BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian PT. Angkasa Pura II (Persero) adalah perusahaan BUMN yang bergerak di bidang jasa pengelolaan kebandarudaraan. PT. Angkasa Pura II (Persero) dengan nama awalnya Perum Pelabuhan Jakarta Cengkareng berdiri sejak tahun 1984. Kemudian pada tahun 1986 berganti lagi menjadi Perum Angkasa Pura II hingga pada tahun 1992 baru menjadi PT. Angkasa Pura II (Persero). PT. Angkasa Pura II (Persero) memiliki anak cabang perusahaan sebanyak 13 kantor cabang bandar udara. Dalam setiap kantor cabangnya, perusahaan memiliki struktur organisasi yang terdiri dari beberapa Divisi dan Sub-Unit. Pada kesempatan ini peneliti hanya melakukan penelitian pada Unit Security Quality Control Kantor Cabang Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta. 1.
Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kantor Cabang Utama PT. Angkasa Pura II
(Persero) Unit Security Quality Control Bandar Udara Internasional SoekarnoHatta dari bulan Maret 2016 sampai dengan bulan Nopember 2016. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) pengaruh pelatihan terhadap kinerja karyawan Kantor Cabang Utama PT. Angkasa Pura II (Persero) Unit Security Quality Control Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta, (2) pengaruh disiplin kerja terhadap kinerja karyawan Kantor Cabang Utama PT. Angkasa Pura II (Persero) Unit Security Quality Control Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta. Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan Kantor Cabang Utama PT. Angkasa 62 http://digilib.mercubuana.ac.id/
63
Pura II (Persero) Unit Security Quality Control Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta yaitu sebanyak 44 orang. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan diperoleh dengan cara menyebar kuesioner di Kantor Cabang Utama PT. Angkasa Pura II (Persero) Unit Security Quality Control Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta. 2.
Deskripsi Karakteristik Responden Karakteristik responden dalam hal ini adalah karyawan PT. Angkasa Pura
II (Persero) Unit Security Quality Control Bandar Udara Internasional SoekarnoHatta yang diamati dalam penelitian ini meliputi: jenis kelamin, usia, posisi jabatan, masa kerja dan pendidikan terakhir. Berikut disajikan deskripsi karakteristik karyawan Kantor Cabang Utama PT. Angkasa Pura II (Persero) pada Unit Security Quality Control Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta. a.
Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Dari proses pengumpulan data yang telah dilakukan sebanyak 44 responden, maka berikut karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin: TABEL 4.1 DESKRIPSI RESPONDEN BERDASARKAN JENIS KELAMIN
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Laki-laki
40
90,9
90,9
90,9
Perempuan
4
9,1
9,1
100,0
Total
44
100,0
100,0
Sumber: Data Penelitian Diolah dengan SPSS 23 (2016)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
64
Deskripsi karakteristik karyawan Kantor Cabang Utama PT. Angkasa Pura II (Persero) Unit Security Quality Control Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta berdasarkan jenis kelamin menunjukkan bahwa karyawan Kantor Cabang Utama PT. Angkasa Pura II (Persero) Unit Security Quality Control Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta dengan jenis kelamin lakilaki sebanyak 40 orang (91%) dan karyawan Kantor Cabang Utama PT. Angkasa Pura II (Persero) Unit Security Quality Control Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta dengan jenis kelamin perempuan sebanyak 4 orang (9%). Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden dari karyawan Kantor Cabang Utama PT. Angkasa Pura II (Persero) Unit Security Quality Control Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta berjenis kelamin laki-laki (91%), hal tersebut dikarenakan atas dasar penilaian resiko pekerjaan pada bidang pekerjaan di Unit Security Quality Control Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta memiliki tingkat resiko pekerjaan yang tinggi. Selain itu waktu bekerja pada Unit Security Quality Control Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta adalah jam kerja operasional shifting. Oleh karena itu manajemen mengasumsikan bahwa pada bidang pekerjaan di Unit Security Quality Control Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta lebih efektif karyawan yang berjenis kelamin laki-laki. b. Deskripsi Responden Berdasarkan Usia Dari proses pengumpulan data yang telah dilakukan sebanyak 44 responden, maka berikut karakteristik responden berdasarkan usia:
http://digilib.mercubuana.ac.id/
65
TABEL 4.2 DESKRIPSI RESPONDEN BERDASARKAN USIA
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
>25 Tahun - 35 Tahun
24
54,5
54,5
54,5
>35 Tahun - 50 Tahun
10
22,7
22,7
77,3
>50 Tahun
10
22,7
22,7
100,0
44
100,0
100,0
Total
Sumber: Data Penelitian Diolah dengan SPSS 23 (2016) Deskripsi karakteristik karyawan Kantor Cabang Utama PT. Angkasa Pura II (Persero) Unit Security Quality Control Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta berdasarkan usia menunjukkan bahwa karyawan Kantor Cabang Utama PT. Angkasa Pura II (Persero) Unit Security Quality Control Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta dengan usia diatas 25 tahun – 35 tahun sebanyak 24 orang (54 %), usia diatas 35 tahun - 50 tahun sebanyak 10 orang (23 %), dan usia diatas 50 tahun sebanyak 10 orang (23 %). Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden dari karyawan Kantor Cabang Utama PT. Angkasa Pura II (Persero) Unit Security Quality Control Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta berusia diatas 25 tahun - 35 tahun (54%), hal tersebut dikarenakan pertimbangan manajemen atas dasar hasil penilaian terhadap kemampuan, kompetensi dan pengalaman bekerja dalam bidang keamanan penerbangan. Selain itu terdapat pertimbangan manajemen dalam hal lainnya, yaitu diasumsikan karyawan pada usia 25 tahun – 35 tahun merupakan usia produktif dalam bekerja sehingga dapat melakukan pekerjaan secara maksimal dalam mencapai tujuan perusahaan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
66
c.
Deskripsi Responden Berdasarkan Posisi Jabatan Dari proses pengumpulan data yang telah dilakukan sebanyak 44 responden, maka berikut karakteristik responden berdasarkan posisi jabatan: TABEL 4.3 DESKRIPSI RESPONDEN BERDASARKAN POSISI JABATAN Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Pelaksana (Officer)
21
47,7
47,7
47,7
21
47,7
47,7
95,5
Setingkat Manajerial
2
4,5
4,5
100,0
Total
44
100,0
100,0
Pengawas
(Supervisor)
Sumber: Data Penelitian Diolah dengan SPSS 23 (2016) Deskripsi karakteristik karyawan Kantor Cabang Utama PT. Angkasa Pura II (Persero) Unit Security Quality Control Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta berdasarkan posisi jabatan menunjukkan bahwa karyawan Kantor Cabang Utama PT. Angkasa Pura II (Persero) Unit Security Quality Control Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta dengan posisi jabatan pelaksana (officer) sebanyak 21 orang (48 %), posisi jabatan pengawas (supervisor) sebanyak 21 orang (48 %), dan dengan posisi setingkat manajerial sebanyak 2 orang (4 %). Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden dari karyawan Kantor Cabang Utama PT. Angkasa Pura II (Persero) Unit Security Quality Control Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta dengan posisi jabatan pelaksana (officer ) dan pengawas (supervisor) yaitu sebanyak (48%), hal tersebut merupakan kesesuain formasi jabatan yang telah ditetapkan perusahaan pada Unit Security Quality Control Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta dalam surat keputusan Direksi PT. Angkasa Pura II (Persero).
http://digilib.mercubuana.ac.id/
67
d. Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir Dari proses pengumpulan data yang dilakukan sebanyak 44 responden, maka berikut karakteristik responden berdasarkan pendidikan terakhir:
TABEL 4.4 DESKRIPSI RESPONDEN BERDASARKAN PENDIDIKAN TERAKHIR
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
24
54,5
54,5
54,5
Diploma (D3)
2
4,5
4,5
59,1
Sarjana (S1)
17
38,6
38,6
97,7
Pasca Sarjan (S2)
1
2,3
2,3
100,0
Total
44
100,0
100,0
Valid SLTA
Sumber: Data Penelitian Diolah dengan SPSS 23 (2016) Deskripsi karakteristik karyawan Kantor Cabang Utama PT. Angkasa Pura II (Persero) Unit Security Quality Control Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta berdasarkan pendidikan terakhir menunjukkan bahwa karyawan Kantor Cabang Utama PT. Angkasa Pura II (Persero) Unit Security Quality Control Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta dengan pendidikan terakhir SLTA sebanyak 24 orang (55 %), Diploma (D3) sebanyak 1 orang (4 %), Sarjana (S1) sebanyak 18 orang (39 %), dan Pasca Sarjana (S2) sebanyak 1 orang (2 %). Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden dari karyawan Kantor Cabang Utama PT. Angkasa Pura II (Persero) Unit Security Quality Control Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta memiliki pendidikan terakhir SLTA (55%). Terkait hal ini dalam perekrutan internal untuk karyawan Unit Security Quality Control prasayarat yang diutamakan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
68
adalah kompetensi yang baik dalam bidang keamanan penerbangan, dilain hal perekrutan internal pada Unit Security Quality Control merekrut karyawan dari Unit Airport Security yang berprofesi sebagai Personel Keamanan Penerbangan (Airport Security) dan mayoritas berpendidikan terakhir SLTA. Namun Manajemen merekomendasikan untuk karyawan yang bekerja pada Unit Security Quality Control agar melanjutkan pendidikan umum ke jejang yang lebih tinggi. e.
Deskripsi Responden Berdasarkan Masa Kerja Dari proses pengumpulan data yang telah dilakukan sebanyak 44 responden maka berikut karakteristik responden berdasarkan masa kerja: TABEL 4.5 DESKRIPSI RESPONDEN BERDASARKAN MASA KERJA Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid 5 - 10 Tahun
8
18,2
18,2
18,2
10 - 20 Tahun
29
65,9
65,9
84,1
>20 Tahun
7
15,9
15,9
100,0
Total
44
100,0
100,0
Sumber: Data Penelitian Diolah dengan SPSS 23 (2016) Deskripsi karakteristik karyawan Kantor Cabang Utama PT. Angkasa Pura II (Persero) Unit Security Quality Control Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta berdasarkan masa kerja menunjukkan bahwa karyawan Kantor Cabang Utama PT. Angkasa Pura II (Persero) Unit Security Quality Control Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta dengan masa kerja 5 – 10 tahun sebanyak 8. orang (18 %), masa kerja 10 – 20 tahun sebanyak 29 orang (66 %), dan masa kerja diatas 20 tahun sebanyak 7 orang (16 %)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Hal ini
69
menunjukkan bahwa mayoritas responden dari karyawan Kantor Cabang Utama PT. Angkasa Pura II (Persero) Unit Security Quality Control Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta memiliki masa kerja 10 – 20 tahun (66 %), hal tersebut dikarenakan pertimbangan manajemen atas dasar hasil penilaian terhadap kemampuan, kompetensi dan pengalaman bekerja dalam bidang keamanan penerbangan. Selain itu untuk karyawan yang memiliki masa kerja 10 – 20 tahun diasumsikan telah memiliki pengalaman bekerja yang cukup sehingga mampu melakukan pekerjaan di Unit Security Quality Control dengan baik.
B. Analisis Statistik Deskriptif Statistik deskriptif dijelaskan dalam buku Aplikasi Analisis Multivariete (Ghozali, 2016:19) bahwa statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis dan skewness (kemencengan distribusi). Berikut disajikan hasil uji statistik deskriptif dalam penelitian ini: 1) Statistik Deskriptif Variabel Pelatihan Pada pengujian ini memuat deskriptif statistik mengenai variabel pelatihan. Hasil pengujian yang telah dilakukan dapat dilihat pada tabel 4.6 dibawah ini:
http://digilib.mercubuana.ac.id/
70
TABEL 4.6 STATISTIK DESKRIPTIF VARIABEL PELATIHAN
Isi Pelatihan Metode Pelatihan Lama Waktu Pelatihan Sikap dan Keterampilan Instruktur Fasilitas Pelatihan Valid N (listwise)
N Range Min Max Mean Std. Dev Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic 44 6 9 15 11,75 1,433 44 7 8 15 11,39 1,498 44 9 6 15 11,20 1,706 44
9
6
15
11,43
1,784
44 44
9
6
15
11,36
1,630
Sumber: Data Penelitian Diolah dengan SPSS 23 (2016) Pada tabel 4.6 di atas dapat dilihat bahwa dimensi isi pelatihan memiliki nilai terendah sebesar 9 dan nilai tertinggi sebesar 15 dengan nilai rata-ratanya sebesar 11,75 dan standar deviasinya (tingkat sebaran datanya) sebesar 1,43. Dimensi data pelatihan memiliki nilai terendah sebesar 8 dan nilai tertinggi sebesar 15 dengan nilai rata-ratanya sebesar 11,39 dan tingkat sebaran datanya sebesar 1,50. Dimensi lama waktu pelatihan memiliki nilai terendah sebesar 6 dan nilai tertinggi sebesar 15 dengan nilai rata-ratanya sebesar 11,20 dan tingkat sebaran datanya sebesar 1,70. Dimensi sikap keterampilan struktur memiliki nilai terendah sebesar 6 dan nilai tertinggi sebesar 15 dengan nilai rata-ratanya sebesar 11,43 dan tingkat sebaran datanya sebesar 1,78. Dimensi fasiitas pelatihan memiliki nilai terendah sebesar 6 dan nilai tertinggi sebesar 15 dengan nilai rata-ratanya sebesar 11,36 dan tingkat sebaran datanya sebesar 1,63. Berdasarkan penjelasan tersebut, diketahui pada variabel Pelatihan (X1) dimensi yang memiliki nilai terendah adalah lama waktu pelatihan dengan nilai minimum rata-ratanya adalah 11,20%, hal tersebut di karenakan pada
http://digilib.mercubuana.ac.id/
71
pemberian materi pokok dan tempo penyampaian materi yang harus dipelajari terlalu singkat dan padat, sehingga peserta pelatihan dalam menerima materi tidak semua memahami secara keseluruhan. Sedangkan untuk dimensi terbesar pada variabel Pelatihan (X1) adalah Isi pelatihan dengan nilai maksimum rataratanya sebesar 11, 75 %, hal ini dikarenakan isi pelatihan yang diberikan pada saat pelatihan sangat mempengaruhi peserta dalam memahami dan mengaplikasikannya kepada bidang pekerjaan. Maka untuk selanjutnya pada pelatihan yang diberikan agar isi pelatihan lebih fokuskan kepada bidang pekerjaan yang menjadi tujuan pelatihan. 2) Statistik Deskriptif Variabel Disiplin Kerja Pada pengujian ini memuat deskriptif statistik mengenai variabel disiplin kerja. Hasil pengujian yang telah dilakukan dapat dilihat pada tabel 4.7 dibawah ini: TABEL 4.7 STATISTIK DESKRIPTIF VARIABEL DISIPLIN KERJA
Disiplin Terhadap Tugas Kedinasan Disiplin Terhadap Waktu Disiplin Terhadap Suasana Kerja Disiplin didalam Melayani Masyarakat Disiplin Terhadap Sikap dan Tingkah Laku Valid N (listwise)
N Range Min Max Mean Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic
Std. Dev Statistic
44
6
9
15
12,57
1,421
44
7
8
15
11,95
1,430
44
7
8
15
13,45
1,649
44
6
9
15
12,20
1,340
44
6
9
15
12,70
1,357
44
Sumber: Data Penelitian Diolah dengan SPSS 23 (2016) Pada tabel 4.7 di atas dapat dilihat bahwa dimensi disiplin terhadap tugas kedinasan memiliki nilai terendah sebesar 9 dan nilai tertinggi sebesar 15
http://digilib.mercubuana.ac.id/
72
dengan nilai rata-ratanya sebesar 12,57 dan standar deviasinya (tingkat sebaran datanya) sebesar 1,42. Dimensi disiplin terhadap waktu memiliki nilai terendah sebesar 8 dan nilai tertinggi sebesar 15 dengan nilai rata-ratanya sebesar 11,95 dan tingkat sebaran datanya sebesar 1,43. Dimensi disiplin terhadap suasana kerja memiliki nilai terendah sebesar 8 dan nilai tertinggi sebesar 15 dengan nilai rata-ratanya sebesar 13,45 dan tingkat sebaran datanya sebesar 1,65. Dimensi disiplin dalam melayani masyarakat memiliki nilai terendah sebesar 9 dan nilai tertinggi sebesar 15 dengan nilai rata-ratanya sebesar 12,20 dan tingkat sebaran datanya sebesar 1,34. Dimensi disiplin dalam sikap dan tingkah laku memiliki nilai terendah sebesar 9 dan nilai tertinggi sebesar 15 dengan nilai rata-ratanya sebesar 12,70 dan tingkat sebaran datanya sebesar 1,36. Berdasarkan penjelasan tersebut, diketahui pada variabel Disiplin Kerja (X2) dimensi yang memiliki nilai terendah adalah Disiplin terhadap waktu dengan nilai minimum rata-ratanya adalah 11,95%, hal tersebut dikarenakan kompetensi karyawan mengenai pemahaman keseluruhan tugas pekerjaan dalam Unit Security Quality Control masih kurang, sehingga dalam penyelesaian tugas terkadang tidak sesuai dengan waktu yang diharapkan. Sedangkan untuk dimensi terbesar pada variabel Disiplin Kerja (X2) adalah Disiplin terhadap suasana kerja dengan nilai maksimum rata-ratanya sebesar 13,45%, hal tersebut diketahui karena beban pekerjaan yang cukup besar, sedangkan disisi lain adanya keterbatasan kompetensi dalam beberapa bidang pekerjaan yang belum terlalu dipahami oleh karyawan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
73
3) Statistik Deskriptif Variabel Kinerja Pada pengujian ini memuat deskriptif statistik mengenai variabel kinerja. Hasil pengujian yang telah dilakukan dapat dilihat pada tabel 4.8 dibawah ini: TABEL 4.8 STATISTIK DESKRIPTIF VARIABEL KINERJA
Kualitas Produktifitas Pengetahuan Pekerjaan Bisa Diandalkan Kehadiran Kemandirian Valid N (listwise)
N Range Min Max Mean Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic
44 44 44 44 44 44 44
9 6 6 7 8 9
6 9 9 8 7 6
15 15 15 15 15 15
11,98 11,52 11,52 11,89 12,09 12,30
Std. Dev Statistic
1,811 1,635 1,502 1,728 1,939 1,636
Sumber: Data Penelitian Diolah dengan SPSS 23 (2016) Pada tabel 4.8 di atas dapat dilihat bahwa dimensi kualitas memiliki nilai terendah sebesar 6 dan nilai tertinggi sebesar 15 dengan nilai rata-ratanya sebesar 11,98 dan standar deviasinya (tingkat sebaran datanya) sebesar 1,81. Dimensi produktifitas memiliki nilai terendah sebesar 9 dan nilai tertinggi sebesar 15 dengan nilai rata-ratanya sebesar 11,52 dan tingkat sebaran datanya sebesar 1,63. Dimensi pengetahuan pekerjaan memiliki nilai terendah sebesar 9 dan nilai tertinggi sebesar 15 dengan nilai rata-ratanya sebesar 11,52 dan tingkat sebaran datanya sebesar 1,50. Dimensi bisa diandalkan memiliki nilai terendah sebesar 8 dan nilai tertinggi sebesar 15 dengan nilai rata-ratanya sebesar 11,89 dan tingkat sebaran datanya sebesar 1,73. Dimensi kehadiran memiliki nilai terendah sebesar 7 dan nilai tertinggi sebesar 15 dengan nilai rata-ratanya sebesar 12,09 dan tingkat sebaran datanya sebesar 1,94. Dimensi kemandirian memiliki nilai terendah sebesar 6 dan nilai tertinggi sebesar 15
http://digilib.mercubuana.ac.id/
74
dengan nilai rata-ratanya sebesar 12,30 dan tingkat sebaran datanya sebesar 1,64. Berdasarkan penjelasan tersebut, diketahui pada variabel Kinerja (Y) dimensi yang memiliki nilai terendah adalah produktifitas dan pengetahuan pekerjaan dengan nilai minimum rata-ratanya adalah sama yaitu 11,52%. Hal tersebut dikarenakan karyawan pada Unit Security Quality Control belum seluruhnya memiliki beberapa kompetensi dalam bidang pekerjaan, sehingga pada bidang pekerjaan tertentu produktifitas karyawan berkurang dan berdampak terhadap kinerja yang kurang maksimal. Sedangkan untuk dimensi terbesar pada variabel Kinerja (Y) adalah kemandirian dengan nilai maksimum rata-ratanya sebesar 12,30%, hal tersebut dikarenakan sebagian karyawan pada Unit Security Quality Control belum seluruhnya memahami bidang pekerjaan, sehingga pada bidang pekerjaan tertentu harus selalu dalam pengawasan agar pekerjaan yang dihasilkan memiliki hasil yang diharapkan.
C. Hasil Uji Kualitas Instrumen Hasil penelitian yang valid dan reliabel ditentukan oleh instrumen yang valid dan reliabel. Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mengukur data tersebut adalah valid. Sedangkan instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono, 2013:172-173).
http://digilib.mercubuana.ac.id/
75
1.
Hasil Uji Validitas Sebelum instrumen digunakan untuk mengumpulkan data perlu dilakukan
pengujian validitas untuk mengetahui hubungan antara variabel. Nilai korelasi ini dihitung dengan menggunakan aplikasi SPSS 23. Berikut disajikan hasil uji validitas setiap variabel yang digunakan dalam penelitian ini: 1) Hasil Uji Validitas Variabel Pelatihan (X1) Kuesioner penelitian variabel pelatihan (X1) terdiri dari 15 pernyataan. Hasil perhitungan korelasi untuk skor pada setiap butir pernyataan dengan total skor variabel pelatihan (X1) dapat dilihat dalam tabel berikut: TABEL 4.9 HASIL UJI VALIDITAS VARIABEL PELATIHAN Indikator Pernyataan
Total Korelasi
R Tabel
Keputusan
X1.1
0,564
Valid
X1.2
0,666
0,3 0,3
X1.3
0,609
0,3
Valid
X1.4
0,634
0,3
Valid
X1.5
0,633
0,3
Valid
X1.6
0,819
0,3
Valid
X1.7
0,719
0,3
Valid
X1.8
0,798
0,3
Valid
X1.9
0,821
0,3
Valid
X1.10
0,778
0,3
Valid
X1.11
0,725
0,3
Valid
X1.12
0,617
0,3
Valid
X1.13
0,628
0,3
Valid
X1.14
0,707
0,3
Valid
X1.15
0,692
0,3
Valid
Sumber: Data Penelitian Diolah dengan SPSS 23 (2016)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Valid
76
Hasil pengujian validitas indikator pernyataan pada variabel pelatihan (X1) memiliki nilai korelasi diatas nilai r-tabel yaitu lebih dari 0,3 sehingga indikator pernyataan pada variabel pelatihan (X1) dinyatakan valid dan dapat digunakan untuk mengukur variabel yang diteliti. 2) Hasil Uji Validitas Variabel Disiplin Kerja (X2) Kuesioner penelitian variabel disiplin kerja
(X2) terdiri dari 15
pernyataan. Hasil perhitungan korelasi untuk skor pada setiap butir pernyataan dengan total skor variabel disiplin kerja (X2) dapat dilihat dalam tabel berikut: TABEL 4.10 HASIL UJI VALIDITAS VARIABEL DISIPLIN KERJA Indikator Pernyataan
Total Korelasi
R Tabel
Keputusan
X2.1
0,656
Valid
X2.2
0,690
0,3 0,3
X2.3
0,774
0,3
Valid
X2.4
0,636
0,3
Valid
X2.5
0,656
0,3
Valid
X2.6
0,657
0,3
Valid
X2.7
0,695
0,3
Valid
X2.8
0,667
0,3
Valid
X2.9
0,622
0,3
Valid
X2.10
0,630
0,3
Valid
X2.11
0,536
0,3
Valid
X2.12
0,686
0,3
Valid
X2.13
0,656
0,3
Valid
X2.14
0,680
0,3
Valid
X2.15
0,568
0,3
Valid
Sumber: Data Penelitian Diolah dengan SPSS 23 (2016)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Valid
77
Hasil pengujian validitas indikator pernyataan pada variabel disiplin kerja (X2) memiliki nilai korelasi diatas nilai r-tabel yaitu lebih dari 0,3 sehingga indikator pernyataan pada variabel disiplin kerja (X2) juga dinyatakan valid dan dapat digunakan untuk mengukur variabel yang diteliti. 3) Hasil Uji Validitas Variabel Kinerja (Y) Kuesioner penelitian variabel kinerja (Y) terdiri dari 18 pernyataan. Hasil perhitungan korelasi untuk skor pada setiap butir pernyataan dengan total skor variabel kinerja (Y) dapat dilihat dalam tabel berikut: TABEL 4.11 HASIL UJI VALIDITAS VARIABEL KINERJA Indikator Pernyataan
Total Korelasi
R Tabel
Keputusan
Y.1
0,732
Valid
Y.2
0,588
0,3 0,3
Y.3
0,624
0,3
Valid
Y.4
0,615
0,3
Valid
Y.5
0,615
0,3
Valid
Y.6
0,737
0,3
Valid
Y.7
0,718
0,3
Valid
Y.8
0,555
0,3
Valid
Y.9
0,606
0,3
Valid
Y.10
0,633
0,3
Valid
Y.11
0,671
0,3
Valid
Y.12
0,615
0,3
Valid
Y.13
0,494
0,3
Valid
Y.14
0,661
0,3
Valid
Y.15
0,560
0,3
Valid
Y.16
0,550
0,3
Valid
Y.17
0,498
0,3
Valid
Y.18
0,613
0,3
Valid
Sumber: Data Penelitian Diolah dengan SPSS 23 (2016)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Valid
78
Hasil pengujian validitas indikator pernyataan pada variabel kinerja (Y) memiliki nilai korelasi diatas nilai r-tabel yaitu
lebih dari 0,3 sehingga
indikator pernyataan pada variabel kinerja (Y) juga dinyatakan valid dan dapat digunakan untuk mengukur variabel yang diteliti.
2.
Hasil Uji Reliabilitas Uji realiabilitas dimaksudkan untuk mengetahui adanya konsistensi alat
ukur dalam penggunaannya atau dengan kata lain alat ukur tersebut mempunyai hasil yang konsisten apabila digunakan berkali-kali pada waktu yang berbeda. Dalam hal ini uji reliabilitas menggunakan teknik alpha cronbach, dimana suatu instrumen dapat dikatakan handal jika memiliki koefisien keandalan atau alpha sebesar 0,70. Nilai alpha cronbach ini dihitung dengan menggunakan aplikasi SPSS 23. Berikut disajikan hasil uji reliabilitas setiap variabel yang digunakan dalam penelitian ini: TABEL 4.12 HASIL UJI RELIABILITAS Variabel Pelatihan Disiplin Kerja Kinerja
Cronbach Alpha 0,922 0,903 0,902
N of Items 15 15 18
Sumber: Data Penelitian Diolah dengan SPSS 23 (2016) Berdasarkan hasil pengujian reliabilitas yang dilakukan terhadap semua variabel yang digunakan masing-masing dihasilkan nilai alpha croanbach lebih dari 0,70 sehingga dapat dikatakan alat ukur yang digunakan mempunyai hasil yang konsisten dan dapat digunakan dalam penelitian ini.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
79
D. Hasil Uji Asumsi Klasik Model regresi linear dapat disebut sebagai model yang baik jika model tersebut memenuhi beberapa asumsi yang kemudian disebut dengan asumsi klasik”. Asumsi klasik yang harus terpenuhi dalam model regresi linear yaitu residual terdistribusi
normal,
tidak
adanya
multikolinearitas,
tidak
adanya
heteroskedastisitas, dan tidak adanya autokorelasi pada model regresi, antara lain: 1.
Hasil Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Pada penelitian ini cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik menggunakan aplikasi SPSS 23. Pada analisis grafik data dinyatakan berdistribusi normal apabila penyebaran data membentuk satu garis lurus diagonal dan mengikuti garis diagonalnya. Berikut disajikan hasil uji normalitas model regresi dengan aplikasi SPSS 23:
Sumber: Data Penelitian Diolah dengan SPSS 23 (2016) GAMBAR 4.1 GRAFIK HASIL UJI NORMALITAS
http://digilib.mercubuana.ac.id/
80
Berdasarkan hasil uji normalitas yang dilakukan, seperti terlihat pada gambar 4.1 diatas, bahwa titik-titik menyebar disekitar garis diagonal serta penyebarannya mengikuti arah garis diaginal. Maka dapat dinyatakan bahwa model regresi layak digunakan untuk melakukan penelitian.
2.
Hasil Uji Multikolonieritas Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel-variabel bebas. Pada model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas/ variabel independen. Beberapa metode uji multikolinearitas yaitu dengan melihat nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF) pada model regresi. Untuk mengetahui suatu model regresi bebas dari multikolinearitas, yaitu mempunyai nilai Tolerance lebih besar dari 0.10 atau sama dengan nilai Variance Inflation Factor (VIF) kurang dari 10. Berikut disajikan hasil uji multikolonieritas: TABEL 4.13 HASIL UJI MULTIKOLONIERITAS Model 1
Collinearity Statistics Tolerance
VIF
Pelatihan
0,589
1,698
Disiplin_Kerja
0,589
1,698
(Constant)
Sumber: Data Penelitian Diolah dengan SPSS 23 (2016) Pada uji multikolonieritas diketahui bahwa nilai Tolerance kedua variabel adalah 0,589 atau lebih dari 0.10 dan nilai Variance Inflation Factor (VIF) 1,698
http://digilib.mercubuana.ac.id/
81
atau kurang dari 10. Maka dapat disimpulkan antar variabel tidak terjadi persoalan multikolonieritas sehingga layak untuk digunakan dalam penelitian ini.
3.
Hasil Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain, jika varian dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain berbeda maka disebut heteroskedastisitas. Pada penelitian ini uji heteroskedastisitas dilakukan dengan melihat pola titik-titik pada scatterplot regresi dengan cara melihat grafik scatterplot antara standardized predicted value (ZPRED) dengan studentized residual (SRESID. Berikut disajikan hasil uji heterokedastisitas dengan aplikasi SPSS 23:
Sumber: Data Penelitian Diolah dengan SPSS 23 (2016) GAMBAR 4.2 GRAFIK HASIL UJI HETEROKEDASTISITAS Berdasarkan gambar 4.1 pada grafik hasil uji heterokedastisitas diatas, dapat diketahui bahwa model regresi dalam penelitian ini tidak terdapat gangguan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
82
heterokedastisitas karena tidak terdapat pola yang jelas pada titik-titiknya. Titiktitiknya juga menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, sehingga kondisi ini menunjukan tidak terjadinya heterokedastisitas.
E. Hasil Analisis Regresi Liniear Berganda Analisis regresi linear berganda digunakan oleh peneliti bila bermaksud meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependen (kriterium), bila dua atau lebih variabel independen sebagai faktor prediktor dimanipulasi (dinaik turunkan nilainya) (Sugiyono, 2013:277). Berikut disajikan hasil analisis regresi linier berganda dengan menggunakan aplikasi SPSS 23: TABEL 4.14 HASIL ANALISIS REGRESI LINIER BERGANDA
Model 1
B 0,379 0,301 0,581
(Constant) Pelatihan Disiplin
Unstandardized Coefficients Std. Error 0,519 0,139 0,157
Sumber: Data Penelitian Diolah dengan SPSS 23 (2016)
Berdasarkan tabel 4.14 diatas, diperoleh rumusan persamaan regresi linier berganda untuk variabel independen (pelatihan dan disiplin kerja) terhadap variabel dependen (kinerja) sebagai berikut: Y= 0,379 + 0,301 X₁ + 0,581 X₂ Berikut dipaparkan hasil perhitungan analisis regresi linier berganda: a)
Nilai a (konstanta) sebesar 0,379 artinya jika pelatihan (X1), dan disiplin kerja (X2) bernilai 0 , maka kinerja karyawan (Y) nilainya 0,379 atau mengalami kenaikan sebesar 0,379 .
http://digilib.mercubuana.ac.id/
83
b) Koefisien regresi variabel pelatihan (X1) sebesar 0,301. Ini berarti pelatihan (X1) mengalami kenaikan satu satuan, maka kinerja karyawan (Y) akan mengalami kenaikan sebesar 0,301 dengan asumsi nilai variabel independen yang lain tetap. c)
Koefisien regresi variabel disiplin kerja (X2) sebesar 0,581. Ini berarti jika disiplin kerja (X2) mengalami kenaikan satu satuan, maka kinerja karyawan (Y) akan mengalami kenaikan sebesar 0,581 dengan asumsi nilai variabel independen yang lain tetap. Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
1.
Uji koefisien determinasi (R2) bertujuan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Berikut disajikan hasil uji koefisien determinasi (R2) dengan menggunakan aplikasi SPSS 23: TABEL 4.15 HASIL UJI KOEFISIEN DETERMINASI (R2) Model
R
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1
0,736a
0,542
0,520
0,30519
Sumber: Data Penelitian Diolah dengan SPSS 23 (2016) Berdasarkan tabel 4.15 diatas menunjukan bahwa besarnya nilai Adjusted R Square adalah 0,542 yang berarti 54,2% variasi dependen (kinerja karyawan) dapat dijelaskan oleh variasi dari variabel independen (pelatihan dan disiplin kerja), sedangkan sisanya 45,8% dijelaskan oleh variabel lainnya yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
84
2.
Hasil Uji Model (Uji F) Uji Model atau Uji F pada analisis regresi linier berganda digunakan untuk
mengukur ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual. Uji model atau Uji F membandingkan hasil besarnya peluang melakukan kesalahan (tingkat signifikasi) yang muncul dengan tingkat peluang munculnya kejadian (probabilitas) dengan tingkat signifikansi alpha 5%. Berikut disajikan hasil Uji model atau Uji F dengan menggunakan aplikasi SPSS 23: TABEL 4.16 HASIL UJI MODEL (UJI F) Model 1
Regression
F
Sig.
24,294
0,000b
Residual Total
Sumber: Data Penelitian Diolah dengan SPSS 23 (2016) Dari hasil output SPSS 23 pada Tabel. 4.16 diatas, diketahui nilai Fhitung adalah 24,294 dengan probabilitas (α) 0,000b. Sedangkan untuk Nilai Ftabel diperoleh dengan cara menghitung df1 = k – 1, sehingga 3 – 1 = 2 dan df 2= n – k, sehingga 44 – 3 = 41. Ftabel dalam penelitian ini adalah 2,83. Dari penjelasan diatas diketahui Nilai Fhitung adalah 24,294 berarti lebih besar dari Ftabel yaitu 2,83, serta nilai signifikan (probabilitas) diperoleh sebesar 0,000b yang berarti lebih kecil dari 0,05 maka dengan kata lain Ha diterima, sehingga dari Uji model atau Uji F yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa model regresi yang digunakan layak dan baik.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
85
F. Hasil Uji Hipotesis (Uji t) Setelah diketahui model regresi layak dan baik selanjutnya dilakukan pengujian lebih lanjut untuk mengetahui variabel yang berpengaruh secara signifikan. Berikut disajikan pengujian secara parsial (uji t) dengan menggunakan aplikasi SPSS 23: TABEL 4.17 HASIL UJI HIPOTESIS (UJI t)
Model 1 (Constant) Pelatihan Disiplin
Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients B Std. Error Beta 0,379 0,519 0,301 0,139 0,299 0,581 0,157 0,508
Sumber: Data Penelitian Diolah dengan SPSS 23 (2016)
t 0,730 2,169 3,692
Sig. 0,469 0,036 0,001
Berdasarkan hasil uji t dengan menggunakan aplikasi SPSS 23 seperti dalam tabel 4.17 diatas, didapatkan nilai signifikasi untuk variabel pelatihan sebesar 0,036 atau kurang dari 0,05 dan nilai signifikasi untuk variabel disiplin kerja sebesar 0,001 atau kurang dari 0,05. Maka hipotesis dapat dijelaskan sebagai berikut: 1) Hipotesis Pertama (Pengaruh Pelatihan terhadap Kinerja Karyawan) Ha : Pelatihan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Ho: Pelatihan tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Dengan tingkat signifikan yaitu sebesar 5%, Maka kriteria pengujian yang digunakan dalam uji statistik t adalah: a)
Jika nilai sig. kurang dari 0,05 maka Ha diterima sehingga Ho ditolak (signifikan).
http://digilib.mercubuana.ac.id/
86
b) Jika nilai sig. lebih besar dari 0,05 maka Ha ditolak sehingga Ho diterima (tidak signifikan). 2) Hipotesis Kedua (Pengaruh Disiplin Kerja terhadap Kinerja Karyawan) Ha: Disiplin kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Ho: Disiplin kerja tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Dengan tingkat signifikan yaitu sebesar 5%, Maka kriteria pengujian yang digunakan dalam uji statistik t adalah: a) Jika nilai sig. kurang dari 0,05 maka Ha diterima sehingga Ho ditolak (signifikan). b) Jika nilai sig. lebih besar dari 0,05 maka Ha ditolak sehingga Ho diterima (tidak signifikan).
G. Pembahasan Hasil Penelitian Berdasarkan hasil analisis data dan setelah dilakukan pengujian hipotesis dalam bentuk penelitian ini, dapat diketahui bahwa terdapat hubungan baik secara simultan maupun parsial antara variabel independen (pelatihan dan disiplin kerja) terhadap variabel dependen (kinerja) karyawan Kantor Cabang Utama PT. Angkasa Pura II (Persero) Unit Security Quality Control Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta. Penjelasan dari pengaruh variabel adalah sebagai berikut:
http://digilib.mercubuana.ac.id/
87
1.
Pengaruh Pelatihan Terhadap Kinerja Karyawan Pengaruh pelatihan terhadap kinerja karyawan PT. Angkasa Pura II
(Persero) Unit Security Quality Control Bandar Udara Internasional SoekarnoHatta dapat dijelaskan berdasarkan hasil hipotesis menunjukan bahwa nilai signifikasi sebesar 0, 036 atau lebih kecil dari 0,05 dan besarnya nilai t adalah 2,169 yang berarti bahwa hipotesis dalam penelitian ini menerima Ha dan menolak Ho sehingga dapat disimpulkan bahwa pelatihan secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan PT. Angkasa Pura II (Persero) Unit Security Quality Control Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian terdahulu oleh Kusuma, et al (2015) yang menunjukan bahwa pelatihan kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan.
2.
Pengaruh Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pengaruh disiplin kerja terhadap kinerja karyawan PT. Angkasa Pura II
(Persero) Unit Security Quality Control Bandar Udara Internasional SoekarnoHatta dapat dijelaskan berdasarkan hasil uji hipotesis yang menunjukan nilai signifikansi sebesar 0,001 yang berarti nilai signifikasi lebih kecil dari 0,05 dan besar nya nilai t adalah 3,692 yang berarti bahwa hipotesis dalam penelitian ini menerima Ha dan menolak Ho sehingga dapat disimpulkan bahwa disiplin kerja secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan PT. Angkasa Pura II (Persero) Unit Security Qulaity Control Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian terdahulu oleh Hasil penelitain yang dilakukan Catherine et al (2015) yang
http://digilib.mercubuana.ac.id/
88
menunjukan secara parsial disiplin kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/