yang berjumlah tiga puluh enam, dimana salah satu kotak yaitu nomer duapuluh adalah kotak yang berisikan harta karun. Permainan ini berjalan sangat menyenangkan. Setiap kelompok bersemangat untuk menemukan harta karun tersebut. Terjadi tiga kali putaran pada permainan ini. Dan pada putaran ketiga ini, kelompok empat berhasil menemukan harta karun. c. Pelaksanaan Kegiatan Penutup Guru dan murid mengambil kesimpulan tentang dampak aktivitas manusia terhadap lingkungan alam, ekonomi dan sosial yang menggunakan pendekatan permainan multimedia interaktif. Kemudian siswa mengerjakan tugas individu
54
3. Hasil Pengamatan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Pada siklus kedua, siswa kembali dibagi menjadi kelompok untuk mengikuti permainan multimedia interaktif. Dari permainan multimedia tersebut, kotak yang dipilih oleh siswa adalah sebagai berikut Tabel 4.8: Daftar kelompok permainan Harta Karun
Kelompok 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Kotak pilihan I II 4 16 8 21 22 10 11 5 7 13 18 19 30 36 1 9 28 35 29 31 16 12
III 36 33 2 20
Setelah permainan berakhir, siswa diberikan tugas individu. Dari tugas tersebut, didapatkan nilaitugas siswa sebagai berikut
55
Tabel 4.10 Nilai Tugas Individu Siklus II
No 1 2 3 4
Uraian Nilai terendah Nilai tertinggi Nilai rerata Rentang nilai
Nilai 60 100 78,6 40
Gambar 4.5 Nilai Tugas Individu Siklus II
120 100 80 60 40 20 0 Nilai terendah Nilai tertinggi Nilai rerata
Rentang nilai
Tabel 4.11 diatas menunjukkan pada siklus I nilai terendah siswa adalah 60 dan nilai tertinggi adalah 100 dengan rerata sebesar 78,6. Rentang nilai tertinggi dan terendah adalah 40. Sementara itu, interval nilai ulangan harian siswa pada kondisi awal disajikan dalam tabel dan grafik berikut Tabel 4.8 Interval Nilai Tugas Individu Siklus II
No
Interval
Frekuensi
1
60-69
3
2
70-79
11
3
80-89
6
4
90-100
3
56
Gambar 4.6 Interval Nilai Siklus II
12 10 8 6 4 2 0 60-69
70-79
80-89
90-100
Tabel 4.11 menunjukan bahwa tiga siswa (13%) memperoleh nilai pada interval 60-69, sebelas siswa (48%) memperoleh nilai pada interval 70-79, enam siswa (26%) memperoleh nilai pada interval 80-89, dan tiga siswa (13%) memperoleh nilai pada interval 90-100. 4. Refleksi Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Saat data hasil belajar kondisi awal, siklus I dan siklus II dibandingkan, diperoleh hasil sebagai berikut Tabel 4.12 Perbandingan Prestasi Belajar pada Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II
Kondisi Awal Nilai terendah : 30 Nilai tertinggi : 100 Rata-rata : 66,4 Rentang nilai : 70
Siklus I
Siklus II
Nilai terendah : 40 Nilai tertinggi : 100 Rata-rata : 78,3 Rentang nilai : 60
Nilai terendah : 60 Nilai tertinggi : 100 Rata-rata : 78,6 Rentang nilai : 40
57
Gambar 4.7 Ni terendah dan tertinggi pra siklus, siklus I dan siklus Nilai si II 100 80 60
nilai terendah
40
nilai tertinggi
20 0 pra siklus siklus II
siklus II
Dari tabel 4.12 12, dapat dilihat bahwa nilai terendah naik sebesar seb 50% dari 30 menjadi 60. Hal inii menunjukkan bahwa permainan multimed edia interaktif dapat membantu siswa yang ya nilainya tergolong rendah untuk m meningkatkan hasil belajarnya. Namun beg egitu, nilai tertinggi pada kondisi awal, sikluss I dan siklus II tidak mengalami perubahann karena sejak kondisi awal nilai tertinggi tela elah mencapai angka sempurna, yakni 100. Dengan demiki ikian , naiknya nilai terendah, maka rentangg nilai n pun menurun. Bila pada kondisi aw wal rentang nilai berada pada angka 70, ma maka pada siklus II rentang nilai berada pada pa angka 40. Turunnya rentang nilai ini men enunjukkan turunnya kesenjangan kemampu puan siswa di kelas. Hal ini membuktikan perm ermainan multimedia interaktif model instru ructional game yang dapat membantu siswa dengan d hasil belajar rendah untuk belajarr dari teman sebaya mereka dalam kelomppok sehingga dapat meningkatkan hasil belajar. bel Selain itu, rata ta-rata nilai siswa menunjukkan kenaikan yang yan signifikan. Bila pada kondisi awal nila ilai rata-rata siswa sebesar 66,4 maka pada sikl iklus II rata-rata nilai siswa mengalami penin ningkatan menjadi 78,6 atau sebesar (14%). Hal Ha ini menunjukkan
58
bahwa penggunaan
permainan multimedia interaktif model instructional game
terbukti dapat meningkatkan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial E. Hasil Tindakan Melalui penggunaan
permainan multimedia interaktif model instructional
game dapat meningkatkan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial bagi siswa kelas VIIB pada semester II
SMP Kristen Satya Wacana Salatiga tahun pelajaran
2013/2014 dari kondisi awal hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial rata-rata 66,4 ke kondisi akhir rata-rata 78,6
59