BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Hasil Penelitian 1. Strategi Pengembangan Karakter Dalam Kegiatan Intrakurikuler Pendidikan karakter dalam satuan pendidikan merupakan aspek penting untuk mengembangkan karakter warga sekolah yang memilki nilainilai yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama, lingkungan dan kebangsaan. Pelaksanaan pendidikan di sekolah dikenal adanya tiga kegiatan pokok kegiatan,
yaitu
kegiatan
intrakurikuler,
kokurikuler,
dan
ekstrakurikuler.Ketiganya merupakan satu kesatuan utuh yang tak terpisahkan dalam upaya mencapai tujuan pendidikan secara keseluruhan pada suatu sekolah. Kegiatan intrakurikuler merupakan kegiatan utama persekolahan yang dilakukan dengan menggunakan jatah waktu yang telah ditentukan dalam struktur program.Kegiatan ini dilakukan guru dan siswa dalam jam-jam pelajaran tiap hari.Kegiatan intrakurikuler ini dilakukan untuk mencapai tujuan minimal setiap mata pelajaran, baik yang tergolong program inti ataupun program khusus.Untuk mencapat tujuan pendidikan karakter diperlukan upaya dari seorang pemimpin sehingga pengembangan karakter dapat berlangsung secara terus-menerus.
a. Merancang pengembangan karakter di sekolah Pengembangan karakter peserta didik di SDN 6 Bulango Selatan diawali dengan menyusun rancangan kegiatan yang membentuk karakter. Adapun rancangan kegiatan antara lain: mengidentifikasi jenis-jenis kegiatan di sekolah yang perlu dikuasai,pengembangan kegiatan, pelaksanaan kegiatan serta pihakpihak yang terlibat sebagai pendukung terbentuknya karakter peserta didik. Jenis kegiatan yang diterapkan seperti kegiatan rutin yang akan dilakukan oleh peserta didik pada kegiatan belajar mengajar. Pengembangan kegiatannya melalui proses belajar pembiasaan yang dilakukan oleh guru. serta pihak-pihak yang terkait seperti seluruh warga sekolah yaitu kepala sekolah, guru-guru, tenaga administrasi, dan masyarakat terutama orang tua peserta didik. Hal ini sesuai hasil wawancara dengan Rislayati Ishak selaku Kepala Sekolah di SDN 6 Bulango Selatan di ruangannya. Beliau mengemukakan bahwa: Agar peserta didik mengenal, memahami nilai-nilai yang akan menjadi karakter maka hal pertama yang saya lakukan adalah mengadakan rapat bersama seluruh guru yang dihadiri oleh komite sekolah dan orang tua peserta didik.Dalam rapatini saya membahas rancangan pengembangan karakter meliputi jenis kegiatan yang membentuk karakter, pengembangan kegiatan, pelaksanaan kegiatan yang didasarkan pada tujuan, jadwal, dan pihak-pihak yang terkait untuk membantu mengembangkan karakter.Dengan rancangan ini saya berharap nantinya peserta didik dapat membiasakan untuk mencermikan nilai tersebut baik di sekolah, di rumah atau di lingkungan masyarakat.(1.1/W/KS/22.05.2012). Untuk memperoleh informasi yang lebih jelas tentang pengembangan karakter dalam kegiatan intrakurikuler, maka dilakukan wawancara dengan guruguru.
Hasil wawancara dengan guru Pendidikan Agama Islam Hasjiran Abto selaku guru PAI kelas I, II, III dan IV di sekolah SDN 6 Bulango Selatan, diperoleh informasi bahwa: Pengembangan karakter peserta didik diwujudkan dalam bentuk kegiatan di kelas yang menjadi dasar untuk tebentuknya karakter yang telah disepakati oleh sekolah.Kepala sekolah telah membahas hal ini pada rapat awal semester tahun lalu.Kegiatan ini diupayakan dapat berlangsung secara terus-menerus. Sebagai guru yang berinteraksi langsung dengan peserta didik kami diharapkan dapat menciptakan suasana belajaryang nyaman, dan memberikan pengalaman belajar terstruktur dengan penanaman nilai-nilai karakter.(1.1/W/G-PAI/23.05.2012). Sependapat dengan pernyataan diatas, Hastin Masiola selaku guru kelas di SDN 6 Bulango Selatan yang mengemukakan bahwa: Agar peserta didik dapat merealisasikan karakter maka langkah yang dilakukan oleh kepala sekolah yaitu menentukan jenis-jenis kegiatan pembelajaran di kelas diantaranya untuk membiasakan mereka saling menghargai antar sesama, disiplin dalam menerima materi, menghargai guru. Adapun pengembangan kegiatannya mereka dibiasakan memiliki sikap tersebut sehingga nantinya akan terbentuk dalam perilaku sehari-hari baik di sekolah mapun di rumah.Rancangan kegiatan ini dibahas pada rapat awal semester tahun 2011 yang dihadiri oleh komite sekolah dan orang tua peserta didik. (1.1/W/GK.2/23.05.2012).
Penjelasan ini diperkuat oleh Bapak Harun Anwar selaku ketua komite di SDN 6 Bulango Selatan. Beliau menyatakan bahwa: Rancangan pengembangan karakter bagi peserta didik di SDN 6 Bulango Selatan telah dibahas dalam rapat. Kepala sekolah memabahas kegiatan yang membentuk karakter.Tujuan dari kegiatan ini agar peserta didik di SDN 06 Bulango Selatan memiliki perilaku yang menjadi ciri khas tersendiri bagi sekolah ini. Saya selaku komite sekolah sangat mendukung kegiatan ini karena kita ketahui pendidikan karakter sangat penting untuk diterapkanbagi anak-anak di zaman sekarang ini dan kami berharap pembentukan karakter ini diikuti oleh perilaku warga sekolah termasuk guru karena mereka merupakan panutan siswa . (1.1/W/K/24.05.2012).
Pelaksanaan pengembangan karakter diperlukan kerjasama dari para orang tua peserta didik dan masyarakat sekitar. Hal ini karena proses pembentukan karakter bukan saja terjadi di sekolah akan tetapi peran dari keluarga yaitu orang tua menjadi faktor penting terbentuknya karakter pada diri seorang anak. Setelah dikonfirmasikan dengan salah satu orang tua peserta didik melalui wawancara di kediamannya yaitu: Selaku orang tua peserta didik kami diundang untuk menghadiri rapat di SDN 06 Bulango Selatan. Dalam rapat ini kepala sekolah membahas kegiatan-kegiatan sebagai bentuk penyelenggaraan pendidikan karakter. Sebagai orang tua kami sangat mendukung kegiatan ini dengan ikut terlibat dalam membentuk karakter, memantau perkembangan mereka di sekolah. Yang paling penting kami harus menjadi orang tua yang perhatian terhadap sikap dan perilaku anak kami( 1.1/W/OT-PS/29.05.2012). Uraian di atas menunjukkan bahwa rancangan kegiatan pengembangan karakter peserta didik mengacu pada jenis kegiatan, pengembangan setiap jenis kegiatan, pelaksanaan setiap kegiatan di sekolah. Selain itu komite sekolah dan masyarakat terutama orang tua peserta didik sangat mendukung kegiatan ini. Upaya kepala sekolah dalam mengembangkan karakter peserta didik dapat disimpulkan diawali dengan merancangkegiatan yang terdiri dari 1) jenis kegiatan; 2) pengembangan setiap jenis kegiatan; 3) pelaksanaan setiap kegiatan di sekolah berdasarkan tujuan, jadwal, pihak-pihak yang terlibat dalam pembentukan karakter. Dengan rancangan kegiatan ini diharapkan peserta didik dan seluruh warga sekolah dapat bertanggungjawab dengan pelaksanaan kegiatan yang dilakukan di SDN 06 Bulango Selatan.
b. Integrasi karakterpada mata pelajaran. Selain melakukan tahapan penyusunan rancangan, langkah yang dilakukan oleh kepala sekolah yaitu menanamkan nilai-nilai karakter. Nilai-nilai tersebut dapat diintegrasikan pada semua mata pelajaran. Dalam struktur kurikulum ada dua mata pelajaran yang secara langsung dapat memberikan dampak pengembangan karakter yaitu mata pelajaran Agama dan Pkn. Kedua mata pelajaran ini terdapat nilai-nilai karakter antara lainjujur, percaya diri, kreatif, saling menghormati. Di SDN 6 Bulango Selatan pengembangan karakter dilakukan secara terintegrasi melalui mata pelajaran. Dengan adanya mata pelajaran yang memuat nilai-nilai karakter maka diharapkan pada proses pembelajaran peserta didik dapat memperoleh dampak secara langsung mengenai karakter yang diinginkan sesuai dengan mata pelajaran. Hasil wawancara dengan Kepala Sekolah Rislayati Ishak dalam wawancara yang dilakukan di ruang kepala sekolah menyatakan bahwa: Salah satu upaya yang dilakukan untuk membentuk karakter peserta didik yaitu dengan menanamkan nilai/karakter secara integrasi pada mata pelajaran.Nilai-nilai dimana nilai-nilai tersebut disesuaikan dengan mata pelajaran yang nantinya akan membentuk karakter peserta didik. Untuk itu saya meminta kepada guru-guru baik itu guru kelas ataupun guru mata pelajaran dimana dengan kompetensi yang dimiliki maka peserta didik dapat menerima nilai-nilai atau mereka dapat berubah baik itu sikap/perilaku yang baik didalam kelas. (1.2/W/KS/22.05.2012). Sependapat dengan Hasijran Abto, selaku guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam untuk kelas I, II, III dalam wawancara di ruang perpustakaan, menjelaskan bahwa:
Pengembangan karakter dilakukan melalui mata pelajaran.Setiap mata pelajaran terdapat nilai karakter yang dapat membentuk karakter.Misalnya pada mata pelajaran Agama secara langsung memberi dampak kepada peserta didik untuk bersikap religius, jujur, menghormati. Dengan demikian maka proses pembelajaran akan menjadikan peserta didik berkarakter yang dilandasi oleh nilai-nilai moral sebagai wujud sikap dan perilaku yang diharapkan oleh sekolah dan masyarakat. (1.2/W/G-K1/ 23.5.2012). Penejelasan ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Noviyanti Saleh selaku wali kelas V, dalam wawancara yang dilakukan di ruang kelas V yaitu: Agar peserta didik mengenal sejumlah nilai yang diharapkan dapat membentuk karakter maka upaya kepala sekolah yaitu setiap mata pelajaran harus terdapat indikator-indikator karakter yang bersumber dari oleh hati, olah pikir, olah raga maupun olah rasa dan karsa.Kemudian nilai-nilai ini dipilah-pilah disesuaikan dengan mata pelajaran. Hal ini merupakan proses penanaman nilai kepada peserta didik dimana guru harus memahami karakter apa yang ingin dicapai pada kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan. (1.2/W/G-MP/23.5.2012). Penjelasan dari beberapa informan di atas di dukung oleh mata observasi yang dilakukan oleh peneliti. Hari senin tanggal 14 Mey peneliti berkunjung di SDN 6 Bulango Selatan adapun hasil observasi yaitu: Setiap mata pelajaran terdapat nilai-nilai karakter.Seperti pada mata pelajaran Pkn nilai/karakter yaitu toleransi, saling menghormati, jujur, taat. Nilai-nilai tersebut nantinya akan menjadi karakter peserta didik melalui proses kegiatan pembelajaran. (1.2/O/14.5.2012). Informasi-informasi di atas, baik itu dari kepala sekolah, guru-guru dan dapat disimpulkan bahwa penanaman nilai atau karakter dilakukan secara terinegrasi pada mata pelajaran. Dalam hal ini mata pelajaran memuat nilai-nilai yang diharapkan dapat membentuk karakter peserta didik pada kegiatan belajar mengajar.
Karakter-karakter tersebut bersumber dari olah pikir, olah hati.Olah raga maupun olah rasa dan karsa. Olah hati, olah pikir, olah raga, serta olah rasa dan karsa sebenarnya saling terkait satu sama lainnya. Oleh sebab itu, banyak aspek karakter yang dapat dijelaskan sebagai hasil dari beberapa proses.
c. Menggunakan perangkat pembelajaran berlandaskan karakter Kegiatan pembelajaran pada dasarnya tidak hanya menjadikan peserta didik dapat menguasai berbagai kompetensi dalam materi yang diajarkanakan tetapi pembelajaran dirancang agar peserta didik dapat mengenal, memahami dan menginternalisasi nilai-nilai yang diwujudkan dalam perilaku baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Kepala sekolah sebagai penanggung jawab untuk mengembangkan karakter harus memberi petunjuk, arahan dan bimbingan agar pada kegiatan KBM guru harus memfasilitasi peserta didik tentang karakter yang disepakati. Peran guru sebagai tenaga pendidik yang secara langsung bertatap muka memberikan pengetahuan dan keterampilan harus dapat merancang perangkat pembelajaran yaitu silabus dan RPP ( Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) yang berlandaskan karakter. Guru di SDN 6 Bulango Selatan dalam pembelajaran mengacu pada silabus dan RPP yang memuat nilai-nilai karakter.Hal ini merupakan upaya dari kepala sekolah yang didasarkan pada kurikulum pendidikan karakter.Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ini disusun oleh guru melalui kegiatan KKG yang
dilaksanakan di tingkat gugus.Kemudian RPP ini disusun sendiri oleh guru yang disesuaikan dengan kondisi sekolah. Menurut Hasni Masionu selaku guru kelas VI, dalam wawancara yang dilakukan di ruang kelas menjelaskan bahwa: Dalam kegiatan pembelajaran kami diharuskan memberikan materi pelajaran yang mengacu pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran berlandaskan karakter. Sebelumnya kami telah mendapatkan petunjuk tentang cara menyusun RPP tersebut melalui pelatihan pada KKG. Untuk selanjutnya kami merancang sendiri RPP tersebut dengan menambahkan karakter-karakter apa yang ingin dicapai agar peserta didik ini memiliki karakter. (1.3/W/G-K2/23.5.2012). Hal senada disampaikan oleh Noviyanti saleh, dalam wawancara yang di ruang kelas V, mengemukakan bahwa: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang memuat nilai-nilai karakter merupakan upaya kepala sekolah dimana tugas guru bukan hanya meningkatkan pengetahuan/kecerdasan tetapi kegiatan KBM ini diharapkan membentuk karakter dengan mengembangkan seluruh aspek diri siswa baik yang meliputi pengetahuan moral, perasaan moral dan tindakan moral. Kami diharuskan menyusun sendiri RPP tersebut yang disesuaikan dengan mata pelajaran dan kondisi sekolah di SDN 6 Bulango Selatan. (1.3/W/G-K1/23.5.2012). Sebagaimana yang diutarakan oleh Ratna azis Hamzah selaku guru mata pelajaran, dalam wawancara yang dilakukan di ruang dewan guru, mengemukakan bahwa: Guru-guru di SDN 6 Bulango Selatan didalam mengajar telah mengacu pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang didalamnya memuat karakter-karakter yang dicapai oleh peserta didik.Untuk bahan ajar guru-guru disini masih memakai bahan ajar yang biasa padahal ada bahan ajar tersendiri yang dibuat khusus untuk materi pendidikan karakter Karena keterbatasan anggaran. Tetapi pada tahun depan kepala sekolah akan mengupayakan penyediaan bahan ajar ini. (1.3/W/ G-MP/23.5.2012).
Setelah dikonfirmasi dengan kepala sekolah SDN 6 Bulango Selatan, dalam wawancara yang dilakukan di ruangannya, menjelaskan bahwa: Untuk mewujudkan karakter peserta didik di SDN 6 Bulango Selatan ini maka proses kegiatan belajar mengajar harus memberi pengalaman belajar pada anak-anak didik bukan saja pada peningkatan pengetahuannya akan tetapi dari segi pembentukan karakter peserta didik menjadi tujuan utama yang harus diperhatikan oleh guru. Salah satu langkah yang dilakukan adalah dalam mengajar guru-guru harus berpedoman pada silabus atau RPP yang berlandaskan karakter.Peserta didik yang unggul bukan dilihat dari segi kecerdasannya tapi harus didukung oleh sikap dan perilaku yang baik.Sebagai kepala sekolah saya mengupayakan agar sekolah ini menjadi sekolah yang berkarakter.(1.3/W/KS/22.5.2012). Informasi-informasi di atas didukung oleh hasil dokumentasi yang dilakukan oleh peneliti.Hasil dokumentasi berupa: Perangkat pembelajaran berupa silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran memuat nilai-nilai karakter yang disesuaikan dengan mata pelajaran. (2.2/D/9.5.2012) Hasil dokumentasi diperkuat oleh observasi. Peneliti berkunjung ke SDN 06 Bulango Selatan tanggal 16 Mey 2012. Hasil observasi yaitu: Guru-guru yang ada di SDN 06 Bulango Selatan pada saat kegiatan pembelajaran berpedoman pada RPP yang berlandaskan karakter. Guru mngharapkan proses pembelajaran dapat memberikan pengetahuan sekaligus dapat membentuk karakter peserta didik. (2.2/O/16.5.2012). Informasi-informasi
di
atas
dapat
disimpulkan
bahwa
kegiatan
pembelajaran bukan hanya dirancang agar peserta didik memilliki kemampuan dan pengetahuan dalam setiap materi akan tetapi proses pembelajaran dapat dirancang oleh guru untuk menjadikan peserta didik mengenal memahami serta memiliki karakter melalui perangkat pembelajaran yang memuat nilai-nilai karakter berdasarkan petunjuk dalam pelatihan yang diberikan oleh pengawas
melalui Kegiatan Kelompok Kerja Guru (KKG) yang berkaitan dengan pendidikan karakter. Penggunaan perangkat pembelajaran ini merupakan kiatkepala sekolah agar nantinya lulusan SDN 06 Bulango Selatan memilki lulusan yang unggul dalam berprestasi serta mereka memiliki sikap dan perilaku baik sesuai dengan tujuan pendidikan karakter.
d. Penggunaan Metode Pembelajaran Salah satu cara yang tepat agar kegiatan pembelajaran memberikan dampak penanaman nilai-nilai karakter pada peserta didik maka guru harus menggunakan metode pembelajaran yang tepat. Kepala sekolah SDN 6 Bulango Selatan mengupayakan agar dalam melasanakan kegiatan pembelajaran berlangsung efektif maka guru harus mengusahakan implementasi berbagai metode. Dalam hal ini kepala sekolah, guru dan seluruh warga sekolah mempunyai kewajiban untuk selalu mengajarkan nilai-nilai yang baik yang seharusnya dilakukan, serta nilai-nilai yang buruk yang seharusnya dapat dicegah dalam setiap kegiatan. Menurut
Rislayati Ishak, selaku Kepala Sekolah dalam wawancara
diruangannya. Beliau menyatakan bahwa: Penggunaan metode pembelajaran yang tepat dalam proses pembelajaran secara langsung dapat menanamkan nilai-nilai karakter serta nilai-nilai tersebut dapat disampaikan sesuai dengan tujuan pembelajaran. Dalam hal ini saya selalu memberikan arahan, petunjuk kepada guru agar mereka dapat memahami penggunaan metode pada setiap mata pelajaran. Karena ada mata pelajaran menggunakan metode yang sesuai dengan bahan ajar. Ada banyak metode yang dapat dipakai oleh guru sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai. (1.5/W/KS/22.5.2012).
Untuk mendapatkan informasi lebih lanjut, disarankan oleh Kepala Sekolah untuk menanyakanlangsung kepada pihak-pihak yang bersangkutan. Sesuai yang disampaikan oleh Hastin Masionu, dalam wawancara mengemukakan bahwa: Sebagai guru kami diharuskan menggunakan metode yang disesuaikan dengan mata pelajaran. Seperti di kelas VI ada materi yang harus menggunakan metode diskusi jadi karakter seperti kerjasama, menghargai pendapat orang lain, akan nampak ketika mereka diberikan waktu dan kesempatan untuk menjawab soal-soal. Selain itu kami juga harus mengarahkan mereka atau memberi penguatan kepada kelompok yang berhasil sehingga mereka benar-benar merasa dihargai dan itu merupakan satu motivasi buat mereka. (1.5/W/G-K2/23.5.2012) Hal senada diungkapkan oleh Ratna Azis Hasan yang menyatakan bahwa: Dengan adanya berbagai metode pembelajaran dapat memberikan leluasa kepada guru-guru untuk menanamkan nilai-nilai karakter pada peserta didik. seperti metode pembelajaran kooperatif dimana dalam metode ini sejumlah nilai dapat dapat dikembangkan namun guru harus memahami bahwa pemilihan materi harus sesuai dengan penggunaan metode sehingga proses pembelajaran akan berlangsung efektif. (1.5/W/G-MP/23.5.2012). Informasi-informasi di atas di dukung oleh observasi yang dilakukan oleh peneliti. Adapun hasil observasi yaitu: Pada kegiatan pembelajaran di kelas V yaitu mata pelajaran matematika guru membentuk kelompok pada peserta didik yang terdiri 5 orang. Dalam diskusi tersebut peserta didik dipandu dan diarahkan untuk mengetahui jeni-jenis bangun ruang dan setiap kelompok yang diwakili oleh anggota kelompok diminta untuk untuk menyebutkan mana jenis-jenis bangun ruang. Kegiatan ini menanamkan nilai berpikir kritis, percaya diri sebagai pengembangan karakter peserta didik. (1.5/O/14.5.2012).
Penjelasan dari informasi diatas menunjukkan bahwa kiat yang dilakukan oleh kepala sekolah dalam penggunaan metode yaitu agar peserta didik dapat memiliki nilai-nilai karakter yang diharapkan dan sesuai tujuan pembelajaran.
Kegiatan pembelajaran harus memberikan pengalaman belajar melalui tahapan kegiatan pembelajaran dari kegiatan pendahuluan, kegiatan inti maupun kegiatan penutup. Selain Guru harus memberikan penguatan berupa penghargaan kepada peserta didik yang berkaitan dengan hasil yang dicapai dalam pembelajaran.
2. Strategi Pengembangan Karakter dalam Kegiatan Kokurikuler Kegiatan kokurikuler merupakan kegiatan yang dilakukan diluar jam pelajaran dan pada dasarnya agar peserta didik lebih memahami dan menghayati materi pelajaran yang dipelajari dalam kegiatan intrakurikuler. Kegiatan yang dilakukan berupa mempelajari buku-buku tertentu, melakukan pengamatan dan mengerjakan rumah. a. Pemberian Tugas yang berkaitan dengan materi ajar Pelaksanaan kegiatan kokurikuler diupayakan untuk mendukung kegiatan peserta didik dalam memahami dan memperdalam materi yang diberikan guru sesuai pokok bahasan. Pemberian tugas baik itu tugas mandiri atau tugas yang dikerjakan secara berkelompok di rumah merupakan kegiatan yang dapat mengembangkan karakter peserta didik seperti tanggung jawab, kreatif. Hasil wawancara dengan Noviyanti Saleh selaku guru kelas V dalam wawancara yang dilakukan mengemukakan bahwa: Salah satu upaya untuk mengembangkan karakter yaitu pemberian tugas rumah. Tugas ini ada yang dikerjakan perorang maupun tugas yang dikerjakan secara berkelompok. Hal ini untuk mengetahui sejauh mana peserta didik tersebut memahami setiap materi yang saya ajarkan dan ini sangat berpengaruh pada pemberian nilai kepada mereka. Adapun tugas yang diberikan beragam sesuai dengan materi. Seperti saya memberikan
tugas mandiri kepada mereka yaitu membuat anyaman dari bambu atau dari pita dengan menggunakan bahan-bahan yang sederhana dengan begitu mereka akan terlatih mempunyai keterampilan yang bermanfaat bagi mereka nanti. Kemudian tugas ini saya pajang didinding kelas sebagai penghargaan dari hasil karya mereka sendiri. (2.1/W/G-K1/23.5.2012). Hal senada disampaikan Hasjiran Abto dalam wawancara yang dilakukan di ruang dewan guru, menyatakan bahwa: Pemberian tugas berupa pekerjaan rumah kepada peserta didik merupakan kegiatan untuk menunjang kegiatan intrakurikuler. Dari pemberian tugas ini ada nilai yang dapat dikembangkan kepada mereka yaitu membiasakan mereka mengerjakan tugas secara perorang dan melatih mereka bertanggung jawab atas tugas yang diberikan. Untuk tugas rumah secara kelompok melatih mereka membiasakan diri bekerja sama, peduli terhadap tugas yang diberikan. Biasanya pada pelajaran agama untuk kelas IV, saya menyuruh mereka untuk menghafal surat-surat pendek kemudian mempraktekannya didalam kelas hal ini mengembangkan karakter religius pada mereka. (2.1/W/G-MP/23.5.2012). Senada yang diungkapkan oleh Ratna Azis Hasan, dalam wawancara menyatakan bahwa: Adapun tugas-tugas yang diberikan oleh guru merupakan salah satu aspek penilaian kepada peserta didik dalam materi pelajaran. Dengan tugas tersebut guru dapat mengetahui, memahami kemampuan yaang dimiliki oleh peserta didik. Selain ada pencapaian nilai yang diperoleh dalam kegiatan ini membentuk karakter peserta didik dan ini yang kami harapkan. kegiatan ini dimonitoring oleh kepala sekolah untuk melihat sejauh mana perkembangan anak-didiknya baik itu di kelas maupun di luar kelas. Hasil yang diperoleh peserta didik akan menentukan bahwa mereka mempunyai kompetensi yang patut dikirim dalam setiap lomba kegiatan sekolah. (2.1/W/G-MP/23.5.2012). Setelah dikonfirmasi dengan kepala sekolah Rislayati Ishak, beliau menyatakan bahwa: Pemberian tugas tambahan merupakan kegiatan yang mendukung intrakurikuler. Saya harus mengetahui bagaimana perkembangan peserta didik dalam menerima materi melalui tugas yang diberikan guru. Dengan pencapaian hasil yang mereka dapatkan saya bisa mengetahui setiap kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik. Pemberian tugas juga
sebagai aspek penilaian guru kepada peserta didik sehingga pada kegiatan pembelajaran mereka harus difasiltasi untuk memahami setiap materi dari pokok bahasan. (2.1/W/KS/23.5.2012). Informasi di atas didukung oleh dokumen yang dilakukan oleh peneliti. Adapun dokumennya sebagai berikut: Pemberian tugas berupa anyaman dari pita dipajang didinding kelas V. Ini menunjukkan bahwa hasil karya mereka mendapat penghargaan dari guru juga. Hasil karya yang bagus dipajang sebagai hasil karya yang dapat dicontoh oleh kelas lain. (2.1/D/14.5.2012). Pemaparan dari beberapa informasi di atas menggambarkan bahwa pemberian tugas kepada peserta didik baik itu tugas mandiri yang dilakukan oleh peserta didik perorang atau tugas yang dikerjakan secara kelompok merupakan kita kepala sekolah untuk melihat, mengetahui sejauh mana perkembangan peserta didiknya dan sejauh mana mereka mampu mengerjakan tugas-tugas tesebut Guru harus benar-benar mengamati hasil yang dicapai oleh peserta didik sebagai bentuk tanggung jawab, kepedulian peserta didik dengan pemahaman materi yang diajarkan di kelas.
b. Kegiatan Pengamatan Kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh peserta didik merupakan tugas tambahan yang diberikan oleh guru sebagai untuk menunjang kegiatan intrakurikuler. Adapun kegiatan pengamatan yang dilakukan seperti mengamati lingkungan sekitar yang disesuaikan dengan materi pada setiap sub pokok bahasan. Dengan kegiatan ini peserta didik dapat
mengaitkan materi yang
didapatkan di dalam kelas dengan penerapan dalam lingkungan sekitar.
Dengandemikian nilai-nilai karakter dapat dibentuk seperti rasa ingin tahu, berpikir kritis.Agar kegiatan ini berlangsung efektif maka guru harus memfsilitasi, memberi motivasi untuk terlibat dalam setiap kegiatan pengamatan yang dilakukan. Menurut Rislayati Ishak dalam wawancara mengemukakan bahwa: Kegiatan pengamatan ini diupayakan dapat mengembangkan kompetensi peserta didik agar mereka dapat berpikir kritis, kreatif dan bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan. Sebagai kepala sekolah saya selalu memberi petunjuk kepada guru-guru agar kegiatan pengamatan ini dapat menanamkan nilai yang harus dicapai oleh peserta didik. nilai yang ditanamkan pada pengamatan ini yakni kerjasama, kreatif, dan peduli. (2.2/W/KS/23.5.2012). Setelah dikonfirmasi dengan beberapa orang guru didapatkan informasi mengenai kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh peserta didik klas V. Hasjiran Abto, selaku guru mata pelajaran PAI untuk kelas I, II, III menyatakan bahwa: Untuk menunjang kegiatan intrakurikuler maka peserta didik diberikan tugas berupa pengamatan yang dilakukan di dalam lingkungan sekolah. Kegiatan pengamatan ini harus jelas dengan pokok bahasan dengan subpokok bahasan yang didapatkan oleh peserta sewaktu di kelas. Guru harus mengetahui bahwa pemberian tugas berupa pengamatan ini tidak menjadi beban yang berat bagi peserta didik. adapun nilai yang dikembangkan yaitu rasa ingin tahu, kritis bertanggung jawab dalam setiap tugas yang diberikan. (2.2/W/G-MP/23.5.2012). Hal senada diungkapkan oleh Noviyanti Saleh, dalam wawancara mengemukakan bahwa: Kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh peserta didik terdapat nilai-nilai karakter yang perlu dikembangkan. Guru harus mengamati apa yang dilakukan oleh peserta didik selama kegiatan ini berlangsung dengan begitu guru akan memperoleh informasi tentang perkembangan peserta didik dan proses kegiatannya sampai pada tahap hasil kegiatan. Terkadang saya memantau ada salah satu kelompok yang butuh penjelasan berulangulang tentang apa yang mereka kerjakan sehingga mereka ini tergolong
dalam kemampuan dibawah rata-rata dan perlu dibimbing atau di arahkan. Penilaian terhada hasil tugas peserta didik akan dimasukkan pada nilai raport nanti (2.2/W/G-K1/23.5.2012). Informasi ini didukung oleh observasi yang dilakukan oleh peneliti. Peneliti berkunjung di SDN 6 Bulango Selatan untuk melihat kegiatan-kegiatan peserta didik di luar jam pelajaran. Hasil observasi yaitu: Peserta didik melakukan pengamatan terhadap tumbuhan yang berkeping satu dan berkeping dua. Pengamatan ini merupakan materi pada kegiatan IPA. Selain itu terlihat guru sedang memantau aktivitas peserta didik. (2.2/W/ G-MP2/24.5.2012).
Penjelasan dari berbagai informan diatas menunjukkan bahwa kiat yang dilakukan oleh kepala sekolah dalam menumbuhkan karakter melalui pemberian tugas oleh guru kepada peserta didikyaitu melakukan kegiatan pengamatan, atau percobaan sederhana pada mata pelajarankepada peserta didik meskipun masih ada peserta didik yang kurang memahami tugas tersebut. Selain itu dalam kegiatan nilai-nilai karakter akan terbentuk seperti berpikir kritis, rasa ingin tahu. Kepala sekolah dan guru-guru dapat memantau kegiatan peserta didik dimana pemberian tugas ini tidak membebani pikiran mereka karena tugasnya terlalu berat dan sulit untuk mereka pecahkan.Proses penilaian pada kegiatan ini harus diperhitungkan karena nantinya akan dimasukkan pada nilai raport nanti.
3. Strategi pengembangan Karakter pada kegiatan Ekstrakurikuler. Kegiatanekstrakurikuler adalah kegiatan di luar jam pelajaran biasa (intrakurikuler) tidak terkait dengan pelajaran di sekolah. Program ini dilakukan di sekolah atau di luar sekolah.Kegiatan ini dimaksudkan untuk memperluas pengetahuan siswa, menambah keterampilan, mengenal hubungan antara berbagai mata pelajaran, menyalurkan bakat, minat, menunjang pencapaian tujuan intrakurikuler,
serta
melengkapi
usaha
pembinaan
manusia
Indonesia
seutuhnya.Kegiatan ini dilakukan secara berkala pada waktu-waktu tertentu. a. Kegiatan Keagamaan 1. Pembiasaan baca Al-quran Pengembangan karakter pada peserta didik merupakan salah satu aspek pembiasaan akhlak mulia. Dalam pembiasaan akhlak mulia pada peserta didik yaitu pelaksanaan pengajian di waktu sore hari. SDN 6 Bulango Selatan menyelenggarakan kegiatan pengajian al-quran ini tahun 2011. Hal ini merupakan upaya kepala sekolah untuk menanamkan, mengajarkan peserta didik lebih dekat dengan keagamaan. Kegiatan ini mengajak peserta didik memiliki nilai-nilai religius, jujur, percaya diri. Menurut Kepala Sekolah Rislayati Ishak, dalam wawancaranya beliau menyatakan bahwa: Upaya untuk mengembangkan karakter pada kegiatan Eskul yaitu sekolah menyelenggarakan pengajian tadarus al-quran. Pendidikan agama perlu diarahkan untuk mengembangkan iman, akhlak peserta didik di SDN 6 Bulango Selatan. Adapun guru yang menuntun mereka, melatih dan mengajarkan peserta didikkhusus kami datangkan dari luar yang dibiayai oleh dana Bos. Pada kegiatan ini kami pantau mana peserta didik yang
sudah paham dan jika ada yang sudah fasih dalam melafalkan ayat maka mereka akan diutus untuk mengikuti lomba tilawatil Al-quran. Sebagai kepala sekolah saya selalu memantau kegiatan ini dan membina mereka jika ada yang tidak ikut pengajian. Pembinaan ini dilakukan agar mereka mempunyai keinginan, bertindak sehingga mereka sadar bahwa kegiatan ini sangat penting untuk mereka.(3.1/W/22.5.2012).
Melalui pelaksananaan pengajian Al-quran yang diselenggarakan di SDN 6 Bulango Selatan menunjukkan bahwa kepala sekolah, guru-guru mengutamakan pengembangan karakter keagamaan sebagai proses penanaman nilai
karakter
yang berhubungan dengan Tuhan YME. Penjelasan ini diperkuat oleh Hasjiran Abto selaku guru mata pelajaran PAI, dalam wawancaranya, menyatakan bahwa: Kegiatan pengajian yang dilaksanakan di sekolah ini merupakan upaya kepala sekolah sebagai wujud dari pembinaan kesiswaan agar anak-anak memiliki pengetahuan dibidang keagamaan yang memberikan manfaat bagi mereka kelak. Adapun nilai-nilai yang dikembangkan dalam bentuk kegiatan ini sudah tercantum dalam matriks ekstrakurikuler seperti peserta didik diharapkan memilii nilaireligius, sabar, dan tawakal. Sebagai guru mata pelajaran PAI saya bertanggung jawab dalam penyelenggaraan kegiatan-kegiatan dibidang keagamaan. Dan kegiatan ini sdah dijadwalkan perkelas. (3.1/W/G-MP/23.5.2012). Hal senada juga diungkapkan oleh Noviyanti Saleh selaku guru kelas V, dalam wawancaranya yaitu: Dengan adanya kegiatan dibidang keagamaan yaitu pelaksanaan pengajian Al-quran di sore hari maka peserta didik di SDN 6 Bulango Selatan menunjukkan kemampuan yang baik dimana ada peserta didik kelas III yang sudah bisa membaca ayat-ayat Al-quran dengan suara yang merdu. Pembiasaan positif ini merupakan tujuan dari pengembangan pendidikan keagamaan dengan menanamkan akhlak mulia. Kegiatan ini mendapat dukungan dari masyarakat khususnya para orang tua yang menginginkan agar anaknya pandai dalam membaca Al-quran. (3.1/W/G-K1/23.5.2012). Setelah dikonfirmasi dengan salah satu orang tua peserta didik maka kegiatan ini mendapat dukungan yang positif bagi mereka. Upaya kepala sekolah
ini merupakan langkah yang baik untuk menjadikan peserta didik menjadi manusia yang beriman, bertakwa pada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia. Hasil wawancara dengan Maryam Idris sebagai orang tua peserta didik, dalam wawancara yang dilakukan di rumahnya menyatakan: Sebagai orang tua saya sangat senang dengan kegiatan ini dan kami bersyukur dimana anak-anak kami selain menuntut ilmu di sekolah ini mereka juga diajarkan untuk memahami, mendalami kegiatan keagamaan seperti pelaksanaan pengajian al-quran. Dengan begitu mereka memperoleh bekal untuk mengamalkan nilai-nilai ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari, baik di sekolah, di rumah maupu di lingkungan masyarakat. (3.1/W/OTS/24.5.2012). Penjelasan dari informasi di atas didukung oleh observasi yang dilakukan peneliti pada tanggal 18 Mey 2012. Hasil observasi yaitu: Pada pukul 15.30 wita kegiatan pengajian dilakukan sebelum menunggu guru bimbingan sebagian peserta didik ini terlihat sedang berlatih membaca Al-quran dan ada juga peserta didik yang masih ditingkat Iqra. Setelah itu guru pembimbing datang dan kegiatan pengajianpun dilangsungkan. Kegiatan ini berakhir pada pukul 16.30 wita. (3.1/O/18.5.2012). Informasi-informasi di atas menunjukkan bahwa kegiatan pengajian Alquran merupakan upaya kepala sekolah pada kegiatan ekstrakurikuler untuk menanamkan nilai religius pada peserta didik sebagai wujud dari pembiasaan akhlak mulia. Kepala sekolah bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan ini guruguru juga diberikan tanggun jawab untuk melihat sejauh mana perkembangan peserta didik dalam memahami Al-quran. Upaya yang dilakukan oleh kepala sekolah adalah memberi pembinaan kepada peserta didik yang tidak ikut pada kegiatan ini. Peserta didik dibina agar
mereka memahami makna dari kegiatan sehingga mereka benar-benar mempunyai keinginan yang kuat untuk mengikuti pengajian. 2. Pembiasaan sholat djuhur Pelaksanaan sholat djuhurmerupakan rancangan kegiatan keagamaan yang dilakukan oleh peserta didik di SDN 6 Bulango Selatan. Diharapkan dalam kegiatan ini dapat membentuk karakter religius sebagai nilai yang berkaitan dengan Tuhan YMEuntuk mengamalkan ajaran-ajaran agama yang diikuti oleh sikap dan perilaku. Kegiatan ini dapat membiasakan peserta didik untukmengamalkan nilainilai ajaran agama yang dapat membentuk akhlak mulia.Untuk menanamkan nilai religius ini maka kepala sekolah dan seluruh guru selalu memberikan pengetahuan berupa bimbingan kerohanian baik itu pada kegiatan apel pagi atau di dalam kelas untuk memberikan pemahaman sehingga mereka sadar dan ikhlas melaksanakan kegiatan tersebut. Kepala sekolah selalu mengupayakan agar kegiatan ini dilakukan oleh peserta didik bukan hanya di sekolah tetapi di luar lingkugan sekolah. Untuk itu pembiasaan sholat djuhur ini disosialisasikan melalui rapat bersama orang tua agar mereka mengetahui dan ikut terlibat dalam mengembangkan atau membiasakan anak-anaknya melakukan sholat di rumah. Kegiatan ini sangat penting mengingat bahwa sekolah yang berkomitmen menyelenggarakan pendidikan karakter harus diwujudkan dalam tindakan yang mengarah pada pembinaan akhlak mulia peserta didik. Seperti yang dikemukakan oleh Rislayati Ishak Kepala Sekolah SDN 6 Bulango Selatan yaitu
Pelaksanaan sholat djuhur inisangat penting, karena disamping peserta didik dapat memperoleh nilai religius mereka juga dibiasakan memiliki tindakan yang positif yang perlu dikembangkan untuk anak seumuran mereka. Untuk mendukung kegiatan ini saya mengupayakan penyediaan fasilitas meskipun belum maksimal. Seperti ruang Sholat, alat-alat sholat, tempat air wudhu. Meskipun ada beberapa orang yang tidak melaksanakannya karena alasan-alasan yang dibuat-buat sehingga sebagai kepala sekolah saya selalu memberi bimbingan agar mereka memiliki kesadaran melaksanakan sholat. (3.2/W/KS/22.5.2012). Karakter yang baik terdiri atas proses-proses yang meliputi tahu mana yang baik, keinginan melakukan yang baik dan melakukan yang baik. Dalam kaitan ini proses karakter harus ditunjang oleh kebiasaan dalam bentuk tindakan. Salah satu strategi yang dilakukan yakni pembiasaan sholat djuhur kepada peserta didik yang diikuti oleh sikap dan perilaku guru. Hal senada diungkapkan oleh Hasjiran Abto, dalam wawancaranya yaitu: Untuk mengembangkan karakter peserta didik, SDN 6 Bulango Selatan menerapkan kegiatan sholat djuhur bagi peserta didik. kegiatan ini dapat memberikan pemahaman akan nilai karakter religius yang dikembangkan kepada diri mereka. Kepala sekolah menghimbau agar seluruh warga sekolah ikut bertanggung jawab memberi contoh teladan kepada anakdidiknya sebagai proses penguatan. Dan jika ada peserta didik yang lalai maka kepala sekolah atau guru dapat memberi arahan berupa pemberian nasehat, motivasi sehingga peserta didik tersebut tergugah hatinya dan mau melaksanakan sholat tanpa unsur paksaan.(3.1/W/G-MP/23.5.2012). Setelah dikonfirmasi dengan Maryam Idris sebagai orang tua peserta didik, menyatakan bahwa:
Kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan di sekolah dapat memberikan pengaruh positif bagi perilaku anak kami. Dimana dengan kebiasaan melakukan sholat djuhur di sekolah akan berdampak pada keinginan mereka untuk membiasakan melakukan sholat di rumah. Meskipun kebiasaan ini terasa berat bagi mereka tapi sebagai orag tua kami harus menjadi orang tua teladan yang membimbing setiap hari sehingga akan terbentuk karakter pada diri mereka. (3.1/W/OT/24.5.2012).
Beberapa informasi di atas didukung oleh observasi yang dilakukan oleh peneliti yaitu: Setelah jam pelajaran usai peserta didik dibiasakan untuk melakukan sholat djuhur terlebih dahulu. Tetapi pada kegiatan ini tidak semua peserta didik melaksanakannya karena keterbatasan alat-alat sholat. Guru yang membimbing adalah guru PAI sedangkan guru yang lain terlihat sibuk dengan urusan mereka. (3.1/O/14.5.2012). Penjelasan dari informasi diatas menunjukkan bahwa pelaksanaan kegiatan kegiatn sholat djuhur bersama merupakan kegiatan yang dilakukan oleh peserta didik di luar jam pelajaran. Kegiatan ini secara langsung untuk mengembangkan sikap dan perilaku peserta didik yang mencerminkan nilai religius. Pembiasaan sholat djuhur ini didukung oleh penyediaan fasilitas. Namun pada pelaksanaanya masih terbatas dimana ada peserta didik yang tidak ikut sholat dan ruang sholat pun belum permanen. Selain itu guru dan orang tua diharapkan dapat menjadi teladan bagi pembentukan karakter sehingga pengembangannya diharapkan kebiasaan ini nantinya akan menjadi karakter bagi peserta didik di SDN 6 Bulango Selatan.
3. Kegiatan Pramuka Kegiatan pramuka merupakan salah satu kegiatan ekstrakurikuler yang mengajarkan
danmembentuk
nilai-nilai
karakter
seperti
membangun
kesetiakawanan, membangun kejujuran, menumbuhkan sikap toleransi, memupuk kebiasaan bekerjasama, menumbuhkan rasa tanggung jawab, menegakkan disiplin, menumbuhkan semangat kerja keras, menumbuhkan percaya diri, menumbuhkan sikap pantang menyerah dan tidak putus asa.
SDN 6 Bulango Selatan menyelenggarakan kegiatan pramuka untuk memberikan dampak meningkatkan pengetahuan, penyaluran bakat minat siswa. Kegiatan ini ada yang dilaksanakan perorangan maupun kelompok. Banyak nilai karakter yang dapat dikembangkan kepada peserta didik pada kegiatan ini dengan memanfaatkan potensi alam lingkungan. Hasil wawancara dengan Kepala Sekolah Rislayati Ishak, beliau menyatakan bahwa: Penyelenggaraan kegiatan pramuka merupakan aspek pengembangan diri peserta didik. kepala sekolah selalu berupaya agar kami guru-guru ikut terlibat pada kegiatan ini. Nilai-nilai karakter yang dikembangkan pada peserta didik antara lain: 1. Melalui kegiatan luar ruang akan terbentuk karakter keberanian, kerja sama; 2. Kegiatan dalam ruang membentuk jiwa kepemimpinan; 3. Melatih peserta didik untuk bersikap mandiri dengan segala keterbatasan fasilitas yang disediakan; 4. Melatih peserta didik bersikap kreatif; 5. Memberikan motivasi da semanagat dengan bernyanyi dan bertepuk tangan.; 6. Kegiatan api unggun dapat memupuk kebersamaan mereka. Kegiatan ini ada yang dilakukan secara perorangan juga secara berkelompok. (3.2/W/G-K1/23.5.2012). Sementara itu kegiatan ekstrakurikuler apa saja, bergantung pada jenis dan tujuan kegiatan selalu ada nilai karakter yang dikembangkan. Hal senada diungkapkan oleh Ratna Azis Hasan, yaitu: Kegiatan pramuka secara langsung dapat menanamkan nilai-nilai karakter yang diharapkan oleh semua warga sekolah. Dimana kegiatan ini sangat disenangi oleh peserta didik yang mengajarkan mereka arti kerja sama, tolong menolong. Dengan kegiatan ini mereka dapat merefleksikan diri dari berbagai kegiatan kurikuler di sekolah. Kegiatan ini pula dapat mempereat hubungan guru, siswa dan orang tua. (3.2/G-MP/23.5.2012). Penjelasan ini diperkuat oleh ketua Komite Sekolah Harun Anwar, dalam wawancara yang dilakukan di kediamannya. Beliau menyatakan bahwa: Sebagai ketua komite di sekolah ini saya sangat mendukung segala kegiatan sekolah seperti pramuka. Salah satu kegiatan yang menunjang penyaluran minat bakat peserta didik yaitu penyelnggaraan pramuka. Pembentukan karakter sangat jelas pada kegiatan ini dimana berbagai
kegiatannya membiasakan peserta didik untuk dapat bertahan di lingkungan alam serta mengajarkan mereka arti kerja sama, tolong menolong. (3.2/W/Ko.S/24.5.2012).
Penjelasan dari beberapa informasi di atas menunjukkan bahwa kegiatan pramuka merupakan kegiatan ekstrakurkuler yang membentuk karakter peserta didik melalui kegiatan-kegiaan yang dilaksanakan. Nilai-nilai karakter yang dikembangkan pada peserta didik antara lain: 1. kegiatan luar ruang akan terbentuk karakter keberanian, kerja sama; 2. Kegiatan dalam ruang membentuk jiwa kepemimpinan; 3. Melatih peserta didik untuk bersikap mandiri dengan segala keterbatasan fasilitas yang disediakan; 4. Melatih peserta didik bersikap kreatif; 5. Memberikan motivasi da semanagat dengan bernyanyi dan bertepuk tangan.; 6. Kegiatan api unggun dapat memupuk kebersamaan mereka. Kegiatan ini dapat dilakukan secara peroragan atau kelompok.
4. Kegiatan Olimpiade/Sains, seni dan Olah raga Penyelenggaraan lomba merupakan kegiatanselain mengasah kemampuan akademik juga memiliki dimensi pendidikan karakter, seperti: nilai kejujuran, kerja keras, penghargaan terhadap perbedaan, rasa nasionalisme. Jenis kegiatan yang dilombakan pada tingkat pendidikan dasar, seperti: olimpiade Sains Nasional (OSN), Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN), Festival & Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N). Menurut Rislayati Ishak selaku Kepala sekolah, dalam wawancaranya menyatakan bahwa:
Untuk mengembangkan kemampuan peserta didik serta membentuk karakter maka upaya yang dilakukan yaitu mengikutsertakan peserta didik pada kegiatan olmipiade/sains, seni dan olah raga. Tidak semua kegiatan diikuti oleh peserta didik di SDN 6 Bulango Selatan. Hanya ada beberapa kegiatan yang dapat ditunjukkan oleh peserta didik sampai di tingkat Nasional yaitu Lomba Pidato berbahasa Indonesia. Untuk kegiatan lain kami hanya sampai pada tingkat kabupaten dan Provinsi. Meskipun demikan saya sangat bangga dimana peserta didik di sekolah ini mampu menunjukkan kemampuannya untuk bersaing sampai di tingkat Nasional. (3.3/W/KS/22.5.2012). Senada yang dikatakan oleh Noviyanti Saleh dalam wawancara sebagai berikut: Untuk kegiatan ekstrakurikuler ini, upaya yang ditempuh kepala sekolah meliputi mengembangkan kelompok minat, bakat yakni menjaring peserta didik yang memiliki potensi di bidang kesenian atau olahraga, melatih peserta didik yang memilki keterampilan berpidato. Semua kegiatan ini dapat mengembangkan karakter peserta didik sehingga untuk tahun akan datang sekolah ini lebih maju terutama memiliki peserta didik yang unggul dan berkarakter. (3.3/W/GK/23.05.2012). Penjelasan ini diperkuat oleh Hasjiran Abto, dalam wawancaranya yaitu: Kegiatan yang diikuti oleh peserta didik antara lain lomba pidato, MTQ, renang, olimpiade sains, lomba IPA, lomba komputer, kaligrafi. Berbagai kegiatan ini semuanya dapat mengembangkan karakter peserta didik. dalam hal ini kepala sekolah selalu berusaha agar sekolah ini menjadi sekolah yang terbaik dengan memiliki peserta didik yang unggul dalam prestasi maupun berkarakter. (3.3/W/G-MP/23.5.2012). Informasi ini didukung oleh Maryam Idris selaku orang tua peserta didik, dalam wawancara sebagai berikut: Kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan oleh sekolah sangat penting karena peserta didik dapat menyalurkan minat, bakat, dan membentuk kepribadian/karakter. Kita selaku orang tua bangga dengan prestasi yang dicapai oleh anak-anak kami dalam berbagai kegiatan seperti olimpiade sains, MTQ, renang, lomba pidato bahkan mereka mengikuti lomba pidato sampai ke tingkat Nasional. (3.3/W/OT/24.05.2012). Pengembangan kegiatan untuk tahun-tahun akan datang diupayakan oleh kepala sekolah dengan meningkatkan terus kemampuan/potensi yang dimiliki oleh
peserta didik. upaya yang dilakukan berupa melatih, membina peserta didik yang dibimbing oleh guru-guru atau instruktur yang berpotensi sehingga sekolah ini banyak mengukir prestasi. Informasi ini diperkuat oleh Ketua Komite Sekolah Harun Anwar di rumahnya, Beliau mengemukakan Bahwa: SDN 6 Bulango Selatan ini memiliki lulusan-lulusan yang membanggakan baik dari segi kualitas`maupun karakter. Hal ini terbukti mereka selalu meraih nilai yang bagus dalam Ujian Nasional (UN) baik itu ditingkat kecamatan maupun ditingkat kabupaten. Selain itu mereka banyak meraih prestasi dalam berbagai kegiatan-kegiatan baik itu kegiatan di tingkat kecamatan bahkan sampai ke tingkat Nasional. untuk tahun-tahun yang akan datang saya selaku komite sekolah sebagai penghubung antar sekolah dan masyarakat akan memberi bantuan baik itu tenaga maupun dana demi kemajuan sekolah ini. (2.2/W/KS/25.05.2012). Hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa pada kegiatan perlombaan olimpiade/sains, seni dan olah raga diselenggarakan oleh sekolah untuk mengembangkan karakter melalui berbagai lomba yang diadakan. Strategi ini meliputi penyaluran kemampuan/potensi minat, bakat yang dimiliki oleh peserta pada setiap jenis kegiatan seperti O2SN, FL2SN, OSN. kegiatan ini memiliki nilai seperti kejujuran, kerja keras yang patut dikembangkan.
B. Temuan Penelitian Berdasarkan temuan penelitian dari data yang berhasil dikumpulkan dan hasil wawancara yang diperoleh dari semua informan tentang strategi kepala sekolah dalam pengembangan karakter, temuan yang dikemukakan pada bagian ini berdasarkan pada paparan data yang di peroleh di lapangan dan dirumuskan berdasarkan interpretasi data.
Penyajian temuan ini bertujuan untuk menjawab permasalahan penelitian sebagaimana yang telah dikemukakan pada bab pendahuluan. Berdasarkan pada fokus penelitian dan pemaparan data yang telah disajikan sebelumnya, akhirnya dihasilkan temuan-temuan sebagai berikut:
1. Strategi Pengembangan Karakter Dalam Kegiatan Intrakurikuler a. Merancangpengembangan karakter di Sekolah Menyusun rancangan kegiatan yang berkaitan dengan pendidikan karakter merupakan upaya kepala sekolah agar peserta didik dapat menguasai karakter dan merealisasikannnya dalam kehidupan sehari-hari. Pembentukan karakter inidapat diintegrasikan melalui kegiatan-kegiatan di sekolah seperti kegiatan intrakurikuler, kegiatan kokurikuler dan kegiatan ekstrakurikuler. Dalam merancang kegiatan ditetapkan beberapa tahapan seperti jenis kegiatan yang dilakukan didasarkan pada tujuan, pihak-pihak yang terkait, mekanisme pelaksanaan dan jadwal pelaksanaan. Rancangan kegiatan ini dibahas pada awal semester tahun 2011, kepala sekolah mengadakan rapat yang dihadiri oleh ketua komite sekolah, seluruh staf sekolah serta orang tua peserta didik. Upaya kepala sekolah dalam mengembangkan karakter
peserta didik
dapat disimpulkan diawali dengan merancang kegiatan yang terdiri dari 1) jenis kegiatan; 2) pengembangan setiap jenis kegiatan; 3) pelaksanaan setiap kegiatan di sekolah berdasarkan tujuan, jadwal, pihak-pihak yang terlibat dalam pembentukan karakter. Dengan rancangan kegiatan ini diharapkan peserta didik
dan seluruh warga sekolah dapat bertanggungjawab dengan pelaksanaan kegiatan yang dilakukan di SDN 06 Bulango Selatan.
b. IntegrasiKarakter pada Mata Pelajaran Penanaman nilai karakter pada mata pelajaran merupakan salah satu upaya kepala sekolah agar peserta didik dapat mengenal, memahami setiap nilai dalam setiap mata pelajaran. Ada dua mata pelajaran dalam struktur kurikulum yang terkait langsung dengan pengembangan budi pekerti dan akhlak mulia yaitu mata pelajaran agama dan Pkn. Kedua mata pelajaran ini merupakan mata pelajaran yang secara langsung mengenalkan nilai-nilai sampai pada penghayatan nilai-nilai oleh peserta didik. Nilai-nilai yang termuat dalam mata pelajaran diharapkan dapat menjadikan peserta didik menerima sejumlah nilai atau dengan adanya nilai tersebut perilaku mereka dapat berubah. Dalam hal ini kepala sekolah selalu memberikan arahan kepaa guru agar mereka dapat memahami setiap nilai yang ingin dikembangkan sehingga sesuai dengan mata pelajaran.
c. Menggunakan Perangkat Pembelajaran berlandaskan Karakter Upaya kepala sekolah agar guru-guru dapat menggunakan perangkat pembelajaran berlandaskan karakter, hal ini dapat membantu pengembangan nilai pada peserta didik sehingga nilai tersebut dapat menjadi karakter peserta didik.
Guru-guru di SDN 6 Bulango selatan dalam mengajar telah mengacu pada silabus dan RPP yang memuat nilai-nilai karakter. Sebelumnya mereka telah mendapatkan pelatihan tentang cara penyusunan RPP melalui KKG. Akan tetapi guru harus dibimbing dan diarahkan oleh kepala sekolah maupun pengawas sekolah
pada
pembelajaran
pelaksanaan yang
dapat
pembelajaran ditambahkan
mereka dalam
mengetahui kegiatan
KBM
kegiatan untuk
mengembangkan karakter. Hal ini dirasa perlu karena tidak semua guru memiliki kompetensi yang sama juga memahami karakter apa yang dapat dikembangkan pada peserta didik
d. Penggunaan metode pembelajaran Penggunaan metode pembelajaran merupakan upaya kepala sekolah agar proses pembelajaran berlangsung efektif dimana guru dapat mengembangkan karakter pada peserta didik. Pada pelaksanaan pembelajaran guru menggunakan berbagai metode pembelajaran yang disesuikan dengan materi ajar. Seperti pada kelas V guru menggunakan metode diskusi. Guru membagi peserta didik dalam kelompok yang terdiri dari 3 orang. Dari kegiatan pembelajaran penggunaan metode disesuaikan dengan materi yang diajarkan sehingga pada metode ini setiap kelompok dapat memberikan pendapatnya sesuai dengan tema yang diberikan guru.Penggunaan metode diskusi ini nilaiyang dikembangkan seperti rasa percaya, berpikir logis, tanggung jawab.
Merancang kegiatan
Integrasi nilai mata pelajaran Strategi sekolah
pada
Kepala Pengembangan perangkat pembelajaran
Penggunaan pembelajaran
metode
Pembentukan nilai karakter peserta didik
Gambar 4.1 Diagram Konteks Strategi pengembangan karakter dalam kegiatan intrakurikuler
2. Strategi Pengembangan Karakter dalam Kegiatan Kokurikuler a. Pemberian Tugas yang sesuai dengan Materi ajar Pemberian tugas pada peserta didik harus di SDN 6 Bulango Selatan disesuaikan dengan materi ajar yang mereka dapatkan pada setiap pokok bahasan. Pada kegiatan pembelajaran, mata pelajaran IPA di kelas V, guru memberikan tugas mandiri berupa mengelompokkan hewan yang bertulang belakang dan yang tidak bertulang belakang. Pemberian tugas ini dikerjakan oleh peserta didik di rumah dan akan dikumpul pada esok harinya. Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana peserta didik memahami, mendalami setiap materi yang telah didapatkan padamata pelajaran IPA. Tugas-tugas yang diberikan guru sebagai pekerjaan rumah (PR) pada mata pelajaran lain sangat beragam tugas antara lain berupa membuat anyaman, kliping, mengerjakan soal-soal, membuat kesimpulan atau ringkasan dari buku. Pemberian
tugas
ini
tentunya
akan
di
nilai
oleh
guru
yang
diperhitungkan/ditambahkan pada nilai raport.
b. Kegiatan Pengamatan Selain pemberian tugas secara mandiri, peserta didik juga diberikan tugas berupa kegiatan pengamatan. Kegiatan ini bisa berlangsung di luar lingkungan sekolah atau didalam lingkungan sekolah. Kegiatan pengamatan ini untuk mengetahui perkembangan karakter peserta didik dari segi pengetahuan sampai pada pemahaman bagaimana peserta didik dapat mengaitkan
materi yang
didapatkan di dalam kelas dengan penerapan dalam lingkungan sekitar.
Kegiatan pengamatan yang dilakukan seperti peserta didik dapat mengamati tumbuhan hijau yang ada di lingkungan sekitar. Pada proses ini guru melakukan pengamatan terhadap kegiatan yang dilakukan oleh peserta didik serta memberikan penjelasan sehingga mereka memahami yang diperintahkan oleh guru. Nilai karakter yang dikembangkan pada kegiatan ini yaitu mereka dapat bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan, memiliki percaya diri terhadap hasil yang diperoleh dan terbentuknya kerja tim/kelompok sehingga guru dapat menilai kerjasama dari kelompok tersebut.
Pemberian Tugas
Strategi Kepala
Pengembangan kemampuan siswa
Sekolah
Kegiatan Pengamatan
Gambar 4.2 Diagram konteks strategi pengembangan karakter dalam kegiatan kokurikuler
3. Strategi Pengembangan Karakter dalam Kegiatan Ekstrakurikuler a. Kegiatan Keagamaan Pelaksanaan kegiatan keagmaan merupakan aspek pengembangan diri pada kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan membentuk akhlak mulia pada diri peserta didik. SDN 6 Bulango Selatan menyelenggarakan kegiatan-kegiatan keagamaan diantaranya pelaksanaan pengajian di sore hari bagi seluruh peserta didik dan pembiasaan sholat djuhur bagi peserta didik kelas IV, V, VI.
1. Pelaksanaan Pengajian Kegiatan pengajian merupakan upaya kepala sekolah untuk mengentaskan buta huruf al-quran. Pengajian ini telah dijadwalkan sesuai mekanisme
pelaksanaan. Jadwal kegiatan ini diadakan pada hari Jumat-Minggu pada pukul 15.30 wita. Adapun guru pembimbing yang mengajarkan peserta didik adalah seorang yang memiliki kemampuan dibidangnya yang dibayar oleh sekolah dengan menggunakan dana Bos. Kepala sekolah memberikan tugas bagi guru sebagai penanggung jawab kegiatan.
2. Pembiasaan Sholat djuhur Pembiasaan sholat djuhur bersama merupakan upaya yang telah dirancang oleh kepala sekolah agar peserta didik di SDN 6 Bulango Selatan memiliki nilainilai religius yang berhubungan dengan Tuhan YME. Untuk mendukung kegiatan ini maka kepala sekolah mengupayakan penyediaan ruang sholat meskipun belum permanen, tempat air wudhu dan perlengkapan alat-alat sholat. Dalam setiap pelaksanaan ada juga peserta didik yang tidak ikut sholat sehingga hal ini kepala sekolah, guru memberikan pembinaan agar mereka dapat memahami dan mempunyai keinginan untuk melaksanakannya.
b. Kegiatan Pramuka Kegiatan pramuka merupakan upaya yang dilakukan oleh kepala sekolah dalam pembinaan kesiswaan yang termaktub dalam matriks ekstrakurikuler. Pelaksanaan kegiatan pramuka dapat mengembangkan nilai-nilai antara lain kerja sama, keberanian, tolong menolong. Selain itu pembinaan kegiatan ini ada yang dilakukan perorangan yang dapat memupuk jiwa kepemimpinan juga kegiatan kelompok yang dapat membentuk nilai kerja sama, tolong menolong. Dari
kegiatan ini diharapkan dapat membentuk kepribadian yang dapat ditunjukkan oleh sikap dan tindakan dalam kehidupan sehari-hari.
c. kegiatan lomba olimpiade/sains,seni dan olah raga Pelaksananan kegiatan lomba olimpiade/sains, seni dan olah raga merupakan kegiatan yang diselenggarakan bagi peserta didik untukberadu kompetensi mengenai bakat, minat yang mereka miliki. SDN 6 Bulango Selatan setiap kegiatan selalu mengutus peserta didik yang terbaik. Kegiatan ini selain dapat mengembangkan kompetensi peserta didik juga menambah pengalaman sehingga dengan pengalaman ini akan nampak karakter yang diharapkan oleh sekolah. SDN 6 Bulango Selatan mempunyai putra-putri terbaik yang patut dibanggakan. Hal ini dibuktikan dengan adanya prestasi yang mereka capai baik di tingkat kecamatan, kabupaten, provinsi bahkan samapai ketingkat Nasional.
kegiatan keagamaan Kegiatan pramuka Strategi Kepala Sekolah Mengadakan lomba
Pengembangan Diri
Gambar 4.3
Diagram konteks strategi pengembangan karakter dalam kegiatan ekstrakurikuler
C. Pembahasan Hasil Penelitian 1. Strategi Pengembangan Karakter dalam Kegiatan Intrakurikuler a. Merancangpengembangan karakter di sekolah Penyusunan rancangan merupakan salah satu strategi yang dilakukan untuk menyelenggarakan pendidikan karakter. Menurut Akdon (2009: 5) strategi dalam manajemen sebuah organisasi diartikan sebagai kiat, cara dan taktik utama yang dirancang secara sisematis dalam melaksanakan fungsi-fungsi manajemen, yang terarah pada tujuan strategik organisasi dan rancangan bersifat sistematik disebut perencanaan strategik. Pelaksanaan kegiatan yang berkaitan dengan pendidikan karakter di SDN 06 Bulango Selatan diawali dengan rapat pada awal tahun pelajaran yang dihadiri oleh ketua komite sekolah, seluruh staf sekolah serta orang tua peserta didik. Rapat ini membahas tentang kegiatan-kegiatan yang berkaitan denga pendidikan karakter melalui proses pembiasaan karakter yang akan diterapkan pada seluruh warga sekolah. Kegiatan ini dirancang sedemikan rupa agar tujuan pendidikan karakter dapat dicapai. Aqib dan Sujak (2010: 14 mengemukakan rancangan kegiatan ini meliputi: 1) mengidentifikasi jenis-jenis-jenis kegiatan di sekolah yang dapat merealisasikan pendidikan karakter yang perlu di kuasai oleh peserta didik dan direalisasikan
oleh
peserta
didik
dalam
kehidupan
sehari-hari
;
2)
mengembangkan materi pembelajaran untuk setiap kegiatan di sekolah; 3) mengembangkan pelaksanaan setiap kegiatan di sekolah; 4) menyiapkan fasilitas
pendukung keterlaksanaan pelaksanaan kegiatan pembentukan karakter di sekolah. Penyusunan rancangan kegiatan ini sangat penting agar pengembangan karakter dapat dilaksanakan oleh peserta didik serta menjadi tanggung jawab bagi seluruh warga sekolah
b. Integrasi karakter pada`mata pelajaran Nilai-nilai karakter merupakan upaya yang harus diintegrasikan pada mata pelajaran. Salah satu upaya yang dilakukan untuk membentuk karakter peserta didik yaitu dengan menanamkan nilai-nilai karakter secara integrasi pada mata pelajaran.Nilai-nilai tersebut disesuaikan dengan mata pelajaran yang nantinya peserta didik dapat menerima nilai-nilai tersebut dan diwujudkan dalam tindakan sehari-hari. SDN 6 Bulango Selatan, setiap mata pelajaran terdapat nilai-nilai karakter yang membentuk karakter. Implementasi pembelajaran nilai-nilai tersebut dapat diintegrasikan dalam kurikulum, pendekatan lain adalah menerapkannya dalam mata pelajaran yang cocok dan sesuai dengan nilai-nilai. Misalnya nilai demokrasi dan patriotisme diajarkan dalam pendidikan kewarganegaraan. (dalam Samani dan Hariyanto (2010: 54). Setiap mata pelajaranterdapat indikator-indikator karakter yang bersumber dari olah hati, olah pikir, olah raga maupun olah rasa dan karsa. Kemudian nilainilai ini dipilah-pilah disesuaikan dengan mata pelajaran. Hal ini merupakan proses penanaman nilai-nilai karakter kepada peserta didik dimana guru harus
memahami karakter apa yang ingin dicapai pada kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan.
c. Menggunakan perangkat pembelajaran yang berlandaskan karakter Kegiatan pembelajaran selain untuk menjadikan peserta didik menguasai kompetensi juga dirancang agar peserta didik dapat mengenal, memahami dan menginternalisasi nilai-nilai dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Saat ini guru-guru di SDN 6 Bulango Selatan diharuskan mengacu pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP )yang memuat nilai-nilai karakter. Untuk memahami penyusunan RPP tersebut maka guru telah mendapatkan petunjuk melalui pelatihan pada KKG. Tahap selanjutnya guru harus merancang sendiri RPP tersebut dengan menambahkan kegiatan pembelajaran yang dapat mengembangkan karakter peserta didik. Guru harus mampu mendesain pembelajaran dalam meningkatkan pengembangan pendidikan karakter melalui program pembelajaran seperti silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ) dalam proses pembelajaran. Proses pembelajaran dilakukan oleh semua guru mata pelajaran melalui integrasi materi-materi di setiap mata pelajaran dengan nilai-nilai tertentu yang akan diperkuat menjadi sikap dari peserta didik. (Sumar, 2012 :45). Tahapan yang dilakukan oleh guru untuk melaksanakan pembelajaran yaitu menyusun program pembelajaran berbasis nilai-nilai karakter, guru dapat melakukan apersepsi yang kontektual dengan kehidupan nyata untuk menyiapkan peserta didik siap belajar, melakukan pembelajaran sebagaimana didesain dalam
silabus dan RPP dalam pelaksanaan kegiatan inti pembelajaran guru dapat menerapkan nilai-nilai karakter pada setiap skenario pembelajaran, melakukan evaluasi melalui pengamatan nilai-nilai yang muncul dalam perilaku peserta didik. (Sumar, 2012 : 45 ). Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ) yang telah dirancang sendiri oleh guru harus memperhatikan SK dan KD yang harus dicapai peserta didik. Guru harus mengadaptasi RPP dengan maksud sebagai berikut: 1. Penambahan dan/atau modifikasi kegiatan pembelajaran sehingga ada kegiatan pembelajaran yang mengembangkan karakter; 2. Penambahan indikator pencapaian sehingga ada indikator yang terkait dengan pencapaian peserta didik dalam hal karakter; 3. Penambahan teknik penilaian sehingga ada teknik penilaian yang dapat mengukur perkembangan karakter. (dalam Aqib dan Sujak 2011 :58).
d. Penggunaan Metode yang tepat Penggunaan metode pembelajaran yang tepat dalam proses pembelajaran secara langsung dapat menanamkan nilai-nilai karakter serta nilai-nilai tersebut dapat disampaikan sesuai dengan tujuan pembelajaran. Penggunaan metode pembelajaran sesuai denga bahan ajar. Kepala sekolah mengupayakan agar guru dalam mengajar harus disesuaikan dengan metode apa yang dipakai sehingga pembelajaran akan berlangsung efektif. Beberapa metode yang dapat diterapkan oleh guru yaitu metode bercerita, metode diskusi, metode simulasi, dan metode pembelajaran
kooperatif. Sejumlah nilai karakter dapat dikembangkan pada peserta didik melalui metode pembelajaran kooperatif. (dalam Aqib dan Sujak 2011: 159). Namun, pemilihan materi terkait dengan pengembangan karakter akan lebih memperkuat efektivitas metode ini dalam implementasi pendidikan karakter.
2. Strategi Pengembangan Karakter dalam Kegiatan Kokurikuler a. Pemberian tugas Pada kegiatan kokurikuler pemberian tugas rumah merupakan kegiatan tambahan untuk menunjang kegiatan intrakurikuler. Adapun tugas yang diberikan oleh guru ini ada yang dikerjakan perorangan maupun tugas yang dikerjakan secara berkelompok. Peserta didik di SDN 6 Bulango Selatan diupayakan dapat memahami materi yang mereka dapatkan dalam kegiatan belajar mengajar dan hal ini merupakan proses penilaian yang diberikan oleh guru untuk melihat sejauh mana peserta didik dapat memahami materi yang diajarkan. Dan hasil penilaian ini akan dimasukkan dalam raport. Guru-guru memberikan tugas kepada peserta didik sesuai dengan pokok bahasan. Pemberian tugas rumah ini untuk melatih peserta didik agar mereka mandiri mengerjakan tugas sebagai wujud dari pengembangan karakter. Dengan tugas yang diberikan akan melatih mereka membiasakan diri untuk memiliki nilai percaya diri dengan hasil yang dicapai. Dengan demikian kepala sekolah akan mengetahui kemampuan peserta didik melalui pencapaian hasil yang diperoleh pada setiap mata pelajaran.
b. Kegiatan Pengamatan Kegiatan pengamatan field study ( belajar
di lapangan/ Obyek belajar )
merupakan kegiatan siswa yang dilakukan dengan tujuan untuk melengkapi pengetahuan dan keterampilan yang didapatkan di kelas. Kegiatan field study dapat berupa pengamatan, percobaan atau eksperimen, dan diakhiri dengan penyusunan laporan.Objek pengamatan dapat bervariasi sesuai dengan tema. Kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh peserta didik di SDN 6 Bulango Selata diharapkan dapat mengebangkan karakter. Guru mengamati apa yang dilakukan oleh peserta didik selama kegiatan ini berlangsung dengan begitu guru akan memperoleh informasi tentang perkembangan peserta didik dan proses kegiatannya sampai pada tahap hasil kegiatan. Selain itu guru dapat membimbing apabila ada kelompok yang tidak memahami tentang kegiatan yang dilakukan. Penilaian terhadap hasil tugas peserta didik akan dimasukkan pada nilai raport. Pemberian tugas berupa pengamatan yang diberikan oleh guru di SDN 6 Bulango Selatan ini tidak menjadi beban yang berat bagi peserta didik akan tetapi melatih peserta didik mendalami dan menghayati bahan pelajaran serta melatih mereka bertanggung jawab dalam melaksanakan tugas.
3. Strategi Pengembangan Karakter dalam Kegiatan Ekstrakurikuler a. Kegiatan Keagamaan 1.
Pembiasaan baca Al-quran Pengembangan karakter yang dilakukan di SDN 6 Bulango Selatan
diwujudkan dalam pendidikan agama yaitu pelaksanaan pengajian di sore hari. Kegiatan ini dapat mengembangkan iman, taqwa dan akhlak mulia peserta didik. Kegiatan baca al-quranyang dilaksanakan di SDN 6 Bulango Selatan, merupakan upaya kepala sekolah sebagai wujud dari pembinaan kesiswaan agar anak-anak memiliki pengetahuan dibidang keagamaan. Adapun nilai-nilai yang dikembangkan dalam bentuk kegiatan ini sudah tercantum dalam matriks ekstrakurikuler berupa nilai religius, sabar, dan tawakal. Peserta didik memperoleh bekal untuk mengamalkan nilai-nilai ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari, baik di sekolah, di rumah maupun di lingkungan masyarakat melalui kegiatan-kegiatan keagamaan. Kegiatan ini sudah dijadwalkan perkelas.
2.
Pembiasaan Sholat Djuhur Pelaksanaan sholat djuhur merupakan kegiatan yang dapat menumbuhkan
iman dan takwa pada peserta didik. Peserta didikdi SDN 6 Bulango Selatan telah menerapkan kepada seluruh peserta didiknya dari kelas III sampai kelas VI untuk membiasakan diri melakukan sholat djuhur bersama. Untuk mendukung kegiatan ini saya mengupayakan penyediaan fasilitas meskipun belum maksimal. Seperti ruang sholat, alat-alat sholat, tempat air wudhu.
Kegiatan ini dapat memberikan pengaruh positif bagi perilaku anak didik untuk melakukan kebiasaan-kebiasaan yang baik. Meskipun kebiasaan ini terasa berat bagi mereka tapi kepala sekolah maupun guru-guru dan orang tua harus menjadi teladan yang membimbing setiap hari sehingga akan terbentuk karakter pada diri mereka.
b. Kegiatan Pramuka Kegiatan pramuka merupakan salah satu
aspek pembinaan kesiswaan
untuk meningkatkan iman dan takwa kepada Tuhan YME. Di SDN 6 Bulango Selatan menyelenggarakan kegiatan ini untuk mengembangkan nilai-nilai karakter. Kepramukaan adalah proses pendidikan di luar lingkungansekolah dan di luar lingkungan keluarga dalam bentuk kegiatanmenarik, menyenangkan, sehat, teratur, terarah, praktis yang dilakukandi alam terbuka dengan prinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaan, yang sasaran akhirnya pembentukan watak, akhlak danbudi pekerti luhur. ( Samani dan Hariyanto 2011 :120 ) Kegiatan pramuka secara langsung dapat menanamkan nilai-nilai karakter yang diharapkan oleh semua warga sekolah Nilai-nilai karakter yang dikembangkan pada peserta didik berupa keberanian, kerja sama. Kegiatan ini juga dapat melatih seseorang untuk memiliki jiwa kepemimpinan.
Melatih
peserta didik untuk bersikap mandiri dengan segala keterbatasan fasilitas yang disediakan. Memberikan motivasi semangat dengan bernyanyi dan bertepuk tangan. Kegiatan api unggun dapat memupuk kebersamaan mereka. Kegiatan ini ada yang dilakukan secara perorangan juga secara berkelompok.Kegiatan ini
dapat merefleksikan diri dari berbagai kegiatan kurikuler di sekolah serta dapat mempereat hubungan guru, siswa dan orang tua.
c. Kegiatan lomba olimpiade/sains, seni, dan olah raga Penyelenggaraan pengembangan karakter peserta didik dapat ditempuh melalui
strategi
perlombaan/pertandingan.
Strategi
ini
ditempuh
untuk
menyediakan wahana belajar berkompetisi secara sehat, memperluas pergaulan, dan meningkatkan kemampuan dalam bidang ilmu pengetahuan. SDN 6 Bulango Selatan selalu mengikutsertakan peserta didik untuk mengikuti berbagai kegiatan yang diselenggarakan ditingkat gugus, kecamatan, kabupaten sampai ke tingkat Nasional. Adapun jenis kegiatan yang diikuti oleh peserta didik seperti olimpiade sains, renang, pidato, MTQ, vokalia, tilwah, kaligrafi, lomba mata pelajaran.semua kegiatan ini menjadi ajang bagi peserta didik untuk dapat berkompetisi secara sehat, menunjukkan kemampuan yang membentuk karakter. Kegiatan yang diikuti oleh peserta didik di SDN 6 Bulango Selatanpada beberapa kegiatan menunjukkan hasil yang membanggakan yang dibuktikan oleh prestasi yang dicapai oleh peserta didik yaitu pada tahun 2010 peserta didik di SDN 6 Bulango Selatan meraih juara I dalam lomba pidato di tingkat Nasional dan tahun 2011 meraih juara I di tingkat provinsi.
Strategi Kepala Sekolah
Kegiatan Intrakurikuler - Merancang kegiatan - Integrasi nilai pada matpel - Perangkat pembelajaran - Penggunaan metode
Kegiatan Kokurikuler
Kegiatan Ekstrakurikuler
-
Pemberian Tugas
-
-
Kegiatan pengamatan
Kegiatan Keagamaan
-
Kegiatan Pramuka
-
Kegiatan lomba
Menghasilkan peserta didik yang unggul dan berkarakter Gambar.
4.3
Diagram Konteks strategi kepala pengembangan karakter peserta didik.
sekolah
dalam