BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian 4.1.1. Sejarah Singkat SD Inpres Padengo Kabupaten Pohuwato SD Inpres Padengo terletak di jalan Bendungan Padengo Desa Padengo Kecamatan Tengilo di bangun pada tahun 1981 di atas tanah seluas 2030 m2 yang terdiri dari 5 ruang kelas, 1 ruang dewan guru,1 ruang perpustakaan, 1 ruangan RKS, 1 ruangan RPS, 1 ruang kantin, 1 RDG dan 1 buah WC dengan status hak milik atas kepemilikan tanah dengan dana Inpres yang pelaksanaan bangunannya dibantu oleh masyarakat sekitar. Sekolah Dasar Inpres sejak dibangunnya bernama SD Inpres Dengilo kemudian dirubah lagi menjadi SD Inpres Bendungan dan terakhir berdasarkan SK Bupati diubah nama sekolah menjadi SD Inpres Padengo di Dengilo pada tanggal 27 Januari 2009 dengan nomor 56/12/1/2009. Perubahan ini disebabkan oleh adanya pemekaran Desa pada bulan Maret 2009. Sekolah ini letaknya tepat dijalur lintas jalan bendungan dan masih termasuk di kawasan bendungan sehingga tingkat kebisingan dan kemudian terjadinya kecelakaan sangatlah besar. Sehingganya sudah upaya dari pihak sekolah, komite, dan Pemerintah untuk merelokasikan sekolah ini. Dalam kurun waktu 4 tahun terakhir, ada sejumlah prestasi yang telah dicapai oleh SD Inpres Padengo antara lain lulusan setiap tahun 100%. SD Inpres Padengo memerlukan peningkatan dan pengembangan dalam berbagai aspek, misalnya dalam hal kurikulum, pembelajaran sumberdaya manusia, sarana dan
31
prasarana, kesiswaan, ketenagaan, pembiayaan serta masyarakat dalam bidang pendidikan. Untuk dapat memberdayakan dan meningkatkan peran masyarakat sekolah telah membina kerjasama dengan orang tua dan masyarakat, menciptakan suasana kondusif dan menyenangkan bagi siswa dan warga sekolah sehingga semua kebijakan dan keputusan yang diambil adalah kebijakan dan keputusan bersama. Dengan demikian prinsip kemandirian dalam nuansa kebersamaan dan menghimpun serta mobalisasi kekuatan secara sinergis yang mengarah pada satu tujuan yaitu peningkatan mutu dan kesesuaian pendidikan dengan pengembangan masyarakat. 4.1.2. Keadaan Guru Guru merupakan unsure yang utama dalam suatu lembaga pendidikan yang pada hakekatnya menunjang kegiatan proses belajar mengajar di sekolah. Kegiatan pendidikan yang dilaksanakan secara berkesinambungan akan berjalan lancer apabila ditunjang oleh pengajar yang memiliki kemampuan kerja serta semangat yang tinggi.untuk mengetahui keadaan guru, maka penulis jabarkan dalam table yang diurut sesuai jabatan dan tugas masing-masing. SD Inpres Padengo Kabupaten Pohuwato memiliki 11 orang tenaga pendidik. Diklasifikasikan sebagai berikut: 1. Satu orang sebagai pembina (Kepala Sekolah) 2. Enam orang sebagai guru kelas (wali kelas) 3. Dua orang sebagai tenaga administrasi 4. Satu orang sebagai tenaga honorer dan guru bidang studi Agama
5. Satu orang sebagai tenaga kontrak dan guru bidang studi Penjas. 4.1.3. Keadaan Siswa Siswa di SD Inpres Padengo Kabupaten Pohuwato berjumlah 159 orang dengan klasifikasi sebagai berikut: Tabel 4.1 Keadaan siswa SD Inpres Padengo Kabupaten Pohuwato Jenis kelamin Laki-laki Perempuan I 23 23 II 8 10 III 16 14 IV 18 17 V 7 13 VI 5 12 Jumlah Data sekunder tahun 2013 Kelas
Jumlah 46 18 30 35 20 17 154
4.1.4. Keadaan Saran dan Prasarana Bangunan sekolah ini dibangun di atas tanah seluas 2030 m2 yang terdiri dari 5 ruang kelas, 1 ruang dewan guru,1 ruang perpustakaan, 1 ruangan RKS, 1 ruangan RPS, 1 ruang kantin, 1 RDG dan 1 buah WC dengan status hak milik atas kepemilikan tanah dengan dana Inpres yang pelaksanaan bangunannya dibantu oleh masyarakat sekitar. Adapun keadaan ruangan-ruangan yang ada di SD Inpres Padengo Kabupaten Pohuwato memiliki kondisi layak untuk digunakan namun keadaan WC siswa yang menurut pengamatan peneliti masih perlu perbaikan agar benarbenar dapat digunakan dengan nyaman oleh siswa. Namun keadaan ruang belajar menurut peneliti sudah cukup dan layak untuk digunakan sebagai tempat proses belajar mengajar.
4.2 Hasil Penelitian Pelaksanaan tindakan kelas dengan menggunakan media audio visual dalam upaya meningkatkan pemahaman siswa materi Lingkungan Alam dan Buatan Kelas III SDN Inpres Padengo Kecamatan Dengilo dilaksanakan dalam dua siklus. Pelaksanaan tindakan siklus I dilaksanakan pada hari Rabu, 16 Oktober 2013, sedangkan siklus II dilaksanakan pada hari Selasa, 22 Oktober 2013 dengan alokasi waktu masing-masing siklus 2 jam pelajaran (2 x 35 menit). Jumlah siswa yang mengikuti kegiatan belajar mengajar sebanyak 30 orang. 4.2.1 Deskripsi Pelaksanaan Tindakan Siklus 1 Pelaksanaan tindakan siklus I terdiri dari empat tahap yaitu: 1. Perencanaan Perencanaan tindakan pembelajaran siklus I disusun berdasarkan hasil observasi awal. Berdasarkan hasil observasi awal, penulis menganggap perlu menyusun skenario pembelajaran materi lingkungan alam dan buatan melalui media audio visual. adapun media audio visual yang digunakan dalam pembelajaran pembelajaran materi lingkungan alam dan buatan tersebut adalah video
pembelajaran
mengenai
lingkungan
alam
dan
buatan”.
Dengan
menggunakan media laptop. Pembelajaran dengan menggunakan video tentang lingkungan alam dan buatan yang
dijadikan
sebagai
media
dalam
pembelajaran video yang
berwarna. Dengan menggunakan media audio visual sebagai media pembelajaran materi lingkungan alam dan buatan, siswa diharapkan mampu berkonsentrasi dan memahami isi video pembelajaran yang disajikan dengan lebih baik, karena di
dalamnya ditayangkan sebuah video pembelajaran. Oleh karena itu, penulis selaku peneliti sekaligus sebagai observer dan kepala sekolah selaku guru pamong, menyusun skenario pembelajaran siklus I yang berfokus pada pemahaman siswa pada materi lingkungan alam dan buatan. Evaluasi yang digunakan pada pembelajaran siklus I adalah pemahaman belajar siswa. Evaluasi dilakukan selama pembelajaran berlangsung, sedangkan evaluasi pemahaman dilakukan pada akhir pembelajaran berupa menjawab pertanyaan setelah selesai menonton video tentang materi Lingkungan Alam dan Buatan 2. Pelaksanaan Tindakan Pembelajaran siklus I dilaksanakan pada Rabu, 16 Oktober 2013. Pembelajaran ini dilaksanakan selama 2x35 Menit (2 jam pelajaran). Kegiatan awal pembelajaran dimulai dengan kegiatan memberi salam, lalu mengecek kehadiran siswa dan mengondisikan kelas. Setelah itu, guru menarik perhatian siswa, memotivasi siswa, memberikan acuan, dan melakukan apersepsi. Kegiatan awal tersebut dilakukan ± 10 menit. Pada kegiatan inti pembelajaran guru membagi siswa menjadi 5 kelompok selanjutnya siswa menyimak penjelasan materi tentang bagaimana materi lingkungan alam dan buatan, siswa dibimbing oleh guru untuk memperoleh simpulan dari materi pelajaran tersebut. Hal itu dilakukan oleh guru dengan menggunakan metode ceramah. Setelah guru menganggap siswa sudah memahami materi yang disampaikan, guru dan penulis menayangkan video pembelajaran materi
lingkungan alam dan buatan. Ketika media audio visual sedang mulai ditayangkan, siswa kelas III SDN Inpres Padengo tampak sangat antusias. Hal tersebut tampak dari sambutan baik siswa ketika video pembelajaran diperlihatkan. Siswa sangat serius melihat tayangan video materi lingkungan alam dan buatan. Setelah video selesai ditayangkan selesai setiap kelompok siswa diberi Lembar Kerja Siswa (LKS) yang berisi tugas untuk menulis isi video materi Lingkungan Alam dan Buatan yang telah ditonton tadi. Selama siswa mengerjakan tugas yang diberikan, penulis/observer berkeliling melihat aktivitas siswa dalam menulis jawaban. Siswa tampak antusias ketika mengerjakan tugas. Namun, terdapat pula siswa yang kebingungan lalu bertanya mengenai hal-hal yang mereka belum pahami ketika menjawab soal yang diberikan. Guru juga menyajikan gambar tentang materi Lingkungan Alam dan Buatan di Papan tulis sehingga dapat memancing daya ingat siswa tentang video yang telah disajikan. Guru meluruskan kesalahan pemahaman dan memberikan penguatan terkait dengan pemahaman pekerjaan mereka. Rangkaian kegiatan pembelajaran diakhiri dengan menyimpulkan materi pembelajaran dan tindak lanjut berupa evaluasi. 3. Pemantauan dan Evaluasi a. Pemantauan Aktivitas Guru pada Siklus I Pemantauan dilakukan oleh guru pamong selaku guru mitra terhadap pelaksanaan pembelajaran dalam meningkatkan pemahaman siswa materi Lingkungan Alam dan Buatan pada mata pelajaran IPS. Adapun format
pengamatan kegiatan belajar mengajar mencakup 24 aspek, baik dari pra pembelajaran sampai dengan penutup. Lembar pengamatan tersebut berhubungan langsung dengan kemampuan atau kompetensi guru dalam pengelolaan proses pembelajaran.
I
Tabel 1. Hasil Pengamatan Aktivitas Guru Pada Siklus I Kategori Penilaian Indikator / Aspek Yang Diamati SB B C K Pra Pembelajaran 2 -
II
Kegiatan Inti Pembelajaran
-
6
14
-
III
Penutup
-
2
-
-
-
10 42%
14 58%
-
No
Jumlah Persentase
Berdasarkan pengamatan yang dilaksanakan oleh guru mitra dengan memperhatikan data kegiatan belajar mengajar siklus I pada tabel di atas, tampaklah pengelolaan pembelajaran yang dilaksanakan peneliti belum memenuhi target yang diharapkan. Hal ini dapat dilihat dari 24 aspek yang diamati dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, aspek yang mencapai kriteria
baik
sebanyak 10 aspek dengan persentase 42% sedangkan kriteria cukup 14 aspek dengan persentase 58%, yang kesemuanya itu adalah aspek yang berhubungan dengan kompetensi guru, sehingga pelaksanaan kegiatan belajar mengajar masih perlu dilanjutkan pada siklus II. b. Pemantauan Aktivitas Siswa pada Siklus I Aspek kegiatan siswa yang diobservasi dan dinilai pada pembelajaran siklus I terdiri dari 21 aspek. Kriteria yang digunakan adalah kriteria sangat ya dan tidak. Berdasarkan kegiatan observasi terhadap kegiatan siswa pada
pembelajaran tindakan siklus I diperoleh data seperti diuraikan pada tabel di bawah ini. Tabel 2 : Hasil Pengamatan Kegiatan Siswa pada Siklus I Kategori Penilaian No Sub Aspek yang diamati Ya Tidak 1 Pra Pembelajaran 2 2 Membuka Pembelajaran 1 1 3 Kegiatan Inti Pembelajaran 8 7 4 Penutup 1 1 Jumlah 12 9 Presentase 57,14 42,86 Memperhatikan uraian data tabel 2 tampak bahwa, dari 21 aspek aktivitas siswa yang diobservasi pada pembelajaran siklus I, 12 aspek (57,14%) mencapai kriteria ya, sedangkan 9 aspek lainnya (42,86%) mencapai kriteria tidak. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada lampiran. Selanjutnya pengamatan pemahaman siswa, bahwa jumlah siswa dengan kriteria kemampuan berdasarkan kategori penilaian untuk kriteria pemahaman siswa pada materi materi lingkungan alam dan buatan berdasarkan media audio visual. Tabel 3. Hasil Pengamatan Indikator Pemahaman Siwa Pada Siklus I No Aspek yang diamati 1 Mampu Menjelaskan
2
Mampu Menyimpulkan
Kategori Sangat Baik Baik Cukup Kurang Sangat Baik Baik Cukup Kurang
Jumlah 14 16 14 16 -
Persentase 46% 54% 46% 54% -
Berdasarkan indikator pemahaman yang harus dicapai berupa peningkatan pemahaman siswa dalam materi lingkungan alam dan buatan dengan kriteria baik 14 orang atau 46% dan 16 orang dengan kriteria cukup atau 54%. Hal ini
menunjukkan bahwa jumlah siswa yang ditargetkan mencapai indikator kinerja sebesar 75% belum tercapai, sehingga pelaksanaan tindakan perlu dilanjutkan ke siklus berikutnya. c. Evaluasi Belajar Siswa pada Siklus I Tabel 4. Hasil Evaluasi Belajar Siswa Siklus I Jumlah Siswa 16 orang 4 orang 6 orang 4 orang Jumlah Persentase
Nilai 67 75 83 92
Kategori Tuntas Tidak Tuntas √ √ √ √ 14 16 46.15% 53,85%
Berdasarkan indikator pemahaman yang harus dicapai berupa peningkatan pemahaman belajar siswa pada materi lingkungan alam dan buatan dengan indikator kinerja 75 sebesar 46.15% (14 orang), sedangkan 53,85% (16 orang) belum mencapai nilai indikator kinerja. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah siswa yang ditargetkan mencapai indikator kinerja sebesar 75% belum tercapai, sehingga pelaksanaan tindakan perlu dilanjutkan ke siklus berikutnya. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada lampiran. 4. Analisis dan Refleksi Refleksi dilakukan berdasarkan pembelajaran siklus I. hal ini dilakukan untuk memperbaiki pembelajaran pada siklus selanjutnya (siklus II). Berdasarkan hasil pengamatan aktivitas guru pada saat pembelajaran siklus I berlangsung, ada 14 aspek dengan kriteria baik dan 10 aspek dengan kriteria cukup. Namun yang akan diuraikan berikut ini adalah aspek-aspek yang menjadi perhatian utama untuk ditindaklanjut. Hal-hal tersebut antara lain:
1. Guru kurang memperhatikan siswa yang mengobrol. Hal ini terlihat dari aspek pengamatan pada lembar pengamatan kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan oleh guru khususnya dalam penguasaan kelas. 2. Guru kurang memperhatikan bahasa lisan dan tulisan yang digunakan ketika pembelajaran berlangsung. 3. Respon guru terhadap siswa masih kurang. Hasil refleksi pengamatan aktivitas siswa dari 21 aspek aktivitas siswa yang diobservasi pada pembelajaran siklus I, 12 aspek (57,14%) mencapai kriteria baik (B), sedangkan 9 aspek lainnya (42,86%) mencapai kriteria cukup (C). Refleksi indikator pemahaman yang harus dicapai berupa peningkatan pemahaman siswa dalam materi lingkungan alam dan buatan dengan kriteria sangat baik 14 orang atau 46% dan 16 orang dengan kriteria cukup atau 54%. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah siswa yang ditargetkan mencapai indikator kinerja sebesar 75% belum tercapai, sehingga pelaksanaan tindakan perlu dilanjutkan ke siklus berikutnya. Sementara itu pemahaman belajar siswa belum menunjukkan ketercapaian target berdasarkan indikator kinerja yang telah ditetapkan. Dari pemahaman yang diperoleh siswa aspek-aspek penilaian materi lingkungan alam dan buatan. Jumlah siswa yang mencapai nilai ketuntasan berdasarkan rata-rata nilai per aspek penilaian sebanyak 14 orang (46,15%) dan yang tidak mencapai ketuntasan sebanyak 16 orang (53,85%). Hal ini menunjukkan jumlah siswa yang diharapkan mencapai target sebanyak 80% dari jumlah siswa sebanyak 30 orang belum tercapai sesuai indikator kinerja sebesar 75.
4.2.2
Deskripsi Pelaksanaan Tindakan Siklus II
1. Perencanaan Perencanaan tindakan pembelajaran siklus II disusun berdasarkan hasil observasi awal. Berdasarkan hasil observasi awal, penulis menganggap perlu menyusun skenario pembelajaran materi lingkungan alam dan buatan melalui media audio visual. adapun media audio visual yang digunakan dalam pembelajaran pembelajaran materi lingkungan alam dan buatan tersebut adalah video
pembelajaran
mengenai
lingkungan
alam
dan
buatan”.
Dengan
menggunakan media laptop. Pembelajaran dengan menggunakan video tentang lingkungan alam dan buatan yang
dijadikan
sebagai
media
dalam
pembelajaran video yang
berwarna. Dengan menggunakan media audio visual sebagai media pembelajaran materi lingkungan alam dan buatan, siswa diharapkan mampu berkonsentrasi dan memahami isi video pembelajaran yang disajikan dengan lebih baik, karena di dalamnya ditayangkan sebuah video pembelajaran. Oleh karena itu, penulis selaku peneliti menyusun skenario pembelajaran siklus II yang berfokus pada pemahaman siswa pada materi lingkungan alam dan buatan. Evaluasi yang digunakan pada pembelajaran siklus I adalah pemahaman belajar siswa. Evaluasi dilakukan selama pembelajaran berlangsung, sedangkan evaluasi pemahaman dilakukan pada akhir pembelajaran berupa menjawab pertanyaan setelah selesai menonton video tentang materi lingkungan alam dan buatan.
2. Pelaksanaan Tindakan Pembelajaran siklus II dilaksanakan pada Selasa, 22 Oktober 2013. Pembelajaran tersebut dilaksanakan selama 2x35 menit (2 jam pelajaran). Kegiatan awal pembelajaran dilakukan selama ± 10 menit. Kegiatan tersebut dimulai dengan kegiatan memberi salam, lalu mengecek kehadiran siswa dan mengondisikan kelas. Setelah itu, guru menarik perhatian siswa, memotivasi siswa, dan melakukan apersepsi. Pada kegiatan inti pembelajaran guru dan siswa bertanya jawab mengenai kesalahan yang dilakukan siswa dalam materi Lingkungan alam dan buatan pada siklus I. Kesalahan yang dilakukan siswa dalam materi lingkungan alam dan buatan pada siklus I, yaitu siswa yang belum paham tentang materi lingkungan alam dan buatan Seperti halnya pada siklus I, setelah memberikan penjelasan guru selaku peneliti menayangkan video materi lingkungan alam dan buatan. Setelah itu siswa mengerjakan tugas berupa menjawab LKS. Berdasarkan LKS yang diberikan guru. Selama proses pembelajaran berlangsung guru senantiasa merespon berbagai pertanyaan siswa yang disampaikan serta memantau aktivitas siswa agar hal-hal yang pernah terjadi pada siklus I tidak akan terjadi lagi pada siklus II. Setelah siswa selesai menjawab LKS, selanjutnya siswa mempresentasikan pemahaman pekerjaan mereka dan dilanjutkan dengan penguatan serta kesimpulan atas materi pembelajaran yang telah dilaksanakan. Kegiatan pembelajaran diakhiri dengan refleksi dan tindak lanjut berupa evaluasi akhir.
3. Pemantauan dan Evaluasi Pemantauan dilakukan oleh penulis (observer), dan guru pamong selaku guru mitra. Kegiatan tersebut dilakukan terhadap aktivitas siswa dan guru selama pembelajaran berlangsung. a. Pemantauan Aktivitas Guru pada Siklus II berdasarkan data pemahaman kegiatan belajar mengajar siklus II, tampaklah pengelolaan pembelajaran yang dilaksanakan peneliti telah memenuhi target yang diharapkan.
I
Tabel 5. Pemantauan Aktivitas Guru pada Siklus II Kategori Penilaian Indikator / Aspek Yang Diamati SB B C K Pra Pembelajaran 2 -
II
Kegiatan Inti Pembelajaran
16
4
-
III
Penutup
2
-
-
20 83%
4 17%
-
No
Jumlah Persentase
-
-
Dari 24 aspek pengamatan aspek yang mencapai kriteria sangat baik 20 aspek atau 83% dan kriteria cukup 4 aspek atau 17%, sehingga peningkatannnya mencapai 10 aspek. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada lampiran. b. Pemantauan Aktivitas Siswa pada Siklus II Aspek kegiatan siswa yang diobservasi dan dinilai pada pembelajaran siklus II terdiri dari 21 aspek. Kriteria yang digunakan adalah kriteria ya dan tidak. Hasil observasi kegiatan siswa dalam pembelajaran siklus II menunjukkan hasil yang baik dan sesuai dengan target yang dicapai. Berdasarkan observasi terhadap kegiatan siswa pada pembelajaran siklus II diperoleh data seperti diuraikan pada tabel 5 dibawah ini:
Tabel 6 : Hasil Pengamatan Kegiatan Siswa pada Siklus II Kategori Penilaian No Sub Aspek yang diamati Ya Tidak 1 Pra Pembelajaran 2 2 Membuka Pembelajaran 2 3 Kegiatan Inti Pembelajaran 13 2 4 Penutup 2 Jumlah 19 2 Presentase 90.48% 9.52% Memperhatikan uraian data tabel 6 tampak bahwa, dari 21 aspek kegiatan siswa dalam pembelajaran yang diobservasi pada pembelajaran siklus II, 19 aspek (90,48%) mencapai kriteria ya sedangkan 2 aspek lainnya (9,52%) mencapai kriteria tidak. Uraian hasil observasi kegiatan siswa pada pembelajaran siklus II dapat dilihat pada lampiran.. Berdasarkan pengamatan aktivitas siswa, pada materi materi lingkungan alam dan buatan melalui penggunaan media audio visual dapat dilihat pada table berikut: Tabel 7. Hasil Pengamatan Indikator Pemahaman Siswa Pada Siklus II No Aspek yang diamati 1 Mampu Menjelaskan
2
Mampu Menyimpulkan
Kategori Sangat Baik Baik Cukup Kurang Sangat Baik Baik Cukup Kurang
Jumlah 26 4 26 4 -
Persentase 85% 15% 85% 15% -
Berdasarkan indikator pemahaman yang harus dicapai berupa peningkatan pemahaman siswa dalam materi lingkungan alam dan buatan dengan indikator tanggung jawab dan percaya diri masing-masing dengan kriteria sangat baik 26 orang atau 85% dan 4 orang dengan kriteria cukup atau 15%. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah siswa yang ditargetkan mencapai indikator kinerja
sebesar 75% sudah tercapai, sehingga pelaksanaan tindakan tidak perlu dilanjutkan ke siklus berikutnya. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada lampiran. c. Hasil Evaluasi Pemahaman Siswa pada Siklus II Tabel 8. Hasil Evaluasi Belajar Siswa Jumlah Siswa 4 orang 26 orang Jumlah Persentase
Nilai 67 92
Kategori Tuntas Tidak Tuntas √ √ 26 4 86.67% 13.13%
Berdasarkan indikator pemahaman yang harus dicapai berupa peningkatan pemahaman belajar siswa pada materi lingkungan alam dan buatan dengan indikator kinerja 75 pada pembelajaran IPS sebesar 86.67% (26 orang), sedangkan 13.13% (4 orang) belum mencapai nilai indikator kinerja. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah siswa yang ditargetkan mencapai indikator kinerja sebesar 75% belum tercapai, sehingga pelaksanaan tidak perlu dilanjutkan ke siklus berikutnya. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 4. Analisis dan Refleksi Berdasarkan pemahaman observasi pada saat pembelajaran siklus II berlangsung, diperoleh data sebagai berikut. 1) Guru sudah dapat mengatasi masalah-masalah yang muncul (seperti yang terjadi pada pertemuan sebelumnya). 2) Aktivitas guru mengalami peningkatan Aktivitas guru pada siklus II mengalami peningkatan atau dengan perkataan lain lebih baik daripada aktivitas guru pada siklus sebelumnya, yaitu siklus I. Pada siklus II guru bersikap tegas terhadap siswa yang ribut atau tidak
memperhatikan penjelasan guru. Guru pun selalu berkeliling kelas untuk mengontrol siswa. Perbaikan aktivitas guru lainnya, yaitu pada siklus II guru meninjau kembali materi pelajaran yang telah disampaikan. Dilihat dari aktivitas guru yang dilakukan sejak membuka hingga menutup pelajaran, aktivitas guru pada siklus II lebih baik daripada aktivitas guru pada siklus sebelumnya. Selanjutnya untuk pemahaman pengamatan aktivitas siswa pada siklus II telah mengalami peningkatan dibandingkan dengan siklus I. Sementara itu pemahaman belajar siswa telah menunjukkan ketercapaian target berdasarkan indikator kinerja yang telah ditetapkan. Dari pemahaman analis dan refleksi pada siklus I bahwa aspek penilaian dalam penilaian materi lingkungan alam dan buatan. Jumlah siswa yang mencapai indikator kinerja berdasarkan rata-rata nilai per aspek penilaian pada siklus II ini sebanyak 24 orang (84,62%) dan yang tidak mencapai indikator kinerja sebanyak 4 orang (15,38%) sedangkan pada siklus I sebanyak 14 orang (46,15%) yang mencapai indikator kinerja, sementara yang tidak mencapai indikator kinerja sebanyak 16 orang (53,85%). Hal ini menunjukkan jumlah siswa yang diharapkan mencapai target ketuntasan sebanyak 75% dari jumlah siswa sebanyak 30 orang telah tercapai dengan indikator kinerja 75. 4.3 Pembahasan Pelaksanaan penelitian tindakan kelas pada pembelajaran IPS khususnya pemahaman siswa materi lingkungan alam dan buatan pada siswa kelas III SDN Inpres Padengo melalui penggunaan media audio visual telah menunjukkan
pemahaman yang memuaskan. Setelah dilakukan analisis terhadap data pemahaman pengamatan kegiatan belajar mengajar dan pemahaman belajar siswa pada siklus I diperoleh data sebagai berikut. 1. Siswa yang memperoleh nilai di atas 75 sebanyak 14 orang dengan persentase sebesar 46,15% dari jumlah siswa sebanyak 30 orang. 2. Pemahaman balik pengamatan guru mitra dalam kegiatan belajar mengajar mencapai kriteria baik hanya 42%. Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa siswa yang memperoleh nilai di bawah 75 sebanyak 16 orang dengan persentase sebesar 53,85% dari jumlah siswa, hal ini menunjukkan bahwa persentase capaian belum memenuhi target berdasarkan indikator kinerja sebesar 80% dari jumlah siswa sebanyak 30 orang yang mencapai indikator kinerja sebesar 75 dengan skala penilaian 100. Untuk mengatasi hal tersebut peneliti telah menempuh langkah-langkah berikut ini. 1. Peneliti lebih memfokuskan pada jenis kesalahan yang dibuat oleh siswa untuk diperbaiki antara lain penggunaan struktur kalimat, pilihan kata, ejaan dan tanda baca yang tepat 2. Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, peneliti berusaha menciptakan kondisi belajar yang kondusif. 3. Mengoptimalkan proses belajar mengajar dengan memperhatikan komponenkomponen kegiatan belajar mengajar yang masih memerlukan perbaikan. Langkah-langkah ini diupayakan semaksimal mungkin agar dapat
mengatasi kendala atau kelemahan-kelemahan pada siklus berikutnya. Pada siklus II pemahaman dari penelitian tindakan kelas ini menunjukkan adanya perubahan, baik dari informasi balikan yang dipantau oleh guru mitra pemahaman dalam pengajaran serta pemahaman siswa dalam materi lingkungan alam dan buatan . Hal ini terlihat pada data berikut ini. 1. Siswa yang memperoleh nilai di atas 75 sebanyak 24 orang dengan persentase sebesar 84,62% dari jumlah siswa sebanyak 30 orang. 2. Siswa yang memperoleh nilai di bawah 75 sebanyak 4 orang (15,38%). 3. Pemahaman balik pengamatan guru mitra dalam kegiatan belajar mengajar mencapai kriteria baik hanya 83%. Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa jumlah siswa yang mengalami peningkatan pemahaman belajar pada siklus II sebesar 38,46% dari 46,15% pada siklus I menjadi 84,62% pada siklus II, sedangkan jumlah siswa yang belum mencapai target sebesar 15,38%. Pemahaman belajar siswa tersebut melebihi target capaian indikator kinerja sebesar 80% dari jumlah siswa sebanyak 30 orang dengan indikator kinerja di atas 75. Sementara itu pemahaman perbandingan pencapaian pemahaman siswa dalam materi lingkungan alam dan buatan baik pada tahap observasi awal, siklus I, dan II menunjukkan antara lain: 1. Pada tahap observasi awal jumlah siswa yang memiliki pemahaman materi Lingkungan alam dan buatan hanya berjumlah 6 orang atau sekitar 23.90%. Rata-rata pemahaman siswa pada setiap aspek penilaian masih rendah terutama dalam hal menjelaskan kenampakan alam dan kenampakan alam
buatan, menjelaskan manfaat kenampakan alam dan kenampakan alam buatan dan membuat denah rumah siswa dengan menentukan arah mata anginnya 2. Pada siklus I jumlah siswa yang memiliki pemahaman telah mengalami peningkatan sebanyak 16 orang atau sekitar 46,15%. Untuk 3 aspek penilaian yang menjadi perhatian utama antara lain menjelaskan kenampakan alam dan kenampakan alam buatan, menjelaskan manfaat kenampakan alam dan kenampakan alam buatan dan membuat denah rumah siswa dengan menentukan arah mata anginnya. 3. Pada siklus II jumlah siswa yang memiliki pemahaman telah mengalami peningkatan sebanyak 24 orang atau sekitar 84,62%. Untuk aspek kemampuan materi Lingkungan alam dan buatan berdasarkan media audio visual, menjelaskan kenampakan alam dan kenampakan alam buatan, menjelaskan manfaat kenampakan alam dan kenampakan alam buatan dan membuat denah rumah siswa dengan menentukan arah mata anginnya peningkatan. Jumlah siswa yang memiliki kemampuan materi Lingkungan alam dan buatan berdasarkan media audio visual telah mengalami peningkatan. Pada siklus I jumlah siswa yang memiliki kemampuan hanya berjumlah 14 orang (46%), pada siklus II meningkat menjadi 24 orang (85%). Melihat data tentang pemahaman belajar siswa siklus I dan II, dapat disimpulkan bahwa penggunaan media audio visual dapat meningkatkan pemahaman siswa materi Lingkungan Alam dan Buatan Kelas III SDN Inpres Padengo Kecamatan Dengilo Kabupaten Pohuwato. Hal ini terlihat pada siklus I, bahwa jumlah siswa yang telah memiliki kemampuan materi Lingkungan alam
dan buatan hanya mencapai 46,15%. Setelah diadakan refleksi dan perbaikan pembelajaran pada siklus II, jumlah siswa yang memiliki pemahaman belajar materi lingkungan alam dan buatan meningkat menjadi 84,62%. Dengan pengertian siklus I ke siklus II mencapai peningkatan 38,46%. Dengan demikian hipotesis yang berbunyi “Jika guru menggunkan media audio visual maka pemahaman belajar siswa di kelas III SDN Inpres Padengo Kecamatan Dengilo Kabupaten Pohuwato dapat ditingkatkan” terbukti dan dapat diterima.