BAB IV DESAIN DAN METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang penulis gunakan adalah metode penelitian kausal. Penelitian kausal adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh satu atau lebih variabel bebas (independent variable) terhadap variabel terikat (dependent variable). Penelitian ini berusaha menjelaskan pengaruh insentif pajak (X1), earning pressure (X2), tingkat hutang (X3), earning bath (X4), ukuran perusahaan (X5), kepemilikan manajerial (X6), komite audit (X7), komisaris independen (X8) sebagai variabel independen terhadap konservatisme akuntansi (Y) pada perusahaan industri manufaktur terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) sebagai variabel dependen. B. Definisi dan Operasional Variabel 1. Insentif Pajak Pada penelitian ini insentif pajak menggunakan proksi perencanaan pajak (tax planning) untuk menguji apakah insentif pajak berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi. Hal ini didasarkan oleh Yin dan Cheng (2004) yang menyatakan bahwa upaya meminimalkan pembayaran pajak perusahaan dibatasi oleh perencanaan pajaknya.
46 http://digilib.mercubuana.ac.id/
47
2. Insentif Non Pajak Berdasarkan ukuran insentif non pajak yang digunakan oleh Yin dan Cheng (2004) maupun Guanther (1994), maka insentif non pajak pada penelitian ini adalah sebagai berikut : 2.1 Earning Pressure Yin dan Cheng (2004) dalam Wijaya dan Martani (2011) menyatakan bahwa perusahaan-perusahaan yang labanya telah mencapai target, penurunan laba yang dilakukan dapat dikurangi dengan earnings pressure. Earning pressure didefinisikan sebagai tindakan untuk melakukan penurunan akrual yang bersifat menurunkan laba sehingga pajak yang akan dibayarkan menjadi kecil (Yin dan cheng, 2004). 2.2 Tingkat Hutang Dalam konteks penurunan tarif pajak, keputusan untuk melakukan konservatisme akuntansi sangat erat kaitannya dengan tingkat hutang perusahaan (Wicaksono, 2012). Dwi
(2011)
menyatakan
tingkat
utang
merupakan
perbandingan utang jangka panjang terhadap total asset yang dimiliki perusahaan. Rasio tersebut digunakan untuk memberikan gambaran mengenai struktur modal yang dimiliki perusahaan sehingga dapat dilihat tingkat risiko tak tertagihnya suatu utang.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
48
2.3 Earnings Bath Menurut Chaney et al. (1995) dalam Wicaksono (2012), menyatakan jika laba yang diperoleh oleh perusahaan rendah (dibawah target), maka manajer cenderung melakukan big bath. Diharapkan bahwa konservatisme akuntansi sebagai respon atas penurunan tarif pajak berhubungan dengan peringkat laba perusahaan di suatu sektor industri. 2.4 Ukuran Perusahaan Ukuran perusahaan merupakan nilai yang menunjukkan besar kecilnya perusahaan. Terdapat berbagai proksi yang biasanya digunakan untuk mewakili ukuran perusahaan, yaitu jumlah karyawan, total asset, jumlah penjualan, dan kapitalisasi pasar. 2.5 Kepemilikan Manajerial Kepemilikan manajerial merupakan kepemilikan saham perusahaan oleh pihak manajer atau dengan kata lain manajer juga sekaligus sebagai pemegang saham. 3. Komisaris Independen Pengertian dari Komisaris Independen adalah anggota dewan komisaris yang tidak terafiliasi dengan direksi, anggota dewan komisaris lainnya dan pemegang saham pengendali, serta bebas dari hubungan bisnis atau hubungan lainnya yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen atau bertindak sematamata untuk kepentingan perseroan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
49
4. Komite Audit Smith Report dalam Solomon (2007) menyatakan bahwa peran esensial dari komite audit adalah memastikan independensi dan objektivitas
auditor
eksternal,
selain
memonitor
manajemen
perusahaan. 5. Konservatisme Akuntansi Menurut Givoly dan Hayn (2000) dalam Wicaksono (2012) fokus pada pengaruh konservatisme akuntansi dalam laporan laba rugi selama beberapa periode. Mereka berpendapat bahwa akuntansi konservatif mengarahkan pada akrual negatif secara presisten, sebagai kontras dengan akrual yang akan membalik (reseval). Karena perhitungan pajak penghasilan berkaitan dengan angka-angka yang terdapat dalam laporan laba rugi. Konservatisme
akuntansi
(conservatism
accounting)
yaitu
kehatihatian terhadap resiko yang tidak pasti dengan menunda mengakui laba dan mempercepat mengakui rugi (Dwi, 2011). C. Pengukuran Variabel Variabel dependen (y) dari penelitian ini adalah konservatisme akuntansi. Variabel independen (x) adalah insentif pajak (x1) dan insentif non-pajak yang terdiri dari earning pressure (x2), tingkat hutang (x3), earning bath (x4), ukuran perusahaan (x5), kepemilikan manajerial (x6), komisaris independen (x7), komite audit (x8).
http://digilib.mercubuana.ac.id/
50
1. Insentif Pajak Menggunakan proksi perencanaan pajak sebagai ukuran insentif pajak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Yin dan Cheng (2004) yaitu sebagai berikut : TAXPLAN (TP) = Tarif PPh*(PTI-CTE) TA Dimana : TAXPLAN (TP) : Perencanaan pajak PTI
: Pre-tax income
CTE
: Current portion of total tax expense (beban pajak kini)
2. Insentif Non Pajak Menurut Yin dan Cheng (2004) insentif non-pajak dapat merespon terhadap perubahan tarif pajak. Insentif non-pajak yang digunakan berdasarkan penelitian Yin dan Cheng (2004) maupun Guenther (1994) sebagai berikut : a. Earnings pressure
Earnings pressure dihitung dengan menggunakan rumus, yaitu : (laba tahun berjalan – laba tahun lalu) / total asset awal tahun (Wicaksono, 2012). b. Tingkat Utang
Tingkat utang dihitung dengan menggunakan rasio kewajiban jangka panjang terhadap total asset awal tahun.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
51
c. Earnings bath
Diproksikan dengan peringkat ROE perusahaan (ERANK). ERANK diukur dengan menggunakan variabel dummy, ERANK diberi angka 1 jika berada di kuantil terbawah (dibawah 20%), dan ERANK diberi angka 0 untuk yang lainnya (Wicaksono, 2012). d. Ukuran Perusahaan
Variabel size pada penelitian ini diukur dari logaritma natural asset. e. Kepemilikan Mnajerial
Diukur dengan menggunakan skala rasio yang dihitung dari presentase kepemilikan dewan direksi dari total saham yang beredar. 2.1.Komite Audite Variabel komite audit, berdasarkan jumlah komite audit. 2.2.Komisaris Independen Komisaris independen menggunakan perhitungan rasio yaitu jumlah komisaris independen dibagi total dewan komisaris. 3. Konservatisme Akuntansi Variabel dependen dalam penelitian ini adalah konservatisme akuntansi yang dihitung berdasarkan ukuran berbasis akrual dari Givoly dan Hayn (2000) dengan rumus sebagai berikut :
http://digilib.mercubuana.ac.id/
52
CONACCit = NIit - CFOit Dimana : CONACCit
:Konservatisme akuntansi untuk perusahaan i pada periode t
NIit
:Net Income ditambah dengan depresiasi dan amortisasi untuk perusahaan i pada periode t
CFOit
:Cash Flow dari kegiatan operasional untuk perusahaan i pada periode t
Pada penelitian yang dilakukan oleh Wicaksono (2012), hasil dari CONACC tersebut dikalikan -1 dalam penelitian Zhang (2007) dengan maksud mempermudah analisa. Perhitungan ini telah dilakukan oleh Ardina (2012) yang menyatakan semakin tinggi nilai total akrual dapat didefinisikan semakin tingginya penerapan konservatisme dalam perusahaan. Demikian rumus total akrual : TACCit = (NIit - CFOit ) * -1 TAit Dimana : TACCit
:Total Accrual untuk perusahaan i pada periode t
NIit
:Net Income ditambah dengan depresiasi dan amortisasi untuk perusahaan i pada periode t
CFOit
:Cash Flow dari kegiatan operasional untuk perusahaan i pada periode t
TAit
:Total Asset untuk perusahaan i pada periode t
http://digilib.mercubuana.ac.id/
53
D. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2011-2013. Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pengambilan sampel purposive sampling yaitu tekhnik pengambilan sampel dengan pertimbangan atau kriteria tertentu. Alasan-alasan yang melandasi penetapan kriteria di atas adalah: 1. Perusahaan yang mengalami kerugian pasti dilakukan pemeriksaan, jadi terlepas apakah perusahaan menerapkan akuntansi konservatif atau akuntansi liberal pasti terjadi sengketa pajak, sehingga perusahaan yang mengalami kerugian dikeluarkan dari sampel. 2. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan melaporkan secara public laporan keuangan dalam tahun fiskal per 31 desember dan telah diaudit selama periode 2010-2013. 3. Adanya beberapa data khusus yang diperlukan untuk penelitian ini, maka dipilih perusahaan yang menyajikan laporan keuangan dengan kelengkapan data tertentu. E. Teknik Pengumpulan Data Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data-data perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.
Dokumentasi
http://digilib.mercubuana.ac.id/
54
Penelitian ini menggunakan teknik dokumentasi dengan cara mengumpulkan data-data laporan keuangan perusahaan yang telah dipublikasikan melalui situs resmi Bursa Efek Indonesia. 2.
Studi Kepustakaan Kepustakaan ini dilakukan untuk mengumpulkan data-data teoritis yang berasal dari buku – buku dan literatur lainnya yaitu mempelajari, meneliti, mengkaji serta menelaah literatur yang ada kaitannya dengan perusahaan penelitian.
F. Metode Analisis Metode analisis data yang penulis pergunakan didalam penelitian ini adalah sebagia berikut. 1. Statistik Deksriptif Statistik deksriptif dalam penelitian pada dasarnya merupakan proses transformasi data penelitian dalam bentuk tabulasi, sehingga mudah dipahami dan diinterprestasikan. Tabulasi menyajikan ringkasan pengaturan atau penyusunan data dalam bentuk tabel numerik dan grafik statistik deksriptif umumnya digunakan oleh peneliti untuk memberikan informasi mengenai karakteristik variabel penelitian yang sama. 2. Uji Asumsi Klasik Uji asumsi klasik bertujuan untuk mengetahui apakah penaksir dalam regresi merupakan penaksir kolinear tak bias terbaik. Untuk memperoleh persamaan yang paling tepat digunakan parameter
http://digilib.mercubuana.ac.id/
55
regresi yang dicari dengan metode kuadrat terkecil atau Ordinary Least Square (OLS). Metode regresi OLS akan dapat dijadikan alat estimasi yang tidak bias jika telah memenuhi persyaratan Beast Linear Unbiased Estimation (BLUE). Oleh karena itu diperlukan adanya
uji
asumsi
diformulasikan,
yang
klasik
terhadap
mencakup
model
pengujian
yang
telah
normalitas,
multikolinieritas, heteroskedastisitas, dan autokorelasi. a. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi variabel bebas dan terikat atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model yang paling baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal . Uji ini dilakukan melalui Kolmogorov Smirnov. Dasar dalam pengambilan keputusan adalah jika two-tailed > 0,05, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas dan sebaliknya. b. Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas digunakan untuk menguji apakah model regresiditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas. Metode pengujian yang biasa digunakan yaitu dengan melihat nilai inflation factor (VIF) dan tolerance pada model regresi. Jika
http://digilib.mercubuana.ac.id/
56
nilai VIF kurang dari 10 dan tolerance lebih dari 0,1 maka model
regresi
bebas
dari
multikolinearitas
(Duwi,2011:288). c. Heteroskedasitas Uji ini digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain tetap , maka disebut homoskedasitas. Sedangkan bila varians tidak konstan disebut heteroskedasitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedasitas.(Duwi,2009:60). d. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi digunakan untuk menguji apakah model regresi ada korelasi antara residual pada periode t dengan residual pada periode sebelumnya (t-1). Model regresi yang baik adalah yang tidak adanya masalah autokorelasi. Metode pengujian yang sering digunakan adalah dengan uji Durbin Watson. Pengambilan keputusan pada uji Durbin Watson sebagai berikut :
du < dw < 4 – du maka H0 diterima, artinya tidak terjadi autokorelasi.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
57
dw < dl atau dw > 4 – dl maka H0 ditolak, artinya terjadi autokorelasi.
dl < dw < atau 4 –du < dw 4 – dl, artinya tidak ada kepastian atau kesimpulan yang pasti.
Nilai du dan dl dapat diperoleh dari tabel statistik Durbin Watson.(Duwi,2011:292). 3. Analisis Regresi Berganda Pengujian
terhadap
hipotesis
dalam
penelitian
ini
menggunakan analisis regresi berganda. Analisis regresi berganda dalam penelitian ini digunakan untuk menyatakan hubungan fungsional antara variabel independen dan variabel dependen. Adapun bentuk model regresi yang digunakan sebagai dasar penentuan harga saham adalah bentuk fungsi linear yakni : Y
=
α+β1X1+β2X2+β3X3+β4X4+β5X5+β6X6+β7X7+ β8X8+e
dimana : Y = konservatisme akuntansi X1 = insentif pajak X2 = earning pressure X3 = tingkat hutang X4 = ukuran perusahaan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
58
X5 = earning bath X6 = kepemilikan manajerial X7 = komite audit X8 = komisaris independen β1β2 = koefisien regresi e = kesalahan pengganggu 4. Uji Hipotesis Model Regresi yang sudah memenuhi asumsi-asumsi klasik tersebut akan digunakan untuk menganalisis data melalui pengujian hipotesis sebagai berikut : a. Uji F-statistik Uji ini digunakan untuk menguji besarnya pengaruh dari seluruh variabel independen (insentif pajak (x1) dan insentif nonpajak yang terdiri dari earning pressure (x2), tingkat hutang (x3), earning bath (x4), ukuran perusahaan (x5), kepemilikan manajerial (x6), komisaris independen (x7), komite audit (x8)) secara bersama-sama atau serentak terhadap variabel dependen (konservatisme akuntansiY). Hasil F test ini pada output SPSS dapat dilihat pada tabel ANOVa. Jika nilai signifikansi F (Pvalue) pada kolom sig lebih kecil dari level of significant yang telah ditetapkan yakni sebesar 5% atau F hitung (pada kolom F) lebih besar dari F tabel. Dimana F tabel dihitung dengan cara df1= n-k-1, dan df2= n-k-1, dimana k adalah jumlah variabel
http://digilib.mercubuana.ac.id/
59
independen. Jika signifikansi dari F hitung lebih besar dari 0,05, maka model tidak dapat digunakan untuk memprediksi harga saham. b.
Uji t-statistik Digunakan
untuk
mengetahui
pengaruh
variabel
independen secara parsial terhadap variabel dependen. Hasil uji ini pada output SPSS dapat dilihat pada tabel coefficients. Nilai dari uji t dapat dilihat dari P-value lebih kecil dari level of significant yang ditentukan atau t hitung (pada kolom t) lebih besar dari t tabel (dihitung dari two tailed α = 5% dengan df= n=k=1, dimana k merupakan jumlah variabel independen), maka dapat disimpulkan bahwa hasil yang diperoleh signifikan dan terdapat pengaruh antara masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen. c.
Koefisien Determinasi Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel terikat. Nilai koefisien determinasi adalah di antara 0 sampai dengan 1. Nilai R2, berarti kemampuan variabel-variabel bebas dalam menjelaskan variasi variabel terikat amat terbatas. Nilai yang mendekati 1 berarti variabel-variabel bebas memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel terikat.
http://digilib.mercubuana.ac.id/