BAB II DESKRIPSI PROYEK
II.1. TERMINOLOGI JUDUL Agar mendapat persepsi yang sama dengan penulis sehingga memudahkan untuk penjelasan mengenai proyek maka perlu untuk menjelaskan proyek secara garis besar terlebih dahulu. Berikut merupakan secara terminology ari judul Stadion Internasional Medan, yakni: • Stadion adalah sebuah bangunan yang umumnya digunakan untuk menyelenggarakan acara olahraga dan konser, di mana di dalamnya terdapat lapangan atau pentas yang dikelilingi tempat berdiri atau duduk bagi penonton. Stadion umunya merujuk pada bangunan yang menyelenggarakan kegiatan diluar ruangan (outdoor), sementara bagi kegiatan dalam ruangan bangunannya disebut gelanggang. Stadion biasanya juga diasumsikan sebagai lapangan olahraga yang berdinding tembok di sekelilingnya dimana sebagian atau seluruh kelilingnya diberi tempat duduk/bangku. (Kamus Besar Bahasa Indonesia) • Internasional berarti antar bangsa ataupun antar Negara. • Medan adalah kota terbesar ke-3 di Indonesia yang merupakan ibukota provinsi Sumatera Utara. Berdasarkan jabaran terminology arti kata di atas, maka secara terminologi pengertian dari Stadion Internasional Medan dapat didefinisikan sebagai berikut: sebuah bangunan tempat penyelenggaraan olahraga sepak bola yang berlokasi di Kota Medan dengan fasilitas olahraga yang lengkap seperti lapangan bola dan fasilitas penunjang lainnya yang dapat mendukung fungsi utamanya. Berdasarkan peraturan dan literatur yang ada, baik itu pelaku kegiatan, program kegiatan dan standar persyaratan teknis sebuah stadion sepak bola, maka didapatkan kebutuhan ruang dan fasilitas sebagai berikut: 1. Fasilitas Utama •
Lapangan Sepak Bola
•
Ruang P3K
•
Tribun Penonton Kelas 1
•
Ruang Pemeriksaan
•
Tribun Penonton Kelas 2
•
Ruang Latihan
•
Tribun Penonton VIP
•
Ruang Pemanasan
•
Tribun Penonon VVIP
•
Toilet Penonton
•
KantorPengelola/Official
•
Ruang Massage
•
Ruang Konferensi Pers
•
Ruang Mesin
•
Musholla
•
Ruang Informasi
•
Ruang Panel
•
Ruang CCTV
•
Ruang
•
Ruang Trafo
dengan toilet
•
Ruang Pompa
Ruang Ganti Pelatih dan
•
Gudang/Janitor
Wasit dengan Toilet
•
Ticket Box
• •
Ganti
Pemain
Parkir
2. Fasilitas Pendukung •
Resto dan Cafe Fasilitas ini menyediakan makanan dan minuman yang dapat dibeli penonton saat pertandingan berlangsung. Kebutuhan ruangnya antara lain sebagai berikut: -
Area Makan
-
Pantry
-
Banquet
-
Kasir
-
Bar
-
Ruang Pegawai
-
Coffee Corner
-
Wastafel
-
Ruang Penyimpanan
-
KM/WC
-
Dapur
-
Gudang/Janitor
• Ruang Pertemuan Fasilitas ini merupakan tempat pertemuan antara berbagai pihak yang berhubungan dengan dunia sepak bola. Adapun kebutuhan ruangnya adalah sebagai berikut: -
Ruang Seminar
-
-
Ruang Konferensi
-
Ruang Informasi
-
Ruang Rapat
-
Ruang Peralatan
-
KM/WC
-
Ruang Tunggu
-
Dapur/Pantry
-
Gudang/Janitor
Ruang Panel/Sound System
• Office
Merupakan tempat para pengelola, pemilik klub dan para official melakukan pekerjaanya baik mengurus fasilitas stadion maupun memanajamen klub. Adapun kebutuhan ruangnya adalah sebagai berikut: -
Ruang Pengelola
-
Ruang Pegawai
Fasilitas
-
Ruang Informasi
-
Ruang pemilik Klub
-
Locker Room
-
Ruang Official Tim
-
Dapur/Pantry
-
Ruang Tunggu
-
Gudang/Janitor
-
Ruang Teknisi
-
KM/WC
• Mini Museum Merupakan tempat menyimpan, mengabadikan, memelihara serta memajang berbagai prestasi dan informasi tentang sepak bola, sejarah klub, dan informasi tentang atlit. Adapun kebutuhan ruangnya adalah sebagai berikut:
3.
-
Ruang Exhibisi
-
Ruang Pengelola
-
Galeri
-
Ruang Panel
-
Ruang Seminar
-
Gudang/Janitor
-
Perpustakaan Mini
-
KM/WC
-
Ruang Penyimpanan
Fasilitas Shopping, Kuliner dan Penginapan • Souvenir dan Retail Shop Menjual barang-barang kebutuhan sehari-hari dan segala barang yang berhubungan dengan olahraga terutama sepak bola seperti, took olahraga, sport station, serta berbagai barang yang penjualanya dapat digabungkan dengan barang-barang olahraga seperti music dan fashion. •
Penginapan dan Restoran Penginapan memberikan jasa penginapan yang dikhususkan bagi para atlit yang menggunakan stadion. Sementara restoran menyajikan berbagai macam kuliner bagi para atlit, pengelola, maupun pengunjung dan penonton yang menggunakan ataupun berkunjung ke stadion.
II.2.
TINJAUAN UMUM
II.2.1. Stadion Modern Pada umumnya merupakan sebuah bangunan yang berisikan bangku penonton yang letaknya berada disekeliling bangunan. Stadion sering juga disebut gelanggang olahraga atau arena. Stadion yang telah ada saat ini berupa stadion terbuka, stadion tertutup dan ada juga stadion yang dapat terbuka dan tertutup. Desain stadion pada masa sekarang tidak hanya dirancang khusus untuk tempat olah raga saja, tetapi sudah memiliki banyak fungsi seperti penambahan fasilitas lain seperti pusat perbelanjaan, restoran bahkan tempat penginapan seperti beberapa stadion di Inggris dan Amerika.
II.2.2. Persyaratan Stadion Setiap bangunan yang didirikan, tentunya mengacu pada standar dan aturan tertentu. Begitu pula halnya stadion ini. Stadion ini dibangun dengan mengacu pada standar-standar yang ada. Yaitu berdasarkan standar FIFA dan standar PSSI yang disesuaikan. Oleh sebab itu, stadion ini dapat dikatakan berstandar internasional. 1.
Ketentuan Umum
a)
Jarak Pandang Jarak pandang pada stadion didefenisikan berdasarkan kamampuan pandangan dari
penonton pada baris terjauh terhadap suatu benda di lapangan. Jarak pandang penonton optimal/paling nyaman adalah berjarak 90 meter dari pusat lapangan, dan 190 meter adalah jarak terjauh untuk melihat ke sudut terjauh lapangan.
Gambar 2.1 Bentuk Tribun Ideal Bagi Penglihatan Penonton
Sementara itu, sudut pandang yang paling optimal yaitu 150 meter dari titik sudut lapangan terjauh. b)
Zona Keamanan Zona keamanan stadion minimal 0.5 m2 dikali dengan jumlah penonton. Zona
keamanan adalah daerah bebas yang terletak di sekeliling bagian luar bangunan stadion yang berfungsi menampung luapan penonton pada saat berakhirnya pertandingan atau dalam keadaan darurat.
2.
Klasifikasi Stadion Stadion dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Tipe A
B
C
Jumlah Kapasitas Penonton
30.000-50.000
10.000-30.000
5.000-10.000
Jumlah Lintasan Lari 100 m
8
8
8
Jumlah Lintasan Lari 400 m
8
6
6
Tabel 2.1 Klasifikasi Stadion Sepakbola
3.
Persyaratan Lapangan Pertandingan
a)
Geometri Lapangan
Pertandingan dapat dilakukan di lapangan rumput maupun artificial.
Dimensi lapangan, minimum; lebar 64 meter, panjang 100 meter. Maksimum; lebar 75 meter, panjang 110 meter.
Lapangan pertandingan dibatasi oleh garis yang ketebalannya tidak lebih dari 12 cm
Lapangan terbagi menjadi dua yang ditandai dengan garis tengah.
Titik tengah lapangan ditandai dengan titik dengan lingkaran dengan radius 9.15 meter.
Goal area dibuat dengan cara menarik garis tegak lurus 5.5 meter dari goal post dan 5.5 meter kearah lapangan pertandingan. Kedua garis tersebut dihubungkan dengan menarik garis yang sejajar dengan goal line.
Penalty area dibuat dengan cara menarik garis tegak lurus 16.5 meter dari goal post dan 16.5 meter kearah lapangan pertandingan. Kedua garis tersebut dihubungkan dengan menarik garis yang sejajar dengan goal line.
Titik penalty berada tepat di tengah-tengah goal post 11 meter dari goal line.
Setengah lingkaran yang berada di luar garis penalty area memiliki dimensi radius 9.15 meter.
Bendera corner memiliki dimensi tidak lebih dari 1.5 meter dan berujung tumpul.
Di setiap corner lapangan terdapat seperempat lingkaran dengan radius 1 meter.
Gol memiliki jarak antara tiang 7.32 meter dan tinggi 7.24 meter dari tanah. Tiang gol dan crossbars harus di cat putih. Tiang gol harus tertanam/permanen.
Kemiringan permukaan lapangan ditentukan minimal 0.50% maksimal 1% keempat arah.
Lebar zona bebas di keempat sisi ditentukan minimal 2.00 meter, di sisi belakang gawang minimal 3.50m dengan panjang minimal 11.50 meter.
b)
Geometris Lapangan
Panjang lintasan harus 400m dan maksimal 400.03 meter.
Panjang lintasan harus diukur adri garis imajiner yang terletak 30 cm dari sisi dalam kurb didalam lintasan lari.
Kemiringan lintasan pada arah memanjang (arah berlari) ditentukan 0-0.1% dan pada arah melintang 0-1%.
Lebar setiap lintasan ditentukan 122 cm.
Lengkung lintasan harus merupakan busur setengah lingkaran.
Panjang bagian lurus dari lintasan minimal 70 meter, maksimal 80 meter.
Kelengkapan foto finish berupa pipa saluran berikut kabel bawah tanah untuk mendeteksi pemenang lomba lari harus dibuat dilintasan akhir atletik
Lebar kurb maksimal 5 cm serta tidak mempunyai sudut yang tajam
Lebar batas minimal 2.50 cm, maksimal 5 cm.
c)
Orientasi Lapangan Lapangan pertandingan harus berorientasi Utara-Selatan yang disesuaikan dengan
letak geografis dari lokasi bangunan stadion yang akan dibangun. d)
Area Rumput Lapangan Permukaan rumput harus benar-benar rata dan terukur, harus rumput alami (dapat
digunakan rumput buatan dalam hal tertentu), dalam kondisi sempurna dan memiliki sistem pengairan yang baik pada iklim kering. Pada iklim dingin lapangan pertandingan harus dilengkapi sistem pemanasan bawah tanah untuk mencegah lapangan yang membeku saat musim salju. e)
Lapangan Rumput Buatan Olahraga sepakbola sangat cepat mangadopsi teknologi sehingga kemungkinan
penerapan peraturan baru mengenai permukaan lapangan berkembang lebih cepat. Cepat atau lambat penggunaan rumput tiruan harus dapat diterima untuk pertandingan profesional di tingkat yang paling tinggi. Adapun pertimbangan-pertimbangan akan hal tersebut : 1. Hamparan rumput tiruan yang terbaik sedang diproduksi saat ini dengan tidak terbatas. Lebih baik daripada bahan duapuluh atau tigapuluh tahun yang lalu. Pantulan dan putaran bola sama seperti pada rumput alami berkwalitas, namun mungkin lebih konsisten. Penggunaan material sekarang ini dan derajat tingkat kehalusan yang dikembangkan memastikan bahwa masalah-masalah sepertiresiko luka-luka/kerugian, sulitnya untuk mengontrol bola, dll., tidak lagi berlaku. Secara singkat, banyak tenaga ahli dari hal ini. Pemain dan pemain terdahulu, merasakan permukaan rumput tiruan saat ini lebih baik dibanding rata-rata bidang rumput alami. 2. Penggunaan rumput tiruan akan berarti bahwa olahraga bisa menikmati tingkat konsistensi tinggi di dalam hal mutu permukaan permainan, dari stadion ke stadion, yang itu tidak pernah bisa dicapai dengan rumput alami. 3. Pengembangan dan disain stadion seluruh penjuru dunia tidak menetapkan perlunya dinding dan atap sebagai pelindung dengan alasan memberikan persediaan cahaya, udara, dan hujan yang dibutuhkan rumput alami untuk hidup dan sehat. Jika hamparan rumput tiruan bisa diterima untuk semua tingkat sepak bola, para perancang stadion akan lebih berkonsentrasi pada produksi stadion yang akan menawarkan jumlah maksimum standard kenyamanan untuk penonton, tanpa
membatasi kebutuhan struktur dan gaya struktur stadion mereka yang mempengaruhi kesehatan rumput alami. 4. Kemungkinan membutuhkan penanaman dana yang besar dari klub untuk pemakaian rumput tiruan untuk pertandingan. Adapun manfaat utamanya mencakup: a.
Rumput buatan bisa digunakan 24 jam sehari yang berarti tidak memerlukan perawatan tersendiri dari stadion tersebut.
b.
Kerugian pendapatan disebabkan oleh faktor perubahan cuaca yang menghalangi jalannya pertandingan dapat dihapuskan.
c.
Area permainan bisa dimanfaatkan untuk jangkauan menyeluruh seperti peristiwa di luar dari pertandingan sepak bola, tanpa menyebabkan manapun kerusakan. Tiap-tiap stadion harus menemukan sumber pendapatan tambahan, tetapi saat ini untuk melindungi rumput yang alami adalah suatu dengan faktor penghalang yang serius.
Gambar 2.2 Lapangan Sepak Bola dan Bagian-Bagiannya
Gambar 2.3 Lapangan Sepak Bola dan Ukuran-Ukurannya
f)
Service Track Servis Trek ini disediakan untuk memfasilitasi pergerakan di dalam area permainan,
seperti sarana pengangkutan (tandu), ambulans, peralatan keamanan. Selain itu adanya ruang lebih di sisi lapangan akan memberikan ruang gerak lebih banyak pada pemain saat melakukan tendangan corner. Rekomendasi Jarak Minimum antara Lapangan ke Dinding Penopang dan Parit Dari Touch Line = 6 meter, dan Dari tiap Garis Gawang = 7,5 meter. g)
Drainase Lapangan pertandingan harus dilengkapi dengan sistem drainase untuk mengantisipasi
kemungkinan terhenti/batalnya pertandingan akibat genangan air. Ukuran atau dimensi drainase harus didasarkan pada ketentuan, bahwa lapangan harus dapat menyerap dan mengeringkan air hujan dengan curah 10.8 mm/m2 dalam waktu 90 menit atau perkolasi 120 ltr/detik/ha dalam waktu 15 menit, sehingga diperlukan lubang drainase dengan diameter 1 inci setiap 25 m2 permukaan lapangan. h)
Technical Area Technical Area harus memiliki bench/kursi panjang yang dapat mengakomodasi
minimal 11 orang. Technical area itu harus dibatasi dengan garis yang jelas dan ditandai dengan jelas pula. Technical Area berlaku bagi tim tamu dan tuan rumah. Jarak kedua technical area harus sama dan diukur dari garis tengah. Technical area harus memiliki atap yang memadai guna melindungi pemain dan tim ofisial.
Gambar 2.4 Detail Technicak Area
Gambar 2.5 Standart dan Kapasitas Bench Cadangan
i)
Aksesoris Lapangan
Gambar 2.6 Ukuran gawang lebar 7.3 m dan tinggi 2.24 dari tanah
Gambar 2.7 Bendera Sudut (Corner Flag) tinggi 1.5m dari tanah
Bingkai/mistar gawang terbuat dari bahan yang tidak berpeluang mencederai pemain.
Gambar 2.8 Potongan Tiang Gawang
j)
Papan Iklan Ketika membangun sebuah stadion, harus diperhitungkan fakta-fakta bahwa garis
penglihatan penonton tidak terhalang oleh papan iklan. Jarak minimum antara batas garis lapangan permainan dan papan iklan, yang normal memiliki tinggi maksimum 90 cm adalah : - Pada Touch Line; 4 meter. - Dari belakang tengah garis gawang 3-5 meter dikurangi ke arah bendera corner.
Gambar 2.9 Letak dan Posisi Papan Iklan di Sekitar Lapangan
Selain itu papan iklan tidak boleh: a.
Ditempatkan di tempat yang dapat berbahaya bagi pemain, ofisial dan lainnya.
b.
Didirikan pada papan pertunjukan dengan bentuk dan material yang dapat membahayakan pemain, contohnya papan berputar yang digerakkan dengan voltase rendah yang tidak dapat membahayakan keselamatan peserta pertandingan.
c.
Dibuat dengan permukaan yang memantulkajn cahaya yang dapat menyilaukan pemain, wasit dan penonton.
d.
Didirikan pada papan pertunjukan yang dapat menghalangi penonton saat evakuasi darurat ke area permainan.
k)
Papan Skor
Gambar 2.10 Score Board
l)
Pagar Pengaman dan Parit Benteng Sebenarnya antara lapangan dan tribun penonton tidak harus dikelilingi oleh pagar
atau layar pengaman. Alasan hal ini dilakukan dikarenakan beberapa hal yang menyangkut
faktor kemanan dan ketertiban pertandingan. Meskipun begitu, FIFA dan beberapa konfederasi sepakbola lainnya memutuskan final kompetisi hanya akan dimainkan di stadion yang bebas pagar atau layar. Konsep pengamanan apapun yang diterapkan, tujuannya adalah melindungi peserta pertandingan dari gangguan penonton. Ada banyak cara atau kombinasi pengamanan yang dilakukan. (1). Penjagaan polisi atau petugas keamanan di sekitar area lapangan pertandingan (2). Konfigurasi/penempatan tempat duduk yang memposisikan barisan depan penonton pada tempat yang lebih tinggi di arena yang akan mencegah kemungkinan gangguan penonton ke dalam lapangan permainan. (3). Parit dengan kedalaman dan ketebalan yang cukup untuk melindungi lapangan permainan. (4). Layar transparan atau pagar transparan yang dapat dipasang dan dilepas. Pemasangan layar atau pagar transparan ini dapat dilakukan hanya pada pertandingan tertentu saja. Apapun bentuk proteksi yang dilakukan adalah cara yang dapat dipenuhi dengan kemapuan di wilayah tersebut dan tidak menimbulkan bahaya bagi penonton saat dalam keadaan panik atau evakuasi gawat darurat.
Gambar 2.11 Standar Jarak Pandang Mata ke Lapangan
Kompartemensasi dan Tribun Tempat Duduk Setiap penonton harus memiliki tempat duduk masing masing, dan setiap tempat duduk harus diberi nomor yang jelas, agar mudah dimengerti penonton. Hal tersebut harus diantisipasi karena tidak semua penonton memiliki pandangan/visi yang baik. Hal tersebut juga untuk menghindari penonton yang harus membungkuk dan mencari nomor yang kabur, pudar dan nomor tempat duduk yang kecil, sementara yang lain menunggu di belakang tidak sabar, dan frustsi. Keseluruhan proses tersebut dapat menimbulkan stress dan lambatnya sirkulasi. Hal tersebut merupakn hal kecil yang dapat menjadi masalah besar.
Gambar 2.12. Standar Tempat Duduk Stadion
Jenis tempat duduk yang dipasang seharusnya terbuat dari bahan yang tidak mudah pecah, rusak, tahan api, tahan terhadap pengaruk iklim (pembusukan) dan pemudaran warna.
Garis Pandang
Gambar 2.13. Diagram Line of Visibility
Berdasarkan pendapat Vitruvius1 (abad pertama SM) deretan bangku dan teras tempat berdiri hendaknya memiliki kemiringan rata-rata yang tetap 1 : 2, hal ini juga berdasarkan alasan peredaman suara (akustik). Pada saat ini stadion menggunakan peralatan pengeras suara, (ampilifier) maka kriterianya hanya ditekankan pada sudut dan jarak pandang penonton. Pengaturan bangku-bangku tersebut dibuat menaik berselang-seling dan penonton di bagian belakang dapat melihat ke depan langsung dari bagian atas bagian kepala penonton di bagian depan, dengan bentuk lengkung parabolik dengan kenaikan awal ≥ 380
dan
kenaikan terakhir ≤ 480. Pandangan terbaik adalah dari sisi memanjang per bagian stadion, bentuk ini pertama kali dibangun pertama kali oleh Hadden (AS), yang meyakinkan dan memberikan dorongan baru dan perencanaan stadion. Kompartemenisasi penonton dan tempat duduk penonton di tribun harus memenuhi ketentuan berikut:
Daerah penonton harus dibagi dalam kompartemen yang masing-masing menampung penonton minimal 2000 orang dan maksimal 3000 orang.
Antar dua kompartemen yang bersebelahan harus dipisahkan dengan pagar permanen transparan setinggi 1.2m dan maksimal 2.0m.
Antara dua gang maksimal 48 tempat duduk.
Antara gang dengan dinding atau pagar maksimal 24 tempat duduk.
Antara gang dengan gang utama maksimal 72 tempat duduk.
Harus dihindari terbentuknya perempatan.
Kapsitas yang disesuaikan dengan daya tampung penonton dalam 1 sektor atau kompartemen.
Tidak boleh ada kolong di bawah tempat duduk.
Garis pandangan agar seorang penonton tidak terhalang pandangan oleh penonton di depannya ditentukan sebesar 12cm.
Untuk meningkatkan garis pandangan, sudut dasar tribun dapat dibuat dalam 2 atau lebih dengan sudut yang lebih besar didasarkan pada perhitungan injakan dengan tanjakkan yang digunakan.
Tribun dapat dibuat bertingkat bila jarak pandang melebihi batas optimal.
Tribun khusus penyandang cacat harus memenuhi ketentuan sebagai berikut: -
Diletakkan di bagian depan atau paling belakang dari tribun penonton
-
Lebar tribun untuk kursi roda minimal 1.4m ditambah selasar dengan lebar minimal 0.9m.
4.
Persyaratan Fasilitas Pendukung Fasilitas pendukung pada stadion harus memenuhi ketentuan sebagai berikut: a) Ruang ganti atlit direncanakan untuk tipe A dan B minimal 2 unit dan tipe C minimal 1 unit, dengan ketentuan sebagai berikut:
Lokasi ruang ganti harus dapat dengan langsung menuju lapangan melalui koridor yang berada di bawah tempat duduk penonton.
Kelengkapan fasilitas tiap-tiap unit yang terdiri dari : -
Toilet pria harus dilengkapi minimal 2 buah bak cuci tangan, 4 buah peturasan dan 2 buah kakus.
-
Ruang bilas pria dilengkapi minimal 9 buah shower.
-
Ruang ganti pakaian pria pakaaian pria dilengkapi tempat simpan benda-benda dan pakaian atlit ( locker) minimal 20 box dan dilengkapi dengan bangku panjang minimal 20 tempat duduk.
-
Toilet wanita harus dilengkapi minimal 4 buah bak cuci tangan (wastafel) yang dilengkapi cermin.
-
Ruang bilas wanita harus dibuat tertutup dengan minimal 20 buah.
-
Ruang ganti pakaian wanita dilengkapi tempat simpan benda-benda dan pakaian atlit minimal 20 box dan dilengkapi dengan tempat duduk.
b) Ruang ganti pelatih dan wasit direncanakan untuk tipe A dan B minimal 1 unit untuk wasit dan 2 unit untuk pelatih dengan ketentuan sebagai berikut :
Lokasi ruang ganti harus dapat langsung menuju lapangan melalui koridor yang berada di bawah tempat duduk penonton.
Kelengkapan fasilitas untuk pria dan wanita, tiap unit unit minimal: -
1 buah bak cuci tangan
-
1 buah toilet
-
1 buah ruang bilas tertutup
-
1 buah ruang simpan yang dilengkapi 2 buah tempat simpan dan bangku panjang 2 tempat duduk.
c) Ruang Pijat direncanakan untuk tipe A dan B minimal 12 m2 dan tipe C diperbolehkan tanpa ruang pijat. Kelengkapannya minimal 1 buahtempat tidur, 1 buah wastafel tangan dan 1 buah toilet d) Lokasi ruang P3K harus berada dekat dengan ruang ganti atau ruang bilas, direncanakan untuk tipe A, B dan C minimal 1 unit untuk melayani 20.000 penonton dengan luas minima 15 m2. Kelengkapan minimal 1 tempat tidur untuk pemeriksaan, satu buah tempat tidur untuk perawatan dan 1 buah toilet yang mempunyai luas lantai untuk dapat menampung 2 orang untuk kegiatan pemeriksaan doping. e) Ruang pemanasan untuk tipe A minimal 300m2, tipe B minimal 81m2dan maksimal 196m2, serta tipe C minimal 81m2 f) Ruang latihan beban direncanakan mempunyai luas yang disesuaikan dengan alat-alat latihan yang digunakan, minimal 150m2 untuk tipe A sedangkan untuk tipe B dan C diperbolehka tanpa ruang latihan beban. g) Tempat duduk penonton direncanakan untuk tipe A, B, dan C dengan ketentuan:
VIP, dibutuhkan lebar minimal 0,50 m dan maksimal 0,6 m dengan ukuran panjang minimal 0,8 m dan maksimal 0,90 m.
Biasa, dibutuhkan lebar minimal 0,4 m dan maksimal 0,50 m, dengan panjang minimal 0,8 m dan maksimal 0,9 m.
h) Toilet penonton direncanakan untuk tipe A, B dan C dengan perbandingan penonton wanita dan pria adalah 1:4, yang penempatannya dipisahkan. Fasilitas yang dibutuhkan minimal dilengkapi dengan:
Jumlah toilet duduk untuk pria dibutuhkan 1 buah toilet untuk 200 penonton pria dan untuk penonton wanita 1 buah toilet duduk untuk 100 penonton wanita.
Jumlah bak cuci tangan yang dilengkapi cermin, dibutuhkan minimal 1 buah untuk 200 penonton pria dan 1 buah untuk penonton wanita.
Jumlah peturasan yang dibutuhkan minimal 1 buah untuk 100 penonton pria.
i) Kantor pengelola untuk tipe A dan B direncanakan sebagai berikut:
Dapat menampung minimal 10 orang, maksimal 15 orang sedangkan tipe C minimal 5 orang dengan luas yang dibutuhkan minimal 5m2 untuk tiap orang.
Tipe A dan B harus dilengkapi ruang untuk petugas keamanan , petugas kebakaran dan polisi yang masing-masing membutuhkan luas minimal 15m2. Untuk tipe C diperbolehkan tanpa ruang tersebut.
j) Gudang direncanakan untuk menyimpan alat kebersihan dan alat olahraga dengan luas yang disesuaikan dengan alat kebersihan atau alat olahraga yang digunakan.
Tipe A dibutuhkan 120m2 untuk gudang alat olahraga dan 20 m2 untuk gudang alat kebersihan.
Tipe B dibutuhkan 50m2 untuk gudang alat olahraga dan 20m2 untuk gudang alat kebersihan.]
Tipe C dibutuhkan 20m2 untuk gudang alat olahraga dan 9m2 untuk gudang alat kebersihan.
k) Ruang panel direncanakan untuk tipe A, B dan C harus diletakkan dengan ruang staf teknik. l) Ruang mesin direncanakan untuk tipe A, B dan C dengan luas ruang sesuai kapasitas mesin yang dibutuhkan dan lokasi ruang mesin tidak menimbulkan bising yang mengganggu arena. m) Kantin direncanakan untuk tipe A, untuk tipe B dan C diperbolehkan tanpa ruang kantin. n) Ruang pos keamanan direncanakan untuk tipe A dan B, untuk tipe C diperbolehkan tanpa ruang pos keamanan. o) Tiket box direncanakan untuk tipe A dan B sesuai dengan kapasitas penonton. p) Ruang pers direncanakan untuk tipe A, B dan C dengan ketentuan : Lokasi harus berada di tribun barat Lokasi pengambilan foto harus berada di parit belakang gawang Harus disediakan kabin untuk kru TV Untuk tipe A dan B harus disediakan ruang telepon dan telex, sedangkan tipe C boleh tanpa ruang telepon dan telex. Toilet khusus untuk pria dan wanita, masing-masing minimal 1 unit terdiri dari 1 toilet jongkok dan bak cuci tangan. q) Ruang VIP direncanakan untuk tipe A dan tipe B yang digunakan untuk tempat wawancara khusus atau menerima tamu khusus.
r) Toilet penyandang cacat direncanakan untuk tipe A dan B sedangkan untuk tipe C diperbolehkan tanpa toilet penyandang cacat, fasilitas yang dibutuhkan minimal sebagai berikut:
1 unit yang terdiri dari 1 buah kakus, 1 peturasan, 1 buah bak cuci untuk pria dan 1 buah kakus duduk serta 1 buah bak cuci tangan untuk wanita.
Toilet untuk pria harus dipisahkan dari toilet untuk wanita.
Toilet harus dilengkapi dengan pegangan untuk melakukan perpindahan dari kursi roda ke kakus duduk yang diletakkan di depan dan di samping kakus duduk setinggi 80cm.
Jalur sirkulasi untuk penyandang cacat harus memenuhi ketentuan sebagai berikut: -
Tanjakkan harus mempunyai kemiringan 8%, dan panjangnya maksimal 8 meter.
-
Pada ujung tanjakkan harus disediakan bagian datar minimal 1,80 meter.
-
Permukaan lantai selasar tidak boleh licin, harus terbuat dari bahan yang keras dan tidak boleh ada genangan air.
5.
Selasar harus cukup lebar untuk kursi roda melakukan putaran 180o.
Sirkulasi Pengunjung Penonton, atlit, pelatih dan pengelola harus mempunyai jalur sirkulasi terpisah.
Sirkulasi utama pengunjung yang utama, yaitu koridor atau selasar. Lebar koridor harus diambil minimal 1.10 m dan untuk koridor utama minimal 3.00 m. koridor khusus penyandang cacat dengan ketentuan sebagai berikut:
Permukaan lantai selasar tidak boleh licin, harus terbuat dari bahan yang keras dan tidak boleh ada genangan air.
6.
Untuk dua kursi roda berpapasan, lebar minimal 1.80 m.
Koridor harus cukup lebar untuk kursi roda melakukan putaran 180o.
Perbedaan tinggi antara akhir koridor dengan lantai atau jalan maksimal 1.50 m.
Tangga Tangga harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:
Jumlah anak tangga minimal 3 buah, maksimal 6 buah, bila anak tangga diambil lebih besar dari 16, harus diberi bordes dan anak tangga berikutnya harus berbelok terhadap anak tangga dibawahnya.
Lebar tangga minimal 1.10 m, maksimal 1.80 m, bila lebar tangga diambil lebih besar dari 1.80 m, harus diberi pagar pemisah pada tengah bentang.
Tinggi tanjakkan tangga minimal diambil 15 cm, maksimal 17 cm dengan lebar injakkan minimal diambil 28 cm dan maksimal 30 cm.
Untuk menunggu antrian sebelum dan sesudah tangga harus diberi ruang khusus dengan panjang minimal 3 m.
Tangga khusus untuk penyandang cacat yang menggunakan tongkat harus memenuhi ketentuan sebagai berikut: -
Pegangan tangga harus oval atau bulat dengan jarak 4cm dari pegangan tangga sampai dinding, disediakan dua pegangan tangga yang mempunyai ketinggian 80cm untuk orang dewasa dan 45 cm untuk anak-anak.
-
Ukuran tangga maksimal 15 cm dan lebarnya minimal 28 cm.
-
Setiap maksimal 6 anak tangga harus disediakan bagian datar yang diperlebar minimal 2 x bagian injakkan anak tangga.
-
Warna bidang tegak anak tangga harus dibedakan dengan warna bidang datar (injakkan).
-
Jalan yang dilalui tidak boleh mempunyai ruang dibawah tangga yang terbuka dengan tinggi minimal 2.00 m.
7.
Ramp Kemiringan ramp harus diambil maksimal 8% dan khusu untuk penyandang cacat
dengan ketentuan sebagai berikut:
Panjang ramp maksimal 10 m, bila lebih dari 10 m, tanjakkan harus dibagi dalam beberapa bagian dan antara dua bagian ramp harus disediakan bagian yang datar.
8.
Pada ujung tanjakkan harus disediakan bagian datar minimal 180 cm.
Pintu Pintu stadion harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:
Lebar bukaan pintu minimal 1.1 m.
Lebar pintu total harus mampu menampung luapan arus pengunjung dalam waktu maksimal 5 menit, dengan perhitungan setiap lebar 55 cm bukaan untuk 40 orang/menit.
Jarak satu pintu dengan pintu lainnya maksimal 25 m.
Jarak antara pintu dengan setiap tempat duduk maksimal 20 m.
Pintu harus terbuka keluar.
Pintu dorong tidak boleh digunakan.
Bukaan pintu khusus untuk penyandang cacat harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:
-
Lebar bukaan pintu minimal 90cm.
-
Pada pintu biasa, tinggi pegangan pintu 90cm.
Untuk mengatasi keadaan darurat harus tersedia minimal 2 pintu darurat.
9. Tata Cahaya/Lampu Perencanaan tata cahaya didasarkan atas:
Tingkat pencahayaan stadion -
Untuk latihan dibutuhkan minimal 100 lux.
-
Untuk pertandingan dibutuhkan minimal 300 lux.
-
Untuk pengambilan audio dan video dokumentasi dibutuhkan minimal 1000 lux.
Bila posisi cahaya diletakkan di dalam stadion, maka penempatan sumber cahaya sebagai berikut: -
Penempatan sumber cahaya di keempat sudut lapangan.
-
Dari titik tengah sisi penjaga gawang minimal membentuk sudut 10o, dan maksimal 25o.
-
Dari titik tengah sudut memanjang membentuk sudut 5o.
-
Tinggi tiang lampu t merupakan fungsi dari jarak d dengan membentuk sudut 25o.
Penempatan sumber cahaya di lisplank atap stadion, maka penempatan sumber cahaya harus memenuhi ketentuan jarak antara 2 tiang lampu yang berada di tengah sisi memanjang minimal 55 cm dan maksimal 60 cm.
Bila menggunakan tata cahaya buatan harus disediakan generator set yang mempunyai kapasitas daya minimal 60% daya terpasang. Generator set harus dapat bekerja maksimal 10 detik pada saat aliran PLN padam.
Gambar 2.14 Lampu Sorot pada Stadion
1. Lampu sorot harus memiliki kekuatan penerangan rata-rata 800 flux. Lampu sorot itu harus dipelihara secara reguler oleh pihak ketiga yang memiliki kompetensi untuk melakukan hal tersebut. 2. Pihak ketiga yang disebutkan di peraturan di atas harus memberikan surat keterangan bahwa lampu sorot sudah mamenuhi syarat seperi yang tertuang pada peraturan di atas.
10.
Tata Suara Tata kebisingan maksimal yang diproduksi oleh kegiatan stadion yang diizinkan
ditentukan sebesar 75 desibel.
11.
Tata Udara Ventilasi pada ruang fasilitas pemain harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:
Jika menggunakan ventilasi alami, luas bukaan yang berada di dua dinding yang berhadapan minimal 6% dari luas lantai.
Jika
menggunakan
ventilasi
buatan,
volume
pergantian
udara
minimal
10m2/jam/orang.
12.
Power Supply Untuk pertandingan top level biasanya permainan dimainkan di sore hari. Maka, seluruh area permukaan lapangan harus mendapat penerangan, sebagai standard yang menjamin kejelasan penglihatan penonton, pemain dan peserta lainnya dan tentunya memungkinkan pertandingan disiarkan di televisi. Untuk menjamin hal itu maka stadion diharuskan memiliki dua sumber alternative daya yang tidak terikat satu sama lain. Power supply tersebut harus tersedia seandainya terjadi kegagalan dalam supply daya utama, maka sumber daya alternative sendiri dapat menggantikannya tanpa terputus terlebih dahulu.
13.
Parkir Tempat parkir direncanakan untuk tipe A dan B dengan ketentuan sebagai berikut :
Jarak maksimal dari tempat parkir, pool atau pemberangkatan bus menuju pintu masuk stadion adalah 1500 m2.
Satu ruang parkir mobil dibutuhkan minimal untuk 4 orang pengunjung pada jam sibuk.
II.2.3. Tinjauan Fungsi dan Fasilitas Stadion 1.
Deskripsi Pelaku dan Kegiatan a. Pelaku Kegiatan Pelaku kegiatan dalam Stadion Sepakbola di Medan ini terdiri dari: pengunjung,
pengelola dan service.
Pengunjung Dari kelompok pengunjung tersebut dapat dibagi lagi atas: -
Anak-anak. Baik yang bermain, berlatih maupun yang menonton pertandingan atau beraktivitas di dalam dan area
-
Remaja. Baik yang bermain, berlatih sebagai bagian tim/klub serta yang datang sebagai penonton pertandingan.
-
Dewasa. Baik pemain, pelatih, staf ofisial, penyewa, pengelola dan pengurus yang beraktivitas di dalam dan area stadion.
-
Orang Tua. Baik yang datang menonton pertandingan, berbelanja, mencari hiburan bersama keluarga, dll
Pengelola, yaitu pihak yang bertugas mengelola dan mengurus segala bentuk perawatan dan jalannya fungsi stadion sebagaimana mestinya. Pengelola juga mrupakan orang yang bekerja untuk mengatur segala sesuatunya yang ada di dalam stadion ini. Perilaku pengelola tergantung aktifitas-akifitas apa saja yang dilakukan berdasarkan pembagian kerjanya masing-masing.
Service, merupakan pihak yang bertugas menjalankan aktivitas pemeliharaan, perawatan serta menjaga keadaan stadion dalam kondisi optimal.
b. Kegiatan Beberapa kegiatan yang dilakukan di stadion ini dibagi atas :
Kegiatan Utama
1. Olah raga Bermain, berlatih dan bertanding sepakbola serta apa saja kegiatan pertandingan yang dilakukan leh atlit-atlit di lapangan stadion 2. Rekreatif Menonton segala even pertandingan dari berbagai kompetisi dan divisi yang diadakan Badan Liga Indonesia. Event pertandingan ini dapat dijadikan sebagai suatu ajang rekreasi bagi semua kalangan. 3. Edukatif Tempat berlatih dan belajar mengembangkan kemampuan fisik, sarana interaksi dan pembentukan mental.
Kegiatan Pendukung 1. Konser Musik Selain untuk olahraga sepakbola stadion ini juga menampung aktivitas lain yang membutuhkan area luas dan pengunjung banyak seperti konser musik, pertemuan-pertemuan serta acara besar tingkat daerah. 2. Souvenir Shop Menjual berbagai merchandise dan peralatan olah raga, musik, dan souvenir. 3. Restoran dan Kafe Tempat yang menyediakan makanan dan minuman. 4. Ruang Pertemuan Tempat diadakannya pertemuan antar petinggi klub, pemuka olahraga, pejabat undangan atau wartawan. 5. Pusat Kebugaran Salah satu fasilitas yang menampung kegiatan berolahraga olahtubuh dan kebugaran dalam ruang yang menggunakan alat-alat bantu olahraga seperti jogging, sepeda, dll. 6. Museum Olahraga Tempat memamerkan dan melihat sisa peninggalan serta catatan sejarah sepakbola dari masa lalu hingga masa kini di daerah Sumatera Utara. 7.
Hotel Atlit Sebagai akomodasi penginapan bagi para atlit yang akan bertanding. Baik itu atlit sepak bola, maupun atlit dari segala cabang olahraga yang berada di kawasan sport center ini.
c. Kegiatan Pengelolaan dan Pemeliharaan Kegiatan yang kompleks pada stadion ini juga membutuhkan pengelolaan dan pemeliharaan yang kompleks. Oleh sebab kegiatan pengelolaannya tidak bisa di lakukan sekaligus. Sehingga untuk kegiatan pengelolaan dan pemeliharaan dibagi ke dalam beberapa bagian berdasarkan banyaknya jenis aktivitas. Masing-masing bagian bertanggung jawab pada pengelola utama. d. Cakupan Pelayanan Pelayanan meliputi masyarakat Kota Medan pada khususnya dan masarakat Sumatera Utara pada umumnya serta dapat melayani kebutuhan nasional dan internasional jika diperlukan.
2.3.2 Deskripsi Kebutuhan Ruang Stadion dalam bahasa Romawi menunjukkan suatu satuan ukur, panjangnya kira-kira 200 meter. Di masa Romawi awal, panjang suatu gelanggang adalah 1 stadion, sehingga nama yang menyebutkan unit kadang-kadang juga diberlakukan untuk bangunan itu. Stadion Sepakbola memiliki fasilitas-fasilitas yang harus memenuhi standard sebagai berikut: a. Lapangan sepakbola Lapangan yang digunakan berstandard internasional dengan kapasitas tribun >50.000 tempat duduk yang tertutup sebagian dan dilengkapi dengan segala atribut dan fasilitas yang baik. Kapasitas Penonton 1. Kapasitas stadion didasarkan pada kebutuhan lokal. 2. Jika diharapkan nantinya stadion akan digunakan untuk event sepakbola nasional maka kapasitas 30,000 perlu dikembangkan. 3. Untuk pertandingan final contohnya final kejuaraan Piala Konfederasi maka harus memenuhi syarat 50,000 tempat duduk, sedangkan final Piala Dunia membutuhkan kapasitas di atas 60,000 tempat duduk.
b. Ruang-ruang Utama -
Ruang ganti pemain dengan toilet.
-
Ruang ganti pelatih dan wasit.
-
Ruang ganti untuk pemain, pelatih dan ofisial harus privat, area terlindung yang mudah diakses langsung
Gambar 2.15 Ruang Ganti dilengkapi toilet TRRFCMFS FIFA
oleh bus tim. Terpisah dari penonton, media dan yang tidak mendapat izin. Jalur antara entrance khusus dan ruang ganti harus langsung dan tidak berbelok yang dapat mempersulit sirkulasi pemain cedera yang ditandu. -
Ruang Pijat/Massage.
-
Ruang P3K/Kesehatan/Medical Examination Room.
-
Ruang kesehatan atau ruang medis diletakkan dekat dengan ruang ganti pemain dan wasit, serta bila memungkinkan dekat dengan lapangan pertandingan dan mudah untuk akses ke luar stadion. Pintu dan koridor harus cukup lebar untuk dilalui kursi roda dan tandu.
-
Ruang Pemeriksaan Obat Terlarang Posisinya harus dekat dengan ruang ganti tim dan wasit dan tidak terjangkau media dan publik. Ruang pemeriksaan terdiri atas: ruang kerja, toilet, dan ruang tunggu.
-
Ruang Pemanasan
-
Ruang Latihan
-
Tempat duduk penonton biasa
Gambar 2.16 Ticket Box
Area penonton/tempat duduk harus dibagi sedikitnya ke dalam empat sektor, masing-masing harus memiliki akses point sendiri, penyegaran, dan fasilitas penting lainnya. -
Gambar 2.17 Tempat duduk
Tempat duduk VIP Ditempatkan di tengah tribun sisi terpanjang dimana ruang ganti pemain ditempatkan, pada posisi di atas area permainan, terpisah dari area tempat duduk publik dan.VIP area juga sebaiknya ditempatkan di tribun yang sama dengan fasilitas media, administrasi dan lain-lain.
-
Toilet Penonton
-
Kantor Pengelola
-
Ruang Pertemuan
-
Gudang
-
Ruang Panel
-
Ruang Mesin
-
Kantin
-
Mushalla
-
Ruang Pos Keamanan Untuk pertandingan pertandingan yang memerlukan keamanan yang ketat maka dibutuhkan penjagaan oleh pasukan anti huru-hara.
-
Tiket Box
-
Ruang Pers/Media Untuk ruang pers/media seharusnya ada sebuah
-
Pintu masuk spesial dengan meja tulis atau ruang
Gambar 2.18 Suasana
tempat kemasan informasi media dikumpulkan.
Ruang Pers
Studio Televisi Dibuat paling sedikit 3 buah untuk pertandingan besar, masing-masing berukuran 25m2 dengan tinggi minimun 4 m untuk memudahkan setting TV dan pencahayaan. Lokasinya mudah dicapai dari ruang ganti pemain dan pelatih.
-
Ruang Komentator Ruang Komentator harus berada di tengah posisi tribun berada di posisi yang sama dengan posisi kamera utama. Pemakaian penutup saat berada di laur ruangan lebih baik daripada di dalam ruangan.
-
Fasilitas untuk Photografer
-
Tempat Parkir
c. Ruang Pendukung •
Restoran Fasilitas dari bangunan yang merupakan tempat menjual makanan dan minuman. Kebutuhan ruang : -
Banquet
-
Bar
-
Ruang penyimpanan
-
KM / WC
-
Kasir
-
Dapur
-
Gudang
-
Ruang Pegawai
-
Ruang operator acara
-
Sirkulasi
Gambar 2.19 Restoran sanggup menampung 120 pengunjung.
•
Ruang Pertemuan (conference hall) Fasilitas dari bangunan yang berfungsi sebagai tempat pertemuan para petinggi klub, temu pers, perjamuan.
•
Gambar 2.20 Ruang Tunggu/Lobby Ruang Pertemuan
-
Ruang Pertemuan
-
Ruang Pengelola
-
Ruang Peralatan
-
Ruang Tunggu/Lobby
-
Dapur
-
Ruang Sound Sistem
-
Janitor
-
Ruang Rapat
-
Toilet
-
Pusat Kebugaran/Fitness Center Fasilitas kebugaran untuk para atlit maupun masyarakat umum.
•
-
Ruang Penerima/Lobby
-
Ruang Latihan
-
Janitor
-
Kasir
-
Ruang Pegawai
-
KM / WC
-
Ruang Instruktur
-
Ruang Ganti/Locker
-
Ruang Reparasi
Gambar 2.21 Fitness Center
Ruang Pameran/Museum Prestasi
Gambar 2.22. Fasilitas pendukung berupa museum dan trophy cabinet.
Tempat menyimpan, memelihara dan memajang berbagai bentuk penghargaan, piala, catatan sejarah dan prestasi klub. -
Ruang Pameran
-
Ruang Pengelola
-
Ruang Penyimpanan
d. Fasilitas Hiburan dan Perbelanjaan a) Retail and Souvenir Shop Menjual dan menyediakan barang-barang, merchandise, buku, majalah, film, souvenir dan peralatan olahraga khususnya sepakbola. Ruang-ruang yang dibutuhkan dalam Retail Shop ini adalah :
Display / Ruang Pamer
Kasir
Gudang
b) Sport Station Pusat penjualan segala kebutuhan olahraga terutama fashion dan segala aksesoriesnya dengan segala branded. Ruang-ruang yang dibutuhkan yaitu: R. Display/ruang pamer Etalase Fitting Room R. Manager R. Karyawan Kasir Gudang II.3.
TINJAUAN KHUSUS
II.3.1. Deskripsi Proyek Judul
: Stadion Internasional Medan
Pemilik Proyek
: Pemerintah Kota Medan
Sumber Dana
: APBD Kota Medan
Sifat Proyek
: Fiktif
Lokasi
: Kompleks Olahraga Pancing, Jl. Willem Iskandar Kelurahan Sidorejo, Kecamatan Medan Tembung, Medan Sumatera Utara.
Proyek Stadion Internasional Medan merupakan salah satu solusi dalam penyediaan sarana dan prasarana olahraga di kota Medan terutama bidang sepak bola. Stadion ini merupakan sebuah wadah bagi masyarakat kota Medan khususnya dan masyarakat Sumatera Utara umumnya dibidang sepak bola dalam menggelar pertandingan baik itu berskala kota, daerah, regional, nasional, maupun internasional. Hal ini dilakukan dalam rangka Vision Plan dari AFF (Asosiasi Sepak Bola Asia) dalam meningkatkan infrastruktur sepak bola seperti stadion. Oleh sebab itu, kota Medan sebagai kota terbesar ke-3 di Indonesia perlu membangun sebuah stadion berstandar internasional dalam rangka memajukan pembangunan kotanya. Hal ini juga didukung oleh pembangunan Pelabuhan Udara Kuala Namu sebagai transportasi yang mempermudan akses dari kota Medan ke dunia internasional.
II.3.2. Tinjauan Lokasi Proyek Lokasi proyek disesuakan dengan kebijakan pemerintah terhadap peruntukkan lahan kota. Berdasarkan RUTRK (Rencana Umum Tata Ruang Kota), wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Medan ditetapkan menjadi 5 Wilayah Pengembangan Pembangunan (WPP), yaitu:
Tabel 2.2: Pembagian Wilayah Pengembangan dan Pembangunan (WPP) Wilayah
Cakupan wilayah
Pembangunan
Kecamatan
WPP A
Luas (ha)
Aktivitas Utama
Medan Belawan
2,625.01
Pelabuhan
Medan Marelan
2,382.10
Industri
Medan Labuhan
3.,667.17
Terminal
Jumlah
8,674.28
Pergudangan berorientasi pelabuhan Belawan Perumahan Pemuliharaan
WPP B
Medan Deli
2,084.33
Perumahan Perdagangan Perkebunan
WPP C
WPP D
WPP E
Pemerintah
Medan Timur
775.75
Perkebunan
Medan Perjuangan
409.42
Industri terbatas (KIM)
Medan Area
552.43
Terminal barang
Medan Denai
905.04
Medan Tembung
799.26
Medan Amplas
1,118.57
Jumlah
4,560.47
Medan Baru
583.77
Pusat Bisnis
Medan Maimun
297.76
Pusat Pemerintahan
Medan Polonia
901.12
Perumahan
Medan Kota
526.96
Hutan Kota
Medan Johor
1,457.47
Pusat pendidikan
Jumlah
3,767.08
Medan Barat
681.72
Perumahan
Medan Petisah
532.84
Perkantoran
Medan Sunggal
1,543.66
Conservation
Medan Helvetia
1,316.42
Lapangan Golf
Medan Tuntungan
2,068.04
Hutan Kota
Medan Selayang
1,281.16
Jumlah
7,423.84
Kota Jumlah WPP A – E
26.510,00
Medan Sumber ; Rencana Umum Tata Ruang Kota Kodya Tingkat II Medan Tahun 1995- 2005
Tabel 2.3: Potensi pengembangan wilayah kota Medan WPP
Cakupan Kecamatan
Pusat
Sasaran Peruntukkan
Pengembangan A
1. Kec. Medan Belawan
Belawan
Pelabuhan,
industri,
pemukiman,
2. Kec. Medan Marelan
rekreasi, maritim, usaha kegiatan
3. Kec. Medan Labuhan
pembangunan jalan baru, jaringan air minum, septic tank, sarana pendidikan
B
Kec. Medan Deli
Tanjung Mulia
Kawasan perkantoran, perdagangan, rekreasi
indoor,
pemukiman,
pembangunan jalan baru, jaringan air minum, pembuangan sampah, dan sarana pendidikan C
1. Kec. Medan Timur
Aksara
Pemukiman,
perdagangan,
dan
2. Kec. Medan perjuangan
rekreasi, pembangunan sambungan
3. Kec. Medan Tembung
air minum, septic tank, jalan baru,
4. Kec. Medan Area
rumah permanen, sarana pendidikan
5. Kec. Medan Denai
dan kesehatan
6. Kec. Medan Amplas D
1. Kec. Medan Johor
Inti Kota
Kawasan perdagangan, perkantoran,
2. Kec. Medan Kota
rekreasi indoor dan pemukiman,
3. Kec. Medan Baru
dengan
4. Kec. Medan Maimoon
pembangunan perumahan permanen,
5. Kec. Medan Polonia
penanganan
program
sampah
kegiatan
dan
sarana
pendidikan E
1. Kec. Medan Barat
Sei Sikambing
Kawasan pemukiman, perdagangan,
2. Kec. Medan Petisah
dan
rekreasi
3. Kec. Medan Sunggal
kegiatan sambungan air minum,
4. Kec. Medan Selayang
septic
5. Kec. Medan Tuntungan
permanen, sarana pendidikan dan
tank,
dengan
jalan
baru,
program
rumah
kesehatan Sumber ; Rencana Umum Tata Ruang Kota Kodya Tingkat II Medan Tahun 1995- 2005
II.3.3. Kriteria Pemilihan Lokasi Stadion Internasional Medan merupakan sebuah bangunan yang lebih mengarah kepada kegiatan pertandingan dalam skala besar. Untuk itu dibutuhkan pemilihan lokasi yang tepat untuk mejamin kelancaran aktifitas di dalam bangunan tersebut. Untuk memilih lokasi yang akan dijadikan tempat pelaksanaan pembangunan proyek ini, maka penting terlebih dahulu dibuat kriteria-kriteria pemilihan lokasi. Langkah ini ditempuh kemudian dievaluasi sehingga mendapatkan lokasi yang benar-benar cocok untuk proyek ini.
Kriteria ini dibuat berdasarkan analisa tata ruang kota, analisa sasaran proyek, analisa program aktifitas, analisa pencapaian, dan analisa penerapan tema.Berikut faktor-faktor kriteria pemilihan lokasi untuk mendukung dan menguatkan fungsi bangunan, yaitu: •
Berada di lokasi yang diperuntukkan atau mempunyai sasaran pembangunan di bidang pendidikan (berdasarkan RUTRK).
•
Pencapaian harus relatif mudah dan dekat dengan jalan utama serta transportasi yang mudah diakses serta berada di pusat kota.
•
Luas lahan harus memadai dan cukup untuk menampung seluruh fasilitas yang telah direncanakan.
•
Kelengakapan sarana dan prasarana kawasan yang memadai, serta utilitas kawasan harus bisa memenuhi semua kebutuhan yang ada pada fasilitas utama dan pendukung.
•
Tinajauan terhadap struktur kota, dimana lokasi site sebaiknya berada di kawasan perkotaan dan merupakan wilayah komersil dan jasa.
•
Akses pencapaian harus terdapat angkutan umum dan pribadi dari setiap badan jalan dan pengaturan jalan yang masih dapat dikontrol dengan baik. Namun demikian, semua jenis kendaraan merupakan fokus utama pencapaian, karena sasaran aktifitas adalah semua lapisan masyarakat.
•
Area pelayanan meliputi hotel bertaraf internasional, kampus, dan perumahan adalah lingkungan sekitar yang dapat saling mendukung dengan bangunan yang akan direncanakan.
•
Ukuran lahan harus mencukupi kebutuhan ruang secara fungsional beserta fasilitasfasilitas yang direncanakan, minimal 2 Ha.
•
Entrance menuju dan meninggalkan tapak harus mudah diakses oleh pengelola, penyewa, pengguna fasilitas, dan penonton.
•
Kontur tapak sebaiknya relatif datar sebagai syarat kedataran lapangan dan kemudahan sirkulasi. Jarak ke pusat kota, dimana fungsi bangunan adalah sebagai tempat penyelenggaraan
sepak bola meupun tempat bermain sepak bola. Dengan keberadaan bangunan ini akan meningkatkan tingkat kepadatan kendaraan maupun pejalan kaki. Maka dari itu, lokasi di pinggiran kota yang memiliki tingkat kepadatan yang tidak tinggi, maka cocok sebagai sarat pemilihan lokasi.
II.3.4. Analisa Pemilihan Lokasi Beberapa alternatif lokasi site untuk proyek Stadion Internasional Medan adalah: 1.
Lokasi Pasar 3 Sempa Kata, Ringroad Ngumban Surbakti
Jl. Ngumban Surbakti
SITE • • •
Data Site: Luas Site : ± 14 Ha Peruntukkan Lahan: Stadion Sepak Bola Batas-batas: - Utara : Persawahan - Selatan : Ringroad Ngumban Surbakti - Timur : Pemukiman - Barat : Pemukiman
Gambar 2.23: Lokasi Site Jl. Ngumban Surbakti
2.
Lokasi Kompleks Olahraga Pancing
Kompleks Olahraga Pancing
• • •
Data Site: Luas Site : ± 17 Ha Peruntukkan Lahan: Kompleks Olahraga Medan Batas-batas: - Utara : Sekolah pertanian Sumut - Selatan : Kompleks Pertokoan - Timur : Universitas negeri Medan - Barat : Jln. Willem Iskandar Gambar 2.24: Lokasi Site Jl. Willem Iskandar
3.
Lokasi Jln. A.H. Nasution, Asrama Haji
Asrama Haji Medan
• • •
Data Site: Luas Site : ± 7 Ha Peruntukkan Lahan: Lahan Kosong Batas-batas: - Utara : Jln. A.H. Nasution - Selatan : Pemukiman - Timur : Asrama Haji Medan - Barat : Jln. Karya Budi
Gambar 2.25: Lokasi Site Jl. A.H. Nasution
Tabel 2.4: Analisa Pemilihan Lokasi
Kriteria
Lokasi Pasar 3 Sempa Kata,
Komples Olahraga
Asrama Haji, Jl. A.H.
Ringroad Ngumban
Medan, Jl. pancing
Nasution
Surbakti
Luas Lahan
Luas Lahan ± 14 Ha 4
Luas lahan ± 17 Ha
Luas lahan ± 14Ha
5
4
Pencapaian ke
Pencapaian ke lokasi site
Pencapaian ke lokasi site
Pencapaian ke lokasi cukup
Lokasi Site
cukup mudah. Ini
Cukup mudah. Ini
mudah. Ini dikarenakan
dikarenakan lokasi site yang
dikarenakan lokasi site
lokasi site terletak pada Ring
terletak pada ringroad kota
yang terletak pada jalan
Road (Jl. AH. Nasution)
(Jl.Ngumban Surbakti)
utama (Jl. Pancing)
4
4
4
Fungsi
Terminal Bus, Pusat
Kompleks Olahraga
Asrama Haji, Perkantoran
Pendukung
Jajanan, Sarana Pendidikan,
Medan, Sarana
(Kejaksaan, Dinas PU,
Bangunan Komersil,
Pendidikan, Area
Pertamanan, BPOM, dsb),
Perkantoran, Kantor
Komersil, Pasar
SPBU, Pusat Jajanan, Sarana
Dishub, Pemukiman
Tradisional, Terminal,
Pendidikan, Sarana Ibadah,
sekitar Lokasi Site
Penduduk.
Perkantoran (Dinas
Pemukiman Penduduk.
Tarukim), Ringroad, Pemukiman Penduduk. 3
5
3
Kepadatan
Pemukiman penduduk
Pemukiman penduduk
Pemukiman penduduk cukup
Bangunan
berkepadatan rendah karena
cukup rendah, karena
rendah karena didominasi
didominasi oleh persawahan
banyak lahan kosong
area perkantoran
disekitar site. 5
4
Sirkulasi
Kondisi arus sirkulasi padat
Area sirkulasi padat dan
Area sirkulasipadat dan
Kenderaan
namun lancar, karena
cukup lancar karena Jl.
lancar karena Jl. AH.
merupakan ringroad kota
Pancing merupakan jalan
Nasuition merupakan Ring
yang cukup lebar.
primer yang cukup lebar.
Road Kota Medan.
5
4
5
5
Peruntukan
Perumahan, Perkantoran ,
Perkebunan, Industri
Pusat Bisnis,Pusat
Menurut
konservasi, rekreasi dan
terbatas (KIM), Terminal
Pemerintahan, Perumahan,
hutan kota
barang
Hutan Kota, Pusat
Wilayah
pendidikan
Pemngembangan Pembangunan
3
3
4
(WPP) Pencapaian
Cukup banyak dilalui
Banyak dilalui angkutan
Banyak dilalui angkutan
denagn Sarana
angkutan umum, namun
umum dan tersedianya
umum, namun lebih banyak
lebih banyak kendaraan
jalan Tol ke luar kota.
kendaraan berat, karena
Angkutan Umum
berat, karena merupakan ringroad 4
Kondisi Jalan
4
4
Jl. Ngumban Surbakti
Jl. Willem Iskandar
Jl. AH. Nasution sangat
sangat baik, dengan
cukup baik, perkerasan
baik, dengan perkerasan
perkerasan aspal, jalur 2
aspal, terdiri dari 2 jalur
aspal terdiri dari jalur 2 arah,
arah dengan median selebar
dengan median 1m
dengan median selebar 3m.
3m.
namun memiliki lubang
Merupakan ringroad
jalan di beberapa tempat.
kotaMedan.
5
Drainase
merupakan ringroad
4
5
Sistem drainase cukup baik
Sistem drainase
Sistem drainase cukup baik
dengan parit yang cukup
permanen yang bak dan
dengan lebar 1m dan
lebar (1m) yang langsung
mengelilingi site dengan
langsung menuju riol kota.
menuju riol kota. Namun
lebar 1m dan langsung
keberadaanya kurang
menuju riol kota.
Namun keberadaannya tidak terurus dan sangat kotor.
terpelihara
Keberadaanya tidak terpelihara.
Total Nilai
3
4
3
36
38
36
Dari penilaian beberapa kriteria-kriteria dan analisa di atas, serta memenuhi persyaratan maka terpilihlah site alternatif 2 yaitu Kompleks Olahraga Medan Jl. Willem Iskandar, Medan. Studi Kelayakkan Proyek a)
Kelayakan Fungsional Berdasarkan data yang didapat dari BPS SUMUT, kunjungan wisatawan baik
wisatawan lokal maupun wisatawan mancanegara yang datang ke objek wisata di kota Medan tahun 2004-2008 menunjukkan bahwa fungsi objek rekreasi yang paling banyak adalah tempat rekreasi yang ditinjau dari sudut objek yang aktif yakni Kebun binatang. Untuk itu, diharapkan Stadion Internasional Medan ini dapat manarik jumlah wisatwan domestik maupun wisatawan asing yang lebih banyak.
Tabel 2.5: Statistik Pengunjung Tempat Wisata Medan
b)
Dari Sudut Pangsa Pasar Pangsa pasar Stadion Internasional Medan ini adalah seluruh elemen masyarakat dari
segala lapisan dan usia. Selain jumlah penduduk kota Medan yang terus mengalami peningkatan, juga merupakan peluang untuk dapat menarik lebih banyak pengunjung, kedatangan turis mancanegara juga turut dipermudah dengan dibangunnya Bandara Kualanamu. Jadi pangsa pasar dari stadion ini adalah seluruh wisatawan lokal, domestik , maupun wisatawan mancanegara. Seperti yang terlihat pada tabel berikut ini.
Tabel 2.6: Statistik Pengunjung Tempat Wisata Medan Berdasarkan Gol. Umur
II.4.
STUDI BANDING PROYEK SEJENIS
II.4.1. Emirates Stadium – London (Arsenal FC)
Gambar 2.26 Stadion Emirates,
Stadion Emirat atau Emirates Stadium adalah sebuah stadion baru milik klub sepak bola London, Inggris. Arsenal FC merupakan klub papan atas di Liga Premier Inggris yang akan memulai kompetisi mulai 19 Agustus 2006 ini dengan stadion baru. Sebelum peresmian Stadion Emirat ini klub Arsenal masih bermarkas di Stadion Highbury yang berjarak hanya 500 meter dari stadion tersebut. Untuk membangun stadion baru ini manajemen klub Arsenal harus mengeluarkan dana sernilai 390 juta poundsterling atau sekitar 6,63 triliun. Stadion Emirat milik Arsenal yang mendapat sponsor perusahaan penerbangan Emirates, Dubai ini bakal jadi stadion nomor tiga terbesar di London setelah Stadion Wembley dan Stadion Twickenham. Stadion ini jelas lebih megah dari Highbury yang nantinya akan dirobohkan untuk lokasi pembangunan apartemen. Kapasitas tempat duduk mencapai 60.000 (Tribun bawah 24,425, Tribun atas 26,646, Club level 7,139 and Box Level 2,222.), jauh dibandingkan dengan Highbury yang 38.000. Ini akan menambah pemasukan bagi Arsenal dari 115 juta pondsterling menjadi 170 juta pound yang akan digunakan untuk dimencicil utang Arsenal. Stadion Emirat jelas beda ekstrem dengan Highbury yang terletak di tengah permukiman penduduk. Sekalipun pernah di rehab tahun 1935, Highbury tetap terlihat seperti stadion yang terkungkung. Tak ada daya pikat. Bangku penonton juga nyaris berada di garis pinggir lapangan hijau. Stadion Highbury, yang berlokasi di atas Bukit Highbury di London Utara, sudah sejak 93 tahun yang lalu bersama Arsenal. Dan banyak catatan yang dibuatnya. Stadion Highbury bahkan menjadi salah satu ‘kuil’ dari sepakbola Inggris dan sejarah aktivitas olahraga lainnya.
Stadion ini pernah menjadi pusat pertolongan pertama pada Perang Dunia II, ketika Jerman mengebom London. Tahun 1966 Highbury menjadi tuan rumah pertandingan tinju perebutan gelar antara Muhammad Ali dan Henry Cooper dari Inggris. Dari highbury juga untuk pertama kalinya sebuah pertandingan sepak bola dikomentari langsung melalui radio pada 1927. Sekitar setahun kemudian siaran langsung televisi pertama sebuah pertandingan sepak bola juga dari Highbury.
Gambar 2.27 Stadion Highbury di awal pembangunanny. Diresmikan 6 September 1913
Gambar 2.28 Stadion Highbury saat ini. Akan dirobohkan untuk diganti fungsinya menjadi apartemen
Akan tetapi, karena produk buatan 1913, stadion Highbury jelas sudah tidak memadai. Dari aspek penonton Highbury jelas tidak menunjang penghasilan Arsenal. Tadinya kapasitas penonton berdiri pernah mencapai 73.295 orang pada 1935. Namun perubahan pada 1993 dengan penempatan kursi membuat kapasitas penonton tinggal 38.000 orang. Ini membuat penghasilan Arsenal tidak meyakinkan jika dibandingkan Manchester United (MU) dengan Old Trafford dengan 68.000 penonton atau Chelsea dengan Stamford Bridge dengan Kapasitas yang juga besar. Menurut Reuters, penghasilan MU dari tiket pertandingan sekitar 20 juta poundsterling atau sekitar Rp 340 milyar lebih banyak dari Arsenal. Highbury terpaksa harus ’dikubur’ karena perluasan sidah tidak memungkinkan. Ia berada di tengah permukiman. Lagi pula secara penampilan Highbury sangat ketinggalan jika dibandingkan dengan Old Trafford atau Stamford Bridge yang belakangan sering kali menjadi ajang pertandingan nasional dan internasional. Bagi Arsenal, yang dibentuk para pekerja pada Divisi Persenjataan Kerajaan Inggris (Royal Arsenal) pada tahun 1886, pilihan pindah ke Highbury tahun 1913juga karena mencari tempat yang lebih memadai. Sebab, tetap bermarkas di Woolwich, London Selatan tidak aman karena lokasinya tak jauh dari kompleks persenjataan. Diharapkan penghasilan Arsenal akan meningkat sementara orang tetap bisa mengenang Stadion Highbury dari stasiun kereta api yang akan tetap ada. Namun, bangunan stadionnya jelas sirna berganti aparteman. Konsekwensi dari perkembangan zaman.
Adapun Stadion Emirat jelas supermodern. Ada stasiun bus bawah tanah. Juga ada akses khusus dengan stasiun kereta api terdekat yang hanya perlu Jalan Kaki sekitar 10 menit. Akses angkutan umum yang bagus ini membuat membawa mobil ke Stadion Emirat tidak dianjurkan. Jalan-jalan seputar stadion juga di tutup satu jam sebelum pertandingan dan baru dibuka bagi kenderaan satu jam setelah pluit panjang berbunyi.
Gambar 2.29: Suasana Tribun Emirates Stadium
Meski menggunakan nama Emirat, pendukung Arsenal juga menyebut stadion baru ini dengan Ashburton Grove. Kini dengan kapasitas yang lebih besar dan canggih, Arsenal tidak perlu main di Stadion Wembley jika ada pertandingan bergengsi seperti Piala Champions. Arsenal kini tampil lebih bergengsi dengan Stadion Emirat. Stadion megah, jangkung, ini bakal menyambut sekaligus memberi kesan angker bagi calon lawan Arsenal. Profil Emirates Stadium
Ruang Konferensi Pers dibawah tribun barat. Ruang ini merupakan tempat dimana klub, baik pemain, manager, atau manajemen klub menggelar konfrensi pers sebelum atau sesudah pertandingan.
Ruang Kerja untuk wartawan (Press Box) dimana ruang ini terdiri dari box-box yang dilengkapi dengan instalasi telpon dan jaringan internet
Tempat duduk di dekat pintu masuk utama, merupakan tempat duduk untuk penonton biasa.
Tempat duduk untuk para direktur terletak di bagian barat atas stadion. Sektor ini merupakan bagian dari fasilitas VIP
Sudut tribun utara-timur. Material atap yang semi transparant membiarkan cahaya alami masuk di siang hari dan keluar di malam hari
Tempat duduk diterangi lampu bagi anggota Diamond Club
Hydroteraphy Pool.
Panel eksterior terbuat kaca
VIP box terletak di tribun astas dengan pandangan bagian tengah lapangan di
Area bar pada Club Level dengan permadani. Akses koridor di belakang VIP Box juga kelihatan. Gambar 2.30. Fasilitas Stadion Emirates London
Pintu masuk umum (ticket box), bersebelahan dengan
Bar dalam restoran di Club Travel
Situasi dalam restoran di Club Travel
Highbury House Restaurant Dibangun di bagian atas lantai Highbury House di Drayton Park, Highbury House Restaurant menawarkan makan malam sesaat sebelum pertandingan ditemani pemandangan indah ke seberang Emirat Stadion. Tersedia karcis eksklusif bagi pemegang tiket pertandingan. Restoran dapat memenuhi 300 orang yang makan malam dan menawarkan kemewahan dua porsi makanan dengan separuh botol anggur untuk £ 39.95 per orang. Di Highbury House Restaurant tidak hanya ditawarkan masakan sempurna tapi juga pelayanan yang santai. Semua makanan dibayar di depan, membuat pengunjung dapat menikamti makanan dengan santai sebelum mengambil tempat sebelum pertandingan dimulai.
The Training Center Di dalam Training Center ini terdapat enam buah ruang. steamroom, kolam renang dengan lantai yang dapat disetel, gymnasium, treatment room, massage baths, dan restaurant. Sebagai tambahan terdapat staff pelatihan dan permainan, di Center juga ada dua tukang kebun full-time, 10 groundstaff, empat catering staff, tiga supervisor bangunan, dan sekretaris secretary/youth manajer. Pusat latihan meliputi suatu area 143 hektare, mencakup 45 hektar hutan dan 25,000 pohon. Di awal musim 2004/05, suatu pengarahan penekanan singkat bangunan dibuka di lapangan. Ini bangunan, di mana staff dan pemain memenuhi kebutuhan media mereka, terdiri dari 10 wawancara tinggal dan ruang konferensi pers, tempat duduk untuk 100 orang.
Gambar 2.31 Arsenal Training Center
II.4.2. Stadion Gelora Sriwijaya
Gambar 2.32 Fasilitas Gelora Sriwijaya
Data Stadion: •
Kota : Palembang, Sumatera Selatan
•
Dibangun : Tahun 2001
•
Kandang : Sriwijaya FC (Super Liga)
•
Kapasitas : 40.000 tempat duduk
•
Tipe Stadion : Stadion Sepakbola Lama.
•
Kategori : A Event Besar - PON XVI 2004 Sumatera Selatan - Piala Asia 2007 Big Match
- Perebutan tempat ke 3 Piala Asia 2007 (Korsel vs Jepang 0-0, Korsel menang pinalti).
Sejarah Singkat Stadion Gelora Sriwijaya yang terletak di daerah jakabaring Palembang ini merupakan salah satu stadion besar di Indonesia. Dibangun dalam rangka persiapan Sumatera Selatan sebagai tuan rumah PON XVI 2004, menunjukan keseriusan daerah ini dalam menyambut dan menyukseskan event empat tahunan tersebut. Dan kini pasca PON stadion ini digunakan klub juara Copa Indonesia dan juara Liga Indonesia 2007, Sriwijaya FC sebagai kandang klub tersebut. Stadion ini juga pernah digunakan sebagai tuan rumah pertandingan kualifikasi dan perebutan tempat ke-3 Piala Asia 2007 mewakili stadion Indonesia selain Gelora Bung Karno.
Kondisi Sekarang Tribun
Drainase
:A
Tempat duduk : B+
Penerangan
:A
Fasilitas
:A
Papan Skor
:A
:B
Kondisi
: B+
Rumput
:A
Kelompok suporter yang biasanya memadati stadion ini adalah Sriwijaya Mania yang merupakan pendukung setia kesebelasan Sriwijaya FC. Galeri Foto :
Gambar 2.33.Suasana Gelora Sriwijaya
II.4.3. AufSchalke Arena – Gelsenkirchen (Schalke04)
Gambar 2.34. AufSchalke Arena – Gelsenkirchen
AufSchalke Arena resmi dibuka pada 13 dan 14 Agustus 2001. Stadion ini dengan cepat menjadi terkenal karena keindahan konstruksinya. Tempat ini memenuhi seluruh kriteria yang dibutuhkan sebuah stadion. Tiga tahun kemudian, tepatnya pada 27 Mei 2004, AufSchalke Arena diberi kehormatan menggelar partai final Liga Champion antara Porto melawan AS Monaco yang akhirnya dimenangkan Porto.Stadion yang disebut seorang mantan menteri Jerman, Wolfgang Clement, sebagai "Keindahan Mahkota Sepakbola" itu dapat dikatakan sebagai stadion paling moderen di Eropa saat ini.
Hal tersebut berkat teknik susunan pemisahan tanah lapangan yang kemudian dijadikan standar bagi rancangan stadion sepakbola. Standar tersebut termasuk dasar lapangan yang dapat dipindahkan, layar video raksaksa, atap yang dapat dibuka tutup, dan kontrol pintu masuk elektronik. Kota
: Gelsenkirchen
Populasi penduduk
: 278.000
Nama stadion
: FIFA World Cup Gelsenkirchen (AufSchalke Arena)
Investasi
: 191 juta euro
Kandang klub
: Schalke 04
Kapasitas total
: 53.804
Kapasitas kursi
: 48.426
Pada suatu upacara peresmian dengan atmospir biru yang indah. Jerman yang yang dari sejak dulu telah membangun diri sendiri sebagai suatu markas baru, suatu markas yang dalam kaitan dengan pembaharuan, tidak hanya jika dibandingkan dengan pendahulu nya, Park Stadium. Dengan lapangan yang dapat ditarik masuk, atap dapat ditutup, serta Tribun selatan yang dapat dipindahkan posisinya dan videocube (layar televisi yang terdapat ditengah stadion), Gelanggang yang dengan seketika mencuat menjadi stadion yang paling modern di Eropa. Hi-Tech yang diterapkan memastikan bahwa pertandingan sepak bola dapat digelar di depan 61,524 fan/penggemar ( dan lebih dari 70,000 untuk konser), 365 hari per tahun. Dalam dua tahun di awal peresmian, arena tersebut memberikan harapan yang optimis. Sedangkan klub berhadapanan dengan 1.5 juta orang per tahun pada 30 peristiwa, sekitar 4.1 juta pengunjung melintasi gerbangnya di 76 peristiwa diadakan. Keputusan untuk membangun Arena di dalam area permukiman yang terbesar di Eropa telah dibayar lunas. Total 6.4 juta orang yang tinggal di dalam 50 kilometres area stadion serbaguna tersebut, dan sebanyak 60 juta tinggal di area yang lebih luas dalam radius 250 kilometre.
Gambar 2.35: Suasana Tribun AufSchalke
Gambar 2.36: Suasana Perspektif AufSchalkerchen
Teknologi telah ada sebelum stadion dibangun, tetapi markas baru Schalke, di 2001, akhirnya membawa teknologi bersama-sama dalam konstruksi rancangan tunggal. Dengan lapangan yang dapat ditarik masuk , atap yang bisa ditutup, tribun yang dapat dipindahkan dan serta videocube yang digantung ditengah atap stadion,, stadion ini seolah olah meniadakan kiblat sepakbola lain di manapun di dunia. " Tak pernah ada suatu stadion seperti ini sebelumnya, adalah kesimpulan logis yang digambarkan oleh FIFA Presiden, Joseph S. Blatter. Bahkan pada hari-hari ketika tidak sepak bola yang dimainkan dan lain peristiwa yang dijadwalkan, stadion masih menarik banyak perhatian. Banyak peristiwa yang dipusatkan pada lapangan hijau yang mulus. Teknologi membuat segala hal menjadi mungkin seperti konser yang diadakan di dalam stadion tanpa merusak hamparan rumput. Ini berarti rumput disiapkan untuk semua kondisi cuaca. Dengan semua material ekstra dan peralatan didalamnya, 11,000 ton bidang penggerak dapat dipindahkan dari pelataran parkir kembali ke dalam stadion hanya dalam lima jam. Atap yang dapat dibuka terutama bermanfaat untuk peristiwa di luar dunia sepak bola. Dengan berat 560 ton, atap tersebut menjamin total efek yang ditimbulkan cuaca dan dapat dibuka atau tertutup kurang dari 30 menit.