BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Hasil Pelaksanaan Tindakan Siklus I a. Tahapan Persiapan Kegiatan persiapan tindakan siklus I dilaksanakan pada hari Sabtu, 25 Nopember 2012 di Kelas IV SDN 6 Bone Kabupaten Bone Bolango. Peneliti bersama guru kelas mendiskusikan rencana tindakan yang yang akan dilakukan dalam proses penelitian ini. Kemudian disepakati bahwa pelaksanaan tindakan pada siklus I akan dilaksanakan selama dua kali pertemuan, yakni pada hari Selasa, 27 Nopember 2012, dan hari Senin, 3 Desember 2012. Pada observasi awal yang sebelumnya dilakukan peneliti, guru mitra bersama peneliti mengukur kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal cerita materi Faktor Persekutuan Terbesar berdasarkan 3 (tiga) indikator yang diamati, yaitu; mampu menangkap makna yang terkandung dalam soal cerita dan cara mengerjakannya, mampu menyelesaikan sistem pembagian Faktor Persekutuan Terbesar, dan mampu menyelesaikan soal cerita materi Faktor Persekutuan Terbesar dengan baik. Berdasarkan
pengalaman
tersebut,
peneliti
bersama
guru
mitra
merencanakan tindakan siklus I meliputi kegiatan sebagai berikut; (1) Peneliti bersama guru mitra merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tentang menyelesaikan soal cerita materi Faktor Persekutuan Terbesar melalui metode 38
39
bermain peran, yaitu dengan langkah-langkah; (a) Peneliti menjelaskan materi yang akan dipelajari; (b) Peneliti menyampaikan cara menyelesaikan soal cerita materi Faktor Persekutuan Terbesar melalui metode bermain peran; (c) Peneliti dan guru melakukan refleksi terhadap proses pembelajaran yang dilakukan. (2) Peneliti dan guru menyusun analisis soal dan penilaian yang merupakan program kerja guru dalam pelaksanaaan pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal cerita materi Faktor Persekutuan Terbesar. (3) Peneliti bersama guru menyiapkan materi menyelesaikan soal cerita materi Faktor Persekutuan Terbesar yang diperlukan untuk disampaikan dalam bentuk penggunaan metode bermain peran pada siswa Kelas IV. (4) Peneliti dan guru menyusun instrumen penelitian, yakni lembar pengamatan kegiatan guru dan lembar pengamatan kegiatan siswa sebagai pedoman observasi yang dilakukan oleh peneliti dan guru dengan mengamati kemampuan guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran dan menyelesaikan soal cerita materi Faktor Persekutuan Terbesar berdasarkan indikator yang diamati, serta untuk menilai keaktifan dan sikap siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung. b. Tahapan Pelaksanaan Siklus I Pelaksanaan tindakan siklus I ini dilaksanakan berlangsung selama dua kali pertemuan, yakni pada Selasa, 27 Nopember 2012, dan hari Senin, 3 Desember 2012, di ruangan Kelas IV di SDN 6 Bone Kabupaten Bone Bolango. Masingmasing pertemuan dilaksanakan selama 2 x 45 Menit. Sesuai dengan RPP yang ada pada siklus I, bahwa pembelajaran ini dilakukan oleh peneliti, dan peneliti
40
sekaligus melakukan observasi terhadap proses pembelajaran dan wawancara kepada beberapa siswa Kelas IV di SDN 6 Bone Kabupaten Bone Bolango setelah pembelajaran berakhir. Dalam tahap ini peneliti bertindak sebagai pemimpin jalannya kegiatan pembelajaran, sedangkan guru hanya bertindak sebagai partisipan pasif yang membantu peneliti mengamati kegiatan pembelajaran. Urutan pelaksanaan tindakan tersebut adalah sebagai berikut: 1) sebelum kegiatan pembelajaran dimulai, siswa terlebih dahulu diberi tahu tentang materi pelajaran yang diajarkan serta model pembelajaran yang akan digunakan; 2) peneliti melakukan apersepsi; 3) peneliti menjelaskan kegiatan pembelajaran tentang materi menyelesaikan soal cerita materi Faktor Persekutuan Terbesar di Kelas
IV
dengan
menggunakan
metode
bermain
peran;
4)
peneliti
memperkenalkan lambang bilangan dan pohon faktor serta memberi contoh cara menyelesaikannya baik; 5) peneliti meminta siswa untuk menyelesaikan soal cerita materi Faktor Persekutuan Terbesar di depan kelas sebagaimana yang dicontohkan guru; 6) peneliti memotivasi siswa agar mempunyai semangat untuk belajar menyelesaikan soal cerita materi Faktor Persekutuan Terbesar dengan menggunakan metode bermain peran; 7) guru memberikan penghargaan (reward atau reinforcement) kepada siswa yang dapat menyelesaikan soal cerita materi Faktor Persekutuan Terbesar dengan baik dan benar; 8) diakhir pembelajaran, peneliti mengumumukan siswa mana yang paling cepat dan paling baik cara menyelesaikan soal cerita materi Faktor Persekutuan Terbesar.
41
Kegiatan pembelajaran pada pelaksanaan tindakan siklus 1, pada pertemuan kedua (Senin, 3 Desember 2012), masih seperti yang dilakukan pada pertemuan pertama, hanya bagian-bagian penting saja yang diberikan penekanan atau dikembangkan. c. Tahap Pemantauan dan Evaluasi Siklus Peneliti mengamati proses pembelajaran penggunaan metode bermain peran untuk meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal cerita materi Faktor Persekutuan Terbesar pada siswa Kelas IV di SDN 6 Bone Kabupaten Bone Bolango. Pada pertemuan pertama, Selasa, 27 Nopember 2012, peneliti menyampaikan materi pelajaran tentang cara menyelesaikan soal cerita materi Faktor Persekutuan Terbesar yang baik. Setelah itu siswa diminta untuk memperhatikan penjelasan dan contoh guru dalam menyelesaikan Faktor Persekutuan Terbesar tersebut di depan kelas. Pada pertemuan kedua yaitu, hari Senin, 3 Desember 2012, peneliti menyampaikan kembali materi pelajaran tentang cara menyelesaikan soal cerita materi Faktor Persekutuan Terbesar yang baik pada mata pelajaran Matematika di Kelas IV dengan lebih sempurna lagi. Setelah itu siswa diminta untuk dapat mendemonstrasikan menyelesaikan soal cerita materi Faktor Persekutuan Terbesar tersebut di depan kelas dengan baik. Berdasarkan pelaksanaan kegiatan tersebut, diperoleh deskripsi tentang jalannya proses penggunaan metode bermain peran dalam rangka meningkatkan kemampuan siswa menyelesaikan soal cerita materi Faktor Persekutuan Terbesar pada siswa Kelas IV SDN 6 Bone Kabupaten Bone Bolango sebagai berukut;
42
1. Sebelum mengajar, peneliti dan guru telah membuat Rencana Pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang akan dijadikan pedoman dalam mengajar. RPP tersebut sesuai dengan kurikulum yang berlaku. 2. Peneliti sudah melaksanakan kegiatan pembelajaran melalui identifikasi kemampuan siswa menyelesaikan soal cerita materi Faktor Persekutuan Terbesar dengan indikator-indikator seperti; keantusiasan siswa dalam pembelajaran, minat atau perhatian pada pembelajaran, keterlibatan dalam kegiatan pembelajaran, rasa ingin tahu pada si pembelajaran, ketekunan dalam belajar, selalu berusaha mencoba, dan aktif mengatasi tantangan yang ada dalam pembelajaran. 3. Peneliti memotivasi belajar siswa melalui penggunaan metode bermain peran agar dapat menyelesaikan soal cerita materi Faktor Persekutuan Terbesar dengan baik di depan kelas. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap jalannya proses pembelajaran di Kelas IV SDN 6 Bone Kabupaten Bone Bolango dalam upaya meningkatkan kemampuan siswa menyelesaikan soal cerita materi Faktor Persekutuan Terbesar melalui penggunaan metode bermain peran pada mata pelajaran Matematika. Gambaran aktivitas siswa tersebut dalah sebagai berikut; 1. Siswa yang sudah mampu menyelesaikan soal cerita materi Faktor Persekutuan Terbesar dengan baik sebesar 8 orang siswa atau 53 %, dan yang belum mampu/tidak sebesar 7 orang siswa atau 47 %.
43
2. Siswa
yang
aktif
mengikuti
kegiatan
pembelajaran
tentang
materi
menyelesaikan soal cerita materi Faktor Persekutuan Terbesar disebabkan guru menggunakan metode bermain peran dan sangat menarik bagi siswa, sehingga perlu dioptimalkan. Aspek-aspek yang kurang pada guru mitra sesuai penilaian oleh pengamat antara lain : (1) menunjukan pengusaan materi pembelajaran; pada kegiatan inti dalam proses pembelajaran masih sebagian besar siswa yang tidak memahami materi karena guru lebih banyak menulis dipapan tulis. (2) mengaitkan materi dengan pengetahuan yang lain yang relevan; dalam kegiatan pembelajaran tidak mengaitkan materi dengan pengatahuan yang lain yang relecan sehingga tidak nampak pembelajaran. (3) Mengaitkan materi dengan jelas, sesuai dengan hirarki belajar dan karekteritik siswa; hal ini terlihat pada proses pembelajaran, guru tidak menyampaikan materi dengan jelas sesuai dengan hirarki belajar dan karakteritik siswa, sehingga siswa kurang memahami penjelasan guru. (4) Mengaitkan materi dengan realita kehidupan ; pada kegiatan pembelajaran siswa belum memahami penjelasan guru, disebabkan guru yang kurang mengaitkan materi dengan realitas kehidupan. (5) Melaksanakan pembelajaran secara runtut ; dalam pendekatan atau strategi tidak terlaksana secara runtut. (6) menguasai kelas ; guru tidak menguasai kelas, hal ini disebabkan oleh jumlah siswa yang terlalu banyak. (7) menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran ; hal ini terlihat dari proses pembelajaran siswa yang kurang bertanya tentang materi yang diajarkan.
44
(8) menumbuhkan keceriaan atau antusisme siswa dalam belajar; tidak adanya keceriaan dan atusisme siswa dalam belajar. Adapun aspek-aspek yang kurang pada guru mitra sesuai penilaian pengamat II antara lain : (1) menunjukan penguasaan materi dalam proses pembelajaran siswa kurang memahami materi karena guru lebih banyak menulis dipapan tulis. (2) mengaitkan materi dengan pengetahuan yang lain yang relevan; pada proses pembelajaran berlangsung guru tidak mengaitkan materi dengan proses pengetahuan yang lain yang relevan (3) menyampaikan materi dengan jelas, sesuai dengan hirarki belajar dan karakteritik siswa ; guru tidak menyampaikan materi dengan jelas sesuai dengan hirarki belajar dan karakteristik siswa, sehingga siswa kurang memahami penjelasan guru. (4) mengaitkan materi dengan realitas kehidupan ; pada kegiatan pembelajaran siswa belum memahami penjelasan guru disebabkan guru yang kurang mengaitkan materi dengan realitas kehidupan. (5) melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi (tujuan yang akan dicapai dan karakteristik siswa ; hal ini terlihat dari kurangnya pemahaman siswa pada siswa mengerjakan tugas yang diberikan guru. (6) melaksanakan pembelajaran secara runtut; dalam pendekatan atau strategi pembelajaran tidak terlaksana secara runtut. (7) menguasai kelas; guru tidak menguasai kelas, hal ini disebabkan oleh jumlah siswa yang terlalu banyak. (8) melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang direncanakan ; pada pelaksanaan pembelajaran guru tidak melaksanakan sesuai dengan alokasi waktu yang direncakanan disebabkan karena keadaan siswa yang ribut sehingga
45
guru langsung memberikan tugas LKS untuk dikerjakan siswa. (9) menggunakan bahasa lisan atau tulisan secara jelas, baik dan benar; dalam penguasaan bahasa guru biasanya menggunakan bahasa daerah sehingga dalam proses pembelajaran sebahagian besar siswa tidak mengerti penjelasan guru. Tabel 4.1 : Hasil Pengamatan Aktifitas Siswa dalam Menyelesaikan Soal Cerita Materi Faktor Persekutuan Terbesar melalui Metode Bermain Peran pada Siklus I No.
Aspek
1
Kemampuan Menangkap Makna Soal Cerita dan Cara Mengerjakannya
2
3
Kemampuan Menyelesaikan Sistem Pembagian Faktor Persekutuan Terbesar Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Materi Faktor Persekutuan Terbesar
Kriteria Mampu
Jumlah 9
Persentasi 60 %
Kurang mampu
5
33 %
Tidak mampu Mampu Kurang mampu Tidak mampu Mampu Kurang mampu Tidak mampu
1 7 6 2 8 6 1
7% 47 % 40 % 13 % 53 % 40 % 7%
Berdasarkan tabel 4.1 tersebut dapat diketahui bahwa untuk aspek menangkap makna yang terkandung dalam soal cerita dan cara mengerjakannya dengan benar, ada 9 orang siswa atau 60 % yang telah memperlihatkan sesuai kriteria mampu, 5 orang siswa atau 33 % yang memperlihatkan kriteria kurang mampu, dan 1 orang siswa atau 7 % yang memperlihatkan kriteria tidak mampu. Untuk aspek menyelesaikan sistem pembagian Faktor Persekutuan Terbesar, ada sekitar 7 orang siswa atau 47 % yang sudah memperlihatkan kriteria mampu 6 orang siswa atau 40 % yang memperlihatkan kriteria kurang mampu, dan 2 orang siswa atau 13 % yang memperlihatkan kriteria tidak mampu. Untuk aspek
46
menyelesaikan soal cerita materi Faktor Persekutuan Terbesar dengan baik, ada sekitar 8 orang siswa atau 53 % yang sudah memperlihatkan kriteria mampu, 6 orang siswa atau 40% yang memperlihatkan kriteria kurang mampu, dan 1 orang siswa atau 7 % yang memperlihatkan kriteria tidak mampu. Apabila dianalisis, maka persentase kemampuan siswa dapat menyelesaikan soal cerita materi Faktor Persekutuan Terbesar melalui metode bermain peran di Kelas IV SDN 6 Bone Kabupaten Bone Bolango sudah sesuai harapan dan baik sebanyak 8 orang siswa, atau 53 % dan yang kurang mampu/tidak mampu atau belum memiliki kemampuan menyelesaikan soal cerita materi Faktor Persekutuan Terbesar melalui metode bermain peran sebanyak 7 orang siswa atau 47 %. Dari jurnal pengamatan diperoleh beberapa hasil pengamatan kemampuan siswa menyelesaikan soal cerita materi Faktor Persekutuan Terbesar melalui penggunaan metode bermain peran untuk siklus I sebagai berikut: -
Sebagian siswa belum mampu menangkap makna yang terkandung dalam soal cerita dan cara mengerjakannya.
-
Maskih ada sebagian siswa belum mampu menyelesaikan sistem pembagian Faktor Persekutuan Terbesar..
-
Masih ada sebagian siswa belum dapat menyelesaikan soal cerita materi Faktor Persekutuan Terbesar. Dari hasil refleksi bersama terungkap bahwa masih ada yang perlu di
tingkatkan dari cara guru melaksanakan penggunaan metode bermain peran, yakni;
47
-
Ada siswa yang tidak memperhatikan secara baik cara guru menjelaskan dan memberikan contoh terkait dengan materi pelajaran menyelesaikan soal cerita materi Faktor Persekutuan Terbesar melalui penggunaan metode bermain peran.
-
Guru mengalami kesulitan pada waktu membimbing siswa dalam menyelesaikan soal cerita materi Faktor Persekutuan Terbesar melalui penggunaan metode bermain peran di Kelas IV SDN 6 Bone Kabupaten Bone Bolango, karena tingkat kemampuan siswa sangat majemuk.
-
Guru belum memaksimalkan penggunaan metode bermain peran.
-
Waktu tersita kepada beberapa siswa yang hasil belajarnya belum mengalami peningkatan yang signifikan dalam menyelesaikan soal cerita materi Faktor Persekutuan Terbesar.
d. Tahap Analisis dan Refleksi Siklus I Berdasarkan data yang dikemukakan di atas, diperoleh gambaran hasil pelaksanaan tindakan siklus I dengan rata-rata keberhasilan guru dalam meningkatkan kemampuan siswa menyelesaikan soal cerita materi Faktor Persekutuan Terbesar pada Siswa Kelas IV di SDN 6 Bone Kabupaten Bone Bolango melalui penggunaan metode bermain peran yaitu sudah 53 % atau 8 orang siswa yang sudah meningkat. Selebihnya masih terdapat 47 % atau 7 orang siswa yang kemampuan menyelesaikan soal cerita materi Faktor Persekutuan Terbesarnya belum meningkat.
48
Apabila dibandingkan dengan indikator keberhasilan dalam penelitian yaitu, kemampuan siswa menyelesaikan soal cerita materi Faktor Persekutuan Terbesar pada Siswa Kelas IV di SDN 6 Bone Kabupaten Bone Bolango mengalami peningkatan melalui penggunaan metode bermain peran menjadi 80 % atau 12 orang siswa dalam kategori mampu, maka hasil tindakan siklus I belum mencapai target tersebut. Dengan demikian, dari analisis ini peneliti dan guru mitra merasa bahwa hasil penelitian ini belum maksimal. Oleh sebab itu, peneliti dan guru mitra membuat perencanaan untuk melakukan tindakan pada siklus berikutnya. Beradasarkan hasil pemantauan dan evaluasi tersebut, peneliti bersama guru mitra melakukan analisis dan refleksi sebagai berikut; 1) agar siswa memiliki kemampuan menyelesaikan soal cerita materi Faktor Persekutuan Terbesar dengan baik, maka peneliti dan guru mitra menyediakan semua fasilitas yang diperlukan dalam belajar terutama peralatan bermain peran, sistem pembagian dan perkalian bilangan, 2) agar siswa mau memiliki motivasi belajar yang maksimal, maka sebaiknya peneliti dan guru mitra dapat memberikan bimbingan dan petunjuk kepada siswa yang mengalami kesulitan pada saat belajar, 3) untuk memotivasi siswa agar mau belajar dengan baik yaitu dapat meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal cerita materi Faktor Persekutuan Terbesar, maka sebaiknya peneliti dan guru dapat memberikan reward kepada siswa yang mampu menyelesaikan soal cerita materi Faktor Persekutuan Terbesar dengan baik yang baik berupa pujian seperti; bagus sekali, baik sekali, mampu sekali, bagus, dan
49
sebagainya ataupun dengan memberi hadiah kepada siswa yang memperoleh skor tertinggi pada kegiatan belajar tersebut. 4.1.3 Deskripsi Hasil Pelaksanaan Tindakan Siklus II a. Tahapan Persiapan Pada hari Senin, tanggal 17 Desember 2012, peneliti bersama guru kelas dan guru mitra mengadakan diskusi. Dalam kesempatan kali ini, peneliti menyampaikan analisis hasil observasi terhadap kemampuan menyelesaikan soal cerita materi Faktor Persekutuan Terbesar bagi siswa Kelas IV di SDN 6 Bone Kabupaten Bone Bolango yang dilakukan pada siklus II. Peneliti menyampaikan segala kelebihan dan kekurangan selama berlangsungnya proses pembelajaran dengan menggunakan metode bermain peran untuk meningkatkan kemampuan siswa menyelesaikan soal cerita materi Faktor Persekutuan Terbesar pada siklus I. Kegiatan persiapan tindakan siklus II dilaksanakan pada hari Senin, 17 Desember 2012 di Kelas IV SDN 6 Bone Kabupaten Bone Bolango. Peneliti bersama guru mitra mendiskusikan rencana tindakan yang akan dilakukan dalam proses penelitian ini. Kemudian disepakati bahwa pelaksanaan tindakan pada siklus II akan dilaksanakan selama dua kali pertemuan, yakni pada hari Selasa, 18 Desember 2012, dan Selasa, 25 Desember 2012. Pada siklus II yang sebelumnya dilakukan peneliti, guru mitra bersama peneliti mengukur kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal cerita materi Faktor Persekutuan Terbesar berdasarkan 3 (tiga) indikator yang diamati, yaitu; mampu menangkap makna yang terkandung dalam soal cerita dan cara
50
mengerjakannya, mampu menyelesaikan sistem pembagian Faktor Persekutuan Terbesar, dan mampu menyelesaikan soal cerita materi Faktor Persekutuan Terbesar dengan baik. Berdasarkan
pengukuran
tersebut,
peneliti
bersama
guru
mitra
merencanakan tindakan siklus I meliputi kegiatan sebagai berikut; (1) Peneliti bersama guru mitra merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tentang menyelesaikan soal cerita materi Faktor Persekutuan Terbesar melalui metode bermain peran, yaitu dengan langkah-langkah; (a) Peneliti menjelaskan materi yang akan dipelajari; (b) Peneliti menyampaikan cara menyelesaikan soal cerita materi Faktor Persekutuan Terbesar melalui metode bermain peran; (c) Peneliti dan guru melakukan refleksi terhadap proses pembelajaran yang dilakukan. (2) Peneliti dan guru menyusun analisis soal dan penilaian yang merupakan program kerja guru dalam pelaksanaaan pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal cerita materi Faktor Persekutuan Terbesar. (3) Peneliti bersama guru menyiapkan materi menyelesaikan soal cerita materi Faktor Persekutuan Terbesar yang diperlukan untuk disampaikan dalam bentuk penggunaan metode bermain peran pada siswa Kelas IV. (4) Peneliti dan guru menyusun instrumen penelitian, yakni lembar pengamatan kegiatan guru dan lembar pengamatan kegiatan siswa sebagai pedoman observasi yang dilakukan oleh peneliti dan guru dengan mengamati kemampuan guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran dan menyelesaikan soal cerita materi Faktor Persekutuan
51
Terbesar berdasarkan indikator yang diamati, serta untuk menilai keaktifan dan sikap siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung. b. Tahapan Pelaksanaan Siklus II Pelaksanaan tindakan siklus II ini dilaksanakan berlangsung selama dua kali pertemuan, yakni pada Selasa, 18 Desember 2012, dan hari Selasa, 25 Desember 2012, di ruangan Kelas IV di SDN 6 Bone Kabupaten Bone Bolango. Masing-masing pertemuan dilaksanakan selama 2 x 45 Menit. Sesuai dengan RPP yang ada pada siklus II, bahwa pembelajaran ini dilakukan oleh peneliti, dan peneliti sekaligus melakukan observasi terhadap proses pembelajaran dan wawancara kepada beberapa siswa Kelas IV di SDN 6 Bone Kabupaten Bone Bolango setelah pembelajaran berakhir. Dalam tahap ini peneliti bertindak sebagai pemimpin jalannya kegiatan pembelajaran, sedangkan guru hanya bertindak sebagai
partisipan
pasif
yang
membantu
peneliti
mengamati
kegiatan
pembelajaran. Urutan pelaksanaan tindakan tersebut adalah sebagai berikut: 1) sebelum kegiatan pembelajaran dimulai, siswa terlebih dahulu diberi tahu tentang materi pelajaran yang diajarkan serta model pembelajaran yang akan digunakan; 2) peneliti melakukan apersepsi; 3) peneliti menjelaskan kegiatan pembelajaran tentang materi menyelesaikan soal cerita materi Faktor Persekutuan Terbesar di Kelas IV dengan menggunakan metode bermain peran; 4) peneliti memperkenalkan lambang bilangan dan pohon faktor serta memberi contoh cara menyelesaikannya baik; 5) peneliti meminta siswa untuk menyelesaikan soal
52
cerita materi Faktor Persekutuan Terbesar di depan kelas sebagaimana yang dicontohkan guru; 6) peneliti memotivasi siswa agar mempunyai semangat untuk belajar menyelesaikan soal cerita materi Faktor Persekutuan Terbesar dengan menggunakan metode bermain peran; 7) guru memberikan penghargaan (reward atau reinforcement) kepada siswa yang dapat menyelesaikan soal cerita materi Faktor Persekutuan Terbesar dengan baik dan benar; 8) diakhir pembelajaran, peneliti mengumumukan siswa mana yang paling cepat dan paling baik cara menyelesaikan soal cerita materi Faktor Persekutuan Terbesar. Kegiatan pembelajaran pada pelaksanaan tindakan siklus II, pada pertemuan kedua (Selasa, 25 Desember 2012), masih seperti yang dilakukan pada pertemuan pertama, hanya bagian-bagian penting saja yang diberikan penekanan atau dikembangkan. c. Tahap Pemantauan dan Evaluasi Siklus Peneliti mengamati proses pembelajaran penggunaan metode bermain peran untuk meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal cerita materi Faktor Persekutuan Terbesar pada siswa Kelas IV di SDN 6 Bone Kabupaten Bone Bolango. Pada pertemuan pertama, Selasa, 18 Desember 2012, peneliti menyampaikan materi pelajaran tentang cara menyelesaikan soal cerita materi Faktor Persekutuan Terbesar yang baik. Setelah itu siswa diminta untuk memperhatikan penjelasan dan contoh guru dalam menyelesaikan Faktor Persekutuan Terbesar tersebut di depan kelas. Pada pertemuan kedua yaitu, hari Selasa, 25 Desember 2012, peneliti menyampaikan kembali materi pelajaran
53
tentang cara menyelesaikan soal cerita materi Faktor Persekutuan Terbesar yang baik pada mata pelajaran Matematika di Kelas IV dengan lebih sempurna lagi. Setelah itu siswa diminta untuk dapat mendemonstrasikan menyelesaikan soal cerita materi Faktor Persekutuan Terbesar tersebut di depan kelas dengan baik. Berdasarkan pelaksanaan kegiatan tersebut, diperoleh deskripsi tentang jalannya proses penggunaan metode bermain peran dalam rangka meningkatkan kemampuan siswa menyelesaikan soal cerita materi Faktor Persekutuan Terbesar pada siswa Kelas IV SDN 6 Bone Kabupaten Bone Bolango sebagai berukut; 1. Sebelum mengajar, peneliti dan guru telah membuat Rencana Pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang akan dijadikan pedoman dalam mengajar. RPP tersebut sesuai dengan kurikulum yang berlaku. 2. Peneliti sudah melaksanakan kegiatan pembelajaran melalui identifikasi kemampuan siswa menyelesaikan soal cerita materi Faktor Persekutuan Terbesar dengan indikator-indikator seperti; keantusiasan siswa dalam pembelajaran, minat atau perhatian pada pembelajaran, keterlibatan dalam kegiatan pembelajaran, rasa ingin tahu pada si pembelajaran, ketekunan dalam belajar, selalu berusaha mencoba, dan aktif mengatasi tantangan yang ada dalam pembelajaran. 3. Peneliti memotivasi belajar siswa melalui penggunaan metode bermain peran agar dapat menyelesaikan soal cerita materi Faktor Persekutuan Terbesar dengan baik di depan kelas.
54
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap jalannya proses pembelajaran di Kelas IV SDN 6 Bone Kabupaten Bone Bolango dalam upaya meningkatkan kemampuan siswa menyelesaikan soal cerita materi Faktor Persekutuan Terbesar melalui penggunaan metode bermain peran pada mata pelajaran Matematika. Gambaran aktivitas siswa tersebut dalah sebagai berikut; 1. Siswa yang sudah mampu menyelesaikan soal cerita materi Faktor Persekutuan Terbesar dengan baik sebesar 80 % atau 12 orang siswa, dan yang belum mampu/tidak sebesar 20 % atau 3 orang siswa. 3. Siswa
yang
aktif
mengikuti
kegiatan
pembelajaran
tentang
materi
menyelesaikan soal cerita materi Faktor Persekutuan Terbesar disebabkan guru menggunakan metode bermain peran dan sangat menarik bagi siswa, sehingga perlu dioptimalkan. Berdasarkan pengamatan yang dilaksanakan oleh guru mitra dengan peneliti pada hasil kegiatan belajar siklus II menunjukan bahwa, pengelolaan pembelajaran yang dilaksanakan guru telah memenuhi targer yang diharapkan. Sehingga pelaksanaan kegiatan belajar mengajar tidak perlu dilanjutkan ke siklus berikutnya
55
Tabel 4.2: Hasil Pengamatan Aktifitas Siswa dalam Menyelesaikan Soal Cerita Materi Faktor Persekutuan Terbesar melalui Metode Bermain Peran pada Siklus II No.
Aspek
Kriteria
Jumlah
Persentasi
Mampu
12
80 %
1
Kemampuan Menangkap Makna Soal Cerita dan Cara Mengerjakannya
Kurang mampu
2
13 %
Tidak mampu Mampu Kurang mampu Tidak mampu Mampu Kurang mampu Tidak mampu
1 12 2 1 12 2 1
7% 80 % 13 % 7% 80 % 13 % 7%
2
3
Kemampuan Menyelesaikan Sistem Pembagian Faktor Persekutuan Terbesar Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Materi Faktor Persekutuan Terbesar
Berdasarkan tabel 4.2 tersebut dapat diketahui bahwa untuk aspek menangkap makna yang terkandung dalam soal cerita dan cara mengerjakannya dengan benar, ada 12 orang siswa atau 80 % yang telah memperlihatkan sesuai kriteria mampu, 2 orang siswa atau 13 % yang memperlihatkan kriteria kurang mampu, dan 1 orang siswa atau 7 % yang memperlihatkan kriteria tidak mampu. Untuk aspek menyelesaikan sistem pembagian Faktor Persekutuan Terbesar, ada sekitar 12 orang siswa atau 80 % yang sudah memperlihatkan kriteria mampu, 2 orang siswa atau 13 % yang memperlihatkan kriteria kurang mampu, dan 1 orang siswa atau 7 % yang memperlihatkan kriteria tidak mampu. Untuk aspek menyelesaikan soal cerita materi Faktor Persekutuan Terbesar dengan baik, ada sekitar 12 orang siswa atau 80 % yang sudah memperlihatkan kriteria mampu, 2 orang siswa atau 13 % yang memperlihatkan kriteria kurang mampu, dan 1 orang siswa atau 7 % yang memperlihatkan kriteria tidak mampu. Apabila dianalisis, maka persentase kemampuan siswa dapat menyelesaikan soal cerita materi Faktor
56
Persekutuan Terbesar melalui metode bermain peran di Kelas IV SDN 6 Bone Kabupaten Bone Bolango sudah sesuai harapan dan baik sebanyak 12 orang siswa atau 80 %, dan yang kurang mampu/tidak mampu atau belum memiliki kemampuan menyelesaikan soal cerita materi Faktor Persekutuan Terbesar melalui metode bermain peran sebanyak 3 orang siswa atau 20 % . Dari jurnal pengamatan diperoleh beberapa hasil pengamatan kemampuan siswa menyelesaikan soal cerita materi Faktor Persekutuan Terbesar melalui penggunaan metode bermain peran untuk siklus I sebagai berikut: -
Sebagian besar siswa sudah mampu menangkap makna yang terkandung dalam soal cerita dan cara mengerjakannya.
-
Sebagian besar siswa sudah mampu menyelesaikan sistem pembagian Faktor Persekutuan Terbesar.
-
Sebagian besar siswa sudah dapat menyelesaikan soal cerita materi Faktor Persekutuan Terbesar.
d. Tahap Analisis dan Refleksi Siklus II Berdasarkan data yang dikemukakan di atas, diperoleh gambaran hasil pelaksanaan tindakan siklus II dengan rata-rata keberhasilan guru dalam meningkatkan kemampuan siswa menyelesaikan soal cerita materi Faktor Persekutuan Terbesar di Kelas IV SDN 6 Bone Kabupaten Bone Bolango melalui penggunaan metode bermain peran yaitu sudah 12 orang siswa atau 80 % yang sudah meningkat. Selebihnya masih terdapat 3 orang siswa yang kemampuan
57
menyelesaikan soal cerita materi Faktor Persekutuan Terbesarnya belum meningkat. Apabila dibandingkan dengan indikator keberhasilan dalam penelitian yaitu, kemampuan siswa menyelesaikan soal cerita materi Faktor Persekutuan Terbesar di Kelas IV SDN 6 Bone Kabupaten Bone Bolango mengalami peningkatan melalui penggunaan metode bermain peran menjadi 3 orang siswa atau 80 % dalam kategori mampu, maka hasil tindakan siklus II ini sudah sesuai target yang ditentukan. Dengan demikian, dari analisis ini peneliti dan guru mitra merasa bahwa hasil penelitian ini telah maksimal. Oleh sebab itu, peneliti dan guru tidak lagi melakukan perencanaan untuk melakukan tindakan pada siklus berikutnya. 4.2 Pembahasan Hasil Penelitian Kegiatan penelitian tindakan kelas di Kelas IV SDN 6 Bone Kabupaten Bone Bolango memiliki indikator kinerja; apabila minimal 80 % atau 12 orang siswa sudah memiliki kemampuan menyelesaikan soal cerita materi Faktor Persekutuan Terbesar yang diharapkan, Berdasarkan standar tersebut, penelitian tindakan kelas ini menunjukan hasil, yaitu pada observasi awal, hanya 5 orang siswa atau 33 % yang memiliki kemampuan menyelesaikan soal cerita materi Faktor Persekutuan Terbesar yang diharapkan, pada siklus I terjadi peningkatan manjadi 8 orang siswa atau 53 % yang memiliki kemampuan menyelesaikan soal cerita materi Faktor Persekutuan
58
Terbesar yang diharapkan, dan pada siklus II mencapai 12 orang siswa atau 80 % yang memiliki kemampuan menyelesaikan soal cerita materi Faktor Persekutuan Terbesar yang diharapkan. Selanjutnya berdasarkan refleksi bersama pada observasi awal, terdapat kelemahan-kelemahan seperti; sebagian siswa belum mampu menangkap makna yang terkandung dalam soal cerita dan cara mengerjakannya, sebagian siswa belum mampu menyelesaikan sistem pembagian Faktor Persekutuan Terbesar, dan sebagian siswa belum mampu menyelesaikan soal cerita materi Faktor Persekutuan Terbesar dengan baik. Untuk itu dalam pelaksanaan pembelajaran pada siklus II telah dilaksanakan strategi pembelajaran dengan menggunakan penggunaan metode bermain peran sebagai berikut: 1) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran 2) Guru memotivasi isiswa untuk menyelesaikan soal cerita materi Faktor Persekutuan Terbesar dengan menggunakan metode bermain peran 3) Guru mengarahkan siswa untuk memperhatikan dan mengikuti pembelajaran secara aktif pada mata pelajaran Matematika terutama tentang materi menyelesaikan soal cerita materi Faktor Persekutuan Terbesar melalui penggunaan metode bermain peran. 4) Guru memberikan reinforcement kepada siswa yang dapat menyelesaikan soal cerita materi Faktor Persekutuan Terbesar secara baik, cepat dan benar.
59
Dari kegiatan tersebut maka pada siklus II terjadi perubahan yaitu meningkatnya jumlah siswa yang menunjukan kemampuan menyelesaikan soal cerita materi Faktor Persekutuan Terbesar yang diharapkan. Meskipun terjadi peningkatan, namun masih ada kelemahan-kelemahan ,yaitu; -
Masih ada sebagian kecil siswa yang belum mencapai kriteria menyelesaikan soal cerita materi Faktor Persekutuan Terbesar sesuai yang diharapkan
-
Belum optimalnya penggunaan metode bermain peran oleh guru Untuk itu pada siklus II dilakukan kegiatan-kegiatan berikut sebagai upaya
perbaikan terhadap kelemahan yang dialami, yaitu; a. Guru mengoptimalkan penggunaan metode bermain peran dalam rangka menyelesaikan soal cerita materi Faktor Persekutuan Terbesar b. Guru mengarahkan siswa untuk memperhatikan dan mengikuti pembelajaran secara aktif pada mata pelajaran Matematika tentang materi menyelesaikan soal cerita materi Faktor Persekutuan Terbesar melalui penggunaan metode bermain peran, c. Guru memberikan penguatan positif bagi siswa yang memperlihatkan kemampuan menyelesaikan soal cerita materi Faktor Persekutuan Terbesar yang diharapkan dan memberikan penguatan negatif kepada siswa yang tidak memiliki kemampuan menyelesaikan soal cerita materi Faktor Persekutuan Terbesar secara maksimal. Dari pelaksanaan kegiatan tersebut, maka hasil yang diperoleh adalah meningkatnya
rata-rata
persentase
jumlah
siswa
yang
memperlihatkan
60
kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal cerita materi Faktor Persekutuan Terbesar yang diharapkan yaitu dari 5 orang siswa atau 33 % menjadi 15 orang siswa atau 80 %. Secara keseluruhan peningkatan ini telah sesuai dengan indikator kinerja yang ditetapkan yatu 80 %, sehingganya peneliti tidak melanjutkan ke siklus yang ketiga. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tebel 4.3 berikut ini; Tabel 4.3 Analisis Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Materi Faktor Persekutuan Terbesar sejak Observasi Awal, Siklus I, dan Siklus II Hasil Capaian Menangkap Makna Soal Menyelesaikan Sistem Menyelesaikan Soal Cerita dan Cara Pembagian Faktor Cerita Materi Faktor Rata-rata Mengerjakannya Persekutuan Terbesar Persekutuan Terbesar Tindakan Kurang Tidak Kurang Tidak Kurang Tidak Kurang Tidak Mampu Mampu Mampu Mampu Mampu mampu Mampu mampu Mampu mampu Mampu mampu Kegiatan
No
Jlh % Jlh % Jlh % Jlh % Jlh % Jlh % Jlh % Jlh % Jlh % Jlh % Jlh % Jlh % 1
Observasi 5 33 4 27 6 40 5 33 4 27 6 40 5 33 4 27 Awal
2
Siklus I
9 60 5 33 1
3
Siklus II 12 80 2 13 1
7
7 47 6 40 2 13 8 53 6 40
7 12 80 2 13 1
7 12 80 2 13
6
40 5 33 4 27 6
40
1
7 8 53 6 40 4
27
1
7 12 80 2 13 1
7
Berdasarkan analisis kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal cerita materi Faktor Persekutuan Terbesar melalui metode bermain peran sejak Observasi Awal, Siklus I, dan Siklus II, terlihat masih ada 3 orang siswa yang kemampuan menyelesaikan soal cerita FPB belum maksimal, kemampuan memecahkan masalah yang berhubungan dengan soal cerita belum baik, dan kemampuan melakukan permainan peran belum maksimal, sehingga diupayakan penerapan langkah-langkah penggunaan bermain peran sangat diperlukan pengoptimalannya.
61
Dari hasil yang dicapai pada siklus kedua, maka dapat disimpulkan hipotesis penelitian tindakan yang menyatakan bahwa: ”jika guru menggunakan metode bermain peran, maka kemampuan menyelesaikan soal cerita materi Faktor Persekutuan Terbesar pada siswa Kelas IV di SDN 6 Bonepantai Kabupaten Bone Bolango dapat ditingkatkan. Dengan demikian, teori yang mendukung hasil penelitian ini adalah teori yang dikemukakan oleh Djamarah (2010:195) bahwa melalui permainan peran, siswa dapat meningkatkan kemampuan untuk mengenal perasaan dirinya sendiri dan perasaan orang lain, mereka memperoleh cara berperilaku baru untuk mengatasi situasi masalah seperti dalam permainan perannya dan dapat meningkatkan keterampilan
memecahkan
masalah
di
antaranya
mampu
menyelesaikan soal cerita materi Faktor Persekutuan Terbesar. Bahkan menurut Solichan (2008:26) penerapan bermain peran dapat melatih kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal cerita materi Faktor Persekutuan Terbesar dimulai dengan memilih lambang bilangan dua angka (puluhan) dan tiga angka (ratusan) dan menetapkan cara penyelesaiannya, misalnya dengan menggunakan rumus pohon faktor. Adapun perbandingan penelitian ini dengan penelitian yang relevan sebagaimana yang diuraikan sebelumnya adalah, jika pada penelitian sebelumnya menjelaskan bahwa salah satu metode yang paling efektif digunakan guru untuk meningkatkan kemampuan berkomunikasi lisan pada siswa Kelas II SDN 21 Kecamatan Kota Tengah Kota Gorontalo adalah melalui metode bermain peran, dan
62
upaya meningkatkan pemahaman siswa pada meteri kegiatan jual beli di kelas IV SDN No. 21 Kota Utara Kota Gorontalo melalui metode bermain peran, maka pada penelitian ini lebih sepesifik lagi yaitu jika guru menggunakan metode bermain peran, maka kemampuan menyelesaikan soal cerita materi Faktor Persekutuan Terbesar pada siswa Kelas IV di SDN 6 Bonepantai Kabupaten Bone Bolango dapat ditingkatkan. Dengan demikian, perbedaan yang signifikan terjadi antara penelitian relevan yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya dengan penelitian yang peniliti lakukan saat ini terletak pada penyelesaian masalah yang terdapat materi dan mata pelajaran di sekolah namun tetap menggunakan metode penyelesaian yang sama yaitu melalui metode bermain peran.
63