perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Pratindakan Penggambaran kondisi awal sebelum dilaksanakannya sebuah penelitian tindakan, diperlukan untuk mengetahui gambaran nyata kondisi kelas yang menjadi subjek penelitian. Pada kondisi awal, menunjukkan bahwa siswa kelas IV SD Negeri Dawung Tengah No. 191 Surakarta yang merupakan subjek dalam penelitian ini masih mengalami kesulitan dalam penguasaan keterampilan menulis narasi. Hal tersebut diakui oleh guru kelas dalam sebuah wawancara tidak terstruktur yang dilaksanakan pada tanggal 23 Januari 2014 bahwa keterampilan menulis siswa dengan topik sederhana masih tergolong rendah (Lampiran 1, hal. 119). Siswa belum mampu menuangkan ide dan gagasannya ke dalam bahasa tulis secara kreatif. Dijelaskan oleh guru bahwa penggunaan gambar seri juga sudah pernah dilakukan, namun penggunaan media ini belum memberikan hasil yang maksimal. Guru menggunakan gambar seri yang sudah tersedia dalam buku pelajaran yang dimiliki oleh siswa. Dalam menerjemahkan gambar seri ke dalam bahasa tulis, siswa masih mendapat banyak bantuan dari guru. Tak jarang guru membantu siswa merangkaikan kalimat-kalimat hingga menjadi sebuah paragraf. Siswa cenderung mengikuti ide atau gagasan yang dicontohkan oleh guru. Siswa belum sepenuhnya mandiri dalam menuangkan kreativitasnya ketika menulis narasi. Nilai keterampilan menulis siswa pun, banyak yang belum mencapai KKM (70). Data observasi yang didapatkan dari hasil wawancara guru tersebut telah memberikan sebuah gambaran bahwa salah satu permasalahan yang tengah dihadapi kelas tersebut adalah rendahnya keterampilan menulis siswa, khususnya keterampilan menulis narasi. Peneliti juga melakukan wawancara tidak terstruktur dengan 26 siswa yang menjadi subjek penelitian, yang terdiri dari 19 siswa lakilaki dan 7 siswa perempuan. Wawancara dilaksanakan pada tanggal 18 Februari 2014 (Lampiran 2, hal. 121). Hasil wawancara tersebut menunjukkan bahwa commit tokesulitan user sebagian besar siswa mengaku mengalami dalam menulis narasi. Faktor 57
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
58 yang membuat siswa kesulitan dalam mengungkapkan gagasan ke dalam bahasa tulis adalah minimnya kosa kata yang dikuasai siswa sehingga siswa sulit untuk merangkai kata-kata. Selain itu terdapat sebagian siswa yang belum menyukai pelajaran menulis. Data yang diperoleh dari hasil wawancara guru dan siswa ini didukung dengan dilaksanakannya pretest pada tanggal 22 Februari 2014 (Lampiran 28, hal. 275). Hasilnya menunjukkan bahwa keterampilan menulis narasi siswa masih rendah. Siswa yang mampu mencapai KKM (70) hanya 4 siswa (15,38%) dari 26 siswa. Perolehan nilai tertinggi adalah 79 dan terendah adalah 27. Penilaian dilakukan dengan menggunakan penilaian analitik. Yaitu penilaian keterampilan menulis yang dilakukan secara detail terhadap tulisan siswa atas unsur-unsur yang terkecil. Unsur-unsur yang dinilai meliputi: isi, organisasi, kosa kata, penggunaan bahasa, dan mekanik (Nurgiyantoro, 2010). Adapun kejelasan data yang diperoleh dapat dilihat dalam Tabel 4.1. berikut ini. Tabel 4. 1. Distribusi Frekuensi Nilai Pratindakan Keterampilan Menulis Narasi Siswa Kelas IV SD Negeri Dawung Tengah No. 191 Surakarta No
Interval Nilai
1 27 – 35 2 36 – 44 3 45 – 53 4 54 – 62 5 63 – 71 6 72 – 80 Jumlah
Frekuensi (fi) 2 9 8 1 2 4 26
Nilai Tengah (xi) 31 40 49 58 67 76
Fi.xi
Prosentase (%)
62 360 392 58 134 304 1310
7,69 34,62 30,77 3,85 7,69 15,38 100
Nilai rerata = 1310 : 26 = 50,38 = 50 Ketuntasan klasikal = 4 : 26 x 100% = 15,38% Nilai tertinggi = 79 Nilai terendah = 27 Tabel 4. 1. menunjukkan hasil penilaian keterampilan menulis narasi siswa kelas IV SDN Dawung Tengah No. 191 Surakarta sebelum pelaksanaan tindakan. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
59 Hasil penilaian tersebut jika disajikan dalam bentuk grafik, nampak pada Gambar 4. 1. berikut: 10 9 8 7
Frekuensi
6 5 4 3 2 1 0 27-35
36-44
45-53
54-62
63-71
72-80
Interval Nilai Gambar 4. 1. Grafik Data Hasil Penilaian Pratindakan Keterampilan Menulis Narasi Siswa Kelas IV SDN Dawung Tengah No. 191 Surakarta Melalui Tabel 4. 1. dan Gambar 4. 1., nilai pretest keterampilan menulis narasi siswa SD Negeri Dawung Tengah No. 191 Surakarta sebelum diterapkannya media gambar garis (stick figure) masih rendah. Siswa yang nilainya mampu mencapai KKM berada pada interval nilai 72-80. Sedangkan interval nilai di bawah 72-80 menunjukkan jumlah siswa yang perolehan nilainya di bawah KKM (70). Hasil penilaian pratindakan keterampilan menulis narasi tersebut dapat juga dilihat berdasarkan aspek-aspek penilaian keterampilan menulis narasi yang terdiri dari aspek isi tulisan, organisasi tulisan, kosa kata, penggunaan bahasa, dan mekanik. Pemaparan tersebut dapat dilihat pada Tabel 4. 2. sebagai berikut. Tabel 4. 2. Rata-rata Nilai Pretest Tiap Aspek Tulisan Narasi Aspek yang Dinilai Pengembangan Isi Organisasi Kosa kata Bahasa 18,46 15,58 7,69 6,54 commit to user
Mekanik 3
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
60 Tabel 4. 2. menunjukkan rata-rata hasil penilaian pratindakan keterampilan menulis narasi siswa kelas IV SDN Dawung Tengah No. 191 Surakarta berdasarkan aspek penilaian. Hasil tersebut jika disajikan dalam bentuk grafik, nampak pada Gambar 4. 2. berikut:
20
Nilai Rata-rata
15 10 5 0
pratindakan
Isi
Organisasi
Kosa kata
Penggunaan Bahasa
Mekanik
18,46
15,58
7,65
6,54
3
Aspek Penilaian Analitik
Gambar 4. 2. Grafik Rata-rata Nilai Pretest Tiap Aspek Tulisan Narasi Tabel 4. 2. dan Gambar 4. 2., merupakan pemaparan rata-rata nilai pretest keterampilan menulis narasi siswa SDN Dawung Tengah No. 191 Surakarta berdasarkan tiap aspek penilaian. Berdasarkan aspek isi tulisan, rata-rata nilai siswa baru mencapai 18,46 dari skor maksimal yaitu 30. Pada taraf ini, ratarata nilai tersebut termasuk ke dalam kriteria “Sedang-Cukup”. Berdasarkan aspek organisasi tulisan, rata-rata nilai siswa baru mencapai 15,58 dari skor maksimal yaitu 20. Pada taraf ini, rata-rata nilai tersebut termasuk ke dalam kriteria “CukupBaik”. Berdasarkan aspek kosa kata, rata-rata nilai siswa baru mencapai 7,65 dari skor maksimal yaitu 20. Pada taraf ini, rata-rata nilai tersebut termasuk ke dalam kriteria “Sangat Kurang”. Berdasarkan aspek penggunaan bahasa, rata-rata nilai siswa baru mencapai 6,54 dari skor maksimal yaitu 25. Pada taraf ini, rata-rata nilai tersebut termasuk ke dalam kriteria “Sangat Kurang”. Berdasarkan aspek commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
61 mekanik, rata-rata nilai siswa baru mencapai 3 dari skor maksimal yaitu 5. Pada taraf ini, rata-rata nilai tersebut termasuk ke dalam kriteria “Sedang-Cukup”. Berdasarkan rincian data di atas, yang menujukkan bahwa masih banyak terdapat kekurangan dalam hasil tulisan narasi siswa maka diperlukan suatu penerapan media pembelajaran yang tepat dan mampu mengatasi penyebab rendahnya keterampilan menulis narasi pada siswa tersebut. Salah satu media yang tepat untuk digunakan dalam mengatasi hal tersebut adalah media gambar garis (stick figure). Melalui media gambar garis (stick figure), siswa diharapkan mampu mengorganisasikan ide menulisnya sehingga keterampilan menulis narasi siswa dapat meningkat. B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus Penelitian ini dilaksanakan dalam 3 siklus. Masing-masing siklus terdiri dari 2 kali pertemuan. Setiap pertemuan meliputi 4 tahapan, yaitu: 1) perencanaan, 2) pelaksanaan, 3) pengamatan, dan 4) refleksi. Setiap akhir siklus dilaksanakan sebuah post test. Pelaksanaan dan hasil tindakannya, dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Siklus I Siklus I dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan, tepatnya pada tanggal 8 dan 11 April 2014. Post test akhir siklus dilaksanakan pada tanggal 12 April 2014. Adapun tahap pelaksanaannya adalah sebagai berikut. a.
Perencanaan Tindakan Kegiatan yang dilaksanakan oleh peneliti pada tahap perencanaan tindakan ini dapat diuraikan sebagai berikut: 1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Lampiran 4 & 5) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang disusun adalah pembelajaran dengan menerapkan media gambar garis (stick figure). Pada pertemuan I, materi yang disampaikan adalah tentang pengertian karangan narasi dan unsur-unsur yang terdapat dalam narasi. Pertemuan II, materi yang disampaikan adalah terkait aspek mekanik dalam mengarang yaitu tentang penggunaan ejaan yang baik dan benar serta to usermateri ajar, peneliti menentukan tanda bacanya. Selain commit menentukan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
62 metode pembelajaran yang menarik agar siswa dapat belajar menulis dengan menyenangkan. 2) Menyiapkan Sumber Belajar Serta Media Pembelajaran Dalam
mengajar,
tentu
seorang
guru
maupun
siswa
memerlukan sumber belajar. Sumber belajar bisa diperoleh dari buku materi ataupun lingkungan sekitar. Dalam hal ini peneliti menggunakan buku sumber, contoh narasi, serta gambar sketsa yang dibuat sendiri. Karena peneliti ingin meneliti tentang keefektifan gambar garis (stick figure) atau yang biasa disebut dengan sketsa maka dalam pembelajaran peneliti telah menyediakan gambar-gambar sketsa yang telah dibuat sebelumnya. Serta ada beberapa sketsa yang secara langsung dibuat di papan tulis sehingga membutuhkan kreativitas guru sebagai subjek dalam penelitian ini. 3) Menyiapkan Format Evaluasi Pembelajaran Peneliti menyusun soal LKS dan evaluasi serta soal post test yang akan dilaksanakan pada akhir siklusnya. Soal yang diberikan adalah soal tes tertulis dalam bentuk uraian. 4) Menyiapkan Lembar Observasi Dalam hal ini peneliti berperan sebagai pengamat. Tugas peneliti adalah mengamati aktivitas guru dan siswa yang menjadi subjek penelitian. Peneliti mempersiapkan lembar observasi yang akan digunakan untuk mengamati aktivitas siswa saat pembelajaran berlangsung dan penilaian kemampuan guru dalam mengajar. b. Pelaksanaan Tindakan Setiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan pelaksanaan tindakan dan 1 pertemuan untuk post test akhir siklus. Pelaksanaan tindakan pada siklus I, sebagai berikut: 1) Pertemuan I Pelaksanaan tindakan pertemuan 1 dilaksanakan pada hari Selasa, 8 April 2014. Guru kelas bertindak sebagai pengajar dan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
63 peneliti sebagai observer atau pengamat. Kegiatan yang dilaksanakan pada pertemuan I dapat diuraikan sebagai berikut. a) Kegiatan Awal Pembelajaran dibuka dengan melakukan kegiatan rutin (berdoa dan memberi salam). Ada aktivitas menarik yang sudah menjadi pembiasaan positif di lingkungan sekolah tersebut yaitu kegiatan berbaris dengan tertib sebelum masuk ke ruangan kelas. Tidak hanya berbaris saja namun diselingi dengan kegiatan PBB singkat (jalan di tempat) yang dipimpin oleh salah satu siswa. Setelah siswa berdoa dan dirasa sudah siap untuk mengikuti proses pembelajaran, guru mengawali pembelajaran dengan memberikan apersepsi dengan menyanyikan lagu “Laskar Pelangi”. Sebagian besar siswa sudah mengenal lagu tersebut karena sudah tidak asing lagi bagi mereka. Guru mulai membahas lebih lanjut tentang cerita dibalik adanya lagu tersebut. Hingga akhirnya sampai pada cerita tentang seseorang yang menulis cerita laskar pelangi. Adanya apersepsi ini diharapkan mampu membuka pemikiran siswa tentang hebatnya seorang penulis. Hingga nantinya mampu menginspirasi mereka untuk menulis dengan baik. Apersepsi ini mengantarkan siswa pada materi yang akan disampaikan yaitu tentang menulis narasi. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu tentang menulis narasi. Untuk membangkitkan semangat belajar siswa, guru mengajak siswa dengan melakukan tepuk semangat. Jika siswa sudah merasa siap untuk mengikuti pembelajaran dan sudah terkondisikan, maka pembelajaran dilanjutkan dengan kegiatan inti. b) Kegiatan Inti Guru memulai kegiatan inti dengan menjelaskan inti materi tentang menulis narasi. Guru mulai menggunakan media sketsa atau gambar garis (stick figure) dengan cara menggambar commit todiuser langsung sketsa tersebut papan tulis. Siswa diminta untuk
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
64 menebak gambar sketsa yang digambar guru di papan tulis. Siswa mulai antusias untuk menebak gambar tersebut. Sebagian siswa masih
terlihat
bingung,
namun
sebagian
siswa
mulai
mengacungkan telunjuknya untuk mencoba menjawab. Siswa yang mampu menebak gambar tersebut mendapat poin prestasi berupa “Bintang Prestasi”. Gambar sketsa tersebut merupakan gambar untuk tema mengarang siswa hari ini. Tema mengarang siswa adalah tentang “Balon”. Setiap siswa mendapatkan Lembar Kerja Siswa (LKS) yang harus dikerjakan sesuai dengan petunjuk yang ada. Guru menggambar sketsa cerita yang pertama, diikuti oleh siswa yang harus menyalin gambar sketsa dari guru tersebut di lembar kerjanya. Setelah siswa menyalin sketsa cerita pertamanya, guru kemudian mengajak siswa untuk bersama-sama menentukan kata kunci berdasarkan sketsa tersebut. Dari sinilah mulai ada diskusi antara guru dan siswa. Kata kunci tersebut dapat digunakan sebagai jembatan untuk membuat kalimat dan seterusnya dapat membentuk sebuah paragraf. Guru melanjutkan dengan sketsa cerita yang kedua. Kemudian bersama-sama siswa menentukan kata kuncinya. Setelah siswa selesai menyusun paragraf keduanya, siswa diminta untuk menentukan klimaks cerita mereka masingmasing dengan menggambar sketsa cerita mereka terlebih dahulu. Hal tersebut akan memudahkan siswa dalam mengorganisasikan ide ceritanya. Kemudian, siswa dibagi menjadi 6 kelompok. Siswa bersama kelompoknya mengoreksi hasil karangan teman-temannya dengan memperhatikan ejaan yang benar, serta tanda baca yang benar. Setelah selesai, salah satu siswa diminta untuk membacakan hasil karangannya di depan kelas. Sebelum kegiatan penutup, guru melakukan konfirmasi dengan cara tanya jawab dengan siswa terkait materi pembelajaran hari ini. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
65 c) Kegiatan Penutup Sebelum pembelajaran ditutup, siswa bersama guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari. Setelah itu guru memberikan soal evaluasi kepada siswa berupa tugas menulis narasi singkat berdasarkan sketsa atau gambar garis (stick figure) yang telah dibuat guru. Setelah siswa selesai dengan tugas mengarangnya, kemudian guru menutup pembelajaran dengan mengingatkan siswa untuk mengulang kembali pelajaran hari ini di rumah. Guru mengakhiri pembelajaran dengan mengucapkan salam. 2) Pertemuan II a) Kegiatan Awal Guru bersama siswa menyanyikan lagu “Si Kancil Anak Nakal” sebagai pembuka dalam pembelajaran. Lagu tersebut dapat menjembatani siswa untuk melanjutkan materi tentang menulis. Melalui lagu tersebut, guru melakukan tanya jawab dengan siswa tentang cerita “Si Kancil”. Mayoritas siswa sudah mengenal dengan baik tentang cerita “Si Kancil” ini. Melalui cerita “Si Kancil” ini siswa akan lebih terinspirasi untuk menulis sebuah cerita yang lebih baik lagi. Tidak lupa guru juga memotivasi siswa untuk selalu bersemangat dalam belajar. Jika siswa sudah terlihat siap untuk mengikuti pembelajaran, maka pembelajaran dapat dilanjutkan ke kegiatan inti. b) Kegiatan Inti Pada
kegiatan
inti,
guru
tidak
secara
langsung
menggambar sketsa atau gambar garis (stick figure) di papan tulis. Akan tetapi guru sudah menyiapkan sketsa atau gambar garis (stick figure) pada sebuah kertas karton. Guru menunjukkan sketsa tersebut kepada siswa dan siswa diminta untuk menebak kata kunci dari sketsa atau gambar garis tersebut. Guru bersama siswa commit to user kalimat menggunakan kata kunci mulai berdiskusi dan merangkai
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
66 yang telah disebutkan. Kemudian guru menujukkan sebuah teks cerita yang sudah jadi (berdasarkan sketsa atau gambar garis yang sudah ditampilkan sebelumnya), namun penggunaan ejaan dan tanda bacanya masih salah. Siswa diminta untuk menujukkan kesalahan tersebut dan memperbaikinya. Siswa kemudian dibagi menjadi 6 kelompok. Bersama kelompoknya, siswa mulai mengerjakan sebuah
LKS
(Lembar Kerja
Siswa). Siswa
mendapatkan sebuah amplop berisi puzzle sketsa dan beberapa paragraf cerita yang masih acak (belum urut). Selain itu, paragraf cerita yang disediakan masih belum benar ejaan dan tanda bacanya. Siswa diminta untuk menyusun sketsa dan menjodohkan dengan paragraf yang ada hingga terbentuk susunan cerita yang runtut dan sesuai dengan sketsa. Kemudian siswa memperbaiki ejaan dan tanda bacanya. Siswa kemudian memperesentasikan hasil pekerjaannya di depan kelas. Kemudian, siswa bersama-sama guru mengulas kembali materi yang telah disampaikan dalam sebuah tanya jawab. c) Kegiatan Penutup Siswa bersama guru menyimpulkan materi pembelajaran yang telah dipelajari. Pembelajaran dilanjutkan dengan pengerjaan evaluasi secara individu oleh siswa. Guru mengingatkan siswa untuk mengulang pembelajaran di rumah. Guru mengakhiri pembelajaran dengan mengucap salam. 3) Post Test Siklus I Post test akhir siklus I ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 12 April 2014. Kegiatan ini berbentuk tes menulis narasi secara individu dengan tema “Aku dan Sahabatku”. Siswa terlebih dahulu menggambarkan sketsa ceritanya menggunakan gambar garis (stick figure), kemudian dilanjutkan dengan menuliskan narasi berdasarkan sketsa yang telah dibuatnya. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
67 c.
Pengamatan Berdasarkan hasil pengamatan yang diperoleh, maka dapat diketahui hal-hal sebagai berikut: 1) Hasil Penilaian Keterampilan Menulis Narasi Siklus I Hasil penilaian keterampilan menulis narasi ini diambil dari hasil penilaian post test siswa pada siklus 1. Nilai post test merupakan nilai murni keterampilan menulis narasi siswa secara individu yang dapat menunjukkan perkembangan keterampilan menulis narasi siswa secara spesifik. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa ketuntasan belajar siswa mencapai 69,23% atau 18 siswa (Lampiran 29, hal. 277). Secara klasikal, rata-rata siswa mencapai 70,65. Hasil tersebut menunjukkan adanya peningkatan dari nilai pretest sebelumnya yang rata-rata klasikal baru mencapai 50,38. Ketuntasan siswa juga meningkat dari 15,38% (4 siswa) menjadi 69,23% (18 siswa). Perolehan nilai tertinggi masih tetap yaitu 79, namun ada perkembangan pada
nilai terendahnya yaitu dari 27 meningkat
menjadi 59. Data tersebut dapat dilihat pada Tabel 4. 3. sebagai berikut. Tabel 4. 3.
No 1 2 3 4 5 6 Jumlah
Distribusi Frekuensi Hasil Penilaian Keterampilan Menulis Narasi Siklus I
Interval Nilai 59-62 63-66 67-70 71-74 75-78 79-82
Frekuensi (fi) 4 1 7 7 5 2 26
Nilai Tengah (xi) 60,5 64,5 68,5 72,5 76,5 80,5
Nilai rerata= 1837 : 26 = 70,65 = 71 Ketuntasan klasikal = 18: 26 x 100% = 69,23% Nilai tertinggi = 79 Nilai terendah = 59 commit to user
Fi.xi 242 64,5 479,5 507,5 382,5 161 1837
Prosentase (%) 15,38 3,85 26,92 26,92 19,23 7,69 100
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
68 Data hasil penilaian keterampilan menulis narasi siswa kelas IV SDN Dawung Tengah No. 191 Surakarta pada siklus I tersebut juga dapat dilihat melalui grafik pada Gambar 4. 3. sebagai berikut. 8 7 6 Frekuensi
5 4 3 2 1 0 59-62
63-66
67-70
71-74
75-78
79-82
Interval Nilai
Gambar 4. 3. Distribusi Frekuensi Hasil Penilaian Keterampilan Menulis Narasi Siklus I Hasil penilaian keterampilan menulis narasi pada siklus I tersebut dapat dilihat berdasarkan aspek-aspek penilaian keterampilan menulis narasi. Pemaparan tersebut dapat dilihat pada Tabel 4. 4. sebagai berikut. Tabel 4. 4. Rata-rata Nilai Siklus I Tiap Aspek Tulisan Narasi Aspek yang Dinilai Pengembangan Kosa kata Bahasa 14,04 17,15
Organisasi 16,38
Isi 19,96
Tabel
4.
4.
menunjukkan
rata-rata
hasil
Meka -nik 3,50 penilaian
keterampilan menulis narasi siswa kelas IV SDN Dawung Tengah No. 191 Surakarta pada siklus I
berdasarkan aspek penilaian. Hasil
tersebut jika disajikan dalam bentuk grafik, nampak pada Gambar 4. 4. berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
69
25
20
Nilai Rata-rata
15
10
5
0
Isi
Organisasi
Kosa kata
Penggunaan Bahasa
Mekanik
Pratindakan
18,46
15,58
7,65
6,54
3
Siklus I
19,96
16,38
14,04
17,15
3,5
Aspek Penilaian Analitik
Gambar 4. 4. Grafik Perkembangan Rata-rata Nilai Siklus I Tiap Aspek Tulisan Narasi Tabel
4.
4.,
merupakan
pemaparan
rata-rata
nilai
keterampilan menulis narasi siswa SDN Dawung Tengah No. 191 Surakarta pada siklus I berdasarkan tiap aspek penilaian. Gambar 4. 4. menunjukkan perkembangan nilai rata-rata keterampilan menulis narasi siswa berdasarkan tiap aspek penilaian. Data tersebut menunjukkan adanya peningkatan. Rata-rata nilai siswa mencapai 19,96 dari skor maksimal yaitu 30. Pada taraf ini, rata-rata nilai tersebut termasuk ke dalam kriteria “Sedang-Cukup”. Berdasarkan aspek organisasi tulisan, rata-rata nilai siswa mencapai 16,38 dari skor maksimal yaitu 20. Pada taraf ini, rata-rata nilai tersebut termasuk ke dalam kriteria “Cukup-Baik”. Berdasarkan aspek kosakata, rata-rata nilai siswa mencapai 14,04 dari skor maksimal yaitu 20. Pada taraf ini, rata-rata nilai tersebut termasuk ke dalam kriteria “Cukup-Baik”. Berdasarkan aspek penggunaan bahasa, rata-rata nilai siswa mencapai 17,15 dari skor maksimal yaitu 25. Pada taraf ini, rata-rata nilai user “Sedang-Cukup”. Berdasarkan tersebut termasuk kecommit dalam tokriteria
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
70 aspek mekanik, rata-rata nilai siswa baru mencapai 3, 5 dari skor maksimal yaitu 5. Pada taraf ini, rata-rata nilai tersebut termasuk ke dalam kriteria “Cukup-Baik”. Data tersebut menunjukkan bahwa keterampilan menulis narasi siswa mengalami peningkatan, walaupun belum signifikan. Adapun perkembangan hasil penilaian keterampilan menulis narasi siswa pada pratindakan dan siklus I dapat disajikan dalam Gambar 4. 5. berikut: 90 80 70 60
Nilai Terendah
50 40
Nilai Tertinggi
30
Rerata Kelas
20 10 0
Pratindakan
Siklus I
Gambar 4. 5. Grafik Perkembangan Hasil Penilaian Keterampilan Menulis Narasi Siswa Pada Pratindakan dan Siklus I Adapun data hasil ketuntasan belajar siswa dapat dilihat secara rinci pada Tabel 4. 5. berikut ini: Tabel 4. 5. Perkembangan Ketuntasan Belajar Siswa Pada Pratindakan dan Siklus I No
Ketuntasan
Pratindakan
Siklus I
Jumlah
%
Jumlah
%
1
Tuntas
4
15,38
18
69,23
2
Tidak Tuntas
22
84,62
8
30,77
Data pada Tabel 4. 5. jika disajikan dalam bentuk grafik to user seperti pada Gambar 4.commit 6. berikut:
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
71
25 20 15
Pratindakan Siklus I
10 5 0
Tuntas
Tidak Tuntas
Gambar 4. 6. Grafik Perkembangan Ketuntasan Klasikal Pada Pratindakan dan Siklus I Tabel 4. 5. dan Gambar 4. 6. menunjukkan bahwa ketuntasan klasikal mengalami peningkatan. Pada pratindakan, siswa yang dinyatakan tuntas belajar sebanyak 4 siswa atau 15,38%. Pada siklus I meningkat menjadi 18 siswa atau 69,23%. 2) Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Berdasarkan hasil pengamatan yang dilaksanakan pada saat pembelajaran berlangsung, perkembangan hasil penilaian aktivitas siswa dirasa masih belum baik. Pada pertemuan 1, 26 siswa dapat hadir mengikuti pelaksanaan tindakan. Sementara pada pertemuan kedua, terdapat 1 siswa yang tidak dapat mengikuti pembelajaran. Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 4. 6. berikut: Tabel 4. 6. Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Pada Siklus I No.
Kriteria Aktivitas Siswa
Pertemuan 1
1.
Sangat Baik (A)
5 Siswa
2. 3. 4.
Baik (B) Cukup (C) Kurang (K) Jumlah
5 Siswa 7 Siswa 9 Siswa 26 Siswa
commit to user
Pertemuan 2 5 Siswa 8 Siswa 4 Siswa 8 Siswa 25 Siswa
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
72 Berdasarkan Tabel 4. 6. pada pertemuan 1, kriteria aktivitas siswa “Kurang Baik” masih mendominasi yaitu sejumlah 9 siswa (Lampiran 15, hal. 242). Namun dapat berkurang menjadi 8 siswa pada pertemuan kedua (Lampiran 16, hal. 244). Terdapat peningkatan walaupun belum signifikan. Berdasarkan pengamatan, siswa cukup antusias dalam mengikuti pembelajaran. Banyak siswa yang cukup tertarik untuk menebak sketsa/ gambar garis yang ditunjukkan guru. Hanya saja ketika mengerjakan tugas menulis narasi, siswa belum bisa percaya diri dengan ide yang mereka miliki. Serta sebagian siswa kurang berani bertanya atau berpendapat, sehingga beberapa siswa masih bingung dalam mengerjakan tugasnya. Namun pada pertemuan kedua, ada perkembangan aktivitas siswa walaupun belum signifikan. Hal tersebut dapat dilihat pada Gambar 4. 7. sebagai berikut: 10 8 6
Pertemuan 1
4
Pertemuan 2
2 0 Kurang Baik
Cukup Baik
Baik
Sangat Baik
Gambar 4.7. Perkembangan Aktivitas Siswa Pada Siklus I 3) Hasil Pengamatan Kemampuan Guru Setiap melaksanakan tindakan, guru diamati oleh peneliti yang bertindak sebagai observer. Hasil penilaian kemampuan guru pada saat mengajar, dapat dilihat dalam Tabel 4. 7. berikut (Lampiran 21 & 22):
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
73 Tabel 4. 7. Hasil Penilaian Kemampuan Guru Pada Siklus I No. 1 2
Pertemuan ke -
Skor / Nilai
Rata-Rata
3,29 3,56
3,43
Pertemuan I Pertemuan II
Data pada Tabel 4. 7. menunjukkan bahwa kemampuan mengajar guru menggunakan media gambar garis (stick figure) sudah bagus, akan tetapi masih perlu ditingkatkan agar pembelajaran berjalan lebih maksimal. Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dipaparkan, secara keseluruhan, pelaksanaan tindakan pada siklus I menunjukkan adanya peningkatan dari berbagai aspek, mulai dari hasil penilaian menulis narasi siswa, hingga pada aktivitas siswa. Akan tetapi, peningkatan yang diperoleh belum maksimal. Tindakan masih belum dinyatakan berhasil, karena target indikator kinerja belum tercapai yaitu ketuntasan 85% siswa dengan nilai ≥ 70 (KKM). Adapun hambatan yang terjadi pada pelaksanaan tindakan siklus I dapat diuraikan sebagai berikut: a. Penggunaan alokasi waktu kurang efektif. b. Siswa masih bingung merealisasikan ide menulisnya melalui menggambar menggunakan media gambar garis (stick figure). Guru harus mengulang menjelaskan kepada siswa pada saat mengerjakan tugas menulis. c. Siswa masih banyak yang belum percaya diri dengan ide sketsanya sendiri. Terkadang masih banyak siswa yang bertanya kepada guru tentang ide menulisnya. d. Siswa kurang serius dalam mengerjakan tugas menulisnya, karena waktu
yang
tersedia
kurang
mencukupi
untuk
aktivitas
menggambar dan menulis. e. Beberapa siswa kurang termotivasi untuk menulis. Hal ini dikarenakan ada beberapa siswa yang tidak suka menggambar. to user f. Siswa kurang teliti commit dalam hal ejaan dan tanda baca.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
74 Berdasarkan pada temuan-temuan mengenai hambatan yang terjadi pada pelaksanaan tindakan siklus I, maka perlu suatu upaya perbaikan untuk mengatasinya agar kegiatan pembelajaran dapat berjalan maksimal. d. Refleksi Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dikemukakan, dapat diketahui bahwa siswa masih belum bisa beradaptasi dengan baik menggunakan gambar garis (stick figure) untuk kegiatan menulis narasi. Siswa belum sepenuhnya menikmati aktivitas menulis narasi melalui aktivitas menggambar menggunakan gambar garis (stick figure). Selain itu, indikator kinerja yang ditargetkan belum tercapai. Sehingga penelitian dilanjutkan pada siklus II. Hambatan-hambatan pada siklus I harus diperbaiki pada siklus II. Adapun alternatif solusi untuk mengatasi hambatan-hambatan yang ditemukan adalah sebagai berikut: a. Sketsa bisa dipersiapkan terlebih dahulu, agar penggunaan waktu bisa maksimal, sketsa yang digunakan tidak harus menggambar langsung di papan tulis. b. Guru hendaknya memberikan orientasi yang jelas mengenai aktivitas menulis narasi dengan menggunakan media gambar garis (stick figure). Menciptakan suasana pembelajaran yang lebih komunikatif, dengan semakin banyak mengajak siswa untuk mengungkapkan pendapatnya. Hal ini dapat mendorong siswa untuk mengeluarkan ide kreatifnya. c. Guru hendaknya memancing daya kreativitas siswa dalam menulis narasi dengan cara menghubungkannya dengan pengalaman siswa dan hal-hal yang ada di sekeliling siswa. Ketika siswa terlalu banyak bertanya mengenai sesuatu yang harus ia tuliskan maka hendaknya tidak langsung memberikan jawaban kepada siswa namun mengajak siswa berdiskusi sesuai dengan pengalaman siswa. d. Selalu memotivasi siswa untuk belajar menulis narasi dengan baik. commit to user Misalnya, dengan menceritakan kepada siswa kisah seorang penulis
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
75 yang hebat, karena tulisannya yang bagus. Selain itu, guru bisa melakukan variasi tepuk penyemangat, dan dapat diterapkan ketika siswa sudah mulai jenuh/ bosan. e. Merealisasikan penggunaan media gambar garis (stick figure) dipadukan dengan penggunaan metode mengajar yang menarik bagi siswa. Alternatif solusi tersebut untuk mengatasi hambatan yang terjadi pada siklus I kemudian ditindaklanjuti pada perencanaan dan pelaksanaan tindakan pada siklus II. 2. Siklus II Berdasarkan refleksi pada siklus I, tindakan penelitian dilanjutkan dengan siklus II. Siklus II dilaksanakan pada tanggal 15 dan 16 April 2014. Untuk post test akhir siklus II dilaksanakan pada tanggal 19 April 2014. Dalam siklus II, kegiatan pembelajaran hampir sama. Akan tetapi, perencanaan dan proses pembelajarannya lebih ditingkatkan dan diperbaiki agar hasil belajar juga meningkat. Hambatan-hambatan yang muncul pada siklus I, diatasi pada siklus II. Adapun uraian kegiatannya adalah sebagai berikut: a. Perencanaan Tindakan 1) Merencanakan pembelajaran/ Menyusun RPP (Lampiran 6 & 7) Berdasarkan hasil refleksi yang telah dilakukan, perencanaan pembelajaran harus dilakukan secara matang. Peneliti mengkaji kembali mengenai penggunaan media gambar garis (stick figure) dalam kegiatan menulis narasi. Hal ini dilakukan sebagai upaya pengembangan diri. Pokok bahasan yang akan disampaikan masih sama seperti siklus I, hanya saja ada pengembangan serta memperhatikan kembali alokasi waktu yang tersedia agar pembelajaran bisa lebih efektif. Pada Siklus I dijelaskan tentang pengertian narasi dan penggunaan ejaan yang benar. Pada siklus II terdapat pengembangan materi berdasarkan refleksi dari hasil penilaian keterampilan menulis narasi siswa. Beberapa siswa masih belum memahami bentuk narasi, sehingga pada siklus ini siswa commit to user dikenalkan dengan contoh-contoh narasi. Selain itu siswa masih kurang
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
76 teliti terkait penggunaan ejaan dan tanda baca yang benar, sehingga harus ditekankan kembali. 2) Menyiapkan Sumber Belajar Serta Media Pembelajaran Pada Siklus II, guru lebih mengoptimalkan sumber belajar yang ada. Contoh naskah sebuah narasi juga ditampilkan agar siswa bisa lebih mengenal bentuk karangan narasi. Selain itu penggunaan media gambar garis (stick figure) juga lebih dioptimalkan. Sketsa cerita yang disajikan lebih variatif dan sesuai dengan pengalaman siswa. Dalam mencari sumber ide sketsa, peneliti memanfaatkan gambar sketsa dari internet yang sesuai dengan pengalaman siswa. Serta sebagian adalah hasil ide/ pemikiran dari peneliti sendiri. 3) Menyiapkan Format Evaluasi Pembelajaran Format evaluasi disesuaikan dengan materi yang disampaikan, namun tetap menggunakan media gambar garis (stick figure). Pada pertemuan pertama, format evaluasi berupa aktivitas menulis narasi dengan terlebih dahulu menggambar sketsa menggunakan media gambar garis (stick figure). Pada pertemuan kedua, evaluasi berupa aktivitas memperbaiki ejaan dan tanda baca yang masih salah pada sebuah cerita narasi. Hal tersebut bertujuan agar siswa terlatih untuk menulis dengan ejaan dan tanda baca yang benar. 4) Menyiapkan Lembar Observasi Sama halnya dengan siklus pertama, observasi dilakukan oleh peneliti sendiri. Lembar observasi berupa kolom-kolom peernyataan yang harus diisi dengan tanda ceklist (√) disesuaikan dengan pedoman observasi yang telah dirancang sebelumnya. b. Pelaksanaan Tindakan Pada siklus II, terdiri dari 2 kali pertemuan pelaksanaan tindakan dan 1 pertemuan untuk post test akhir siklus. Pelaksanaan tindakan pada siklus II, sebagai berikut: 1) Pertemuan 1 a) Kegiatan Awal
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
77 Guru mengawali pembelajaran dengan melakukan tanya jawab kepada siswa tentang pengalaman liburan mereka. Jawaban siswa cukup beraneka ragam. Guru menyampaikan kepada siswa bahwa pengalaman liburan mereka dapat juga ditulis menjadi sebuah cerita narasi. Guru memotivasi siswa untuk tetap semangat belajar menulis narasi dan menyemangati siswa dengan “Tepuk Semangat”. Selanjutnya guru menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini agar siswa dapat mempersiapkan dirinya untuk menerima materi pelajaran yang akan disampaikan. b) Kegiatan Inti Pada kegiatan inti, guru menggambar sebuah sketsa atau gambar garis (stick figure) di papan tulis. Sketsa tersebut merupakan gambar sketsa yang menjadi tema mengarang yang harus diselesaikan siswa. Siswa diminta untuk menebak sketsa yang ditampilkan tersebut. Guru menggambarkan sketsa tersebut secara bertahap. Pada tahap pertama, diawali dengan goresan garis panjang yang melengkung-lengkung. Siswa masih terdiam dan berpikir. Ketika ditambahkan beberapa gambar lagi, siswa mulai berebut untuk mencoba menebak gambar sktesa tersebut. Sesuai dengan tebakan siswa, tema mengarang yang disajikan adalah tentang “Laut”. Siswa kemudian dibagi menjadi 6 kelompok untuk mengerjakan LKS yang telah disediakan. Tugas siswa adalah mengurutkan potongan-potongan sketsa yang telah disediakan hingga menjadi sebuah alur cerita yang padu. Hal tersebut dimaksudkan untuk melatih siswa mengorganisasikan sebuah isi cerita. Setelah semua gambar sketsa diurutkan, siswa menempelkan sketsa yang sudah urut tersebut pada lembar kerjanya. Selain itu siswa bersama kelompoknya mendiskusikan kata kunci dari sketsa tersebut. Selanjutnya siswa diminta untuk menyelesaikan akhir ceritanya secara mandiri dengan cara menggambar sketsa terlebih commit gambar to user garis (stick figure). Melalui dahulu dengan media
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
78 sketsanya masing-masing, siswa mulai membuat narasi sesuai dengan imajinasi mereka. Hasil karangan siswa dikoreksi kembali dan dipresentasikan di depan kelas. c) Kegiatan Penutup Pada kegiatan penutup, guru dan siswa menyimpulkan inti materi yang telah disimpulkan. Siswa mengerjakan soal evaluasi. Setelah siswa mengumpulkan hasil pekerjaannya, guru kemudian menutup pembelajaran dengan mengucap salam. 2) Pertemuan 2 a) Kegiatan Awal Guru mengajak siswa menyanyikan lagu “Naik Delman”. Dengan menyanyikan lagu tersebut guru mengajak siswa untuk membayangkan isi cerita dari lagu tersebut. Dengan lagu tersebut dapat juga dibuat sebuah narasi. b) Kegiatan Inti Guru menunjukkan sebuah gambar sketsa menggunakan gambar garis (stick figure). Siswa diminta untuk menentukan kata kunci terkait gambar sketsa tersebut. Setelah berdiskusi, guru kemudian menunjukkan sebuah teks cerita yang masih salah ejaan dan tanda bacanya. Guru meminta siswa untuk mencari kesalahan dari teks tersebut. Beberapa siswa mencoba untuk menemukan kesalahan-kesalahan yang ada. Setelah dirasa cukup, guru kemudian menujukkan satu teks lagi. Teks tersebut merupakan teks yang sudah benar. Siswa diminta memperhatikan kembali kedua teks yang ada dan mengoreksi kembali jika masih terdapat perbedaan. Siswa dibagi menjadi 6 kelompok untuk mengerjakan soal LKS. Siswa harus mengurutkan sketsa cerita hingga menjadi cerita yang padu. Siswa juga harus menjodohkan sketsa dengan teks yang ada. Dalam teks cerita tersebut belum benar ejaan dan tanda bacanya. Dalam mengerjakan tugas ini, siswa diiringi dengan commit to user musik. Ketika musik berhenti siswa harus meletakkan alat tulis dan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
79 pekerjaannya. Kedua tangannya harus memegang hidung dan telinga. Setelah musik mengalun kembali, siswa juga melanjutkan pekerjaannya
kembali.
Begitu
seterusnya
hingga
waktu
mengerjakan berakhir. Siswa cukup antusias dalam permainan ini. Setelah selelsai, siswa membacakan hasil pekerjaannya di depan kelas. c) Kegiatan Penutup Pemmbelajaran ditutup dengan pengerjaan soal evaluasi dan setelah siswa selesai mengerjakannya, guru mengakhiri pembelajaran dengan mengucap salam. 3) Post Tes Post test akhir siklus II ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 19 April 2014. Kegiatan ini berbentuk tes menulis narasi secara individu dengan
tema
“Kehilangan
Barang”.
Siswa
terlebih
dahulu
menggambarkan sketsa ceritanya menggunakan gambar garis (stick figure), kemudian dilanjutkan dengan menuliskan narasi berdasarkan sketsa yang telah dibuatnya. c. Pengamatan a) Hasil Penilaian Keterampilan Menulis Narasi Siklus II Hasil penilaian keterampilan menulis narasi yang dilaksanakan setelah siklus II (post test 2)menunjukkan bahwa ketuntasan siswa mencapai 84,62% atau 22 siswa (Lampiran 30, hal. 279). Secara klasikal, rata-rata siswa mencapai 73,65. Hasil tersebut menunjukkan adanya peningkatan dari nilai post test 1 yaitu 70,65. Ketuntasan siswa juga meningkat dari 69,23% (18 siswa) menjadi 84,62% (22 siswa). Perolehan nilai tertinggi mengalami peningkatan yaitu dari 79 menjadi 96, nilai terendahnya yaitu dari 59 menjadi 61. Data tersebut dapat dilihat pada Tabel 4. 8. berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
80
Tabel 4. 8. Distribusi Frekuensi Hasil Penilaian Keterampilan Menulis Narasi Siklus II No 1 2 3 4 5 6 Jumlah
Interval Nilai 61-66 67-72 73-78 79-84 85-90 91-96
Frekuensi (fi) 5 6 10 3 1 1 26
Nilai Tengah (xi) 63,5 69,5 75,5 81,5 87,5 93,5
Fi.xi 317,5 417 755 244,5 87,5 93,5 1915
Prosentase (%) 19,23 23,08 38,46 11,54 3,85 3,85 100
Nilai rerata= 1915 : 26 = 73,65 = 74 Ketuntasan klasikal = 22: 26 x 100% = 84,62% Nilai tertinggi = 96 Nilai terendah = 61 Data hasil penilaian keterampilan menulis siswa juga dapat dilihat melalui grafik berikut ini: 12 10 8 Frekuensi
6 4 2 0 61-66
67-72
73-78
79-84
85-90
91-96
Interval Nilai
Gambar 4. 8. Distribusi Frekuensi Hasil Penilaian Keterampilan Menulis Narasi Siklus II commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
81 Hasil penilaian keterampilan menulis narasi pada siklus II tersebut dapat dilihat berdasarkan aspek-aspek penilaian keterampilan menulis narasi. Pemaparan tersebut dapat dilihat pada Tabel 4. 9. sebagai berikut. Tabel 4. 9. Rata-rata Nilai Siklus I Tiap Aspek Tulisan Narasi
Isi 20,31
Organisasi 16,58
Aspek yang Dinilai Pengembangan Kosa kata Bahasa 14,69 18,19
Mekanik 3,88
Tabel 4. 9. menunjukkan rata-rata hasil penilaian keterampilan menulis narasi siswa kelas IV SDN Dawung Tengah No. 191 Surakarta pada siklus II berdasarkan aspek penilaian. Hasil tersebut jika disajikan dalam bentuk grafik, nampak pada Gambar 4. 9. berikut:
25
Nilai Rata-rata
20 15 10 5 0
Isi
Organisasi
Kosa kata
Penggunaan Bahasa
Mekanik
Pratindakan
18,46
15,58
7,65
6,54
3
Siklus I
19,96
16,38
14,04
17,15
3,5
Siklus II
20,31
16,58
14,69
18,19
3,88
Aspek Penilaian Analitik
Gambar 4. 9. Grafik Rata-rata Nilai Siklus II Tiap Aspek Tulisan Narasi commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
82 Tabel 4. 9. dan Gambar 4. 9., merupakan pemaparan rata-rata nilai keterampilan menulis narasi siswa SDN Dawung Tengah No. 191 Surakarta pada siklus II berdasarkan tiap aspek penilaian. Berdasarkan aspek isi tulisan, rata-rata nilai siswa mencapai 20,31 dari skor maksimal yaitu 30. Pada taraf ini, rata-rata nilai tersebut termasuk ke dalam kriteria “Sedang-Cukup”. Berdasarkan aspek organisasi tulisan, rata-rata nilai siswa mencapai 16,58 dari skor maksimal yaitu 20. Pada taraf ini, rata-rata nilai tersebut termasuk ke dalam kriteria “CukupBaik”. Berdasarkan aspek kosakata, rata-rata nilai siswa mencapai 14,69 dari skor maksimal yaitu 20. Pada taraf ini, rata-rata nilai tersebut termasuk ke dalam kriteria “Cukup-Baik”. Berdasarkan aspek penggunaan bahasa, rata-rata nilai siswa mencapai 18,19 dari skor maksimal yaitu 25. Pada taraf ini, rata-rata nilai tersebut termasuk ke dalam kriteria “Cukup-Baik”. Berdasarkan aspek mekanik, rata-rata nilai siswa baru mencapai 3, 88 dari skor maksimal yaitu 5. Pada taraf ini, rata-rata nilai tersebut termasuk ke dalam kriteria “Cukup-Baik”. Data tersebut menunjukkan bahwa hasil penilaian keterampilan menulis narasi siswa mengalami peningkatan. Adapun perkembangan hasil penilaian keterampilan menulis narasi siswa pada siklus II dapat disajikan dalam Gambar 4. 10. berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
83
120 100 80 Nilai Terendah
60
Nilai Tertinggi Rerata Kelas
40 20 0 Siklus I
Siklus II
Gambar 4. 10. Perkembangan Hasil Nilai Tes Siswa Pada Siklus II Adapun data hasil ketuntasan belajar siswa dapat dilihat secara rinci pada Tabel 4. 10. berikut ini: Tabel 4. 10. Perkembangan Ketuntasan Belajar Siswa Pada Siklus II No
1 2
Ketuntasan
Tuntas Tidak Tuntas
Siklus I Jumlah %
18 8
69,23 30,77
Siklus II Jumlah %
22 4
84,62 15,38
Data pada Tabel 4. 10. jika disajikan dalam bentuk grafik seperti pada Gambar 4. 11 berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
84
25 20 15
Siklus I siklus II
10 5 0
Tuntas
Tidak Tuntas
Gambar 4. 11. Grafik Perkembangan Ketuntasan Klasikal Pada Siklus I dan Siklus II Tabel 4. 10. dan Gambar 4. 11. menunjukkan bahwa ketuntasan klasikal mengalami peningkatan. Pada siklus I, siswa yang dinyatakan tuntas belajar sebanyak 18 siswa atau 69,23%, meningkat pada siklus II yaitu menjadi 22 siswa atau 84,62%. b) Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Berdasarkan hasil pengamatan yang dilaksanakan pada saat pelaksanaan tindakan siklus II, hasil penilaian aktivitas siswa mengalami peningkatan. Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 4. 11. berikut: Tabel 4.11. Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Pada Siklus II No. 1. 2. 3. 4.
Kriteria Aktivitas Siswa Sangat Baik (A)
Baik (B) Cukup (C) Kurang (K) Jumlah
Pertemuan 1 4 Siswa 11 Siswa 3 Siswa 7 Siswa 25 Siswa
Pertemuan 2 5 Siswa 13 Siswa 5 Siswa 2 Siswa 25 Siswa
Berdasarkan Tabel 4. 11. menunjukkan adanya peningkatan aktivitas siswa. Hal ini bisa dilihat commit to userdari kriteria aktivitas siswa yang
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
85 masih “Kurang Baik”. Dari pertemuan pertama, terdapat 7 siswa yang masih kurang, namun bisa meningkat menjadi 2 siswa saja yang masih kurang. Hal tersebut menandakan bahwa, siswa cukup antusias dalam mengikuti pembelajaran. Ide dan gagasan siswa sudah mulai berkembang, dilihat dari pendapat-pendapat yang diajukan siswa. Siswa sudah mulai beradaptasi dengan pembelajaran yang dilakukan serta dengan penggunaan medianya. Data tersebut dapat dilihat pada Gambar 4. 12. sebagai berikut: 14 12 10 8
Pertemuan 1
6
Pertemuan 2
4 2 0 Kurang Baik
Cukup Baik
Baik
Sangat Baik
Gambar 4.12. Perkembangan Aktivitas Siswa Pada Siklus II c) Hasil Pengamatan Kemampuan Guru Setiap melaksanakan tindakan, guru diamati oleh peneliti yang bertindak sebagai observer. Hasil penilaian kemampuan guru pada saat mengajar, dapat dilihat dalam Tabel 4. 12. berikut (Lampiran 22 & 24): Tabel 4. 12. Hasil Penilaian Kemampuan Guru Pada Siklus II No.
Pertemuan ke -
Skor / Nilai
Rata-Rata
1 2
Pertemuan I Pertemuan II
3,64 3,71
3,68
Data pada Tabel 4. 12. menunjukkan bahwa kemampuan mengajar guru menggunakan media gambar garis (stick figure) sudah commit to user bagus dan mengalami peningkatan.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
86 Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dipaparkan, secara keseluruhan pelaksanaan tindakan pada siklus II menunjukkan adanya peningkatan dari berbagai aspek. Akan tetapi, peningkatan yang diperoleh belum maksimal. Tindakan masih belum dinyatakan berhasil, karena target indikator kinerja belum tercapai yaitu ketuntasan 85% siswa dengan nilai ≥70 (KKM). Adapun hambatan yang terjadi pada pelaksanaan tindakan siklus I dapat diuraikan sebagai berikut: a. Siswa cukup antusias dalam menggambar sketsa, sehingga waktu yang digunakan untuk menulis menjadi berkurang. Terkadang siswa tergesa-gesa untuk menyelesaikan tulisannya sehingga kurang memperhatikan kebenaran ejaan dan tanda baca dari hasil tulisannya. b. Ketika pembelajaran kelompok, siswa belum bisa bekerjasama secara maksimal. d. Refleksi Berdasarkan pelaksanaan tindakan pada siklus II, menunjukkan adanya peningkatan hasil penilaian keterampilan menulis narasi, aktivitas siswa, serta kemampuan guru dalam mengajaar. Namun ternyata, peningkatan yang ada belum mencapai indikator yang ditargetkan. Terutama dalam hal indikator ketuntasannya. Beberapa hambatan juga masih ada. Dan sudah dipaparkan di atas. Adapun alternatif solusi untuk menyelesaikan permasalahan pada siklus II ini adalah: a. Guru hendaknya membagi antara waktu untuk membuat sketsa dan waktu untuk menulis. Sehingga siswa tidak hanya terfokus lama pada aktivitas menggambar. b. Guru hendakknya lebih intensif dalam mengamati kegiatan kelompok siswa. Ataupun dalam mengerjakan tugas kelompok, selalu ada hasil akhir tugas individu. Sehingga setiap siswa memiliki tanggung commit to user jawabnya masing-masing.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
87 Alternatif solusi tersebut untuk mengatasi hambatan yang terjadi pada siklus II kemudian ditindaklanjuti pada perencanaan dan pelaksanaan tindakan pada siklus III. 3. Siklus III Berdasarkan refleksi pada siklus II, tindakan penelitian dilanjutkan dengan siklus III. Siklus III dilaksanakan pada tanggal 24 dan 25 April 2014. Untuk post test akhir siklus III dilaksanakan pada tanggal 26 April 2014. Dalam siklus III, kegiatan pembelajaran hampir sama. Akan tetapi, dalam siklus III perencanaan dan proses pembelajarannya lebih ditingkatkan dan diperbaiki agar hasil belajar juga meningkat. Hambatan-hambatan yang muncul pada siklus II, diatasi pada siklus III. Adapun uraian kegiatannya adalah sebagai berikut: a. Perencanaan Tindakan 1) Merencanakan pembelajaran/ Menyusun RPP (Lampiran 8 & 9) Rencana Pelaksanaan pembelajaran yang disusun adalah pembelajaran dengan menggunakan media gambar garis (stick figure). Pada siklus III ini, pembelajaran dikemas dengan lebih menarik. Menggunakan model, metode yang lebih menyenangkan bagi siswa. Sehingga siswa tidak akan merasa jenuh dengan pembelajaran menulis yang terkesan monoton. Materi yang disampaikan masih sama namun lebih dikembangkan. 2) Menyiapkan Sumber Belajar Serta Media Pembelajaran Sumber belajar yang digunakan berupa buku ajar, teks narasi, serta hal-hal yang ada di sekeliling siswa. Media yang digunakan adalah sketsa menggunakan media gambar garis (stick figure). 3) Menyiapkan Format Evaluasi Pembelajaran Format
evaluasi
disesuaikan
dengan
materi
yang
disampaikan, namun tetap menggunakan media gambar garis (stick figure). Pada pertemuan pertama, format evaluasi berupa aktivitas menulis
narasi
dengan terlebih dahulu menggambar sketsa user (stick figure). Pada pertemuan menggunakan media commit gambartogaris
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
88 kedua, evaluasi berupa aktivitas memperbaiki ejaan dan tanda baca yang masih salah pada sebuah cerita narasi. Hal tersebut bertujuan agar siswa terlatih untuk menulis dengan ejaan dan tanda baca yang benar. 4) Menyiapkan Lembar Observasi Sama halnya dengan siklus pertama, observasi dulakukan oleh peneliti sendiri. Lembar observasi berupa kolom-kolom peernyataan yang harus diisi dengan tanda ceklist (√) disesuaikan dengan pedoman observasi yang telah dirancang sebelumnya. b. Pelaksanaan Tindakan Setiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan pelaksanaan tindakan dan 1 pertemuan untuk post test akhir siklus. Pelaksanaan tindakan pada siklus III, sebagai berikut: 1) Pertemuan 1 Pelaksanaan tindakan pertemuan 1 dilaksanakan pada hari Kamis, 24 April 2014. Guru kelas bertindak sebagai pengajar dan peneliti sebagai observer atau pengamat. Kegiatan yang dilaksanakan pada pertemuan 1 dapat diuraikan sebagai berikut. a) Kegiatan Awal Guru dan siswa menyanyikan sebuah lagu “Satu-satu aku sayang ibu, dua-dua juga sayang ayah, tiga-tiga sayang adik kakak, satu dua tiga sayang semua”. Guru kemudian melakukan tanya jawab dengan siswa terkait lagu tersebut. Salah satu pertanyaan yang dilontarkan guru adalah: “apakah anak-anak sayang dengan keluarga kalian?”. Semua siswa menjawab “Iya” dengan kompak. Guru kemudian membacakan sebuah cerita narasi tentang seorang anak yang menyayangi keluarganya. b) Kegiatan Inti Guru menunjukkan beberapa gambar sketsa dan meminta siswa untuk menebak gambar tersebut. Guru menjelaskan kepada siswa bahwa gambar tersebut merupakan bagian (tokoh-tokoh) dari to user cerita yang telah commit dibacakan sebelumnya. Beberapa siswa berani
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
89 untuk mengungkapkan ggasannya di depan kelas dan menceritakan kembali cerita dari tokoh tersebut. Semua siswa membentuk lingkaran besar. Setiap siswa mendapatkan sebuah sketsa (sketsa tokoh/ sketsa setting tempat). Siswa mengamati sketsa tokoh yang ia terima dan menggambarnya pada kertas kerjanya masingmasing. Jika sudah selesai menggambarnya, siswa kemudian meremas kertas sketsa yang ia dapatkan dari guru hingga berbentuk seperti bola. Siswa saling melempar bola kertasnya tadi kepada temannya untuk saling bertukar sketsa. Kemudian menggambar sketsa yang ia terima pada kertas kerjanya. Begitu seterusnya sampai pada sketsa ketiga. Masing-masing siswa mendapatkan 3 sketsa (2 tokoh dan 1 latar tempat). Siswa mengembangkan ide ceritanya berdasarkan 3 sketsa tokoh tadi ke dalam sebuah gambar, sesuai dengan imajinasinya. Siswa menceritakan gambar sketsanya masing-masing kedalam sebuah tulisan (mengarang). Siswa membacakan hasil tulisan di depan kelas. Guru dan siswa melakukan tanya jawab terkait materi yang telah dipelajari. c) Kegiatan Penutup Guru bersama-sama siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari. Guru membagikan soal evaluasi untuk dikerjakan siswa secara individual. Siswa mengumpulkan hasil pekerjaannya. Guru mengingatkan siswa untuk mengulang kembali pelajaran hari ini dirumah. Guru mengakhiri pembelajaran dengan mengucap salam. 2) Pertemuan 2 Pelaksanaan tindakan pertemuan 2 dilaksanakan pada hari Jumat, 25 April 2014. Guru kelas bertindak sebagai pengajar dan peneliti sebagai observer atau pengamat. Kegiatan yang dilaksanakan pada pertemuan 2 dapat diuraikan sebagai berikut. a) Kegiatan Awal Siswa dan guru menyanyikan lagu modifikasi “Ayo commit user menulis narasi, ingatlah ingat, menulis, ayo menulis, yuktobelajar
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
90 ingatlah ingat unsur-unsur penting dalam narasi. Ada tema, plot, latar, tokoh dan sudut pandang, amanat dan tak lupa ejaannya” (lagu: di sini senang-di sana senang.) Siswa cukup antusias dalam menyanyikan lagu ini. Dengan lagu ini akan memudahkan siswa dalam memahami struktur dari sebuah narasi. b) Kegiatan Inti Guru menunjukkan sebuah sketsa. Siswa membuat 1 paragraf cerita narasi berdasarkan gambar sketsa tersebut secara berantai. Setiap satu kalimat dituliskan di papan tulis. Guru dan siswa mengamati tulisan tersebut dan mengoreksi kesalahan yang ada.
Siswa
dibentuk
menjadi
6
kelompok.
Setiap
anak
mendapatkan lembar kerja dan sebuah cerita narasi yang telah di kerjakan pada pertemuan sebelumnya. Siswa dalam kelompoknya saling bertukar cerita narasi tersebut, mengamati cerita narasi dan mengoreksi kesalahan yang terdapat dalam cerita narasi tersebut. Siswa menuliskan setiap kesalahan yang ditemui, pada Lembar Kerja Siswa. Setiap kelompok menilai dan menentukan satu cerita yang paling bagus untuk dibacakan cerita tersebut dan hasil koreksinya di depan kelas. Pemilik cerita yang bagus tersebut mendapatkan 2 poin prestasi dari guru. Kemudian, guru melakukan tanya jawab terkait materi yang telah disampaikan. c) Kegiatan Penutup Guru bersama-sama siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari. Guru membagikan soal evaluasi untuk dikerjakan siswa secara individual. Siswa mengumpulkan hasil pekerjaannya. Guru mengingatkan siswa untuk mengulang kembali pelajaran hari ini dirumah. Guru mengakhiri pembelajaran dengan mengucap salam. 3) Post Test 3 Post test akhir siklus III ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 26 commit to usertes menulis narasi secara individu April 2014. Kegiatan ini berbentuk
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
91 dengan tema “Petualanganku”. Siswa terlebih dahulu menggambarkan sketsa ceritanya menggunakan gambar garis (stick figure), kemudian dilanjutkan dengan menuliskan narasi berdasarkan sketsa yang telah dibuatnya. c. Pengamatan a) Hasil Penilaian Keterampilan Menulis Narasi Siklus III Hasil penilaian keterampilan menulis narasi siklus III (post test 3) menunjukkan bahwa ketuntasan siswa mencapai 88,46% atau 23 siswa. Hal tersebut sudah memenuhi indikator ketercapaian yaitu 85%. Secara klasikal, rata-rata meningkat menjadi 74,04. Perolehan nilai tertinggi mengalami penurunan yaitu dari 96 menjadi 88, nilai terendahnya meningkat dari 61 menjadi 65. Data tersebut dapat dilihat pada Tabel 4. 13. berikut: Tabel 4. 13. Distribusi Frekuensi Hasil Penilaian Keterampilan Menulis Narasi Siklus III No 1 2 3 4 5 6 Jumlah
Interval Nilai 65-68 69-72 73-76 77-80 81-84 85-88
Frekuensi (fi) 3 10 7 2 1 3 26
Nilai Tengah (xi) 66,5 70,5 74,5 78,5 82,5 86,5
Fi.xi
Prosentase (%)
199,5 705 521,5 157 82,5 259,5 1925
12 38 27 8 4 12
100
Nilai rerata= 1925 : 26 = 74,04 = 74 Ketuntasan klasikal = 23: 26 x 100% = 88,46% Nilai tertinggi = 88 Nilai terendah = 65 Data hasil penilaian keterampilan menulis narasi siswa pada siklus III tersebut juga dapat dilihat melalui grafik berikut ini:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
92 12 10 Frekuensi
8 6 4 2 0 65-68
69-72
73-76
77-80
81-84
85-88
Interval Nilai
Gambar 4. 13. Distribusi Frekuensi Hasil Penilaian Keterampilan Menulis Narasi Siklus III Hasil penilaian keterampilan menulis narasi pada siklus III tersebut dapat dilihat berdasarkan aspek-aspek penilaian keterampilan menulis narasi. Pemaparan tersebut dapat dilihat pada Tabel 4. 14. sebagai berikut. Tabel 4. 14. Rata-rata Nilai Siklus III Tiap Aspek Tulisan Narasi
Isi 20,31
Organisasi 16,50
Aspek yang Dinilai Pengembangan Kosa kata Bahasa 15,50 17,77
Mekanik 3,92
Tabel 4.14. menunjukkan rata-rata hasil penilaian keterampilan menulis siswa kelas IV SDN Dawung Tengah No. 191 Surakarta pada siklus III berdasarkan aspek penilaian. Hasil tersebut jika disajikan dalam bentuk grafik, nampak pada Gambar 4.14. berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
93
25
Nilai Rata-rata
20 15 10 5 0
Isi
Organisasi
Kosa kata
Penggunaan Bahasa
Mekanik
Pratindakan
18,46
15,58
7,65
6,54
3
Siklus I
19,96
16,38
14,04
17,15
3,5
Siklus II
20,31
16,58
14,69
18,19
3,88
Siklus III
20,31
16,5
15,5
17,77
3,92
Aspek Penilaian Analitik
Gambar 4. 14. Grafik Rata-rata Nilai Siklus III Tiap Aspek Tulisan Narasi Tabel 4. 14. dan Gambar 4. 14., merupakan pemaparan ratarata nilai keterampilan menulis narasi siswa SDN Dawung Tengah No. 191 Surakarta pada siklus III berdasarkan tiap aspek penilaian. Berdasarkan aspek isi tulisan, rata-rata nilai siswa mencapai 20,31 dari skor maksimal yaitu 30. Pada taraf ini, rata-rata nilai tersebut termasuk ke dalam kriteria “Sedang-Cukup”. Berdasarkan aspek organisasi tulisan, rata-rata nilai siswa mencapai 16,50 dari skor maksimal yaitu 20. Pada taraf ini, rata-rata nilai tersebut termasuk ke dalam kriteria “Cukup-Baik”. Berdasarkan aspek kosakata, rata-rata nilai siswa mencapai 15,5 dari skor maksimal yaitu 20. Pada taraf ini, rata-rata nilai tersebut termasuk ke dalam kriteria “Cukup-Baik”. Berdasarkan aspek penggunaan bahasa, rata-rata nilai siswa mencapai 17,77 dari skor maksimal yaitu 25. Pada taraf ini, rata-rata nilai tersebut termasuk ke dalam kriteria “Cukup-Baik”. Berdasarkan aspek mekanik, rata-rata commit to user nilai siswa baru mencapai 3, 92 dari skor maksimal yaitu 5. Pada taraf
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
94 ini, rata-rata nilai tersebut termasuk ke dalam kriteria “Cukup-Baik”. Data tersebut menunjukkan bahwa rata-rata nilai keterampilan menulis narasi siswa mengalami peningkatan, walaupun tidak signifikan. Adapun perkembangan hasil penilaian keterampilan menulis narasi siswa pada siklus III dapat disajikan dalam Gambar 4. 15. berikut: 120 100 80
Nilai Terendah Nilai Tertinggi
60
Rerata Kelas 40 20 0
Siklus II
Siklus III
Gambar 4. 15. Perkembangan Hasil Penilaian Keterampilan Menulis Narasi Siswa Pada Siklus III Adapun data hasil ketuntasan belajar siswa dapat dilihat secara rinci pada Tabel 4. 15. berikut ini: Tabel 4.15. Perkembangan Ketuntasan Belajar Siswa Pada Siklus III No 1 2
Ketuntasan Tuntas Tidak Tuntas
Siklus II Jumlah % 22 84,62 4 15,38
Siklus III Jumlah % 23 88,46 3 11,54
Data pada Tabel 4. 15. jika disajikan dalam bentuk grafik seperti pada Gambar 4. 16 berikut: commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
95
25 20 15
siklus II Siklus III
10 5 0
Tuntas
Tidak Tuntas
Gambar 4. 16. Grafik Perkembangan Ketuntasan Klasikal Pada Siklus III Tabel 4. 15. dan Gambar 4. 16. menunjukkan bahwa ketuntasan klasikal mengalami peningkatan. Pada siklus II, ketuntasan belajar siswa mencapai 22 siswa atau 84,62% meningkat pada siklus III menjadi 23 siswa atau 88,46%. b) Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Berdasarkan hasil pengamatan yang dilaksanakan pada saat pelaksanaan tindakan siklus III, hasil penilaian aktivitas siswa mengalami peningkatan. Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 4. 16. berikut: Tabel 4. 16. Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Pada Siklus III No. 1.
Kriteria Aktivitas Siswa Sangat Baik (A)
2. 3. 4.
Baik (B) Cukup (C) Kurang (K) Jumlah
Pertemuan 1 6 Siswa 13 Siswa 3 Siswa 0 Siswa 22 Siswa
Pertemuan 2 14 Siswa 9 Siswa 2 Siswa 0 Siswa 25 Siswa
Berdasarkan Tabel 4. 16. pada pertemuan 1 terdapat 6 siswa yang memenuhi kriteria aktivitas “Sangat Baik”, 13 siswa memenuhi kriteria “Baik”, 3 siswa memenuhi kriteria “Cukup Baik”, dan tidak commit to user ada siswa yang memiliki kriteria kurang baik (Lampiran 18 &19). Hal
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
96 tersebut menunjukkan adanya peningkatan yang cukup signifikan. Siswa cukup antusias dalam mengikuti pembelajaran dan penggunaan media gambar garis (stick figure) ini cukup menarik bagi siswa. Hal tersebut dapat dilihat pada Gambar 4. 17. sebagai berikut: 16 14 12 10 8 6 4 2 0
Pertemuan 1 Pertemuan 2
Kurang Baik
Cukup Baik
Baik
Sangat Baik
Gambar 4. 17. Perkembangan Skor Aktivitas Siswa Pada Siklus III d) Hasil Pengamatan Kemampuan Guru Setiap melaksanakan tindakan, guru diamati oleh peneliti yang bertindak sebagai observer. Hasil penilaian kemampuan guru pada saat mengajar, dapat dilihat dalam Tabel 4. 17. berikut (Lampiran 25 & 26): Tabel 4. 17. Hasil Penilaian Kemampuan Guru Pada Siklus III No.
Pertemuan ke -
Skor / Nilai
Rata-Rata
1 2
Pertemuan I Pertemuan II
3,81 3,83
3,82
Data pada Tabel 4. 17. menunjukkan bahwa kemampuan mengajar guru menggunakan media gambar garis (stick figure) sudah sangat
bagus.
Rumusan-rumusan
perbaikan
tindakan
dapat
dilaksanakan dengan baik. Proses pembalajaran yang baik dapat meningkatkan keaktifan siswa dan pembelajaran dapat bermakna bagi siswa.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
97 d. Refleksi Berdasarkan
hasil
pengamatan
yang
telah
dilaksanakan
menunjukkan adanya peningkatan terhadap keterampilan menulis narasi siswa, peningkatan pada aktivitas siswa dalam mengikuti proses pembelajaran, dan peningkatan pada kemampuan guru dalam mengajar. Ketuntasan keterampilan menulis narasi siswa meningkat hingga 88,46% , maka dapat diartikan bahwa indikator kinerja pada peneltian ini telah dapat dicapai. Sehingga, tindakan telah berhasil dan dapat dihentikan. Dengan demikian, media gambar garis (stick figure) telah dapat meningkatkan keterampilan menulis narasi pada siswa kelas IV SD Negeri Dawung Tengah No. 191 Surakarta.
C. Perbandingan Hasil Tindakan Antarsiklus
1. Perbandingan Hasil Penilaian Pratindakan, Siklus I, Siklus II, dan Siklus III Untuk mengetahui secara jelas peningkatan pada setiap siklus, berikut dipaparkan perbandingan tiap siklus: a. Perbandingan
Hasil
Penilaian
Keterampilan
Menulis
Narasi
Terhadap Jumlah Siswa Pada Tiap Siklus Nilai yang diperoleh siswa pada masing-masing siklus mengalami peningkatan pada siklus I dan II, namun mengalami penurunan pada siklus III. Tetapi pada hasil akhirnya, sudah memenuhi indikator ketercapaian. Perkembangan nilai tersebut dapat dilihat pada tabel 4. 18. berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
98 Tabel 4. 18. Perbandingan Distribusi Frekuensi Hasil Penilaian Keterampilan Menulis Narasi Berdasarkan Jumlah Siswa Pada Tiap Siklus Interval
Pratindakan
Siklus I
Siklus II
Siklus III
27 – 40
Fi 3
% 11,54
Fi 0
% 0
Fi 0
% 0
Fi 0
% 0
41 – 54
16
61,54
0
0
0
0
0
0
55 – 68
3
11,54
6
23,08
6
23,08
3
11,54
69 – 82
4
15,38
20
76,92
16
61,54
20
76,92
83 – 96
0
0
0
0
4
15,38
3
11,54
Jumlah
26
100
26
100
26
100
26
100
Perbandingan hasil nilai terhadap jumlah siswa pada pratindakan, siklus I, siklus II, dan siklus III jika disajikan dalam grafik, tampak pada Gambar 4.18. berikut: 25 20 15 10 5 0 27-40
41-54
Pratindakan
Siklus I
55-68 Siklus II
69-82
83-96
Siklus III
Gambar 4. 18. Perbandingan Distribusi Frekuensi Hasil Penilaian Keterampilan Menulis Narasi Berdasarkan Jumlah Siswa Tiap Siklus Berdasarkan Tabel 4. 18 dan Gambar 4. 18, dapat diamati bahwa terdapat perbedaan yang sangat terlihat pada jumlah/ frekuensi siswa terhadap interval nilai tertentu. Pada pratindakan masih terdapat 3 siswa commit to user yang memperoleh nilai antara interval nilai 27-40. Pada siklus I, II, dan III,
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
99 interval nilai 27-40 terdiri atas 0 siswa atau nihil. Kemudian pada interval nilai 41-54, 16 siswa yang memperoleh nilai pada interval 41-54 menjadi 0 siswa atau nihil pada interval nilai yang sama di siklus I, II, dan siklus III. Hal tersebut menunjukkan adanya peningkatan pada interval nilai diatasnya. Sedangkan pada interval nilai 55-68, siswa yang mendapatkan nilai pada interval tersebut untuk pratindakan sejumlah 3 siswa, pada siklus I mengalami kenaikan yang signifikan yaitu 6 siswa, pada siklus II tidak mengalami perkembangan. Namun, mengalami penurunan kuantitas pada siklus III menjadi 3 siswa. Kondisi ini menunjukkan bahwa siswa yang memperoleh nilai pada interval 55-68 (di bawah KKM) meningkat nilainya dan tersebar pada interval nilai diatasnya. Hal ini didukung oleh peningkatan jumlah siswa pada interval nilai 69-82 dan 83-96 di siklus I, II, dan siklus III. Berdasarkan data tersebut, maka dapat diketahui bahwa pada setiap siklus (siklus I, siklus II, dan siklus III) siswa mengalami peningkatan pada hasil tesnya. Jumlah siswa yang mengalami ketuntasan belajar (nilai di atas KKM) juga meningkat setiap siklus. b. Perbandingan Hasil Penilaian Keterampilan Menulis Narasi Melalui Nilai Klasikal Pada Tiap Siklus Peningkatan hasil penilaian keterampilan menulis narasi yang diperoleh siswa dapat juga dibandingkan melalui nilai klasikal yang diperoleh pada setiap siklus. Adapun datanya, seperti pada Tabel 4. 19. berikut: Tabel 4. 19. Perbandingan Hasil Penilaian Keterampilan Menulis Narasi Berdasarkan Nilai Klasikal Tiap Siklus Pratindakan
Siklus I
Siklus II
Nilai Terendah
27
59
61
65
Nilai Tertinggi
79
79
96
88
50,38
70,65
73,65
74,4
Nilai Rerata
Siklus III
Berdasarkan pada Tebel 4. 19, dapat diketahui bahwa nilai commit to user klasikal seperti nilai terendah kelas, nilai tertinggi kelas, maupun nilai
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
100 rerata mengalami peningkatan. Namun, pada nilai rerata dari siklus II ke siklus III mengalami penurunan. Akan tetapi penurunan nilai tersebut tidak begitu signifikan, dalam artian masih dalam koridor ketercapaian KKM (70). Untuk memperjelas peningkatan yang terjadi pada tiap siklus, data tersebut dapat disajikan pada grafik, sehingga nampak pada Gambar 4. 19. berikut: 120 100 Nilai Terendah 80
Nilai Tertinggi Rerata
60 40 20 0 Pratindakan
Siklus I
Siklus II
Siklus III
Gambar 4. 19. Perbandingan Hasil Penilaian Keterampilan Menulis Narasi Berdasarkan Nilai Klasikal Tiap Siklus Gambar 4.19 menunjukkan bahwa perolehan nilai terendah pada pratindakan dapat ditingkatkan setelah pelaksanaan tindakan pada siklus I, dan nilai terendah pada siklus I, dapat ditingkatakan pada siklus II, serta nilai terendah pada siklus II, dapat ditingkatakan pada siklus III. Kemudian perolehan nilai tertinggi juga mengalami peningkatan dari pratindakan hingga siklus II, namun mengalami penurunan pada siklus III. Nilai rerata kelas meningkat, walaupun pada siklus II dan III tidak mengalami peningkatan yang berarti.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
101 c. Perbandingan Hasil Penilaian Keterampilan Menulis Narasi Melalui Perolehan Ketuntasan Klasikal Pada Tiap Siklus Berdasarkan data yang diperoleh menunjukkan bahwa ketuntasan klasikal pada tiap siklus juga mengalami peningkatan. Untuk mengetahui peningkatan hasil penilaian keterampilan menulis narasi siswa, dapat dilihat melalui data ketuntasan klasikal yang diperoleh. Adapun perbandingan data ketuntasan klasikal pada tiap siklus disajikan pada Tabel 4. 20 berikut: Tabel 4. 20 Perbandingan Hasil Penilaian Keterampilan Menulis Narasi Berdasarkan Ketuntasan Klasikal Tiap Siklus Ketuntasan Klasikal Jumlah Siswa (Fi)
Prosentase (%)
Pratindakan
4
15,38
Siklus I
18
69,23
Siklus II
22
84,62
Siklus III
23
88,46
Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa siswa yang mampu menuntaskan belajarnya mengalami peningkatan. Untuk lebih jelasnya, berikut ini grafik perbandingan hasil tes siswa dilihat dari ketuntasan klasikal pada tiap siklus (Gambar 4. 20a dan Gambar 4. 20b): 25 20 15 10 5 0 Pratindakan
Siklus I
Siklus II
Siklus III
Gambar 4. 20 a Perbandingan commit to Hasil user Tes Berdasarkan Ketuntasan Klasikal Tiap Siklus
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
102
Atau dapat juga disajikan melalui grafik berikut, sehingga dapat diketahui dengan jelas peningkatan yang tejadi. 25 20 15
Tuntas
10
Tidak Tuntas
5 0 Pratindakan
Siklus I
Siklus II
Siklus III
Gambar 4.20 b Perbandingan Hasil Tes Berdasarkan Ketuntasan Klasikal Tiap Siklus Berdasarkan Tabel 4.20, Gambar 4.20a, dan Gambar 4.20b dapat diketahui bahwa hasil nilai keterampilan menulis narasi siswa kelas IV SDN Dawung Tengah No. 191 Surakarta mengalami peningkatan. Bertolak dari hasil nilai pratindakan dengan 4 siswa atau 15,38% siswa yang tuntas, mengalami peningkatan pada siklus I dengan siswa yang memperoleh nilai di atas KKM sejumlah 18 siswa atau 69,23%, kemudian mengalami peningkatan lagi pada siklus II dengan 22 siswa atau 84,62%. Meningkat kembali pada siklus III dengan 23 siswa atau 88, 46%, yang sudah mencapai KKM (70). Berdasarkan pemaparan mengenai perbandingan hasil tes siswa pada tiap siklus, dapat dilihat dengan jelas, bahwa hasil tes siswa mengalami peningkatan setelah adanya perlakuan atau tindakan (siklus I, siklus II, dan siklus III). D. Pembahasan 1. Pratindakan Untuk mengetahui kondisi awal pada siswa kelas IV SDN Dawung Tengah No. 191 Surakarta, terlebih dahulu diadakan wawancara, observasi, dan tes pratindakan. Kegiatan pratindakan dimulai sejak bulan Januari yang commit to user diawali dengan kegiatan wawancara terhadap guru Kelas IV SDN Dawung
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
103 Tengah No. 191 Surakarta. Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Dwi Budi Rahayu, S.Pd. SD. (wali kelas) dan siswa kelas IV SDN Dawung Tengah No. 191 Surakarta, dapat diketahui bahwa terdapat satu pokok bahasan yang dianggap sulit dikuasai siswa. Hal tersebut ditunjukkan dengan adanya hasil tes siswa yang masih rendah. Pokok bahasan yang dirasa sulit adalah tentang menulis narasi dalam mata pelajaran bahasa Indonesia. Siswa cenderung mengalami kesulitan untuk mengorganisasikan ide/ gagasannya ke dalam bahasa tulis. Melalui wawancara tersebut, dapat diketahui juga bahwa banyak siswa yang kurang tertarik dengan pelajaran menulis. Keterampilan menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang cukup kompleks dan sulit untuk dikuasai. Kesulitan yang dihadapi siswa diantaranya adalah siswa kurang terampil dalam mengorganisasikan isi cerita, keterbatasan kosa kata yang dimiliki,
penggunaan
bahasa
yang
masih
asal-asalan,
dan
kurang
memperhatikan ejaan ketika menulis. Hasil tulisan siswa pun terkadang belum berisi. Siswa kelas IV, yang merupakan siswa transisi dari kelas rendah menuju kelas tinggi sebenarnya masih memiliki daya imajinasi yang tinggi. Perlu adanya sebuah metode ataupun media yang mampu merangsang daya imajinasi siswa tersebut untuk berkembang. Hasil tes pratindakan pada hari Sabtu, 22 Februari 2014 menunjukkan bahwa keterampilan menulis narasi siswa masih rendah. Dari 26 siswa, hanya ada 4 siswa yang memperoleh nilai di atas KKM. Artinya 84,62% siswa masih belum mampu menulis narasi dengan baik. Oleh karenanya perlu dilakukan tindakan untuk meningkatkan keterampilan menulis narasi pada siswa kelas IV SDN Dawung Tengah No. 191 Surakarta. Peneliti mencoba untuk menggunakan media gambar garis (stick figure) untuk membantu siswa mengungkapkan imajinasinya dalam menulis narasi. 2. Siklus I Berdasarkan pada temuan-temuan yang diperoleh dari pratindakan, perlu adanya tindak lanjut untuk dapat membuktikan bahwa media gambar garis (stick figure) dapat meningkatkan keterampilan menulis narasi pada siswa commit user Surakarta. Pembuktian tersebut kelas IV SDN Dawung Tengah No.to 191
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
104 dilaksanakan dengan mengadakan suatu pembelajaran dengan menerapkan media gambar garis (stick figure) atau yang biasa disebut dengan sketsa. Tindakan tersebut dilakukan secara bersiklus. Pada siklus I, terbukti adanya peningkatan keterampilan menulis narasi siswa kelas IV SDN Dawung Tengah No. 191 Surakarta. Nilai rata-rata dari hasil penilaian keterampilan menulis narasi pada siklus I menunjukkan bahwa jumlah siswa yang memperoleh nilai di atas KKM meningkat. Pada pratindakan, hanya ada 4 siswa atau 15,38% yang memperoleh nilai di atas KKM, dan pada siklus I menjadi 18 siswa atau 69,23%. Dengan demikian, tindakan pada siklus I, mampu meningkatkan keterampilan menulis narasi siswa. Selain itu, pada proses pembelajaran beberapa siswa terlihat aktif dan bersemangat, beberapa siswa masih belum paham dalam penggunaan medianya, sehingga ketercapaian aktivitas siswa belum cukup bagus, perlu ditingkatkan lagi. Pada siklus I ini, belum dapat dinyatakan berhasil karena peningkatannya kurang signifikan dan indikator kinerja pada penelitian ini belum tercapai, yaitu 85% siswa memperoleh nilai di atas KKM. Belum tercapainya hasil yang maksimal disebabkan oleh beberapa hal, antara lain: 1) siswa baru pertama kali melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan menerapkan media gambar garis (stick figure), sehingga belum terbiasa, 2) siswa masih belum memiliki keberanian dan rasa percaya diri saat mengemukakan pendapat ataupun menjawab pertanyaan dari guru, 3) Siswa masih belum paham tentang penggunaan media gambar garis (stick figure) dalam menulis narasi. Beberapa hal tersebut menyebabkan hasil nilai siswa menjadi kurang maksimal. Oleh karena itu perlu adanya tindak lanjut sebagai upaya
memperbaiki
proses
pembelajaran
dan
mampu
meningkatkan
pemahaman siswa hingga mencapai indikator kinerja. Tindak lanjut tersebut akan dilaksanakan pada siklus II dengan mempertimbangkan pemecahan masalah. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
105 3. Siklus II Pada siklus II, terbukti bahwa terjadi peningkatan keterampilan menulis narasi siswa kelas IV SD N Dawung Tengah No. 191 Surakarta. Kemampuan mengajar guru juga mengalami peningkatan, pada siklus I kemampuan mengajar guru adalah 3,43 dan pada siklus II meningkat menjadi 3,68. Hal ini menunjukkan bahwa guru telah melakukan perbaikan pada kualitas proses pembelajaran. Sedangkan aktivitas siswa juga mengalami peningkatan. Keterampilan menulis narasi siswa pada siklus II juga mengalami peningkatan. Hal ini berbanding lurus dengan adanya peningkatan kemampuan mengajar guru dan peningkatan aktivitas siswa pada proses pembelajaran. Pada siklus I, 18 siswa atau 69,23% mampu memperoleh nilai di atas KKM, sedangkan pada siklus II siswa yang mendapatkan nilai di atas KKM sejumlah 22 siswa atau 84,62%. Peningkatan yang cukup signifikan. Peningkatan tersebut tentu tidak begitu saja terjadi, akan tetapi peningkatan tersebut dipengaruhi oleh perencanaan pembelajaran yang matang, baik dari penentuan pokok bahasan, alokasi waktu, penggunaan media yang selalu ditingkatkan, dsb. Serta pelaksanaan pembelajaran yang menyenangkan, memotivasi, dan bermakna. Hambatan-hambatan yang dialami pada siklus I dapat diatasi dengan: 1) pemberian orientasi dan langkah-langkah secara jelas mengenai penggunaan media gambar garis (stick figure) yang akan diterapkan sebelum guru melaksanakan kegiatan belajar mengajar, 2) menciptakan suasana belajar yang dapat merangsang keberanian siswa dalam berpendapat untuk mengeluarkan ide kreatifnya dalam menulis narasi. Berdasarkan hasil penilaian keterampilan menulis narasi yang diperoleh pada siklus II, memang mengalami peningkatan. Namun dari peningkatan tersebut belum mencapai indikator kinerja telah ditargetkan. Sehingga perlu dilaksanakan siklus III. 4. Siklus III Pada siklus III, ketuntasan belajar siswa sudah meningkat menjadi 23 commit11,54% to useratau sejumlah 3 siswa yang tidak siswa atau 88,46%. Namun terdapat
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
106 tuntas karena terdapat beberapa faktor. Diantaranya adalah siswa tersebut kurang tertarik dengan pelajaran menulis, malas untuk mengungkapkan gagasannya ke dalam sebuah tulisan. Ketika di jembatani dengan aktivitas menggambar menggunakan media gambar garis (stick figure), siswa tersebut cukup menyukai menggambar.Namun ketika dihadapkan dengan aktivitas menulis, hasilnya tetap belum maksimal. Siswa sering tidak masuk kelas pada saat perlakuan tindakan dilaksanakan, sehingga hasil evaluasi siswa kurang maksimal. Kemampuan mengajar guru mengalami peningkatan menjadi 3,82. Aktivitas siswa juga mengalami peningkatan. Hasil tes keterampilan menulis siswa mengalami peningkatan pada nilai terendahnya, yang meningkat dari 61 menjadi 65. akan tetapi mengalami penurunan nilai tertinggi dari 96 di siklus II menjadi 88 di siklus III. Namun hal tersebut tidak berpengaruh signifikan pada rerata kelas. Dan indikator ketercapaian sudah tercapai. Sehingga pelaksanaan tindakan sudah bisa dikatakan berhasil dan sudah dapat dihentikan. 5. Perbandingan dengan Hasil Penelitian yang Relevan Dalam penelitian ini, peneliti mengambil 3 penelitian yang relevan yang digunakan sebagai pembanding terhadap hasil yang diperoleh dari setiap perlakuan tindakan. Penelitian yang relevan pertama adalah penelitian dari Fitriana Puspitasari yang berjudul ”Penerapan Teknik Skrambel Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Menulis Narasi Pada Siswa Kelas IV SD N 1 Giriharjo Kecamatan Puhpelem Kabupaten Wonogiri Tahun Pelajaran 2011/ 2012”. Kesimpulan dari penelitian ini adalah terjadi peningkatan keterampilan menulis narasi pada siswa kelas IV SD N 1 Giriharjo setelah dilaksanakannya pembelajaran dengan penerapan teknik Skrambel. Penelitian yang relevan kedua adalah penelitian yang dilakukan oleh Andhang Setyo Prabowo yang berjudul Peningkatan Keterampilan Menulis Narasi Melalui Media Gambar Seri Pada Siswa Kelas V SD Negeri Dawung 1 Jenar, Sragen, Tahun Ajaran 2009/ 2010. Hasil penelitian Prabowo menyatakan bahwa keterampilan menulis siswa SDN Dawung 1 Jenar mengalami commit to user peningkatan.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
107 Penelitian yang relevan ketiga adalah penelitian yang dilakukan oleh Eny Sulistyaningsih yang berjudul Peningkatan Kemampuan Menulis Narasi Dengan Metode Peta Pikiran (Mind Maping) Pada Siswa Kelas V SD Negeri Karangasem III Surakarta Tahun Pelajaran 2010/ 2011. Hasil penelitian Sulistyaningsih menyatakan bahwa keterampilan menulis narasi siswa Kelas V SD Negeri Karangasem III Surakarta juga mengalami peningkatan. Ketiga penelitian yang relevan tersebut dapat meningkatkan keterampilan menulis narasi. Dari ketiga penelitian yang relevan tersebut, memiliki persamaan dengan penelitian ini pada variabel y yaitu tentang keterampilan menulis narasi. Perbedaannya adalah pada variabel x. Peneliti menggunakan media gambar garis (stick figure) untuk meningkatkan keterampilan menulis narasi. Hasilnya menunjukkan bahwa penggunaan media gambar garis (stick figure) sudah dikatakan berhasil untuk meningkatkan keterampilan menulis narasi. Hasil tersebut tidak jauh berbeda dengan hasil dari ketiga penelitian yang relevan di atas. Tingkat ketuntasan pada masingmasing penelitian ini belum mampu mencapai 100%. Hal tersebut dikarenakan penguasaan keterampilan menulis narasi merupakan salah satu keterampilan yang sukup sulit untuk dikuasai. Diperlukan adanya latihan yang cukup intensif dan bertahap. Penggunaan media gambar garis (stick figure) yang dilakukan oleh peneliti mampu mencapai ketuntasan klasikal 88,46% dengan rata-rata klasikal 74,04. Pada penelitian Fitriana Puspitasari dengan menggunakan teknik scramble, hasilnya lebih unggul dari hasil keterampilan menulis narasi dengan menggunakan media gambar garis, yaitu mampu mencapai rata-rata 77 dengan ketuntasan klasikal sebesar 92%. Pada penelitian Andhang Setyo Prabowo, juga menunjukkan adanya keunggulan. Penerapan media gambar seri tersebut mampu mencapai rata-rata 82,73. Sementrara pada penelitian yang dilakukan peneliti baru mencapai ratarata 74,04. Pada penelitian Eny Sulystianingsih dengan menggunakan mind mapping, rata-rata yang dicapai adalah 73,4. Hasil tersebut menunjukkan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
108 bahwa penggunaan media gambar garis lebih unggul dari hasil pengunaan mind maping. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi perbedaan hasil yang dicapai dalam penerapan sebuah media/ metode untuk meningkatkan keterampilan menulis narasi. Setiap media ataupun metode yang digunakan dapat dikatakan berhasil dengan sangat efektif tergantung keberterimaan siswa sebagai penerima pesan melalui penggunaan media/ metode tersebut. Setiap siswa memiliki latar belakang yang berbeda, kondisi lingkungan yang berbeda, serta kemampuan berfikir yang berbeda. Sehingga setiap perlakuan yang diberikan pada masing-masing kelas pun akan berbeda hasilnya pula, tergantung pada jenis dan taraf permasalahan yang dihadapi pada kelas tersebut. Pada penelitian ini, penggunaan media gambar garis (stick figure) dimaksudkan untuk melatih siswa mengorganisasikan ide yang mereka miliki serta melatih siswa untuk mampu berpikir kteatif menggunakan imajinasinya sendiri. Hal tersebut tidaklah mudah karena membutuhkan proses latihan yang cukup intensif. Walaupun hasil penelitian ini dikatakan berhasil, namun siswa masih perlu banyak berlatih untuk menulis narasi menggunakan media gambar garis (stick figure) agar hasilnya lebih maksimal. 6. Hambatan dan Cara Mengatasinya Penerapan media gambar garis (stick figure) ternyata tidak selancar sepeti apa yang telah direncanakan dalam RPP. Hambatan atau kendala terkadang ditemui dalam pelaksanaan pembelajaran. Berikut ini pemaparan mengenai hambatan yang biasa dialami dalam pembelajaran menulis narasi menggunaka media gambar garis (stick figure) Tabel 4. 21. Hambatan dan Solusi Penerapan Media Gambar Garis (Stick Figure) Pada Siswa Kelas IV SDN Dawung Tengah No. 191 Surakarta No. Hambatan Solusi/ Cara Mengatasi 1.
Siswa
belum
paham
terhadap Pada kegiatan awal, guru perlu
commitmedia to usermemberikan orientasi kepada siswa langkah-langkah penggunaan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
109 gambar garis (stick figure) dalam bukan saja tentang materi yang menulis narasi.
akan dipelajari akan tetapi juga memberikan siswa
wawasan
tentang
kepada
aturan
(langkah-langkah)
main
penggunaan
media yang akan diterapkan 2.
Siswa kurang memiliki keberanian Guru melakukan pembimbingan dan rasa percaya diri mengungkapkan
untuk kepada siswa baik secara individu
imajinasinya maupun
dalam menulis.
kelompok
untuk
memotivasi siswa agar berani dan percaya diri bahwa mereka bisa menulis. Apapun yang ada dalam pikiran mereka dapat dituangkan dalam
bahasa
perantara
tulis
sebuah
melalui
sketsa
atau
gambar garis (Stick Figure). 4.
Penggunaan alokasi waktu kurang Guru harus mengalokasikan waktu efektif.
Siswa
menyeimbangkan untuk
kurang antara
menggambar
bisa bagi siswa secara jelas, antara waktu waktu
idenya
untuk
menggambar
dan
ke waktu untuk menulis. Sehingga
dalam sketsa dan waktu untuk siswa
bisa
menuliskan ceritanya berdasarkan aktivias
fokus
yang
pada
saling
kedua
berkaitan
sketsa yang telah dibuat. Terkadang tersebut. siswa lebih terfokus pada aktivitas menggambar.
Tidak ada hambatan yang tidak dapat diatasi. Oleh karenanya pengalaman akan mengajarkan banyak hal bagi guru dan juga siswa untuk memperbaiki proses pembelajaran. Pembiasaan pada kegiatan belajar yang kritis, aktif, dan menyenangkan akan menghasilkan pembelajaran yang commit to user bermakna bagi siswa.