BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas dengan meningkatkan pemahaman siswa dalam pembelajaran PKn melalui metode pembelajaran Problem Solving pada materi pembelajaran kedaulatan rakyat dan sistem pemerintahan Indonesia pada siswa kelas VIIISMP Negeri 2Tolinggula telah berlangsung dalam dua siklus, yaitu siklus I dilakukan pada hari Senin tanggal 4 juni 2012 jam 1-2 dikelas VIII,sedangkan siklus II dilakukan pada hari Sabtu tanggal 8juni 2012, yang mengacu pada rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Sumber materi atau alat bantu media pembelajaran dan alat evaluasi, persiapan perangkat pembelajaran merupakan unsur penting yang besar pengaruhnya dalam proses belajar mengajar. Siklus II merupkan perbaikan yang belum berhasil dari siklus I. Untuk keberhasilan proses belajar mengajar yang proses penilaiannya melalui metode pembelajaran Problem Solving. Sebelum mengadakan penelitian ini, terlebih dahulu peneliti melakukan observasi awal terhadap subyek penelitian sebagai data awal untuk penelitian dalam mengamati hasil belajar siswa. 4.1.1 Observasi Awal Kegiatan observasi dilakukan untuk mengamati secara umumcapaian hasil belajarsiswa kelasVIII SMP N 2Tolinggula Kecamatan Tolinggula Kabupaten Gorontalo Utara hasil dari pengamatan pada awal kegiatan observasi awal ini menjadi landasan dalam kegiatan siklus I. Hal ini dapat dilihat pada tabel dan diagram sebagai berikut:
Tabel 1.Hasil Belajar pada observasi awal No
Kategori Penilain
Frekuensi
Persentase (%)
1
A
3 Orang
12 %
2
B
2 Orang
8%
3
C
11 Orang
44 %
4
D
9 0rang
36 %
25 Orang
100 %
Jumlah Ket : A = Sangat Baik ( 85 – 100 ) B = Baik ( 75 – 84 ) C = Kurang ( 55 – 74 ) D = Sangat Kurang ( 0 – 54 )
Berdasarkan hasil observasi awal ini menunjukan hanya 3 orang siswa atau hanya 12 % dari 25 siswa yang mendapatkan hasil dalam kategori sangat baik ( A ), 2 siswa atau 8 % yang dapat hasil baik ( B ), dan sisanya yakni 20 orang siswa atau 80 % mendapatkan nilai kurang ( C ),atau hanya 20% yang mencapai nilai ketuntasan belajar. Pada observasi ini diperoleh hasil bahwa penguasaan materi pelajaran siswa masih sangat minim, yakni sebanyak 20 siswa yang jika dipresentasikan sebanyak 80% mendapatkan hasil yang dibawah capaian target ( Nilai C = 55 –74). Dari hasil observasi awal ini peneliti menemukan dari jumlah siswa yang ada siswa yang aktif hanya 3 orang siswa saja, yaitu yang mendapat juara 1-2-3, selain itu tidak ada lagi. Siswa tidak mampu belajar mandiri dan sangat tergantung dengan guru. Banyak siswa yang tidak aktif dalam kelas, Sehingga hasil observasi ini dijadikan landasan pada pelaksaan siklus I untuk meningkatkan pemahaman siswa.
hasil belajar
melalui
4.1.2 Analisis Hasil Pengamatan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) Siklus I A.
Hasil pengamatan siklus I Siklus I dilaksanakan pada hari senin tanggal 4 juni 2012, siklus ini dimaksudkan untuk
meningkatkan hasil belajar siswa sehingga mencapai target 80% siswa yang sudah mendapatkan minimal nilai B (75 – 84) atau yang mendapatkan nilai ketuntasan belajar, dari observasi awal didapatkan hanya sebanyak 5 siswa atau hanya 20% dari total 25 siswa yang sudah mendapatkan nilai B atau A,untuk meningkatkanpemahaman peserta didik tersebut,peneliti menggunakan metode pembelajaran Problem Solving. Dalam penerapan metode pembelajaran Problem Solving dibagi dalam 5 kelompok dan masing-masing kelompok mendapatkan tugas untuk menyelesaikan masalah yang telah diberikan sesuai materi pembelajaran. Analisis hasil pengamatan kegiatan belajar mengajar (KBM) dengan metode Problem Solving dalam pelaksanaan KBM ditemani oleh guru mitra dengan menggunakan lembar pengamatan.Adapun indikator yang berasal dari guru mitra adalah aspekaspek: I. Persiapan a. Program pembelajaran b. Silabus c. Rencana pelaksanaan pembelajaran II. Kegiatan Belajar Mengajar a. Apersepsi b. Penyajian materi c. Penjelasan setiap kelompok, apa yang harus di kerjakan d. Bimbingan terhadap siswa e. Pengelolaan kelas
III. Penutup Menutup pelajaran dengan baik Pelaksanaan KBM sesuai dengans alokasi waktu Melaksanakan tindak lanjut. 1.
Hasil pengamatan kegiatan guru
Tabel 2.Aspek Pengamatan Kegiatan Guru Pada Siklus I
No
Aspek Yang Dinilai
I
Persiapan 1. Program pembelajaran 2. Silabus 3. Rencana pelaksanaan pembelajaran 4. Bahan ajar Kegiatan belajar mengajar Pendahuluan 1. Apersepsi 2. Penyajiam materi 3. Penjelasan setiap kelompok apa yang harus dikerjakan 4. Bimbingan terhadap siswa 5. Pengelolaan kelas Penutup 1. Menutup pembelajaran dengan baik 2. Pelaksanaan KBM sesuai dengan alokasi waktu 3. Melakukan tindak lanjut Rata-rata
Kategori Penilaiaan
Ada/Tidak SB
II
III
B
K
√ √
Ada Ada Ada Ada
C
√
√
√ √
Ada Ada Ada
√ √ √ √
Ada Ada Ada
Ada
√
8,33%
25 %
√
58,33%
8,33%
Tabel di atas menunjukan bahwa pada kegiatan persiapan, pendahuluan dan kegiatan inti hasil pencapaiaan menunjukan belum mencapai ketuntasan belajar. Sebab dari 12 aspek yang diamati ada beberapa hal yang perlu dibenahi, hasilnya dapat dijelaskan sebagai berikut (SB) 8,33%, Baik 25%, Cukup baik 58,33%, dan kurang baik 8,33%. Dari persentasi ini masih ada beberapa pembenahan yang perlu diperhatikan dan ditingkatkan untuk kegiatan berikutnya, terutama dalam pembuatan pembuatan Rencana Pelakasanaan Pembelajaran (RPP) agar proses
belajar dapat ditingkatkan lagi, kemudian guru harus mampu memberikan apersepsi yang dapat dipahami oleh peserta didik, sehingga mereka termotivasi dalam belajar terutama pada materi Kedaulatan Rakyat Dalam Sistem Pemerintahan Indonesia. 2.
Hasil pengamatan kegiatan siswa pada siklus 1 Sebagai objek penelitian maka sangat perlu untuk dilakukan pengamatan terhadap aspek
– aspek yang berhubungan dengan metode penelitian dalam hal kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh siswa,hal ini dilakukan untuk mengukur sejauh mana penelitian dengan menggunakan metode pembelajaran Problem Solving tersebut telah berhasil meningkatkan pemahaman siswa,untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3.Hasil Rubrik Pengamatan Kegiatan Siswa Siklus I Aspek yang Di amati : 1. Memberikan saran dan kritik dengan suara yang jelas 2. Tanggung jawab dalam kelompok 3. Kerja sama dalam kelompok 4. Keseriusan memecahkan masalah dalam kelompok 5. Menghargai pendapat orang lain.
No
Nama Siswa
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
Ahmad Laba Andri Saleh Erik Puluhabu Pirman Uno Hais kadir Hengky Pangulu Irsan Pangulu Mahmud Laba Noldin Mii Rivaldi Wellem Ridin Bobuhu Sofyan Ilolu Sahrun Lakoro Anggriani Palalo Friska Auna Iren makikama Melakawati Muda Masni Puluhabu Mutmaina laba Ningsi Isa Syakila Al-idrus Siskawati Karim Windawati Lantowa Yulin Tombili Laraswati Mii Jumlah
1 √ √ √ √ √ √ √ √ √ 12
Aspek Yang Diamati 2 3 4 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 14
Presentase (%)
8
10
5 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 20
Kategori Penilaian SB B C K √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 4 16%
5
13
20%
52%
3 12%
Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa masih terdapat 3 aspek yang perlu ditingkatkan,masih sekitar 64% yang mendapatkan dalam kategori cukup, 20% baik dan 16% sangat baik,dengan demikian kegiatan belajar mengajar siswa pada siklus I belum mencapai target yang diharapkanyakni 90%, salah satu aspek yang paling sulit adadan masalah menghargai pendapat orang lain, siswa SMP pada umumnya masih memiliki sikap yang labil sehingga memilki sikap ego yang tinggi, merasa pendapat sendiri yang paling benar. Kemudian tanggung jawab dalam kelompok yang masih belum nampak dalam proses
pembelajaran, sehingga banyak tugas-tugas dan masalah dalam kelompok yang tidak diselesaikan. 2. Hasil Belajar Siswa Pada Siklus 1 Berdasarkan hasil tes yang dilakukakn terhadap 25 orang siswa yang dikenai tindakan, dalam hal ini kelas VIII maka dapat dilihat hasilnya pada tabel berikut. Tabel 4. Persentasi Hasil Belajar Siswa siklus I No 1 2 3 4
Ket :
Kriteria Penilain
Frekuensi
Persentase (%)
A B C D Jumlah
4 Orang 5 Orang 13 Orang 3 Orang 25
16 % 20 % 52 % 12 % 100%
A = Sangat Baik ( 85 – 100 ) B = Baik ( 75 – 84 ) C = Kurang ( 55 – 74 ) D = Sangat Kurang ( 0 – 54 ) Pada pelaksanaan siklus I dapat dilihat peningkatan hasil belajar siswa- siswa tersebut
walaupun belum mencapai target, pada siklus I sudah 36% siswa yang mendapatkan hasil yang baik,yakni 4 orang siswa atau 16% dari total 25 siswa mendapatkan nilai A, 20% atau sebanyak 5 orang siswa mendapat nilai B dan tersisa 64 % lagi atau 16 orang siswa yang mendapat nilai C dan dan D
( 55 – 74).
Dengan melihat hasil perolehan nilai pada siklus I,maka dapat dilihat bahwa target nilai75% belum tercapai,artinya masih diperlukan sekitar 39% dari total jumlah keseluruhan
siswa atau sekitar 9 siswa lagi nilainya harus mencapai batas minimal nilai yang menjadi nilai standar peneliti. B.
Evaluasi Proses Tindakan Siklus I Berdasarkan hasil penelitian siklus I,diperoleh temuan sebagai berikut ;
Segi siswa Pada siklus ini ternyata siswa masih mengalami kendala dalam hal penguasaan metode pembelajaran,yang
menyebabkan
siswa
kesulitan
memahami
materi
pelajaran
yang
diberikan,sehingga pada saat evaluasi siswa sulit memecahkan masalah yang diberikan dimasing-masing kelompok yang dibagikan. Kesiapan siswa pada umumnya belum maksimal dalam menerrima pelajaran dengan menggunakan Problem Solving,kemudian siswa yang ditentukan untuk menjawab pertanyaan, memberi kritikan dan masuka masih terlihat gugup dan kaku. Pada pelaksanaan tes hasil belajar untuk siklus ini pula nampak kesan bahwa beberapa orang siswa yang masih ada kesalahan sehingga perlu perhatian dan bimbingan dari guru.
Segi guru Peneliti menyadari pelaksnaan siklus ini sudah baik, namun demikian perlu memantapkan siswa dalam hal penggunaan metode pembelajaran
Problem Solving.
Hasil belajar siswa Pada siklus I, peneliti menggunakan pembelajaran dengan memperhatikan Metode Problem Solving. Namun dalam hal penyajian materi sebagian siswa belum benar-benar memahami metode yang disajikan oleh peneliti.
Refleksi Kegiatan refleksi ini dilakukan melalui kegiatan diskusi oleh peneliti bersama guru mitra terhadap hasil perolehan nilai siswa. Melalui diskusi ini diperoleh beberapa keunggulan dan kelemahan baik ditinjau dari segi siswa maupun guru. Solusi dan tindakan 1.
Dalam kegiatan belajar mengajar dalam kelas, penggunaan metode pembelajaran Problem Solving harus lebih intens dilakukan,agar siswa mudah memahami metodepembelajaran,sehingga siswa dapat mengerti
masalah yang diberikan secara
kelompok maupun individu. 2.
Tiga (3) orang siswa yang masih berada pada kategori kemampuan kurang
harus
diperhatikan guru dan diberi motivasi serta pendekatan yang persuasif sehingga mereka akan lebihmemahami dan dapat meningkatkan hasil belajarnya. 3.
Peneliti diharapkan dapat memberikan penjelasan lebih akurat tentang metode pembelajaran serta materi yang dibawakan.
4.
Dari segi pengelolaan kelas peneliti meminta siswa yang berkemampuan rendah untuk menyesuaikan diri dengan teman-teman yang berada pada kelompok yang kategori baik dan sangat baik, dengan membagi siswa kedalam kelompok yang terdiri dari sebagian siswa yang berkemampuan tinggi dan sebagian siswa yang berkemampuan sedang dan rendah, begitupun pembagian kelompok lainnya.
4.1.3 Analisis Hasil Pengamatan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) Siklus II A.
Hasil Pengamatan Siklus II
Siklus II dilaksanakan pada hari sabtu tanggal 8 juni 2012 jam 1-2 di kelas VIII SMP Negeri 2 Tolinggula,Siklus II dilakukan mengacu pada siklus I,pada kegiatan siklus ini siswa dibimbing dalam masing-masing kelompoknya dan diberikan motivasi dan dorongan agar pemahamannya dapat ditingkatkan.
1. Hasil Pengamatan Kegiatan Guru Pada Siklus 2 Tabel 5.Aspek Pengamatan Kegiatan Guru Pada Siklus II No
Aspek Yang Di Nilai
Ada/Tidak
Kategori Penilaiaan SB
B
C
D
I
II
III
Persiapan Program pembelajaran Silabus Rencana pelaksanaan pembelajaran Bahan ajar Kegiatan belajar mengajar Pendahuluan Apersepsi Penyajiam materi Penjelasan setiap kelompok apa yang harus dikerjakan Bimbingan terhadap siswa Pengelolaan kelas Penutup Menutup pembelajaran dengan baik Pelaksanaan KBM sesuai dengan alokasi waktu Melakukan tindak lanjut
√
Ada Ada Ada
√ √
Ada
√
Ada Ada Ada
√ √
Ada
√ √
√
Ada √
Ada √ Ada
Rata-rata
75%
25%
0%
0%
Tabel diatas menunjukan bahwa pada kegiatan persiapan, pendahuluan dan kegiatan inti hasil pencapaiaan menunjukan kategori(SB) 75%, Baik 25%, Cukup baik 0%, dan kurang baik 0%. Dari persentasi di atas menunjukan bahwa pada kegiatan pendahuluan yang dilakukan oleh guru menunjukan peningkatan yang sangat berarti dan ini telah dibuktikan oleh usaha guru dengan cara membimbing siswa yang sebelumnya belum mampu dilaksanakan pada siklus I, dan dengan memberikan kesempatan pada siswa untuk selalu bertanya apa yang kurang dimengerti maka siswa tersebut akan termotivasi untuk belajar lebih giat lagi. 2.
Hasil Pengamatan Rubrik Kegiatan Siswa
Tabel 6.Hasil Pengamatan Rubrik Kegiatan Siswa Aspek yang Diamati :
1. 2. 3. 4. 5. No
Memberikan saran dan kritik dengan suara yang jelas Tanggung jawab dalam kelompok Kerja sama dalam kelompok Keseriusan memecahkan masalah dalam kelompok Menghargai pendapat orang lain Nama Siswa
Aspek Yang Diamati
Kategori Penilaian
1
2
3
4
5
SB
B
1
Ahmad laba
√
√
√
-
√
√
2
Andris Saleh
√
√
√
√
-
√
3
Erik Puluhabu
-
√
√
√
√
√
4
Pirman Uno
√
√
√
√
√
5
Hais kadir
-
√
-
√
√
6
Hengki Pangulu
√
√
√
-
√
7
Irsan pangulu
-
√
-
-
-
8
Mahmud laba
√
-
√
√
√
9
Noldin Mii
√
√
√
√
√
10
Rivaldi Wellem
√
√
√
-
√
√
11
Ridin Bobihu
-
√
√
√
√
√
12
Sofyan Ilolu
-
√
√
√
√
√
13
Sahrun lakoro
√
√
√
√
√
√
14
Anggraini palalo
√
√
√
√
√
√
15
FRiska Auna
√
√
√
√
√
√
16
Iren makikama
-
-
√
√
√
17
Melkawati Muda
√
√
√
√
√
√
18
Masni Puluhabu
√
√
√
√
√
√
19
Mutmaina laba
√
√
√
√
-
20
Ningsi isa
√
√
√
√
√
21
Syakila al- idrus
√
√
-
√
√
22
Siskawati karim
√
√
√
√
-
√
23
Windawati lantowa
√
√
√
√
√
√
24
Yolan Tombili
√
√
√
√
√
√
25
Laraswati Mii
√
√
√
-
√
19
21
19
18
19
Jumlah
Persentase (%)
C
K
√ √ √ √ √ √
√
√ √ √
√ 11
11
2
1
44%
44%
8%
4%
Dari tabel di atas dapat dilihat terjadi peningkatan kegiatan belajar siswa,untuk kriteria Sangat Baik berjumlah 11 siswa atau44%, kriteria Baik 11 siswa 44%, Cukup 2 orang atau 8% dan kriteria Kurang 1 orang siswa atau 4%. 3.
Hasil Belajar Siswa Pada Hasil belajar siswa diambil dari hasil evaluasi dalam setiap akhir pertemuan setelah
pemberian materi dan nilai lembar kerja siswa dalam setiap pertemuan. Dapat dilihat pada Tabel 7 di bawah ini : Tabel 7.Persentasi Hasil Belajar siklus 2 No
Kategori
Frekuensi
Persentase ( % )
Penilain 1
A
10 Orang
40 %
2
B
13 Orang
52 %
3
C
1 Orang
4%
4
D
1 Orang
4%
25 Orang
100 %
Jumlah
Ket :
A = Sangat Baik ( 85 – 100 ) B = Baik ( 75 – 84 ) C = Kurang ( 55 – 74 ) D = Sangat Kurang ( 0 – 54 )
Setelah diamati pada siklus II,ternyata terjadi peningkatan hasil belajar yang signifikan, hal ini dapat dilihat pada frekuensi siswa yang mendapat indikator nilai B ( 75 – 84 ) dan A ( 85 – 100 ) mengalami peningkatan. Siswa yang mendapat indikator nilai A pada siklus I yang hanya 16% pada siklus II menjadi 40%, siswa yang mendapatkan nilai dalam kisaran indikator B pada siklus I yang mencapai 20% menjadi 52% pada siklus II,dan jumlah siswa pada siklus I yang
mendapatkan nilai dalam kisaran indikator C yang mencapai 52% pada siklus II hanya tersisa 4% saja. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kegiatan belajar mengajar (KBM ) pada siklus II, telah mencapai target yang ditentukan.Hal ini dapat dilihat pada peningkatan hasil belajar siswa dan kegiatan belajar mengajar ( KBM ) yang lebih efektif dari siklus pertama,walaupun masih ada 2 siswa atau sekitar 8% dari 25 siswa yang belum berhasil namun hal tersebut tidak terlalu berpengaruh terhadap penelitian yang dilakukan. 4.1.4 Pembahasan Sebagaimana telah dikemukakan pada bagian pendahuluan bahwa tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah Meningkatkan Pemahaman Siswa Melalui Metode Pembelajaran Problem Solving Pada Mata pelajaran PK-n Di Kelas VIII SMP N 2 Tolinggula. Dengan melihat hasil belajar siswa untuk memperbaiki proses belajar mengajar khususnya pada materi kedaulatan rakyat pada sistem pemerintahan Indonesia dapat ditemukan tindakan pembelajaran yang tepat dan mudah dipahami, hingga mampu meningkatkan pemahaman siswa. Proses belajar mengajar telah mampu meningkatkan pemahaman siswa pada setiap kegiatan belajar mengajar yang dilakukan, siswa terlibat langsung atau berperan aktif, terlihat bahwa siswa selalu merasa tertarik untuk mengikuti kagiatan belajar mengajar dengan menggunakan metode pembelajaran yang diberikan peneliti dan selalu antusias untuk mempelajari kembali materi yang telah diberikan. Ukuran yangdigunakan untuk menetapkan keberhasilan metode pembelajaran Problem Solving adalah perolehan nilai hasil evaluasi, dalam setiap pembelajaran yang didasarkan pada penilaian, hasil belajar siswa menunjukan gambaran tentang pemahaman yang dimiliki oleh
siswa mengenai materi yang telah disampaikan pada kegiatan belajar mengajar.Pengamatan pada observasi awal, dimana data menunjukan bahwa nilai evaluasi siswa pada mata pelajaran PK-n berada pada level dibawah target yang ditetapkan peneliti yakni 75% dari 25 siswa di kelas VIII SMP N 2 Tolinggula harus mendapatkan nilai minimal 75,maka peneliti menargetkan bahwa penelitian ini harus tuntas dalam dua siklus. Data yang diperoleh pada tahap pertama (siklus I) menunjukan bahwa hasil belajar siswa yang diharapkan belum tercapai. Persentasi hasil belajar siswa sebesar 75% secara klasikal, yakni hanya mencapai 36% atau 9 dari total 25 orang siswa, artinya pemahaman siswa pada tahap awal lebih kecil dari kriteria keberhasilan yang telah ditentukan pada petunjuk teknis kurikulum
(SMP Edisi 2006), khususnya pada mata pelajaran pendidikan
kewarganegaraan. Seharusnya mencapai hasil minimal 75% untuk individu, dan secara klasikal harus mencapai 70% keatas. Berdasarkan pengamatan dari hasil evaluasi tersebut maka perlu dilanjutkan pada tahap selanjutnya dengan memperbaiki dan menyempurnakan proses belajar mengajar yang berkenaan dengan: a. Apersepsi, yakni dengan memberikan pengantar tentang materi kedaulatan rakyat pada sistem pemerintahan indonesia dengan memberikan contoh masalah yang berkaitan dengan kedaulatan rakyat dalam system pemerintahan Indonesia di lingkungan sekitar sekolah dan lingkungan siswa secara jelas dan dimengerti oleh siswa. b. Motivasi, yakni memberikan dorongan pada setiap pembelajaran materi kedaulatan rakyat pada sistem pemerintahan indonesia agar siswa lebih memahami dalam setiap menerima materi yang diajarkan.
c. Teknik pertanyaan, yakni pertanyaan yang disesuaikan dengan pembahasan tentang materi Kedaulatan rakyat dan sistem pemerintahan indonesia. d. Adanya interaksi antar guru dan siswa, yakni berupa pengulangan (pembahasan kembali) materi yang belum dikuasai siswa, dan menjelaskan kembali tata cara metode pembelajaran Problem Solving. e. Memberikan tugas tambahan dan melakukan evaluasi secara lisan mengenai masalah dalam materi pembelajaran tentang kedaulatan rakyat pada system pemerintahan Indonesia, sehingga peneliti dapat menganalisa
pemahaman peserta didik secara
individual.
Dengan perbaikan dan penyempurnaan tersebut, maka dari hasil pelaksanaan tindakan pada siklus II memperhatikan hasil yang ada, bahwa aspek yang diperbaiki sudah baik, yakni telah mencapai hasil 80%,walaupun masih tersisa 3 siswa yang belum menunjukan peningkatan hasil belajar dan belum mencapai target nilai yang diinginkan peneliti. Dalam kegiatan belajar mengajar terjadi peningkatan kegiatan guru,hal ini dapat dilihat dari tabel pengamatan guru mengajar pada siklus I dimana, pada kegiatan persiapan, pendahuluan dan kegiatan inti hasil pencapaiaan menunjukan kategori sangat baik (SB) hanya 8,33%, Baik 25%, Cukup baik 58,33%, dan kurang baik 8,33%. Kemudian pada siklus II dapat dilihat hasil pengamatan guru
pada kegiatan persiapan, pendahuluan dan kegiatan inti hasil
pencapaiaan menunjukan kategori. (SB) 75%, Baik 25%, Cukup baik 0%, dan kurang baik 0%. Dari hasil pengamatan KBM tersebut sudah nampak ada peningkatan pada siklus II. Sehubungan dangan penelitian ini, maka penggunaan metode pembelajaran Problem Solvingdengan cara penilaian acuan dalam pembelajarannya dengan menggunakan masalah
yang diberikan kepada masing-masing kelompok dan menuliskan satu pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah dijelaskan oleh ketua kelompok, kemudian masing-masing kelompok berbeda dan setiap siswa mendapatkan kesempatan untuk menjawab pertanyaan dan memberikan sanggahan dan pendapat dangan benar dalam setiap materi pembelajaran.Penerapan untuk mengaktifkan siswa, agar pengetahuan yang dimiliki siswa dapat bertahan lama dan lebih bermakna atau bermanfaat, bukan saja pada tingkat pemahaman dan penerapan dalam kelas saja tetapi juga dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Hasil pengamatan mengeni pelaksanaan pembelajaran yang menggunakan metode Problem Solving pada mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan melalui penilaian pemecahan masalah didapat dari evaluasi, dimana menjadikan hasil belajar siswa dan daya serap siswa dapat terlihat jelas, yakni: a. Pada awal kegiatan belajar mengajar yakni menggunakan metode pembelajaran Problem Solving tersebut pada siklus I dalam aspek pengamatan kegiatan guru pada kategori sangat baik 8,33%, cukup baik 58,33% dimana belum mencapai ketuntasan, sedangkan pada pengamatan hasil belajar siswa pada kategori penilaian A ( 85 - 100 ) hanya 16%, B ( 75 - 84 ) 20%, C( 55 - 74 ) 32%, D( 0 - 54 ) 0%, sehingga dapat dilihat belum mencapai nilai standar ketuntasan. b. Pada awal kegiatan belajar mengajar yakni menggunakan Solvingtersebut
pada
siklus
II
yang
terlihat
secara
metode Problem klasikal
siswa
telah
memahami/menganalisis pada proses belajar mengajar sehingga hasilnya dapat dilihat dalam aspek pengamatan kegiatan guru pada kategori sangat baik 75%, baik 25%, cukup baik 0%, kurang baik 0%, dimana sudah mencapai ketuntasan, sedangkan pada hasil pengamatan pemahaman siswa pada kategori penilaian A ( 85 – 100 ) 40%, B( 75 – 84)
52%, C( 55 – 74 ) 4%, D( 0 – 54 ) 4%, Dengan demikian dapat dilihat pada siklus ini telah mencapai nilai ketuntasan. Untuk hasil pengamatan dari observasi sampai mencapai nilai ketuntasan dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 8. Perbandingan Hasil No
Kategori Nilai
Belajar Siswa Frekuensi
Observasi
Persentase (%)
Siklus I
Siklus II
Observasi
1
A
3
4
10
12%
Siklus I 16%
Siklus II
2
B
2
5
13
8%
20%
52%
3
C
11
13
1
44%
52%
4%
4
D
9
3
1
36%
12%
4%
Jumlah
25
25
25
100%
100%
100%
40%
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pada observasi awal yang mendapat kategori nilai A (Sangat baik) hanya berjumlah 2 orang atau 8 % dari 25 siswa, kemudian pada siklus 1 bertambah menjadi 7 orang atau 28 %, selanjutnya pada siklus II meningkat jadi 14 orang atau 56 %. Kategori nilai B (Baik) pada observasi awal hanya terdapat 2 orang siswa atau 8 %, pada siklus I naik menjadi 5 orang atau 20 %, pada siklus II naik lagi menjad 13 orang siswa atau 52 %. Kategori nilai C (cukup) pada observasi awal terdapat 11 siswa atau 44 %, siklus I 13 siswa atau 52 %, dan siklus II berkurang menjadi 1 orang siswa. Dan terakhir kategori nilai D (Kurang) pada observasi awal tedapat 9 orang siswa atau 36 %, siklus I 3 orang siswa atau 12 %, dan pada siklus II berkurang menjadi 1 orang siswa, ini berarti penelitian untuk meningkatkan memahaman siswa melalui Metode Problem Solving ini sukses dalam II siklus.