BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Unit Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Nglinduk yang beralamatkan di dusun Kandangan Desa Nglinduk Kecamatan Gabus Kabupaten Grobogan. Unit penelitian ini adalah siswa kelas IV di SD Negeri 1 Nglinduk. Secara lebih rinci distribusi unit penelitian disajikan pada tabel 4.1 berikut. Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Unit Penelitian No 1 2
Kelas IVA 1VB Jumlah
Jumlah Siswa 23 23 46
Persentase
Kelompok
50% 50% 100%
Kontrol Eksperimen
Pada tabel 4.1 dapat dilihat bahwa ada 46 siswa yang digunakan sebagai unit penelitian yaitu siswa kelas IVA dan IVB. Dalam penelitian ini unit penelitian dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Kelompok kontrol adalah siswa kelas IVA dengan jumlah 23 siswa. Kelompok eksperimen adalah siswa kelas IVB dengan jumlah 23 siswa.
4.2 Hasil Penelitian Pelaksanaan penelitian dimulai dari mengidentifikasi masalah di lapangan dengan melakukan wawancara dengan guru kelas IV di SD Negeri 1 Nglinduk. Setelah menemukan permasalahan di lapangan, langkah selanjutnya yang dilakukan adalah menyusun proposal penelitian, instrumen penelitian, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), surat ijin penelitian, dan melakukan uji coba terhadap instrumen penelitian yang akan digunakan. Sebelum eksperimen dilaksanakan yang dilakukan adalah mengambil data awal tentang hasil belajar dan data amatan. Langkah berikutnya adalah melakukan pengambilan data awal untuk mengetahui hasil belajar antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dalam keadaan setara dengan menggunakan hasil 40
41
pengerjaan tes I dengan materi yaitu kegiatan ekonomi dalam memanfaatkan sumber daya alam. Setelah proses eksperimen selesai, dilakukan analisa statistik dari data yang telah terkumpul untuk kemudian disusun dalam bentuk laporan penelitian.
Observasi Aktivitas Guru Dalam Implementasi RPP Observasi ini dilakukan untuk menilai kegiatan guru dalam pembelajaran terhadap kesesuaian dengan RPP yang dipakai. Observasi aktivitas guru dalam implementasi RPP dilakukan pada kelompok eksperimen. Observasi ini menggunakan lembar observasi yang disajikan pada lampiran 9. Hasil observasi aktivitas guru meliputi kemampuan guru dalam melakukan kegiatan awal pembelajaran, kegiatan inti dan penutup. Dalam setiap kegiatan memuat beberapa indikator. Observasi aktivitas guru dalam implementasi RPP terdiri dari 13 indikator dengan skor maksimal 4 dan skor minimal 1. Observasi aktivitas guru pada pertemuan pertama, pada kegiatan awal pembelajaran terdapat tiga indikator. Indikator pertama yang berupa melakukan kegiatan apersepsi, guru memperoleh skor 4 dengan persentase sebesar 100% ini berarti guru melakukan kegiatan apersepsi sangat sesuai dengan materi ajar. Pada indikator kedua yang berupa menyampaikan tujuan pembelajaran, guru memperoleh skor 4 dengan persentase sebesar 100% ini berarti guru sangat jelas dalam menyampaikan tujuan pembelajaran. Pada indikator ketiga yang berupa menyampaikan langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran NHT, guru memperoleh skor 4 dengan persentase sebesar 100% ini berarti guru sangat jelas dalam menyampaikan langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran NHT. Pada kegiatan inti pembelajaran terdapat 8 indikator. Indikator pertama yang berupa membimbing siswa membentuk kelompok yang beranggotakan 3-4 orang, guru memperoleh skor 4 dengan persentase sebesar 100% ini berarti guru membimbing siswa membentuk kelompok yang beranggotakan 3-4 orang dengan sangat baik. Pada indikator kedua yang berupa membimbing siswa memberi
42
nomor 1-4 kepada setiap anggota kelompok, guru memperoleh skor 4 dengan persentase sebesar 100% ini berarti guru membimbing siswa memberi nomor 1-4 kepada setiap anggota kelompok dengan sangat baik. Pada indikator ketiga yang berupa membagikan LKS, guru memperoleh skor 4 dengan persentase sebesar 100% ini berarti guru membagikan LKS kepada semua kelompok. Pada indikator keempat yang berupa memberikan kesempatan kepada siswa menyimak materi pelajaran, guru memperoleh skor 2 dengan persentase sebesar 50% ini berarti guru kurang memberikan kesempatan kepada siswa menyimak materi pelajaran. Pada indikator kelima yang berupa membimbing siswa dalam menjawab pertanyaan LKS bersama kelompok, guru memperoleh skor 3 dengan persentase sebesar 75% ini berarti guru cukup baik dalam membimbing siswa menjawab pertanyaan LKS bersama kelompok. Pada indikator keenam yang berupa memanggil salah satu nomor untuk menyampaikan jawaban LKS, guru memperoleh skor 4 dengan persentase sebesar 100% ini berarti guru memanggil salah satu nomor untuk menyampaikan jawaban LKS. Pada indikator ketujuh yang berupa membimbing siswa menyampaikan jawaban LKS setelah ada pemanggilan nomor, guru memperoleh skor 2 dengan persentase sebesar 50% ini berarti guru kurang membimbing siswa menyampaikan jawaban LKS setelah ada pemanggilan nomor. Pada indikator kedelapan yang berupa memberikan kesempatan kepada siswa dari kelompok lain yang bernomor sama untuk memberikan tanggapan jawaban, guru memperoleh skor 2 dengan persentase sebesar 50% ini berarti guru kurang memberikan kesempatan kepada siswa dari kelompok lain yang bernomor sama untuk memberikan tanggapan jawaban. Pada kegiatan penutup terdapat 2 indikator. Pada indikator pertama yang berupa menyusun rangkuman melibatkan siswa, guru memperoleh skor 4 dengan persentase sebesar 100% ini berarti guru melibatkan siswa sepenuhnya dalam menyusun rangkuman pembelajaran. Pada indikator kedua yang berupa melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan siswa, guru memperoleh skor 4 dengan persentase sebesar 100% ini berarti guru melibatkan siswa sepenuhnya dalam melakukan refleksi pembelajaran.
43
Observasi aktivitas guru pada pertemuan kedua terdiri dari 13 indikator dengan skor maksimal 4 dan skor minimal 1. Observasi aktivitas guru pada pertemuan kedua, pada kegiatan awal pembelajaran terdapat tiga indikator. Indikator pertama yang berupa melakukan kegiatan apersepsi, guru memperoleh skor 4 dengan persentase sebesar 100% ini berarti guru melakukan kegiatan apersepsi sangat sesuai dengan materi ajar. Pada indikator kedua yang berupa menyampaikan tujuan pembelajaran, guru memperoleh skor 4 dengan persentase sebesar 100% ini berarti guru sangat jelas dalam menyampaikan tujuan pembelajaran. Pada indikator ketiga yang berupa menyampaikan langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran NHT, guru memperoleh skor 4 dengan persentase sebesar 100% ini berarti guru sangat jelas dalam menyampaikan langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran NHT. Pada kegiatan inti pembelajaran terdapat 8 indikator. Indikator pertama yang berupa membimbing siswa membentuk kelompok yang beranggotakan 3-4 orang, guru memperoleh skor 4 dengan persentase sebesar 100% ini berarti guru membimbing siswa membentuk kelompok yang beranggotakan 3-4 orang dengan sangat baik. Pada indikator kedua yang berupa membimbing siswa memberi nomor 1-4 kepada setiap anggota kelompok, guru memperoleh skor 4 dengan persentase sebesar 100% ini berarti guru membimbing siswa memberi nomor 1-4 kepada setiap anggota kelompok dengan sangat baik. Pada indikator ketiga yang berupa membagikan LKS, guru memperoleh skor 4 dengan persentase sebesar 100% ini berarti guru membagikan LKS kepada semua kelompok. Pada indikator keempat yang berupa memberikan kesempatan kepada siswa menyimak materi pelajaran, guru memperoleh skor 3 dengan persentase sebesar 75% ini berarti guru cukup baik dalam memberikan kesempatan kepada siswa menyimak materi pelajaran. Pada indikator kelima yang berupa membimbing siswa menjawab pertanyaan LKS bersama kelompok, guru memperoleh skor 3 dengan persentase sebesar 75% ini berarti guru cukup baik dalam membimbing siswa menjawab pertanyaan LKS bersama kelompok. Pada indikator keenam yang berupa memanggil salah satu nomor untuk menyampaikan jawaban LKS, guru
44
memperoleh skor 4 dengan persentase sebesar 100% ini berarti guru memanggil salah satu nomor untuk menyampaikan jawaban LKS. Pada indikator ketujuh yang berupa membimbing siswa menyampaikan jawaban LKS setelah ada pemanggilan nomor, guru memperoleh skor 3 dengan persentase sebesar 75% ini berarti guru cukup baik dalam membimbing siswa menyampaikan jawaban LKS setelah ada pemanggilan nomor. Pada indikator kedelapan yang berupa memberikan kesempatan kepada siswa dari kelompok lain yang bernomor sama untuk memberikan tanggapan jawaban, guru memperoleh skor 3 dengan persentase sebesar 75% ini berarti guru cukup baik dalam memberikan kesempatan kepada siswa dari kelompok lain yang bernomor sama untuk memberikan tanggapan jawaban. Pada kegiatan penutup terdapat 2 indikator. Pada indikator pertama yang berupa menyusun rangkuman melibatkan siswa, guru memperoleh skor 4 dengan persentase sebesar 100% ini berarti guru melibatkan siswa sepenuhnya dalam menyusun rangkuman pembelajaran. Pada indikator kedua yang berupa melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan siswa, guru memperoleh skor 4 dengan persentase sebesar 100% ini berarti guru melibatkan siswa sepenuhnya dalam melakukan refleksi pembelajaran. Observasi aktivitas guru pada pertemuan ketiga terdiri dari 13 indikator dengan skor maksimal 4 dan skor minimal 1. Observasi aktivitas guru pada pertemuan ketiga, pada kegiatan awal pembelajaran terdapat tiga indikator. Indikator pertama yang berupa melakukan kegiatan apersepsi, guru memperoleh skor 4 dengan persentase sebesar 100% ini berarti guru melakukan kegiatan apersepsi sangat sesuai dengan materi ajar. Pada indikator kedua yang berupa menyampaikan tujuan pembelajaran, guru memperoleh skor 4 dengan persentase sebesar 100% ini berarti guru sangat jelas dalam menyampaikan tujuan pembelajaran. Pada indikator ketiga yang berupa menyampaikan langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran NHT, guru memperoleh skor 4 dengan persentase sebesar 100% ini berarti guru sangat jelas dalam menyampaikan langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran NHT.
45
Pada kegiatan inti pembelajaran terdapat 8 indikator. Indikator pertama yang berupa membimbing siswa membentuk kelompok yang beranggotakan 3-4 orang, guru memperoleh skor 4 dengan persentase sebesar 100% ini berarti guru membimbing siswa membentuk kelompok yang beranggotakan 3-4 orang dengan sangat baik. Pada indikator kedua yang berupa membimbing siswa memberi nomor 1-4 kepada setiap anggota kelompok, guru memperoleh skor 4 dengan persentase sebesar 100% ini berarti guru membimbing siswa memberi nomor 1-4 kepada setiap anggota kelompok dengan sangat baik. Pada indikator ketiga yang berupa membagikan LKS, guru memperoleh skor 4 dengan persentase sebesar 100% ini berarti guru membagikan LKS kepada semua kelompok. Pada indikator keempat yang berupa memberikan kesempatan kepada siswa menyimak materi pelajaran, guru memperoleh skor 3 dengan persentase sebesar 75% ini berarti guru cukup baik dalam memberikan kesempatan kepada siswa menyimak materi pelajaran. Pada indikator kelima yang berupa membimbing siswa menjawab pertanyaan LKS bersama kelompok, guru memperoleh skor 3 dengan persentase sebesar 75% ini berarti guru cukup baik dalam membimbing siswa menjawab pertanyaan LKS bersama kelompok. Pada indikator keenam yang berupa memanggil salah satu nomor untuk menyampaikan jawaban LKS, guru memperoleh skor 4 dengan persentase sebesar 100% ini berarti guru memanggil salah satu nomor untuk menyampaikan jawaban LKS. Pada indikator ketujuh yang berupa membimbing siswa menyampaikan jawaban LKS setelah ada pemanggilan nomor, guru memperoleh skor 4 dengan persentase sebesar 100% ini berarti guru membimbing siswa menyampaikan jawaban LKS setelah ada pemanggilan nomor dengan sangat baik. Pada indikator kedelapan yang berupa memberikan kesempatan kepada siswa dari kelompok lain yang bernomor sama untuk memberikan tanggapan jawaban, guru memperoleh skor 4 dengan persentase sebesar 100% ini berarti guru cukup baik dalam memberikan kesempatan kepada siswa dari kelompok lain yang bernomor sama untuk memberikan tanggapan jawaban. Pada kegiatan penutup terdapat 2 indikator. Pada indikator pertama yang berupa menyusun rangkuman melibatkan siswa, guru memperoleh skor 4 dengan
46
persentase sebesar 100% ini berarti guru melibatkan siswa sepenuhnya dalam menyusun rangkuman pembelajaran. Pada indikator kedua yang berupa melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan siswa, guru memperoleh skor 4 dengan persentase sebesar 100% ini berarti guru melibatkan siswa sepenuhnya dalam melakukan refleksi pembelajaran. Hasil observasi aktivitas guru dalam implementasi RPP menunjukkan bahwa guru dalam mengimplementasikan RPP sudah baik dan sesuai dengan langkah-langkah model pembelajaran NHT.
Penilaian Proses Penilaian proses dilakukan melalui observasi dan penilaian LKS yang dikerjakan oleh siswa pada saat pembelajaran berlangsung. Observasi dilakukan pada kelompok eksperimen. Penilaian proses meliputi unjuk kerja kegiatan menyimak, kerja kelompok dan presentasi. Penilaian proses yang pertama dilakukan pada kegiatan menyimak dengan menggunakan rubrik penilaian pengamatan menyimak. Rubrik penilaian pengamatan menyimak terlampir bersama RPP pada lampiran 7. Unjuk kerja kegiatan menyimak terdiri dari dua indikator dengan skor maksimal 4 dan skor minimal 1. Unjuk kerja kegiatan menyimak pada pertemuan pertama, pada indikator pertama yang berupa melakukan seluruh kegiatan menyimak dengan penuh tanggung jawab, terdapat 8 siswa dengan persentase sebesar 34,78% memperoleh skor 4 yang berarti benar-benar menyimak, ada 11 siswa dengan persentase sebesar 47,83% memperoleh skor 3 yang berarti menyimak sedangkan ada 4 siswa dengan persentase sebesar 17,39% memperoleh skor 2 yang berarti kurang menyimak. Pada indikator kedua yang berupa memanfaatkan waktu yang digunakan untuk menyimak dengan penuh tanggung jawab terdapat 7 siswa dengan persentase sebesar 30,43% memperoleh skor 4 yang berarti memanfaatkan seluruh waktu yang diberikan untuk kegiatan menyimak selama 5 menit sedangkan ada 16 siswa dengan persentase sebesar 69,57% memperoleh skor 3 yang berarti memanfaatkan waktu yang diberikan untuk melakukan kegiatan menyimak selama 4 menit.
47
Unjuk kerja kegiatan menyimak pada pertemuan kedua, pada indikator pertama yang berupa melakukan seluruh kegiatan menyimak dengan penuh tanggung jawab, terdapat 10 siswa dengan persentase sebesar 43,48% memperoleh skor 4 yang berarti benar-benar menyimak, ada 9 siswa dengan persentase sebesar 39,13% memperoleh skor 3 yang berarti menyimak sedangkan ada 4 siswa dengan persentase sebesar 17,39% memperoleh skor 2 yang berarti kurang menyimak. Pada indikator kedua yang berupa memanfaatkan waktu yang digunakan untuk menyimak dengan penuh tanggung jawab terdapat 5 siswa dengan persentase sebesar 21,74% memperoleh skor 4 yang berarti memanfaatkan seluruh waktu yang diberikan untuk kegiatan menyimak selama 5 menit sedangkan ada 18 siswa dengan persentase sebesar 78,26% memperoleh skor 3 yang berarti memanfaatkan waktu yang diberikan untuk melakukan kegiatan menyimak selama 4 menit. Unjuk kerja kegiatan menyimak pada pertemuan ketiga, pada indikator pertama yang berupa melakukan seluruh kegiatan menyimak dengan penuh tanggung jawab, terdapat 11 siswa dengan persentase sebesar 47,83% memperoleh skor 4 yang berarti benar-benar menyimak, ada 10 siswa dengan persentase sebesar 43,48% memperoleh skor 3 yang berarti menyimak sedangkan ada 2 siswa dengan persentase sebesar 8,69% memperoleh skor 2 yang berarti kurang menyimak. Pada indikator kedua yang berupa memanfaatkan waktu yang digunakan untuk menyimak dengan penuh tanggung jawab terdapat 5 siswa dengan persentase sebesar 21,74% memperoleh skor 4 yang berarti memanfaatkan seluruh waktu yang diberikan untuk kegiatan menyimak selama 5 menit sedangkan ada 18 siswa dengan persentase sebesar 78,26% memperoleh skor 3 yang berarti memanfaatkan waktu yang diberikan untuk melakukan kegiatan menyimak selama 4 menit. Penililaian proses yang kedua dilakukan pada kegiatan kerja kelompok dengan menggunakan rubrik penilaian kerja kelompok. Rubrik penilaian kerja kelompok terlampir bersama RPP pada lampiran 7. Unjuk kerja kelompok terdiri dari empat indikator dengan skor maksimal 4 dan skor minimal 1. Unjuk kerja kelompok pada pertemuan pertama, pada
48
indikator pertama yang berupa jumlah menjawab pertanyaan terdapat 14 siswa dengan persentase sebesar 60,87% memperoleh skor 4 yang berarti menjawab pertanyaan lebih dari atau sama dengan 4 kali dalam kelompok sedangkan ada 9 siswa dengan persentase sebesar 39,13% memperoleh skor 3 yang berarti menjawab pertanyaan kurang dari 4 kali dalam kelompok. Pada indikator kedua yang berupa jumlah memberikan tanggapan terdapat 14 siswa dengan persentase sebesar 60,87% memperoleh skor 4 yang berarti memberikan tanggapan lebih dari atau sama dengan 4 kali sedangkan ada 9 siswa dengan persentase sebesar 39,13% memperoleh skor 3 yang berarti memberikan tanggapan kurang dari 4 kali. Pada indikator ketiga yang berupa kejelasan dalam menyampaikan substansi terdapat 7 siswa dengan persentase sebesar 30,43% memperoleh skor 4 yang berarti sangat jelas dalam menyampaikan substansi sedangkan ada 16 siswa dengan persentase sebesar 69,57% memperoleh skor 3 yang berarti menyampaikan substansi dengan jelas. Pada indikator keempat yang berupa waktu yang digunakan untuk kerja kelompok terdapat 8 siswa dengan persentase sebesar 34,78% memperoleh skor 4 yang berarti memanfaatkan seluruh waktu yang ditentukan untuk kerja kelompok selama 10 menit sedangkan ada 15 siswa dengan persentase sebesar 65,22% memperoleh skor 3 yang berarti memanfaatkan waktu untuk kerja kelompok selama 7 menit. Unjuk kerja kelompok pada pertemuan kedua, pada indikator pertama yang berupa jumlah menjawab pertanyaan terdapat 18 siswa dengan persentase sebesar 78,26% memperoleh skor 4 yang berarti menjawab pertanyaan lebih dari atau sama dengan 4 kali dalam kelompok sedangkan ada 5 siswa dengan persentase sebesar 21,74% memperoleh skor 3 yang berarti menjawab pertanyaan kurang dari 4 kali dalam kelompok. Pada indikator kedua yang berupa jumlah memberikan tanggapan terdapat 16 siswa dengan persentase sebesar 69,57% memperoleh skor 4 yang berarti memberikan tanggapan lebih dari atau sama dengan 4 kali sedangkan ada 7 siswa dengan persentase sebesar 30,43% memperoleh skor 3 yang berarti memberikan tanggapan kurang dari 4 kali. Pada indikator ketiga yang berupa kejelasan dalam menyampaikan substansi terdapat 10 siswa dengan persentase sebesar 43,48% memperoleh skor 4 yang berarti
49
sangat jelas dalam menyampaikan substansi sedangkan ada 13 siswa dengan persentase sebesar 56,52% memperoleh skor 3 yang berarti menyampaikan substansi dengan jelas. Pada indikator keempat yang berupa waktu yang digunakan untuk kerja kelompok terdapat 12 siswa dengan persentase sebesar 52,17% memperoleh skor 4 yang berarti memanfaatkan seluruh waktu yang ditentukan untuk kerja kelompok selama 10 menit sedangkan ada 11 siswa dengan persentase sebesar 47,83% memperoleh skor 3 yang berarti memanfaatkan waktu untuk kerja kelompok selama 7 menit. Unjuk kerja kelompok pada pertemuan ketiga, pada indikator pertama yang berupa jumlah menjawab pertanyaan terdapat 19 siswa dengan persentase sebesar 82,61% memperoleh skor 4 yang berarti menjawab pertanyaan lebih dari atau sama dengan 4 kali dalam kelompok sedangkan ada 4 siswa dengan persentase sebesar 17,39% memperoleh skor 3 yang berarti menjawab pertanyaan kurang dari 4 kali dalam kelompok. Pada indikator kedua yang berupa jumlah memberikan tanggapan terdapat 18 siswa dengan persentase sebesar 78,26% memperoleh skor 4 yang berarti memberikan tanggapan lebih dari atau sama dengan 4 kali sedangkan ada 5 siswa dengan persentase sebesar 21,74% memperoleh skor 3 yang berarti memberikan tanggapan kurang dari 4 kali. Pada indikator ketiga yang berupa kejelasan dalam menyampaikan substansi terdapat 10 siswa dengan persentase sebesar 43,48% memperoleh skor 4 yang berarti sangat jelas dalam menyampaikan substansi sedangkan ada 13 siswa dengan persentase sebesar 56,52% memperoleh skor 3 yang berarti menyampaikan substansi dengan jelas. Pada indikator keempat yang berupa waktu yang digunakan untuk kerja kelompok terdapat 12 siswa dengan persentase sebesar 52,17% memperoleh skor 4 yang berarti memanfaatkan seluruh waktu yang ditentukan untuk kerja kelompok selama 10 menit sedangkan ada 11 siswa dengan persentase sebesar 47,83% memperoleh skor 3 yang berarti memanfaatkan waktu untuk kerja kelompok selama 7 menit. Penililaian proses yang ketiga dilakukan pada kegiatan presentasi dengan menggunakan rubrik penilaian ketika presentasi. Rubrik penilaian ketika presentasi terlampir bersama RPP pada lampiran 7.
50
Unjuk kerja ketika presentasi terdiri dari empat indikator dengan skor maksimal 4 dan skor minimal 1. Unjuk kerja presentasi pada pertemuan pertama, pada indikator pertama yang berupa dalam menyampaikan presentasi terdapat 17 siswa dengan persentase sebesar 73,91% memperoleh skor 4 yang berarti berani menyampaikan presentasi dengan jelas sedangkan ada 6 siswa dengan persentase sebesar 26,09% memperoleh skor 3 yang berarti berani menyampaikan presentasi namun dalam menyampaikan kurang jelas. Pada indikator kedua yang berupa tingkat kebenaran/keaslian data hasil kerja kelompok terdapat 13 siswa dengan persentase sebesar 56,52% memperoleh skor 4 yang berarti menyampaikan data hasil kerja kelompok dengan tingkat kebenarannya 81%-100% sedangkan ada 10 siswa dengan persentase sebesar 43,48% memperoleh skor 3 yang berarti menyampaikan data hasil kerja kelompok dengan tingkat kebenarannya 56%80%. Pada indikator ketiga yang berupa menjawab pertanyaan kelompok lain terdapat 12 siswa dengan persentase sebesar 52,17% memperoleh skor 4 yang berarti berani menjawab 2 pertanyaan dari kelompok lain dengan jawaban tepat dan mudah dipahami sedangkan ada 11 siswa dengan persentase sebesar 47,83% memperoleh skor 3 yang berarti berani menjawab 1 pertanyaan dari kelompok lain dengan jawaban tepat dan mudah dipahami. Pada indikator keempat yang berupa penggunaan bahasa dalam presentasi terdapat 10 siswa dengan persentase sebesar 43,48% memperoleh skor 4 yang berarti menyampaikan presentasi menggunakan Bahasa Indonesia dengan tepat sedangkan ada 13 siswa dengan persentase sebesar 56,52% memperoleh skor 3 yang berarti menyampaikan presentasi menggunakan Bahasa Indonesia namun kurang tepat. Unjuk kerja presentasi pada pertemuan kedua, pada indikator pertama yang berupa dalam menyampaikan presentasi terdapat 17 siswa dengan persentase sebesar 73,91% memperoleh skor 4 yang berarti berani menyampaikan presentasi dengan jelas sedangkan ada 6 siswa dengan persentase sebesar 26,09% memperoleh skor 3 yang berarti berani menyampaikan presentasi namun dalam menyampaikan kurang jelas. Pada indikator kedua yang berupa tingkat kebenaran/keaslian data hasil kerja kelompok terdapat 15 siswa dengan persentase sebesar 65,22% memperoleh skor 4 yang berarti menyampaikan data hasil kerja
51
kelompok dengan tingkat kebenarannya 81%-100% sedangkan ada 8 siswa dengan
persentase
sebesar
34,48%
memperoleh
skor
3
yang
berarti
menyampaikan data hasil kerja kelompok dengan tingkat kebenarannya 56%80%. Pada indikator ketiga yang berupa menjawab pertanyaan kelompok lain terdapat 13 siswa dengan persentase sebesar 56,52% memperoleh skor 4 yang berarti berani menjawab 2 pertanyaan dari kelompok lain dengan jawaban tepat dan mudah dipahami sedangkan ada 10 siswa dengan persentase sebesar 43,48% memperoleh skor 3 yang berarti berani menjawab 1 pertanyaan dari kelompok lain dengan jawaban tepat dan mudah dipahami. Pada indikator keempat yang berupa penggunaan bahasa dalam presentasi terdapat 15 siswa dengan persentase sebesar 65,22% memperoleh skor 4 yang berarti menyampaikan presentasi menggunakan Bahasa Indonesia dengan tepat sedangkan ada 8 siswa dengan persentase sebesar 34,78% memperoleh skor 3 yang berarti menyampaikan presentasi menggunakan Bahasa Indonesia namun kurang tepat. Unjuk kerja presentasi pada pertemuan ketiga, pada indikator pertama yaitu dalam menyampaikan presentasi terdapat 18 siswa dengan persentase sebesar 78,26%, memperoleh skor 4 yang berarti berani menyampaikan presentasi dengan jelas sedangkan ada 5 siswa dengan persentase sebesar 21,74% memperoleh skor 3 yang berarti berani menyampaikan presentasi namun dalam menyampaikan kurang jelas. Pada indikator kedua yang berupa tingkat kebenaran/keaslian data hasil kerja kelompok terdapat 16 siswa dengan persentase sebesar 69,57% memperoleh skor 4 yang berarti menyampaikan data hasil kerja kelompok dengan tingkat kebenarannya 81%-100% sedangkan ada 7 siswa dengan
persentase
sebesar
30,43%
memperoleh
skor
3
yang
berarti
menyampaikan data hasil kerja kelompok dengan tingkat kebenarannya 56% 80%. Pada indikator ketiga yang berupa menjawab pertanyaan kelompok lain terdapat 13 siswa dengan persentase sebesar 56,52% memperoleh skor 4 yang berarti berani menjawab 2 pertanyaan dari kelompok lain dengan jawaban tepat dan mudah dipahami sedangkan ada 10 siswa dengan persentase sebesar 43,48% memperoleh skor 3 yang berarti berani menjawab 1 pertanyaan dari kelompok lain dengan jawaban tepat dan mudah dipahami. Pada indikator keempat yang berupa
52
penggunaan bahasa dalam presentasi terdapat 14 siswa dengan persentase sebesar 60,87% memperoleh skor 4 yang berarti menyampaikan presentasi menggunakan Bahasa Indonesia dengan tepat sedangkan ada 9 siswa dengan persentase sebesar 39,13% memperoleh skor 3 yang berarti menyampaikan presentasi menggunakan Bahasa Indonesia namun kurang tepat. LKS yang dikerjakan oleh siswa pada setiap pertemuan pembelajaran juga dilakukan penilaian. Penilaian LKS dilakukan untuk mengukur kemampuan siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung. Hasil penilaian LKS pada pertemuan pertama disajikan pada tabel 4.2 berikut ini. Tabel 4.2 Distribusi Skor LKS Pertemuan I Skor 96 91 86 Jumlah
Frekuensi 8 7 8 23
Persentase 34,8% 30,4% 34,8% 100%
Dari tabel 4.2 dapat dilihat terdapat 8 siswa dengan persentase sebesar 34,8% memperoleh skor 96, ada 7 siswa dengan persentase sebesar 30,4% memperoleh skor 91 dan ada 8 siswa dengan persentase sebesar 34,8% memperoleh skor 86 dengan skor tertinggi 96 dan skor terendah 86. LKS yang dikerjakan oleh siswa pada pertemuan kedua juga dilakukan penilaian untuk mengukur kemampuan siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung. Hasil penilaian LKS pada pertemuan kedua disajikan pada tabel 4.3 berikut ini. Tabel 4.3 Distribusi Skor LKS Pertemuan II Skor 100 92 83 Jumlah
Frekuensi 11 4 8 23
Persentase 47,83% 17,39% 34,78% 100%
53
Dari tabel 4.3 dapat dilihat terdapat 11 siswa dengan persentase sebesar 47,83% memperoleh skor 100, ada 4 siswa dengan persentase sebesar 17,39% memperoleh skor 92 dan ada 8 siswa dengan persentase sebesar 34,78% memperoleh skor 83 dengan skor tertinggi 100 dan skor terendah 83. LKS pada pertemuan ketiga juga dilakukan penilaian untuk mengukur kemampuan siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung. Hasil penilaian LKS pada pertemuan ketiga disajikan pada tabel 4.4 berikut ini. Tabel 4.4 Distribusi Skor LKS Pertemuan III Skor 95 90 85 Jumlah
Frekuensi 12 7 4 23
Persentase 52,18% 30,43% 17,39% 100%
Dari tabel 4.4 dapat dilihat terdapat 12 siswa dengan persentase sebesar 52,18% memperoleh skor 95, ada 7 siswa dengan persentase sebesar 30,43% memperoleh skor 90 dan ada 4 siswa dengan persentase sebesar 17,39% memperoleh skor 85 dengan skor tertinggi 95 dan skor terendah 85. Penilaian hasil pembelajaran didapatkan dengan menggunakan tes formatif berbentuk pilihan ganda dan uraian. Hasil belajar kelompok eksperimen diperoleh melalui 40% skor nontes yaitu penilaian proses (menyimak, kerja kelompok, presentasi, dan LKS) dan 60% skor tes formatif sedangkan hasil belajar kelompok kontrol diperoleh dari tes formatif (penilaian hasil). Data hasil belajar tersebut selanjutnya dianalisis menggunakan uji prasyarat. Uji prasyarat dalam penelitian ini melalui tahap uji normalitas dan uji homogenitas.
Deskriptive Hasil Belajar Analisis deskriptive hasil belajar IPS dilakukan dengan batuan SPSS 19. Deskriptive hasil belajar berdasarkan statistik merangkum data empirik hasil belajar yang telah diklasifikasikan dengan ukuran skor minimum, skor
54
maksimum, mean, dan standar deviasi. Deskriptive hasil belajar IPS tes II kelompok eksperimen dan kelompok kontrol disajikan berikut ini. Deskriptive Hasil Belajar IPS Berdasarkan Statistik Descriptive Statistics N
Mean
Std. Deviation
Minimum
Maximum
Eksperimen
23
90,26
5,691
76
96
Kontrol
23
80,39
7,272
63
95
Kelompok eksperimen dengan jumlah 23 siswa diperoleh skor minimum yaitu 76, skor maksimum yaitu 96, rata-rata skor yaitu 90,26 dan standar deviasi yaitu 5,691. Kelompok kontrol dengan jumlah 23 siswa, diperoleh skor minimum yaitu 63, skor maksimum yaitu 95, rata-rata skor yaitu 80,39 dan standar deviasi yaitu 7,272. Untuk menentukan ketuntasan hasil belajar kelompok eksperimen dan kelompok kontrol digunakan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebesar 90. Apabila siswa mendapat skor di bawah KKM (nilai < 90) maka siswa tersebut hasil belajarnya tidak tuntas dan apabila siswa mendapat skor lebih besar atau sama dengan KKM (nilai ≥ 90) maka siswa tersebut hasil belajarnya tuntas. Secara lebih rinci distribusi frekuensi hasil belajar IPS siswa kelas IV SD Negeri 1 Nglinduk Kecamatan Gabus Kabupaten Grobogan di sajikan pada tabel 4.5 berikut ini. Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Ketuntasan Hasil Belajar IPS Kelompok Eksperimen Skor
KKM
Frekuensi Persentase (%) (N)
Kelompok Kontrol Frekuensi (N)
Persentase (%)
≥ 90
Tuntas
16
69,57%
2
8,70%
< 90
Tidak Tuntas
7
30,43%
21
91,30%
23
100%
23
100%
Jumlah
55
Berdasarkan tabel 4.5 dapat dilihat bahwa pada kelompok eksperimen dengan jumlah 23 siswa, siswa yang tuntas sebanyak 16 siswa dengan persentase sebesar 69,57% dan siswa yang tidak tuntas berjumlah 7 siswa dengan persentase sebesar 30,43% sedangkan pada kelompok kontrol dengan jumlah 23 siswa, siswa yang tuntas sebanyak 2 siswa dengan persentase sebesar 8,70% dan siswa yang tidak tuntas berjumlah 21 siswa dengan persentase sebesar 91,30%. Distribusi frekuensi ketuntasan hasil belajar IPS siswa kelas IV SD Negeri 1 Nglinduk divisualisasikan dalam gambar 4.1 berikut ini.
91,30%
100,00% 80,00%
69,57%
60,00%
40,00%
30,43% 8,70%
20,00% 0,00% Eksperimen Tuntas
Kontrol
Tidak Tuntas
Gambar 4.1 Diagram Batang Ketuntasan Hasil Belajar IPS Berdasarkan diagram batang diatas dapat dilihat bahwa siswa yang tuntas pada kelompok eksperimen lebih banyak daripada kelompok kontrol. Berbeda dengan siswa yang tidak tuntas pada kelompok eksperimen lebih kecil daripada kelompok kontrol. Jika dilihat dari persentasenya, siswa yang tuntas di kelompok eksperimen lebih besar daripada di kelompok kontrol, sedangkan siswa yang tidak tuntas di kelompok eksperimen persentasenya lebih kecil daripada kelompok kontrol.
Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk persyaratan dilakukannya uji-t. Uji normalitas dilakukan dengan bantuan SPSS 19. Secara lebih rinci hasil uji normalitas disajikan berikut ini.
56
Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Eksperimen N
Kontrol
23
23
Mean
90,26
80,39
Std. Deviation
5,691
7,272
Absolute
,207
,162
Positive
,157
,133
Negative
-,207
-,162
Kolmogorov-Smirnov Z
,991
,776
Asymp. Sig. (2-tailed)
,280
,583
Normal Parameters
a,b
Most Extreme Differences
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Hasil uji kolmogorov-smirnov Z untuk hasil belajar kelompok eksperimen sebesar 0,991 dengan probabilitas signifikan sebesar 0,280 sedangkan hasil uji kolmogorov-smirnov Z untuk hasil belajar kelompok kontrol sebesar 0,776 dengan probabilitas signifikan sebesar 0,583. Hal ini berarti bahwa nilai signifikansi tersebut > 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol berdistribusi normal. Gambaran penyebaran data kelompok eksperimen dan kelompok kontrol divisualisasikan dalam grafik berikut ini.
Gambar 4.2 Distribusi Skor Hasil Belajar Kelompok Eksperimen
57
Gambar 4.3 Distribusi Skor Hasil Belajar Kelompok Kontrol
Uji Homogenitas Uji homogenitas juga merupakan syarat jika akan dilakukan uji-t. Uji homogenitas dilakukan dengan bantuan SPSS 19. Hasil uji homogenitas disajikan berikut ini. Hasil Uji Homogenitas Test of Homogeneity of Variances
Levene Statistic ,856
df1
df2 1
Sig. 44
,360
Taraf signifikansi sebesar 0,360. Signifikansi 0,360 berarti lebih dari 0,05 (0,360 > 0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa varians dari kedua kelompok tersebut adalah sama. Oleh karena itu dapat diartikan bahwa antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol bersifat homogen.
58
Uji T Perhitungan
uji
beda
dengan
menggunakan
bantuan
SPSS
19
menggunakan independent samples test bertujuan untuk melihat perbedaan ratarata hasil belajar IPS antara kelompok eksperimen yang di beri perlakuan berupa model pembelajaran NHT dengan kelompok kontrol yang menggunakan metode ceramah. Hasil perhitungan uji t disajikan berikut ini.
Hasil Uji T Group Statistics Kelompok Nilai
N
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
eksperim
23
90,26
5,691
1,187
kontrol
23
80,39
7,272
1,516
Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances
F Nil Equal ai
,856
Sig. ,360
t-test for Equality of Means
t 5,126
df
Std.
95% Confidence
Sig.
Mean
Error
Interval of the
(2-
Differe
Differe
Difference
tailed)
nce
nce
Lower
Upper
44
,000
9,870
1,925
5,989
13,750
5,126 41,595
,000
9,870
1,925
5,983
13,756
variances assumed Equal variances not assumed
Hasil F hitung lavene’s test sebesar 0,856 dengan probabilitas 0,360 > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa kedua kelompok memiliki variansi sama atau dengan kata lain kedua kelompok homogen. Dengan demikian analisis uji beda ttes harus menggunakan asumsi equal variances assumed. Dari tabel di atas dapat
59
dilihat bahwa ada perbedaan hasil belajar kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Hal ini ditunjukkan adanya perbedaan mean skor hasil belajar kelompok eksperimen yaitu 90,26 dan mean skor hasil belajar kelompok kontrol yaitu 80,39 dengan selisih mean skor hasil belajar kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sebesar 9,870. Dilihat dari nilai signifikansi < 0,05 yaitu sebesar 0,000 dan thitung sebesar 5,126 lebih besar dari ttabel 2,015. Keputusan uji diperoleh hipotesis diterima maka ada perbedaan rata-rata hasil belajar kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada efektivitas penggunaan model pembelajaran NHT terhadap hasil belajar IPS bagi siswa kelas IV SD Negeri 1 Nglinduk Kecamatan Gabus Kabupaten Grobogan Semester II Tahun Ajaran 2011/2012. Dari hasil analisa data yang telah dilakukan, setelah diperoleh dari hasil uji t maka analisis hipotesisnya adalah: Ada efektivitas penggunaan model pembelajaran NHT terhadap hasil belajar IPS bagi siswa kelas IV SD Negeri 1 Nglinduk Kecamatan Gabus Kabupaten Grobogan Semester II Tahun Ajaran 2011/2012. Berdasarkan analisis uji hipotesis. Hipotesis ditolak jika signifikansi lebih besar dari 0,05 (H > 0,05). Hipotesis diterima jika signifikansi lebih kecil dari 0,05 (H < 0,05). Dari hasil uji t diperoleh signifikansi 0,000 lebih kecil dari 0,05 (0,000 < 0,05) dan thitung sebesar 5,126 > ttabel 2,015. Signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka hipotesis ada efektivitas penggunaan model pembelajaran NHT terhadap hasil belajar IPS bagi siswa kelas IV SD Negeri 1 Nglinduk Kecamatan Gabus Kabupaten Grobogan Semester II Tahun Ajaran 2011/2012 diterima.
4.3 Pembahasan Hasil Penelitian Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran NHT pada mata pelajaran IPS dengan pokok bahasan koperasi dalam perekonomian Indonesia menunjukkan hasil belajar kelompok eksperimen yang menggunakan model pembelajaran NHT lebih baik daripada hasil belajar kelompok kontrol yang menggunakan pembelajaran dengan metode ceramah. Hal ini ditunjukkan adanya perbedaan mean hasil belajar kelompok eksperimen yaitu 90,26 sedangkan mean
60
hasil belajar kelompok kontrol yaitu 80,39 dengan selisih mean hasil belajar kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sebesar 9,870. Berdasarkan perhitungan uji t menunjukkan bahwa nilai signifikansi equal variances assumed < 0,05 yaitu 0,000 dan thitung sebesar 5,126 > ttabel 2,015 sehingga hipotesis ada efektivitas penggunaan model pembelajaran NHT terhadap hasil belajar IPS bagi siswa kelas IV SD Negeri 1 Nglinduk Kecamatan Gabus Kabupaten Grobogan Semester II Tahun Ajaran 2011/2012 diterima. Jadi hipotesis yang diajukan terbukti. Terjadinya perbedaan hasil belajar antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol salah satunya disebabkan adanya penggunaan model pembelajaran NHT pada kelompok eksperimen. Model pembelajaran NHT mendorong siswa untuk bekerjasama dalam kelompoknya. Pembelajaran yang dilakukan melatih siswa untuk menjadi pendengar yang baik, siswa saling membantu dan bekerjasama dalam kelompok serta saling menghargai pendapat orang lain. Siswa saling membantu dalam memahami materi suatu pelajaran. Siswa yang lemah mendapat bantuan dari siswa yang pandai. Melalui teman sendiri, siswa akan merasa nyaman dan tidak malu untuk bertanya apabila mengalami kesulitan dalam memahami materi pelajaran. Keberhasilan yang tercipta karena adanya kerjasama yang saling mendukung, saling membantu, saling menghargai dan saling peduli antara siswa yang satu dengan siswa yang lain dalam kelompok. Secara umum terjadinya perbedaan hasil belajar dan pencapaiaan tingkat berpikir siswa dimungkinkan karena pembelajaran NHT menekankan pada aktivitas dan interaksi diantara siswa untuk saling bekerjasama dan saling memotivasi dengan memberikan waktu lebih banyak untuk berfikir, menjawab, dan saling membantu antar anggota dalam satu kelompok, sehingga siswa saling mendukung dalam meningkatkan kemampuan kognitif dan kemampuan bekerjasamanya. Dengan begitu motivasi siswa menjadi lebih meningkat dalam mengikuti setiap kegiatan belajar di kelas dan pada akhirnya berpengaruh terhadap hasil belajarnya.