46
BAB IV DESAIN DAN METODE PENELITIAN
A. JENIS PENELITIAN Jenis Penelitian ini adalah penelitian kausal (Sebab akibat) dan statistik deskriptif dengan metode penelitian kuantitatif. Penelitian ini membahas tentang masalah masalah berupa fakta-fakta saat ini dari suatu populasi yang menggunakan analisis perhitungan tertentu dan bertujuan untuk menguji hipotesis atau menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan subjek yang diteliti. B. DEFINISI DAN OPERASIONAL VARIABEL Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari variabel eksogen yaitu komitmen organisasi, sistem kompensasi, variabel intervening kepuasan kerja dan variabel endogen yaitu perilaku etis akuntan manajemen. 1. Komitmen Organisasi
Komitmen organisasi dapat didefinisikan sebagai suatu keinginan yang kuat untuk tetap menjadi anggota dari suatu organisasi tertentu, suatu keinginan untuk mengerahkan segala upaya atas nama organisasi, suatu keyakinan, penerimaan, nilai, dan tujuan. Komitmen organisasi dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan instrumen yang dikembangkan oleh Allen dan Meyer (2000) yang diadopsi dalam penelitian Hussein (2008). Penulis menggunakan dimensi dan Indikator sebagai berikut : a) Dimensi Komitmen afektif
http://digilib.mercubuana.ac.id/
47
1. Menganggap organisasinya adalah yang terbaik 2. Merasa bangga dalam perusahaan tempat bekerja 3. Merasa masalah perusahaan adalah masalah akuntan juga b) Dimensi Komitmen Kontinuans 1. Merasa rugi / kehilangan apabila keluar dari organisasi tempat ia bekerja 2. Merasa berat untuk meninggalkan organisasi tempat ia bekerja 3. Menganggap bekerja pada organisasi tersebut merupakan suatu kebutuhan c) Dimensi Komitmen Normatif 1. Menganggap bahwa loyalitas itu adalah penting 2. Ingin menghabiskan masa kerja dalam perusahaan Alasan peneliti menggunakan instrumen yang dikembangkan oleh Allen dan Meyer (2000) karena telah banyak digunakan oleh beberapa Peneliti dari berbagai studi dan hasil penelitiannya konsisten. Selain itu hasil reliabilitas dan validitasnya telah diterima dengan baik. 2. Sistem kompensasi Desler (1996) dalam Djati (2003) kompensasi dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu kompensasi finansial dan kompensasi non finansial. Kompensasi finansial
terdiri
dari
kompensasi
finansial
langsung
(direct
financial
compensation) dan kompensasi finansial tidak langsung (indirect financial compensation). Kompensasi finansial langsung terdiri dari gaji, upah, bonus dan komisi. Sedangkan kompensasi finansial tidak langsung disebut juga dengan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
48
tunjangan, yakni meliputi semua imbalan finansial yang tidak tercakup dalam kompensasi
langsung
seperti
asuransi
kesehatan,
pesangon.
Sedangkan
kompensasi non finansial (nonfinancial compensation) terdiri dari kepuasan yang diterima baik dari pekerjaan itu sendiri, seperti tanggung jawab, peluang akan pengakuan, peluang adanya promosi, atau dari lingkungan psikologis dan atau fisik dimana orang tersebut berada, seperti rekan kerja yang menyenangkan. Adapun penulis menggunakan dimensi dan indikator yang diadopsi dari penelitian Djati dan Khusaini (2003). Dalam mengukur sistem kompensasi adalah: a. Dimensi kompensasi secara finansial 1. Nilai gaji dibandingkan dengan pekerjaan 2. Pemberian bonus secara adil 3. Pemberian pesangon kepada karyawan b. Dimensi kompensasi non Finansial 1. Kesempatan pelatihan 2. Adanya peluang promosi 3. Adanya pengakuan prestasi kerja 4. Memberikan kepercayaan dalam tugas
3. Kepuasan Kerja Variabel kepuasan kerja yang disampaikan oleh Luthans (2006) dalam Hussein (2008) kepuasan kerja sebagai suatu sikap umum seseorang individu
http://digilib.mercubuana.ac.id/
49
terhadap pekerjaannya. Variabel yang dapat mendukung kepuasan kerja karyawan yaitu pekerjaan itu sendiri, ganjaran yang pantas, kondisi kerja yang mendukung, rekan kerja yang mendukung. Adapun dimensi dan indikator dalam penelitian ini adalah a. Dimensi pekerjaan, indikatornya adalah pekerjaan yang menarik dan menantang, dimana karyawan dapat mengembangkan kemampuannya. b. Dimensi atasan, indikatornya adalah sejauh mana atasan mampu membantu dan mendukung pekerjaan anak buahnya c. Dimensi rekan kerja, indikatornya adalah sejauhmana rekan kerja dapat bekerja sama dan bersahabat dalam pekerjaan karyawan d. Dimensi kondisi kerja, indikatornya adalah sejauhmana kondisi kerja dapat merasa nyaman sehingga karyawan akan merasa mudah dalam melakukan pekerjaanya. e. Dimensi gaji. indikatornya adalah sejauhmana gaji yang diterima akuntan sesuai dengan harapan akuntan 4. Perilaku Etis Perilaku etis merupakan sikap dan perilaku yang sesuai dengan normanorma sosial yang berkaitan dengan peraturan dan kode etik perusahaan yang diterima secara umum sehubungan dengan tindakan-tindakan yang bermanfaat. Dalam hal ini, seorang akuntan manajemen dipekerjakan oleh sebuah organisasi, tidak akan ada undang-undang atau kontrak tanggung jawab terhadap pemilik perusahaan atau publik. Walaupun demikian, sebagaimana tanggung jawabnya pada atasan, akuntan manajemen mengekspektasikannya untuk mempertahankan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
50
nilai-nilai kejujuran, integritas, objektivitas, serta pentingannya akan hak dan kewajiban dalam perusahaan yang berdasarkan dengan kode etik perusahaan. Dalam penelitian ini penulis indikator yang dikembangkan oleh Hansen dan Mowen (2009) yang diadopsi dalam penelitian yang dilakukan oleh Yusuf (2009) sebagai berikut : a) Kejujuran b) Tanggung jawab c) Akuntabilitas d) Nilai integritas dan etika e) Ketaatan aturan dan norma f) Kesetiaan
C. Pengukuran Variabel Skala pengukuran yang digunakan dalam pengukuran jawaban dari responden adalah menggunakan skala likert. Pendapat atau jawaban responden terhadap pernyataan-pernyataan yang diajukan diberi skor sesuai dengan yang terbagi menjadi 5 Skala seperti contoh dibawah ini.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
51
Pilihan jawaban untuk pertanyaan Jenis 1 1. STS = Jika Pertanyaan tersebut SANGAT TIDAK SETUJU 2. TS = Jika pertanyaan tersebut TIDAK SETUJU 3. N = Jika pertanyaan tersebut NETRAL 4. S = Jika pertanyaan tersebut SETUJU 5. SS = Jika pertanyaan tersebut SANGAT SETUJU Masing masing pertanyaan dinilai pada skor 5 (lima) skor, skor rendah adalah 1 (Satu) menunjukan kondisi sangat tidak setuju dan skor tertinggi adalah 5 (lima) menunjukan sangat setuju. Adapun untuk dimensi dan indikator pengukuran variabel dengan skala likert dapat dilihat pada tabel 4.1 dibawah ini
4.1 Tabel Pengukuran variabel Variabel
Dimensi
Indikator
Komitmen organisasi
Komitmen afektif
1. Menganggap organisasi yang S
Allen dan Meyer dalam Husein (2008)
skala
terbaik 2. Merasa perusahaan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
K bangga
terhadap A L
52
3. Merasa masalah perusahaan A adalah masalah akuntan juga Komitmen kontinuan
1. Merasa
rugi
kehilangan L
/
apabila keluar dari organisasi I K
tempat ia bekerja 2. Merasa
untuk E
berat
organisasi R
meninggalkan
T
tempat ia bekerja 3. Menganggap
bekerja
pada
organisasi tersebut merupakan suatu kebutuhan Komitmen normatif
1. Loyalitas kepada perusahaan 2. Ingin
menghabiskan
masa
kerja dalam perusahaan
Sistem Djati
Kompensasi Finansial dan
Khusaini
1. Nilai
gaji
dibandingkan
dengan pekerjaan
(2003)
2. pemberian bonus secara adil 3. Pemberian pesangon kepada karyawan
Non finansial
1. Kesempatan pelatihan 2. Adanya peluang promosi
http://digilib.mercubuana.ac.id/
53
3. Adanya
pengakuan
prestasi
kerja 4. Adanya
kepercayaan
tugas
yang diberikan Kepuasan kerja
Pekerjaan
Luthans dalam Hussein (2008)
pekerjaan
yang
menarik
dan
menantang atasan
atasan mampu membantu dan mendukung
pekerjaan
anak
buahnya rekan
rekan kerja dapat bekerja sama dan bersahabat dalam pekerjaan karyawan
Kondisi
kondisi
kerja
dapat
merasa
nyaman sehingga karyawan akan merasa mudah dalam melakukan pekerjaanya. Gaji
Gaji yang diterima sesuai dengan harapan akuntan
Perilaku Etis (Hansen
a) Kejujuran
& Mowen( 2009)
b) Tanggung jawab c) Akuntabilitas d) Ketaatan aturan dan norma e) Kesetiaan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
54
f) Nilai Integritas dan Etika
D. Populasi dan sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah Karyawan yang memiliki latar belakang akuntansi, diketahui dengan cara melalui daftar pertanyaan kuisioner pada kolom pendidikan responden. Kriteria selanjutnya yaitu akuntan manajemen yang bekerja pada perusahaan property dan real estate yang ada di wilayah Jabodetabek. Data perusahaan diambil dari keanggotaan Real estate Indonesia (REI). Sampel adalah sebagian populasi yang digunakan sebagai dasar penarikan kesimpulan penelitian. Peneliti menggunakan sampel sebagai cara utama guna menaksir perilaku di dalam suatu populasi. Sebab itu, patut dipertimbangkan secara serius pengambilan sampel ini. Kriteria dalam pengambilan sampel yaitu : 1. Akuntan yang menyusun dan yang bertanggung jawab atas laporan keuangan perusahaan 2. Akuntan yang bertugas sebagai Cost Control perusahaan, menyusun anggaran perusahaan. Sehingga responden yang diambil dalam penelitian ini adalah yang menjabat sebagai direktur keuangan, manajer dan assisten Manager keuangan, manajer dan assisten manager akuntansi.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
55
Penelitian ini dalam mengambil sampel menggunakan metode sampling convenience, dimana memilih sampel dari elemen populasi yang datanya mudah diperoleh peneliti, sehingga sering disebut juga Haphazard atau Accidental Sampling. Convenience sampling sebagai metode sampling bisa berakibat pada sampel yang tidak efektif (tidak menggambarkan populasi) dan tidak direkomendasi. Convenience Sampling adalah sampel yang dipilih secara convenience (Nyaman) karena sifatnya yang mudah dan tidak menyulitkan peneliti. E. Tehnik Pengumpulan data Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data mengenai persepsi karyawan tentang pengaruh, komitmen organisasi, sistem kompensasi dan kepuasan kerja terhadap perilaku etis akuntan manajemen. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan beberapa cara : a. Wawancara kepada pihak pihak terkait. Wawancara ini dilakukan dengan cara bertanya atau berkomunikasi secara langsung dengan responden, maupun pihak pihak yang terkait dengan penelitian ini dengan tidak terstruktur atau bebas. Cara ini dilakukan dengan mengambil satu perusahaan dengan alasan perusahaan yang mudah dijangkau oleh peneliti dan bersedia untuk dilakukan wawancara. b. Mengadakan pengamatan langsung dilokasi penelitian. Pengamatan ini dilakukan untuk memperoleh gambaran suasana tempat kerja, prose kerja dan hal hal lain yang diperlukan. Cara ini dilakukan dengan mengambil satu perusahaan dengan alasan perusahaan yang mudah dijangkau oleh penulis.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
56
c. Memberikan kuesioner kepada pihak yang bersangkutan. Kuesioner tersebut berisikan pertanyaan pertanyaan yang berkaitan dengan komitmen organisasi, sistem kompensasi dan kepuasan kerja terhadap perilaku etis akuntan manajemen. F. Metode Analisis 1. Analisis Penelitian Penelitian ini menggunakan analisa SEM-PLS untuk pengujian validitas, reliabilitas dan analisa model. Menurut Sholihin dan Ratmono (2013) analisa SEM (Structural Equation Modeling) mempunyai keunggulan mampu menguji model penelitian yang kompleks secara simultan dan menganalisis variabel yang tidak dapat diukur secara langsung dan memperhitungkan kesalahan pengukuran. Sedangkan PLS menurut
Ghozali (2005) merupakan metode analisis yang
powerfull oleh karena tidak didasarkan banyak asumsi. Adapun keunggulan PLS adalah :
1) Data tidak harus berdistribusi normal multivariate. 2) Dapat digunakan sampel kecil (<30) 3) Dapat digunakan untuk menganalisis konstruk yang dibentuk dari indikator reflektif maupun indikator formatif. 4) Mampu mengestimasi model yang besar dan kompleks dengan ratusan variabel laten dan ribuan indikator. Software PLS ada banyak jenisnya antara lain adalah SmartPLS, PLS Graph, Visual PLS dan Warp PLS. Dalam penelitian ini penulis menggunakan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
57
Warp PLS. Warp PLS adalah software yang menganalisa SEM nonlinier. Menurut Kock (2012) yang dikutip oleh Sholihin dan Ratmono (2013), beberapa teori dalam ilmu sosial dan keperilakuan tidak hanya mengasumsikan hubungan linier antarvariabel, namun juga nonlinier. Beberapa hubungan digambarkan dalam kurva U, U terbalik, J dan S. Bentuk kurva ini dapat diperoleh dengan menggambarkan dalam scatter plot. Disesuaikan dengan model penelitian, maka analisa yang digunakan dalam penelitian ini adalah SEM-PLS dengan Second-Order Construct dimana terdapat dimensi
diantara
variabel
dengan
indikator.
Sedangkan
untuk
metode
pengukurannya dibagi menjadi 3 (tiga ) bagian yaitu : 1)
Pengukuran Reflektif a) Reliabilitas konsistensi internal : Composite reliability dan cronbach alpha lebih besar dari 0.70 (dalam penelitian eksploratis, 0.60 – 0.70 masih dapat diterima) b) Validitas Konvergen : loading indikator lebih besar dari 0.70 c) Validitas diskriminan : 1) akar kuadrat Average Variance Extracted ( AVE ) lebih besar daripada korelasi antarkonstruk. 2) Loading indikator ke konstruk yang diukur lebih besar daripada loading ke konstruk lain (cross-loadings rendah)
2)
Pengukuran Formatif a) Bobot indikator (indicator weight) harus signifikan secara statistik (p < 0.05)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
58
b) Multikolinearitas : Variance Inflation Factor ( VIF ) lebih kecil dari 3,3
3)
Model Struktural a) Nilai koefisien determinasi (R-squared) 0.75; 0.50 dan 0.25 untuk setiap variabel laten endogen dalam model struktural dapat diinterpretasikan sebagai substansial, moderat dan lemah b) Relevansi prediktif (predictive relevance) : nilai Q-Squared lebih besardari nol mengindikasikan bahwa variabel laten eksogen mempunyai relevansi prediktif pada variabel laten endogen yang dipengaruhi. c) Ukuran efek (f-squared effect size dari Cohen, 1998). Effect size dihitung sebagai nilai absolut kontribusi individual setiap variabel laten prediktor pada nilai R-Squared variable kriterion. Effect size dapat dikelompokkan menjadi 3 ( tiga ) kategori yaitu lemah ( 0.02 ), medium ( 0.15 ) dan besar ( 0.35 )
Dalam penelitian ini, yang disebur sebagai variabel endogen adalah perilaku etis. Sedangkan untuk variabel eksogen adalah komitmen organisasi, sistem kompensasi, kepuasan kerja. Variabel laten prediktor dan variabel laten kriterion digunakan dalam hipotesi lajur misal komitmen organisasi ke perilaku etis dimana komitmen organisasi adalah variabel laten prediktor dan perilaku etis adalah variabel laten kriterion.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
59
Selain itu kriteria pengukuran lainnya adalah model fit indices and P values yang menampilkan tiga indikator fit yaitu average path coefficient ( APC ), Average R-Squared ( ARS ) dan Average Variance Inflation Factor ( AVIF ) yang gunanya mengevaluasi apakah model fit sesuai atau didukung oleh data. Adapun persyaratannya adalah APC dan ARS < 0.05 atau berarti signifikan. AVIF sebagai indikator multikolinearitas < 5. 2. Pengujian Hipotesis Pengujian Hipotesis dilakukan setelah mengukur validitas dan reliabilitas outer model dan inner model. Prosedur pengujian hipotesis dengan menggunakan variabel mediasi yaitu kepuasan sebagai mediasi hubungan antara Komitmen organisasi dan perilaku etis dan hubungan antara sistem kompensasi dan perilaku etis, adalah dengan dua langkah yaitu
1. Melakukan estimasi direct effect komitmen organisasi terhadap perilaku etis dan sistem kompensasi terhadap perilaku etis. 2. Melakukan estimasi indirect effect secara simultan dengan SEM PLS yaitu Komitmen organisasi Perilaku Etis, Komitmen Organisasi Kepuasan Kerja dan Kepuasan Kerja perilaku etis. Pengujian Hipotesa dapat dilakukan dengan melihat nilai path coefficient dengan nilai p-valuenya. Dari path coefficient dapat diketahui pengaruh variabel eksogen terhadap variabel endogen apakah berpengaruh positif atau negatif dan dari p-value dapat diketahui apakah nilainya signifikan atau tidak. Jika bernilai
http://digilib.mercubuana.ac.id/
60
signifikan (< 0.05 ) maka hipotesis diterima. Jika sebaliknya maka hipotesis ditolak. Untuk mendeteksi adanya pengaruh mediasi maka dapat dilakukan dengan prosedur yang dikembangkan oleh Hair (2011) dalam Sholihin (2013) Metode ini dipandang lebih sesuai karena tidak memerlukan asumsi apapun tentang distribusi variabel sehingga dapat diaplikasikan pada ukuran sampel kecil. Syarat dalam pengujian ini yaitu pertama, pengaruh langsung harus signifikan saat variabel pemediasi belum dimasukan kedalam model. Kedua, setelah variabel pemediasi dimasukan
ke
dalam
model,
maka
pengaruh
tidak
langsung
harus
signifikan.Setiap jalur harus signifikan untuk memenuhi kondisi ini. Ketiga, menghitung Variance Accounted for (VAF) dengan rumus pengaruh tidak langsung/pengaruh total. VAF merupakan ukuran seberapa besar variabel pemediasi mampu menyerap pengaruh langsung yang sebelumnya signifikandari model tanpa mediasi. Jika nilai VAF diatas 80% maka menunjukan peran variabel mediasi sebagai pemediasi penuh. Jika VAF bernilai diantara 20%-80% maka dapat dikategorikan sebagai pemediasi parsial. Namun Jika VAF kurang dari 20%, peneliti dapat menyimpulkan bahwa hamper tidak ada efek mediasi (Hair ,2011 dalam Sholihin,2013).
http://digilib.mercubuana.ac.id/