BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Tempat dan Waktu Penelitian Penentuan tempat pada penelitian ini ditentukan dengan sengaja (purposive) yaitu di PT. Bursa Efek Indonesia yang diakses melalui situs resminya yaitu www.idx.co.id dan Bank Indonesia yang diakses melalui www.bi.go.id. Waktu penelitian berlangsung ketika meneliti data historis penutupan saham perusahaan LQ 45 setiap bulan Januari tahun 2012 hingga Januari 2016.
2. Karakteristik Profil Objek Penelitian a. Hasil Pemilihan Saham LQ 45 Indeks LQ 45 adalah nilai kapitalisasi pasar dari 45 saham yang paling likuid dan memiliki nilai kapitalisasi yang besar hal itu merupakan indikator likuidasi. Indeks LQ 45, menggunakan 45 saham yang terpilih berdasarkan likuiditas perdagangan saham dan disesuaikan setiap tahun. Dengan demikian saham yang terdapat dalam indeks tersebut akan selalu berubah. Indeks LQ 45 hanya terdiri dari 45 saham yang telah terpilih melalui berbagai kriteria pemilihan, sehingga akan terdiri dari saham-saham dengan likuiditas dan kapitalisasi pasar yang tinggi. Saham-saham pada Indeks LQ 45 harus memenuhi kriteria dan melewati seleksi utama sebagai berikut:
44
http://digilib.mercubuana.ac.id/
45
1.) Saham Perusahaan LQ 45 yang tercatat dan aktif diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia Pada Tahun 2012 sampai dengan 2016 dengan frekuensi perdagangan minimal 300 kali dalam satu tahun. 2.) Saham Perusahaan LQ 45 yang membagikan deviden berturut-turut dari tahun 2012-2016. 3.) Saham Perusahaan LQ 45 yang mempunyai nilai price earning to growth ratio positif dan kurang dari satu. Saham-saham yang termasuk didalam Indeks LQ 45 terus dipantau setiap enam bulan akan diadakan review. Apabila ada saham yang sudah tidak masuk kriteria maka akan diganti dengan saham lain yang memenuhi syarat. Pemilihan saham-saham LQ 45 harus wajar, oleh karena itu BEI mempunyai komite penasehat yang terdiri dari para ahli di BAPEPAM, Universitas, dan Profesional dibidang pasar modal. Tabel 4.1 Perusahaan LQ 45 yang Dijadikan Sampel Penelitian Tahun 2012-2016 No.
Kode Saham
Perusahaan
1
AALI.JK
Astra Agro Lestari Tbk
2
ADRO.JK
Adaro Energy Tbk
3
AKRA.JK
AKR Corporindo Tbk
4
ASII.JK
Astra International Tbk
5
ASRI.JK
Alam Sutera Realty Tbk
6
BBCA.JK
Bank Central Asia Tbk
45
http://digilib.mercubuana.ac.id/
46
7
BBNI.JK
Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
8
BBRI.JK
Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
9
BMRI.JK
Bank Mandiri (Persero) Tbk
10
BSDE.JK
Bumi Serpong Damai Tbk
11
CPIN.JK
Charoen Pokphand Indonesia Tbk
12
GGRM.JK
Gudang Garam Tbk
13
ICBP.JK
Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
14
INDF.JK
Indofood Sukses Makmur Tbk
15
INTP.JK
Indocement Tunggal Prakarsa Tbk
16
JSMR.JK
Jasa Marga (Persero) Tbk
17
KBLF.JK
Kalbe Farma Tbk
18
LPKR.JK
Lippo Karawaci Tbk
19
LSIP.JK
PP London Sumatra Indonesia Tbk
20
MNCN.JK
Media Nusantara Citra Tbk
21
PGAS.JK
Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk
22
PTBA.JK
Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk
23
TLKM.JK
Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk
24
UNTR.JK
United Tractors Tbk
25
UNVR.JK
Unilever Indonesia Tbk
Sumber:www.idx.co.id Tahun 2016
Berdasarkan kriteria tersebut di atas saham yang secara konsisten terdaftar dalam Indeks LQ 45 selama periode januari 2012 hingga januari 2016 terdapat dua
46
http://digilib.mercubuana.ac.id/
47
puluh lima saham yang menjadi sampel dalam penelitian ini. Saham-saham tersebut adalah
Astra Agro Lestari Tbk (AALI), Adaro Energy Tbk
(ADRO), AKR Corporindo Tbk (AKRA), Astra International Tbk (ASII), Alam Sutera Realty Tbk (ASRI), Bank Central Asia Tbk (BBCA), Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI), Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE), Charoen Pokphan Indonesia Tbk (CPIN), Gudang Garam Tbk (GGRM), Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP), Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR), Kalbe Farma Tbk (KLBF), Lippo Karawaci Tbk (LPKR), PP London Sumatra Indonesia Indonesia Tbk (LSIP), Media Nusantara Citra Tbk (MNCN), Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGAS), Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk (PTBA), Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk (TLKM), United Tractor Tbk (UNTR), dan Unilever Indonesia Tbk (UNVR). Tabel terlampir menggambarkan daftar saham yang terdaftar diIndeks LQ45 periode tahun 2012-2016. Metode yang digunakan dalam penentuan portofolio optimal dari dua puluh l i m a saham perusahaan LQ 45 adalah model indeks tunggal Tabel 4.1 adalah daftar perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian untuk mendapatkan kandidat portofolio optimal. b. Hasil Data Historis Tahunan 1) Penutupan Saham Perusahaan LQ-45
47
http://digilib.mercubuana.ac.id/
48
Untuk mencari return saham, digunakan harga penutupan saham tahunan (closing price) perusahaan Lq- 45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2016. Data harga penutupan saham diperoleh dari www.idx.co.id. 2) Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Penentuan portofolio optimal saham dengan model indeks tunggal, menggunakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sebagai risiko pasar. Data IHSG diperoleh dari laporan Bursa Efek Indonesia melalui situs www.yahoofinance.co.id. Daftar closing price IHSG dapat dilihat pada lampiran. Tabel 4.2 IHSG dari Tingkat Pengembalian (Rm) Periode: Januari 2012-2016 No.
Tahun
IHSG
Rm
(Rm-Rm)²
1
2012
3.942
2
2013
4.454
0,1299
0,00673
3
2014
4.419
-0,0079
0,00311
4
2015
5.289
0,1969
0,02220
5
2016
4.615
-0,1274
0,03073
Total
22.719
0,1915
0,06281
Rata-rata
1.893
0,0479
0,01075
Var (Rm)-σ²
236.549
0,0209
Sumber: www.idx.co.id (Tahun 2016) Dari tabel 4.2 tersebut, terlihat bahwa closing price bulanan IHSG cenderung mengalami fluktuatif setiap tahunnya di tahun 2014 dan 2016 cenderung menurun serta di tahun 2013 dan 2015 cenderung mengalami kenaikan. Closing price IHSG tertinggi yaitu pada tahun 2015 sebesar 5.289, sedangkan closing price IHSG terendah pada tahun 2012 sebesar 3.942. 48
http://digilib.mercubuana.ac.id/
49
Dari perhitungan IHSG tersebut diperoleh tingkat pengembalian pasar (realization market return) yang postif yaitu 0.0479 atau 4.79% per bulan dan varian pasar sebesar 0.0209 atau 2,09% per bulan. Dengan realization return market yang positif, dapat disimpulkan bahwa pasar modal memberikan return bagi investor. 3) Sertifikat Bank Indonesia Sertifikat bank Indonesia digunakan untuk mendapatkan suku bunga bebas risiko atau risk free rate. Data SBI diakses dari situs resmi Bank Indonesia yaitu www.bi.go.id. SBI tahun 2012-2016.
Tabel 4.3 Tingkat Pengembalian Bebas Risiko (Rf) Periode Januari 2012-2016 Tahun
Suku Bunga SBI
2012
0,0600
2013
0,0575
2014
0,075
2015
0,0775
2016
0,0725
Total
0,34
Rf / Tahun
0,0685
Rf / Bulan
0,005708333
Sumber: www.bi.go.id (Tahun 2016) Tabel 4.3 menunjukan bahwa terjadi kenaikan suku bunga SBI di setiap tahunnya. Suku bunga tertinggi terdapat di tahun 2015 yaitu sebesar 0,0775 atau sebesar 7,75%.
49
http://digilib.mercubuana.ac.id/
50
Dari tabel diatas didapatkan rata-rata risk free rate per tahun sebesar 0,0685 atau 6.85% artinya apabila investor menanamkan dananya pada SBI berjangka satu bulan, maka secara rata-rata per tahun investor akan memperoleh bunga sebesar 6.85% dari dana yang ditanamkannya. Dalam penelitian ini, karena harga saham yang dipergunakan adalah data saham per bulan, maka risk free rate yang dipergunakan untuk menentukan portofolio optimal dalam satuan bulanan adalah 0.57%. adanya tingkat pengembalian bebas risiko sebesar 0.57% per bulan, serta tingkat pengembalian pasar sebesar 2.09% menunjukkan bahwa pasar modal (BEI) dapat memberikan tingkat pengembalian yang lebih besar dari pada tingkat pengembalian investasi bebas risiko (Rf). Namun kita harus melakukan analisis terlebih dahulu, agar risiko yang ditanggung lebih kecil.
B. Penentuan Portofolio Optimal Menggunakan Model Indeks Tunggal Investasi merupakan komitmen atas pengorbanan sejumlah dana atau sumber daya pada saat ini dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan di masa yang akan datang. Investor akan menghadapi risiko sistematis dan tidak sistematis
dalam kegiatan berinvestasi.
Untuk
menghindari
risiko tidak
sistematis, dapat dilakukan diversifikasi saham yaitu mengalokasikan dana pada berbagai jenis investasi untuk mengurangi risiko. Salah satu cara diversifikasi yaitu dengan pembentukan portofolio optimal saham. Pembentukan portofolio optimal ini menggunakan proses analisis matematis.
50
http://digilib.mercubuana.ac.id/
51
Metode yang digunakan dalam pembentukan portofolio optimal adalah model Indeks Tunggal. Penentuan portofolio model Indeks Tunggal yaitu berdasarkan besarnya nilai ERB dan cut-off rate. Apabila nilai ERB lebih besar atau sama dengan cut-off rate,maka saham tersebut dimasukkan Kedalam kandidat portofolio optimal. Apabila nilai ERB lebih kecil dari nilai cut-off rate, maka saham tidak dimasukkan kedalam kandidat portofolio optimal saham. Penggunaan nilai ERB dan cut-off rate mempunyai kelebihan
yaitu
mempertimbangkan risiko sistematis (beta). Risiko sistematis memang tidak dapat dihindari akan tetapi investor dapat memilih saham dengan nilai ERB yang tinggi. Beta dan nilai ERB dapat digunakan untuk mempertimbangkan alternatif investasi dan mengoptimalkan portofolio. Risiko tidak sistematis dapat dihindari dengan diversifikasi itu sendiri. Investor rasional tentu akan memilih return saham yang positif. Berdasarkan hasil perhitungan dari dua puluh lima sampel penelitian, didapatkan enam belas saham yang menjadi kandidat portofolio optimal saham. Enam belas saham ini mempunyai tingkat return yang tinggi dibandingkan saham yang tidak masuk dalam kandidat portofolio optimal. Hal ini memberikan investor lebih banyak pilihan dalam memilih saham- saham yang akan dijadikan alternatif dalam berinvestasi. Tujuh belas saham yang masuk dalam portofolio saham optimal ini juga sesuai dengan hasil penelitian dari Umanto Eko (2008) yang meneliti indeks LQ 45, dan penelitian dari Apriyani Widya Turangga, dkk (2013) yang juga meneliti portofolio saham optimal perusahaan manufaktur.
51
http://digilib.mercubuana.ac.id/
52
Tabel 4.4 Perhitungan Expected Return, Beta, Variance Error Residual Saham, dan Excess Return to Beta (ERB) No
Kode Saham
βi
ERB
1
AALI.JK
-0,0322
-0,0379
0,5275
-0,0718
2
ADRO.JK
0,2362
-0,2420
1,2748
-0,1898
3
AKRA.JK
0,2074
0,2017
-1,0950
-0,1842
4
ASII.JK
-0,2473
-0,2530
-0,0364
6,9424
5
ASRI.JK
-0,0110
-0,0167
2,0621
-0,0081
6
BBCA.JK
0,1404
0,1347
0,8451
0,1594
7
BBNI.JK
0,1032
0,0975
1,2282
0,0793
8
BBRI.JK
0,1429
0,1372
0,9232
0,1486
9
BMRI.JK
0,1123
0,1066
1,1068
0,0963
10
BSDE.JK
0,1553
0,1496
1,3255
0,1128
11
CPIN.JK
0,1048
0,0991
0,7399
0,1340
12
GGRM.JK
0,0267
0,0210
0,6950
0,0302
13
ICBP.JK
0,3146
0,3089
0,8813
0,3505
14
INDF.JK
0,0792
0,0735
0,6747
0,1090
15
INTP.JK
0,0491
0,0434
0,6059
0,0716
16
JSMR.JK
0,0970
0,0913
1,4099
0,0647
17
KBLF.JK
-0,0896
-0,0954
0,3088
-0,3088
18
LPKR.JK
0,1460
0,1403
1,0727
0,1308
19
LSIP.JK
-0,1136
-0,1193
0,7455
-0,1600
20
MNCN.JK
0,0990
0,0933
2,5044
0,0373
52
http://digilib.mercubuana.ac.id/
53
21
PGAS.JK
-0,0149
-0,0206
1,5656
-0,0132
22
PTBA.JK
-0,2533
-0,2590
1,7266
-0,1500
23
TLKM.JK
0,0187
0,0130
0,9743
0,0133
24
UNTR.JK
-0,1067
-0,1124
-0,3528
0,3185
25
UNVR.JK
0,1747
0,1691
0,3287
0,5142
Sumber: Data olah tahun 2016
1. Hasil Perhitungan Excess Return To Beta (ERB) Langkah pertama dalam menghitung portofolio optimal saham yaitu mengetahui terlebih dahulu komposisi saham yang akan menjadi kandidat portofolio optimal saham. Saham yang mempunyai nilai ERB > Ci akan dimasukkan kedalam kandidat portofolio optimal saham, sebaliknya saham yang mempunyai nilai ERB < Ci tidak dimasukkan kedalam kandidat portofolio optimal saham. Untuk mengetahui komposisi tersebut, harus melakukan beberapa langkah, yaitu sebagai berikut: a) Menghitung Expected Return, Variance, Standar Deviasi dan Kovarian saham. Untuk menghitung expected return, variance, standar deviasi, dan kovarian saham individual digunakan program Ms.Excel. Realized return dihitung dengan mengurangkan harga saham pada periode sekarang dengan harga saham pada periode sebelumnya dan dibagi dengan harga saham periode sebelumnya. Expected return dihitung dengan menjumlahkan realized return kemudian dibagi dengan jumlah periode penelitan. Variance dihitung dengan cara mengurangkan realized return dengan expected return lalu dibagi dengan jumlah periode
53
http://digilib.mercubuana.ac.id/
54
penelitian, sedangkan standar deviasi dihitung dengan menarik akar pangkat dari variance saham. Kovarian dihitung dengan membandingan hasil perhitungan return saham dengan return market. Hasil perhitungan expected return Variance dan Standar deviasi. Dari dua puluh lima sampel penelitian tersebut, saham yang memberikan tingkat expected return paling besar adalah saham ICBP yaitu sebesar 0,3146, sedangkan saham yang memberikan expected return terendah adalah saham PTBA yaitu sebesar -0,2533. Pada sampel penelitian tersebut terdapat enam belas saham yang mempunyai expected return positif dan sembilan saham yang mempunyai expected return negatif. Investor rasional tentu akan memilih saham dengan expected return positif. Variance saham individual digunakan untuk mengetahui risiko dari expected return saham. Dari perhitungan variance saham individual, saham yang mempunyai variance paling
besar adalah
saham LSIP sebesar 0,3199,
sedangkan saham yang mempunyai variance terendah adalah UNVR sebesar 0,00153. Investor rasional tentunya akan memilih saham dengan risiko terendah, namun hal ini juga tergantung pada preferensi risiko masing-masing investor. Perhitungan kovarian bertujuan untuk mengetahui perbandingan return saham individual dengan market return. Caranya yaitu dengan mengurangi realized return saham dengan expected
return saham tersebut kemudian
dikalikan dengan hasil dari realized return market dikurangi expected return market. b) Menghitung Market Return
54
http://digilib.mercubuana.ac.id/
55
Market return dihitung dengan cara mengurangkan IHSG periode sekarang dengan IHSG periode sebelumnya kemudian dibagi dengan IHSG periode sebelumnya. Tabel 4.2 merupakan hasil perhitungan expected return IHSG, standar deviasi IHSG, dan variance IHSG. Berdasarkan perhitungan tersebut, data IHSG yang digunakan untuk memperoleh expected return market sebesar 0,0479 perbulan dan standar deviasi 0,0107. Sedangkan risiko pasar yang ditanggung sebesar 0,0209. Expected return market yang bernilai positif ini membuktikan bahwa investasi pada pasar modal memberikan returnbagi investor. c) Menghitung Risk Free Rate Sertifikat Bank Indonesia digunakan untuk menghitung komponen risk free rate (tingkat bebas risiko) pada portofolio optimal model single index. SBI cenderung naik dari tahun ketahun. Data ini diambil dari situs resmi Bank Indonesia yaitu www.bi.go.id. Risk free rate yang digunakan dalam menghitung portofolio optimal saham dengan metode single index yaitu risk free rate bulanan sebesar 0,0057. Risk free rate bulanan ini dipilih agar memperoleh hasil perhitungan yang lebih akurat. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut diketahui bahwa apabila investor melakukan investasi pada SBI akan memperoleh return sebesar 0,0057 perbulan atau sebesar 0,00019 per hari dengan risiko 0%. Return tersebut sudah pasti diterima investor karena investasi pada SBI adalah investasi yang tidak mengandung risiko. Return bebas risiko sebesar 0,0057 perbulan membuktikan
55
http://digilib.mercubuana.ac.id/
56
bahwa investasi di Bursa Efek Indonesia memberikan return lebih besar yaitu sebesar 0,0479 perbulan dibandingkan dengan berinvestasi pada SBI. d) Menghitung Beta, Alpha, Variance Error Residual Saham, Excess Return to Beta Beta dihitung dengan membandingkan kovarian saham dengan variance pasar. Alpha dihitung dengan mengurangkan expected return saham dengan hasil kali beta dengan expected return market. Variance error merupakan
risiko
tidak
sistematis
residual
saham
saham, sedangkan ERB merupakan
kelebihan pengembalian atas return bebas risiko terhadap asset lain. ERB menunjukkan hubungan antara return dan risiko yang merupakan factor penentu investasi. Hasil perhitungan beta, variance error residual saham dan ERB dapat dilihat pada tabel 4.4, sedangkan perhitungan alpha dapat dilihat pada lampiran . Lampiran 4 tersebut menunjukkan bahwa alpha bervariasi, ada perusahaan yang mempunyai nilai alpha negative dan nilai alpha positif. Alpha adalah nilai expected return saham yang independen terhadap market return. Apabila ada perubahan market return yang berupa peningkatan atau penurunan, maka tidak berpengaruh terhadap return saham individual. Alpha merupakan bagian dari tingkat return saham individual yang tidak dipengaruhi oleh perubahan pasar. Variance error residual saham adalah risiko tidak sistematis, yaitu risiko yang dapat dihilangkan dengan cara diversifikasi. Risiko tidak sistematis hanya ada pada perusahaan yang bersangkutan tersebut, sehingga risiko ini dapat didiversifikasikan.
56
http://digilib.mercubuana.ac.id/
57
Beta adalah risiko unik dari saham, beta merupakan sensitivitas return saham terhadap market return. Beta positif mengindikasikan bahwa apabila market return meningkat, maka return saham juga akan meningkat. Kenaikan market return akan mengakibatkan kenaikan return saham-saham perusahaan LQ 45. Sebaliknya apabila beta negatif, kenaikan market return akan diikuti penurunan return saham. Berdasarkan perhitungan pada tabel 4.4, perusahaan yang mempunyai beta tertinggi yaitu MNCN sebesar 2,5044. Hal ini berarti apabila ada kenaikan market return sebesar satu satuan, maka akan diikuti kenaikan return saham MNCN sebesar 2,5044 satuan. Untuk memperoleh kandidat portofolio dari saham perusahaan LQ 45, selanjutnya dilakukan perhitungan excess return to beta (ERB). ERB merupakan kelebihan pengembalian atas return bebas risiko terhadap asset lain dan menunjukkan hubungan antara return dan risiko yang merupakan faktor penentu investasi. Berdasarkan perhitungan ERB yang terdapat pada tabel 4.4 tersebut, diperoleh nilai ERB yang tertinggi yaitu ASII sebesar 6,9424 dan nilai ERB yang terendah yaitu KBLF sebesar -0,3088. Saham portofolio optimal harus mempunyai nilai ERB yang tinggi. 2. Hasil Perhitungan Cut-Off Rate (Ci) Cut-off rate (Ci) dihitung dengan mengkalikan variance market dengan nilai Aj lalu dibagi dengan penjumlahan konstanta dengan hasil kali variance market dengan nilai Bj. Nilai Ci tertinggi ini adalah nilai cut-off poit (C*). Hasil perhitungan cut-off rate dapat dilihat pada tabel 4.5. Tabel 4.5
57
http://digilib.mercubuana.ac.id/
58
Perhitungan Cut-off Rate (Ci) No
Kode Saham
Ri
σei²
βi
Ai
Bi
∑Ai
∑Bi
σm² x
1+σm² x
∑Ai
∑Bi
Ci
1
ASII.JK
-0,25
0,00002
0,04
397,9
57,3
397
57
8,32
2,2
3,79
2
BBCA.JK
0,14
0,00023
0,85
503,1
3155
503
3155
10,5
67,02
0,16
3
BBNI.JK
0,10
0,00046
1,23
262,9
3313
660
3370
13,8
71,5
0,93
4
BBRIJK
0,14
0,00027
0,92
474,7
3194
1135
6565
23,7
138,36
0,17
5
BMRI.JK
0,11
0,00038
1,11
313,2
3252
1448
9817
30,3
206,4
0,15
6
BSDE.JK
0,16
0,00054
1,33
368,2
3263
1816
13080
38
274,8
0,14
7
CPIN.JK
0,11
0,00014
0,74
521,5
3893
2338
16973
48,9
356,12
0,14
8
GGRM.JK
0,03
0,00014
0,69
107,2
3552
2445
20525
51,2
430,44
0,12
9
ICBP.JK
0,32
0,00023
0,88
117,7
3363
3624
23888
75,8
500,8
0,15
10
INDF.JK
0,08
0,00014
0,68
357,1
3277
3981
27165
83,3
569,4
0,15
11
INTP.JK
0,05
0,00011
0,61
234,3
3271
4215
30436
88,2
630,8
0,14
12
JSMR.JK
0,09
0,00060
1,41
212,8
3287
4428
33724
92,7
706,6
0,13
13
LPKR.JK
0,15
0,00033
1,08
453,6
3468
4882
37192
102,1
776,2
0,13
14
MNCN.JK
0,09
0,00162
2,50
144,3
3872
5026
41065
105,2
860,2
0,12
15
TLKM.JK
0,02
0,00016
0,97
78,02
5855
5104
46920
106,8
982,7
0,11
16
UNTR.JK
0,11
0,00005
0,35
850,8
2671
5955
49591
124,6
1038,6
0,12
17
UNVR.JK
0,18
0,00003
0,33
1.666
3240
7621
52832
159,5
1106,4
0,14
Sumber: Data olah tahun 2016 Untuk menentukan saham-saham mana dari ke-17 saham tersebut yang akan menjadi bagian portofolio optimal, harus lebih dahulu dibandingkan antara ERB dengan cut-off point (Ci) dari ke-17 saham tersebut. Setelah didapat hasil perhitungan cut-off point (Ci), maka nilai ERB yang positif diperbandingkan dengan nilai cut-off point tersebut. Jika ERB suatu saham lebih besar dari cut-off point-nya (Ci), maka saham tersebut memenuhi kriteria untuk masuk ke dalam portofolio optimal dan jika ERB suatu saham lebih kecil
58
http://digilib.mercubuana.ac.id/
59
dari cut-off point (Ci), maka saham tersebut tidak memenuhi kriteria untuk masuk dalam pembentukan portofolio optimal. Berdasarkan perhitungan Ci yang terdapat pada tabel 4.5 tersebut, diperoleh nilai Ci yang tertinggi yaitu ASII sebesar 3,7855 dan nilai Ci yang terendah yaitu TLKM sebesar 0,1087. 3. Menentukan Cut-Off Point (C*) Nilai cut-off point (C*) adalah nilai Ci tertinggi dari seluruh nilai Ci saham. Nilai C* digunakan untuk menentukan titik pembatas saham mana saja yang masuk sebagai kandidat portofolio optimal. Portofolio optimal terdiri dari sahamsaham yang mempunyai nilai ERB lebih besar atau sama dengan Ci. Tabel 6 Penentuan Cut-off Point (C*) No.
Kode Saham
Perusahaan
ERB
Hasil
Ci
1
ASII.JK
Astra International Tbk
6,9424
>
3,7855
2
BBCA.JK
Bank Central Asia Tbk
0,1594
>
0,1570
3
BBNI.JK
Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
0,0793
<
0,1933
4
BBRI.JK
Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
0,1486
<
0,1717
5
BMRI.JK
Bank Mandiri (Persero) Tbk
0,0963
<
0,1469
6
BSDE.JK
Bumi Serpong Damai Tbk
0,1128
<
0,1384
7
CPIN.JK
Charoen Pokphand Indonesia Tbk
0,1340
<
0,1374
8
GGRM.JK
Gudang Garam Tbk
0,0302
<
0,1189
9
ICBP.JK
Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
0,3505
>
0,1514
10
INDF.JK
Indofood Sukses Makmur Tbk
0,1090
<
0,1463
11
INTP.JK
Indocement Tunggal Prakarsa Tbk
0,0716
<
0,1383
12
JSMR.JK
Jasa Marga (Persero) Tbk
0,0647
<
0,1311
13
LPKR.JK
Lippo Karawaci Tbk
0,1308
<
0,1311
14
MNCN.JK
Media Nusantara Citra Tbk
0,0373
<
0,1223
15
TLKM.JK
Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk
0,0133
<
0,1087
16
UNTR.JK
United Tractors Tbk
0,3185
>
0,1200
17
UNVR.JK
Unilever Indonesia Tbk
0,5142
>
0,1441
59
http://digilib.mercubuana.ac.id/
60
Sumber: Data olah tahun 2016
Hasil perhitungan nilai cut-off point (C*) pada penelitian ini adalah sebesar 3,7855 yaitu saham ASII. Langkah terakhir untuk mengetahui komposisi saham yang masuk pada portofolio optimal adalah memilih saham yang mempunyai nilai ERB lebih besar atau sama dengan nilai cut-off rate (Ci). Tabel 6 merupakan hasil perbandingan nilai ERB saham dengan Ci. Pada tabel 4.6 tersebut
dapat dilihat bahwa
saham diurutkan
berdasarkan nilai ERB dari yang tertinggi hingga terendah. Kemudian untuk memperoleh kandidat portofolio saham optimal, maka nilai ERB harus dibandingkan dengan nilai cut-off rate. Terdapat dua belas saham yang tidak dimasukkan dalam portofolio saham optimal yaitu saham yang mempunyai nilai ERB yang kurang dari cut-off rate, diantaranya BBNI, BBRI, BMRI, BSDE, CPIN, GGRM, INDF, INTP, JSMR, LPKR, MNCN, dan TLKM. C. Pembentukan Portofolio Optimal Tujuan dari pembentukan portofolio optimal saham yaitu mengurangi risiko dengan cara diversifikasi. Pada penelitian ini didapatkan lima saham yang menjadi kandidat portofolio. Dari kelima saham ini diperlukan penghitungan proporsi dana masing-masing saham untuk mendapatkan return maksimal dengan risiko tertentu atau sebaliknya return tertentu dengan risiko minimal. Besarnya proporsi dana ini tentunya dihitung dengan perhitungan matematis.
60
http://digilib.mercubuana.ac.id/
61
Proporsi dana ini diperoleh dengan melakukan perhitungan skala tertimbang terlebih dahulu dengan tujuan agar memperoleh proporsi dana yang tepat. Skala tertimbang diperoleh dari beta individual dibagi dengan variance error residual saham kemudian dikalikan dengan nilai ERB yang telah dikurangi nilai cut-off point. Setelah diperoleh skala tertimbang saham kemudian proporsi saham dapat dihitung yaitu dengan membagi skala tertimbang masing-masing saham dengan jumlah keseluruhan skala tertimbang. 1. Saham Pembentuk Portofolio Optimal Setelah melakukan perbandingan Excess Return To Beta (ERB) dengan Cut Of Rate (Ci) dari ketujuh belas saham yang diteliti terdapat lima saham yang nilai ERB-nya menunjukan lebih besar dari Ci, sehingga kelima saham tersebut memenuhi kriteria untuk masuk kedalam pembentukan potofolio optimal. Saham tersebut adalah Astra International Tbk (ASII. JK), Bank Central Asia Tbk (BBCA.JK), Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP.JK), United Tractors Tbk (UNTR.JK), Unilever Indonesia Tbk (UNVR.JK). 2. Proporsi Saham Pembentuk Potofolio Optimal Lima saham yang masuk dalam pembentukan portofolio optimal, maka selaalnjutnya melakukan perhitungan proporsi dana (Wi) untuk masing-masing saham. Untuk memperoleh nilai Wi,
maka
harus melakukan perhitungan
skala tertimbang masing-masing saham (Zi). Tabel 4.7 merupakan hasil perhitungan dari skala tertimbang dan proporsi dana masing-masing saham. Tabel 4.7 Perhitungan Proporsi Dana Masing-masing saham
61
http://digilib.mercubuana.ac.id/
62
No Kode Saham
βi
σei²
ERB
Ci
Zi
Wi
1
ASII.JK
0,0364 0,00002 6,9424 3,7855 3,1508 0,8039
2
BBCA.JK
0,8451 0,00023 0,1594 0,1570 0,0024 0,0006
3
ICBP.JK
0,8813 0,00023 0,3505 0,1514 0,1990 0,0507
4
UNTR.JK
0,3528 0,00005 0,3185 0,1200 0,1985 0,0506
5
UNVR.JK
0,3288 0,00003 0,5142 0,1441 0,3701 0,0942 3,9269
1
Sumber: Data olah tahun 2016
Tabel 4.7 tersebut menunjukkan proporsi dana yang membentuk portofolio optimal saham, yaitu UNVR sebesar 0,1331, SMSM sebesar 0,0824,
TSPC
sebesar 0,0760, GGRM sebesar 0,0628, ARNA sebesar 0,0684, AMFG sebesar 0,0505, GJTL sebesar 0,0510, KLBF sebesar 0,0336, KAEF sebesar 0,0489, CPIN sebesar 0,0333, INTP sebesar 0,0715, AUTO sebesar 0,0124, INDF sebesar 0,0960, DVLA sebesar 0,0239, JPFA sebesar 0,0214 SMGR sebesar 0,0810, dan SMCB sebesar 0,0535. Berdasarkan tabel 4.7, diketahui bahwa proporsi dana terbesar yaitu pada saham perusahaan ASII yaitu sebesar 5,0836, sedangkan proporsi dana terendah yaitu pada saham perusahaan UNTR, 0,3805. Saham dengan proporsi
dana
tertinggi merupakan alternative investasi yang seharusnya dipilih investor yang rasional. Selain itu, saham tersebut juga mempunyai nilai ERB yang lebih besar dari Ci. 3. Besarnya Return dan Risiko dari Portofolio Optimal Saham
62
http://digilib.mercubuana.ac.id/
63
Saham yang menjadi kandidat portofolio optimal
terdiri dari tujuh belas
saham perusahaan LQ 45 yang menghasilkan expected return dan risiko terbaik. Portofolio optimal dari saham-saham perusahaan LQ 45 memiliki expected return sebesar 0,0364 perbulan, sedangkan risiko yang portofolio optimal
harus dihadapi dari
tersebut sesuai dengan hasil perhitungan adalah sebesar
0,0125 a. Hasil Perhitungan Return Portofolio Setelah mengetahui proporsi dana untuk saham yang terpilih dalam pembentukan portofolio optimal, maka selanjutnya menghitung expected return portofolio. Sebelum menghitung expected return portofolio, terlebih dahulu menghitung alpha portopolio dan beta portofolio. Alpha portofolio diperoleh dari rata-rata tertimbang dari alpha setiap saham. Sedangkan beta portofolio diperoleh dari rata-rata tertimbang beta setiap saham.Tabel 4.8 merupakan hasil perhitungan alpha portofolio dan beta portofolio. Tabel 4.8 Perhitungan Return Portofolio Optimal No
Kode Saham
Perusahaan
Wi
βi
αi
αp=Wi.αi
βp=Wi.βi
0,038
0,031
-0,029
1
ASII.JK
Astra International Tbk
0,804
0,036
2
BBCA.JK
Bank Central Asia Tbk
0,001
0,845
0,025
0,000
0,001
3
ICBP.JK
Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
0,051
0,013
0,001
0,045
4
UNTR.JK
United Tractors Tbk
0,051
0,881 0,353
0,049
0,002
-0,018
5
UNVR.JK
Unilever Indonesia Tbk
0,094
0,329
0,014
0,001
0,031
0,0351
0,029
Sumber: Data olah tahun 2016
63
http://digilib.mercubuana.ac.id/
64
E(Rp) = αp + {βp. E(Rm)} E(Rp) = 0,0351 (0,0290.0,0478) E(Rp) = 0,03645 Dari hasil perhitungan pada table 4.8 menunjukkan bahwa return portofolio yang dihitung dari lima saham perusahaan LQ 45 yang terpilih dalam pembentukan portofolio optimal adalah sebesar 0,0364. Return tersebut akan memengaruhi keputusan investor untuk berinvestasi pada saham perusahaan LQ 45 karena mempunyai expected return yang lebih tinggi dibandingkan expected return market atau expected return risk free. b. Hasil Perhitungan Risiko Portofolio Optimal Untuk menentukan risiko dari portofolio, terlebih dahulu harus diketahui beta dari portofolio yang dikuadratkan, market variance, dan unsystematic risk dari portofolio. Tabel 4.9 berikut merupakan hasil perhitungan risiko portofolio. Tabel 4.9 Perhitungan Risiko Portofolio Optimal
No
Kode Saham
1
ASII.JK
2 3
Perusahaan
Wi
σei²
Astra International Tbk
0,804
0,000023
0,000019
BBCA.JK
Bank Central Asia Tbk
0,001
0,000226
0,000000
ICBP.JK
Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
0,051
0,000231
0,000012
4
UNTR.JK
United Tractors Tbk
0,051
0,000047
0,000002
5
UNVR.JK
Unilever Indonesia Tbk
0,094
0,000033
0,000003
Variance portofolio
σep²=Wi.σei²
0,016
αp² = βp² . Σm² + σep² Risiko Portofolio
0,012
Sumber: Data olah tahun 2016
64
http://digilib.mercubuana.ac.id/
βp²
σm²
0,103
0,167
65
Dari perhitungan tabel 4.9 tersebut, diketahui bahwa variance portofolio sebesar 0,01555428 dan standar deviasi sebesar 0,12471681. Apabila dibandingkan antara return saham individual dan return saham portofolio, terdapat saham individual yang memberikan return yang lebih tinggi dibandingkan return portofolio. Namun risiko dari saham individual ternyata juga lebih tinggi dibandingkan dengan risiko portofolio. Hal ini membuktikan bahwa dengan membentuk portofolio optimal, dapat melakukan diversifikasi atau pengurangan risiko. Setelah mendapatkan tingkat pengembalian dan tingkat risiko portofolio, kita dapat membandingkan apabila kita berinvestasi pada salah satu saham yang mempunyai ERB tersebut, dengan tingkat pengembalian dan risiko yang didapat apabila kita berinvestasi dengan membentuk portofolio. Berikut tabel tingkat pengembalian dan tingkat risiko saham individu dengan ERB positif dan diatas Cut-off rate: Tabel 4.10 Saham-saham dengan ERB Positif dan Lebih Besar dari Cut-off Rate No
Kode Saham
Perusahaan
Ri
σi²
σi
1
ASII.JK
Astra International Tbk
-0,247
0,224
0,474
2
BBCA.JK
Bank Central Asia Tbk
0,140
0,028
0,169
3
ICBP.JK
Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
0,314
0,056
0,237
4
UNTR.JK
United Tractors Tbk
-0,426
0,017
0,133
Unilever Indonesia Tbk
0,699
0,015
0,124
5 UNVR.JK Sumber: Data
olah tahun 2016
E(Rp) = αp + {βp. E(Rm)} E(Rp) = 0,0351 (0,0290.0,0478)
65
http://digilib.mercubuana.ac.id/
66
E(Rp) = 0,03645 Variance portofolio
= 0,016
αp² = βp² . Σm² + σep² Risiko Portofolio
= 0,012
Dapat dilihat dari tabel 4.10 jika kita berinvestasi secara individual maka akan mendapatkan tingkat pengembalian yang lebih tinggi daripada berinvestasi dengan membentuk portofolio, namun tingkat risiko yang ditanggung lebih besar daripada tingkat risiko dengan membentuk portofolio. Dalam hal ini kita dapat melihat bahwa tidak ada saham yang tingkat pengembaliannya lebih besar daripada portofolio namun risiko yang ditanggung lebih kecil dari pada risiko dengan membentuk portofolio. Oleh karena itu terbukti bahwa dengan membentuk portofolio kita dapat melakukan diversifikasi atau pengurangan risiko. Keuntungan investasi di saham sangat tergantung pada banyak hal, tapi yang utama adalah tergantung pada kemampuan atau strategi investor dalam mengelola portofolio investasinya serta kemampuan dalam membaca pasar. Keuntungan optimal merupakan suatu yang relatif, masing-masing investor memiliki titik optimal yang berbeda, namun investor harus menentukan strategi investasi agar keuntungan yang didapat maksimal.
66
http://digilib.mercubuana.ac.id/