BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian Berdasarkan penelitian mengenai pengembangan modul matematika materi segi empat dengan pendekatan problem solving (pemecahan masalah) yang telah dilakukan, diperoleh hasil penelitian serta pembahasannya pada masing-masing tahap Analysis, Design, Development, Implementation dan Evaluation adalah sebagai berikut.
1. ANALYSIS (ANALISIS) Tahap analisis merupakan langkah paling awal yang dilakukan dalam penelitian ini. Tahap analisis dalam penelitian ini meliputi analisis kurikulum dan analisis karakteristik siswa. a. Analisis Kurikulum Dalam pembelajaran matematika, SMP Negeri 2 Jetis Bantul sebagai lokasi tempat uji coba modul, menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Pada tahap analisis kompetensi, peneliti mengidentifikasi standar kompetensi dan kompetensi dasar yang dibutuhkan dalam pengembangan modul matematika materi segi empat dengan pendekatan problem solving (pemecahan masalah). Dalam KTSP, materi segi empat dan segitiga terdapat dalam standar kompetensi yang sama yaitu memahami konsep segi empat dan segitiga serta menentukan ukurannya. Karena peneliti
60
61
hanya akan membuat modul matematika materi segi empat, maka peneliti cukup mengambil dua dari empat kompetensi dasar dalam standar kompetensi tersebut. Tabel berikut ini adalah standar kompetensi dan kompetensi dasar yang tercantum dalam Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP,2006:348). Tabel 6. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Segi Empat Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Geometri 6. Memahami konsep segi
6.2 Mengidentifikasi sifat-sifat
empat dan segitiga serta
persegi panjang, persegi,
menentukan ukurannya
trapesium, jajargenjang, belah ketupat dan layang-layang. 6.3 Menghitung keliling dan luas bangun segitiga dan segi empat serta menggunakannya dalam pemecahan masalah.
Pada penelitian ini, peneliti melakukan pengembangan kompetensi dasar dan materi pokok, dengan tujuan agar siswa dan guru lebih mudah memahami materi. Pengembangan kompetensi dasar dan materi pokok selanjutnya akan dibahas lebih lanjut pada tahap desain awal modul.
62
b. Analisis Karakteristik Siswa Berdasarkan wawancara dengan siswa SMP N 2 Jetis Bantul dan hasil
observasi
menyimpulkan
terhadap beberapa
kegiatan karakteristik
pembelajaran, siswa
dalam
peneliti
dapat
pembelajaran
matematika antara lain: 1) Siswa kurang aktif dalam pembelajaran. Hal itu terlihat dalam aktifitas mereka saat belajar di dalam kelas. Terdapat beberapa siswa yang ramai di dalam kelas dan tidak memperhatikan saat guru menjelaskan di depan kelas, serta siswa yang aktif menjawab pertanyaan, mengerjakan tugas di papan tulis hanya siswa tertentu saja. 2) Siswa tidak suka menghafalkan rumus dikarenakan sering lupa. 3) Proses pembelajaran di kelas masih menggunakan metode ceramah, yaitu guru menerangkan kemudian siswa mendengarkan, mencatat, dan mengerjakan tugas sesuai dengan perintah guru. 4) Bahan ajar yang digunakan dalam kelas hanya buku paket yang ditetapkan oleh sekolah yaitu “Matematika Konsep dan Aplikasi” dari BSE, “Matematika untuk SMP Kelas VII” yang diterbitkan Erlangga. Berdasarkan beberapa karakteristik siswa tersebut maka dibutuhkan suatu bahan ajar untuk mengatasi permasalahan yang ada dan untuk membangkitkan motivasi dalam pembelajaran matematika di kelas. Oleh karena itu, peneliti mengembangkan modul dengan pendekatan pemecahan masalah (problem solving). Selain untuk memberikan motivasi, modul dapat meminimalisir peran guru dalam pembelajaran sehingga diharapkan
63
siswa akan lebih aktif dalam pembelajaran. Pendekatan pemecahan masalah akan mengajak siswa akan aktif, kreatif, dan terampil dalam memecahkan masalah-masalah matematika. Materi yang dipilih untuk dikembangkan dalam modul adalah materi segi empat. Materi segi empat dipilih karena berdasarkan hasil diskusi dengan guru, diketahui bahwa konsep geometri merupakan materi yang cukup sulit dipahami oleh siswa. Oleh karena itu dibutuhkan bahan ajar yang dapat memudahkan siswa dalam mempelajari materi segi empat. Selain itu, materi segi empat cocok jika diajarkan dengan pendekatan problem solving.
2.
DESIGN (PERANCANGAN) Hasil dari tahap desain yang telah dilakukan oleh peneliti adalah sebagai
berikut: a.
Penyusunan kerangka modul (Outline) Penyajian modul ini disusun secara urut yang terdiri dari halaman
judul, halaman sampul dalam, kata pengantar, daftar isi, daftar symbol, pendahuluan, peta konsep, kegiatan belajar 1 sampai kegiatan belajar 6 (berisi uraian materi, tugas, rangkuman, tes formatif, umpan balik dan tindak lanjut), tes penilaian akhir, kunci jawaban, glosarium, dan daftar pustaka.
64
b. Penentuan Sistematika Sistematika atau urutan penyajian materi didasarkan pada penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah ditetapkan menjadi indikator-indikator. Dalam hal ini peneliti membuat urutan penyajian materi sebagai berikut: 1) Kegiatan belajar 1: Persegi panjang dengan materi pengenalan persegi panjang, keliling, dan luas persegi panjang. 2) Kegiatan belajar 2: Persegi
dengan materi pengenalan persegi , keliling, dan luas
persegi. 3) Kegiatan belajar 3: Jajargenjang dengan materi pengenalan jajargenjang, keliling, dan luas jajargenjang. 4) Kegiatan belajar 4: Belah ketupat dengan materi pengenalan belah ketupat, keliling, dan luas persegi panjang. 5) Kegiatan belajar 5: Layang-layang dengan materi pengenalan layang-layang, keliling, dan luas Layang-layang. 6) Kegiatan belajar 6: Trapesium dengan materi pengenalan trapesium, keliling, dan luas trapesium.
65
c. Perencanaan Alat Evaluasi Alat evaluasi yang digunakan dalam modul meliputi tugas-tugas dan tes formatif. Evaluasi ini berupa tes yang berbentuk pilihan ganda dan uraian serta dilengkapi dengan kunci jawaban. Soal-soal uraian tersebut memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengorganisasikan dan menuliskan jawaban mereka dengan menggunakan kata-kata mereka sendiri. Hal ini akan melatih keruntutan pola pikir mereka dalam menuliskan langkah-langkah dalam menjawab soal, dan melatih logika mereka. d. Penyusunan Desain Buku Panduan Guru Desain dari buku panduan guru secara garis besar akan sama dengan modul yang dikembangkan. Perbedaanya adalah pada cover, terdapatnya rubrik penskoran, dan dilengkapinya semua soal beserta kunci jawabannya. e.
Penyusunan Desain Instrumen Penilaian Instrumen penilaian bahan ajar disusun berdasarkan BSNP dan
berupa angket dengan skala Likert. Angket tersebut terdiri dari 4 pilihan jawaban, yaitu 1, 2, 3, dan 4 yang masing-masing menyatakan tidak baik, kurang baik, baik, dan sangat baik yang digunakan untuk menilai kualitas kelayakan modul yang dikembangkan. Terdapat empat komponen kelayakan pada angket ini, yaitu: kelayakan isi, kelayakan penyajian, kelayakan bahasa, dan kelayakan kegrafikaan. Dalam penelitian ini, peneliti menambahkan dan memodifikasi angket sesuai dengan kebutuhan
66
peneliti, yaitu dengan menambahkan aspek problem solving pada kelayakan isi karena modul yang akan dikembangkan dalam penelitian ini adalah modul yang berbasis problem solving. Selain itu juga terdapat angket tanggapan siswa yang di dalamnya terdapat poin-poin yang disesuaikan dari syarat-syarat modul yang baik dan diambil dari tujuan pengembangan modul.
3. DEVELOPMENT (PENGEMBANGAN) Sebagai tindak lanjut atas rancangan yang telah dilakukan dalam tahap design, maka dilakukan langkah pengembangan sebagai berikut. a. Pra Penulisan Pengkajian bahan materi dalam modul, dilakukan dengan pengumpulan
sumber
dan
referensi
serta
gambar-gambar
yang
berhubungan dengan materi segi empat. Dalam hal ini peneliti menggunakan referensi sebagai berikut: 1) Contextual Teaching and Learning Matematika: Sekolah Menengah Pertama/ Madrasah Tsanawiyah Kelas VII Edisi 4 karya Atik Winarti dkk. 2) Matematika SMP dan Mts untuk kelas VII karya Tatag Yuli Eko Siswono dan Netti Lastiningsih. 3) Matematika untuk SMP kelas VII 1B Semester 2 karya M. Cholik Adinawan dan Sugijono.
67
4) Geometri (Geometri Euclides secara deduktif-aksiomatik) karya Murdanu. Selain mengumpulkan dan mengkaji referensi yang akan digunakan,
peneliti
juga
mengumpulkan
gambar-gambar
yang
berhubungan dengan materi segi empat dari dokumen pribadi peneliti ataupun mencari dari internet. Gambar-gambar dan ilustrasi bertujuan untuk memperjelas uraian materi pada modul dan sebagai penarik perhatian pembaca. b. Penyusunan Draft Modul Kegiatan penulisan draft ini dilakukan bagian demi bagian sesuai dengan kerangka modul yang telah disusun. Penyusunan draft ini terdiri: 1) Penyusunan Modul Berdasarkan Aspek Isi Urutan pengembangan modul berdasarkan aspek isi mengacu pada sistematika penulisan yang didasarkan pada penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah ditetapkan menjadi indikator-indikator. Sistematika penulisan tersebut kemudian dijabarkan ke dalam beberapa kegiatan belajar. Tabel 7. Distribusi Materi Pada Modul Kegiatan Belajar Materi dalam Modul I.
Persegi Panjang
II. Persegi III. Jajargenjang
a. b. c. a. b. c. a. b. c.
Pengenalan persegi panjang Keliling persegi panjang Luas persegi panjang Pengenalan persegi Keliling persegi Luas persegi Pengenalan jajargenjang Keliling jajargenjang Luas jajargenjang
Halaman
4-8 9-10 11-12 20-24 25-26 27-29 34-37 39 40-41
68
Kegiatan Belajar IV. Belah ketupat
Materi dalam Modul
Halaman
a. Pengenalan belah ketupat b. Keliling belah ketupat c. Luas belah ketupat a. Pengenalan layang-layang b. Keliling layang-layang c. Luas layang-layang a. Pengenalan trapesium b. Keliling trapesium c. Luas trapesium Modul Berdasarkan Aspek
V. Layang-layang VI. Trapesium 2) Penyusunan
46-49 50 52-53 58-60 63 63-64 70-73 75 76-77 Penyajian
&
Kegrafikaan Penyusunan modul dari aspek penyajian dan kegrafikaan harus memperhatikan dan disesuaikan dengan kerangka modul yang telah ditetapkan. Produk
yang
dikembangkan
oleh
peneliti
memiliki
komponen-komponen yang bertujuan untuk memudahkan siswa dalam proses
pembelajaran
dan
dalam
memahami
materi.
Adapun
komponen-komponen tersebut akan dibahas lebih rinci sebagai berikut: a) Halaman Sampul (Cover) Pembuatan cover modul yang dikembangkan melingkupi beberapa hal sebagai berikut: (1) Judul Berdasarkan tahap desain, judul yang telah ditentukan adalah: MODUL MATEMATIKA SEGI EMPAT Untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII
69
(2) Nama Penulis Penyertaan nama penulis dilakukan untuk menginformasikan tentang penulisnya dan pengarangnya. Nama penulis tersebut adalah Nurul Noviani.
(3) Standar Isi KTSP 2006 Penyertaan Standar Isi KTSP 2006 dalam cover depan untuk menandakan bahwa modul yang dikembangkan mengacu pada Standar Isi KTSP 2006. (4) Model Problem Solving Penyertaan
model
Problem
Solving
adalah
untuk
menginformasikan bahwa modul yang dikembangkan berbasis pada metode Problem Solving. (5) Identitas Modul Pemberian tempat penulisan identitas modul adalah untuk mempermudah dalam hal administrasi. Sehingga tersebut jelas pemiliknya. (6) Gambar Pendukung Penyertaan gambar pendukung dalam cover depan adalah untuk menggambarkan secara singkat isi dari modulyang dikembangkan. (7) Warna Background modul
70
Pemilihan warna background dari cover modul yang dikembangkan adalah orange. Pendekatan Problem Solving
Standar isi KTSP 2006
Judul Modul
Gambar Ilustrasi
Sasaran Pengguna
Nama Penulis
Identitas Modul Gambar 2. Tampilan sampul Modul b) Halaman Penulis
Halaman penulis berisi informasi tentang modul, yang terdiri dari judul modul, nama penulis, nama dosen pembimbing, dan nama penilai modul serta informasi penyusunan modul.
71
Nama penulis, nama dosen pembimbing, dan nama penilai modul
Judul Modul
Informasi penyusunan modul
Gambar 3. Tampilan halaman penulis c) Kata Pengantar Kata Pengantar adalah bentuk pengungkapan pikiran penulis yang berisi antara lain ungkapan-ungkapan puji syukur kepada Tuhan, ucapan terimakasih, informasi tentang buku yang ditulis, dan harapanharapan yang ingin disampaikan penulis kepada pembaca.. Kata pengantar terdapat pada halaman ii. Tampilan kata pengantar dapat dilihat pada Gambar 4 berikut ini:
72
Gambar 4. Tampilan kata pengantar pada modul d) Daftar isi Pembuatan daftar isi adalah untuk memudahkan pembaca dalam mencari halaman yang dituju. Daftar isi terdapat pada halaman iii dan iv.
Gambar 5. Tampilan daftar isi pada modul e) Ada Apa dalam Modul Ini Ada apa dalam modul ini berisi tentang gambaran isi modul. Isi modul ini memberikan informasi tentang fungsi dari setiap bagian yang terdapat di dalam modul yang dikembangkan.
73
Gambar 6. Tampilan ada apa dalam modul ini f) Daftar simbol Memuat simbol yang terdapat pada modul. Daftar simbol pada modul segi empat ini terdapat pada halaman xi. Tampilan daftar simbol dapat dilihat pada Gambar 7. berikut ini:
Gambar 7. Tampilan daftar simbol pada modul g) Strategi Problem Solving Petunjuk-petunjuk kegiatan yang diperlukan oleh siswa untuk memenuhi langkah-langkah yang tepat dalam menjawab dan
74
memaparkan hasil kegiatan belajarnya yang berbasis pemecahan masalah (problem solving).
Gambar 8. Tampilan strategi problem solving pada modul h) Peta Konsep Peta konsep yang akan dicapai oleh siswa (Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), dan topik yang akan dipelajari). Tujuan dari dibuatnya peta konsep adalah memberikan gambaran kepada siswa dan guru sebagai pengguna tentang apa saja yang akan dicapai oleh siswa dan target materi apa yang harus diajarkan oleh guru.
75
Gambar 9. Tampilan peta konsep pada modul i) Pendahuluan Pada bagian pendahuluan ini dapat membantu siswa dengan menyajikan informasi mengenai pembelajaran yang akan diikuti. Bagian pendahuluan berisi: (1) Deskripsi Deskripsi memuat penjelasan singkat mengenai ruang lingkup isi modul ini. Deskripsi ini dapat dilihat pada halaman vii modul. (2) Prasyarat Materi prasyarat menggunakan modul ini adalah materi segi tiga. Prasyarat ini dapat dilihat pada halaman vii. (3) Petunjuk Penggunaan Modul Petunjuk penggunaan modul berisi petunjuk untuk siswa dan petunjuk untuk guru dalam kegiatan pembelajaran. Petunjuk untuk siswa berisi beberapa hal yang harus dilakukan siswa sedangkan
76
petunjuk untuk guru lebih mengacu pada petunjuk untuk mengajar materi segi empat dalam pembelajaran di kelas. (4) Tujuan Akhir Hasil Belajar Tujuan akhir yang diharapkan setelah siswa mempelajari modul yang dikembangkan ini. (5) Prosedur Penilaian Prosedur penilaian pada modul ini dapat dilihat pada halaman ix. Isi dari prosedur penilaian tersebut adalah : Setelah melalui proses belajar pada modul ini, maka pada setiap akhir kegiatan belajar diberikan uji kemampuan untuk mengetahui seberapa jauh pemahaman siswa dalam mempelajari materi pada setiap kegiatan belajar. Uji kemampuan pada modul ini disertai kunci jawaban dan pembahasan sehingga kalian dapat mencocokkan jawaban serta dapat mengetahui nilai/hasil dari setiap kegiatan belajar. (6) Kompetensi Kompetensi ini berisi standar kompetensi, kompetensi dasar serta indikator keberhasilan, dapat dilihat pada gambar 12 berikut ini:
77
Gambar 10. Tampilan kompetensi pada modul (7) Kegiatan Belajar Kegiatan belajar menjelaskan tentang pembagian kegiatan belajar pada modul ini. Kegiatan belajar 1 berisi uraian materi tentang persegi panjang, kegiatan belajar 2 berisi uraian materi tentang persegi, kegiatan belajar 3 berisi uraian materi tentang jajargenjang, kegiatan belajar 4 berisi uraian materi tentang belah ketupat, kegiatan belajar 5 berisi uraian materi tentang layanglayang dan kegiatan belajar 6 berisi uraian materi tentang trapesium. Dalam setiap kegiatan belajar terdapat Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD) serta tujuan pembelajaran. Sedangkan tiap kegiatan belajar sendiri adalah uraian materi, contoh soal, uji kemampuan serta umpan balik dan tindak lanjut untuk mengetahui kemampuan dan keberhasilan kalian dalam memahami materi pada setiap kegiatan belajar yang telah kalian lakukan.
78
Gambar 11. Tampilan pemetaan kegiatan belajar j) Kegiatan Belajar Bagian ini merupakan inti dalam pemaparan materi pelajaran. Bagian ini terbagi menjadi beberapa sub bagian yaitu, kegiatan belajar 1, kegiatan belajar 2, kegiatan belajar 3, kegiatan belajar 4, kegiatan belajar 5, dan kegiatan belajar 6. Bagian ini memuat materi pelajaran yang harus dikuasai siswa. Materi tersebut disusun sedemikian rupa, sehingga dengan mempelajari materi tersebut tujuan yang telah dirumuskan dapat tercapai. Agar materi pelajaran tersebut diterima siswa, maka perlu disusun secara sistematis dengan bahasa yang mudah dicerna oleh siswa. Pada masing-masing belajar terdapat pertanyaan pemicu yang letaknya pada awal kegiatan belajar. Pertanyaan pemicu tersebut merupakan pertanyaan yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari yang berfungsi untuk memberikan motivasi kepada siswa untuk mempelajari kegiatan belajar tersebut. Selanjutnya materi dalam
79
kegiatan belajar disusun berdasarkan urutan indikator yang telah dijabarkan sebelumnya k) Judul Judul kegiatan belajar ditulis singkat dan padat sesuai dengan kegiatan belajar yang ada. Judul kegiatan dibuat sebagai gambaran secara spesifik tentang materi yang akan diberikan dalam aktifitas tersebut. Judul
Bagian ilustrasi
Gambar 12. Tampilan salah satu judul di awal kegiatan belajar l) Tujuan Selain tujuan akhir yang telah dikemukakan pada penjelasan sebelumnya, terdapat juga tujuan setiap kegiatan belajar.
80
Tujuan setiap kegiatan belajar.
Gambar 13. Tampilan salah satu tujuan setiap kegiatan belajar m) Uraian Materi dan Contoh Uraian materi dan contoh dijelaskan dengan memberikan beberapa permasalahan yang ada dalam kehidupan sehari-hari dan berhubungan dengan materi segiempat. Uraian materi diberikan dengan gaya bahasa sederhana dan komunikatif. Contoh-contoh harus disertakan dalam uraian sehingga memperkuat penguasan terhadap materi pembelajaran yang disajikan.
Gambar 14. Tampilan salah satu contoh soal
81
n) Latihan Latihan diberikan dalam bentuk butir-butir pertanyaan yang berbentuk esai sebagai latihan untuk menguasai materi pembelajaran. Dalam modul segi empat ini latihan berupa Asah Otak dan Kotak Diskusi.
Gambar 15. Tampilan salah satu Kotak diskusi pada modul
Gambar 16. Tampilan salah satu Asah Otak pada modul o) Rangkuman
82
Dalam modul ini rangkuman berada pada akhir tiap-tiap kegiatan belajar dan rangkuman di akhir pembelajaran modul.
Gambar 17. Tampilan rangkuman p) Tes Formatif Modul ini memuat tes formatif sebagai bahan pengecekan bagi siswa dan guru untuk mengetahui sejauh mana penguasaan hasil belajar yang telah dicapai serta sebagai dasar untuk melaksanakan kegiatan berikutnya. Tes formatif di dalam modul ini berbentuk esai berupa uji kemampuan 1, uji kemampuan 2, uji kemampuan 3, uji kemampuan 4, uji kemampuan 5, dan uji kemampuan 6.
83
Gambar 18. Tampilan salah satu tes formatif q) Umpan Balik dan Tindak Lanjut Bagian ini berisi kegiatan yang harus dilakukan siswa atas dasar nilai tes formatifnya. Apabila nilai tes formatif di atas 75, maka siswa dapat melanjutkan pada Kegiatan Belajar selanjutnya. Nilai 75 diambil sebagai standar ketuntasan minimal pelajaran matematika pada SMP N 2 Jetis, sedangkan siswa yang nilainya masih di bawah 75 harus mengulang kegiatan belajar tersebut dengan menentukan sendiri bagian yang belum dipahami.
Gambar 19. Salah satu contoh tampilan umpan balik dan tindak lanjut
84
r) Tes Penilaian Akhir Tes penilaian akhir merupakan tes untuk mengukur penguasaan secara keseluruhan setelah semua kegiatan belajar telah dipelajari. Tes penilaian akhir ini bertujuan untuk menentukan siswa berhasil atau tidak dalam mencapai tujuan pembelajaran yang ditetapkan. Pada modul segi empat ini tes penilaian akhir diberi nama “Tes Formatif Segi empat” Tes penilaian akhir ini terdiri dari 20 soal pilihan ganda
Gambar 20. Tampilan Tes Formatif Segi empat s) Glosarium Memuat kata-kata atau istilah sulit dan asing yang terdapat dalam modul beserta artinya dan disusun secara urutan alfabetis.
85
Gambar 21. Tampilan glosarium pada modul t) Daftar Pustaka Daftar pustaka berisi pustaka atau daftar buku-buku referensi yang digunakan dalam menyusun modul ini.
Gambar 22. Tampilan daftar pustaka pada modul u) Kunci Jawaban dan Pedoman Penskoran Kunci jawaban terletak di halaman akhir modul yang berisi jawaban
dari
soal-soal
yang
telah
diberikan.
Siswa
dapat
mencocokkan jawabannya dengan kunci yang telah disediakan untuk
86
mengetahui tingkat penguasaannya terhadap isi dari kegiatan belajar tersebut. Kunci jawaban ini dilengkapi dengan pedoman penskoran, dimana setiap soal diberi skor yang sesuai dengan tingkat kesulitan masing-masing soal.
Gambar 23. Tampilan kunci jawaban terpilih dan pedoman penskoran 3) Penyusunan Modul dari Aspek Kebahasaan Bahasa yang digunakan dalam penyusunan modul ini adalah Bahasa Indonesia. 4) Penyusunan Modul dari Aspek Pendekatan Problem Solving Modul yang dikembangkan berbasis Problem Solving, maka modul ini memuat empat komponen metode Problem Solving. Keempat komponen tersebut antara lain sebagai berikut. a) Memahami masalah
87
Memahami
masalah
merupakan
langkah
awal
dalam
menyelesaikan masalah. Pada tahapan ini siswa diberi beberapa pertanyaan terkait dengan masalah tersebut, diantaranya apa yang diketahui dari soal, apakah yang ditanyakan soal, apa saja informasi yang diperlukan, dan bagaimana menyelesaikan soal tersebut, serta kemungkinan pertanyaan-pertanyaan lain yang mengarah pada pemahaman tentang masalah.
Gambar 24. Langkah Memahami Masalah b) Membuat rencana penyelesaian masalah Dalam tahapan membuat rencana penyelesaian masalah, siswa diarahkan untuk membuat permasalahan menjadi lebih sederhana dan mudah dipahami, menemukan hubungan antar data yang sudah diketahui dan ditanyakan, juga memilih strategi-strategi yang tepat dan berkaitan dengan permasalahan yang akan dipecahkan.
88
Gambar 25. Langkah Membuat Perencanaan Penyelesaian Masalah c) Melaksanakan rencana yang telah ditetapkan Jika siswa telah memahami permasalahan dan menentukan strategi yang tepat dalam menyelesaikan masalah. Langkah berikutnya adalah menyelesaikan soal sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Dalam hal ini, kemampuan siswa memahami substansi materi dan keterampilan siswa melakukan perhitungan-perhitungan matematika akan sangat membantu untuk melakukan rencana penyelesaian masalah. d) Memeriksa ulang jawaban yang diperoleh Pada tahap ini dilakukan pengecekan dari tahap pertama sampai tahap penyelesaian ketiga. Dengan cara seperti ini maka berbagai kesalahan yang tidak perlu, dapat terkoreksi kembali sehingga siswa dapat sampai pada jawaban yang benar sesuai dengan masalah yang diberikan.
89
Gambar 26. Contoh Masalah dan Penyelesaiannya di dalam Kegiatan Belajar Langkah
ini
menghasilkan
desain
modul
yang
kemudian
dikonsultasikan kepada dosen pembimbing berupa print out. Draft modul diserahkan kepada dosen pembimbing untuk direvisi berdasarkan masukan dan saran dari dosen pembimbing. Modul yang sudah direvisi menghasilkan produk awal.
c. Pengembangan Buku Panduan Guru Secara umum pengembangan Buku Panduan Guru tidak jauh berbeda dengan modul yang dikembangkan. Tetapi perbedaanya adalah sebagai berikut: 1) Cover dari Buku Panduan Guru Cover dari Buku Panduan Guru ini dibedakan hanya pada warna background saja. Warna yang dipilih adalah warna hijau.
90
Gambar 27. Cover Buku Panduan Guru 2) Terdapatnya Rubrik Penskoran Rubrik Penskoran pada pengembangan Buku Panduan Guru ini dikembangkan untuk memberikan patokan tehnik penilaian pada setiap aktivitas dalam modul yang dikembangkan.
Gambar 28. Rubrik Penskoran 3) Terdapatnya kunci jawaban Pemberian kunci jawaban adalah untuk mempermudah guru dalam memeriksa jawaban siswa dan mempermudah dalam mengevaluasi siswa.
91
Gambar 29. Kunci Jawaban d. Pengembangan Instrumen Penilaian,
Angket Tanggapan
Guru dan Siswa Terdapat tiga hal yang akan dikembangkan dalam tahap ini, yaitu Instrumen Penilaian, Angket Tanggapan Guru, dan Siswa. Pengembangannya adalah sebagai berikut: 1) Instrumen Penilaian Pengembangan instrumen penilaian ini dibagi menjadi dua bagian yaitu instrumen penilaian yang ditujukan oleh ahli media serta instrumen penilaian yang ditujukan oleh ahli materi dan pembelajaran. Pembagian ini dikarenakan setiap dosen memiliki keahlian di bidangnya masing-masing sesuai dengan bidang keilmuannya. 2) Angket Tanggapan Guru Angket
tanggapan
guru
dikembangkan
dengan
tujuan
mengetahui respon guru pada modul yang dikembangkan di saat uji
92
coba terbatas. Guru adalah seorang ahli materi dan pembelajaran ditinjau dari penilaiannya tentang tingkat kesulitan soal yang cocok untuk
dihadapi
siswa
berdasarkan
pengalaman
empirisnya
mengajar di sekolah. Tetapi guru tidak mendalami ilmu yang berkaitan dengan media pembelajaran. Jadi guru dapat berperan serta sebagai ahli materi dalam penilaian modul ini. 3) Angket Tanggapan Siswa Angket Tanggapan Siswa dikembangkan dengan tujuan mengetahui respon siswa pada modul yang dikembangkan di saat uji coba terbatas. Poin-poin dalam angket tanggapan siswa beberapa diambil dari aspek-aspek syarat modul yang baik dan aspek dari tujuan pengembangan modul ini yang terdapat di dalam BAB II. e. Validasi Tahap validasi adalah tahap untuk menentukan apakah instrumen penilaian, angket tanggapan guru, angket tanggapan siswa, dan produk berupa modul yang dikembangkan sudah pantas dan layak untuk diujicobakan atau belum. Setelah instrumen penilaian, angket tanggapan guru, angket tanggapan siswa, dan produk berupa modul tersebut divalidasi, maka akan dilakukan revisi sesuai saran ahli. Deskripsi pada tahap validasi adalah sebagai berikut: 1) Validasi Instrumen Penilaian, Angket Tanggapan Guru, dan Siswa
93
Validasi Instrumen Penilaian dan Angket Tanggapan Siswa dilakukan oleh seorang dosen ahli, yaitu Dr. Sugiman. Hasil dari validasi adalah sebagai berikut: Tabel 8. Revisi Kisi-kisi Instrumen Penilaian Modul Aspek Kelayakan isi
Saran Validator
Indikator Sebelum
Indikator
Revisi
Sesudah Revisi
Lebih diperjelas
Kesesuaian konteks,
Kesesuaian materi
lagi materinya
kasus, dan ilustrasi
dengan perkembangan ilmu geometri.
Kelayakan
Revisi
penyajian
Konsistensi
Konsistensi
sistematika sajian
sistematika sajian
dalam bab
dalam kegiatan belajar
Kesesuaian
Revisi
Menggunakan
Menggunakan
bahasa (untuk
bahasa yang sesuai
bahasa yang sesuai
tanggapan guru)
dengan tingkat
dengan tingkat usia
kedewasaan siswa.
anak SMP.
Kesesuaian
Fokus pada
Siswa dapat
Saya dapat
bahasa (untuk
kejelasan
melakukan kegiatan
memahami
tanggapan siswa)
petunjuk
yang ada karena
petunjuk-petunjuk
petunjuk kegiatan-
yang diberikan
kegiatan dalam modul jelas Kondisi (untuk tanggapan siswa)
Revisi
Pada awal
Saya tertarik
pembelajaran, saya
menggunakan
tertarik
Modul ini.
menggunakan Modul ini.
94
Aspek
Saran Validator Revisi
Indikator Sebelum
Indikator
Revisi
Sesudah Revisi
Saya merasa
Saya merasa
tertantang dan
tertantang dan
termotivasi setelah
termotivasi setelah
melihat Modul ini.
menggunakan Modul ini.
Sesuaikan
Saya lebih mudah
Saya merasa
mengingat rumus-
percaya diri
rumus segi empat
memecahkan
dengan
masalah segi empat
menggunakan
dengan
Modul ini.
menggunakan Modul ini.
Sesuaikan
Revisi
Revisi
Saya merasa
Saya merasa
kesulitan dalam
kesulitan
mengerjakan soal-
memaparkan
soal dalam Modul
pekerjaan saya
ini.
dalam Modul ini.
Saya merasa senang
Saya menjadi giat
belajar dengan
belajar dengan
menggunakan
menggunakan
Modul ini.
Modul ini.
Saya merasa bangga
Saya berhasil
setelah saya
memecahkan
memecahkan
masalah segi empat
masalah segi empat
dalam kegiatan di
dalam kegiatan di
dalam Modul ini
dalam Modul ini
95
2) Validasi Produk Produk yang dikembangkan ini divalidasi oleh 3 orang ahli yang terdiri dari 1 orang dosen ahli media, 1 orang dosen ahli materi dan pembelajaran, serta 1 orang guru matematika SMP 2 Jetis. Adapun 1 orang dosen ahli media yaitu Nur Hadi W. Dosen ahli materi dan pembelajaran adalah Murdanu. Sedangkan 1 orang guru SMP N 2 Jetis adalah Fauzi. Hasil dari validasi produk adalah sebagai berikut: a) Validasi Ahli Media Adapun saran yang diberikan oleh ahli media adalah sebagai berikut: (1) Melakukan pembenahan pada tampilan cover sesuai dengan saran ahli media. Cover awal bagian gambar sebaiknya diganti.
Gambar 30. Tampilan cover sebelum revisi
96
Gambar 31. Tampilan cover sesudah revisi
(2) Menghapus judul topik yang ditulis ganda pada awal kegiatan belajar
Gambar 32. Tampilan Tulisan “Kegiatan Belajar” sebelum revisi
97
Atas masukan serta saran dari ahli media yakni dengan menuliskan judul topik satu kali agar menghindari kebingungan dalam menuliskan di daftar isi halaman modul.
Gambar 33. Tampilan Tulisan “Kegiatan Belajar” sesudah revisi (3) Menuliskan alamat web yang jelas pada keterangan gambar di dalam modul
98
Gambar 34. Tampilan alamat web sebelum revisi Atas masukan serta saran dari ahli media yakni alamat web harus jelas, tidak hanya menuliskan www.google.com.
Gambar 35. Tampilan alamat web sesudah revisi
(4) Cek kembali penulisan kata/kalimat Banyak terjadi kesalahan-kesalahan penulisan di dalam modul dan
penulis
merevisi
kata/kalimat tersebut.
kesalahan-kesalahan
pengetikan
99
b) Validasi Ahli Materi dan Pembelajaran Adapun saran yang diberikan oleh ahli materi dan pembelajaran adalah sebagai berikut: (1) Terdapat soal yang memerlukan konsep persamaan kuadrat dalam penyelesaiannya, padahal siswa belum pernah mempelajari materi tersebut.
Gambar 36. Tampilan soal sebelum revisi
100
Gambar 37. Tampilan soal sesudah revisi
Perbaikan dengan mengganti soal lain yang sesuai dengan kemampuan siswa.
(2) Perbaikan tata tulis yaitu pada penulisan rumus keliling yang tidak perlu diberi spasi terlalu banyak pada bagian yang harus diisi.
Gambar 38. Tampilan konsep keliling sebelum revisi
101
Gambar 39. Tampilan konsep keliling sesudah revisi
(3) Mempermudah jajargenjang
penjelasan dengan
materi
menggantinya
tentang menjadi
sifat-sifat bagian
“aktifitas siswa” berkelompok dan menyusun bahasanya menjadi lebih sederhana.
Gambar 40. Tampilan sifat-sifat jajargenjang sebelum revisi
102
Gambar 41. Tampilan sifat-sifat jajargenjang sesudah revisi
(4) Cek kembali penulisan kata/kalimat Banyak terjadi kesalahan-kesalahan penulisan di dalam modul dan penulis merevisi kesalahan-kesalahan pengetikan kata/kalimat tersebut terutama dalam penulisan simbol-simbol matematika.
4. IMPLEMENTATION (IMPLEMENTASI) a. Uji Coba modul Setelah bahan ajar dinyatakan layak oleh ahli materi dan ahli media, maka bahan ajar dapat diimplementasikan yaitu dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Hasil uji coba ini akan dijadikan acuan untuk merevisi kembali bahan ajar yang dikembangkan. Uji coba produk dilaksanakan di SMP Negeri 2 Jetis dengan subyek penelitian siswa kelas
103
VII.. Uji coba produk di SMP Negeri 2 Jetis diikuti oleh siswa kelas VIID yang berjumlah 35 3 pada tanggal 15 April – 6 Mei 2013 Dalam implementasi pembelajaran penggunaan modul pada kegiatan pembelajaran ini mereka bisa secara individu atau berkelompok. Pembelajaran individu dilakukan ketika mereka mengerjakan latihan atau tugas-tugas tugas yang menuntut kemandirian, dan mereka berkelompok secara heterogen terdiri dari 4-5 4 5 siswa dalam melakukan aktivitas siswa atau kegiatan
diskusi.
Kelompok
diskusi
dipilih
atas as
dasar
dengan
menggabungkan siswa-siswa siswa siswa yang tempat duduknya berdekatan sebanyak 4-55 siswa. Kegiatan siswa berkelompok selain mengerjakan kegiatan diskusi, mereka juga melakukan aktifitas siswa secara bersama bersama-sama, saling bekerja sama dan berdiskusi apabila apabila ada salah satu siswa dalam kelompok yang mengalami kesulitan.
Gambar 42. Kegiatan siswa ketika implementasi modul Pada awal pembelajaran dengan menggunakan modul siswa belum memahami cara menggunakan modul sehingga guru harus
104
membacakan dan menjelaskan setiap langkah yang harus dilakukan dalam menggunakan modul serta saat berdiskusi terdapat beberapa siswa yang melakukan kegiatan di luar pembelajaran. Akan tetapi, untuk pertemuan selanjutnya sedikit demi sedikit siswa sudah dapat memahami sendiri petunjuk dan perintah pada modul. Dalam uji coba, peran guru sebagai pendamping dan pembimbing. Guru tidak menjelaskan materi secara keseluruhan seperti pada pembelajaran sebelumnya. Dengan adanya modul diharapkan siswa dapat menemukan konsep sendiri dan dapat memahaminya serta dapat mengaplikasikannya pada pemecahan masalah. Jawaban-jawaban dari kegiatan pada modul hasil kerja siswa dipertegas kembali oleh guru pada akhir pembelajaran di kelas. Pada pembelajaran menggunakan modul, terlihat bahwa siswa tertarik dan termotivasi untuk dapat menyelesaikan masalah yang ada pada modul. Hal ini dapat dilihat ketika siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan kegiatan pada modul, siswa akan bertanya kepada guru mengenai solusi atau cara yang harus mereka tempuh untuk dapat menyelesaikan kesulitan yang sedang mereka hadapi. Setelah siswa memperoleh kesimpulan dan menuliskannya pada modul, guru memberikan penguatan pada kesimpulan yang telah diperoleh siswa dengan terlebih dahulu meminta salah satu siswa mengungkapkan hasil kesimpulan yang telah mereka dapatkan. Dengan kesimpulan yang
105
telah dikuatkan oleh guru, siswa dapat lebih memahami materi yang sedang mereka pelajari. Pada akhir pertemuan, peneliti memberikan soal post test pada siswa hal ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan siswa setelah pembelajaran dengan modul. Hasil dari post test menunjukkan kemampuan pemecahan masalah siswa meningkat. Hal ini terlihat dari langkah-langkah
siswa
dalam
mengerjakan
sebuah
soal
beserta
jawabannya sudah dituliskan secara sistematis, runtut, dan jelas. Ketika saat kegiatan belajar mengajar di awal menggunakan modul, siswa cenderung untuk langsung menuliskan perhitungan secara matematis tanpa diawali dengan menjelaskan informasi apa saja yang didapatkan dari soal, akan tetapi pada lembar jawaban post test untuk soal uraian banyak siswa telah menuliskan jawabannya secara runtut dan menjelaskan informasi apa saja yang diperoleh dan bagaimana cara menyelesaikannya. Pada pertemuan terakhir kegiatan belajar dengan menggunakan modul matematika segiempat, peneliti memberikan angket pada siswa untuk mengetahui respon siswa terhadap penggunaan modul hasil pengembangan bahan ajar dalam pembelajaran. b. Revisi Produk Produk yang telah selesai diujicobakan kemudian direvisi kembali berdasarkan masukan atau saran dari angket respon siswa setelah menggunakan produk dalam pembelajaran.
106
5. EVALUATION (EVALUASI) Tahap terakhir dari model pengembangan ADDIE adalah tahap evaluasi. Evaluasi dilakukan oleh peneliti dengan menganalisis data hasil penelitian yang diperoleh yaitu analisis kevalidan modul dari dosen ahli dan guru, analisis kepraktisan modul dari hasil angket respon siswa dan analisis hasil post test diperlukan untuk mengetahui keefektifan bahan ajar berupa modul terhadap pembelajaran. Analisis hasil post test diperoleh untuk mengetahui kemampuan siswa setelah diberikan modul dalam pembelajaran. Dengan menggunakan hasil dari post test dapat dilihat keberhasilan dari bahan ajar yang dikembangkan berupa modul dalam pembelajaran di kelas. Data hasil validasi ahli digunakan untuk mengetahui kelayakan modul ditinjau dari kelayakan isi, kelayakan penyajian, kelayakan bahasa dan kelayakan kegrafikaan. Data angket respon siswa digunakan untuk mengetahui respon atau tanggapan siswa terhadap modul yang dikembangkan dalam pembelajaran di kelas. Penjelasan dari analisis kevalidan modul, analisis kepraktisan, dan analisis keefektifan modul adalah sebagai berikut : a. Analisis Data Kevalidan Modul 1) Analisis Data Validasi Ahli Materi Hasil data validasi dosen ahli materi, yaitu Murdanu, M. Pd. memperoleh skor rata-rata total 3,27 dengan kriteria kualitatif baik. Aspek butir-butir penilaian ahli materi dinyatakan berikut:
pada tabel
107
Tabel 9. Hasil Analisis Data Ahli Materi
Rata-rata
Kriteria Kualitatif
1. Kelayakan Isi
3,5
Sangat Baik
2. Kelayakan Penyajian
3,1
Baik
3
Baik
No
3.
Aspek Penilaian
Penilaian Pemecahan Masalah
Kriteria kevalidan bahan ajar diperoleh dengan cara mengkonversikan total skor tiap aspek dalam tabel konversi kelayakan. Perhitungan secara lengkap dapat dilihat pada lampiran B1. Ditinjau dari kelayakan isi, setiap aspek yang dinilai dalam bahan yang dikembangkan telah memenuhi kriteria kelayakan karena materi yang digunakan sudah baik sesuai dengan SK dan KD, materinya cukup
akurat, memiliki materi pendukung
pembelajaran yang baik melalui kemutakhiran materi, memenuhi aspek kelayakan penyajian, dan materi disajikan sesuai dengan pendekatan problem solving (pemecahan masalah). Oleh karena itu, berdasarkan analisis data yang dilakukan dari Ahli Materi, maka bahan ajar yang dikembangkan memperoleh skor rata-rata total 3,27 dengan kriteria kualitatif baik dapat dikatakan valid, meskipun masih banyak hal yang harus direvisi sesuai dengan saran dosen Ahli Materi.
108
2) Analisi Data Validasi Ahli Media Dari hasil penilaian oleh Dosen Ahli Media, yaitu Bapak Nur Hadi Waryanto, M.Eng diperoleh skor rata-rata total 3,09 dengan kriteria kualitatif baik. Aspek data Ahli Media dinyatakan pada tabel berikut: Tabel 10. Hasil Analisis data Ahli Media (Kelayakan Kegrafikaan) Aspek
No
Rata-rata
Kriteria Kualitatif Baik
2 Desain Kulit Modul
3
3,1
Baik
3 Isi Modul
3,05
Baik
1 Ukuran Modul
3,09
Baik
Kriteria kelayakan bahan ajar diperoleh dengan cara mengkonversikan data kualitatif berupa skor tiap aspek kelayakan maupun skor total ke dalam tabel konversi kelayakan, sehingga diperoleh hasil kualitatif pada tabel tersebut. Perhitungan pada tabel kelayakan dapat dilihat pada lampiran B2. Ditinjau dari komponen ukuran bahan ajar, modul memiliki kriteria kualitatif baik dengan rata-rata butir penilaian 3 sehingga dapat disimpulkan bahwa modul memiliki ukuran bahan ajar yang sesuai dengan materi isi bahan ajar yang dikembangkan. Desain sampul memiliki kriteria kualitatif baik dengan nilai rata-rata butir penilaian 3,1. Pada desain sampul dilakukan revisi karena
109
penggunaan gambar belum sesuai dengan ilustrasi bangun segi empat dan tulisannya lebih diperjelas. Desain isi modul memiliki kriteria kualitatif baik dengan nilai rata-rata butir penilaian bahan ajar 3,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa desain isi modul memiliki desain yang konsisten dan harmonis. Dengan demikian, modul ini layak berdasarkan aspek kelayakan kegrafikaan. Oleh karena itu, berdasarkan analisis data yang dilakukan dari Ahli Media, maka bahan ajar yang dikembangkan dapat dikatakan valid, meskipun masih banyak hal yang harus direvisi sesuai dengan saran dosen Ahli Media. 3) Analisis Data Lembar Penilaian Guru Matematika Draft bahan ajar yang telah dikembangkan, juga divalidasikan kepada guru matematika di sekolah. Guru yang menjadi validator modul yang telah dikembangkan adalah Fauzi S.Pd.ST. Aspek-aspek yang dinilai oleh guru yaitu pada kelayakan isi/materi, kesesuaian bahasa,
teknik
penyajian,
serta
aspek
kemudahan
dan
kebermanfaatan. Secara umum keseluruhan skor rata-rata lembar penilaian guru adalah 3,4 dengan kriteria kualitatif baik. Data hasil validasi bahan ajar oleh guru ditunjukkan oleh tabel berikut:
110
Tabel 11. Analisis data Lembar Penilaian Guru Matematika
No
Aspek Penilaian
Rata-rata
Kriteria Kualitatif Baik
1
Kualitas Materi Modul
3,4
2
Kesesuaian Bahasa
3,5
Sangat Baik
3
Teknik Penyajian
3,33
Baik
4
Kemudahan dan Kebermanfaatan
3,38
Baik
−
3,4
Baik
Kriteria kelayakan bahan ajar diperoleh dengan cara mengkonversikan data kualitatif berupa skor tiap aspek kelayakan maupun skor total ke dalam tabel konversi kelayakan, sehingga diperoleh hasil kualitatif pada tabel tersebut. Perhitungan pada tabel kelayakan dapat dilihat pada lampiran B3. Pada tabel penilaian di atas, dapat disimpulkan bahwa ditinjau dari
aspek
materi,
bahasa,
penyajian,
kemudahan
dan
kebermanfaatan, modul yang telah dikembangkan dapat dikatakan valid.
b. Analisis Data Kepraktisan Modul Untuk mengetahui kepraktisan modul, digunakan analisis data melalui angket respon siswa. Angket ini diambil saat kegiatan
111
pembelajaran dengan modul selesai dilaksanakan. Angket respon siswa ini berupa daftar pernyataan yang disusun sebanyak 20 butir pernyataan positif dengan 4 alternatif jawaban yaitu “Sangat setuju”, “Setuju”, “Tidak Setuju”, dan “Sangat Tidak Setuju”. Aspek yang termuat dalam angket respon siswa ini adalah aspek kesesuaian bahasa, aspek tampilan penyajian, aspek kemudahan, dan aspek kondisi siswa ketika pembelajaran dengan menggunakan modul. Hasil analisis dari pengisian angket respon siswa oleh 35 siswa setelah penggunaan bahan ajar di kelas. Rata-rata seluruh aspek butir penilaian adalah 2,85 yang berada pada kriteria kualitatif baik. Dengan rincian sebagai berikut: Tabel 12. Hasil Analisis Angket Respon Siswa
1. 2. 3.
Kesesuaian Bahasa Tampilan Penyajian Kemudahan
3,24 2,5 2,74
Kriteria Kualitatif Baik Cukup Cukup
4.
Kondisi
2,88
Baik
No
Aspek
Rata-rata
Jadi, dapat disimpulkan bahwa bahan ajar yang dikembangkan memiliki tingkat kepraktisan dengan kriteria baik. Hasil analisis respon siswa selengkapnya dapat dilihat pada lampiran B3. Dari hasil angket respon siswa, juga diperoleh komentar dan saran sebagai berikut: 1.
Ada siswa yang berpendapat agar modul dibuat lebih tipis lagi.
2.
Modul ini mampu menghadirkan suasana yang berbeda saat belajar di dalam kelas.
3.
Penyampaian materi pada modul menarik, mudah dipahami.
112
c. Analisis data Keefektifan Modul Keefektifan modul diukur menggunakan analisis post test pada akhir kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Tes tertulis diambil setelah kegiatan belajar menggunakan modul selesai dilaksanakan. Kriteria ketuntasan minimal berdasarkan acuan dari kriteria ketuntasan minimal sekolah untuk mata pelajaran matematika yaitu 75. Dari tes yang dilaksanakan diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 13. Tabel hasil post test siswa Siswa Siswa 1 Siswa 2 Siswa 3 Siswa 4 Siswa 5 Siswa 6 Siswa 7 Siswa 8 Siswa 9 Siswa 10 Siswa 11 Siswa 12 Siswa 13 Siswa 14 Siswa 15 Siswa 16 Siswa 17 Siswa 18 Siswa 19 Siswa 20 Siswa 21 Siswa 22 Siswa 23 Siswa 24 Siswa 25 Siswa 26 Siswa 27
Nilai
Keterangan
80 96,67 80 83,33 96,67 90 90 93,33 80 83,33 96,67 90 76,67 93,33 90 96,67 83,33 76,67 90 86,67 93,33 66,67 80 76,67 90 96,67 73,33
Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Belum Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Belum Tuntas
113
Siswa Siswa 28 Siswa 29 Siswa 30 Siswa 31 Siswa 32 Siswa 33 Siswa 34 Siswa 35
Nilai
Keterangan
83,33 70 73,33 80 86,67 70 80 93,33
Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Tuntas Tuntas Belum Tuntas Tuntas Tuntas banyak siswa tuntas 100% Presentase Ketuntasan Siswa = jumlah peserta post test
=
30 × 100% = 85,71% 35
Berdasarkan tabel interval konversi kriteria ketuntasan belajar yang disusun berdasarkan kemampuan matematis dan sikap matematis, maka persentase tersebut diklasifikasikan dalam kriteria sangat baik. Sehingga modul sudah efektif jika ditinjau dari aspek post test. Jadi, dapat disimpulkan bahwa; (1) Modul yang dikembangkan telah sesuai dengan langkah penyusunan dan pengembangan modul dengan model ADDIE, yaitu analisis (analysis), desain (design), pengembangan (development), implementasi (implementation), dan evaluasi (evaluation), (2) Modul yang dikembangkan telah sesuai dengan tahapan pendekatan problem solving yaitu understand the problem (memahami masalah), develop a plan (membuat rencana penyelesaian masalah), carry out the plan (melaksanakan rencana yang telah ditetapkan), dan look back (memeriksa ulang jawaban yang diperoleh). (3) Modul yang dikembangkan telah memenuhi kriteria kevalidan, kepraktisan, dan keefektifan.