BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Pra Tindakan Sebelum penelitian dilakukan, peneliti terlebih dahulu melakukan observasi untuk mengetahui kondisi yang sebenarnya dilapangan. Selain itu juga dilakukan pencarian informasi mengenai kendala yang dihadapi ketika proses pembelajaran senam lantai sikap lilin berlangsung. Dalam observasi awal dapat dijabarkan sebagai berikut : 1. Siswa kelas V SD Negeri Karangasem IV Surakarta tahun pelajaran 2015/2016 yang berjumlah 32 siswa, yang terdiri dari 18 siswa putra dan 14 siswi putri. Dalam pembelajaran senam lantai sikap lilin dikatakan proses pembelajaran dalam kategori kurang berhasil. Berdasarkan kondisi awal nilai hasil belajar senam lantai sikap lilin, siswa yang memiliki nilai diatas KKM 75 berjumlah 15 siswa dari 32 siswa atau sekitar 46,9%. 2. Minat siswa dan tingkat ketertarikan siswa terhadap materi pembelajaran senam lantai sikap lilin masih kurang, masih banyak siswa yang menganggap materi pembelajaran senam lantai sikap lilin adalah pembelajaran yang menakutkan dan membosankan. 3. Dari kegiatan observasi, siswa kelas V dalam pembelajaran senam lantai sikap lilin terlihat tenang. Namun ketika melakukan praktik mereka mengalami kesulitan. Dalam proses pembelajaran terlihat kesalahan siswa terletak pada sikap awalan hingga sikap akhir. Tidak semua siswa bisa menguasai gerakan sikap lilin dengan baik dan benar. Siswa juga merasa takut untuk melakukan gerakan ini. Mereka merasa gerakan ini sangat membahayakan bahkan bisa menyebabkan cidera. Disamping itu kurangnya memanfaatkan alat bantu menjadikan siswa merasa bosan dan sulit untuk memahami penjelasan yang diberikan oleh guru.
29
30
Kondisi hasil belajar senam lantai sikap lilin pada siswa kelas V SD Karangasem IV Surakarta Tahun Pelajaran 2015/2016 sebelum diberikan tindakan disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut: Tabel 4.1 Data Awal Hasil Belajar Senam Lantai Sikap Lilin Belajar Sikap Lilin siswa kelas V SD N Karangasem IV Prasiklus No
Nilai
Keterangan
Kategori
JML
%
1
85-100
Baik sekali
Tuntas
0
0.0%
2
80-84
Baik
Tuntas
5
15.6%
3
75-79
Cukup
Tuntas
10
31.3%
4
70-74
Kurang
Tidak tuntas
11
34.4%
5
≤69
Kurang sekali
Tidak tuntas
6 32
18.8% 100.0%
JML
31,3%
34,4% 18,8%
15,6% %
Gambar 4.1 Grafik Hasil Belajar Sikap Lilin siswa Kelas V SD N karangasem IV Prasiklus
Gambar 4.2 Presentase Hasil Belajar Sikap lilin siswa Kelas V SD N karangasem IV Prasiklus
31
Dari data tersebut, terlihat bahwa siswa yang tuntas dan yang belum tuntas berbanding jauh. Hal ini menandakan bahwa siswa belum mampu mencapai kompetensi yang diharapkan untuk senam lantai sikap lilin. Melalui diskripsi data awal yang telah diperoleh tersebut, sebagian besar aspek menuju kriteria keberhasilan pembelajaran kurang. Maka peneliti perlu menyusun sebuah tindakan untuk mengoptimalkan hasil belajar senam lantai sikap lilin pada siswa kelas V SD Karangasem IV Surakarta tahun pelajaran 2015/2016, dengan menggunakan alat bantu pembelajaran dalam membantu siswa untuk mencapai kompetensi dalam pembelajaran senam lantai sikap lilin. Pelaksanaan tindakan akan dilaksanakan 2 siklus yang dalam siklus tersebut menggunakan alat bantu pembelajaran masing-masing siklus terdiri dari 4 tahapan yaitu : (1) Perencanaan ,(2) Pelaksanaan Tindakan ,(3) Obsevasi ,(4) Refleksi.
B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus 1. Siklus 1 Berdasarkan data dan kondisi awal kemampuan dan hasil belajar gerakan sikap lilin pada siswa Kelas V SDN Karangasem IV Surakarta tahun ajaran 2015/2016, maka persentase nilai perlu ditingkatkan dengan penggunaan alat bantu pembelajaran agar siswa lebih mudah memahami dan melakukan materi ajar sesuai kemampuan siswa. Siklus I direncanakan dalam 1 kali pertemuan. Adapun tahapan-tahapan yang dilakukan pada siklus pertama adalah sebagai berikut : 1) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) gerakan dasar sikap lilin berdasarkan silabus dengan penggunaan alat bantu pembelajaran. 2) Membuat model pembelajaran yang akan disampaikan dalam materi sikap lilin yang berupa alat pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan sistem penilaian pembelajaran.
32
3) Menyusun materi gerakan dasar sikap lilin yang terdiri dari sikap awal, gerakan saat melakukan, dan sikap akhir yang disesuaikan dengan kemampuan siswa kelas V SDN Karangasem IV Surakarta. 4) Meyiapkan alat bantu pembelajaran PJOK yang akan digunakan dalam pelaksanaan proses pembelajaran sikap lilin yang terdiri dari bantal, gawang paralon, dan bola bekel. 5) Menyiapkan sumber belajar yang terdiri dari buku penjasorkes materi senam lantai sikap lilin. 6) Menyusun soal kognitif materi gerakan dasar sikap lilin yang terdiri dari materi yang diajarkan. 7) Membuat lembar observasi yang digunakan dalam penelitian, yaitu observasi hasil belajar sikap lilin yang terdiri dari sikap awal, saat melakukan, dan sikap akhir yang meliputi aspek psikomotor, afektif, dan kognitif
disertai lembar pelaksanaan yang disesuaikan dengan
karakteristik anak usia kelas V SD. 8) Menyusun evaluasi pembelajaran. a. Rencana Tindakan Siklus I Perencanaan kegiatan siklus I oleh peneliti dan guru PJOK yang akan dilaksanakan dalam proses penelitian ini, seluruh rencana tindakan siklus I termuat dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus I. melalui RPP Siklus I tersebut disepakati bahwa pelaksanaan siklus I diadakan sebanyak 1 pertemuan. Peneliti dan guru PJOK merancang rencana pelaksanaan pembelajran siklus I sebagai berikut : 1) Peneliti
dan
guru
merancang
model
pembelajaran
dengan
menggunakan alat bantu dalam pembelajaran pendidikan jasmani, untuk mengoptimalkan hasil belajar senam lantai sikap lilin siswa. 2) Peneliti dan guru menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) senam lantai sikap lilin dengan menggunakan alat bantu pembelajaran.
33
3) Peneliti dan guru menyiapkan alat bantu pembelajaran yang akan digunakan dalam pelaksanaan proses pembelajaran senam lantai sikap lilin seperti : bantal, gawang paralon dan bola bekel. 4) Peneliti dan guru menyusun istrumen penelitian berupa tes dan non tes serta lembar pengamatan (observasi) pembelajaran. Instrumen non tes dinilai berdasarkan pedoman observasi yang dilakukan oleh peneliti dan guru dengan mengamati aktivitas dan sikap siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung dan melalui formulir penilaian/rubrik penilaian siswa yang tercantum dalam RPP. 5) Peneliti dan guru menyusun standar penilaian pada penguasaan kemampuan gerak dasar psikomotorik siswa. 6) Peneliti dan guru menentukan lokasi pelaksanaan tindakan siklus I, yaitu di aula senam SD Negeri Karangasem IV Surakarta. b. Pelaksanaan Siklus I Siklus I dilaksanakan satu kali pertemuan, yaitu pada hari Sabtu tanggal 2 April, di aula SD Negeri Karangasem IV Surakarta. Masingmasing pertemuan dilaksanakan selama 2 x 35 menit. Sesuai dengan RPP siklus I ini pembelajaran dilakukan oleh peneliti dan guru yang bersangkutan, dan sekaligus melaksanakan observasi terhadap proses pembelajaran. Materi pelaksanaan pada siklus I, Sabtu, 2 April 2016 adalah dengan menerapkan alat bantu bantal, gawang paralon, dan bola bekel yang mengarah ke teknik sikap lilin. Langkah pembelajarannya sebagai berikut : a) Pada kegiatan awal, guru menyiapkan siswa dengan memulai proses pembelajaran dengan berdoa kemudian presensi. b) Guru memberikan apresiasi, motivasi, dan menjelaskan tujuan pembelajaran. c) Guru memberikan pemanasan dengan permainan yang menuju ke gerakan inti.
34
d) Pada kegiatan inti, guru menjelaskan materi sikap lilin menggunakan alat bantu bantal, gawang paralon dan bola bekel. Siswa diminta memperhatikan pelaksanaan contoh dilakukan oleh guru. e) Siswa diminta melakukan gerakan sikap lilin dengan menggunakan alat bantu bantal, gawang paralon, dan bola bekel sesuai dengan contoh yang dilakukan oleh guru. f) Guru memberikan motivasi kepada para siswa agar dapat melakukan gerakan sikap lilin dengan benar. g) Siswa mengulang-ulang gerakan tersebut sampai waktu yang ditentukan oleh guru. h) Siswa mengerjakan tes kognitif sikap lilin i) Pada
kegiatan
penutup,
guru
memberikan
pendinginan,
dan
memberikan evaluasi terhadap proses pembelajaran yang telah dilakukan j) Siswa berdoa dan kemudian bersiap–siap untuk mata pelajaran selanjutnya. c. Observasi dan Interpretasi Siklus I Observasi dan interpretasi tindakan dilakukan selama tindakan siklus
I berlangsung.
Peneliti
berkolaborasi
dengan
guru
yang
bersangkutan sebagai pengelola kelas, adapun pelaksanaan tindakan siklus I sebagai berikut : 1) Peneliti dan guru mengamati proses pembelajaran gerakan sikap lilin dengan alat bantu pembelajaran dengan waktu pelaksanaan selama 2x35 menit. Pada hari Sabtu, 2 April 2016, peneliti (berperan sebagai guru) mengajarkan materi gerakan sikap lilin menggunakan alat bantu pembelajaran bantal urutan pertama bantal, gawang paralon dan yang terakhir adalah bola bekel . Kemudian diakhiri dengan pelaksanaan tes kognitif mengenai pelaksanaan pembelajaran pada siklus I yang dijadikan sebagai hasil dari tindakan siklus pertama.
35
2) Sebelum pembelajaran dilaksanakan guru PJOK dan peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran sebagai pedoman atau acuan dalam proses pelaksanaan pembelajaran. 3) Sebelum tindakan siklus I dilaksanakan peneliti dan guru menggunakan nilai awal prasiklus sebagai bahan acuan dalam membandingkan keadaan awal dengan perkembangan proses sampai siklus pertama berakhir. 4) Peneliti dan guru memberikan motivasi kepada siswa agar mengikuti proses pembelajaran dengan baik. Peneliti (berperan sebagai guru) memberikan penjelasan dan contoh gerakan dari materi yang diberikan sesuai kriteria yang ditentukan. Siswa dengan antusias memperhatikan penjelasan materi yang diberikan oleh guru, kemudian siswa melakukan gerakan sesuai apa yang diperintahkan oleh peneliti. 5) Peneliti bersama guru PJOK melakukan penilaian dengan lembar observasi yang sesuai dengan RPP, dengan tujuan untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa dalam menerima dan memahami materi yang diberikan dalam pembelajaran gerakan dasar sikap lilin Dari hasil pengamatan guru bahwa keaktifan siswa pada mata pelajaran pendidikan jasmani materi sikap lilin setelah menggunakan alat bantu pembelajaran ternyata mengalami peningkatan. Dan berdasarkan hasil pengamatan/observasi dan tes selama tindakan siklus I berlangsung hasil pembelajaran yang diperoleh siswa dapat diidentifikasikan sebagai berikut : 1) Hasil belajar siswa dalam materi sikap lilin setelah tindakan siklus I dilaksanakan menunjukkan hasil capaian siswa dengan kriteria Baik Sekali 0%, Baik 37,5%, Cukup 25,0%, Kurang 9,4%, dan Kurang Sekali 28,1%. 2) Siswa yang telah tuntas mencapai 20 siswa, dan 12 siswa masih belum tuntas.
36
Tabel 4.2 Deskripsi Hasil Belajar Sikap Lilin siswa kelas V SDN Karangasem IV Siklus I No 1 2 3 4
Nilai 85-100 80-84 75-79 70-74
5
≤69
Keterangan Baik Sekali Baik Cukup Kurang Kurang Sekali JML
Kategori Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas
Jumlah 0 12 8 3
% 0.0% 37.5% 25.0% 9.4%
Tidak Tuntas
9 32
28.1% 100.0%
37,5% 28,1%
25,0% 9,4%
Gambar 4.3 Grafik Data Hasil Belajar Senam Lantai Sikap lilin siswa kelas V SDN Karangasem IV Siklus I
Gambar 4.4 Persentase Hasil Belajar siswa kelas V SDN Karangasem IV Siklus I
d. Analisis dan Refleksi Tindakan Siklus I Berdasarkan hasil observasi pada tindakan siklus I tersebut, peneliti melakukan analisis dan refleksi sebagai berikut : 1) Kelebihan Upaya perbaikan hasil belajar sikap lilin dengan menggunakan alat
37
bantu pembelajaran telah terlihat peningkatannya. Meskipun belum keseluruhan siswa, tetapi kebanyakan siswa lebih mudah memahami dan melaksanakan pembelajaran, siswa juga terlihat lebih antusias dalam pembelajaran karena merupakan proses pembelajaran yang belum pernah dilaksanakan sebelumnya. Peningkatan pemahaman dan antusias siswa dalam pembelajaran berdampak pada meningkatnya hasil pembelajaran sikap lilin. 2) Kekurangan Dari hasil pengamatan guru dan peneliti, kemampuan siswa dalam melaksanakan materi sikap lilin memang meningkat, namun masih cukup banyak siswa yang belum memahami materi dengan baik sehingga belum
mencapai
kriteria
yang ditentukan. Beberapa
kekurangan yang terjadi selama tindakan siklus I adalah sebagai berikut: a) Percobaan yang dilakukan siswa terlalu banyak, sehingga siswa merasa lebih capek dalam melaksanakan pembelajaran. b) Urutan penggunaan alat bantu pembelajaran kurang efektif sehingga pengamatan
kebenaran
gerakan
tidak
dapat
terlihat
secara
keseluruhan. c) Pelaksanaan materi gawang paralon, terlalu banyak siswa yang menunggu giliran. 3) Rencana Perbaikan Berdasarkan hasil pengamatan dan kekurangan-kekurangan dalam pembelajaran siklus pertama, maka perbaikan yang akan dilakukan pada siklus berikutnya antara lain adalah : a) Di dalam pelaksanaan pembelajaran, guru berusaha mengkoordinir mencoba materi di luar arahan dari guru. b) Sesuai kesepakatan antara guru dan peneliti maka, ada perubahan urutan penggunaan alat bantu pada RPP Siklus II yaitu dari bantal,
38
gawang paralon, bola bekel, menjadi bantal, bola bekel, lalu gawang paralon sehingga, dalam menggunakan alat bantu pembelajaran kebenaran gerakan siswa dapat terlihat secara keseluruhan. c) Menambah panjang penyangga gawang paralon, sehingga rafia pada gawang paralon dapat melewati panjang matras dan siswa yang menggunakan alat bantu tersebut bisa bertambah. Pemahaman dan antusias siswa. terhadap materi pembelajaran tersebut menunjukkan persentase kelulusan siswa sebesar 62,5% dari jumlah keseluruhan siswa (20 siswa dari 32 siswa), dan 100 % siswa merasa pembelajaran yang diberikan menyenangkan. Peningkatan pemahaman dan antusias siswa dalam pembelajaran berdampak pada meningkatnya hasil pembelajaran sikap lilin. e. Deskripsi Data Tindakan Siklus I Selama pelaksanaan tindakan siklus I peneliti dan guru PJOK melakukan pengambilan data. Adapun deskripsi data yang diambil dari aspek afektif, kognitif, dan psikomotor sesuai dengan lembar penilaian dalam RPP pada siswa kelas V SDN Karangasem IV No. 204 Surakarta Tahun Ajaran 2015/2016. Kondisi hasil belajar gerakan sikap lilin menggunakan alat bantu pembelajaran disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut : Tabel 4.3. Hasil Belajar Sikap Lilin siswa kelas V SDN Karangasem IV Siklus I. No
Nilai
Keterangan
Kategori
JML
%
1
85-100
Baik Sekali
Tuntas
0
0.0%
2
80-84
Baik
Tuntas
12
37.5%
3
75-79
Cukup
Tuntas
8
25.0%
4
70-74
Kurang
Tidak Tuntas
5
15.6%
5
≤69
Kurang Sekali
Tidak Tuntas
JML
7
21.9%
32
100.0%
39
37,5% 25,0%
28,1% 9,4%
Gambar 4.5. Hasil Belajar Sikap Lilin siswa kelas V SDN Karangasem IV Siklus I.
Gambar 4.6. Persentase Hasil Belajar Sikap lilin siswa kelas V SDN Karangasem IV Siklus I. Berdasarkan hasil deskripsi siklus I, hasil belajar materi sikap lilin pada siswa kelas V SDN Karangasem IV no.204 Surakarta Tahun Ajaran 2015/2016 setelah diberikan tindakan I adalah 20 siswa atau 62,5% sudah tuntas, sedangkan 12 siswa 37,5% belum tuntas. 2. Siklus II Siklus II merupakan tindak lanjut dari hasil hasil analisis data dan refleksi yang dilakukan pada siklus I di mana dalam pelaksanaan tindakan siklus I, rata-rata siswa menunjukkan hasil yang kurang maksimal dan belum sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan pada siklus I, pelaksanaan siklus II mengacu pada pelaksanaan siklus I karena merupakan perbaikan dari siklus I.
40
a. Rencana Tindakan Siklus II Tindakan siklus II akan dilaksanakan pada hari Selasa, 9 April Tahun 2016 di SDN Karangasem IV No. 204 Surakarta. Peneliti dan guru PJOK bersangkutan mendiskusikan rancangan tindakan yang akan dilaksanakan dalam proses penelitian ini, seluruh rencana pada tindakan siklus II mengacu pada hasil analisis dan refleksi pada tindakan siklus I yang termuat dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus II. Berdasarkan hasil tindakan siklus I tersebut, maka peneliti dan guru merancang rencana pelaksanaan tindakan siklus II sebagai berikut : 1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran siklus II materi sikap lilin dengan tetap mempertahankan konsep pembelajaran sebelumnya dengan beberapa tambahan dan perubahan urutan alat bantu yang digunakan. 2) Menyiapkan alat bantu yang akan digunakan dalam pembelajaran sikap lilin seperti, bantal, bola bekel, dan gawang paralon. 3) Menyusun soal kognitif mengenai pembelajaran yang telah dilakukan selama pembelajaran yang diberikan sebagai sumber nilai kognitif. 4) Membuat lembar observasi yang digunakan dalam penelitian, yaitu observasi hasil belajar sikap lilin yang terdiri dari sikap awal, saat melakukan, dan sikap akhir yang meliputi aspek psikomotor, afektif, dan kognitif . 5) Menyusun evaluasi pembelajaran.
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II Materi pada pelaksanaan siklus II Sabtu, 9 April 2016 adalah dengan menerapkan alat bantu bantal, bola bekel, dan gawang paralon bertujuan untuk mempermudah melakukan gerakan sikap lilin sekaligus setelah itu penilaian proses pembelajaran dengan melepas alat bantu. Urutan pelaksanaannya sebagai berikut :
41
1) Kegiatan awal, guru menyiapkan siswa dengan memulai proses pembelajaran dengan berdoa kemudian presensi. 2) Guru memberikan apresiasi, motivasi, dan menjelaskan tujuan pembelajaran. 3) Guru memberikan pemanasan statis dan dinamis. 4) Kegiatan inti, guru mengulangi penjelasan materi sikap lilin dengan menggunakan alat bantu bantal, bola bekel, dan gawang paralon. 5) Siswa diminta mengulang gerakan sikap lilin dengan menggunakan alat bantu bantal, bola bekel, dan tiang paralon, sesuai dengan yang telah dilakukan pada pertemuan sebelumnya. 6) Guru memberikan soal kognitif dan kartu ceria. 7) Guru memberikan motivasi kepada para siswa agar dapat melakukan gerakan sikap lilin dengan benar. 8) Siswa mengulang-ulang gerakan tersebut sampai waktu yang ditentukan oleh guru. 9) Pentup, guru memberikan pendinginan kemudian mengevaluasi siswa. 10) Siswa berdoa dan kemudian bersiap–siap untuk mata pelajaran selanjutnya. c. Observasi dan Interpretasi Siklus II Observasi dan interpretasi tindakan dilakukan selama tindakan siklus II berlangsung. Peneliti berkolaborasi dengan guru yang bersangkutan sebagai pengelola kelas, adapun pelaksanaan tindakan siklus II sebagai berikut : 1) Peneliti dan guru mengamati dan mengajarkan proses pembelajaran gerakan sikap lilin dengan alat bantu pembelajaran dengan waktu pelaksanaan selama 2x35 menit menggunakan alat bantu pembelajaran bantal dengan urutan pertama bantal, bola bekel dan yang terakhir adalah gawang paralon .
42
2) Sebelum pembelajaran dilaksanakan guru PJOK dan peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran sebagai pedoman atau acuan dalam proses pelaksanaan pembelajaran. 3) Peneliti dan guru memberikan motivasi kepada siswa agar mengikuti proses pembelajaran dengan baik. Peneliti (berperan sebagai guru) memberikan penjelasan dan contoh gerakan dari materi yang diberikan sesuai kriteria yang ditentukan. Siswa dengan antusias memperhatikan penjelasan materi yang diberikan oleh guru, kemudian siswa melakukan gerakan sesuai apa yang diperintahkan oleh peneliti. 4) Peneliti bersama guru PJOK melakukan penilaian dengan lembar observasi yang sesuai dengan RPP, dengan tujuan untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa dalam menerima dan memahami materi yang diberikan dalam pembelajaran gerakan dasar sikap lilin. Berdasarkan hasil pengamatan/observasi selama pelaksanaan tindakan siklus II berlangsung, hasil belajar yang diperoleh siswa dapat diidentifikasikan sebagai berikut : 1) Hasil belajar siswa dalam pembelajaran materi gerakan dasar lompat tinggi setelah tindakan siklus II menunjukkan hasil yang baik dengan kriteria capaian Baik Sekali 68,8%, Baik 15,6%, Cukup 6,3%, Kurang 3,1 %, Kurang Sekali 6,3%. 2) Jumlah siswa yang tuntas sebanyak 29 siswa atau sebesar 90,7%, sedangkan yang belum tuntas sebanyak 3 siswa atau sebesar 9,3%. Sehingga
dapat
dikatan
telah
mencapai
indikator
capaian
keberhasilan sebesar 80%. d. Analisis dan Refleksi Tindakan Siklus II Berdasarkan hasil observasi pada tindakan siklus II tentu terdapat kelebihan dan kekurangan dalam pelaksanaannya, peneliti melakukan analisis refleksi sebagai berikut :
43
1) Kelebihan Terjadi peningkatan yang signifikan dalam pelaksanaan tindakan siklus II, adapun kelebihan tersebut adalah sabagai berikut : a) Siswa telah mampu menunjukkan kemampuan sikap lilin dengan lebih baik. b) Tingkat pemahaman siswa dan antusias dalam melaksanakan pembelajaran sangat baik. 2) Kekurangan Selain terdapat kelebihan, tentunya juga terdapat kekurangan dalam pelaksanaan tindakan siklus II, adapun kekurangan tersebut adalah sebagai berikut : a) Jumlah peralatan yang sangat banyak sehingga sulit untuk dibawa. b) Keadaan aula yang sempit ditambah adanya tumpukan meja dan kursi menjadi kendala tersendiri untuk kenyamanan siswa dalam melaksanakan pembelajaran. Berdasarkan hasil observasi pada tindakan siklus II tersebut, peneliti melakukan analisis dan refleksi sebagai berikut : 1) Keberhasilan siswa pada tindakan siklus II selama satu pertemuan telah menunjukkan hasil yang baik, sebab materi yang diberikan sama dengan siklus sebelumnya dengan diberi penguatan materi dan perubahan urutan beberapa alat bantu. 2) Pelaksanaan proses belajar mengajar sesuai dengan RPP siklus II yang telah dibuat. 3) Penggunaan alat bantu pembelajaran dalam pembelajaran sikap lilin telah berjalan dengan baik, siswa dapat menguasai materi yang diberikan. 4) Antusias siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran pada tindakan siklus II mencapai 100 % siswa merasa pembelajaran menyenangkan. 5) Hasil belajar siswa dalam materi sikap lilin setelah tindakan siklus II menunjukkan hasil yang baik. Siswa yang tuntas mencapai 90,7 %, sedangkan siswa yang belum tuntas sebesar 9,3%. Berdasarkan hasil yang
44
diperoleh dari tindakan siklus II tersebut maka penelitian tindakan kelas telah memenuhi target yang diharapkan. e. Deskripsi Data Tindakan Siklus II Selama pelaksanaan tindakan siklus II, peneliti dan guru PJOK melakukan pengambilan data penelitian. Adapun deskripsi data yang diambil terdiri dari aspek afektif, kognitif, dan psikomotor sesuai dengan lembar penilaian RPP pada siswa kelas V SDN Karangasem IV No. 204 Surakarta. Hasil belajar sikap lilin menggunakan alat bantu pembelajaran adalah sebagai berikut : Tabel 4.4 Hasil Belajar Sikap Lilin siswa kelas V SDN Karangasem IV Siklus II No 1 2 3 4 5
Nilai 85-100 80-84 75-79 70-74 ≤69
Keterangan Baik Sekali Baik Cukup Kurang Kurang Sekali
Kategori Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas
JML
JML 22 5 2 1 2 32
% 68.8% 15.6% 6.3% 3.1% 6.3% 100.0%
68,8%
15,6%
6,3%
3,1%
6,3%
Gambar 4.7 Hasil Belajar Sikap Lilin siswa kelas V SDN Karangasem IV Siklus II
45
Gambar 4.8 Presentase Hasil Belajar Sikap Lilin siswa kelas V SDN Karangasem IV Siklus II
C. Rekapitulasi Hasil Tindakan Rekapitulasi hasil belajar sikap lilin pada siswa kelas V SD Negeri Karangasem IV pada prasiklus, siklus I, dan siklus II disajikan dalam bentuk tabel dan gambar sebagai berikut : Tabel 4.5 Rekapitulasi Hasil Belajar Sikap lilin siswa kelas V SDN Karangasem IV Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II No
Nilai
Keterangan
Kategori
1
85-100
Baik sekali
Tuntas
2
80-84
Baik
Pra Siklus
Siklus I
Siklus II
JML
%
JML
%
JML
%
0
0.0%
0
0.0%
22
68.8%
Tuntas
5
15.6%
12
37.5%
5
15.6%
Cukup
Tuntas
10
31.3%
8
25.0%
2
6.3% 3.1%
3
75-79
4
70-74
Kurang
Tidak Tuntas
11
34.4%
5
15.6%
1
5
≤69
Kurang Sekali
Tidak Tuntas
6
18.8%
6.3%
100.0%
21.9% 100.0%
2
32
7 32
32
100.0%
JML
Gambar 4.9 Diagram Batang Persentase peningkatan Hasil Belajar Sikap Lilin Siswa Kelas V SD Negeri Karangasem IV Surakarta
46
D. Pembahasan Pelaksanaan Pelitian Tindakan Kelas (PTK) ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar senam lantai sikap lilin. Penelitian ini dilaksanakan di kelas V SD Negeri Karangasem IV Surakarta melalui penerapan alat bantu pembelajaran. Dengan penerapan alat bantu, pembelajaran senam lantai sikap lilin yang semula kurang bervariasi dan membosankan akan menjadi lebih menyenangkan, dan membangkitkan minat siswa terhadap pembelajaran senam lantai sikap lilin. Siklus I dilaksanakan satu kali pertemuan yaitu pada hari Sabtu 2 April 2016 dan dilanjutkan dengan Siklus II Pada hari Sabtu, 9 April 2016. Hasil belajar sikap lilin pada siklus II menunjukkan peningkatan hasil belajar siswa dengan capaian ketuntasan 90,7% dan belum tuntas sebesar 9,3% karena belum mencapai kriteria yang ditentukan. Tabel 4.6 Pencapaian Hasil Belajar Sikap Lilin Siswa Pada Siklus I dan Siklus II Aspek yang diukur
Persentase capaian Siklus I
Siklus II
Cara Mengukur
Hasil belajar
Diukur melalui ketuntasan hasil
senam lantai
belajar pada siswa pada materi
sikap lilin
62,5%
90,7%
senam lantai sikap lilin, hasil penjumlahan (aspek psikomotor, afektif dan kognitif)
Di samping mempengaruhi peningkatan kemampuan senam lantai sikap lilin pada siswa, penggunaan alat bantu dalam pembelajaran senam lantai sikap lilin juga berpengaruh terhadap pemahaman siswa terhadap teknik dasar sikap lilin. Cara ini lebih efektif dalam penyampaian materi kepada siswa. Melalui penggunaan alat bantu pembelajaran pada materi sikap lilin kelas V SD Negeri Karangasem IV Surakarta, mampu meningkatkan hasil belajar senam lantai sikap
47
lilin. Sebab pembelajaran ini menitik beratkan pada proses pembelajaran yang menyenangkan dan hasil yang memuaskan. Melalui peningkatan yang terjadi sejak kondisi awal hingga diberikan tindakan siklus I dan siklus II, dapat disimpulkan bahwa penerapan alat bantu pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar senam lantai sikap lilin pada siswa kelas V SD Negeri Karangasem IV Surakarta tahun pelajaran 2015/2016.