BAB IV DESKRPSI HASIL PEMBAHASAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskrispsi Hasil Penelitian Pelaksanaan tindakan kelas telah dilakukan di SMK Negeri 1 Limboto Khususnya di kelas X ADP², siklus I
berlangsung pada hari
kamis 3 April 2013 dan siklus II rabu tanggal 24 April 2013. Jumlah siswa yang menjadi objek penelitian 30 orang siswa, laki-laki berjumlah 4 orang dan perempuan 26 orang. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus yakni siklus I dan siklus II, sehingga hasil belajar yang diperoleh mencapai indikator yang diharapkan. 4.1.1 Siklus I Sebagaimana mestinya penelitian tindakan, seperti apa yang telah dikemukakan pada Bab III, Peneliti menggunakan prosedur penelitian tindakan kelas (PTK) yang dikemukakan Arikunto (2008:20) yang meliputi: 4.1.1.1Perencanaan Pada tahap perencanaan, peneliti bermohon persetujuan kepada kepala sekolah sehubungan pelaksanaan penelitian tindakan kelas, Melakukan observasi awal dan wawancara mengenai kemampuan siswa tentang mata
pelajaran
Kewirausahaan, Mengidentifikasi masalah,
Menganalisis masalah dan menentukan faktor penyebabnya, Menetapkan waktu
pelaksanaan
tindakan.
Setelah
itu
peneliti
membuat
persiapan/perangkat pembelajaran yang akan dilaksanakan pada proses 31
pelaksanaan tindakan. Peneliti merancang pembelajaran yang dapat membuat siswa aktif dalam menerima pembelajaran sesuai dengan kelompok masing-masing dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray. 4.1.1.2 Pelaksanaan tindakan Pada
tahap
ini
pelaksanaan
tindakan
sesuai
prosedur
pembelajaran yang telah ditetapkan pada tahap perencanaan. Proses pelaksanaan tindakan yang dimaksud dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Kegiatan awal - Memberikan salam - Mengecek kehadiran siswa - Menyampaikan materi pokok pembelajaran - Menyampaikan tujuan pembelajaran 1. Kegiatan inti Eksplorasi -
Melakukan apersepsi tentang pemahaman siswa sebelum memulai pelajaran
-
Mengaikatkan materi yang akan disajikan dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswa
Elaborasi -
Para siswa di dalam kelas dibagi menjadi beberapa kelompok yang anggotanya 4 orang siswa
-
Menyajikan pelajaran 32
-
Memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggotaanggota kelompok.
-
Setelah selesai, dua orang dari masing-masing kelompok akan meninggalkan kelompoknya dan masing-masing bertamu ke dua kelompok lainnya
-
Dua orang yang tinggal dalam kelompom bertugas membagikan hasil kerja dan informasi mereka ke tamu mereka
-
Tamu mohon diri dan kembali ke kelompok mereka sendiri dan melaporkan temuan mereka dari kelompok lain
-
Kelompok mencocokan dan membahas hasil-hasil kerja mereka
Konfirmasi -
Memberikan kuis/pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada saat menjawab kuis tidak boleh saling membantu
-
Memberi evaluasi
2. Kegiatan penutup -
Bertanya jawab tentang hal-hal yang belum dipahami siswa
-
Memberikan penguwatan dan penyimpulan materi.
33
4.1.1.3
Observasi
Berikut ini akan disajikan hasil observasi guru mitra terhadap kegiatan peneliti dalam proses pembelajaran. Kegiatan observasi ini dilakukan oleh guru mitra yang waktu pelaksanaannya bersamaan dengan pelaksanaan tindakan oleh peneliti. Dalam hal ini, observasi guru mitra difokuskan kepada kegiatan peneliti pada waktu mengggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray, kegiatan siswa selama proses pembelajaran, dan hasil belajar siswa. 1.
Hasil Pengamatan Kegiatan Guru Siklus I Pengamatan proses pembelajaran dilakukan oleh guru mitra yang
bertindak sebagai pengamat dalam penelitian ini. Lembar pengamatan kegiatan guru terdiri dari 30 aspek yaitu 2 aspek (6.67% )mencapai kriteria sangat baik, 16 aspek (53.33%) mencapai kriteria baik, 10 aspek (33.33%) mencapai kriteria cukup, dan 2 aspek (6.67%) mencapai kriteria kurang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 3 : Hasil Pengamatan Guru Terhadap Kegiatan Peneliti pada Siklus I Jumlah Presentase No Kriteria Aspek Aspek (%) 1 Sangat Baik 2 6.67 2 Baik 17 56.66 3 Cukup 9 30.00 4 Kurang 2 6.67 5 Tidak Baik 0 0.00 Jumlah 30 100 Sumber data: Hasil pengamatan kegiatan guru pada tanggal 03 April 2013
34
Berdasarkan tabel di atas, dari 30 aspek yang diamati hasil pengamatan guru bahwa 2 aspek (6.67%) memperoleh kriteria sangat baik
yaitu
Memberi
kesempatan
untuk
bertanya
dan
menjawab
pertanyaan, Memberikan tugas kepada siswa baik secara individu maupun kelompok, 17 aspek (56.66%) memperoleh kriteria cukup yaitu Menarik Perhatian siswa, Mobilitas posisi mengajar, Bahan belajar disajikan sesuai dengan langkah-langkah yang direncanakan dalam RPP, Kejelasan dalam memberikan contoh, Memiliki wawasan yang luas dalam menyampaikan bahan belajar, Kesesuaian metode dengan bahan belajar yang
disampaikan,
Penyajian
bahan
belajaran
sesuai
dengan
tujuan/indikator yang telah ditetapkan, Ketepatan dalam penggunaan alokasi
waktu
yang
disediakan,
Memperhatikan
prinsip-prinsip
penggunaan media, Membantu meningkatkan perhatian siswa dalam kegiatan pembelajaran, Penilaian relevan dengan tujuan yang telah ditetapkan, Menggunakan bentuk dan jenis ragam penilaian, Penilaian yang diberikan sesuai dengan RPP, Meninjau kembali materi yang telah diberikan,
Memberikan
kesimpulan
kegiatan
pembelajaran,
Menginformasikan materi/bahan belajar yang akan dipelajari berikunya, Memberikan motivasi untuk selalu terus belajar, 9 aspek (30.00%) memperoleh kriteria cukup yaitu Memberikan apersepsi (kaitan materi yang sebelumnya dengan materiyang akan disampaikan), Memberikan motivasi awal, Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan diberikan, Memberikan acuan bahan belajar yang akan diberikan, Antusisme dalam
35
penampilan, Kejelasan dalam menjelaskan bahan belajar (materi), Memiliki
keterampilan
dalam
menanggapi
dan
merespon,
Ketepatan/kesusian penggunaan media dengan materi yang disampaikan, Memiliki keterampilan dalam penggunaan media pembelajaran, dan 2 aspek (6.67%) memperoleh kriterian kurang yaitu Kejelasan artikulasi suara, Variasi Gerakan badan tidak mengganggu perhatian siswa. 2.
Hasil Pengamatan Kegiatan Siswa Siklus I Observasi ini dilakukan pada saat proses pembelajaran yang
dilakukan oleh peneliti yang meliputi 23 aspek yaitu 2 aspek (8.69%) memperoleh kriteria sangat baik, 15 aspek (65.22%) memperoleh kriteria baik, dan 6 aspek (26.09%) kriteria cukup Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4 : Hasil Pengamatan kegiatan Siswa dalam Proses Belajar Mengajar Siklus I No Kriteria Aspek
Jumlah Aspek
Presentase (%)
1 2 3 4
Sangat Baik 1 4.35% Baik 6 26.09% Cukup 14 60.87% Kurang 2 8,69% Jumlah 23 100 Sumber data: Hasil pengamatan kegiatan siswa pada tanggal 03 April 2013 Berdasarkan tabel di atas, dapat dijelaskan bahwa dari 23 aspek yang diamati pada kegiatan siswa, terdapat 2 aspek (8.69%) pada kriteria
36
sangat baik yaitu, Siswa menempati tempat duduknya masing-masing, Siswa merasa terbimbing, 15 aspek (65.22%) pada kriteria baik yaitu, Kesiapan menerima pembelajaran, Siswa mampu menjawab pertanyaan apersepsi, Aktif bertanya saat proses penjelasan materi, Adanya interaksi positif antar siswa, Adanya interaksi positif antara siswa-guru, siswamateri pelajaran, Siswa terlibat aktif dalam kegiatan belajar, Aktif mencatat berbagai penjelasan yang diberikan, Siswa merasa senang menerima pelajaran, Adanya interaksi positif antara siswa dan media pembelajaran, Siswa tertarik pada materi yang disajikan dengan media pembelajaran, Siswa tampak tekun mempelajari sumber belajar yang ditentukan guru, Siswa mampu mengemukakan pendapatnya dengan lancar, Siswa mampu mengajukan pertanyaan dengan lugas, Siswa secara aktif memberi rangkuman, Siswa menerima tugas tindak lanjut dengan senang, 6 (26.09%) aspek untuk kriteria cukup yaitu Mendengarkan secara seksama
saat
dijelaskan
kompetensi
yang
hendak
dicapai,
Memperhatikan dengan serius ketika dijelaskan materi pelajaran, Siswa memberikan pendapatnya ketika diberikan kesempatan, Siswa termotivasi dalam mengikuti proses pembelajaran, Siswa dalam mengikuti proses pembelajaran dengan tenang dan tidak merasa tertekan, Siswa mampu menjawab dengan benar pertanyaan-pertanyaan yang diajukan guru. 3.
Hasil Belajar Siswa Siklus I Untuk melihat ketuntasan
siswa, maka pada akhir pembelajaran
siklus I dilakukan evaluasi dengan menggunakan tes tertulis. Tes yang 37
diberikan kepada siswa untuk mengevaluasi sebanyak 5 butir soal essay dengan skor maksimal yang dapat dicapai siswa adalah 10 sampai 100. Di mana analisis hasil penelitian dapat diperoleh data hasil belajar siswa sebagaimana yang terlihat pada uraian tabel berikut: Tabel 5: Analisis Hasil Evaluasi Belajar Siswa Pada Siklus I Nilai
Jumlah siswa
Presentase (%)
≥ 75
19
63.33
< 75
11
36.67
Jumlah
30
100
Sumber data: Hasil belajar siswa siklus I pada tanggal 10 April 2013 Dari tabel di atas menunjukan bahwa dari 30 orang siswa yang dikenai tindakan 19 orang siswa (63.33%) memperoleh nilai rata-rata 75 ke atas, sedangkan 11 orang siswa (36.67%) memperoleh nilai di bawah 75 . Nilai rata-rata kelas sebesar 71.33. Artinya hasil belajar siswa belum mencapai target seperti pada indikator yang diharapkan yaitu secara klasikal, siswa dikatakan tuntas belajar minimal 80% dari jumlah siswa yang memperoleh nilai 75 ke atas.
4.1.1.4
Refleksi Hasil Tindakan
Setelah melaksanakan observasi, data-data yang diperoleh melalui observasi dikumpulkan untuk dianalisis. Tujuan dari refleksi adalah untuk memperoleh gambaran apakah tindakan yang dilaksanakan telah sesuai
38
dengan apa yang diharapkan, dalam hal ini meningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS Terpadu khususnya materi Mengambil Risiko Usaha. Refleksi dilakukan dengan cara melihat hasil observasi dan hasil belajar siswa melalui tes tertulis sebagaimana dikatakan di atas. Dari refleksi yang dilakukan pada siklus I, ditemukan bahwa masih terdapat beberapa kelemahan-kelemahan yang belum mencapai keberhasilan yang telah ditetapkan oleh peneliti dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray. Adapun kelemahan-kelemahan dalam proses pembelajaran pada tahap ini adalah sebagai berikut : 1. Memberikan apersepsi (kaitan materi yang sebelumnya dengan materiyang akan disampaikan) Peneliti tidak menjelaskan keterkaitan antara materi pelajaran yang sebelumnya dengan materi yang diajarkan, sehingga siswa sulit memahami materi pelajaran secara kesinambungan. 2. Kejelasan Artikulasi Suara Artikulasi suara peneliti saat melakukan proses pembelajaran dinilai kurang jelas sehingga membuat siswa kurang dapat memahami materi yang disampaikan. 3. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan diberikan Pada saat memulai pembelajaran peneliti tidak menyampaikan tujuan pembelajaran. 4. Memberikan motivasi awal 39
Peneliti tidak memberikan motivasi awal yang dapat mendorong semangat belajar siswa. 5. Variasi Gerakan badan tidak mengganggu perhatian siswa Peneliti saat melakukan proses pembelajaran cenderung terpaku dalam satu tempat dan tidak terdapat variasi gerakan. Belum optimalnya aspek-aspek keterampilan peneliti dan aktivitas siswa telah diuraikan di atas akhirnya berdampak pada hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa yang diharapkan meningkat belum dapat diwujudkan. Bertolak dari hasil refleksi tersebut, maka disepakati bahwa tindakan akan dilanjutkan dan disempurnakan pada siklus berikutnya. 4.1.2 Siklus II Sebagaimana yang dilakukan pada siklus I, pada siklus II ini kegiatan juga berawal dengan perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. 4.1.2.1
Perencanan
Perencanaan tindakan pada siklus II ini merupakan rencana perbaikan tindakan untuk mencapai tujuan yang belum optimal pada siklus I, yang perencanaannya dibuat berdasarkan pada hasil refleksi. Dari hasil refleksi pada siklus I maka peneliti perlu membuat perencanaan penyempurnaan aspek-aspek kegiatan belajar mengajar yang belum terlaksana dengan baik. Kegiatan yang direncanakan sebagi refisi tindakan siklus II, meliputi hal-hal sebagai berikut :
40
1. Melakukan apersepsi dengan mengaitkan materi sebelumnya dengan materi yang akan diajarkan 2. Menyampaikan tujuan pembelajaran 3. Memberikan motivasi awal 4. Memperbaiki variasi gerakan 4.1.2.2 Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan dalam pembelajaran siklus II ini sama halnya pada pelaksanaan tindakan siklus I, dengan kegiatan yang mengacu pada skenario
yang
telah
ditetapkan.
Peneliti
menggunakan
model
pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada proses pelaksanaan tindakan yang diuraikan sebagai berikut: 1. Kegiatan awal -
Memberikan salam
-
Menegecek kehadiran siswa
-
Menyampaikan materi pokok pelajaran
- Menyampaiakan tujuan pembelajaran 2. Kegiatan inti Eksplorasi - Melakukan apersepsi tentang pemahaman siswa sebelum memulai pelajaran
41
- Mengaikatkan materi yang akan disajikan dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswa Elaborasi - Para siswa di dalam kelas dibagi menjadi beberapa kelompok yang anggotanya 4 orang siswa - Menyajikan pelajaran - Memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggotaanggota kelompok. - Setelah selesai, dua orang dari masing-masing kelompok akan meninggalkan kelompoknya dan masing-masing bertamu ke dua kelompok lainnya - Dua orang yang tinggal dalam kelompom bertugas membagikan hasil kerja dan informasi mereka ke tamu mereka - Tamu mohon diri dan kembali ke kelompok mereka sendiri dan melaporkan temuan mereka dari kelompok lain - Kelompok mencocokan dan membahas hasil-hasil kerja mereka Konfirmasi - Memberikan kuis/pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada saat menjawab kuis tidak boleh saling membantu - Memberi evaluasi 3. Kegiatan penutup - Bertanya jawab tentang hal-hal yang belum dipahami siswa - Memberikan penguwatan dan penyimpulan materi
42
4.1.2.3 Observasi Berikut ini akan disajikan hasil observasi guru terhadap kegiatan peneliti dalam proses pembelajaran. Kegiatan observasi ini dilakukan oleh guru mitra yang waktu pelaksanaannya bersamaan dengan pelaksanaan tindakan oleh peneliti. Dalam hal ini, observasi guru difokuskan kepada kegiatan peneliti pada waktu mengggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stary, kegiatan siswa selama proses pembelajaran, dan hasil belajar siswa. Observasi terhadap kegiatan peneliti dalam proses pembelajaran dilakukan dengan menggunakan format yang sama pada siklus I. 1.
Hasil Pengamatan Kegiatan Guru Siklus II Pengamatan proses pembelajaran dilakukan oleh guru mitra yang
bertindak sebagai pengamat dalam penelitian ini. Lembar pengamatan kegiatan guru terdiri dari 30 aspek yaitu 5 aspek
(16.67%) mencapai
kriteria sangat baik, 23 aspek (76.67%) mencapai kriteria baik, 2 aspek (6.67%) mencapai kriteria cukup. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :
43
Tabel 6 : Hasil Pengamatan Guru Terhadap Kegiatan Peneliti Pada Siklus II No
Jumlah Aspek
Kriteria Aspek
Presentase (%)
1 2 3 4
Sangat Baik 5 16.67 Baik 23 76.67 Cukup 2 6.66 Kurang 0 0.00 Jumlah 30 100 Sumber data: Hasil pengamatan kegiatan guru pada tanggal 25 April Tahun 2013 Berdasarkan tabel di atas, dari 30 aspek yang diamati hasil pengamatan guru bahwa 5 aspek (16.67%) memperoleh kriteria sangat baik yaitu Bahan belajar disajikan sesuai dengan langkah-langkah yang direncanakan dalam RPP, Membantu meningkatkan perhatian siswa dalam kegiatan pembelajaran, Menggunakan bentuk dan jenis ragam penilaian, Penilaian yang diberikan sesuai dengan RPP, Memberi kesempatan untuk bertanya dan menjawab pertanyaan. 23 aspek (76.67%) memperoleh kriteria baik yaitu Menarik Perhatian siswa, Memberikan
apersepsi
materiyang
akan
(kaitan
materi
disampaikan),
yang
sebelumnya
Memberikan
motivasi
dengan awal,
Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan diberikan, Memberikan acuan bahan belajar yang akan diberikan, Variasi Gerakan badan tidak mengganggu perhatian siswa, Antusiasme dalam penampilan, Mobilitas posisi mengajar, Kejelasan dalam menjelaskan bahan belajar (materi), Kejelasan dalam memberikan contoh, Kesesuaian metode dengan bahan belajar yang disampaikan,
Penyajian bahan belajaran sesuai dengan
44
tujuan/indikator yang telah ditetapkan, Memiliki keterampilan dalam menanggapi
dan
merespon
pertanyaan
siswa,
Ketepatan
dalam
penggunaan alokasi waktu yang disediakan,Memperhatikan prinsip-prinsip penggunaan media, Ketepatan/kesusian penggunaan media dengan materi yang disampaikan, Memiliki keterampilan dalam penggunaan media pembelajaran, Penilaian relevan dengan tujuan yang telah ditetapkan, Meninjau kembali materi yang telah diberikan, Memberikan kesimpulan kegiatan pembelajaran, Memberikan tugas kepada siswa baik secara individu maupunkelompok, Menginformasikan materi/bahan belajar yang akan dipelajari berikunya, Memberikan motivasi untuk selalu terus belajar dan 2 aspek (6.66%) memperoleh kriteria cukup yaitu Kejelasan artikulasi suara, Memiliki wawasan yang luas dalam menyampaikan bahan belajar. 2.
Hasil Pengamatan Kegiatan Siswa Siklus II Observasi ini dilakukan pada saat proses pembelajaran yang
dilakukan oleh peneliti yang meliputi 23 aspek yaitu 17 aspek (73.91%) memperoleh kriteria sangat baik, 4 aspek (17.40%) memperoleh kriteria baik dan 2 aspek (8.69%) yang memperoleh kriterian cukup. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :
45
Tabel 7 : Hasil Pengamatan Kegiatan Siswa Pada Proses Belajar Mengajar Pada Siklus II No
Kriteria Aspek
Jumlah Aspek
Presentase (%)
1 2 3 4
Sangat Baik 17 73.91 Baik 4 17.40 Cukup 2 8.69 Kurang 0 0.00 Jumlah 13 100 Sumber data: Hasil pengamatan kegiatan guru pada tanggal 25 April Tahun 2013
Berdasarkan tabel di atas, dapat dijelaskan bahwa dari 23 aspek yang diamati pada kegiatan siswa, terdapat 17 aspek (73.91%) pada kriteria sangat baik yaitu Siswa menempati tempat duduknya masingmasing, Siswa mampu menjawab pertanyaan apersepsi, Memperhatikan dengan serius ketika dijelaskan materi pelajaran, Aktif bertanya saat proses penjelasan materi, Adanya interaksi positif antar siswa, Siswa terlibat aktif dalam kegiatan belajar, Siswa memberikan pendapatnya ketika diberikan kesempatan, Aktif mencatat berbagai penjelasan yang diberikan, Siswa termotivasi dalam mengikuti proses pembelajaran, Siswa dalam mengikuti proses pembelajaran dengan tenang dan tidak merasa tertekan, Siswa merasa senang menerima pelajaran, Siswa tertarik pada materi yang disajikan dengan media pembelajaran, Siswa tampak tekun mempelajari sumber belajar yang ditentukan guru, Siswa mampu menjawab dengan benar pertanyaan-pertanyaan yang diajukan guru, Siswa merasa terbimbing, Siswa secara aktif memberi rangkuman, Siswa
46
menerima tugas tindak lanjut dengan senang, 4 aspek (17.40%) pada kriteria baik yaitu Kesiapan menerima pembelajaran, Mendengarkan secara seksama saat dijelaskan kompetensi yang hendak dicapai, Adanya interaksi positif antara siswa-guru, siswa-materi pelajaran, Adanya interaksi positif antara siswa dan media pembelajaran, Siswa mampu mengemukakan pendapatnya dengan lancar, dan 2 aspek (8.69%) pada kriteria cukup yaitu Adanya interaksi positif antara siswa dan media pembelajaran, Siswa mampu mengajukan pertanyaan dengan lugas. 3.
Hasil Belajar Siklus II Sebagaimana yang dilakukan peneliti pada siklus I, bahwa untuk
melihat ketuntasan ataupun daya serap siswa, maka pada akhir pembelajaran siklus II dilakukan evaluasi dengan menggunakan tes tertulis. Tes yang diberikan kepada siswa untuk mengevaluasi sebanyak 5 butir soal essay dengan skor maksimal yang dapat dicapai siswa adalah 10 sampai 100. Di mana analisis hasil penelitian dapat diperoleh data hasil belajar siswa sebagaimana yang terlihat pada uraian tabel berikut : Tabel 8: Analisis Hasil evaluasi belajar siswa pada siklus II Nilai
Jumlah siswa
Presentase (%)
≥ 75 25 83.33 < 75 5 16.67 Jumlah 30 100 Sumber data: Hasil belajar siswa siklus II pada tanggal 1Mei 2013
47
Dari tabel di atas menunjukan bahwa dari 30 orang siswa yang dikenai tindakan 25 orang siswa (83.33%) memperoleh nilai 75 ke atas, sedangkan 5 orang siswa (16.67%) memperoleh nilai di bawah 75. Nilai rata-rata kelas sebesar 80.17. Artinya hasil belajar siswa sudah mencapai target seperti pada indikator yang diharapkan yaitu secara klasikal siswa dikatakan tuntas belajar minimal 80% dari jumlah siswa yang memperoleh nilai 75 ke atas.
4.1.2.4
Refleksi Hasil Tindakan
Refleksi dilakukan melalui diskusi dengan guru mitra sekaligus yang bertindak sebagai pengamat, refleksi ini bertujuan untuk melihat apakah tindakan yang dilaksankan dalam hal ini penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stary dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Di bawah ini akan diuraikan hasil refleksi pada siklus II : 1. Pemberian apersepsi, penyampain tujuan pmbelajaran sudah
baik
dan sesuai, sehingga dapat membantu siswa untuk dapat lebih mudah memahami materi yang akan diajarkan 2. Pendekatan guru seperti pemberian motivasi awal pada siswa sudah baik dan sesuai sehingga siswa sehingga siswa bergairah untuk belajar aktif dalam mengikuti pelajaran, siswa menjadi kreatif, terjadi proses pembelajaran yang efektif dan siswa merasa tidak bosan atau jenuh dalam menerima materi.
48
3. Partisipasi siswa dalam membahas materi dan memberikan pendapat ataupun ide sangat baik. Dari hasil refleksi siklus II di atas maka dapat disimpulkan bahwa tindakan yang dilakukan sudah berhasil dan oleh sebab itu sudah tidak perlu lagi tindakan siklus selanjutnya.
4.2 Pembahasan Salah satu yang dipelajari pada mata pelajaran Kewirusahaan di kelas X ADP2 SMK Negeri 1 Limboto adalah Materi Mengambil Risiko Usaha tujuannya adalah siswa mampu menerapkan konsep materi, mempelajari serta dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka nanti saat mereka telah terjun dalam dunia usaha. Sebagaimana kita ketahui bahwa dalam dunia melakukan suatu usaha tentu kita akan dihadapkan pada risiko-risiko usaha yang harus kita hadapi, dan jika kita tidak memiliki cara yang tepat untuk menghadapi risiko tersebut maka usaha yang kita lakukan bisa saja gagal. Hal inilah yang harus diketahui oleh siswa agar jika suatu saat nanti mereka terjun ke dunia kewirausahaan, mereka sudah mengetahui apa yang harus mereka lakukan.
Tujuan tersebut
dapat diwujudkan melalui proses pembelajaran yang dalam hal ini erat kaitannya dengan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray. Dalam model pembelajaran tersebut siswa diharapkan mampu untuk belajar aktif dalam mengikuti pelajaran, siswa menjadi saling
49
bekerja sama dalam kelompok, sehingga siswa merasa tidak bosan atau jenuh dalam menerima materi. Dalam proses belajar mengajar dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray, guru lebih berperan sebagai fasilitator dan pengarah, dan Siswa diberi kesempatan untuk berdiskusi dengan teman satu timnya, dan mengoreksi hasil diskusi dari kelompok lain. Melalui model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Staray, untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Ukuran keberhasilan yang digunakan dalam penelitian ini adalah indikator kinerja yakni jumlah siswa yang memperoleh nilai minimal 75 atau tuntas belajar adalah (43.33%) meningkat menjadi 75%. Hal ini dapat dilihat dari data hasil penelitian yang dilaksanakan pada siklus I, siswa yang memperoleh nilai minimal 75 atau tuntas adalah 19 orang siswa (63.33%) dan yang memperoleh nilai di bawah 75 atau tidak tuntas adalah 11 orang siswa (36.67%). Di samping itu kualifikasi pembelajaran menunjukan bahwa dari 30 aspek yang diamati dari proses pembelajaran, 19 aspek (63.33%) yang memperoleh kualifikasi sangat baik dan baik. Dari data yang diperoleh tersebut dapat dilihat bahwa masih perlu adanya perbaikan terutama pada hasil belajar baik secara individu maupun secara klasikal. Kelemahan yang terjadi pada siklus I adalah (1) Memberikan
apersepsi
(kaitan
materi
yang
sebelumnya
dengan
materiyang akan disampaikan), Peneliti tidak menjelaskan keterkaitan antara materi pelajaran yang sebelumnya dengan materi yang diajarkan,
50
sehingga siswa sulit memahami materi pelajaran secara kesinambungan, (2) Kejelasan Artikulasi Suara Artikulasi suara peneliti saat melakukan proses pembelajaran dinilai kurang jelas sehingga membuat siswa kurang dapat memahami materi yang disampaikan,(3) Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan diberikan. Pada saat memulai pembelajaran peneliti tidak menyampaikan tujuan pembelajaran (4) Memberikan motivasi awal, Peneliti tidak memberikan motivasi awal yang dapat mendorong semangat belajar siswa, (5) Variasi Gerakan badan tidak mengganggu
perhatian
siswa,
Peneliti
saat
melakukan
proses
pembelajaran cenderung terpaku dalam satu tempat dan tidak terdapat variasi gerakan. Berdasarkan kelemahan-kelemahan yang terjadi pada siklus I, maka peneliti melakukan perbaikan strategi pembelajaran pada siklus II. Adapun perubahan yang terjadi pada siklus II adalah: (1) Melakukan apersepsi dengan mengaitkan materi sebelumnya dengan materi yang akan diajarkan,(2) Menyampaikan tujuan pembelajaran, (3) Memberikan motivasi awal , (4) Memperbaiki variasi gerakan. Sesuai hasil perbaikan strategi pembelajaran maka siklus II telah terjadi perubahan, baik dari segi hail belajar maupun proses pembelajaran, perubahannya antara lain sebagi berikut:
51
1.
Jumlah siswa yang tuntas belajar atau memperoleh nilai minimal 75 pada siklus I adalah 19 orang siswa (63.33%) dan jumlah siswa yang tidak tuntas belajar atau memperoleh nilai di bawah 75 sebanyak 11 orang (36.67%), pada siklus II jumlah siswa yang tuntas meningkat menjadi 25 orang siswa (83.33%) dan jumlah siswa yang tidak tuntas 5 orang (16.67%).
2.
Dari 30 aspek yang diamati, pembelajaran pada siklus I sebesar 63.33% memperoleh kualifikasi sangat baik dan baik, dan pada siklus II meningkat menjadi 93.33%. Berdasarkan deskripsi data tersebut di atas, jelas bahwa hasil belajar
siswa mengalami peningkatan baik pada siklus I. pada siklus II inilah peningkatan hasil belajar siswa telah mencapai tingkat keberhasilan penelitian atau indikator kinerja yang telah ditentukan. Oleh karena itu penelitian tindakan kelas pada mata pelajaran Kewirausahaan dengan materi tindakan Mengambil Risiko Usaha di kelas X ADP2 SMK Negeri I Limboto dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray, terbukti mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Dengan demikian hipotesis yang berbunyi jika digunakan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray pada mata pelajaran Kewirausahaan, maka hasil belajar siswa di kelas X ADP² SMK Negeri 1 Limboto meningkat dapat terbukti.
52