BAB IV DESKRIPSI PROYEK 4.1
TINJAUAN DESKRIPTIF 3.1.1 Deskripsi Umum Nama
: Sekolah Dasar Inklusi ( Inclusive Elementary School )
Sifat
: fiktif
Pemilik
: Yayasan Pendidikan Swasta
Lokasi
: Kotamadya Bandung
Waktu belajar
: 07.30 – 13.00
Menurut Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa, dalam Pedoman Sarana dan Prasarana dalam Pendidikan Inklusif. Agar tidak terlalu memberatkan, maka setiap sekolah inklusif hanya menampung peserta didik yang mengalami kelainan sejenis atau maksimal dua jenis, sedangkan untuk di dalam kelas sekolah inklusif hanya menampung anak-anak yang mengalami kelainan sejenis. Sekolah Dasar inklusi ini akan menampung anak berkebutuhan khusus dengan jenis kelainan yaitu Tuna Grahita. Juga diterima anak yang mengalami kesulitan belajar, kelainan ini bisa digolongkan sejenis dengan Tuna Grahita, hanya tingkatnya masih lebih ringan sehingga belum digolongkan Tuna Grahita. Dua jenis anak berkebutuhan khusus diatas adalah yang paling banyak ditemukan di Jawa Barat. Seperti data statistik pada Sekolah Dasar Inklusi 2005 (lihat lampiran).
4.1.2 Visi dan Misi 1. Visi Setiap anak tanpa melihat latarbelakang agama, suku, dan tingkat sosial, berhak untuk mendapatkan pendidikan yang terbaik agar dapat mencapai potensi dan perkembangannya secara optimal dan hidup secara layak sebagai anggota masyarakat.
2. Misi
TUGAS AKHIR DESAIN INTERIOR ( DI 40Z0 ) – SEKOLAH DASAR INKLUSI
48
Memberikan layanan pendidikan yang menyeluruh secara terpadu, bagi anak normal dan anak berkebutuhan khusus. Bekerjasama dengan orang tua siswa, Dinas Pendidikan dan semua pihak yang terkait sebagai mitra untuk menyediakan pelayanan yang terbaik bagi anak didik.
4.1.3 Manajemen sekolah
KEPALA SEKOLAH
TATA USAHA
WAKA SEK URUSAN KESISWAANLINGKUNGAN
WAKA SEK URUSAN AKADEMIK
WAKA SEK URUSAN KETENAGAAN
WAKA SEK URUSAN DANA & HUMAS
GURU KELAS
GURU MATA PELAJARAN
GURU PEMB. KHUSUS
TENAGA AHLI
PESERTA DIDIK
4.2
ANALISA AKTIFITAS PENGGUNA 4.2.1 Siswa
Belajar
Siswa normal dan siswa berkebutuhan khusus belajar dalam satu ruang kelas. Kegiatan belajar yang dilakukan adalah kegiatan untuk memenuhi kurikulum
TUGAS AKHIR DESAIN INTERIOR ( DI 40Z0 ) – SEKOLAH DASAR INKLUSI
49
pendidikan yang ada dengan menyesuaikan pada kebutuhan beberapa anak berkebutuhan khusus. Kegiatan belajar antara lain mendengarkan guru mengajar, membaca buku, menulis dan berdiskusi.
Bermain
Pada anak usia sekolah dasar salah satu kegiatan utamanya adalah bermain, dan berinteraksi dengan teman sebaya. Sehingga bagi mereka dikatakan bahwa belajar adalah untuk bermain dan bermain adalah untuk belajar.
Pada anak berkebutuhan khusus, dilakukan beberapa kegiatan lain yang diperlukan untuk menunjang kebutuhan yang berbeda dari anak normal, tahapan kegiatan yang dilakukan sejak ia masuk sekolah adalah :
Asesmen
Kegiatan ini biasa dilakukan pada saat anak diterima sekolah, fungsinya untuk mengukur tingkat kebutuhan yang dialami anak berkebutuhan khusus
Terapi
Terapi diadakan untuk mengembangkan kemampuan-kemampuan dasar seperti berjalan, berbicara, dan menulis
4.2.2 Manajemen Sekolah 1.Kepala sekolah Sesuai dengan tugas dan kedudukannya, aktifitas kepala sekolah adalah :
Bekerja sebagai penanggung jawab administrasi sekolah
Bekerja sebagai perencana, organisator, pengawas, dan evaluator seluruh proses pendidikan di sekolah, meliputi aspek edukatif dan administratif.
2.Wakil kepala sekolah
Bekerja untuk membantu kepala sekolah.
3.Guru
Bekerja / mempersiapkan materi
Mengajar
4.Orang tua siswa Analisa aktifitas dimulai dari saat mengantar anak masuk sekolah
TUGAS AKHIR DESAIN INTERIOR ( DI 40Z0 ) – SEKOLAH DASAR INKLUSI
50
Menunggu
:
kegiatan ini dilakukan biasa oleh orang tua, yang anaknya
masih berusia 6-7 tahun (kelas 1 -2 ) dan yang anaknya memiliki kebutuhan khusus.
Konsultasi
: Kegiatan ini dilakukan untuk memantau perkembangan
anak didik yang memiliki kebutuhan khusus. Konsultasi biasa dilakukan antara dokter atau psikolog dengan orang tua, dan frekuensi pertemuan bergantung kepada kebutuhan anak. 5.Dokter/psikolog Dokter dan psikolog biasanya tidak bekerja secra tetap disekolah, mereka memiliki waktu-waktu tertentu yang sudah dijadwalkan disekolah.
4.3
ANALISA KARAKTERISTIK PENGGUNA Karakteristik anak-anak secara umum pada usia sekolah dasar adalah mereka
menganggap sekolah sebagai tempat bermain dan berkumpul bersama teman sebaya (peer group). Karakteristik anak tunagrahita menurut Brown et al, 1991; Wolery & Haring, 1994 pada Exceptional Children, fifth edition, p.485-486, 1996 menyatakan: 1. Lamban dalam mempelajari hal-hal yang baru, mempunyai kesulitan dalam mempelajari pengetahuan abstrak atau yang berkaitan, dan selalu cepat lupa apa yang dia pelajari tanpa latihan yang terus menerus. 2. Kesulitan dalam menggeneralisasi dan mempelajari hal-hal yang baru. 3. Kemampuan bicaranya sangat kurang bagi anak tunagrahita berat. 4. Cacat fisik dan perkembangan gerak. Kebanyakan anak dengan tunagrahita berat mempunyai ketebatasan dalam gerak fisik, ada yang tidak dapat berjalan, tidak dapat berdiri atau bangun tanpa bantuan. Mereka lambat dalam mengerjakan tugastugas yang sangatsederhana, sulit menjangkau sesuatu , dan mendongakkan kepala. 5. Kurang dalam kemampuan menolong diri sendiri. Sebagian dari anak tunagrahita berat sangat sulit untuk mengurus diri sendiri, seperti: berpakaian, makan, dan mengurus kebersihan diri. Mereka selalu memerlukan latihan khusus untuk mempelajari kemampuan dasar. 6. Tingkah laku dan interaksi yang tidak lazim. Anak tunagrahta ringan dapat bermain bersama dengan anak reguler, tetapi anak yang mempunyai tunagrahita berat tidak
TUGAS AKHIR DESAIN INTERIOR ( DI 40Z0 ) – SEKOLAH DASAR INKLUSI
51
meakukan hal tersebut. Hal itu mungkin disebabkan kesulitan bagi anak tunagrahita dalam memberikan perhatian terhadap lawan main. 7. Tingkah laku kurang wajar yang terus menerus. Banyak anak tunagrahita berat bertingkah laku tanpa tujuan yang jelas. Kegiatan mereka seperti ritual, misalnya: memutar-mutar
jari
di
depan
wajahnya
dan
melakukan
hal-hal
yang
membahayakan diri sendiri, misalnya: menggigit diri sendiri, membentur-beturkan kepala, dll.
4.4
ANALISA KEBUTUHAN RUANG Peserta didik di sekolah inklusif terdiri atas anak-anak normal dan anak-anak luar
biasa yang mengalami kelainan/penyimpangan baik fisik, intelektual, sosial, emosional, maupun sensoris neurologis. Untuk mengembangkan potensi yang dimiliki peserta didik luar biasa, maka sarana-prasarana yang diperlukan sekolah inklusif selain sarana-prasarana umum (seperti halnya sekolah umum) juga sarana-prasarana yang sesuai dengan jenis kelainan anak (sarana-prasarana khusus).
1. Sarana Khusus
Tunagrahita/Anak Lamban Belajar a. Alat asesmen Bervariasinya tingkat intelegensi dan kognitif anak tunagrahita, menuntut adanya pengelolaan yang cermat dalam mengidentifikasi kekurangan dan kelebihan yang dimilikinya. Hal ini penting dalam upaya menentukan apa yang dibutuhkan dapat mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan kemampuan dan keadaannya. Asesmen pada anak tunagrahita dilakukan untuk mengukur tingkat intelegensi dan kognitif, baik secara individual maupun kelompok. Alat untuk asesmen anak tunagrahita dapat digunakan seperti berikut ini: 1) Tes Intelegensi WISC-R 2) Tes Inteligensi Stanford Binet 3) Cognitive Ability tes b. Latihan Sensori Visual
TUGAS AKHIR DESAIN INTERIOR ( DI 40Z0 ) – SEKOLAH DASAR INKLUSI
52
Kondisi anak tunagrahita/lamban belajar bervariasi dari yang ringan sampai yang berat. Kondisi tersebut dapat mengakibatkan anak tunagrahita mengalami kesulitan untuk berpikir abstrak dan mengalami kesulitan dalam membedakan warna dan mengenali bentuk. Untuk membantu sensori visual anak tunagrahita dapat digunakan alat sebagai berikut: 1) Gradasi Kubus
16) Geometri Tiga Dimensi
2) Gradasi Balok 1
17) Papan Geometri (Roden Set)]
3) Gradasi Balok 2
18) Kotak Geometri (Box Shape)
4) Silinder 1
19) Konsentrasi Mekanis
5) Silinder 2
20) Formmenstockbox Mit
6) Silinder 3
21) Formmenstockbox
7) Menara Gelang 1
22) Scheiben-Stepel Puzzle
8) Menara Gelang 2
23) Formstec-Stepel Puzzle
9) Menara Gelang 3
24) Fadeldreiecke
10) Kotak Silinder
25) Schmettering Puzzle
11) Multi Indera
26) Puzzle Set
12) Puzle Binatang
27) Streckspiel
13) Puzle Konstruksi
28) Geo-Streckbrett
14) Puzle Bola
29) Rogenbugentorte
15) Boks Sortor Warna c. Latihan Sensori Perabaan Kondisi anak tunagrahita/lamban belajar mengalami kelainan inteligensi dan kognitif, hal ini mengakibatkan anak mengalami kesulitan untuk membedakan dan mengenali bentuk. Untuk membantu sensori perabaan anak tunagrahita dapat digunakan alat sebagai berikut: 1) Keping Raba 1
5) Fub and Hand
2) Keping Raba 2 (Gradasi
6) Puzzle Pubtastplatten
Keping)
7) Tactila
3) Keping Raba 3 (Gradasi Kain)
8) Balance Labirinth Spirale
4) Alas Raba (Tactile Pooth)
9) Balance Labirinth Maander
d. Sensori Pengecap dan Perasa Keterbatasan intelegensi dan kognitif mengakibatkan anak tunagrahita mengalami kesulitan untuk membedakan rasa dan membedakan aroma/bau.
TUGAS AKHIR DESAIN INTERIOR ( DI 40Z0 ) – SEKOLAH DASAR INKLUSI
53
Untuk itu anak tunagrahita perlu latihan sensori pengecap dan perasa. Alat yang digunakan melatih sensori pengecap dan perasa dapat berupa: 1) Gelas Rasa
mengukur kemampuan perabaan)
2) Botol Aroma
4) Aesthesiometer (untuk
3) Tactile Perception (untuk
mengukur kemampuan rasa kulit)
e. Latihan Bina Diri Keterbatasan intelegensi dan kognitif mengakibatkan anak tunagrahita mengalami kesulitan untuk merawat diri sendiri. Untuk itu anak tunagrahita perlu latihan bina diri. Alat yang digunakan latihan bina diri dapat berupa: 1) Berpakaian 1
4) Dressing Frame Set
2) Berpakaian 2
5) Sikat Gigi
3) Berpakaian 3
6) Pasta Gigi dan lain sebagainya
f. Konsep dan Simbul Bilangan Keterbatasan intelegensi dan kognitif mengakibatkan anak tunagrahita mengalami kesulitan untuk memahami konsep dan simbul bilangan. Untuk itu anak tunagrahita perlu latihan memahami konsep dan simbul bilangan. Alat yang digunakan melatih konsep dan simbul bilangan dapat berupa: 1) Keping Pecahan
6) Papan Bilangan (Cukes)
2) Balok Bilangan 1
7) Tiang Bilangan (Seguin
3) Balok Bilangan 2
Bretter)
4) Geometri Tiga Dimensi
8) Kotak Bilangan
5) Abacus g. Kreativitas dan Daya Pikir Keterbatasan intelegensi mengakibatkan anak tunagrahita mengalami kesulitan untuk berkreativitas dan pada daya pikirnya. Untuk itu anak tunagrahita perlu latihan memahami kreativitas dan daya pikir. Alat yang digunakan dapat berupa: 1) Das Baukastchen
4) Steck Spielzug
2) Das Wurfelaugen
5) Grobervorstellung
3) Maxi Bausteinwagen
6) Wurfspiel
h. Alat Pengajaran Bahasa Keterbatasan intelegensi dan kognitif mengakibatkan anak tunagrahita mengalami kesulitan untuk berkomunikasi dan berbahasa. Untuk itu anak tunagrahita perlu latihan berbahasa. Alat yang digunakan melatih berbahasa dapat berupa: TUGAS AKHIR DESAIN INTERIOR ( DI 40Z0 ) – SEKOLAH DASAR INKLUSI
54
1) Alphabet Loweincase
3) Alphabet Fibre Box
2) Pias Huruf
4) Pias Kalimat
i. Latihan Perseptual Motor Keterbatasan intelegensi dan kognitif mengakibatkan anak tunagrahita mengalami kesulitan dalam perseptual motornya. Untuk itu anak tunagrahita perlu latihan perseptual motor. Alat yang digunakan melatih perseptual motor dapat berupa: 1) Bak Pasir 2) Papan Keseimbangan 3) Gradasi Papan Titian 4) Keping Keseimbangan 5) Power Raider 6) Formensortierspiel
7) Balancier Zehner 8) Balamcierbrett 9) Handbalancier Spidel 10) Balanceierwippe 11) Balancier Steg.
TUGAS AKHIR DESAIN INTERIOR ( DI 40Z0 ) – SEKOLAH DASAR INKLUSI
55
Anak yang Mengalami Kesulitan Belajar a. Alat Asesmen Anak yang mengalami kesulitan belajar merupakan kondisi kronis yang diduga bersumber neurologis yang secara selektif mengganggu perkembangan, integrasi, dan/atau kemampuan verbal dan/atau non verbal. Kesulitan belajar dapat berupa kesulitan berbahasa, membaca, menulis dan/atau matematika. Bervariasinya kesulitan belajar, menuntut adanya pengelolaan yang cermat dalam mengidentifikasi kekurangan dan kelebihan yang dimilikinya. Hal ini penting dalam upaya menentukan apa yang dibutuhkan dapat mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan kemampuan dan keadaannya. Asesmen pada anak yang mengalami kesulitan belajar dilakukan untuk mengetahui bentuk kesulitan belajar dan untuk memperoleh informasi yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam merencanakan program pembelajarannya. Alat yang digunakan untuk asesmen anak yang mengalami kesulitan belajar seperti berikut ini: 1) Instrumen ungkap riwayat kelainan 2) Tes Inteligensi WISC b. Alat Bantu Ajar/Akademik 1) Kesulitan Belajar Membaca (Disleksia) Sarana khusus yang diperlukan oleh anak yang mengalami kesulitan belajar membaca (remedial membaca) meliputi: a) Kartu Abjad b) Kartu Kata c) Kartu Kalimat 2) Kesulitan Belajar Bahasa Sarana khusus yang diperlukan oleh anak yang mengalami kesulitan belajar bahasa (remedial bahasa) meliputi: a) Kartu Abjad b) Kartu Kata c) Kartu Kalimat 3) Kesulitan Belajar Menulis (Disgrafia) Sarana khusus yang diperlukan oleh anak yang mengalami kesulitan belajar menulis (remedial menulis) meliputi:
TUGAS AKHIR DESAIN INTERIOR ( DI 40Z0 ) – SEKOLAH DASAR INKLUSI
56
a) Kartu Abjad b) Kartu Kata c) Kartu Kalimat d) Balok bilangan 1 e) Balok bilangan 2 4) Kesulitan Belajar Matematika (Diskalkulia) Sarana khusus yang diperlukan oleh anak yang mengalami kesulitan belajar matematika (remedial matematika) meliputi: a) Balok bilangan 1 b) Balok bilangan 2 c) Pias angka d) Kotak Bilangan e) Papan bilangan
2. Prasarana Khusus Tunagrahita/Anak Lamban Belajar Prasarana yang perlu disediakan di sekolah inklusif, apabila peserta didiknya ada yang tunagrahita meliputi: a. Ruang Asesmen b. Ruang Konsultasi c. Ruang Latihan Sensori d. Ruang Latihan Bina Diri e. Ruang Remedial Teaching f. Ruang Latihan Perseptual Motor g. Ruang Keterampilan h. Ruang Penyimpanan Barang Anak yang Mengalami Kesulitan Belajar Prasarana khusus yang perlu disediakan di sekolah inklusif, apabila peserta didiknya ada yang mengalami kesulitan belajar meliputi: a. Ruang Asesmen b. Ruang Remidial
Melihat jenis pengguna dan aktifitasnya, maka kebutuhan ruang pada sekolah dasar inklusif ini pada dasarnya dapat dibagi menjadi 3 kelompok besar, yaitu : TUGAS AKHIR DESAIN INTERIOR ( DI 40Z0 ) – SEKOLAH DASAR INKLUSI
57
1. Kelompok Ruang Belajar 2. Kelompok Ruang Penunjang 3. Kelompok Ruang Manajemen Sekolah Program kegiatan ruang ( Tabel 1 ) 1. Kelompok Ruang Belajar N
Ruang
o
Siswa
1 Kelas 1-6
m
Guru
Ruang
1
Guru
Siswa,
Ruang
1
khusus
kecil
Luas
(2x20=40 m2 +
@ 20 org siswa + 1
Kalkulasi
standar 2 m2/org
0rg guru
sirkulasi 20 %)
576 m2
x 12
Belajar
100 org
2
0,55 m /org
dengan
40 org
2 m2/org
6 org
2 m2/org
6 org
2 m2/org
observasi
SBK, Guru
5 kelompok
mengajar
Besaran
Belajar
khusus
teaching
Belajar &
Kapasitas
m2 + sirkulasi
66 m2
20 %
SBK, Guru
4 remedial
Kegiatan
0,55x100 = 55
Siswa,
Laboaratoriu
Jml
12
Guru
2 Perpustakaan
3
Pengguna
1
Belajar
Belajar 1
dlm kelompok
Total
2x40=80 m2 + sirkulasi 20 % 2x6=12m2 + sirkulasi 40 % 2x6=12m2 + sirkulasi 40 %
96 m2
16.8m2
16,8m2
Jumlah 771,6 m2
16
SBK : Siswa berkebutuhan khusus
2. Kelompok Ruang Penunjang Kelompok Ruang Pertemuan No
Ruang
Jmlh
Kegiatan
Kapasitas
Besaran standar
Kalkulasi
Luas
0.5x250 = Ruang serbaguna
1
Acara – acara besar sekolah
250 org
0.5 m2/org
125 m2 + sirkulasi
150 m2
20%
TUGAS AKHIR DESAIN INTERIOR ( DI 40Z0 ) – SEKOLAH DASAR INKLUSI
58
Kelompok Ruang Medis & Terapi N o
Ruang
Pengguna
Jml
penghuni
1
sekolah
Perawatan
tidur, cabinet.
kesehatan
1 meja, kursi, 2 kursi hadap
5 org, 1 meja,kursi, Ruang 2 pemeriksaan medis
Dokter, SBK, Orang
Pemeriksaan 1
tua
medis, konsultasi.
kerja, rak/filling kabinet, 2 kursi hadap,sofa,1 tmpt tidur 5 org, 1 meja,kursi,
3
Ruang Asesmen
kerja,
Dokter, orang tua,
1
SBK
Asesmen,
rak/filling
konslultasi
kabinet, 2 kursi hadap,sofa,1 tmpt tidur 5 siswa, 1 guru, 1
Ruang 4 Latihan bina diri
meja,kursi,
Guru khusus, SBK
1
Besaran
Kapasitas
8 org, 4 tmpt
Seluruh 1 UKS
Kegiatan
Latihan bina
kerja,
diri
rak/filling kabinet, 5 kursi siswa, 1 meja belajar
standar
Kalkulasi
2 m2 /org,
( 16+3.2+
4x(1x0.9)+
0.2 +0.42
(0.45x0.45)
+
+
0.6,+1.28
(0.75x0.6)+
) +
3x(0.45x0.4
sirkulasi
5)
100 %
1 m2 /org, (0.75x0.6)+ 3x(0.45x0.4 5)+ (0.5x0.5)+(0 .8x1.6)+(1x 0.9) 1 m2 /org, (0.75x0.6)+ 3x(0.45x0.4 5)+ (0.5x0.5)+(0 .8x1.6)+(1x 0.9) 2 m2 /org, (0.75x0.6)+ (0.45x0.45) + (0.5x0.5)+5 x(0.45x0.45) +(0.55x0.7)
43.4 m2
( 5+0.45+ 0.6+0.25 + 1.28+ 0.9 ) +
16.96m2
sirkulasi 100 %
( 5+0.45+ 0.6+0.25 + 1.28+
11.68m2
0.9 ) + sirkulasi 40 %
( 12+0.45 + 0.2+ 0.25 + 1+ 0.35 )+
19.6 m2
sirkulasi 40 %
Jumlah
TUGAS AKHIR DESAIN INTERIOR ( DI 40Z0 ) – SEKOLAH DASAR INKLUSI
Luas
91.64m2
59
Lain – lain No 1
Ruang
Jmlh
Ruang ibadah
1
Kegiatan
Besaran
Kapasitas
-
Kalkulasi
standar
Luas 20 m2
10 org Kloset
2
Toilet siswa
8
-
8 kloset
0.8x1.8;
duduk, 4
difable
kloset dufable,
1.6x2.3;
12 wastafel
wastafel
11.5 + 14.72 + 4.2+ sirkulasi
37.2 m2
20%
0.5x0.7 1 kloset 3
Toilet tamu
1
-
duduk, 1 wastafel
Kloset 0.8x1.8;
1.44 + 0.35 +
wastafel
sirkulasi 20 %
2.13 m2
0.5x0.7
4
Ruang tunggu
1
Menunggu
10 org
1 m2/ org
5
Gudang
1
-
-
-
10 + sirkulasi 100 %
20 m2 10 m2
Jumlah
300.2 m2
3. Kelompok Ruang Manajemen Sekolah No
Ruang
Jmlh
Kegiatan
Kapasitas
Besaran standar
Kalkulasi
Luas
5 org, 1
Ruang 1
kepala
1
sekolah
Melakukan
meja,kursi,
pekerjaan
kerja,
rutin,
rak/filling
menerima
kabinet, 2
tamu.
kursi
1 m2 /org,
( 5+0.45+
(0.75x0.6)+
0.6+0.25 +
3x(0.45x0.45)+
1.28 )+
(0.5x0.5)+(0.8x1.6)
sirkulasi 40 %
meja,kursi,
1 m2 /org,
(( 3+0.45+
kerja,
(0.75x0.6)+
0.6+0.25) +
rak/filling
3x(0.45x0.45)+
sirkulasi 40 %)
kabinet, 2
(0.5x0.5)
x4
30 org,@ 1
1 m2 /org,
( 1+0.45 +
meja,kursi,
(0.75x0.6)+
0.2+0.25 ) x 30
kerja,
(0.45x0.45)+
+ sirkulasi 40
rak/filling
(0.5x0.5)
%
10.58m2
hadap,sofa 3 org, 1 Ruang wakil 2
kepala
Melakukan 4
sekolah
pekerjaaan rutin
24.08m2
kursi hadap Melakukan 3
Ruang Guru
1
pekerjaan rutin
TUGAS AKHIR DESAIN INTERIOR ( DI 40Z0 ) – SEKOLAH DASAR INKLUSI
79.8m2
60
kabinet 3,@ 1
4
Ruang tata usaha
1
1 m2 /org,
( 1+0.45+
(0.75x0.6)+
0.2+0.25 ) x 3
(0.45x0.45)+
+ sirkulasi 20
(0.5x0.5)
%
1 m2 /org,
( 5+0.45+
(0.75x0.6)+
0.2+0.25 +
(0.45x0.45)+
1.28 ) +
(0.5x0.5)+( 0.8x1.6)
sirkulasi 20 %
duduk, 2
Kloset 0.8x1.8;
5.76x7.36x1.4
kloset
difable 1.6x2.3;
+ sirkulasi
dufable, 4
wastafel 0.5x0.7
20%
Melakukan
meja,kursi,
pekerjaan
kerja,
rutin
rak/filling kabinet 5 org,1
5
Ruang BP
1
Konsultasi akademik
meja,kursi, kerja, rak/filling kabinet, sofa
9.33m2
10.58m2
4 kloset
6
Toilet Guru
6
-
17.32m2
wastafel
Jumlah 133.59m2
Estimasi total yang diperlukan : 1447.03 m2
TUGAS AKHIR DESAIN INTERIOR ( DI 40Z0 ) – SEKOLAH DASAR INKLUSI
61