perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi penelitian 1. Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga a. Visi dan Misi Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Purbalingga sebagai salah satu Dinas daerah yang merupakan satu kesatuan sistem pemerintahan di Pemerintah Kabupaten Purbalingga, sudah barang tentu mempunyai tanggung jawab untuk terwujudnya visi daerah. Dalam rangka turut berperan serta mewujudkan visi Kabupaten Purbalingga, telah ditetapkan visi Dinas sebagai berikut : “mewujudkan masyarakat yang berbudaya, berprestasi, gemar berolah raga dan mengembangkan destinasi pariwisata “ Untuk
mewujudkan visi Dinas sebagaimana tersebut
diatas, ditetapkan misi Dinas yaitu: 1.
Meningkatkan
kualitas
sumber
daya
manusia
bidang
kebudayaan, kepariwisataan, kepemudaan dan olah raga untuk mewujudkan tata kelola Pemerintahan yang baik; 2.
Melestarikan, membina dan mengembangkan seni, budaya, museum,
peninggalan
sejarah
commit to user
dan
purbakala,
untuk
55 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
mewujudkan
masyarakat
berkwalitas,
berakhlak
mulia,
beretika, serta memiliki jatidiri dan semangat patriotisme; 3.
Mengembangkan dan meningkatkan kepariwisataan yang berbasis masyarakat, untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang berkwalitas dan berkeadilan.
b. Struktur Organisasi Susunan Organisasi Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga dijabarkan pada PERDA Nomor 13 Tahun 2010 pasal 34 terdiri dari : 1. Kepala Dinas. 2. Sekretariat, terdiri dari : a. Subbagian Program dan Pelaporan; b. Subbagian Keuangan; c. Subbagian Umum.
3. Bidang Kebudayaan, terdiri dari : a. Seksi Pembinaan Kesenian dan Kebudayaan; b. Seksi Sejarah, Musium dan Kepurbakalaaan.
4. Bidang Pariwisata, terdiri dari : a. Seksi Pengembangan dan Promosi Kepariwisataan; b. Seksi Sarana dan Prasarana Wisata.
5. Bidang Pemuda dan Olah Raga, terdiri dari : a. Kepemudaan; b. Keolahragaan.
commit to user
56 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
6. UPTD; 7. Kelompok Jabatan Fungsional. Dari penjabaran diatas, dijelaskan juga bahwa sekretariat dipimpin oleh seorang sekretaris yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga. Masingmasing bidang dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga melalui Sekretaris. Masing-masing Subbagian dipimpin oleh seorang Kepala Subbagian yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Sekretaris. Masing-masing Seksi dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Bidang masingmasing. Lebih jelasnya dapat dilihat dalam struktur organisasi berikut:
commit to user
57
Gambar 4.1 Bagan Organisasi Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga KEPALA DINAS
SEKRETARIS
SUBBAGIAN PROGRAM DAN PELAPORAN
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
BIDANG PARIWISATA
BIDANG KEBUDAYAAN
SEKSI PEMBINAAN KESENIAN DAN KEBUDAYAAN
SEKSI SEJARAH, MUSEM DAN KEPURBAKALAAN
UPTD Sumber : Dinbudparpora Kabupaten Purbalingga
SUBBAGIAN KEUANGAN
SUBBAGIAN UMUM
BIDANG PEMUDA DAN OLAHRAGA
SEKSI PENGEMBANGAN DAN PROMOSI PARIWISATA
SEKSI KEPEMUDAAN
SEKSI SARANA DAN PRASARANA WISATA
SEKSI KEOLAHRAGAAN
58 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
c. Tugas Pokok dan Fungsi
Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga merupakan
unsur
pelaksana
Pemerintah
Daerah
yang
melaksanakan tugas di bidang kebudayaan, pariwisata, pemuda dan olah raga yang dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Bupati melalui Sekertaris Daerah. Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga mempunyai
tugas
pokok
melaksanakan
penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah dibidang Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olah Raga berdasarkan kebijakan yang ditetapkan oleh Bupati. Dalam melaksanakan tugas pokok Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga, mempunyai fungsi : a. Perumusan kebijakan teknis dibidang Kebudayaan, Kepariwisataan, Pemuda dan Olah Raga; b. Perumusan rencana pengembangan dan penetapan program kerja dibidang Kebudayaan, Kepariwisataan, Pemuda dan Olah Raga; c. Pelaksanaan program kerja dibidang Kebudayaan, Kepariwisataan, Pemuda dan Olah Raga; d. Pemberian
perizinan
atau
rekomendasi
perizinan
dibidang Kebudayaan, Kepariwisataan, Pemuda dan Olah Raga; commit to user
59 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
e. Pelaksanaan pelayanan umum dibidang Kebudayaan, Kepariwisataan, Pemuda dan Olah Raga; f. pembinaan pelaksanaan tugas dibidang Kebudayaan, Kepariwisataan, Pemuda dan Olah Raga; g. Pemasaran
dibidang
Kebudayaan,
Kepariwisataan,
Pemuda dan Olah Raga; h. Pengawasan
dan
pengendalian
teknis
dibidang
Kebudayaan, Kepariwisataan, Pemuda dan Olah Raga; i. Pembinaan, pengembangan, pengawasan, pemberian perizinan
atau
rekomendasi
perizinan
dibidang
Kebudayaan, Kepariwisataan, Pemuda dan Olah Raga; j. Pelaksanaan program, pelaporan, urusan kepegawaian, keuangan, perlengkapan, surat-menyurat, rumah tangga dan ketatausahaan lainnya; k. Pembinaan terhadap UPTD dalam lingkup tugasnya; l. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati. d. Tujuan dan Sasaran
Adapun tujuan yang ingin dicapai oleh Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olah Raga adalah sebagai berikut : 1.
Meningkatkan
kualitas
sumber
daya
manusia
bidang
kebudayaan, kepariwisataan, kepemudaan dan olah raga.
commit to user
60 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2.
Melestarikan,
membina
dan
mengembangkan
museum,
peninggalan sejarah dan purbakala, nilai-nilai budaya, seni dan perfilman. 3.
Meningkatkan
sarana
dan
prasaran
bidang
bidang
kebudayaan, pariwisata, pemuda dan olah raga. 4.
Mengembangkan dan meningkatkan kepariwisataan yang berbasis masyarakat.
5.
Menggali potensi lokal untuk pengembangan destinasi wisata.
6.
Menggali
potensi
dan
meningkatkan
prestasi
bidang
kepemudaan dan olah raga. 7.
Meningkatkan kerjasama bidang kebudayaan, kepariwisataan, pemuda dan olah raga antar pelaku, antar sektoral dan antar wilayah.
8.
Meningkatkan Nilai-nilai luhur Budaya
9.
Mengoptimalkan PAD di bidang pariwisata Sasaran merupakan penjabaran dari tujuan, ditetapkan
dengan menggunakan ukuran kuantitatif sehingga pencapaiannya dapat diukur dengan jelas, terfokus pada tindakan dan hasil, yaitu kegiatan yang bersifat spesifik, terinci, dapat diukur, dan dapat dicapai dalam kurun waktu tertentu.
commit to user
61 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Adapun sasaran yang ingin dicapai oleh Dinas Kebudayaan pariwisata pemuda dan olah raga adalah sebagai berikut : 1.
Terwujudnya
peningkatan
apresiasi
masyarakat,
mendorong pengembangan terhadap seni dan budaya; 2.
Terwujudnya peningkatan pariwisata sebagai salah satu lokomotif Pembangunan Perkembangan Ekonomi Daerah;
3.
Terwujudnya peningkatan kunjungan wisata.
4.
Meningkatkan prestasi olah raga yang profesional dan mendorong peran masyarakat dan dunia usaha dalam membangun fasilitas sarana dan prasarana olah raga.
2. Desa Limbasari Kabupaten Purbalingga Desa Limbasari termasuk dalam wilayah Kecamatan Bobotsari Kabupaten Purbalingga bagian barat yang memiliki batas-batas administratif sebagai berikut : Sebelah utara
:
Perhutani
Sebelah Timur
:
Desa Ponjen dan Desa Buara
Sebelah selatan
:
Desa Banjarsari
Sebelah Barat
:
Desa Palumbungan Wetan
Jarak dari Desa Limbasari ke beberapa kota/Desa sekitarnya sebagai berikut : Desa Ke Kecamatan
:
Limbasari
: 5 km commit to user
62 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Ke Kabupaten
:
16 km
Ke provinsi
:
185 Km
Ke Pusat Pemerintahan
:
750 Km
Desa Limbasari
Kecamatan Bobotsari
memiliki luas wilayah
221,179 Ha yang secara administratif terbagi dalam 3 dusun, 6 RW dan 17
RT. Dilihat dari pemanfaatan lahan, digunakan untuk
pemukiman seluas 61,180 Ha (28 %), tegalan 72,823 Ha (33.%), sawah 70,481 Ha (32 %), sedang sisanya terdiri dari perkebunan, tegalan, lahan usaha perikanan dan lain-lain seluas 17.695 (7 %) 3. Komposisi Penduduk Desa Limbasari a. Komposisi Penduduk Desa Limbasari jenis kelamin Jumlah Penduduk Desa Limbasari adalah sebanyak 3.417 Jiwa, terdiri dari laki-laki 1785 Jiwa dan Perempuan 1.642 Jiwa. b. Komposisi Penduduk Desa Limbasari menurut Pendidikan Tingkat Pendidikan Masyarakat di Desa Limbasari bervariasi dari yang belum sekolah sampai yang lulus perguruan tinggi/akademik. Secara lengkap tingkat pendidikan penduduk Desa Limbasari tersaji dalam tabel berikut.
commit to user
63 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 4.1 Penduduk Desa Limbasari menurut Pendidikan Tahun 2012 No
Jenis Pendidikan
Jumlah
(1) 1.
(2) PT / Akademi
50
(4) Orang
2.
SLTA
328
Orang
3.
SLTP
487
Orang
4.
SD
1.184
Orang
5.
Tidaktamat SD
281
Orang
6.
Belumtamat SD
419
Orang
7.
Tidak/blmsekolah
421
Orang
(3)
Keterangan
Orang Total 3.170 Sumber : Dokumen Perencanaan Terpadu Desa Limbasari
c. Komposisi Penduduk Desa Limbasari menurut Mata Pencaharian Mata pencaharian peduduk Desa Limbasari bervariasi mulai dari petani, buruh, sampai pedagang. 49,61 % pendudukDesaLimbasari bekerja di sektorpertanian. Berikut tabel mata pencaharian penduduk Desa Limbasari. Tabel 4.2 Mata Pencaharian Penduduk Desa Limbasari Tahun 2012 No Mata Pencaharian (1) (2) 1. Petani 2. BuruhTani 3.
Jumlah
%
356
(4) Orang
24.77%
357
Orang
24.84%
BuruhIndustri
147
Orang
4. 5.
BuruhBangunan Pengusaha
138 5
Orang Orang
10.23% 9.60%
6.
Pedagang
79
Orang
5.50%
46
Orang
3.20%
33
Orang
2.30%
40
Orang
0.00% 2.78%
7. 8. 9.
Angkutan PNS
TNI/POLRI 10. Pensiunan
(3)
Keterangan
Orang
(5)
0.35%
11. Lain-lain commit to 236user Orang 17.42% Sumber : Dokumen Perencanaan Terpadu Desa Limbasari
64
4. Pemerintahan Desa Limbasari a. Struktur Organisasi Pemerintahan Desa Limbasari Gambar 4.2 Bagan Organisasi Desa Limbasari Kabupaten Purbalingga Kepala Desa
KADUS I
KADUS II
KADUS III
KAUR PEMERINTAHAN
PTL
BPD
KAUR EK & PEMB
KAUR UMUM
KAUR KEUANGAN
KAUR KESRA
perpustakaan.uns.ac.id
65 digilib.uns.ac.id
B. Hasil Penelitian dan Pembahasan Dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka dari data yang telah terkumpul akan dilakukan pembahasan mengenai Manajemen pengembangan pariwisata di Desa Wisata Limbasari yang dilakukan oleh Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga
Kabupaten
Purbalingga. Manajemen merupakan upaya yang dilakukan dalam menangani permasalahan dalam pengelolaan pengembangan pariwisata di Desa Wisata Limbasari. Manajemen pengembangan pariwisata adalah suatu proses atau kegiatan berupa perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan dengan menggunakan seluruh sumber daya yang di miliki untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan secara efektif dan efisien. Dalam pembahasan tentang manajemen pengembangan pariwisata ini digunakan fungsi-fungsi manajemen menurut Terry yaitu perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan. Proses manajemen ini diawali mulai dari proses yang paling awal yaitu perencanaan dimana dalam proses ini merupakan proses persiapan pelaksanaan manajemen, dilanjutkan dengan pengorganisasian, lalu penggerakan dan diakhiri dengan pengawasan sebagai langkah akhir dan juga dijadikan sebagai proses evaluasi dalam manajemen pengembangan pariwisata tersebut. Dari hasil pengumpulan data maka dihasilkan hasil penelitian yaitu beberapa fungsi manajemen yang dilakukan oleh Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Purbalingga adalah sebagai berikut : commit to user
66 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
1. Planning (perencanaan) Hal yang mendasari adanya pengembangan pariwisata di Desa Wisata Limbasari karena di Desa Limbasari memiliki potensi pariwisata yang masih jarang ada di Purbalingga dan sedang digemari oleh banyak wisatawan. Pariwisata yang ada di Limbasari merupakan wisata alami dan wisata budaya. Hal ini sesuai dengan yang disampaikan oleh Kabid Pariwisata Dinbudaparpora Kabupaten Purbalingga: “potensi di limbasari ada potensi alam, budayanya belum hilang lah dari dasar itu kita optimis desa limbasari bisa di kembangkan lagi”(wawancara tanggal 15 september 2015) Hal serupa juga disampaikan oleh Sekertaris Desa Limbasari: “dengan beragam budaya termasuk keramahan tamahannya, kemudian pemerintah dengan pemda ingin membangun desa wisata budaya melalui dinbudparpora”.(wawancara 17 september 2015) Hal serupa juga disampaikan oleh Ketua Pokdarwis Patrawisa Desa Wisata Limbasari: “limbasari itu kan punya banyak potensi alam dan budaya yang masih kental ya mbak makannya pemda mau mengembangkan pariwisata di desa ini…”(wawancara tanggal 16 september 2015) Program Pengembangan Pariwisata di Desa Wisata Limbasari bertujuan untuk menggerakan, memakmurkan, mensejahterakan perekonomian serta mengangkat kemiskinan dan pengangguran warga Desa Limbasari. commit to user
67 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Agar maksud dan tujuan diatas dapat terealisasi dengan baik, maka perlu adanya sebuah perencanaan yang baik. Perencanaan merupakan kegiatan yang mengawali konkretisasi langkah-langkah yang harus ditempuh untuk melaksanakan rencana strategis suatu organisasi. Perencanaan pengembangan pariwisata di Desa Wisata Limbasari ini di mulai dengan kegiatan analisis potensi pariwisata,. Kegiatan yang akan dilakukan dalam proses perencanaan yaitu yang
pertama
melakukan
analisis
potensi
oleh
Bappeda,
Dinbudparpora dan beberapa Perangkat Desa. Dimana dari kegiatan analisis tersebut kemudian ditemukan beberapa potensi pariwisata yang masih kurang dimanfaatkan. Hal ini sesuai dengan yang disampaikan
oleh
Bapak
Prayitno
selaku
Kabid
pariwisata
dinbuparpora : “…kita pertama analisis ya bersama bappeda dan perangkat Desa.. analisis ada potensi pariwisata apa yang masih belum tersentuh di Desa Limbasari, terutama potensi wisata sungainya karena sungai jernih sekali…”(wawancara tanggal 15 september 2015) Hal serupa juga disampaikan oleh Ketua Pokdarwis Patrawisa Desa Wisata Limbasari: “bappeda sama dinbudparpora pertama menganalisis loh mbak potensi apa aja yang ada dan yang bisa dikembangin disini…”(wawancara 16 september 2015) Potensi-potensi tersebut yaitu air terjun uncang-uncang dan air terjun pengamun-amun yang berada di gunung plana, bendung commit to user patrawisa dan aliran sungai tuntung gunung dan anak sungainya yaitu
68 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
sungai wlingi yang mengalir di antara gunung plana dan gunung tukung, pertapaan tunggul wulung yang berada di puncak gunung tukung, kemudian legenda dan makam Putri Ayu Limbasari yang tersohor sampai sekarang. Agar potensi-potensi tersebut dapat terealisasi dengan baik kemudian dilakukan Penyusunan Dokumen Perencanaan Terpadu Desa Limbasari.
Penyusunan
Dokumen
Perencanaan
Terpadu
Desa
Limbasari yang secara substansi sama dengan Rencana Tata Bangunan dan
Lingkungan
(RTBL)
merupakan
bagian
dari
Rencana
Pengembangan Permukiman (RPP) untuk mengatur kawasan‐kawasan dalam bentuk rencana detail. Dimana dalam dokumen itu berisi beberapa program rencana pengembangan Desa Wisata Limbasari yang terdiri dari beberapa program sebagai berikut: Tabel 4.3 Rencana Pengembangan Terpadu Desa Limbasari No Rencana Pengembangan Terpadu Desa Limbasari (1) 1.
(2) Program Intensifikasi Pertanian
2.
Program Pengembangan Pariwisata
3.
Program Intensifikasi Kolam Untuk Minawisata
4.
Program Pengembangan Kerajinan Batik
5.
Program Pengembangan Industri Gula Kelapa
6.
Program Penyehatan Lingkungan Pemukiman
7.
Program Pengembangan Perumahan
8.
Program Tata Hijau Lingkungan
9.
Program Keamanan Lingkungan
10.
Program Pengembangan Budidaya Perikanan
11.
Program Pengembangan Petenakan commit to user Sumber : Dokumen Perencanaan Terpadu Desa Limbasari
69 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Salah satunya yaitu program pengembangan pariwisata. Hal ini sesuai dengan yang disampaikan oleh Bapak Prayitno selaku Kepala bidang pariwisata dinbuparpora : “…kita dengan bapedda melakukan kajian dan penyusunan Dokumen Perencanaan Terpadu Desa Limbasari, jadi diharapkan sebegai Desa wisata ya bangunannya tidak sembarangan…”(wawancara tanggal 15 september 2015) Hal serupa juga disampaikan oleh Sekertaris Desa Limbasari: “Iya mbak terus pemda dan dinbudparpora menyusun dokumen perencanaan terpadu Desa Limbasari”(wawancara tanggal 17 september 2015). Dalam Dokumen Perencanaan Terpadu Desa Limbasari dijelaskan rencana pengembangan pariwisata di Desa Wisata Limbasari. Berikut rencana program pengembangan pariwisata: Rencana 1 yaitu pengembangan wisata sungai yang akan dilakukan di sungai tuntung gunung dimana wahana wisata yang akan diberikan yaitu: a. Tubing, merupakan wahana wisata air yang cara penggunaannya yaitu dengan menggunakan ban besar yang kemudian dilepaskan di sungai. b. Rafting (arung jeram), merupakan wista yang aktivitasnya dilakukan dengan cara pengarungan bagian alur sungai yang berjeram, dengan menggunakan wahana tertentu. Wahana dalam arum jeram yaitu alat yang terdiri dari perahu karet, kayak, kano dan dayung. commit to user
70 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
c. Kayak, merupakan wahan yang dinikmati dengan menggunakan perahu kecil bertenaga manusia, biasanya dengan bagian depan dan belakang tertutup, sehingga hanya menyisakan lubang seukuran awaknya. Kayak juga dilengkapi dengan dayung berkepala tunggal atau ganda. d. Water sliding alami, merupakan wahana seluncur air yang dibuat secara alami menggunakan wahana yang ada. e. Rifer boarding, yaitu kegiatan berselancar di sungai menggunakan board atau papan khusus. Rencana 2 yaitu pengembangan wisata minat khusus yaitu: a. Curug uncang-uncang, merupakan air terjun yang ada di Desa Limbasari. Air terjun ini memiliki air yang sangat jernih. Rencana yang akan dilakukan yaitu membangun jalan setapak untuk menuju lokasi wisata ini karena baru bisa diakses dengan jalan kaki dan membutuhkan waktu 1 jam. b. Patrawisa, merupakan hamparan yang sangat luas dari balik gunung, biasanya orang menyebutnya bukit bintang. Wisata yang diberikan yaitu dapat melihat hamparan Kabupaten Purbalingga dan terkadang jika sedang musim terang bisa melihat sampai Kota Cilacap. c. Wisata hutan, yang dimaksud dengan wisata gunung yaitu wisata dengan cara kelana rimba atau seperti tracking menjelajahi gunung. commit to user
71 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Biasanya pengunjung yang datang melakukan dengan cara outbond. d. Pertapaan tunggulwulung yang berada di Gunung pelana timur, barat gunung tukung terdapat petilasan atau pertapaan disitu turun ke bawah terdapat 2 buah sungai pertemuan pernah dibangun bendungan untuk mengairi sawah tapi jebol terkenal dengan bendungan patrawisa. Rencana 3 yaitu pengembangan wisata ziarah yaitu: a. Makam putri ayu limbasari. Makam putri ayu limbasari merupakan salah satu peninggalan sejarah yang ada di Desa Wisata Limbasari. Karena itu pemerintah desa ingin melestarikan wisata sejarah di Desa. Rencana yang akan dilakukan pada makam ini yaitu dengan membuat jalan setapak untuk akses menuju desa ini. Karena untuk datang ketempat ini harus melewati perkebunan warga. b. Situs purbakala sitrondol, juga merupakan peninggalan sejarah dimana terdapat 4 situs penemuan benda sejarah seperti peralatan yang terbuat dari batu, disini termasuk salah satu pusat jaman peninggalan neolitikum, dari sini maka di Kabupaten Purbalingga pernah booming batu akik dari sungai clawing karena batu tersebut mengalir dari sungai di Desa Limbasari. Rencana akan dibangun museum untuk menyimpan barang-barang temuan tersebut karena situs hanya berupa hamparan. commit to user
72 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Kegiatan-kegiatan yang sudah di rencanakan akan dikelola oleh Pokdarwis Patrawisa. Pokdarwis Patrawisa (Kelompok Sadar Wisata) yaitu kepengurusan yang dibentuk untuk melakukan pengembangan pariwisata Desa Wisata Limbasari. Pokdarwis merupakan salah satu upaya pengembangan pariwisata daerah dalam rangka peningkatan peran masyarakat untuk kampanye sadar wisata. Hal ini sesuai dengan yang disampaikan oleh Bapak Prayitno selaku Kepala bidang pariwisata dinbuparpora : “…disana ada yang namanya itu pokdarwis yang ngurus pariwisata, pokdarwis sknya Kepala Desa, namanya pokdarwis itu dari jawa tengah kita mengikuti kebijakan dinbudpar jateng.”(wawancara tanggal 15 september 2015). Hal serupa juga disampaikan oleh Sekertaris Desa sebagai berikut: “Desa membentuk pokdarwis ya itu untuk mengelola pariwisata di desa.,.”(wawancara 17 september 2015)
Upaya yang dilakukan agar kegiatan yang telah dilakukan dapat terealisasikan yaitu dengan cara pembuatan anggaran dana. Berdasarkan
hasil
wawancara
yang
telah
dilakukan,
dalam
pengembangan pariwisata di Desa Limbasari telah mendapatkan dana bantuan keuangan sebesar 20 juta dari DPPKAD. Hal ini sesuai dengan yang disampaikan oleh Bapak Prayitnono selaku Kepala bidang pariwisata Dinbudparpora Kabupaten Purbalingga: “kita pernah memberikan bantuan keuangan lewat Pokdarwis sebesar 20 juta rupiah dana dari DPPKAD …”(wawancara 17 commit to user september 2015)
73 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Hal serupa juga disampaikan oleh Sekertariat Desa Limbasari: “Dulu dari DPPKAD kita pernah mendapatkan bantuan 20 juta tahun 2014 dana langsung kita serahkan ke ketua pokdarwis patrawisa untuk mengelola kekurangan-kekurangan mbak”(wawancara tanggal 17 september 2015). Hal serupa juga dikatakan oleh Ketua Pokdarwis Patrawisa Desa Wisata Limbasari: “iya mbak kita si pernah dibantu 20 DPPKAD…”(wawancara tanggal 16 september 2015).
juta
oleh
Biaya yang dikeluarkan untuk pengembangan pariwisata pada tahun 2014 yaitu sebesar 20 juta. Sedangkan untuk tahun 2015 Desa Limbasari tidak mendapatkan dana bantuan keuangan. Berikut adalah rencana anggaran pengembangan wisata alam Desa Wista Limbasari Patrawisa:
commit to user
74
Tabel 4.4 RENCANA ANGGARAN BIAYA WISATA ALAM DESA WISATA LIMBASARI KELOMPOK SADARWISATA “PATRAWISA” LIMBASARI, KEC.BOBOTSARI, KAB.PURBALINGGA
(6)
Harga Satuan (Rp) (7)
Jumlah (Rp) (8)
16
Buah
170.000
3.750.000
Adult
20
Buah
170.000
FOX
All Size
10
Set
100.000
1.000.000
Sepatu Karet
American Scuba
38 s/d 42
20
Set
350.000
7.000.000
5.
Theowing Bag Quick Releas
Biawak
20m
4
Buah
400.000
1.600.000
6.
Waist Med kit/P3K
4 Life
Sedang
1
Set
350.000
350.000
7.
Handy Tallky
FIRSTCOM FC-17
2
Buah
650.000
1.300.000
No
Nama Brang
Merk
Ukuran
Banyaknya
Satuan
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
1.
Helm/Pelindung Kepala
BIAWAK Momenum
S,M,L
2.
Life Jacket/Pelampung
Biawak Pelampung Shalowed
3.
Pelindung Siku dan Lutut
4.
Jumlah Sumber : Proposal Pengajuan Perlengkapan Alat Wisata Alam Pokdarwis Patrawisa Limbasari
5.000.000
20.000.000
75 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Untuk menunjang agar pengembangan pariwisata dapat terlaksana dengan baik diadakan peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM). Dinbudparpora telah menganggarkan dana pelatihan-pelatihan sebagai salah satu bentuk dari upaya pengembangan pariwisata di Desa Wisata Limbasari. Dana tersebut sebesar 55 juta sumber dana diperoleh dari Dana Alokasi Umum (DAU) pada tahun 2014, dana ini digunakan untuk pembinaan dan study banding pokdarwis diikuti oleh 9 pokdarwis. Kemudian tahun anggaran 2015 mendapatkan dana sebesar 230 juta sumber dana diperoleh dari Dana Alokasi Umum (DAU). Dana ini digunakan untuk kegiatan pembinaan 9 pokdarwis dan desa wisata salah satunya yaitu Pokdarwis Patrawisa Desa Wisata Limbasari. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan oleh Bapak Prayitno selaku
Ketua
Bidang
Pariwisata
Dinbudparpora
Kabupaten
Purbalingga: “kita juga menganggarkan dana untuk meningkatkan sdm ya kaya untuk pelatihan-pelatihan, study banding terus pemberian motivasi…”(wawancara 17 september 2015) Study banding dan pelatihan tersebut bukan hanya di peruntukan untuk Desa Wisata Limbasari saja tetapi juga Desa Wisata lainnya di Purbalingga. Hal ini sesuai dengan apa yang disampaikan oleh Bapak Prayitno selaku Kepala Bidang Pariwisata Dinbudparpora Kabupaten Purbalingga:
commit to user
76 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
“mengadakan peningkatan sdm terutama untuk kelompok sadar wisata dengan mengadakan pelatihan dan study banding itu untuk semua pokdarwis desa wisata”. (wawancara 17 september 2015) Hal serupa juga disampaikan oleh Ketua Pokdarwis, yang menyatakan: “kita di suruh ikut pelatihan-pelatihan sama study banding ya ni kemaren baru aja study banding, terus besok ada pelatihan d desa panusupan…”(wawancara 16 september 2015) Pengembangan Pariwisata di Desa Wisata Limbasari telah dilakukan dimulai sejak tahun 2014. Dibeberapa lokasi di Desa Wisata Limbasari. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa Dinbudparpora melalui pokdarwis ingin membuat wisata buatan agar dapat lebih menarik banyak pengunjung. Selain itu masih kendala yang dialami yaitu kurangnya dana yang diberikan untuk membangun sarana dan prasarana dan juga akses menuju tempat wisata. Hal ini sesuai dengan apa yang disampaikan oleh Sekertaris Desa Limbasari: “Baru perencanaan karena sumber daya yang tidak ada, kami cuma sudah mulai menggalahkan melalui sosialisasi dan latihan.”(wawancara 17 september 2015). Berdasarkan data-data dan uraian di atas proses perencanaan yang dilakukan oleh Dinbudparpora pertama yaitu melakukan analisis potensi kemudian dilanjutkan dengan pembuatan Dokumen Terpadu Desa Wisata Limbasari yang berisi program pengembangan pariwisata di Desa Wisata Limbasari. Upaya yang kemudian di lakukan untuk menunjang kegiatan-kegiatan commit toagar user terkelola dengan baik dengan
77 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
membuat penganggaran dana dan membuat kepanitiaan untuk mengelola yaitu Pokdarwis. Kendala yang dialami selama proses perencanaan yaitu kurangnya dana untuk membangun sarana dan prasarana pengembangan pariwisata. 2. Organizing (Pengorganisasian) Kegiatan organizing (pengorganisasian) dilakukan setelah tahap planning (perencanaan), selesai dilakukan. pengorganisasian bertujuan untuk mengatur, dan membagi tugas diantara para anggota organisasi Dinbudparpora Kabupaten Purbalingga agar tujuan dari pengembangan pariwisata di Desa Wisata Limbasari dapat dicapai sesuai yang telah ditetapkan. Dalam pengembangan pariwisata di Desa Wisata Limbasari ini tugas Dinas hanya pengarahan, fasilitator, dan pembinaan di kepengurusan kelompok sadar wisata sedangkan secara teknis pengelola pengembangan sepenuhnya lebih ke pokdarwis. Hal ini sesuai dengan yang disampaikan oleh Bapak Prayitno selaku Kepala Bidang Pariwisata dinbuparpora : “sebenernya tugasnya lebih ke pokdarwis karena Dinas hanya pengarahan di kepengurusan kelompok sadar wisata, yang mengurus semua pariwisata pokdarwis termasuk pendapatan, Dinas hanya fasilitasi, pengarahan, pembinaan”(wawancara 15 september 2015) Hal serupa juga disampaikan oleh Sekertaris Desa Limbasari: “pokdarwis yang ada pengurusannya. desa itu membentuk pokdarwis untuk hanya memberikan commit mengelola,dinas to user
78 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pengarahan dan pembinaan saja”(wawancara 17 september 2015) Pokdarwis dibentuk guna melancarakan pelaksanaan kegiatan pengelolaan dan pelayanan jasa pariwisata di Desa Limbasari Kecamatan Bobotsari. Pokdarwis merupakan Tim Pengelola kegiatan pariwisata di Desa Limbasari. Berikut Susunan Pengurus Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) “Patrawisa”: Tabel 4.5 Susunan Pengurus Kelompok Sadar Wisata Pokdarwis Patrawisa Desa Limbasari Jabatan No Nama Kedudukan (1) (2) (3) 1. Halimah Pelindung 2. Momot Prabowo, S.sos, M.Si Penasehat 3. Gunawan, BA Penasehat 4. Joko Dwi Haryanto, S.Hut Ketua 5. Haryanto, Spd Wakil Ketua 6. Ivan Saniako Sekretaris 7. Waluyo Aji Bendahara 8. Suprijadi Sie. Humas 9. H. Nurchamin Anggota 10. Agus Machi Anggota 11. MA Nawawi Anggota 12. Bangun Supardi Sie. Usaha 13. Tri Sadio Utomo Anggota 14. Sumaryo Anggota 15. Muhasin Sie. Keamanan 16. Buang Ramidin Anggota 17. Hasanudin Anggota 18. Kaswono Sie. Kesenian 19. Harsono Anggota 20. Wiryanto Anggota 21. Khaerudin Sie. Kebersihan 22. Ismanto Anggota 23. Muharto Anggota 24. Khaerudin Sie. Pemeliharaan 25. Njunedi Anggota 26. Iskandar commit to user Anggota
79 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
27. Siti Wuryaningsih Sie. PPPK 28. Tursiati Anggota 29. Solichatun Anggota 30. Sulchan Djohari Anggota Sumber : Surat Keputusan Kepala Desa Limbasari Koordinasi juga tetap dilakukan mengingat ada beberapa pihak yang terlibat dalam pengembangan pariwisata di Desa Wisata Limbasari meliputi Dinbudparpora, Pemerintah Desa Limbasari dan Pokdarwis Patrawisa (kelompok sadar wisata) Desa Limbasari. Dalam melakukan koordinasi, komunikasi mempunyai pengaruh yang sangat besar. Komunikasi antara pihak pelaksana pengembangan sangat diperlukan untuk mensinkronisasikan tujuan. Komunikasi yang terjadi dalam pengembangan pariwisata adalah komunikasi vertical dan horizontal. Komunikasi vertical terjadi pada jajaran structural dengan adanya laporan dan perintah dari atasan ke bawahan. Komunikasi horizontal dapat berbentuk interaksi dan transfer informasi dan berita. Untuk itu komunikasi sangat besar pengaruhnya dalam koordinasi. Penjelasan mengenai pengkoordinasian dipaparkan oleh Bapak Prayitno selaku kepala bidang pariwisata Dinbudparpora Kabupaten Purbalingga: “karena pokdarwis penanggungjawab kegiatan wisata di Desa Limbasari, koordinasi dilakukan melalui pokdarwis, dinas datang ke desa, berkomunikasi dengan pokdarwis. jika akan ada bantuan dana dinas minta pokdarwis membuat proposal terus dirapatkan sama desa baru dikasih ke dinas, jadi disbunparpora hanya memberi pengarahan, pembinaan dan juga fasilitator”(wawancara, 15 september 2016) commit to user
80 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Hal serupa juga dikatakan oleh Sekertaris Desa Limbasari dan Ketua Pokdarwis Desa Limbasari berikut adalah penuturannya: Sertaris Desa Limbasari menyatakan: “desa itu membentuk pokdarwis untuk mengelola, tapi dibawah naungan pemdes dan disbudparpora”(wawancara 18 september 2016) Ketua Pokdarwis Desa Limbasari juga menyatakan: “…dari desa kan nunjuknya ke pokdarwis karena lembaga resminya pokdarwis”(wawancara 17 september 2016) Melihat beberapa pernyataan di atas maka dapat diketahui pemegang kendali manajemen puncak yaitu Dinbudparpora Kabupaten Purbalingga dimana bidang utama yang melaksanakannya yaitu bidang pariwisata. Kemudian disusul dengan pemerintah Desa Limbasari. Dan pihak teknisi Dinbudparpora adalah Pokdarwis Patrawisa Desa Wisata Limbasari. Dalam proses penggorganisasian ini Dinbuparpora mengalami kendala seperti yang dikatakan oleh Bapak Prayitno selaku kepala bidang pariwisata Dinbudparpora Kabupaten Purbalingga: “Kendalanya ya lebih ke ego misal si jokodwi ketua pokdarwis dia awalnya penanggung jawab ke tubing. dia kadang2 malah tidak focus pada wisata lainnya anggotanya juga masih kurang semangat”(wawancara 15 september 2015)
Hal lain dipaparkan oleh Ketua Pokdarwis Limbasari yang menyatakan: “sebenernya kalau saya si hambatannya cuma satu ya dari masyarakat kurang akan kesadaran tentang desa wisatanya sehingga sulit untuk membagi tugas” (wawancara 16 september commit to user 2015)
81 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Dari uraian diatas dapat dilihat bahwa penggorganisasian pada manajemen pengembangan pariwisata di Desa Wisata Limbasari pelaku utamanya adalah Bidang Pariwisata Dinbudparpora Kabupaten Purbalingga
yang
membawahi
Pemerintah
Desa
Limbasari.
Pemerintah Desa Limbasari membawahi Pokdarwis Patrawisa untuk mengelola pariwisata. Kegiatan pengorganisasian masih kurang baik mengingat kendala yang dialami merupakan kendala dalam membagi tugas dan meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). 3. Actuating (Penggerakan) Penggerak merupakan bagian yang penting dalam proses manajerial, hal ini dikarenakan ini berkaitan erat dengan orang-orang yang ada dan berkaitan dengan organisasi. Dalam hal ini penggerakan bertujuan untuk membuat orang-orang mau bekerja agar usaha-usaha pengorganisasian dapat terealisasikan. Salah satu aspek penggerakan yang pertama yaitu perilaku manusia. Pihak Dinbudparpora kurang semangat dalam melakukan pengembangan pariwisata di Desa Wisata Limbasari hal ini karena melihat antusias warga masyarakat limbasari yang kurang semangat dan kurang kompak dalam pelaksanaan pengembangan pariwisata di Desa Wisata Limbasari. Hal ini sesuai dengan yang disampaikan oleh Bapak Prayitnono selaku Kepala bidang pariwisata dinbuparpora: commit to user
82 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
“…kita Dinas semangat kalau masyarakat Desa semangat lah masyarakatnya aja ada yang tidak setuju, ada yang kerjanya setengah itu ada. tapi dilain Desa itu ada yang semangat. seperti contohnya panusupan, mereka kompak ya ada kekompakan jadi ya kita semangat. jadi egonya. lebih ke ego…”.(wawancara 15 september 2015) Berikutnya pada penggerakan adalah aspek motivasi. Motivasi diperlukan oleh semua orang untuk mendorong agar mau bekerja lebih semangat dengan sepenuh hati. Dalam penggerakan motivasi Dinbudparpora mempunyai kegiatan pemberian motivasi kepada pelaku pariwisata. Hal tersebut diungkapkan oleh Bapak Prayitnono selaku
Kepala
Bidang
Pariwisata
Dinbudparpora
Kabupaten
Purbalingga: “…kita juga mengadakan peningkatan sdm tertuama untuk kelompok sadar wisata, ada pelatihan-pelatihan dan pemberian motivasi”.(wawancara 15 september 2015) Aspek dari penggerakan yang selanjutnya yaitu kepemimpinan. Kepemimpinan sangat mempengaruhi kinerja dari pelaku pariwisata. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Bapak Paryitno selaku Kepala Bidang Pariwisata Dinbudparpora Kabupaten Purbalingga: “…harapannya kita sebenernya di Desa itu kan Kadesnya tapi kembali pada kesifat kepemimpinan pada masing-masing apakah mereka bisa menggerakan masyarakat semua atau tidak. kalau dari Dinas mau menggerakan semua warga tapi yang punya warganya Bu Kadesnya ya mestinya Bu Kades yang mensosialisasikan, tapi belum maksimal menurut saya. beda dengan desa lain yang Kadesnya sosialisasi di setiap rt jadi kalau ada wisatan yang datang warganya ramah dan tidak menganggu…”.( wawancara 15 september 2015) Hal diatas menunjukan bahwa kepimpinan juga mempengaruhi kinerja. Hal tersebut commit terlihat topada user penanaman tanggungjawab para
83 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
anggota
pelaku
pengembangan
pariwisata
diharapkan
dapat
melaksanakan tugasnya masing-masing dengan sebaik-baiknya. Aspek selanjutnya dari penggerakan yaitu komunikasi. komunikasi dilakukan secara formal. Komunikasi diadakan secara formal dengan adanya agenda pertemuan dalam acara-acara pelatihan maupun
pertemuan
yang
membahas
sosialisasi
mengenai
pengembangan pariwisata di Desa Wisata Limbasari. Indikator terakhir yaitu hubungan manusia antar pelaksana pengembangan pariwisata di Desa Wisata Limbasari. Hubungan ini bersifat formal karena terikat pada birokrasi dan garis structural pada organisasi. Hal ini dilihat dari tingkat pertanggungjawab tugas masingmasing. Bentuk kegiatan dari hubungan ini adalah membantu melakukan
promosi
dan
memberi
pelatihan-pelatihan,
seperti
pernyataan yang terlihat dibawah ini oleh Bapak Prayitno selaku Kepala Bidang Parwisata Dinbudparpora Kabupaten Purbalingga: “…jadi biasanya kita menggerakan untuk promosi juga ya dengan promosi nyatanya sudah banyak wisatawan yang datang. terus menggerakan dengan melalui kampanye satwa pesona sadar wisata kemarin kita cek di aksi sadar wisata di goa lawa kita undang propinsi untuk dia ikut bimbingan disitu, kita juga member berbagai macam pelatihan”. (wawancara 15 september 2015) Promosi
juga
pertanggungjawaban
merupakan
yang
dilakukan
salah oleh
satu Dinas
bentuk
dari
Kebudayaan
Pariwisata Pemuda dan Olahraga dalam upaya mengembangkan pariwisata di Desa Wisata commitLimbasari. to user Ada beberapa promosi yang
84 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dilakukan oleh Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga seperti mempromosikan dengan cara membuatkan website, membantu mempromosikan dengan media online, membuat video profil untuk konsumsi iklan di youtube, dengan mengadakan acara famtrip (family action trip), mengundang biro wisata pelaku wisata, dan mengundang media cetak. Promosi yang paling efektif digunakan dalam mempromosikan pariwisata di Desa Wisata Limbasari yaitu dengan media cetak, seperti pernyataan yang terlihat dibawah ini oleh Bapak Prayitno selaku Kepala Bidang Parwisata Dinbudparpora Kabupaten Purbalingga : “..selain itu juga mempromosikan dengan cara membuatkan website, terus membantu mempromosikan dengan media online tahun ini membuat video profil untuk konsumsi iklan di youtube selain itu juga ada famtrip family action trip mengundang biro wisata pelaku wisata wartawan juga media cetak datang ke desa, biasanya yang sering kita pake si media cetak..” (wawancara 15 september 2015). Uraian diatas memperlihatkan bahwa penggerakan yang terjadi yaitu dengan cara penanaman rasa tanggungjawab terhadap masingmasing anggota dan pelaku pengembangan untuk dapat melaksanakan tugasnya masing-masing dengan penuh tanggungjawab melalui pelatihan-pelatihan telah diberikan yaitu mengenai pelatihan homestay, pelatihan savety untuk wisata sungai yang rutin dilakukan setiap selasa dan kamis berkerjasama dengan tirta serta, karena disana wisatanya air, kemudian pelatihan outbond, cara pemandu wisata, pembuatan sauvernir dan pelatihan IT. commit to user
85 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
4. Controlling (pengawasan) Pengawasan dilakukan agar menjamin bahwa tujuan dari organiasasi dan manajemen tercapai. Dalam hal ini Dinbudparpora menggunakan jenis pengawasan langsung dan pengawasan tidak langsung. Pengawasan langsung digunakan untuk mengetahui hasil-hasil dari suatu kegiatan yang sedang dikerjakan secara langsung. Pengawasan ini dilakukan sendiri oleh pimpinan. Dalam hal ini pimpinan langsung datang dan memeriksa kegiatan yang sedang dijalankan oleh bawahan. Pengawasan ini berwujud inspeksi langsung. Pengawasan dilakukan oleh Dinbudparpora selama 1 bulan sekali. Terkadang pengawasan tidak selalu datang menemui pokdarwis atau pemerintah desa langsung bisa dengan kunjungan wisatawan, bisa juga mengirim orang kesana untuk menilai dari sisi pelayanannya, pelayanannya dilihat dari sisi koordinasi. Hal ini sesuai dengan yang disampaikan oleh Kabid Pariwisata Dinbudparpora Kabupaten Purbalingga: “pengawasan tidak selalu datang ketempatnya langsung bisa dengan kunjungan wisatawan, bisa juga mengirim orang kesana untuk menilai dari sisi pelayanannya, ni pelayanannya dilihat dari sisi koordinasi”.(wawancara 15 september 2015). Pengawasan tidak langsung yaitu pengawasan dari jarak jauh. Pengawasan ini dilakukan melalui laporan yang disampaikan oleh para bawahan.
Baik
itu
tertulis maupaun commit to user
lisan.
Bentuk
dari
86 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pertanggungjawaban ini berupa laporan pelaksanaan dana, laporan pemasukan dana, dan laporan kunjungan. Laporan pelaksanaan dana yaitu laporan penggunaan dana yang diberikan oleh DPPKAD yang berisi rekapitulasi penggunaan dana dalam proses pengembangan. Penggunaan dana merupakan kegiatan yang diawasi oleh DPPKAD dan pihak inspektorat. Hal ini sesuai dengan yang disampaikan oleh Bapak Prayitno selaku Kepala Bidang Pariwisata Dinbudparpora Kabupaten Purbalingga: “pengawasan penggunaan dana oleh DPPKAD dan inspektorat dinas lebih dalam pengawasan teknis”(wawancara 15 september 2015) Selain itu Dinbudparpora juga mengadakan pertemuan untuk seluruh Desa Wisata di Kabupaten Purbalingga selama 3 bulan sekali. Dalam rapat tersebut semua Desa Wisata memaparkan keluhan yang di alami dan melaporkan berapa kunjungan wisatawan dan jumlah kunjungan yang berkunjung ke Desa Wisata Limbasari dan seberapa jauh perngembangan yang dilakukan oleh desa. Untuk akhirnya sejauh mana keberhasilan yang telah dilakukan dalam pengembangan pariwisata di Desa Wisata Limbasari semua tergantung pada jumlah pengunjung. kalau kunjungan meningkat menandakan keberhasilan dalam upaya pengembangan. Tingkat kunjungan menentukan jumlah pemberian bantuan dana, dimana Bapak Prayitno selaku Kepala Bidang Pariwisata Dinbudparpora Kabupaten Purbalingga menegaskan: “indikator keberhasilan itu tergantung jumlah pengunjung, commit to banyak user berhasil. Kalau tenyata sedikit kalau banyak pengunjung berati
87 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pengunjung ya bantuan dana kita limpahkan pada pariwisata yang lain”.(wawancara 15 september 2015) Dari uraian diatas dapat dilihat bahwa proses pengawasan yang dilakukan oleh Dinbudparpora dilakukan dalam dengan cara inspeksi langsung dan tidak langsung. Selain itu bentuk dari pengawasan yang dilakukan oleh Dinbudparpora sudah baik mengingat selalu melakukan pengawasan secara mendadak untuk mengetahui pelayanan dan pengelolaan
pariwisata
di
Desa
Limbasari.
Jadi
pengukuran
pelaksanaan dilakukan dengan inspeksi langsung dan laporan tulisan berupa laporan jumlah pengunjung wisata yang dibuat oleh Pokdarwis Patrawisa, dan inspeksi dari pihak yang berwenang seperti DPPKAD dan inspektorat.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
88 digilib.uns.ac.id
Tabel 4.6 Matriks Hasil Penelitian Manajemen Pengembangan Pariwisata di Desa Wisata Limbasari oleh Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga. No Aspek Keterangan (1) (2) (3) 1. Planning Proses perencanaan yang dilakukan oleh (Perencanaan) Dinbudparpora pertama yaitu melakukan analisis potensi kemudian dilanjutkan dengan pembuatan Dokumen Terpadu Desa Wisata Limbasari yang berisi program pengembangan pariwisata di Desa Wisata Limbasari. Upaya yang kemudian di lakukan untuk menunjang kegiatankegiatan agar terkelola dengan membuat penganggaran dana yang diperoleh dari DPPKAD lewat pokdarwis. Setelah dilakukan penganggaran dana, dengan SK Kepala Desa dibentuk panitia pengelola pengembangan pariwisata yang diberi nama Pokdarwis Patrawisa Limbasari dan mengadakan peningkatan SDM dengan mengadakan study banding dan pelatihan. 2. Organizing Penggorganisasian pada manajemen (Pengorganisasian) pengembangan pariwisata di Desa Wisata Limbasari terdiri dari Pokdarwis Patrawisa, Pemerintah Desa Limbasari dan pelaku utamanya yaitu Dinbudparpora Kabupaten Purbalingga. Secara teknis yang mengelola pengembangan pariwisata di Desa Wisata Limbasari yaitu Pokdarwis Patrawisa. Koordinasi dengan berbagai pihak dilakukan dengan komunikasi vertical dan komunikasi horizontal. 3. Actuating Penggerakan dilakukan cara penanaman (Penggerakan) rasa tanggungjawab terhadap masingmasing anggota dan pelaku pengembangan untuk dapat melaksanakan tugasnya masing-masing dengan penuh tanggungjawab melalui pelatihan-pelatihan yang telah diberikan yaitu mengenai pelatihan homestay, pelatihan savety untuk wisata sungai yang rutin dilakukan setiap selasa dan kamis berkerjasama dengan tirta serta, karena disana wisatanya air, kemudian pelatihan outbond, cara commit to user memandu wisata, pembuatan sauvernir dan
89 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pelatihan IT. 4.
Controlling (Pengawasan)
Dinbudparpora menggunakan jenis pengawasan langsung dan pengawasan tidak langsung. Pengawasan langsung dilakukan sendiri oleh pimpinan. Pengawasan ini berwujud inspeksi langsung. Pengawasan dilakukan oleh Dinbudparpora selama 1 bulan sekali dan secara mendadak. Pengawasan tidak langsung dilakukan dengan cara mengadakan rapat dalam waktu 3 bulan sekali, dilakukan dengan cara memberikan laporan berupa laporan jumlah pengunjung dan dana. Pengawasan dilakukan oleh Dinbudparpora, DPPAKD dan inspektorat.
commit to user