51
BAB III DESAIN DAN METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Dengan mempertimbangkan manfaat dan tujuan penelitian yang telah ditetapkan, maka penelitian ini merupakan tipe penelitian yang membahas dan menjelaskan mengenai pengaruh antar variabel melalui pengujian hipotesis. Penelitian ini bersifat hubungan kausal, menurut Sugiyono (2009,56) “Hubungan kausal adalah hubungan yang bersifat sebab akibat. Jadi disini ada variabel independen (variabel yang mempengaruhi) dan variabel dependen (variabel yang dipengaruhi). Menurut Sugiyono (2009,59) “Variabel independen merupakan variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen. Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel independen”. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Nilai Perusahaan. Sedangkan variabel independen yang digunakan pada penelitian ini adalah Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), dan Return on Assets (ROA). B. Definisi dan Operasionalisasi Variabel Variabel – variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Nilai Perusahaan, Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio, dan Return on Assets (ROA). Variabel – variabel yang menjadi objek penelitian ini adalah :
http://digilib.mercubuana.ac.id/
52
1) Variabel bebas (independen) adalah variabel yang tidak dipengaruhi oleh variabel lain. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), dan Return on Assets (ROA) yang disimbolkan dengan (X) yang sekaligus sebagai dimensi dalam variabel. 2) Variabel terikat (dependen) adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Nilai Perusahaan yang disimbolkan dengan (Y). Tabel 3.1 Defini Operasional Variabel No Variabel 1 Current Ratio (CR)
2
Konsep Menurut Kasmir (2012:134) Current Ratio merupakan salah satu rasio likuiditas untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan. Debt to Equity Menurut Kasmir Ratio (DER) (2010:156) Debt to Equity Ratio (DER) merupakan salah satu rasio solvabilitas untuk menilai hutang dan ekuitas.
Dimensi
Perbandingan antara Aset Lancar (Current Assets) dibagi dengan Hutang Lancar
Perbandingan antara Total Hutang dibagi dengan Ekuitas Pemegang Saham
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Indikator Pada akhir periode tahunan yang dinyatakan dalam persentase
Pada akhir periode tahunan yang dinyatakan dalam kali (x)
53
No Variabel 3 Return on Asset
4
Nilai Perusahaan (PBV)
Konsep Menuru Kasmir (2012:201) Return On Asset merupakan salah satu rasio Profitabilitas untuk menunjukkan hasil (return) atas jumlah aset yang digunakan dalam perusahaan. Menurut Darmadji dan Fakhrudin (2001:141) Price Book Value (PBV) merupakan rasio yang menggambarkan seberapa besar pasar menghargai nilai buku saham dari suatu perusahaan.
Dimensi Perbandingan antara Laba Bersih Setelah Pajak dibagi dengan Total Aset
Indikator Pada akhir periode tahunan yang dinyatakan dalam persentase
Perbandingan antara Harga Saham dibagi dengan Nilai Buku Saham
Pada akhir periode tahunan yang dinyatakan dalam kali (x)
Sumber : diolah peneliti
C. Pengkuran Variabel Pengukuran (measurement) adalah pemberian nilai properti dari suatu objek. Objek merupakan suatu entitas yang akan diteliti. Adapun variabel-variabel yang digunakan sebagai alat ukur pada penelitian ini adalah sebagai berikut : 1) Current Ratio (CR) X1 Current Ratio merupakan salah satu rasio likuiditas untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau
http://digilib.mercubuana.ac.id/
54
utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan.. Current Ratio dirumuskan sebagai berikut : Current Rasio (CR) = Aset Lancar X 100% Hutang Lancar 2) Debt to Equity Ratio (DER)/X2 Debt to Equity Ratio merupakan salah satu rasio solvabilitas untuk menilai hutang dan ekuitas, dirumuskan sebagai berikut :
Debt to Equity Ratio (DER)
=
Total Hutang X 100% Ekuitas Pemegang saham
3) Return on Asset (ROA)/X3 Return on Asset merupakan salah satu rasio Profitabilitas untuk menunjukkan hasil (return) atas jumlah aset yang digunakan dalam perusahaan, dirumuskan sebagai berikut :
Return on Asset (ROA)
=
Laba Bersih Setelah Pajak X 100% Total Aset
4) Variabel Nilai Perusahaan (Y/Variabel terikat) Variabel terikat yang dalam penelitian ini adalah Nilai perusahaan menggunakan Price to Book Value (PBV). PBV merupakan rasio yang menggambarkan seberapa besar pasar menghargai nilai buku saham dari suatu perusahaan. PBV merupakan perbandingan dari harga suatu saham
http://digilib.mercubuana.ac.id/
55
dengan nilai buku. Formula untuk menghitung price to book value (PBV) ditunjukkan dengan rumus sebagai berikut : PBV
=
Harga Saham Nilai Buku Saham
D. Populasi dan Sampel Penelitian Menurut Sugiyono (2009:115) “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek / subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Populasi perusahaan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi perusahaan manufaktur sektor Consumer Goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011 – 2015. Menurut Sugiyono (2009:116), Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sampel yang diambil dari populasi harus benar – benar mewakili oleh populasi tersebut. Metode atau teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah non probability sampling , yaitu teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang / kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel dengan jenis purposive sampling.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
56
Menurut Sugiyono (2009:122), Purposive sampling merupakan teknik penentuan sampel dengan adanya pertimbangan tertentu. Adapun kriteria – kriteria pemilihan sampel yang akan diteliti adalah sebagai berikut : 1) Perusahaan manufaktur sektor Consumer Goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011 - 2015 2) Perusahaan manufaktur sektor Consumer Goods yang memiliki data keuangan lengkap tahun 2011 - 2015 3) Perusahaan manufaktur sektor Consumer Goods yang terdaftar secara terus menerus di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2015.
E. Teknik Pengumpulan Data Data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Menurut Indriantoro dan Supomo (2009:47), data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara, diperoleh dan dicatat oleh pihak lain. Dalam penelitian ini, data diperoleh dari Bursa Efek Indonesia pada website :http//www.idx.co.id/id-id/beranda/perusahaantercatat/profilperusahaaantercatat. Dari data laporan keuangan tahunan masing – masing perusahaan dipilih data Nilai Perusahaan (PBV), Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), dan Return on Asset (ROA).
http://digilib.mercubuana.ac.id/
57
F.
Metode Analisis Metode Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik regresi
linear berganda untuk memperoleh gambaran yang menyeluruh mengenai hubungan antara variabel satu dengan variabel lainnya.
1.1 Analisis Regresi Linear Berganda Menurut Sugiyono (2009;277), Analisis regresi linier berganda digunakan untuk meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependen. Adapun persamaan regresi linier berganda adalah sebagai berikut : Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + e Keterangan : Y
= Nilai Perusahaan (PBV)
α
= Konstanta Persamaan Regresi
β1, β2, β3 = Koefisien Regresi X1
= Current Ratio (CR)
X2
= Debt to Equity Ratio (DER)
X3
= Return on Asset (ROA)
e
= Standard Error
http://digilib.mercubuana.ac.id/
58
1.2 Pengujian Asumsi Klasik 1.2.1 Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel penggangu atau residual memiliki distribusi normal. Jika asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil (Ghozali, 2013). Untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak, maka akan digunakan uji statistik non parametric Kolmogorov-Smirnov Residual. Suatu data dikatakan normal bila tingkat signifikansinya lebih besar dari 0,05.
1.2.2 Uji Multikolinieritas Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Jika variabel independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel independen
sama
dengan
nol.
Untuk
mendeteksi
ada
atau
tidaknya
multikolonieritas di dalam model regresi adalah sebagai berikut : 1) Nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris sangat tinggi, tetapi secara individual variabel – variabel independen banyak yang tidak signifikan mempengaruhi variabel dependen.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
59
2) Menganalisis matrik korelasi variabel-variabel independen. Jika antar variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi (umumnya di atas 0.90), maka hal ini merupakan indikasi adanya multikolonieritas. Tidak adanya korelasi yang tinggi antar variabel independen tidak berarti bebas dari multikolonieritas. Multikolonieritas dapat disebabkan karena adanya efek kombinasi dua atau lebih variabel independen. 3) Multikolonieritas dapat juga dilihat dari (1) nilai tolerance dan lawannya (2) variance inflation factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Dalam pengertian sederhana setiap variabel independen menjadi variabel dependen (terikat) dan diregres terhadap variabel independen lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF = 1/Tolerance). Nilai
cutoff
yang
umum
dipakai
untuk
menunjukkan
adanya
multikolonieritas adalah nilai tolerance ≤ 0.10 atau sama dengan nilai VIF ≥ 10.
1.2.3 Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan penggangu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka
http://digilib.mercubuana.ac.id/
60
dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini timbul karena residual (kesalahan penggangu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Hal ini sering ditemukan pada data runtut waktu (time series) karena gangguan pada seseorang individu/kelompok cenderung mempengaruhi gangguan pada individu/kelompok yang sama pada periode berikutnya. Pada data crossection (silang waktu), masalah autokorelasi relatif jarang terjadi karena gangguan pada observasi yang berbeda berasal dari individu, kelompok yang berbeda. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Untuk menguji ada tidaknya autokorelasi adalah dengan uji Durbin Watson (D-W test) dengan hasil perhitungan dibandingkan dengan nilai tabel dengan menggunakan signifikansi 5%.
1.2.4 Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Pengujian untuk melihat ada atau tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat scatter plot antara nilai prediksi variabel terikat (ZPRED) dengan residual (SRESID). Jika titik – titik pada scatter plot tersebut membentuk pola tertentu yang teratur (misal bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka dapat diindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
61
1.3
Uji Hipotesis Pengujian terhadap hipotesis penelitian dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain dengan uji koefisien korelasi (R), uji koefisien determinasi (R2), dan uji pengaruh antar varibel independen terhadap variabel dependen, baik secara bersama – sama (uji F) maupun parsial (uji-t).
1.3.1 Koefisien Determinasi (R2) Digunakan untuk mengetahui keeratan hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Nilai R2 terletak antara 0 sampai dengan 1 (0 ≤ R2 ≤ 1). Tujuan menghitung koefisien determinasi adalah untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat (Tenrilau, 2012). Perhitungan nilai koefisien determinasi yang diperoleh dari buku Imam Ghozali (2013) diformulasikan sebagai berikut : R2 = ESS TSS R2
…..(5)
= Koefisien determinasi majemuk (multiple coefficient determinant), yaitu proporsi variabel terikat yang dapat dijelaskan oleh variabel bebas secara bersama-sama.
ESS
= Explained sum of squares, atau jumlah kuadrat yang dijelaskan atau variabel nilai variabel yang ditaksir di sekitar rata ratanya.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
62
= Total sum of squares, atau total nilai variabel terikat
TSS
sebenarnya di sekitar rata – rata sampelnya. Bila R2 mendekati 1 (100%), maka hasil perhitungan menunjukkan bahwa semakin baik atau semakin tepat garis regresi yang diperoleh. Sebaliknya jika nilai R2 mendekati 0 maka menunjukkan semakin tidak tepatnya regresi untuk mengukur data observasi. 1.3.2 Uji t Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Pengujian secara parsial menggunakan uji t (pengujian signifikansi secara parsial). Langkah yang ditempuh dalam pengujian ini adalah : 1). Merumuskan hipotesis H0 : b1 = b2 = b3 = 0, tidak ada pengaruh perubahan proporsi Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), dan Return on Asset (ROA) terhadap Nilai Perusahaan (PBV). H1 : b1 ≥ b2 ≥ b3 ≥ 0, minimal ada satu pengaruh pada perubahan proporsi Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), dan Return on Asset (ROA) terhadap Nilai Perusahaan (PBV).
http://digilib.mercubuana.ac.id/
63
2). Menentukan tingkat signifikasi (α) dengan degree of freedom (df) dengan rumus: n-k-1 dengan tujuan untuk menentukan t tabel 3). Menentukan t hitung dengan rumus dari buku Imam Ghozali (2013) t-hitung = koefisien regresi standar deviasi
…..(6)
4). Membandingkan hasil t hitung dengan t tabel dengan kriteria sebagai berikut : Jika thitung > ttabel berarti H1 diterima. Jika thitung ≤ ttabel berarti H0 diterima.
1.3.3 Uji F Uji F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama – sama terhadap variabel dependen/terikat. Pada pengujian ini juga menggunakan tingkat signifikansi sebesar 5% atau 0,05. Prosedur Uji F ini adalah sebagai berikut : 1). Menentukan hipotesis nol maupun hipotesis alternatifnya : Ho : b1 = b2 = b3 = 0, berarti tidak ada pengaruh X1, X2, X3 terhadap Y. 2). Membuat keputusan uji F
http://digilib.mercubuana.ac.id/
64
Jika nilai F lebih besar dari pada 4 maka Ho ditolak pada derajat kepercayaan 5%, dengan kata lain hipotesis alternatif (Ha) diterima, yang menyatakan bahwa semua variabel independen secara serentak dan signifikan mempengaruhi variabel dependen.
http://digilib.mercubuana.ac.id/