BAB IV DESAIN DAN METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan kausal bertujuan untuk menguji hipotesis tentang pengaruh satu atau beberapa variabel (variable independen) terhadap variabel lainnya (variable dependen). Penulis tertarik untuk menggunakan desain tersebut untuk memberikan bukti empiris dan menganalisis Real Earnings Management dan Good Corporate Governance sebagai (variable independent) dan Cost of Capital sebagai variable terikat (variable dependen). B. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilaksanakan di indonesia, objek penelitian ini adalah perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang
menerapkan prinsip Good Corporate Governance dari tahun 2010 – 2013. C. Defenisi dan Operasional Variabel 1. Variable Dependen Variable dependen dalam penelitian ini adalah Cost of Capital. Biaya modal adalah biaya dari tingkat pengembalian yang harus dicapai perusahaan atas investasi proyek untuk mempertahankan nilai sahamnya. Biaya modal juga dapat dianggap sebagai tingkat pengembalian yang diinginkan oleh penyedia dana untuk menarik dananya kedalam perusahaan. Biaya modal diperkirakan untuk suatu waktu tertentu. Biaya modal mencerminkan rata-rata biaya
46 http://digilib.mercubuana.ac.id/
47
permodalan yang akan datang berdasarkan data yang tersedia. Pandangan ini sesuai dengan penggunaan jangka panjang, walaupun perusahaan mengumpulkan dananya sekaligus, biaya modal mencerminkan hubungan aktivitas pembiayaan (J. Keown et al:2010). Pada penelitian ini akan menggunakan perhitungan Cost of Capital dengan menggunakan model Ohlson (1995). Dalam model Ohlson, biaya modal ekuitas dihitung berdasarkan tingkat diskonto yang dipakai investor untuk menilai tunaikan future cash flow. T
Pt = Bt +∑ (1 + r)–r Et {xr+1 – rBr+t+1}.................................(1) r =1
Keterangan : Pt
= Harga saham pada periode t
Bt
= Nilai buku per lembar saham periode t
x t+1
= Laba per lembar saham t + 1
r
= Biaya modal ekuitas Untuk mengestimasi laba per lembar saham pada periode t + 1 digunakan
model Random Walk sebagai berikut: E (Xt + 1) = Xt + δ..............................................................................(2)
Keterangan: E (x t + 1 ) = Estimasi laba per lembar saham pada periode t + 1
http://digilib.mercubuana.ac.id/
48
xt
= Laba per lembar saham aktual pada periode t
δ
= Drift Term yang digunakan rata-rata perubahan laba per lembar saham selama 5 tahun Untuk tujuan estimasi laba satu tahun kedepan (t + 1) digunakan data
rata-rata perubahan laba per lembar saham untuk lima tahun atau sejak go public, jika emiten belum genap lima tahun menjadi perusahaan publik. Dengan demikian estimasi biaya modal pada persamaan (1) dapat disederhanakan menjadi sebagai berikut: Pt = Bt + (1 + r)-1 [Xt+1 – rBt].......................................................(3)
X t + 1 = laba per saham periode t + 1 yang diestimasi dengan model random walk seperti pada persamaan (2). Setelah disederhanakan secara matematik maka persamaan (3) menjadi: (Pt –Bt) (1 + r) = ( Xt + 1 – r Bt) r = ( Bt + Xt + 1 – Pt) / Pt
2. Variabel Independen 2.1 Real Earnings Management Roychowdhury (2006) memperkenalkan teknik Earnings Management yang disebut dengan real activity atau lebih popular dengan sebutan manipulasi aktivitas riil. Dengan menggunakan model Dechow (1996) dan manajemen laba melalui Aktivitas Riil fokus menggunakan pengukuran berikut yaitu
http://digilib.mercubuana.ac.id/
49
Abnormal Cash Flow From Operation (ACFO), Abnormal Discretionary Expense (ADISEXP), dan Abnormal Production Cost (APROD). Adapun metode pengukuran yang akan digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut: a) Abnormal Cash Flow merupakan selisih dari aktual cash flow dari aktivitas operasi dengan normal cash flow yang dihitung menggunakan estimasi koefisien regresi dari masing-masing industri. Perhitungannya menggunakan cross sectional regression berikut:
Koefisien hasil regresi dari aktual cash flow diatas dimasukan kedalam persamaan dibawah ini, tujuannya adalah untuk mendapatkan normal cash flow.
Selanjutnya Abnormal Cash Flow (ACFO) dapat dihitung sebagai berikut:
Keterangan: ACFO it
= Abnormal cash flow perusahaan i pada periode ke t
NCFO it
= Normal cash flow perusahaan i pada periode ke t
CFO it
= Cash flow from operasi perusahaan i pada periode ke t
http://digilib.mercubuana.ac.id/
50
Ai, t-1
= Total aset perusahaan i pada periode ke t
S it
= Penjualan perusahaan i pada periode ke t
∆S it
= Selisih penjualan perusahaan i pada periode ke t
b) Abnormal
Discretionary
Expense
merupakan
selisih
dari
aktual
Discretionary Expense dengan normal Discretionary Expense yang dihitung menggunakan estimasi koefisien regresi dari masing-masing industri. Discretionary expense meliputi beban R&D, beban iklan, beban penjualan dan beban umum dan administrasi. Jika beban R&D dan beban iklan tidak ada maka dapat dihitung nol. Persamaan regresinya adalah sebagai berikut:
Koefisien hasil regresi dari aktual Discretionary Expense diatas dimasukan kedalam persamaan dibawah ini, untuk mendapatkan nilai normal discretionary expense:
Selanjutnya Abnormal Discretionary Expense (ADISEXP) dapat dihitung sebagai berikut:
http://digilib.mercubuana.ac.id/
51
Keterangan: ADISEXP it
= Abnormal discretionary expense perusahaan i pada periode ke t
NDISEXP it
= Normal discretionary expense perusahaan i pada periode ke t
DISEXP it Ai, t-1 S it
= Discretionary expenses perusahaan i pada periode ke t =
Total aset perusahaan i pada periode ke t
= Penjualan perusahaan i pada periode ke t
c) Abnormal Production Cost merupakan selisih dari aktual Production Cost dengan normal Production Cost yang dihitung menggunakan estimasi koefisien regresi dari masing-masing industri. Persamaan regresinya adalah sebagai berikut:
Koefisien hasil regresi dari aktual Production Cost diatas dimasukan kedalam persamaan dibawah ini, untuk mendapatkan nilai normal Production Cost:
Kemudian Abnormal Production Cost (APROD) dapat dihitung dengan cara sebagai berikut.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
52
Keterangan: APROD it
= Abnormal production cost perusahaan i pada periode ke t
NPROD it
= Normal production cost perusahaan i pada periode ke
PROD it
= Production cost perusahaan i pada periode ke t
Ai, t-1
= Total aset perusahaan i pada periode ke t
S it
= Penjualan perusahaan i pada periode ke t
∆S it
= Selisih penjualan perusahaan i pada periode ke t
t
Sebagai proksi keseluruhan dari manajemen laba melalui aktivitas riil maka aliran kas operasi abnormal (AbnCFO), biaya diskresioner abnormal (AbnDISEXP). dan biaya produksi abnormal (AbnPROD) dijumlahkan untuk dapat menangkap efek keseluruhan dari manajemen laba melalui aktivitas riil. Untuk menyamakan arahnya maka biaya arus kas abnormal dikali dengan minus satu (-1) dan biaya diskresioner abnormal dikalikan dengan minus satu (-1) sebelum dijumlahkan, dengan formula sebagai berikut: REAL = AbnCFO *(-1) + AbnDISEXP *(-1) + AbnPROD
2.2 Good Corporate Governance Pengukuran penerapan Good Corporate Governance (GCG) menggunakan skor GCG yang dipublikasikan oleh IICG, skor yang digunakan berupa angka mulai dari 0 sampai 100, Perhitungan GCG menggunakan hasil program riset
http://digilib.mercubuana.ac.id/
53
dan pemeringkatan CGPI berupa skor dan indeks berdasarkan penilaian investor. Skala skor penerapan Corporate Governance tersebut terdiri dari 3 kategori berdasarkan tingkat kepercayaan yaitu 55 sampai dengan 69 cukup terpercaya, 70 sampai dengan 84 terpercaya dan 85 sampai dengan 100 sangat terpercaya. 3. Variabel Kontrol Variabel kontrol yang digunakan dalam penelitian ini adalah Leverage dan Growth perusahaan.
Variabel kontrol merupakan yang dikendalikan atau
dibuat konstan sehingga pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen tidak dipengaruhi oleh faktor luar yang diteliti. 3.1 Leverage Rasio hutang menunjukkan seberapa besar kebutuhan dana perusahaan dibelanjai dengan hutang (Sutrisno, 2000). Leverage dalam penelitian ini diukur dengan rasio dari total hutang terhadap total aset. Perhitungan rasio hutang, adalah sebagai berikut: Leverage =
Total Hutang Total Aset
Rasio total hutang dibagi dengan total aktiva biasa disebut dengan rasio hutang (Sutrisno, 2000). Rasio ini mengukur seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh kreditor. Semakin tinggi rasio hutang, semakin besar jumlah modal pinjaman yang digunakan di dalam menghasilkan keuntungan bagi perusahaan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
54
3.2 Growth Tingkat pertumbuhan atau growth perusahaan merupakan kemampuan perusahan untuk meningkatkan size (Kallapur dan Trombley, 2001). Tingkat pertumbuhan perusahaan dapat diukur dengan beberapa variabel seperti Tingkat
Pertumbuhan
Perusahaan
(growth),
yang
mengindikasikan
kemampuan serta peluang perusahaan untuk tumbuh pada periode sebelumnya. Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan potensial yang tinggi memiliki kecenderungan untuk menghasilkan arus kas yang tinggi, sehingga memungkinkan perusahaan untuk memiliki biaya modal yang rendah. Oleh karena itu, leverage memiliki hubungan yang negatif dengan pertumbuhan, sehingga semakin tinggi tingkat pertumbuhan, maka semakin rendah pula rasio utang terhadap ekuitas, dengan asumsi variabel yang lain konstan. Untuk mengetahui pertumbuhan perusahaan dapat dihitung dari tingkat pertumbuhan penjualan (sales) sepanjang tahun dengan rumus (Matsuura, 2008, p.69): SALESGRW it =
penjualan t – penjualan t1
penjualan
t-1
Keterangan:
SALESGRW it
= Kesempatan bertumbuh perusahaan i pada tahun t
Penjualan
t
= Penjualan pada hari ke t
Penjualan
t-1
= Penjualan pada hari ke t-1
http://digilib.mercubuana.ac.id/
55
D. Populasi dan Sampel Penelitian Pada penelitian ini populasi yang digunakan adalah perusahaan manufaktur yang melakukan kegiatan operasional di Indonesia dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan menerapkan prinsip GCG dari tahun 2010 – 2013. Pemilihan perusahaan manufaktur sebagai polulasi karena memiliki jumlah terbesar perusahaan dibandingkan sektor lainnya dan berdasarkan penelitian sebelumnya manajemen laba mempunyai variasi yang berbeda untuk setiap jenis industri. Teknik yang dilakukan dalam pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dengan kriteria yang digunakan untuk memilih sampel adalah sebagai berikut : 1. Perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 2. Perusahaan yang melaporkan laporan keuangannya dalam mata uang rupiah. 3. Perusahaan yang menerapkan prinsip GCG dari tahun 2010 – 2013 dan yang termasuk Corporate Governance Perception Indeks (CGPI) yang dilakukan oleh The Indonesian Institute for Corporate Governance (IICG). 4. Perusahaan yang tidak melakukan akuisisi dan merger pada tahun penelitian. E. Teknik Pengumpulan Data Data sekunder yang dibutuhkan dalam penelitian ini diperoleh melalui metode dokumentasi. Metode dokumentasi ini dilakukan dengan cara mengumpulkan laporan keuangan dan data lain yang diperlukan berdasarkan penjelasan sebelumnya. Data pendukung lainnya diperoleh dengan metode studi pustaka dari jurnal-jurnal ilmiah serta literatur yang memuat pembahasan berkaitan dengan penelitian ini.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
56
F.
Metode Analisis Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi
berganda dengan metode penggabungan atau pooling data. Karena dalam analisis regresi, selain mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel atau lebih, juga menunjukkan arah hubungan antara variabel dependen dengan variable independen (Ghozali, 2011). 1. Analisis Statistik Deskriptif Statistik deskriptif adalah statistik yang memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari rata-rata, standar deviasi, variance, maksimum, minimum, kurtosis, skewnes (kemencengan distribusi) (Ghozali, 2005). Statistik deskriptif mendeskripsikan data menjadi sebuah informasi yang lebih jelas dan mudah dipahami. Statistik deskriptif digunakan untuk mengembangkan profil perusahaan yang menjadi sampel statistik deskriptif berhubungan dengan pengumpulan dan peningkatan data, serta penyajian hasil peningkatan tersebut (Ghozali, 2005). 2. Uji Asumsi Klasik 2.1 Uji Normalitas Pengujian normalitas memiliki tujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan uji F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
57
Jika asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid dengan jumlah sampel yang ada. Untuk menguji normalitas data, penelitian ini menggunakan analisis grafik. Pengujian normalitas melalui analisis grafik adalah dengan cara menganalisis grafik normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan ploting data residual akan dibandingkan dengan garis diagonal. Dasar pengambilan keputusan Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. Jika data menyebar lebih jauh dari diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas (Ghozali, 2011) Uji statistik yang dapat digunakan untuk menguji normalitas residual adalah uji statistik non-parametrik Kolmogrov-Smirnov (K-S). Jika hasil Kolmogrov-Smirnov menunjukkan nilai signifikan di atas 0,05 maka data residual terdistribusi dengan normal. Sedangkan jika hasil Kolmogrov-Smirnov menunjukkan nilai signifikan di bawah 0,05 maka data residual terdistribusi tidak normal (Ghozali, 2011).
http://digilib.mercubuana.ac.id/
58
2.1 Uji Autokorelasi Pengujian ini dilakukan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengguna pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (Ghozali, 2011). Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Masalah ini timbul karena residual tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya.Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi.Uji autokorelasi dapat dilakukan dengan menggunakan uji Durbin-Watson (DW), dimana hasil pengujian ditentukan berdasarkan nilai DurbinWatson (DW). 2.2 Uji Multikoliniearitas Uji multikolonieritas dilakukan untuk menguji model regresi jika ditemukan adanya korelai antar variable bebas atau tidak (Ghozali, 2011). Untuk menguji
multikolonieritas
dilakukan
analisis
korelasi
antar
variable
independen dan perhitungan nilai Tolerance serta Variance Inflation Factor (VIF). Multikolonieritas terjadi jika nilai tolerance lebih kecil dari 0.1 (10%) atau nilai VIF lebih besar dari 10. Apabila nilai tolerance lebih dari 10% atau VIF kurang dari 10 maka dapat dikatakan bahwa variable independen yang digunakan dalam model adalah dapat dipercaya dan objektif (tidak ada multikolonieritas).
http://digilib.mercubuana.ac.id/
59
2.3. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians tetap maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda maka terjadi masalah heteroskedastisitas.Model regresi yang baik yaitu homoskesdatisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Ada beberapa cara untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas yaitu melihat scatter plot (nilai prediksi dependen ZPRED dengan residual SRESID), Gletjer test, Park test, dan White test (Ghozali, 2009). 3. Uji Hipotesis 3.1 Koefisien Determinasi (R2) Pengujian determinasi (R2) bertujuan untuk menentukan proporsi atau persentase total variasi dalam variabel terikat yang diterangkan oleh variabel bebas. Sebagai contoh apabila variable dalam model hanya menjelaskan 0,4 maka 0,6 ditentukan oleh variable di luar model, nilai diperoleh sebesar R2 = 0,4. Sampai saat ini belum ditemukan ukuran yang pasti berapa besar R2 yang menyatakan variabel yang dipilih sudah tepat. Jika R2 semakin besar atau mendekati 1, maka model makin tepat. Untuk data survei yang bersifat cross section data yang diperoleh dari banyak responden pada waktu yang sama, maka nilai R2 = 0,2 atau 0,3 sudah cukup baik.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
60
3.2 Uji Simultan F-Test Uji statistik F digunakan untuk mengetahui apakah semua variabel independen yang dimasukan ke dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama atau simultan terhadap variabel dependen (Ghozali, 2011). Hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut (Ghozali,2011): H0 : β1 = β2 = … = βk = 0 (semua koefisien slope secara simultan sama dengan nol) Ha : tidak semua koefisien slope secara simultan sama dengan nol. Untuk menguji ada pengaruh yang signifikan atau tidak antara variabel dependen dan independen secara simultan digunakan uji F dengan kriteria sebagai berikut (Ghozali, 2011): Bila F hitung > F tabel atau P value < α (0,05) maka H0 ditolak. Bila F hitung ≤ F tabel atau P value ≥ α (0,05) maka H0 diterima. 3.3 Uji Parsial t-test Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen terhadap variabel dependen dengan menganggap variabel independen lainnya konstan (Ghozali,2011). Pengujian koefisien regresi masingmasing variabel (Ghozali, 2011): H0 : βi = 0 (tidak ada pengaruh variabel independen i pada variabel dependen) HA : βi ≠0 (ada pengaruh variabel independen i pada variabel dependen). Kriteria pengambilan keputusan adalah sebagai berikut (Ghozali, 2011):
http://digilib.mercubuana.ac.id/
61
1) Jika thitung > t tabel maka variabel independen i secara parsial bepengaruh terhadap variabel dependen. Jika thitung < t tabel maka variabel independen i secara parsial tidak bepengaruh terhadap variabel dependen. 2) Jika Pvalue <α 0,05 maka H0 ditolak, berarti variabel independen i berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Jika Pvalue ≥ α 0,05 maka H0 diterima, berarti variabel independen i tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. 3.4 Analisis Regresi Berganda Pengujian asumsi klasik ini bertujuan untuk mengetahui dan menguji kelayakan atas model
regresi
yang digunakan
dalam
penelitian
ini.
Pengujian ini juga dimaksudkan untuk memastikan bahwa di dalam model regresi yang digunakan tidak terdapat multikolonieritas dan heteroskeda stisitas serta untuk memastikan bahwa data yang dihasilkan berdistribusi normal. Ghozali
(2011).
multikolonieritas,
Uji
asumsi
heteroskedastisitas,
klasik
meliputi
autokorelasi.
uji
Penelitian
normalitas, ini
juga
menggunakan Uji Interaksi atau Moderated Regression Analysis yang merupakan aplikasi khusus dari metode regresi linear berganda.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
62
Model penelitian fungsi regresi linier berganda digunakan untuk mengukur pengaruh antara satu atau lebih variabel bebas (variable independent) terhadap variabel terikat (variable dependent), analisis ini bertujuan untuk menguji pengaruh Earnings Management dan Good Corporate Governance terhadap Cost of Capital pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia digambarkan dalam bentuk persamaan model pertama sebagai berikut: COC= ɑ + β1ACFO + β2ADISEXP + β3APROD + β4INDEKSCG+ β5LEV+ β6GROWTH + e Model Kedua ditunjukkan sebagai berikut: COC= ɑ + β1REM + β 2INDEKSCG+ β3LEV+ β4GROWTH + e COC
= Cost of Capital
ɑ
= Konstanta
β1 –β6
= Koefisien Regresi
ACFO
= Abnormal cash flow form operation
ADISEXP
= Abnormal discretionary expense
APROD
= Abnormal production cost
REM
= Real Earnings Management
INDEKSCG = Good Corporate Governance Index LEV
= Leverage
GROWTH
= Growth
e
= error
http://digilib.mercubuana.ac.id/