BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PENELITIAN
A. Deskripsi Tindakan Awal ( Pratindakan) Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti terlebih dahulu melaksanakan observasi awal untuk mengetahui kondisi nyata yang ada di lapangan. Observasi awal ini dilaksanakan di kelas X IPS 2 tanggal 6 Februari 2016 pada hari sabtu pada pukul 10.30 sampai dengan pukul 12.00 dan hari selasa 9 Februari 2016 pada pukul 08.00 – 08.45 saat proses pembelajaran berlangsung. Kelas X IPS 2 itu sendiri memiliki jumlah siswa sebanyak 31 siswa dengan rincian 8 siswa putra dan 23 siswa putri. Peneliti melakukan kegiatan pratindakan sebanyak dua kali pertemuan yaitu tanggal 6 dan 9 Februari 2016. Selain itu peneliti melakukan proses wawancara sebagai penunjang hasil observasi awal. Pembelajaran yang dilakukan guru pada saat kegiatan pratindakan menggunakan metode yang bersifat Problem Based Learning dengan variasi diskusi dan tanya jawab. Berdasarkan data yang diperoleh dari observasi dan pengamatan awal yang dilakukan oleh peneliti mengenai proses pembelajaran mata pelajaran sejarah di kelas X IPS 2 diketahui hasil belajar sejarah siswa tergolong rendah. Hasil belajar siswa menunjukan persentase sebesar 48,38%. Hasil dari proses observasi awal dan wawancara pratindakan diperoleh beberapa masalah yang terdapat dalam proses pembelajaran sejarah di kelas X IPS 2. Masalah yang ditemukan adalah sebagai berikut: 1. Ditinjau dari Segi Siswa a. Pengaruh Teman Di kelas X IPS 2, mata pelajaran sejarah dianggap pelajaran yang membosankan sehingga banyak di antara siswa yang kurang fokus pada saat pembelajaran berlangsung, seperti melamun, mengantuk, ngobrol dengan temannya dan tidak jarang juga asik sendiri dengan kegiatannya dari bermain kuku sampai bercermin pada saat pembelajaran berlangsung. Hal ini yang 43
44
menggangu proses pembelajaran, di mana siswa yang fokus pada saat pelajaran menjadi tidak fokus karena pengaruh temannya yang terkadang mengajak ngbrol sampai dengan mengajaknya melakukan kegiatan yang dianggap mereka asik seperti yang dicontohkan di atas. (Catatan Lapangan 4 hal 145 tanggal 9 Februari 2016) b. Sarana dan prasarana pembelajaran yang kurang memadai (terbatasnya media pembelajaran yang digunakan) Pembelajaran sejarah di SMA Negeri 6 Surakarta sebenarnya telah didukung dengan buku paket akan tetapi buku paket tersebut dibiarkan tertata rapi di perpusatakaan, hal ini karena kurangnya minat siswa mengunjungi dan meminjam buku di perpustakaan karena dalam proses pembelajaran sejarah masih menggunakan buku pendukung berbentuk LKS. Sarana yang kurang memadai bisa dilihat dari tidak terjangkaunya sambungan wifi ke kelas X IPS 2, padahal koneksi internet sangat dibutuhkan siswa dalam mengerjakan tugas – tugas dan mendapatkan banyak sumber informasi mengenai pembelajaran. (Catatan Lapangan 2 hal 141 pada hari Sabtu, 6 Februari 2016). Hal ini yang menghambat siswa untuk mendapatkan informasi yang lebih lengkap, karena dengan menggunakan LKS tidak cukup membantu siswa dalam mengerjakan tugas – tugas yang diberikan oleh guru. c. Siswa kurang kreatif Siswa cenderung tidak mempergunakan kesempatan mereka untuk menampilkan yang terbaik pada saat presentasi diskusi kelompok, padahal guru sudah membebaskan mereka untuk membuat karya inovatif sesuai dengan keinginan dan bakat siswa tetapi siswa tidak bisa memanfaatkannya. Rata – rata dari mereka hanya membuat PPT lalu dipresentasikan, kalaupun ada yang berbeda dari itu hanya ada beberapa anak saja yang mampu membuat diskusi menjadi hidup.(Catatan Lapangan 3 hal 143 pada hari Selasa, 9 Februari 2016).
45
Hasil observasi dari kreativitas siswa pada pratindakan ini terbilang sedang. Persentase nilai rata – rata kreativitas siswa pada penerapan model pembelajaran yang diterapkan guru, yaitu problem based learning dengan diskusi dan tanya jawab sebesar 66,57%. Hal ini menunjukkan bahwa perlu adanya suatu perubahan pada model pembelajaran agar dapat menigkatkan kreativitas siswa dalam pembelajaran. Tabel 4.1 Nilai Kreativitas Siswa Berdasarkan Hasil Lembar Observasi Pratindakan No
Indikator
Nilai (%) Pra Siklus
1.
Menciptakan sesuatu yang baru
67, 09%
2.
Menciptakan sesuatu yang kombinasi
66,45%
3.
Hasil ciptaannya unik
61,93%
4.
Dapat memecahkan masalah
63,54%
5.
Mempunyai daya imajinasi yang tinggi
59,67%
6.
Bersifat kritis
67,09%
7.
Mampu mengeluarkan pendapat
74,19%
8.
Mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan
72,58%
Rata – Rata Nilai
66, 57%
46
Sesuai dengan data di atas maka persentase kraetivitas siswa yang diukur melalui tes kognitif pratindakan dapat disajikan dalam bentuk diagram batang sebagai berikut :
Persentase Kreativitas Siswa 80.00% 70.00% 60.00% 50.00% 40.00% 30.00% 20.00% 10.00% 0.00%
Persentase Kreativitas Siswa
Gambar 4.2 Persentase Nilai Kreatiivitas Siswa Pratindakan Tabel di atas menunjukkan persentase ketercapaian indikator kreativitas siswa dalam pelaksanakan pratindakan. Dari hasil penilaian lembar observasi kreativitas siswa yang dilakukan peneliti, menunjukkan bahwa hasil kreativitas siswa termasuk dalam kriteria sedang, dengan jumlah rata – rata kreativitas yang dicapai pada pratindakan yaitu 66,57% sehingga perlu diadakannya perubahan model pembelajaran agar mencapai persentase kreativitas siswa yang telah ditargetkan yakni 80%. 2. Ditinjau dari Segi Guru a. Guru sangat menguasai kelas tetapi guru merasa kesulitan dalam menerapkan model pembelajaran yang tepat agar siswa menyalurkan bakat mereka dan dapat memahami pelajaran sejarah dengan baik. Pada saat pembelajaran, siswa menunjukkan sikap yang kurang berminat dan kurang antusias terhadap mata pelajaran sejarah. Siswa terlihat bosan dan jenuh terhadap mata pelajaran sejarah serta kurang memperhatikan
47
pelajaran dengan baik. Guru telah memberikan penguatan kepada siswa agar bersemangat dalam belajar sejarah. Namun ketika diterapkan metode diskusi kelompok, hanya satu atau dua kelompok yang aktif dalam kelompok diskusi (Catatan Lapangan 4 hal 145 pada hari Selasa, 9 Februari 2016) . b. Manajemen waktu yang kurang baik Pada awal pembelajaran guru telah memberikan motivasi kepada siswa untuk giat belajar dan memberikan motivasi pembelajaran yang menarik, yang berkaitan dengan materi dan tujuan pembelajaran yang akan diajarkan tetapi waktu yang terpakai dalam proses ini cukup banyak menyita waktu sehingga proses pembelajaran selanjutnya kurang efektif. Hal ini menyebabkan guru tidak bisa menyampaikan keseluruhan materi, karena waktunya sudah habis untuk memotivasi siswa. (Catatan Lapangan 2 hal 141 pada hari Sabtu, 6 Februari 2016). c. Rendahnya hasil belajar sejarah siswa kelas X IPS 2 yang tercermin dari nilai ulangan harian. Metode ceramah yang diterapkan oleh guru dalam proses pembelajaran menjadikan siswa merasa bosan dan jenuh. Guru sudah memberikan tugas membuat karya inovatif sesuai dengan bakat siswa tetapi hasilnya kurang memuaskan karena siswa hanya fokus pada materi kelompok mereka saja sehingga tidak bisa mengikuti materi dari kelompok lain.(Catatan Lapangan 1 hal 139 pada hari Sabtu 6 Februari 2016). Kebiasaan tersebut berdampak pada hasil belajar siswa yang didapatkan melalui proses tes. Ketuntasan hasil belajar siswa dari tes kognitif pratindakan di kelas X IPS 2 sebesar 48,38% , dengan rincian jumlah siswa yang tuntas sebanyak 15 siswa dan 16 siswa belum mencapai kriteria ketuntasan minimal yang telah ditetapkan. Ketuntasan belajar siswa dapat dilihat dalam tabel 4.2 sebagai berikut :
48
Tabel 4.2 Hasil Belajar Pratindakan Siswa Kelas X IPS 2
No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
NIS
PRATINDAKAN
357101 357102 357103 357104 357105 357106 357107 357108 357109 356995 357110 357111 357112 357113 357114 357115 357116 357117 357118 357119 357120 357121 357122 357123 357124 357125 357126 357127 357128 357129 357130
NAMA SISWA
Adelia Jasmine Agung Yulianto Amalia Nurhaliza Amalia Septiyani Aggraeny Sulistywati Arista Tiara Deshinta Putri Donny Hendrawan Egi Hayu Sejati Elisabeth Tamara Elza Mayliana Fajar Shidiq Fathaya Afifatur Ferry Setyo Kharimah Heba Farhana Latifah Yanwar Luthfi Hardian Manuel Yusak Bagus Monica Windrastuti Moh. Raffi Afiifudin Nadia Nuraini Peppy Putri Fatia Puput Triana Ranny Purbi Reinaldi Bagus Andika Stella Marisa Kania Theresia Kintan Lusiana Valinda Calonnica Yudith Gonzales Yuqa Zahra Faza Zahro Wafiqoh Jumlah
Nilai
Keterangan
75 75 75 55 75 60 40 55 75 75 60 75 55 65 60 60 60 60 75 75 60 35 75 75 65 45 75 75 75 75 60 2020
Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas
49
Sesuai dengan tabel yang telah disajikan di atas, menunjukkan bahwa masih banyak siswa yang memperoleh hasil belajar di bawah KKM. Oleh karena itu hasil belajar siswa X IPS 2 SMA Negeri 6 Surakarta termasuk dalam kriteria rendah. Dibawah ini adalah hasil persentase ketuntasan hasil belajar siswa pratindakan kelas X IPS 2 SMA Negeri 6 Surakarta, sebagai berikut :
Persentase Ketuntasan Siswa 52.00% 51.00% 50.00% 49.00%
Persentase Ketuntasan Siswa
48.00% 47.00% 46.00% Tuntas
Tidak Tuntas
Gambar 4.2 Persentase Ketuntasan Siswa Prasiklus
Tabel 4.2 dan gambar 4.2 menunjukkan dari jumlah 31siswa hanya 15 siswa atau 48,38 % siswa yang mampu mendapatkan nilai tuntas sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM = Nilai 75). Sedangkan 16 siswa atau 51,61 % dinyatakan belum tuntas. Rata-rata kelas nilai tes kognitif prasiklus adalah 65. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar siswa kelas X IPS 2 masih tergolong rendah. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan pada fase pratindakan tersebut peneliti bersama dengan guru berkeinginan melakukan tindakan untuk memperbaiki hasil pembelajaran dan kreativitas siswa dengan menerapkan model kooperatif media lagu yang diharapkan mampu meningkatkan hasil belajar dan kreativitas siswa. Guru dalam pembelajaran diharapkan tidak hanya
50
menyampaikan materi mengenai sejarah dengan ceramah saja, tetapi guru harus bisa melihat bakat dari siswa sehingga memudahkan siswa untuk berkreasi sesuai dengan apa yang mereka sukai. Media dipercaya dapat menarik siswa agar tidak merasa bosan atau jenuh dalam proses pembelajaran. Media lagu merupakan media yang menyenangkan di mana siswa dapat bernyanyi dan berkreasi mengaransemen lagu dengan mengganti lirik lagu yang sudah ada dengan materi pembelajaran. Menurut guru, siswa kelas X IPS 2 SMA Negeri 6 Surakarta suka bernyanyi dan pandai memainkan alat musik, sehingga peneliti dan guru menggunakan lagu sebagai media pembelajaran karena melihat dari latar belakang tersebut. Hal ini diharapkan akan mempermudah tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan.
B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus
Proses penelitian ini dilakukan dalam dua siklus yang masing-masing siklus terdiri dari 4 tahap, yaitu: (a) perencanan tindakan, (b) pelaksanan tindakan, (c) observasi, dan (d) refleksi tindakan. 1. Siklus I Tindakan siklus I dilaksanakan dalam dua kali pertemuan, yaitu pada tanggal 16 Februari dan 20 Februari 2016. Alokasi waktu pertemuan terdiri dari 1x 45 menit pada hari sabtu dan 2x45 menit pada hari selasa. Adapun tahapan-tahapan yang dilakukan pada siklus I adalah sebagai berikut: a. Perencanaan Tindakan Siklus I Sebelum penelitian berlangsung, terlebih dahulu peneliti berkonsultasi dengan guru sejarah di kelas tersebut, yang akan dijadikan sebagai guru kolaborator dalam penelitian tindakan kelas. Pada tahap perencanaan tindakan I ini peneliti menyusun RPP untuk dua kali pertemuan. RPP ini kemudian dikonsultasikan kepada guru mata pelajaran untuk dimintai pertimbangan terkait kesesuaian materi, tujuan, metode, dan alokasi waktu dengan silabus Sejarah Indonesia (Peminatan) Kurikulum 2013. Setelah RPP disepakati, penelitian tindakan kelas dalam siklus I dilaksanakan sebanyak dua kali
51
pertemuan dengan alokasi waktu untuk pertemuan pertama adalah 1 x 45 menit, sedangkan untuk pertemuan kedua adalah 2x45 menit. RPP untuk pertemuan dalam siklus I membahas materi tentang “Kehidupan Awal Masyarakat Praaksara Indonesia“. Materi ini telah disesuaikan dengan silabus sejarah peminatan kurikulum 2013, yaitu KI 3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora. Yang dilengkapi dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. KD 3.10 menganalisis keterkaitan kehidupan awal manusia Indonesia di bidang kepercayaan, sosial, ekonomi, budaya, ekonomi dan teknologi serta pengaruhnya dalam kehidupan masa kini. KD 4.10 menarik berbagai kesimpulan dari hasil evaluasi terhadap perkembangan teknologi pada zaman kehidupan praaksara terhadap kehidupan masyarakat masa kini, dalam bentuk tulisan. Dalam RPP untuk siklus I tersebut pembelajaran dilaksanakan dengan menerapkan model pembelajaran cooperative learning tipe STAD dengan media lagu. Media yang dipersiapkan adalah lirik lagu yang sudah dibuat oleh masing – masing kelompok dan alat musik sebagai pendukung yaitu gitar. Untuk kegiatan observasi pelaksanaan pembelajaran ini, disusun lembar observasi aktivitas guru dalam mengajar dan kreativitas siswa dalam belajar. Lembar observasi ini ditujukan untuk mempermudah pengukuran keberhasilan penerapan model cooperative learning tipe STAD dengan media lagu. Selain itu untuk mengukur aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran dengan media lagu, disusun lembar pengamatan siswa. Disiapkan pula instrumen evaluasi berupan soal-soal tes kognitif yang terdiri dari 5 soal uraian, yang ditujukan untuk mengukur hasil belajar siswa setelah pelaksanaan tindakan. Dalam siklus ini guru mata pelajaran sejarah bertindak sebagai pengajar dan mempraktikan
52
tindakan yang telah direncanakan dengan peneliti, sedangkan tugas peneliti adalah sebagai obsever b. Pelaksanaan Tindakan Siklus I Pada pelaksanaan tindakan siklus I ini, pembelajaran dilaksanakan dengan menerapkan model kooperatif tipe STAD dengan media lagu sesuai rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah disusun. Pelaksanaan tindakan siklus I dilaksanakan dua kali pertemuan dengan alokasi waktu pertemuan pertama 1 x 45 menit pada tanggal 16 Februari 2016 pukul 08.00 sampai pukul 08.45 dan pada pertemuan kedua tanggal 19 Februari 2016 pukul 10.30 – 12.00 di kelas X IPS 2 SMA Negeri 6 Surakarta. Pada pertemuan pertama, guru membuka pembelajaran dengan memberikan salam. Kemudian menanyakan kehadiran siswa, semua siswa hadir dalam pembelajaran pertemuan I yaitu sebanyak 31 siswa. Guru mempersilahkan salah satu siswa untuk memimpin doa. Kemudian seluruh siswa berdoa bersama dengan dipimpin salah seorang siswa. Kemudian guru mempersiapkan siswa untuk belajar dengan mengarahkan siswa untuk membuka buku pegangan pembelajaran sejarah. Selanjutnya, guru mempersiapkan siswa untuk belajar. Guru melanjutkan dengan memberikan apersepsi dan motivasi agar para siswa mengingat kembali pelajaran minggu lalu dan siswa termotivasi untuk belajar. Setelah itu guru menyampaikan topik pembelajaran yaitu “Kehidupan Awal Masyarakat Praaksara Indonesia” dengan sub topik “Kehidupan Awal Masyarakat Praaksara Indonesia”, dan menyampaikan tujuan serta kompetensi pembelajaran yang harus dicapai siswa. Pada tahap inti pembelajaran, guru memulainya dengan menayangkan gambar-gambar kehidupan awal masyarakat praaksara yang ada di Indonesia. Siswa terlihat cukup antusias dalam mengamati gambar tersebut, walaupun ada beberapa siswa yang masih kurang fokus dalam pengamatan. Setelah selesai, guru kemudian menanya kepada siswa tentang pengetahuan yang diketahui seputar kehidupan awal masyarakat praaksara Indonesia dari gambar yang telah
53
ditayangkan, namun siswa belum dapat menjawab pertanyaan guru. Kemudian guru
mulai
menyampaikan
materi
pelajaran
dengan
singkat,
dengan
mengaitkannya pada hal-hal yang mudah diingat siswa. Guru kemudian bertanya kembali kepada siswa, apakah telah memahami materi yang telah disampaikan, namun siswa belum terlalu responsif dalam menjawab dan tidak menanyakan mengenai hal yang belum jelas. Sesudah penyampaian materi, guru kemudian memberitahukan kepada siswa tentang pembelajaran yang akan diterapkan yaitu cooperative learning tipe STAD dengan media lagu. Guru kemudian membagi siswa secara acak ke dalam 6 kelompok, yang masing – masing kelompok terdiri dari 5 orang. Setelah pembagian kelompok, siswa dipersilahkan duduk dengan anggota kelompoknya dan diberikan sub tema oleh guru untuk dibuat lagu dan dinyanyikan di depan kelas pada pertemuan selanjutnya. Sebagai penutup, guru menutup pembelajaran dengan mengingatkan tugas kelompok membuat lagu dan mengucapkan salam. Pertemuan kedua hari sabtu tanggal 20 Februari 2016 jam ke 5-6 dengan alokasi waktu 90 menit pada pukul 10.30 – 12.00. Guru membuka pembelajaran dengan memberikan salam. Guru mempersilahkan salah satu siswa untuk memimpin doa. Kemudian seluruh siswa berdoa bersama dengan dipimpin salah seorang siswa .Kemudian menanyakan kehadiran siswa, salah satu siswa tidak hadir dalam pembelajaran pertemuan II, jadi total siswa yang hadir yaitu sebanyak 30 siswa. Guru menyiapakan sarana pembelajaran dan menyampaikan tujuan kegiatan pembelajaran hari ini. Pada kegiatan selanjutnya, siswa duduk bersama dengan kelompoknya menyiapkan materi yang akan dipresentasikana dalam bentuk lagu. Setelah itu satu persatu kelompok maju membawakan lagu. Guru berupaya membimbing siswa dalam proses pembelajaran sebagai upaya mengajak siswa untuk aktif. Pada saat presentasi penyampaian materi yang dikemas dalam bentuk lagu, siswa lain berusaha bertanya dan ada juga yang menanggapi memberikan masukan terhadap kelompok
yang
presentasi.
Guru
juga
telah
mendorong
siswa
untuk
54
mengungkapkan pendapat, ide dan tanggapan kepada siswa lain. Akan tetapi dalam membawakan lagu, masih ada kelompok yang belum memanfaatkan sarana dan prasana seperti LCD sehingga kurang menarik siswa lain. Setelah semua kelompok maju, guru dengan mengajak peran serta siswa untuk menyimpulkan hasil kegiatan ini, dan memberikan umpan balik sebagai tahap refleksi. Tetapi siswa masih belum aktif dalam menanggapi pertanyaan umpan balik dari guru. Setelah kegiatan refleksi, guru memberikan soal tes sebagai tahap evaluasi terhadap masing – masing siswa dengan waktu pengerjaan 15 menit, kemudian memberikan penghargaan berupa pujian dan hadiah kepada kelompok terbaik. Selain itu, guru juga menyampaikan sub topik materi pelajaran yang akan disampaikan pada pertemuan selanjutnya. Setelah pelaksanaan tindakan I guru menutup pembelajaran dengan di akhiri berdoa bersama-sama dengan dipimpin salah seorang siswa serta mengucapkan salam.
c. Observasi Tindakan Siklus I Observasi dilakukan peneliti untuk mengetahui bagaimana penerapan model kooperatif tipe STAD media lagu dalam pembelajaran sejarah dapat meningkatkan kreativitas dan hasil belajar siswa kelas X IPS 2 SMA Negeri 6 Surakarta. Observasi dilaksanakan dengan menggunakan lembar observasi baik lembar observasi kreativitas siswa, lembar observasi aktivitas mengajar guru maupun lembar observasi aktivitas siswa dalam belajar pada siklus I. Dalam penelitian kolaboratif ini maka peneliti bekerjasama dengan guru mata pelajaran menentukan penilaian hasil tindakan siklus I ini. Peneliti yang bertindak sebagai observer duduk dibagian tengah kelas, namun ketika mengawasi aktivitas siswa sesekali observer berkeliling untuk memantau siswa dalam proses pembelajaran di kelas. Observasi mengenai aktivitas siswa dilakukan oleh peneliti bersama dengan guru. Observasi mengenai guru dilakukan oleh peneliti yang berperan sebagai observer dengan menggunakan lembar observasi alat penilaian kemampuan. Hasil belajar
55
siswa dilihat dari hasil tes yang dilakukan pada pelaksanaan tindakan siklus I. Sedangkan observasi kreativitas siswa dilihat dari hasil lembar pengamatan dan penilaian aktivitas siswa yang diamati oleh observer melalui lembar pengamatan pada saat pelaksanaan tindakan siklus I. Di bawah ini adalah hasil pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan media lagu tindakan siklus I sebagai berikut: 1) Aktivitas Guru dalam Mengajar
Penerapan model cooperative learning tipe STAD dengan media lagu pada siklus I dapat dilihat dari observasi proses belajar mengajar yang telah terjadi di kelas X IPS 2 SMA Negeri 6 Surakarta. Observasi aktivitas guru dalam mengajar dilakukan dalam pertemuan pertama di siklus I. Berdasarkan hasil observasi pada pertemuan I dan II aktivitas guru dalam mengajar terlihat bahwa: (1) Tahap Persiapan Guru telah menyiapkan RPP, media pembelajaran berupa gitar, menguasai materi pembelajaran dan mengemas pembelajaran dengan baik. (2) Tahap Pelaksanaan Guru telah melaksanakan prosedur pembelajaran dengan baik, hal ini terlihat pada: (a) Kegiatan pendahuluan pembelajaran Guru memulai mengajar dengan membuka pelajaran dengan salam. Menanyakan kehadiran dan mempersiapkan siswa untuk belajar dengan baik. Penguasaan kelas dan waktu pembelajaran guru terbilang cukup baik. Pemberian apersepsi dan motivasi sudah maksimal sehingga memperoleh hasil yang baik. Sebelum penyampaian materi, guru telah menyampaikan tujuan pembelajaran dengan jelas.
56
(b) Kegiatan inti pembelajaran Guru dalam menyampaikan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan media lagu sudah cukup baik, tetapi masih ada siswa yang bingung tentang pelaksanaan metode tersebut sehingga beberapa siswa kurang maksimal dalam membawakan lagu yang dipresentasikannya. (c) Kegiatan penutup pembelajaran Dalam kegiatan penutup, guru memberikan penghargaan kepada kelompok terbaik, berupa pujian dan hadiah. Guru telah menyimpulkan pembelajaran dengan baik, namun pemberian umpan balik
kepada
siswa
masih
dalam
taraf
cukup.
Guru
juga
menyampaikan topik yang akan dipelajari pada pertemuan yang akan datang dan menutup pelajaran dengan baik disertai doa dan salam. (3) Tahap Evaluasi Guru dalam penyiapan instrumen evaluasi dan pemberian evaluasi masih pada taraf cukup. Guru dalam memberikan evaluasi berupa tugas, belum menjelaskan tugas tersebut dengan jelas kepada siswa. Secara umum, hasil observasi aktivitas guru dalam mengajar pada siklus I dikategorikan baik. Guru juga telah mampu mengajar dengan baik terlihat dari ketepatan rencana pembelajaran yang dibuat oleh guru merujuk pada hasil observasi melalui alat penilaian kemampuan mengajar guru yang diamati selama proses pembelajaran berlangsung. Secara umum, aktivitas guru dalam mengajar melalui penerapan model kooperatif media lagu di siklus I dikategorikan baik meskipun belum dapat mencapai target yang ditentukan dalam penelitian ini. Capaian nilai rata-rata aktivitas guru dalam mengajar pada siklus I sebesar 79,46%. Data tersebut diperoleh melalui lembar observasi aktivitas guru dalam mengajar selama
proses pembelajaran sejarah. Nilai aktivitas guru dalam
mengajar di siklus I mencapai 79,46%, nilai ini sudah termasuk kriteria baik.
57
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penerapan model cooperative learning tipe STAD dengan media lagu pada siklus I dalam pembelajaran sejarah terbilang sudah baik.
2) Kreativitas Siswa dalam Belajar Observasi dilakukan untuk mendapatkan gambaran mengenai kreativitas siswa dalam penerapan model cooperative learning tipe STAD dengan media lagu dalam pembelajaran sejarah di kelas X IPS 2 SMA Negeri 6 Surakarta. Secara umum, hasil observasi kreativitas siswa termasuk dalam kriteria sedang tetapi mengalami peningkatan dibandingkan dengan hasil pada tahap pratindakan. Dalam model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan media lagu siswa antusias dan senang dalam presentasi karena disajikan dalam bentuk yang berbeda yaitu dikemas dalam bentuk lirik lagu. Selain itu dilengkapi dengan iringan musik sehingga siswa merasa lebih mudah dalam belajar dan memahami materi karena materi yang dipelajari dinyanyikan sehingga langsung masuk ke dalam otak. Hal ini terlihat ketika tanya jawab, hampir semua anggota menanggapi dengan baik, menyanyikan materi mereka dengan baik dan hafal dengan liriknya, meskipun ada beberapa yang masih melihat teks. Namun, dalam penerapan model pembelajaran ini pada pertemuan kedua siklus I masih ada kelompok yang belum memanfaatkan LCD untuk melengkapi presentasi mereka (Catatan Lapangan 1 hal 148 pada hari Sabtu, 20 Februari 2016). Capaian nilai rata-rata kreativitas siswa dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan media lagu pada siklus I sebesar 74,51% mengalami peningkatan 7,94% dari hasil pratindakan yang hanya sebesar 66,57%.
58
Di bawah ini adalah nilai kreativitas yang diperoleh siswa kelas X IPS 2 SMA Negeri 6 Surakarta dari lembar observasi, sebagai berikut : Tabel 4.3 Nilai Kreativitas Siswa Berdasarkan Hasil Lembar Observasi No
Indikator
Nilai (%)
Nila (%)
Pratindakan
Siklus I
1.
Menciptakan sesuatu yang baru
67, 09%
75,16%
2.
Menciptakan sesuatu yang kombinasi
66,45%
75,16%
3.
Hasil ciptaannya unik
61,93%
73,54%
4.
Dapat memecahkan masalah
63,54%
73,54%
5.
Mempunyai daya imajinasi yang tinggi
59,67%
74,51%
6.
Bersifat kritis
67,09%
70%
7.
Mampu mengeluarkan pendapat
74,19%
76,77%
8.
Mampu
72,58%
77,41%
66, 57%
74,51%
menyesuaikan
diri
dengan
lingkungan Rata – Rata Nilai
Sesuai dengan data di atas maka persentase kreativitas siswa yang diukur melalui lembar observasi dapat disajikan dalam bentuk diagram batang sebagai berikut :
59
Persentase Kreativitas Siswa 78.00% 76.00% 74.00% 72.00% 70.00% 68.00% 66.00%
Persentase Kreativitas Siswa
Gambar 4.3 Persentase Nilai Kreativitas Siswa Siklus I Tabel 4.3 dan gambar 4.3 di atas menunjukkan hasil persentase ketercapaian indikator kreativitas siswa dalam pelaksanaan tindakan siklus I. Dari hasil penilaian lembar observasi kreativitas siswa yang dilakukan oleh observer (peneliti) bersama dengan guru mata pelajaran sejarah tersebut menunjukkan masih termasuk dalam kriteria sedang, dengan jumlah rata-rata kreativitas yang dicapai pada siklus I ini yaitu 74,51%, tetapi masih belum mencapai persentase kreativitas siswa yang telah di targetkan yakni 80%.
3) Hasil Belajar Siswa
Berdasarkan hasil tes kognitif siklus I yang dilaksanakan pada tanggal 19 Februari 2016 diperoleh hasil bahwa siswa yang berhasil mencapai ketuntasan belajar dengan memperoleh nilai tuntas berjumlah 21 siswa dengan persentase 67,74%. Persentase ini belum memenuhi target yang ditentukan yaitu 80%, tetapi dari data tersebut dapat dilihat telah terjadi peningkatan hasil belajar dibandingkan pada tahap pratindakan Hasil belajar siswa di kelas X IPS 2 SMA Negeri 6 Surakarta ini juga dapat dilihat dari peningkatan hasil belajar secara individu. Pada siklus I, rata-rata nilai yang diperoleh siswa di kelas terjadi peningkatan dibanding pada pratindakan, di mana pada siklus I rata-rata yang diperoleh di kelas mencapai nilai
60
74. Perbandingan hasil belajar siswa per individu antar pratindakan dan siklus I dapat dilihat pada tabel 4.4 dibawah ini:
No
NIS
Tabel 4.4 Perbandingan Hasil Belajar Siswa per Individu antar Pratindakan dan Siklus I
NAMA SISWA
Nilai Hasil Belajar Siswa
Pratindakan
Siklus I
Ket.
1 2 3
357101 357102 357103
Adelia Jasmine Agung Yulianto Amalia Nurhaliza
75 75 75
75 80 70
Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas
4
357104
Amalia Septiyani
50
85
Tuntas
5
357105
Aggraeny Sulistyawati
75
55
Belum Tuntas
6
357106
Arista Tiara P.
75
80
Tuntas
7
357107
Deshinta Putri Dewanti
40
75
Tuntas
8
357108
Donny Hendrawan
55
50
Belum Tuntas
9
357109
Egi Hayu Sejati
75
70
Belum Tuntas
10
356995
Elisabeth Tamara T.R
75
75
Tuntas
11
357110
Elza Mayliana Aryanti
60
75
Tuntas
12
357111
Fajar Shidiq
75
90
Tuntas
13
357112
Fathaya Afifatur
50
80
Tuntas
14
357113
Ferry Seto Christiawan
60
75
Tuntas
15
357114
Kharimah Heba
60
65
Belum Tuntas
16
357115
Latifah Yanwar
60
70
Belum Tuntas
17
357116
Lutfi Hardia Effendi
90
Tuntas
18
357117
Manuel Yusak
60 60
75
Tuntas
19
357118
Monica Windrastuti
70
90
Tuntas
20
357119
Muhammad Raffi
75
75
Tuntas
21
357120
Nadia Nuraini
60
85
Tuntas
22
357121
Peppy Putri Fatia
35
60
Tuntas
23
357122
Puput Triana Fajarwati
75
80
Tuntas
24
357123
Ranny Purbi
75
80
Tuntas
25
357124
Reinaldy Bagus A.
65
60
Belum Tuntas
26
357125
Stella Marisa
45
60
Belum Tuntas
27
357126
Theresia Kintan
75
60
Belum Tuntas
28
357127
Valinda Calonica
75
70
Belum Tuntas
29
357128
Yudith Gonzales
75
75
Tuntas
30
357129
Yuqa Zahra Faza
Tuntas
31
357130
Zahro Wafiqoh
75 60
75 75
Tuntas
61
Pada saat pratindakan jumlah siswa yang telah tuntas hanya 15 orang dengan persentase 48,38% dan yang tidak tuntas sebanyak 16 orang dengan persentase 51,61%. Data mengenai hasil belajar yang dicapai siswa pada kondisi prasiklus dan siklus I dapat dilihat sebagai berikut : Tabel 4.5 Perbandingan Hasil Belajar Siswa tahap Pratindakan dengan Siklus I N
Jumlah Siswa
Persentase
o
Aspek
1.
Nilai Tuntas
15
21
48,38%
67,74%
2.
Nilai tidak Tuntas
16
10
51,61%
32,25%
Jumlah
31
31
100%
100%
Pratindakan
Siklus I
Pra Tindakan
Siklus I
Sesuai dengan tabel yang telah disajikan di atas maka persentase ketuntasan hasil belajar siswa yang diukur melalui tes kognitif siklus I dapat disajikan dalam bentuk diagram batang sebagai berikut :
Hasil Belajar 80.00% 60.00% 40.00%
Hasil Belajar
20.00% 0.00% Pra Siklus
Siklus I
Gambar 4.4 Perbandingan Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Prasiklus dengan Siklus I
62
Dari tabel 4.4, tabel 4.5 dan gambar 4.4 dapat dilihat terjadi peningkatan hasil belajar siswa yang cukup baik. Nilai ketuntasan siswa dari prasiklus ke siklus I mengalami peningkatan sebesar 19,36%. Hal ini terbukti dari jumlah persentase ketuntasan siswa pada saat prasiklus sebesar 48,38% dan meningkat setelah dilaksanakan tindakan pada siklus I menjadi 67,74%. Kondisi ini membuktikan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan media lagu dalam pembalajaran sejarah mampu meningkatkan hasil belajar siswa. d. Refleksi Tindakan I Tahap refleksi merupakan koreksi terhadap tindakan yang telah dilaksanakan untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan yang ada pada siklus I. Dari refleksi yang dilaksanakan diperoleh hasil sebagai berikut: 1) Segi Guru a) Guru
masih
canggung
dalam
menerapkan
model
pembelajaran
cooperative learning tipe STAD dengan media lagu. Hal ini memungkinkan siswa masih bingung dalam proses pembelajaran karena baru pertama kali menerapkan model pembelajaran ini. Proses pembelajaran di dalam kelas masih didominasi oleh guru. Berdasarkan lembar observasi, persentase kemampuan mengajar guru mencapai 79,46%, di mana belum mencapai persentase yang telah ditentukan yakni 80%. b) Pada saat evaluasi, guru kurang memperhatikan kondisi siswa di barisan belakang. Dalam mengerjakan soal evaluasi yang diberikan masih terdapat siswa yang bertanya kepada teman tanpa diketahui guru. (Catatan Lapangan 1 hal 148 pada hari Sabtu 20 Februari 2016)
63
2) Segi Siswa a) Siswa tidak menggunakan sarana yang ada di kelas seperti LCD untuk melengkapi presentasi mereka. (Catatan Lapangan 1 hal 149 pada hari Sabtu, 20 Februari 2016) b) Masih ada siswa kurang kreatif dalam proses pembelajaran, ini dilihat dari lembar observasi capaian persentase kreativitas siswa yang hanya mencapai rata-rata 74,51% sehingga belum mencapai persentase yang telah ditentukan yakni 80% siswa kreatif dalam pembelajaran c) Pada saat tes berlangsung, beberapa siswa yang duduk di barisan belakang kurang jujur dalam mengerjakan soal. Hal tersebut terbukti dengan adanya siswa yang masih bertanya pada teman dalam mengisi soal yang diberikan sebagai evaluasi. Selain itu, siswa juga merasa waktu yang diberikan untuk mengerjakan tes terlalu cepat. (Catatan Lapangan 1 hal 148 pada hari Sabtu 20 Februari 2016) d) Berdasarkan hasil evaluasi yang diberikan oleh guru pada siklus I siswa yang tuntas baru mencapai 67,74% atau siswa yang tuntas hanya 21 siswa sehingga belum mencapai persentase yang telah ditentukan yaitu 80% siswa di kelas tuntas. Berdasarkan analisis di atas maka tindakan refleksi yang dapat dilakukan adalah : 1) Guru harus lebih banyak melakukan pendekatan dan motivasi kepada siswa terutama pada yang kurang kreatif dan kurang percaya diri dalam menyampaikan pendapat atau gagasannya di kelas. 2) Penyampaian materi harus lebih baik lagi, agar siswa lebih mudah untuk menghafal lirik lagu sehingga bisa menampilkan presentasi dengan maksimal. Dengan begitu, semua anggota kelompok dapat menjawab pertanyaan dari antar teman maupun umpan balik dari guru.
64
3) Pada saat menyimpulkan pembelajaran guru harus lebih memberikan pendekatan dan dorongan motivasi kepada siswa untuk bersama-sama menyimpulkan materi yang telah dibahas. 4) Guru harus lebih memperhatikan kondisi siswa yang duduk dibarisan belakang pada saat tes sehingga siswa tidak bertanya kepada teman lainnya. 5) Guru sebaiknya memberikan arahan materi yang akan dibahas dalam pertemuan minggu selanjutnya dan menugaskan siswa untuk mencari materi tambahan untuk bahan pertemuan selanjutnya dari berbagai sumber tidak hanya dari LKS agar mempermudah pelaksanaan pembelajaran. 6) Guru
harus
mampu
mengoptimalkan
waktu
dengan
baik
dan
mengkondisikan siswa secara keseluruhan agar tidak ramai sehingga pelaksanaan model pembelajaran cooperative learning tipe STAD dengan media lagu lebih sistematis.
65
2. Siklus II Penerapan model pembelajaran cooperatif learning tipe STAD dengan media lagu dalam pembelajaran sejarah berdasarkan refleksi pelaksanaan tindakan siklus I menunjukkan bahwa masih terdapat beberapa kekurangan yang perlu ditingkatkan kembali. Tindakan pada siklus II dilaksanakan dalam 4 tahap, yaitu: (a) perencanan tindakan, (b) pelaksanan tindakan, (c) observasi, dan (d) refleksi tindakan. Penerapan model pembelajaran cooperative learning tipe STAD dengan media lagu pada mata pelajaran sejarah siklus II dilaksanakan dalam dua kali pertemuan, yaitu pada tanggal 23 dan 27 Februari 2016. Alokasi waktu pertemuan terdiri dari 1x45 menit pada pertemuan pertama, sedangkan pertemuan kedua 2x45 menit. Adapun tahapan-tahapan yang dilakukan pada siklus II adalah sebagai berikut : a. Perencanaan Tindakan Siklus II Penelitian tindakan kelas ini dilakukan untuk mengatasi masalah yang dihadapi guru dan siswa kelas X IPS 2 SMA Negeri 6 Surakarta. Setelah dilakukan refleksi siklus I guru bersama peneliti mendiagnosis masalah yang terdapat dalam kelas tersebut yang masih perlu untuk dilakukan perbaikan. Guru dan peneliti mendiskusikan kekurangan yang terdapat pada pelaksanaan tindakan I dan mendiskusikan rancangan tindakan yang akan dilakukan pada siklus II. Perolehan hasil pada siklus I yang belum memenuhi batas minimal kualitas yang baik sesuai dengan indikator kinerja di dalam penelitian, maka diputuskan untuk melanjutkan pemberian tindakan pada siklus II. Pelaksanaan siklus II direncanakan akan dilakukan dengan pemberian beberapa tindakan kecil untuk memperbaiki kekurangan yang terjadi pada siklus I. Peneliti dan guru sepakat untuk tidak merubah model dan media yang digunakan dalam proses pembelajaran tetapi memperbaiki beberapa hal yang diperlukan, yaitu sebagai berikut :
66
1) Guru harus lebih banyak melakukan pendekatan dan motivasi kepada siswa terutama pada yang kurang kreatif dan kurang percaya diri dalam menyampaikan pendapat atau gagasannya di kelas. 2) Penyampaian materi harus lebih baik lagi, agar siswa lebih mudah untuk menghafal lirik lagu sehingga bisa menampilkan presentasi dengan maksimal. Dengan begitu, semua anggota kelompok dapat menjawab pertanyaan dari antar teman maupun umpan balik dari guru. 3) Pada saat menyimpulkan pembelajaran guru harus lebih memberikan pendekatan dan dorongan motivasi kepada siswa untuk bersama-sama menyimpulkan materi yang telah dibahas. 4) Guru harus lebih memperhatikan kondisi siswa yang duduk dibarisan belakang pada saat tes sehingga siswa tidak bertanya kepada teman lainnya. 5) Guru sebaiknya memberikan arahan materi yang akan dibahas dalam pertemuan minggu selanjutnya dan menugaskan siswa untuk mencari materi tambahan untuk bahan pertemuan selanjutnya dari berbagai sumber tidak hanya dari LKS agar mempermudah pelaksanaan pembelajaran. 6) Guru
harus
mampu
mengoptimalkan
waktu
dengan
baik
dan
mengkondisikan siswa secara keseluruhan agar tidak ramai sehingga pelaksanaan model pembelajaran cooperative learning tipe STAD dengan media lagu lebih sistematis. Pada tahap perencanaan ini peneliti menyusun rencana pembelajaran atau RPP. RPP ini kemudian dikonsultasikan kepada guru mata pelajaran sejarah untuk dimintai pertimbangan kesesuaian materi, tujuan, metode dan alokasi waktu dengan silabus kurikulum 2013. Setelah RPP disepakati, penelitian tindakan kelas dalam siklus II dilaksanakan sebanyak dua kali pertemuan dengan alokasi waktu untuk pertemuan pertama adalah 1 x 45 menit, sedangkan untuk pertemuan kedua adalah 2x45 menit. RPP untuk pertemuan
67
dalam siklus II membahas materi tentang “Hubungan Kebudayaan Asia Tenggara dan Asia Selatan pada Masyarakat Awal di Indonesia“. Materi ini telah disesuaikan dengan silabus Sejarah Indonesia (Peminatan) kurikulum 2013, yaitu KI 3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora. Yang dilengkapi dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. KD 3.10 menganalisis keterkaitan kehidupan awal manusia Indonesia di bidang kepercayaan, sosial, ekonomi, budaya, ekonomi dan teknologi serta pengaruhnya dalam kehidupan masa kini. KD 4.10 menarik berbagai kesimpulan dari hasil evaluasi terhadap perkembangan teknologi pada zaman kehidupan praaksara terhadap kehidupan masyarakat masa kini, dalam bentuk tulisan. Dalam RPP untuk siklus I tersebut pembelajaran dilaksanakan dengan menerapkan model pembelajaran cooperative learning tipe STAD dengan media lagu. Media yang dipersiapkan dalam siklus II ini masih sama yaitu gitar dan lirik lagu yang berkaitan dengan materi yang diajarkan. Untuk kegiatan observasi pelaksanaan pembelajaran ini, disusun lembar observasi aktivitas guru dalam mengajar dan kreativitas siswa dalam belajar. Lembar observasi ini ditujukan untuk mempermudah pengukuran keberhasilan penerapan model cooperative learning tipe STAD dengan media lagu. Selain itu untuk mengukur aktivitas siswa juga disiapkan lembar observasi akktivitas siswa. Disiapkan pula instrumen evaluasi berupa soal-soal tes kognitif yang terdiri dari 5 soal uraian, yang ditujukan untuk mengukur hasil belajar siswa setelah pelaksanaan tindakan. Dalam siklus ini guru mata pelajaran sejarah bertindak sebagai praktikan mengajar model yang telah direncanakan, sedangkan peneliti bertindak sebagai observer.
68
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II Pada pelaksanaan tindakan siklus II ini, pembelajaran dilaksanakan dengan menerapkan model pembelajaran yang sama yaitu model kooperatif tipe STAD dengan media lagu sesuai rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah disusun. Pelaksanaan tindakan siklus II dilaksanakan dua kali pertemuan dengan alokasi waktu 1 x 45 menit pada tanggal 23 Februari 2016 pukul 08.00 sampai pukul 08.45 dan pertemuan kedua pada tanggal 27 Februari 2016 pukul 10.30 – 12.00 di kelas X IPS 2 SMA Negeri 6 Surakarta. Pada pertemuan pertama, guru membuka pembelajaran dengan memberikan salam, kemudian menanyakan kehadiran siswa. Semua siswa hadir dalam pembelajaran pertemuan siklus II yaitu sebanyak 31 siswa. Guru mempersilahkan salah satu siswa untuk memimpin doa. Kemudian seluruh siswa berdoa bersama dengan dipimpin salah seorang siswa. Guru kemudian mempersiapkan siswa untuk belajar dengan mengarahkan siswa membuka materi yang telah didapatkan dari sumber yang telah di cari. Selanjutnya, Guru melanjutkan dengan memberikan apersepsi dan motivasi agar para siswa mengingat kembali pelajaran minggu lalu dan siswa termotivasi untuk belajar. Setelah itu guru menyampaikan topik pembelajaran yaitu “Kehidupan Awal Masyarakat Praaksaraa Indonesia” dengan sub topik “Hubungan Kebudyaan Asia Tenggara dan Asia Selatan pada Masyarakat Awal di Indonesia”, dan menyampaikan tujuan serta kompetensi pembelajaran yang harus dicapai siswa. Pada tahap inti pembelajaran, guru memulainya dengan menayangkan gambar-gambar kebudayaan di Asia Tenggara dan Asia Selatan. Siswa terlihat cukup antusias dalam mengamati gambar tersebut.Setelah selesai mengamati gambar, guru kemudian bertanya kepada siswa tentang pengetahuan yang diketahui seputar gambar yang telah ditayangkan. Beberapa siswa menjawab dan mengkaitkan dengan kebudayaan yang ada di Indonesia. Kemudian guru mulai menyampaikan materi pelajaran dengan singkat dan mengaitkannya terhadap halhal yang mudah diingat siswa. Guru kemudian bertanya kembali kepada siswa, apakah telah memahami materi yang telah disampaikan, siswa terlihat responsif
69
dalam menjawab dan menanyakan mengenai hal yang belum jelas. Sesudah penyampaian materi, guru kemudian menyampaikan metode pembelajaran yang akan diterapkan kepada siswa yaitu pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan media lagu, seperti proses pada siklus I. selanjutnya, guru membagi siswa secara acak ke dalam 6 kelompok, masing – masing kelompok terdiri dari 5 orang. Sebenarnya kelompok yang dibagi guru sama dengan kelompok pada siklus I, perbedaannya adalah urutan kelompok yang akan presentasi terlebih dahulu diacak kembali agar siswa tidak merasa bosan. Setelah
mendapat
pasangan,
siswa
kemudian
berkumpul
dengan
kelompoknya masing-masing dan mendiskusikan masing-masing topik yang telah didapatkan. Guru berupaya membimbing siswa dalam proses pembelajaran sebagai upaya mengajak siswa untuk kreatif memunculkan ide – ide baru yang belum ditampilkan pada saat presentasi di siklus I. Setelah selesai berdiskusi masing-masing kelompok mulai menulis lirik lagu sesuai dengan materi yang didapatnya. Pertemuan kedua hari sabtu tanggal 27 Februari 2016 jam ke 5-6 dengan alokasi waktu 90 menit pada pukul 10.30 – 12.00. Guru membuka pembelajaran dengan memberikan salam. Guru mempersilahkan salah satu siswa untuk memimpin doa. Kemudian seluruh siswa berdoa bersama dengan dipimpin salah seorang siswa .Kemudian menanyakan kehadiran siswa, semua siswa hadir pada pertemuan kedua yaitu sebanyak 31 siswa. Guru menyiapakan sarana pembelajaran dan menyampaikan tujuan kegiatan pembelajaran hari ini. Pada kegiatan selanjutnya, siswa duduk bersama dengan kelompoknya menyiapkan materi yang akan dipresentasikana dalam bentuk lagu. Setelah itu satu persatu kelompok maju membawakan lagu. Guru berupaya membimbing siswa dalam proses pembelajaran sebagai upaya mengajak siswa untuk aktif. Pada saat penyampaian materi yang dikemas dalam bentuk lagu, siswa lain berusaha bertanya dan ada juga yang menanggapi memberikan masukan terhadap kelompok yang presentasi. Guru juga telah mendorong siswa untuk mengungkapkan
70
pendapat, ide dan tanggapan kepada siswa lain. Setelah semua pasangan maju membawakan lagu, guru dengan mengajak peran serta siswa untuk menyimpulkan hasil kegiatan ini, dan memberikan umpan balik sebagai tahap refleksi. Dua orang siswa aktif memberikan kesimpulan pertemuan siklus II ini secara bergantian. Setelah kegiatan refleksi siklus II, guru memberikan soal tes sebagai tahap evaluasi terhadap masing – masing siswa, kemudian memberikan penghargaan kepada kelompok terbaik berupa pujian dan hadiah kepada kelompok terbaik. Selain itu, guru juga menyampaikan sub topik materi pelajaran yang akan disampaikan pada pertemuan selanjutnya. Setelah pelaksanaan tindakan siklus II, guru menutup pembelajaran dengan di akhiri berdoa bersama-sama dengan dipimpin salah seorang siswa serta mengucapkan salam.
c. Observasi Tindakan Siklus II Observasi dilakukan peneliti untuk mengetahui penerapan model kooperatif tipe STAD dengan media lagu dalam pembelajaran sejarah pada siklus II. Observasi dilaksanakan dengan menggunakan lembar observasi baik lembar observasi aktivitas mengajar guru maupun lembar observasi kreativitas siswa dalam belajar seperti pada siklus II. Peneliti yang bertindak sebagai observer berkeliling untuk memantau siswa dalam proses pembelajaran di kelas. Observasi mengenai kreativitas siswa dilakukan oleh peneliti bersama dengan guru. Observasi mengenai guru dilakukan peneliti yang berperan sebagai observer ketika pelaksanaan tindakan II berlangsung dengan menggunakan lembar observasi alat penilaian kemampuan mengajar guru yang telah dibuat sebelumnya. Hasil belajar siswa dilihat dari hasil tes yang dilakukan pada pelaksanaan tindakan siklus II. Sedangkan observasi kreativitas siswa dilihat dari hasil lembar observasi yang diamati oleh observer pada saat pelaksanaan tindakan siklus II. Di bawah ini adalah hasil pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe STA dengan media lagu tindakan siklus II sebagai berikut:
71
1) Aktivitas Guru dalam Mengajar Penerapan model cooperative learning tipe STAD dengan media lagu pada siklus II dapat terlihat dari observasi proses belajar mengajar yang telah terjadi di kelas X IPS 2 SMA Negeri 6 Surakarta. Observasi aktivitas guru dalam mengajar dilakukan dalam pertemuan pertama di siklus II. Berdasarkan hasil observasi pada pertemuan I dan II aktivitas guru dalam mengajar terlihat bahwa: (1) Tahap Persiapan Guru telah menyiapkan RPP, media pembelajaran berupa gitar sebagai pendukung pembelajaran, menguasai materi pembelajaran dan mengemas pembelajaran dengan baik. (2) Tahap Pelaksanaan Guru telah melaksanakan prosedur pembelajaran dengan baik, hal ini terlihat pada: (a) Kegiatan pendahuluan pembelajaran Guru memulai mengajar dengan membuka pelajaran dengan salam. Menanyakan kehadiran dan mempersiapkan siswa untuk belajar dengan baik. Penguasaan kelas dan waktu pembelajaran guru terbilang cukup baik. Pemberian apersepsi dan motivasi sudah maksimal sehingga memperoleh nilai baik. Sebelum penyampaian materi, guru telah menyampaikan tujuan pembelajaran dengan jelas. (b) Kegiatan inti pembelajaran Penyampaian materi pembelajaran telah baik, dalam aspek mengaitkan materi pada hal-hal yang bermakna dan mudah diingat siswa. Pemanfaatan media sudah terbilang efektif dan efisien karena memanfaatkan media menyenangkan bagi siswa. Interaksi guru dengan siswa berupa tanya jawab sudah terbangun dengan adanya kreativitas siswa dalam proses pembelajaran. Guru telah mengarahkan
72
siswa untuk aktif dan kreatif sesuai dengan metode pembelajaran dalam cooperative learning tipe STAD dengan media lagu. (c) Kegiatan penutup pembelajaran Guru telah menyimpulkan pembelajaran dengan baik, dan memberi umpan balik kepada siswa masih dengan baik. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok terbaik berupa pujian dan hadiah. Guru menutup pelajaran dengan baik disertai doa dan salam. Guru menyampaikan materi yang akan dibahas dipertemuan berikutnya. (3) Tahap Evaluasi Guru dalam penyiapan instrumen evaluasi dan pemberian evaluasi sudah bagus. Dalam memberikan evaluasi berupa tugas, guru menjelaskan tugas tersebut dengan jelas kepada siswa. Secara umum, hasil observasi aktivitas guru dalam mengajar pada siklus II sangat baik. Guru juga telah mampu melaksanakan RPP dengan baik terlihat dari ketepatan rencana pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru merujuk pada hasil observasi alat penilaian kemampuan mengajar guru yang dilakukan observer selama proses pembelajaran berlangsung. Secara umum, aktivitas guru dalam mengajar melalui penerapan model kooperatif tipe STAD dengan media lagu pada siklus II termasuk dalam kriteria baik. Capaian nilai rata-rata aktivitas guru dalam mengajar pada siklus II sebesar 84,82%. Capaian tersebut mengalami kenaikan sebesar 5,36% dari capaian pada siklus I dan telah mencapai persentase indikator keberhasilan yang ditetapkan yakni 80%.
2) Kreativitas Siswa dalam Belajar Observasi dilakukan untuk mendapatkan gambaran mengenai kreativitas siswa dalam penerapan model cooperative learning tipe STAD dengan media lagu dalam pembelajaran sejarah di kelas X IPS 2 SMA Negeri 2 Surakarta.
73
Secara umum, hasil observasi kreativitas siswa termasuk dalam kriteria tinggi, artinya mengalami peningkatan dibandingkan dengan hasil pada tahap pratindakan dan siklus I. Dalam model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan media lagu siswa antusias dan senang dalam presentasi karena disajikan dalam bentuk yang berbeda yaitu dikemas sebuah lirik lagu. Selain itu dilengkapi dengan iringan musik sehingga siswa merasa lebih mudah dalam belajar dan memahami materi karena materi yang dipelajari dinyanyikan sehingga langsung masuk ke dalam otak . Hal ini terlihat ketika tanya jawab, hampir semua anggota menanggapi dengan baik, menyanyikan materi mereka dengan baik dan hafal dengan liriknya, meskipun ada beberapa yang masih melihat teks. Pada siklus II ini, siswa membuat inovasi baru dengan melengkapi presentasi mereka dengan alat peraga dan gerakan – gerakan yang dapat mengundang perhatiaan sehingga suasana kelas lebih menyenangkan dalam belajar memahami materi. Selain itu, semua anggota kelompok yang presentasi di depan sudah menggunakan LCD untuk menampilkan lirik lagu mereka agar siswa yang lainnya yang tidak maju bisa ikut bernyanyi bersama kelompok yang sedang tampil.
Capaian nilai rata-rata kreativitas siswa dalam
pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan media lagu pada siklus II sebesar 83,16% artinya mengalami peningkatan sebesar 8,65% dari siklus I yakni 74,51% . Capaian ini telah melampaui persentase indikator keberhasilan yang telah ditentukan sebelumnya yakni 80%.
74
Di bawah ini adalah nilai kreativitas siswa kelas X IPS 2 SMA Negeri 6 Surakarta berdasarkan hasil lembar observasi siklus II
Tabel 4.6 Nilai Kreativitas Siswa Kelas X IPS 2 SMA Negeri 6 Surakarta Berdasarkan Lembar Observasi pada Siklus II No Indikator Nilai (%) Nila (%) Nilai (%) Pratindakan
Siklus I
Siklus II
1.
Menciptakan sesuatu yang baru
67, 09%
75,16%
85,48%
2.
Menciptakan sesuatu yang kombinasi
66,45%
75,16%
85,48%
3.
Hasil ciptaannya unik
61,93%
73,54%
85,48%
4.
Dapat memecahkan masalah
63,54%
73,54%
80,65%
5.
Mempunyai daya imajinasi yang
59,67%
74,51%
80,64%
tinggi 6.
Bersifat kritis
67,09%
70%
79,67%
7.
Mampu mengeluarkan pendapat
74,19%
76,77%
83,54%
8.
Mampu menyesuaikan diri
72,58%
77,41%
84,51%
66, 57%
74,51%
83,16%
Rata – Rata Nilai
Sesuai dengan tabel yang telah disajikan di atas maka persentase kreativitas siswa pada siklus II dapat disajikan dalam bentuk diagram batang sebagai berikut :
Persentase Kreativitas Siswa 90.00% 85.00% 80.00% 75.00%
Persentase Kreativitas Siswa
Gambar 4.5 Nilai Kreativitas Siswa Kelas X IPS 2 SMA Negeri 6 Surakarta pada Siklus II
75
Dari hasil lembar observasi penilaian kreativitas siswa yang dilakukan oleh observer (peneliti) bersama dengan guru mata pelajaran tersebut menunjukkan bahwa sudah termasuk dalam kriteria tinggi, dengan jumlah rata-rata kreativitas yang dicapai pada siklus II ini yaitu 83,16% dan telah mencapai persentase kreativitas siswa yang telah di targetkan sebagai indikator keberhasilan yakni 80%.
3) Hasil Belajar Siswa Berdasarkan hasil tes kognitif siklus II yang dilaksanakan pada tanggal 27 Februari 2016 diperoleh hasil bahwa siswa yang berhasil mencapai ketuntasan belajar dengan memperoleh nilai tuntas berjumlah 26 siswa dengan persentase 83,8% dengan rata-rata nilai mencapai 82 dan telah melampaui KKM yakni 75. Persentase ini telah meningkat dibandingkan pada tahap siklus I. Hasil belajar siswa dikelas X IPS 2 ini juga dapat dilihat dari peningkatan hasil belajar secara individu. Pada siklus II, rata-rata nilai yang diperoleh siswa di kelas terjadi peningkatan dibandingkan pada tahap siklus I, dimana pada siklus II rata-rata yang diperoleh di kelas mencapai nilai 82. Perbandingan hasil belajar siswa per individu antar siklus dapat dilihat pada tabel 4.9 sebagai berikut :
76
No
NIS
Tabel 4.9 Perbandingan Hasil Belajar Siswa per Individu tahap Siklus I dan Siklus II
1
357101
2
NAMA SISWA
Nilai Hasil Belajar Siswa
Ket.
Siklus I
Siklus II
Adelia Jasmine
75
95
Tuntas
357102
Agung Yulianto
80
85
Tuntas
3
357103
Amalia Nurhaliza
70
80
Tuntas
4
357104
Amalia Septiyani
86
80
Tuntas
5
357105
Aggraeny Sulisywati
55
70
Belum Tuntas
6
357106
Arista Tiara
80
85
Tuntas
7
357107
Deshinta Putri Dewanti
75
75
Tuntas
8
357108
Donny Hendrawan
50
70
Belum Tuntas
9
357109
Egi Hayu Sejati
70
95
Tuntas
10
365995
Elisabeth Tamara T.R
75
75
Tuntas
11
357110
Elza Mayliana
75
85
Tuntas
12
357111
Fajar Shidiq
90
90
Tuntas
13
357112
Fathaya Afifatur
80
80
Tuntas
14
357113
Ferry Setyo
75
80
Tuntas
15
357114
Kharimah Heba
65
90
Tuntas
16
357115
Latifah Yanwar
70
90
Tuntas
17
357116
Lutfi Hardian
85
Tuntas
18
357117
Manuel Yusak Bagus
90 75
65
Belum Tuntas
19
357118
Monica Windrastuti
90
100
Tuntas
20
357119
Muhammad Raffi
75
80
Tuntas
21
357120
Nadia Nuraini
85
90
Tuntas
22
357121
Peppy Putri Fatia
60
70
Belum Tuntas
23
357122
Puput Triana
80
75
Tuntas
24
357123
Ranny Purbi
80
75
Tuntas
25
357124
Reinaldy Bagus A.
60
65
Belum Tuntas
26
357125
Stella Marisa Kania
60
75
Tuntas
27
357126
Theresia Kintan L.
60
75
Tuntas
28
357127
Valinda Calonica
70
90
Tuntas
29
357128
Yudith Gonzales
75
95
Tuntas
30
357129
Yuqa Zahra Faza
Tuntas
31
357130
Zahro Wafuqoh
75 75
95 75
Tuntas
77
Pada saat siklus I jumlah siswa yang telah tuntas sebanyak 21 siswa dengan persentase 67,74% dan yang tidak tuntas sebanyak 10 orang dengan persentase 16,12%. Data mengenai perbandingan hasil belajar siswa per individu pada tindakan siklus I dan siklus II dapat dilihat pada tabel 4.8 Tabel 4.8 Perbandingan Hasil Belajar Sejarah Siswa pada tahap Siklus I dan Siklus II
No
Aspek
.
Jumlah Siswa Siklus I
Siklus II
Persentase Siklus I
Siklus II
1.
Nilai Tuntas
21
26
67,74%
83,87%
2.
Nilai tidak Tuntas
10
5
32,25%
16,12%
Jumlah
31
31
100%
100%
Sesuai dengan data di atas maka persentase hasil belajar siswa yang diukur melalui tes kognitif siklus II dapat disajikan dalam bentuk diagram batang sebagai berikut :
Hasil Belajar 90.00% 80.00% 70.00% 60.00% 50.00% Hasil Belajar
40.00% 30.00% 20.00% 10.00% 0.00% Siklus I
Siklus II
Gambar 4.7 Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Sejarah Siswa antar Siklus I dan II
78
Dari tabel 4.8, tabel 4.9 dan gambar 4.7 dapat dilihat terjadi peningkatan hasil belajar siswa yang cukup baik. Nilai ketuntasan siswa dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan sebesar 16,12%. Kondisi ini membuktikan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan media lagu dalam pembalajaran sejarah mampu meningkatkan hasil belajar siswa.
d. Refleksi Tindakan II Tahap refleksi merupakan koreksi terhadap tindakan yang telah dilaksanakan untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan yang ada pada siklus II. Dari refleksi yang dilaksanakan diperoleh hasil sebagai berikut: 1) Segi Guru a) Guru telah berperan aktif dalam mengawal jalannya pembelajaran sehingga dominasi siswa yang aktif meramaikan kelas tidak terlihat lagi seperti pada siklus I. b) Guru telah menerapkan model pembelajaran cooperative learning tipe STAD dengan media lagu dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari lembar observasi, persentase kemampuan mengajar guru mencapai 84,82%, dimana telah mencapai persentase yang telah ditentukan yakni 80 %. c) Pada saat evaluasi, guru sangat memperhatikan kondisi siswa dan melakukan pengawasan dengan cukup ketat sehingga menyulitkan siswa untuk saling bekerjasama. (Catatan Lapangan 1 hal 151 pada hari Sabtu 27 Februari 2016) 2) Segi Siswa a) Tidak terlihat lagi kebingungan siswa dalam menerapkan metode STAD dengan media lagu pada saat proses pembelajaran berlangsung, karena telah dilaksanakan pada siklus I dan pada siklus II ini guru melakukan penekanan dan penjelasan dengan baik. (Catatan Lapangan 1 hal 150 pada hari Sabtu 27 Februari 2016)
79
b) Siswa memunculkan ide – ide baru di mana mereka melengkapi presentasi mereka dengan alat peraga dan juga gerakan yang membuat tertarik seluruh siswa di kelas. (Catatan Lapangan 1 hal 150 pada hari Sabtu 27 Februari 2016). c) Berdasarkan hasil evaluasi yang diberikan oleh guru pada siklus II siswa yang tuntas mencapai 83,87% atau siswa yang tuntas mencapai 26 siswa sehingga telah mencapai persentase yang telah ditentukan yaitu 80% siswa dikelas tuntas dan capaian rata-rata nilai mencapai 82 sehingga telah melampaui KKM yakni 75. Akan tetapi dari hasil evaluasi yang telah dilakukan beberapa siswa ada yang mendapatkan nilai yang menurun dibandingkan pada siklus I. Hal ini disebabkan pada proses evaluasi siklus II, guru lebih ketat dalam mengawasi jalannya evaluasi sehingga tidak ada siswa yang mencari kesempatan untuk bertanya maupun mencontek pada teman seperti pada proses evaluasi siklus I. Penurunan hasil belajar pada individu siswa tidak menjadi acuan dalam proses penelitian ini karena menurut indikator yang telah ditentukan adalah persentasi ketuntasan hasil belajar siswa di kelas.
80
1.
Pembahasan
Pembahasan dalam penelitian tindakan kelas ini didasarkan pada hasil pengamatan yang dilanjutkan dengan kegiatan evaluasi dan refleksi. Berdasarkan hasil penelitian dari mulai tahap pratindakan, siklus I dan siklus II menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran cooperative learning tipe STAD dengan media lagu dalam pembelajaran sejarah mengalami peningkatan, baik dari segi peningkatan kreativitas siswa, kemampuan mengajar guru, dan hasil belajar siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Model pembelajaran cooperative learning tipe STAD dengan media lagu berusaha mengoptimalkan kreativitas siswa. Hal ini dapat dilihat dalam langkah-langkah model pembelajaran dengan media lagu yang tercermin selama proses pembelajaran yang didominasi oleh aktivitas siswa. Pembelajaran dilakukan oleh siswa dengan cara membuat lirik lagu sesuai dengan materi yang dikemas dalam bentuk lagu secara berkelompok selanjutnya siswa mempresentasikan hasil ciptannya di depan kelas untuk ditanggapi teman sekelas dan guru. Penggunakan model pembelajaran cooperative learning tipe STAD dengan media lagu dapat meningkatkan kerjasama siswa dalam memecahkan masalah dan memahami materi. Melalui materi yang dikemas dalam bentuk lagu, diharapkan siswa dapat memahami materi kehidupan awal masyarakat praaksara Indonesia karena unsur lagu membawa kesenangan dan mudah diingat sehingga lebih cepat untuk masuk ke otak. Adanya penghargaan terhadap kelompok dengan kinerja terbaik, juga merupakan salah satu motivasi bagi siswa untuk meningkatkan kreativitas selama proses pembelajaran. Berdasarkan hasil pengamatan dan refleksi pada siklus I dapat diketahui bahwa pelaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan media lagu, kreativitas siswa belum dapat berlangsung secara optimal meskipun terjadi peningkatan dibandingkan pratindakan. Dari hasil observasi pengamatan kreativitas siswa pada siklus I baru mencapai 74,51%. Seluruh kelompok belum memanfaatkan sarana yang ada di kelas
81
seperti LCD, siswa juga banyak yang tidak hafal saat mempresentasikan lagu mereka di depan kelas. Siswa masih merasa malu untuk bertanya dan takut dalam menjawab pertanyaan dari guru atau siswa lain sehingga lebih banyak siswa yang diam. Siswa juga belum bisa bekerjasama secara maksimal dalam diskusi dengan kelompok serta belum memahami tata pembelajaran dengan media lagu pada saat pelaksanaan presentasi meskipun secara keseluruhan siswa merasa senang dan semangat mengikuti pembelajaran. Kreativitas dalam pembelajaran yang kurang maksimal disebabkan karena siswa belum terbiasa dengan strategi pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan media lagu yang baru pertama kali diterapkan pada pembelajaran sejarah di kelas X IPS 2 SMA Negeri 6 Surakarta. Dari latar belakang tersebut kemudian peneliti melanjutkan pembelajaran ke tindakan siklus II. Dari hasil observasi kreativitas siswa siklus II diperoleh persentase tingkat kreativitas siswa meningkat sebesar 83,16%. Berdasarkan pengamatan pada siklus II siswa lebih kreatif mengikuti proses pembelajaran di kelas, tidak malu lagi bertanya maupun menjawab pertanyaan dari guru atau siswa lain. Kemudian ide – ide baru mereka munculkan dalam presentasi, di mana dilengkapi dengan gerakan, alat peraga yang memanfaatkan apa yang ada di sekitarnya, yang sebelumnya di siklus I mereka tidak lakukan. Siswa telah mampu berdiskusi secara tertib dan baik. Siswa juga banyak berani menyampaikan maupun menanggapi hasil diskusi. Pembelajaran yang dikombinasikan dengan lagu, menciptakan suasana yang menyenangkan, siswa terlibat langsung dalam proses pembelajaran. Adanya pembelajaran yang kreatif, menjadikan siswa merasa senang dan semangat dalam mengikuti proses pembelajaran. Melalui materi yang dikemas dalam bentuk lagu, siswa berusaha dengan bersungguh-sungguh untuk membuat lagu dan memahaminya agar hafal saat dinyanyikan di depan kelas untuk dipresentasikan. Hal ini memotivasi siswa untuk berperan aktif dalam pembelajaran agar dapat memberikan hasil yang terbaik. Di bawah ini adalah tabel perbandingan kreativitas siswa antar pratindakan, siklus I dan siklus II , sebagai berikut :
82
Tabel 4.10 Perbandingan Persentase Kreativitas Siswa Pratindakan, Siklus I dan Siklus II No
Aspek
Pratindakan
Siklus I
Siklus II
Target
Rata – Rata kreativitas siswa
66,57&
74,51%
83,16%
80%
Sesuai dengan tabel di atas maka peningkatan kreativitas siswa mulai dari pratindakan, siklus I dan siklus II dapat disajikan dalam bentuk diagram batang pada gambar 4.8
Persentase Kreativitas Siswa 100.00% 80.00% 60.00% Persentase Kreativitas Siswa
40.00% 20.00% 0.00% Pra Siklus
Siklus I
Siklus II
Gambar 4.8 Perbandingan Persentase Kreativitas Siswa antar Siklus
Hasil penilaian observasi kinerja guru sebelum menerapkan strategi pembelajaran kreatif media lagu yakni sebesar 66,94%. Selama proses pembelajaran siklus I guru terlihat masih canggung dalam menerapkan model pembelajaran tersebut. Kinerja guru pada siklus I mencapai 79,46%, hal ini menunjukkan pembelajaran yang berlangsung termasuk dalam kriteria baik. Namun, hal ini perlu ditingkatkan lagi dengan perbaikan dalam siklus selanjutnya. Persentase kinerja guru pada siklus I ini belum mencapai nilai yang telah ditentukan sebelumnya sehingga perlu ada tindakan lanjutan. Hal ini disebabkan kendala yang dihadapi pada saat pelaksanaan permainan yaitu suasana kelas menjadi ramai sehingga pengelolaan kelas
83
yang baik sangat dibutuhkan. Oleh karena itu, guru harus mampu membimbing dan mengkondisikan siswa dengan lebih baik. Pada siklus II, hasil observasi kinerja guru menunjukkan peningkatan menjadi 84,82%. Guru sudah lebih baik dalam menerapkan model pembelajaran dengan media lagu dibandingkan dengan yang telah dilaksanakan pada siklus I. Hasil observasi siklus II menunjukkan kinerja guru termasuk dalam kriteria sangat baik. Secara keseluruhan proses pembelajaran pada siklus I dan II berlangsung baik. Hal tersebut didukung oleh peningkatan kreativitas siswa dan kemampuan mengajar guru sehingga berdampak pada meningkatnya hasil belajar siswa. Peningkatan kemampuan mengajar guru dari pratindakan, siklus I dan siklus II dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.11 Perbandingan Kemampuan Mengajar Guru pada tahap Pratindakan, Siklus I dan Siklus II No
Aspek
Pratindakan
Siklus I
Siklus II
Target
Kemampuan mengajar guru
66,94%
79,46%
84,82%
80%
Sesuai dengan tabel di atas maka persentase kemampuan mengajar guru yang diukur melalui lembar alat penilaian kemampuan guru pada pratindakan, siklus I dan II dapat disajikan dalam bentuk diagram batang sebagai berikut :
Aktivitas Mengajar Guru 100.00% 80.00% 60.00% Aktivitas Mengajar Guru
40.00% 20.00% 0.00% Pratindakan
Siklus I
Siklus II
Gambar 4.9 Perbandingan Kinerja Aktivitas Mengajar Guru antar Siklus
84
Hasil belajar tes evaluasi siklus I dapat diketahui adanya peningkatan dibandingkan sebelum dilaksanakan penerapan model pembelajaran cooperative learning tipe STAD dengan media lagu, dari 48,38% pada prasiklus menjadi 67,74%. Akan tetapi ketuntasan belajar siklus I yang mencapai 67,74% belum memenuhi kriteria indikator keberhasilan yang telah ditetapkan yaitu 80% siswa belajar tuntas sehingga perlu perbaikan pada siklus berikutnya. Hasil belajar tes evaluasi siswa diperoleh pada siklus II meningkat, hal ini dapat diketahui dari nilai rata-rata kelas siklus II meningkat menjadi 82. Persentase ketuntasan belajar juga meningkat dari persentase ketuntasan belajar pada siklus I sebesar 67,74% meningkat menjadi 83,87% pada siklus II. Data ketuntasan hasil belajar siswa tersebut dapat disajikan dalam tabel 4.12 sebagai berikut :
Tabel 4.12 Perbandingan Hasil Belajar antar Pratindakan, Siklus I dan Siklus II
Jumlah Siswa No
Aspek
Pratindakan
Persentase
Siklus
Siklus
I
II
Pratindakan
Siklus
Siklus
I
II
1.
Tuntas
15
21
26
48,38%
67,74%
83,87%
2.
Tidak
16
10
5
51,61%
32,25%
16,12%
31
31
31
100%
100%
100%
Tuntas Jumlah
Sesuai dengan data di atas maka persentase perbandungan hasil belajar siswa yang diukur melalui tes kognitif antar pratindakan, siklus I dan siklus II dapat disajikan dalam bentuk diagram batang sebagai berikut :
85
90.00% 80.00% 70.00% 60.00% 50.00%
Tuntas
40.00%
Tidak Tuntas
30.00% 20.00% 10.00% 0.00% Pratindakan
Siklus I
Siklus II
Gambar 4.10 Perbandingan Hasil Belajar Sejarah Siswa pada tahap Pratindakan, Siklus I dan Siklus II Peningkatan hasil belajar menggunakan model pembelajaran cooperative learning tipe STAD dengan media lagu juga diikuti tanggapan yang positif dari siswa terhadap model pembelajaran tersebut. Dalam kegiatan pembelajaran siswa tampak senang dan antusias mengikuti pembelajaran. Penelitian tindakan kelas merupakan sebuah penelitian yang bertujuan memperbaiki proses dan hasil dari kegiatan pembelajaran. Tujuan pembelajaran adalah tercapainya perubahan perilaku atau kompetensi pada siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran .Hasil belajar merupakan tujuan akhir dari sebuah kegiatan pembelajaran di sekolah. Hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku sebagai dalam pengertian yang lebih luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik (Sudjana 2009 : 3). Bidang kognitif menekankan pada prestasi siswa yang diperoleh diakhir proses pembelajaran, afektif menekankan pada sikap siswa selama proses pembelajaran yang berkaitan dengan keaktifan siswa mengikuti kegiatan pembelajaran, dan psikomotorik menekankan pada ketrampilan dan kemampuan bertindak siswa dalam menerapkan media yang gunakan. Model pembelajaran yang mengupayakan kegiatan pembelajaran seperti uraian di atas adalah model cooperative learning tipe STAD dengan media lagu. Hasil penelitian
86
ini mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh oleh Ni Made Sunilawati, Nyoman Dantes & I Made Candiasa,
model pembelajaran kooperatif mampu
memberikan hasil belajar yang lebih baik, daripada model pembelajaran konvensional. Selain itu hasil penelitian ini juga mendukung penelitian penggunaan lagu dalam thesis Setoyadi (2014) menjadi salah satu alternatif media yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran yang disesuaikan dengan materi. Uraian di atas menunjukkan bahwa tindakan-tindakan yang telah dilaksanakan dalam penelitian tindakan kelas ini sesuai dengan kajian teoritik dan empirik. Secara teoritik, tindakan-tindakan yang telah dilaksanakan didukung oleh teori yang relevan dengan permasalahan yang dihadapi. Secara empirik, upaya yang diberikan oleh peneliti terbukti dapat meningkatkan kreativitas dan hasil belajar siswa. Pencapaian target keberhasilan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di kelas X IPS 2 SMA Negeri 6 Surakarta dapat dilihat pada tabel 4.11 sebagai berikut : Tabel 4.13 Pencapaian Keberhasilan Target Penelitian No
Indikator
1.
Persentase Penelitian
Kesimpulan
Target
Pencapaian
Kemampuan Guru Mengajar
80%
84,82%
Tercapai
2.
Kreativitas Siswa
80%
83,16%
Tercapai
3.
Hasil Belajar
80%
83,87%
Tercapai
Berdasarkan hasil pembahasan tabel di atas, secara keseluruhan dapat ditarik kesimpulan bahwa penerapan model pembelajaran cooperative learning tipe STAD dengan media lagu dapat meningkatkan kreativitas dan hasil belajar siswa kelas X IPS 2 SMA Negeri 6 Surakarta.