40
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian 4.1.1. Sejarah Singkat SD Inpres Padengo Kabupaten Pohuwato SD Inpres Padengo terletak di jalan Bendungan Padengo Desa Padengo Kecamatan Tengilo di bangun pada tahun 1981 di atas tanah seluas 2030 m2 yang terdiri dari 5 ruang kelas, 1 ruang dewan guru,1 ruang perpustakaan, 1 ruangan RKS, 1 ruangan RPS, 1 ruang kantin, 1 RDG dan 1 buah WC dengan status hak milik atas kepemilikan tanah dengan dana Inpres yang pelaksanaan bangunannya dibantu oleh masyarakat sekitar. Sekolah Dasar Inpres sejak dibangunnya bernama SD Inpres Tengilo kemudian dirubah lagi menjadi SD Inpres Bendungan dan terakhir berdasarkan SK Bupati diubah nama sekolah menjadi SD Inpres Padengo di Tengilo pada tanggal 27 Januari 2009 dengan nomor 56/12/1/2009. Perubahan ini disebabkan oleh adanya pemekaran Desa pada bulan Maret 2009. Sekolah ini letaknya tepat dijalur lintas jalan bendungan dan masih termasuk di kawasan bendungan sehingga tingkat kebisingan dan kemudian terjadinya kecelakaan sangatlah besar. Sehingganya sudah upaya dari pihak sekolah, komite, dan Pemerintah untuk merelokasikan sekolah ini. Dalam kurun waktu 4 tahun terakhir, ada sejumlah prestasi yang telah dicapai oleh SD Inpres Padengo antara lain lulusan setiap tahun 100%. SD Inpres Padengo memerlukan peningkatan dan pengembangan dalam berbagai aspek, misalnya dalam hal kurikulum, pembelajaran sumberdaya manusia, sarana dan 40
41
prasarana, kesiswaan, ketenagaan, pembiayaan serta masyarakat dalam bidang pendidikan. Untuk dapat memberdayakan dan meningkatkan peran masyarakat sekolah telah membina kerjasama dengan orang tua dan masyarakat, menciptakan suasana kondusif dan menyenangkan bagi peserta didik dan warga sekolah sehingga semua kebijakan dan keputusan yang diambil adalah kebijakan dan keputusan bersama. Dengan demikian prinsip kemandirian dalam nuansa kebersamaan dan menghimpun serta mobalisasi kekuatan secara sinergis yang mengarah pada satu tujuan yaitu peningkatan mutu dan kesesuaian pendidikan dengan pengembangan mmasyarakat. 4.1.2. Keadaan Guru Guru merupakan unsure yang utama dalam suatu lembaga pendidikan yang pada hakekatnya menunjang kegiatan proses belajar mengajar di sekolah. Kegiatan pendidikan yang dilaksanakan secara berkesinambungan akan berjalan lancer apabila ditunjang oleh pengajar yang memiliki kemampuan kerja serta semangat yang tinggi.untuk mengetahui keadaan guru, maka penulis jabarkan dalam table yang diurut sesuai jabatan dan tugas masing-masing. SD Inpres Padengo Kabupaten Pohuwato memiliki 11 orang tenaga pendidik. Diklasifikasikan sebagai berikut: 1. Satu orang sebagai pembina (Kepala Sekolah) 2. Enam orang sebagai guru kelas (wali kelas) 3. Dua orang sebagai tenaga administrasi 4. Satu orang sebagai tenaga honorer dan guru bidang studi Agama
42
5. Satu orang sebagai tenaga kontrak dan guru bidang studi Penjas. 4.1.3. Keadaan Siswa Siswa di SD Inpres Padengo Kabupaten Pohuwato berjumlah 159 orang dengan klasifikasi sebagai berikut: Tabel 4.1 Keadaan siswa SD Inpres Padengo Kabupaten Pohuwato Kelas
Jenis kelamin Laki-laki 23 8 6 18 15 5
I II III IV V VI Jumlah Data sekunder tahun 2012
Perempuan 23 10 12 17 10 12
Jumlah 46 18 18 35 25 17 159
4.1.4. Keadaan Saran dan Prasarana Bangunan sekolah ini dibangun di atas tanah seluas 2030 m2 yang terdiri dari 5 ruang kelas, 1 ruang dewan guru,1 ruang perpustakaan, 1 ruangan RKS, 1 ruangan RPS, 1 ruang kantin, 1 RDG dan 1 buah WC dengan status hak milik atas kepemilikan tanah dengan dana Inpres yang pelaksanaan bangunannya dibantu oleh masyarakat sekitar. Adapun keadaan ruangan-ruangan yang ada di SD Inpres Padengo Kabupaten Pohuwato memiliki kondisi layak untuk digunakan namun keadaan WC siswa yang menurut pengamatan peneliti masih perlu perbaikan agar benarbenar dapat digunakan dengan nyaman oleh siswa. Namun keadaan ruang belajar menurut peneliti sudah cukup dan layak untuk digunakan sebagai tempat proses belajar mengajar.
43
4.2 Deskripsi Hasil Penelitian 4.2.1 Siklus I 1. Tahap perencanaan Pada tahap perencanaan peneliti menyiapkan hal-hal yang diperlukan sebelum pelaksanaan tindakan, yaitu: a.
Membuat perencanaan pembelajaran yang akan ditetapkan dalam proses belajar mengajar.
b.
Menentukan skenario pembelajaran menggunakan model jigsaw.
c.
Mempersiapkan sumber, bahan dan alat bantu yang dibutuhkan
d.
Menyusun lembar kerja siswa
e.
Mengembangkan format evaluasi
f.
Mengembangkan format observasi pembelajaran
2. Tahap pelaksanaan Siklus tindakan pertama diadakan hari senin tanggal 12 November 2012, pada pukul08.05 – 09.15 atau 2x 35 menit. Materi yang diajarkan adalah “Mengenal Lembaga-lembaga Pemerintahan Kabupaten, Kota dan Provinsi”. Adapun scenario pembelajaran sebagai berikut: SKENARIO MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW 1) Pendahuluan (±5 menit) (a) Mengkondisikan siswa dan ruang kelas (b) Berdo‟a (c) Guru mengecek kehadiran siswa (d) Guru menyiapkan media yang akan digunakan dalam pembelajaran.
44
(e) Apersepsi Guru menghubungkan pengetahuan atau pengalaman yang dimiliki siswa dengan materi yang akan diajarkan. Misalnya dengan mengaitkan pemilihan calon gubernur dan wakil gubernur. Atau dengan menyanyikan lagu anakanak yang liriknya telah diubah sesuai keperluan pembelajaran. (f) Guru menyampaikan topik dan tujuan pembelajaran. 2) Kegiatan Inti (±50 menit) (a)
Guru
menampilkan
media
susunan
organisasi
pemerintahan
kabupaten/kota (b) Guru menjelaskan secara singkat mengenai susunan organisasi tersebut (c) Guru membagi siswa menjadi 6 kelompok @4 orang siswa (ada satu kelompok yang berjumlah 5 orang) (d) Guru membagikan masalah dalam bentuk LKS kepada setiap kelompok (e) Guru membagikan pin ahli 1-4 pada tiap kelompok (f) Guru menjelaskan cara pelaksanaan diskusi (g) Siswa berdiskusi dalam kelompok asal mengenai masalah dalam LKS (h) Siswa lalu membentuk kelompok ahli sesuai dengan masalah yang mereka ahlikan (i) Siswa berdiskusi dalam kelompok ahli dengan bimbingan guru (j) Siswa kembali ke kelompok asal
45
(k) Dalam kelompok asal tiap-tiap ahli menyampaikan hasil diskusinya secara bergantian (l) Siswa mencatat tiap hasil dari kelompok ahli (m) Siswa menghapal materi yang telah meraka catat (n)
Guru membimbing tiap kelompok untuk melakukan pemantapan Memorizer
(o) Siswa membentuk lingkaran berdasarkan kelompok (p) Guru mengeluarkan kartu pertanyaan yang telah disisipi kartu „Ambil Satu‟, „Ambil Dua‟, „Pilih Kelompok‟, dan „Putar kiri‟ (q) Guru mengocok kartu pertanyaan (r) Tiap kelompok mendapatkan 2 kartu pertanyaan sebagai bekal permainan (s) Guru meletakkan sisa kartu pertanyaan di tengah lingkaran (t) Kelompok 1 bertanya kepada kelompok 2, dan seterusnya hingga kartu pertanyaan habis (u) Guru memberikan „Piagam Kelompok Juara‟ kepada kelompok yang terlebih dahulu menghabiskan kartu pertanyaannya (v) Guru bersama siswa memberi punishment pada kelompok yang kalah 3) Penutup (±15 menit) (a) Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan materi yang telah diajarkan. (b) Guru memberikan evaluasi akhir (c) Guru meminta siswa membaca materi pelajaran berikutnya di rumah
46
3. Tahap Pengamatan Pada tahap ini dilakukan pengamatan terhadap kegiatan mengajar guru dan hasil belajar siswa. Berikut hasil pengamatan: a. Hasil pengamatan kegiatan guru Pelaksanaan siklus 1 dilakukan secara bersama-sama oleh peneliti dan pengamat. Proses pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dengan melalui model pembelajaran jigsaw pada materi mengenal lembaga-lembaga pemerintahan kabupaten, kota, dan provinsi, diamati oleh pengamat melalui lembar pengamatan kegiatan belajar mengajar. Siklus 1 ini dilakukan sebanyak 2 kali pertemuan, tiap pertemuan terdiri dari 1 rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan jumlah aspek yang diamati sebanyak 11 aspek. Dari aspek yang diamati hasilnya dapat diuraikan pada tabel 4.2 di bawah ini. Tabel 4.2. Hasil Pengamatan kegiatan Guru Pada Siklus I Jumlah Aspek Yang Diamati 2 2 3 4 11
Kriteria Sangat baik Baik Cukup Kurang Jumlah
Presentase Nilai (%) 18,18 18,18 27,27 36,37 100
Grafik. 4.3. Hasil Pengamatan kegiatan Guru Pada Siklus
40
36,37 %
35
27,27 %
30 25 20
18,18 %
18,18 %
15 10 5 0 Sangat Baik
Baik
Cukup
Kurang
47
Grafik 1. Hasil Pengamatan Kegiatan Guru Siklus I Berdasarkan hasil pengamatan yang memperoleh kategori sangat baik (SB) : (1), Menyanpaikan apersepsi , (6) Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok sekaligus menentukan tugas yang akan dilakukan masing-masing siswa dalam kelompok. Kategori baik (B): 2) Memotivasi siswa , 5) Memberikan masalah kepada siswa untuk diselesaikan dalam kelompok sesuai dengan materi yang diajarkan. Kategori cukup (C): 3) Menyampaikan tujuan pembelajaran 4) Menjelaskan secara singkat mengenai materi yang akan di ajarkan dalam kelas 9) Guru mengarahkan sekaligis menambahkan dalam merumuskan hasil temuanya. Kategori kurang (K): 7) Memberikan
kesempatan
Mengontrol siswa pada saat melakukan diskusi, 8) kepada
siswa
untuk
mempersentasekan
hasil
kelompoknya, 10) Memberikan tes tertulis yang berisi soal essay, 11) Penutup. Pada grafik 4.2. di atas, terlihat bahwa dari 11 aspek yang dilakukan Guru pada siklus I yaitu untuk kriteria sangat baik memperoleh nilai presentasi 18,18%, kriteria baik dengan nilai presentase 18,18%, kriteria cukup dengan presentase 27,27% dan kriteria kurang dengan presentase 36,37%. b. Hasil pengamatan kegiatan belajar siswa Proses pembelajaran pada siklus 1 difokuskan pada materi mengenal lembaga-lembaga pemerintahan kabupaten, kota, dan provinsi. Aktivitas siswa yang dilakukan selama proses pembelajaran diamati oleh peneliti dan Guru PKn sebagai pengamat dengan lembar observasi yang telah disiapkan sebelum pembelajaran berlangsung. Hasil pengamatan aktivitas siswa dapat dilihat pada tabel 4.4 di bawah ini.
48
Tabel 4.4. Hasil Pengamatan Kegiatan Siswa pada Siklus I No
Krieria Aspek
Jumlah Aspek
Persentase (%)
1.
Sangat Baik
4
40
2.
Baik
1
10
3.
Cukup
2
20
4.
Kurang
3
30
10
100
Jumlah
Grafik 4.4. Hasil Pengamatan Kegiatan Siswa Siklus I 45 40 35 30 25 20 15 10 5 0
40 % 30 % 20 % 10 %
Sangat Baik
Baik
Cukup
Kurang
Bersarkan hasilpengamatan pada 10 aspek aktivitas siswa yang memperoleh kategori sangat baik (SB): 1) siswa menempati tempat duduk masing- masing, 3) kesiapan menerima pelajaran, 5) siswa menempati kelompok yang telah diberikan. 10) penutup. Kategori baik (B): 2) Berdoa, Absensi siswa. Kategori cukup (C): 7) Tiap kelompok mempersentasekan hasil diskusinya dan memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk menanggapinya, 8) Siswa besama-sama menyimpulkan materi pembelajaran. Kategori kurang (K): 4) Memperhatikan materi yang disampaikan, 6) Siswa menyelesaikan masalah-
49
masalah yang telah diberikan, 9) Siswa megerjakan tes tertulis yang berisi soal essay Beradasarkan data pada grafik 2, yang merupakan hasil persentase ratarata kegiatan siswa dapat diketahui jumlah siswa yang dapat melaksanakan dari sepuluh poin pengamatan aktivitas siswa. Adapun siswa yang melaksanakan aktivitas siswa sesuai instrumen dalam kategori sangat baik terdapat 40%, siswa yang mendapat kategori baik 10%, siswa yang mendapatkan nilai aktivitas kategori cukup berjumlah 20% dan siswa yang menjalankan aktivitas kategori kurang terdiri 30%. Oleh karena itu hasil pengamatan aktivitas siswa ini masi memerlukan suatu tindak lanjut untuk dapat mencapai indikator kinerja yang telah ditetapkan sebelumnya. c. Kegiatan Siswa Melalui Model Jigsaw Pengamatan kegiatan siswa dengan model pembelajaran tipe jigsaw diamati melalui beberapa aspek yang telah ditentukan. dengan penerapan bertanya, Menjawab pertanyaan, Kerja sama, dan Menyelesaikan tugas kelompok.
50
Tabel 4.5. Hasil Pengamatan Kegiatan Siswa Melalui Model Jigsaw Siklus 1
No
Nama Siswa
1. 2. 3. 4. 5. 6.
Abdullah Taha Ajrin Dunggio Yusup Masigi Febriyanto Tuu Fitrah Abdullah Steven Atune Nurhidayah Yusuf Rahmad Maiya Ismail Halid Risval Gogou Rolin Tantowa Sahrul Antula Hais Hasan Ismail Mooduto Sartika Ake Fadlun Abdullah Nurahmawati Tamrin Nurlaila Hamzah Sarwin Arif Sinantia Clara Ibura Amna Walangadi Sagita Moodumbi Debi Ntobuo Stepiyanti Sayedi Wirna Samarang
7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25
ASPEK PENILAIAN Menghargai Kerjasama Menjawab Pendapat Pertanyaan teman √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √
√ √ √
Menye. Tgs Kelompok
√ √ √ √
√ √ √
√ √ √ √
√ √ √ √
√
√
√
√
√
√ √ √
Nilai RataRata (%) 72 60 69 60 76.4 68.8 60 72.6 60 68 52 74 52 62 65.6 52 56.8 60 65 61
√
√ 73 √ 61 64
√ √
√ √ Jumlah Rata-rata
√ 62 61 63.528
Dari 4 aspek yang dinilai dalam kegiatan pembelajaran Tipe Jigsaw bagi siswa dapat diketahui bahwa kegiatan siswa menghargai pendapat teman,
51
Menjawab Pertanyaan, kerjasama, dan menyelesaikan tugas kelompok berada pada kategori yang rendah dengan rata-rata 63% dari seluruh siswa d. Hasil Belajar Siswa Mengukur tingkat daya serap siswa pada materi
mengenal lembaga-
lembaga pemerintahan kabupaten, kota, dan provinsi pada akhir siklus 1 dilakukan penilaian tertulis menggunakan soal esay sebagaimana terdapat pada lampiran. Soal yang diberikan berjumlah 4 (Empat) butir dengan skor maksimum yang harus dicapai siswa adalah 60,00 sedangkan skor ketuntasan belajar siswa pada siklus 1 dengan nilai ≥ 65. Berdasarkan evaluasi tertulis yang dilaksanakan pada akhir siklus 1 pada siswa yang berjumlah 25 orang yang dikenakan tindakan diperoleh data hasil belajar siswa pada siklus I, sebagaimana terdapat pada lampiran, sedangkan secara ringkas diuraikan pada tabel 4.5 berikut: Tabel 4.5. Hasil Belajar Siswa Siklus I Rentang Nilai 90 - 100
Kriteria Aspek Sangat Baik
Jumlah Siswa 4
Presentase (%) 16
Tuntas/Tidak Tuntas T
75 – 89
Baik
7
28
T
65 – 74
Cukup
5
20
T
40 – 64
Kurang
9
36
TT
Grafik 4.5. Hasil Belajar Siswa Siklus I
70 60 50 40 30 20 10 0
64 % 36 %
Tuntas
Tidak Tuntas
52
Berdasarkan hasil evaluasi belajar siswa seperti terlihat pada tabel 4.5 terlihat ketercapaian hasil belajar siswa pada pembelajaran siklus I adalah 16 dari 25 orang siswa memperoleh nilai 65 ke atas yang dinyatakan tuntas belajar , sedangkan 9 orang siswa lainya memperoleh nilai kurang
dari 65. Secara
keseluruhan presentase yang ducapai siswa yang tuntas adalah 64% tetapi belum mencapai kriteria ketuntasan secara klasikal. Penelitian ini akan dilanjutkan ke siklus berikutnya dengan materi
yang berbeda dari siklus sebelumya dengan
memperhatikan lagi aspek-aspek pengelolaan pembelajaran. Sehingga jika diakumulasi dalam grafik terlihat bahwa 64% siswa telah mencapai ketuntasan dan 36% siswa belum mencapai ketuntasan atau tidak tuntas. Data hasil belajar siswa di peroleh melalui tes hasil belajar siswa, pada siklus I, yang terdiri dari 5 (tujuh) butir soal essay. 4. Tahap Analisis dan Refleksi Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus I, Refleksi dilakukan melalui diskusi antar peneliti dan pengamat. Refleksi dimaksudkan untuk memperoleh dan mengetahui apakah pelaksanaan tindakan kelas yang dilakukan telah sesuai dengan yang direncanakan serta apakah dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hasil dari refleksi yang dilakukan oleh pengamat dan peneliti dapat diketahui bahwa tindakan kelas yang dilakukan melalui pembelajaran siklus I dengan aspek-aspek yang diamati belum tercapai pada kriteria yang diharapkan. Oleh kerana itu akan dilakukan tindakan perbaikan untuk memperoleh kekurangan pada siklus I. hal ini sesuai dengan hasil belajar siswa yaitu dari 25 siswa yang
53
dikenai tindakan, hanya 64% siswa yang mencapai ketuntasan belajar, sedangkan siswa yang tidak tuntas mencapai 36%. Proses pembalajaran pada siklus I dilaksanakan melalui model pembelajaran jigsaw. Dalam pembelajaran guru memberikan kesempatan pada siswa untuk curah pendapat dalam membentuk dugaan sementara kemudian selanjutnya guru membimbing siswa dalam menentukan hipotesis yang relavan dengan permasalahan dan mempioritaskan hipotesisi mana yang manjadi perioritas penyelidikan. Proses pengelolaan pembelajaran yang dilakukan pada siklus I ini belum tercapai dengan baik . dari 10 aspek yang diamati, ada beberapa aspek yang belum tercapai dan perlu diperbaiki pada siklus berikutnya. Aspek-aspek itu adalah sebagai berikut: 1. Cara menjelaskan
materi masih kurang baik sehingga siswa belum bisa
memahami isi materi yang di belajarkan pada pertemuan itu. 2. Cara menyimpulkan materi untuk mengetahui kemempuan penguasaan materi pada siswa yang sesuai dengan tujuan pembelajaran masih kurang 3. Kemampuan memberikan kesimpulan masih kurang karena tidak disetiap akhir pertemuan bisa memberikan kesimpulan 4.2.2. Siklus II 1. Tahap perencanaan Pada tahap perencanaan peneliti menyiapkan hal-hal yang diperlukan sebelum pelaksanaan tindakan, yaitu:
54
a.
Membuat perencanaan pembelajaran yang akan ditetapkan dalam proses belajar mengajar.
b.
Menentukan skenario pembelajaran menggunakan model jigsaw.
c.
Mempersiapkan sumber, bahan dan alat bantu yang dibutuhkan
d.
Menyusun lembar kerja siswa
e.
Mengembangkan format evaluasi
f.
Mengembangkan format observasi pembelajaran
2. Tahap pelaksanaan Siklus tindakan pertama diadakan hari Senin, tanggal 19 November 2012, pada pukul 08.05 – 09.15 atau 2x 35 menit. Materi yang diajarkan adalah “Mengenal Lembaga-lembaga Pemerintahan Kabupaten, Kota dan Provinsi”. Adapun scenario pembelajaran sebagai berikut: SKENARIO MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW 1) Pendahuluan (±5 menit) (a) Mengkondisikan siswa dan ruang kelas (b) Berdo‟a (c) Guru mengecek kehadiran siswa (d) Guru menyiapkan media yang akan digunakan dalam pembelajaran. (e) Apersepsi Guru menghubungkan pengetahuan atau pengalaman yang dimiliki siswa dengan materi yang akan diajarkan. Misalnya dengan mengaitkan pemilihan calon gubernur dan wakil gubernur. Atau dengan menyanyikan lagu anakanak yang liriknya telah diubah sesuai keperluan pembelajaran.
55
(f) Guru menyampaikan topik dan tujuan pembelajaran. 2) Kegiatan Inti (±50 menit) (a)
Guru
menampilkan
media
susunan
organisasi
pemerintahan
kabupaten/kota (b) Guru menjelaskan secara singkat mengenai susunan organisasi tersebut (c) Guru membagi siswa menjadi 6 kelompok @4 orang siswa (ada satu kelompok yang berjumlah 5 orang) (d) Guru membagikan masalah dalam bentuk LKS kepada setiap kelompok (e) Guru membagikan pin ahli 1-4 pada tiap kelompok (f) Guru menjelaskan cara pelaksanaan diskusi (g) Siswa berdiskusi dalam kelompok asal mengenai masalah dalam LKS (h) Siswa lalu membentuk kelompok ahli sesuai dengan masalah yang mereka ahlikan (i) Siswa berdiskusi dalam kelompok ahli dengan bimbingan guru (j) Siswa kembali ke kelompok asal (k) Dalam kelompok asal tiap-tiap ahli menyampaikan hasil diskusinya secara bergantian (l) Siswa mencatat tiap hasil dari kelompok ahli (m) Siswa menghapal materi yang telah meraka catat (n)
Guru membimbing tiap kelompok untuk melakukan pemantapan Memorizer
56
(o) Siswa membentuk lingkaran berdasarkan kelompok (p) Guru mengeluarkan kartu pertanyaan yang telah disisipi kartu „Ambil Satu‟, „Ambil Dua‟, „Pilih Kelompok‟, dan „Putar kiri‟ (q) Guru mengocok kartu pertanyaan (r) Tiap kelompok mendapatkan 2 kartu pertanyaan sebagai bekal permainan (s) Guru meletakkan sisa kartu pertanyaan di tengah lingkaran (t) Kelompok 1 bertanya kepada kelompok 2, dan seterusnya hingga kartu pertanyaan habis (u) Guru memberikan „Piagam Kelompok Juara‟ kepada kelompok yang terlebih dahulu menghabiskan kartu pertanyaannya (v) Guru bersama siswa memberi punishment pada kelompok yang kalah 3) Penutup (±15 menit) (a) Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan materi yang telah diajarkan. (b) Guru memberikan evaluasi akhir (c) Guru meminta siswa membaca materi pelajaran berikutnya di rumah 3. Tahap pengamatan a. Hasil Pengamatan Kegiatan Guru Proses pelaksanaan tindakan pada siklus II ini merupakan penyempurnaan aspek-aspek kegiatan belajar mengajar baik kegiatan Guru maupun kegiatan siswa setelah evaluasi, hal ini dilakukan berdasarkan refleksi pada siklus I. konsep yang dibelajarkan pada siklus I seperti pada siklus II yang merupakan lanjutan dari sub konsep mengenal lembaga-lembaga pemerintahan kabupaten, kota, dan provinsi. Untuk tindakannya lebih diarahkan pada upaya pemeliharaan proses perubahan
57
yang terjadi pada diri siswa dengan mempebaiki aspek-aspek keaktifan siswa yang belum terlaksana dengan baik pada siklus I. Hasil pengamatan yang dilakukan adalah sebagai berikut: Tabel 4.6. Hasil Pengamatan Kegiatan Guru Siklus II
Sangat baik
Jumlah Aspek Yang Diamati 7
Presentase Nilai (%) 63,64
Baik
4
36,36
Cukup
-
-
Kurang
-
-
Jumlah
11
100
Kriteria
Grafik 4.6. Hasil Pengamatan Kegiatan Guru Siklus II
70
63,64 %
60 50
36,36 %
40 30 20 10 0 Sangat Baik
Baik
Cukup
Kurang
Berdasarkan pada tabel 4 di atas, diperoleh nilai hasil presentase yaitu dengan kriteria samgat baik sebesar 63,64%, kriteria baik memperoleh nilai persentase 36,36%.
58
b. Hasil pengamatan kegiatan siswa siklus II Tabel 4.7. Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus II No
Krieria Aspek
Jumlah Aspek
Persentase (%)
1.
Sangat Baik
4
40
2.
Baik
6
60
3.
Cukup
-
-
4.
Kurang
-
-
10
100
Jumlah
Grafik 4.7. Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus II 70
60 %
60
50
40 %
40 30 20 10 0 Sangat Baik
Baik
Cukup
Kurang
Beradasarkan data pada grafik 4.7, yang merupakan hasil persentase kegiatan siswa dapat diketahui jumlah siswa yang dapat melaksanakan dari sepuluh poin pengamatan aktivitas siswa. Adapun siswa yang melaksanakan aktivitas siswa sesuai instrumen pada siklus II ini dalam kategori sangat baik terdapat 40%, dan siswa yang mendapat kategori baik 60%. Oleh karena itu hasil pengamatan aktivitas siswa pada siklus II ini sudah tidak perlu dilakukan tindak
59
lanjut sebab indikator kinerja sudah tercapai sesuai yang telah ditetapkan sebelumnya. c. Kegiatan Siswa Melalui Model Jigsaw Pengamatan kegiatan siswa dengan model pembelajaran tipe jigsaw diamati melalui beberapa aspek yang telah ditentukan. dengan penerapan bertanya, Menjawab pertanyaan, Kerja sama, dan Menyelesaikan tugas kelompok. Tabel 4.8. Hasil Pengamatan Kegiatan Siswa Melalui Model Jigsaw Siklus 2
No
Nama Siswa
Kerjasama
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16.
Abdullah Taha Ajrin Dunggio Yusup Masigi Febriyanto Tuu Fitrah Abdullah Steven Atune Nurhidayah Yusuf Rahmad Maiya Ismail Halid Risval Gogou Rolin Tantowa Sahrul Antula Hais Hasan Ismail Mooduto Sartika Ake Fadlun Abdullah Nurahmawati Tamrin Nurlaila Hamzah Sarwin Arif Sinantia Clara Ibura Amna Walangadi Sagita Moodumbi Debi Ntobuo Stepiyanti Sayedi Wirna Samarang
√ √
17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25
√ √ √ √
ASPEK PENILAIAN Menghargai Menjawab Pendapat Pertanyaan teman
√ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √
√ √
√ √
√ √
√
√ √
√ √ √ √ √ √ √
√ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ Jumlah Rata-rata
Menye. Tgs Kelompok
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Nilai RataRata (%)
71.25 73.75 72.5 75 72.5 80 60 70 72.5 72.5 73.75 70 70 70 70 73.75 72.5 70 72.5 70 72.5 71.25 67.5 67.5 68.75 71.2
60
Dari 4 aspek yang dinilai dalam kegiatan pembelajaran Tipe Jigsaw bagi siswa dapat diketahui bahwa kegiatan siswa menghargai pendapat teman, Menjawab Pertanyaan, kerjasama, dan menyelesaikan tugas kelompok berada pada kategori yang rendah dengan rata-rata 71.2% dari seluruh siswa d. Hasil Belajar Siswa Hasil belajar siswa diperoleh melelui evaluasi hasil belajar berupa soal essay sebanyak 4 butir soal. Analisis hasil evaluasi siswa dilihat pada tabel 6 ini.
Rentang Nilai 90-100 75-89 65-74 40-64
Tabel 4.8. Hasil Belajar Siswa II Kriteria Presentase aspek Jumlah siswa (%) Sangat baik 10 40 Baik 12 48 Cukup 2 8 Kurang 1 4 Grafik 4.8. Hasil Belajar Siswa II 100
Tuntas/tidak tuntas T T T TT
96 %
50 0
4% Tuntas Tidak Tuntas
Pada tabel 4.8, terlihat bahwa dari 25 orang siswa
yang mengikuti
evaluasi belajar, 24 orang yang tuntas mengerjakan sosal essay yang terdiri dari 10 orang yang sangat baik dengan presentase 40% 12 orang dengan karegori baik dan mencapai presentasi 48% dan 2 orang dengan kategori cukup dengan jumlah persentase 8%, dimana 1 orang siswa tidak tuntas dalam mengerjakan soal essay, dengan hasil 4%. Sehingga setelah dipresentasekan dalam grafik menunjukan
61
hasil bahwa 96% siswa telah memperoleh nilai tuntas dan sisanya itulah yang tidak tuntas yaitu tinggal 4% saja. Data hasil belajar siswa di peroleh melalui tes hasil belajar siswa, pada siklus II, yang terdiri dari 5 (tujuh) butir soal essay. 4. Tahap Analisis dan Refleksi Refleksi dilakukan melalui diskusi dengan 2 (dua) orang yang bertindak sebagai observer dalam proses pembelajaran yang dimaksudkan untuk mengetahui apakah pelaksanaan tindakan telah sesuai degan yang direncanakan dan apakah mampu meningkatkan hasial belajar siswa. Pada siklus II ini masih menggunakan lembar pengamatan pengelolaan pembelajaran yang sama seperti pada siklus I yang terdiri dari 11 aspek dan untuk lembar pengamatan siswa masih tetap menggunakan lembar pengamatan yang sama. Berdasarkan refleksi yang dilakukan melalaui diskusi dapat diketahui bahwa seluruh aspek kegiatan Guru dan aktifitas siswa pada pembelajaran pada siklus II terlaksana sebagaimana yang diharapkan. Penilaian yang diberikan oleh observer menyangkut pada pembelajaran siklus II, 100% kriteria Sangat Baik (SB), dan Baik (B), sedangkan untuk hasil observasi terhadap aktifitas siswa selama proses pembelajaran diperoleh data bahwa untuk pembelajaran siklus II, 100% aspek aktivitas siswa mencapai kriteria sangat baik (SB) dan baik (B). Kegiatan refleksi diarahkan untuk melihat peningkatan hasil belajar siswa pada siklus II sebagai dampak dilakukannya penelitian tindakan kelas. Berdasarkan hasil analisis data menunjukan bahwa 24 orang atau 96% dari keseluruhan yang dikenai tindakan dinyatakan tuntas pada siklus II. Model
62
pembelajaran pembelajaran jigsaw yang digunakan guru pada akhirnya disimpulkan bahawa dapat meningkatkan hasil belajar siswa dengan efektif. 4.3. Pembahasan Hasil Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan
hasil
belajar siswa pada materi mengenal lembaga-lembaga pemerintahan kabupaten, kota, dan provinsi. Salah satu model yang digunakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa adalah dengan menggunakan model pembelajaran jigsaw, karena model pembelajaran jigsaw adalah suatu prosedur mengajar yang menitipberatkan studi individual yang memanipulasi objek-objek, dan ekperimentasi suatu konsep. Model pembelajaran jigsaw juga suatu tipe pengajaran yang meliputi modelmodel yang mendesain untuk memajukan rentang yang luas dari belajar aktif, berorentasi pada proses, membimbing diri sendiri. Dari hasil penelitian
pada siklus I adalah 16 dari 25 orang siswa
memperoleh nilai 65 ke atas yang dinyatakan tuntas belajar , sedangkan 9 orang siswa lainya memperoleh nilai kurang dari 65. Secara keseluruhan presentase yang dicapai siswa yang tuntas adalah 64% tetapi belum mencapai kriteria ketuntasan secara klasikal. Berdasarkan temuan diatas, guru bersama para pengamat melakukan diskusi singkat untuk mencapai solusi dari tidak tercapainya target yang telah ditetapkan dalam penelitian ini pada siklus I. Hasil diskusi tersebut menganjurkan peneliti untuk melanjutkan kegiatan pembelajaran yang berorientasi pada penggunaan model pembelajaran jigsaw yang belum sempurna, pada lanjutan dari
63
materi mengenal lembaga-lembaga pemerintahan kabupaten, kota, dan provinsi dengan menekankan pada aspek-aspek yang belum tercapai. Pada siklus II pembelajaran semakin baik, ditinjau dari segi guru dan siswa. Hal ini sesuai dengan hasil pengamatan terhadap kegiatan siswa dalam pembelajaran menunjukkan bahwa sebagian besar siswa sudah tergolong siswa yang aktif dalam proses pembelajaran berlangsung. Kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran yang berorientasi pada model pembelajaran jigsaw selama proses pembelajaran berlangsung, dapat menambah hasil belajar yang semakin baik. Dari 25
orang siswa kelas IV yang dikenai tindakan untuk
mengetahui hasil belajar siswa sudah mencapai
96 % yang telah memenuhi
kriteria kentuntasan hasil belajar siswa. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa hipotesis yang telah dirumuskan yaitu “Jika menggunakan model pembelajaran jigsaw di kelas IV maka hasil belajar siswa akan meningkat. 4.3.1. Pengamatan kegiatan Guru dalam pembelajaran Pengamatan pengelolaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran jigsaw
pada materi mengenal lembaga-lembaga pemerintahan
kabupaten, kota, dan provinsi yang diterapakan pada siklus I terdapat 11 aspek yang diamati oleh obeserver (pengamat). Hasil dari aspek-aspek yang diamati tersebut dapat dilihat pada grafik 4.3. dibawah ini:
64
Grafik 4.3. Hasil Perbandingan Kegiatan Mengajar Guru Siklus I dan II 64 % 70 60 50 40 30 20 10 0
37%
36 %
27 % Siklus I
Siklus II Sangat Baik
Baik
Cukup
Kurang
Pada siklus I hasil yang dicapai belum memenuhi kriteria ketuntasan karena belum mencapai target ketuntasan. Hal ini erat kaitannya dengan peleksanaan kegiatan belajar mengajar terutama pada penyampaian materi, membimbing siswa dalam menganalisis hubungan antar konsep dengan ide pokok dan yang akan menjadi cabang-cabangnya, dan memberikan evaluasi pada akhir pembelajaran pada siklus II, dari 11 aspek yang diamati pada kegiatan pembelajran meningkat menjadi kriteria sangat baik sebesar 63,64%, kriteria baik memperoleh nilai persentase 36,36%. 4.3.2. Pengamatan Aktivitas Siswa Pada pelaksanaan siklus I, terdapat beberapa aspek pengamatan akativitas siswa yang memperoleh kategori cukup dan kurang, yaitu kemempuan merespon penjelasan Guru pada awal pembelajaran, kamampuan menyususn tiap konsep secara cepat dan tepat. Penyebab aspek ini kurang dilakukan karena: 1. Kurangnya pemahaman konsep materi yang di jelaskan, 2. Kurangnya interaksi siswa antar teman sesama kelompoknya. Pada siklus II, aktivitas siswa yang masih kurang pada siklus I telah diperbaiki sehingga aspek-aspek pada siklus sebelumnya mendapat kategori
65
kurang dan cukup, maka pada siklus II mendapat kategori baik dan sangat baik. Perbedaan pencapaian kategori aktivitas siswa pada siklus I dan siklus II dapat dilihat pada diagram dibawah ini. Grafik 4.4. Hasil Perbandingan Kegiatan Siswa Siklus I dan II 70
61 %
60 50 40
39%
30 16 % 20
22 %
32 %
Siklus I
20 %
Siklus II
10 0 Sangat Baik
Baik
Cukup
Kurang
Pengamatan aktivitas pada siklus I dengan persentasi rata-rata untuk kategori sangat baik 16%, 22% adalah nilai kategori baik, 32% merupakan kategori cukup, dan 20% merupakan kategori kurang. Sedangkan hasil pengamaan pada siklus II, untuk kategori sangat baik 39% dan 61% adalah kategori baik. 4.3.3. Hasil Evalusai Belajar Siswa Hasil belajar siswa pada siklus I, 16 orang tuntas mengerjakan soal essay, 4 orang mendapat kriteria sangat baik dengan nilai persentase 16%, 7 orang dengan kriteria baik untuk nilai persentase 28%, dan 5 orang untuk kriteria cukup dengan nilai persentase 20%, sedangkan 9 orang lainnya tidak tuntas karena tidak memenuhi kriteria ketuntasan pembelajaran. Untuk siklus II, 10 orang yang mencapai kriteria sangat baik dengan nilai persentase 40%, 12 orang siswa yang mencapai kriteria sangat baik dengan persentsi 48%, 2 orang siswa dengan nilai persentasi 8% mendapat kriteria cukup serta nilai kurang 1 orang dengan
66
presentase 4%. Peningkatan hasil siswa ini berdasarkan aspek-aspek yang tidak tuntas pada siklus I telah diperbaiki pada suklus II yang dapat dilihat pada diagram dibawah ini: Grafik 4.5. Perandingan Hasil Belajar Siswa pada Siklu I dan II 96 % 100
60 % 50
0 Siklus I
Siklus II
Berdasarkan hasil pembahasan maka hipotesis yang berbunyi “jika digunakan model pembelajaran jigsaw pada mata pelajaran PKn materi mengenal lembaga-lembaga pemerintahan kabupaten, kota dan provinsi kelas IV SD Inpres Padengo Kabupaten Pohuwato, maka hasil belajar siswa akan meningkat.“. Dapat diterima.