BAB IV DESAIN DAN METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Dalam penelitian ini peneliti menggunakan jenis penelitian pengujian hipotesis dan metode pendekatan deskriptif kausal. Dimana, peneliti ingin menguji pengaruh Ownership structure dan earnings management terhadap tax avoidance,
Sifat dari penelitian ini
dikategorikan penelitian penjelas atau eksplanatory research, dimana menjelaskan hubungan dan pengaruh melalui pengujian hipotesis. B. Definisi Variabel Penelitian Penelitian ini melibatkan empat variabel yang terdiri atas satu variable terikat (dependen) dan tiga variabel bebas (independen). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Tax Avoidance. Sedangkan variabel independen dalam penelitian ini adalah kepemilikan insiders, kepemilikan institutions, dan kepemilikan block-holders external. Adapun definisi dari masing-masing variable tersebut adalah sebagai berikut : 1.Tax Avoidance Tax avoidance merupakan upaya efisiensi beban pajak dengan menghindari pengenaan pajak melalui transaksi yang bukan merupakan objek pajak. Barr (1977) menyatakan bahwa tax avoidance adalah manipulasi penghasilan secara legal yang masih sesuai dengan ketentuan perundang-undangan perpajakan untuk memperkecil jumlah 72
http://digilib.mercubuana.ac.id/
73
pajak terutang. Misalnya, perusahaan yang masih mengalami kerugian, perlu mengubah tunjangan karyawan dalam bentuk uang menjadi pemberian natura karena natura bukan merupakan objek pajak PPh Pasal 21. 2. Earnings Management Earnings management adalah derajat atau tingkat korelasi laba akuntansi suatu perusahaan (entitas) dengan laba ekonominya. Earnings
management
diukur
dengan
menggunakan
proksi
discretionary accrual dengan Modified Jones Model (Dechow dkk, 1995). 3. Kepemilikan Insiders Kepemilikan insiders adalah persentase saham yang dimiliki oleh manajemen termasuk didalamnya persentase saham yang dimiliki oleh manajemen secara pribadi maupun dimiliki oleh anak cabang perusahaan bersangkutan beserta afiliasinya. Kepemilikan insiders diukur dengan menjumlahkan persentase saham yang dimiliki oleh manajemen termasuk didalamnya persentase saham yang dimiliki oleh manajemen secara pribadi maupun dimiliki oleh anak cabang perusahaan bersangkutan beserta afiliasinya 4. Kepemilikan Institutions Kepemilikan institutions adalah persentase saham perusahaan yang dimiliki oleh perusahaan lain baik yang berada di dalam maupun di luar negeri serta saham pemerintah dalam maupun luar negeri.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
74
Kepemilikan institutions diukur dengan menjumlahkan persentase saham perusahaan yang dimiliki oleh perusahaan lain baik yang berada di dalam maupun di luar negeri serta saham pemerintah dalam maupun luar negeri. 5. Kepemilikan Block-Holders External Kepemilikan block-holders external adalah persentase saham yang dimiliki oleh karyawan, direktur dan anggota keluarganya, saham yang dimiliki bank, saham yang dimiliki oleh perusahaan lain, dan saham yang dimiliki oleh seseorang karena adanya dana pensiun. Kepemilikan block-holders eksternal dihitung dengan menjumlahkan persentase saham perusahaan yang dimiliki oleh karyawan, direktur dan anggota keluarganya, saham yang dimiliki bank,
saham yang
dimiliki oleh perusahaan lain, dan saham yang dimiliki oleh seseorang karena adanya dana pensiun, yang persentase sahamnya lebih dari lima persen. 6. ROA (Return on Assets) Menurut Hanafi dan Halim (2003:27), Return on Assets (ROA) merupakan rasio keuangan perusahaan yang berhubungan dengan profitabilitas mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan atau laba pada tingkat pendapatan, aset dan modal saham tertentu. Dengan mengetahui ROA, kita dapat menilai apakah perusahaan telah efisien dalam menggunakan aktivanya dalam kegiatan operasi untuk menghasilkan keuntungan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
75
Laba bersih (net income) merupakan ukuran pokok keseluruhan keberhasilan perusahaan. Laba dapat mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk mendapat pinjaman dan pendanaan ekuitas, posisi likuiditas perusahaan dan kemampuan perusahaan untuk berubah. Jumlah keuntungan (laba) yang diperoleh secara teratur serta kecenderungan atau trend keuntungan yang meningkat merupakan suatu faktor yang sangat penting yang perlu mendapat perhatian penganalisa di dalam menilai profitabilitas suatu perusahaan. Munawir (2001:57) menjelaskan bahwa profitabilitas atau rentabilitas digunakan untuk mengukur efisiensi penggunaan modal dalam suatu perusahaan dengan memperbandingkan antara laba dengan modal yang digunakan dalam operasi, oleh karena itu keuntungan yang besar tidak menjamin atau bukan merupakan ukuran bahwa perusahaan itu rentable. Bagi manajemen atau pihak-pihak yang lain, rentabilitas yang tinggi lebih penting daripada keuntungan yang besar. Menurut Mardiyanto (2009: 196) ROA adalah rasio yang digunakan
untuk
mengukur
kemampuan
perusahaan
dalam
menghasilkan laba yang berasal dari aktivitas investasi. Menurut Dendawijaya (2003: 120) rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan. Semakin besar ROA, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai oleh perusahaan tersebut dan semakin baik pula posisi perusahaan tersebut dari segi penggunaan asset.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
76
7. Firm Size Firm Size merupakan ukuran besarnya perusahaan. Umur dan besaran perusahaan tergantung dari kemudahaan aksesnya ke pasarpasar modal. Perusahaan besar yang sudah eksis akan memiliki akses yang mudah menuju pasar modal, karena kemudahan tersebut fleksibilitas dan kemampuannya untuk memperoleh dana yang lebih besar dianggap lebih aman daripada perusahaan yang masih baru sehingga perusahaan mampu memiliki rasio pembayaran dividend yang lebih tinggi daripada perusahaan kecil. Ukuran perusahaan diwakili oleh log natural dari total assets (Sutrisno,2001:03). C. Operasional Variabel Penelitian ini melibatkan empat variabel yang terdiri atas satu variable terikat (dependen) dan tiga variabel bebas (independen). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah tax avoidance. Sedangkan variabel independen dalam penelitian ini adalah kepemilikan insiders, kepemilikan institutions, dan kepemilikan block-holders external. Adapun definisi dari masing-masing variable tersebut adalah sebagai berikut : 1. Tax Avoidance Pengukuran tax avoidance yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan pengukuran Lim (2011) dan Desai dan Dharmapala (2006) sebagai robustness test untuk memperkuat hasil penelitian. Lim (2011) melakukan pengukuran dengan memodifikasi pengukuran dari Desai dan Dharmapala (2006). Prosedur untuk menghitung tax
http://digilib.mercubuana.ac.id/
77
avoidance yang dilakukan oleh Lim (2011) menggunakan dua langkah. Langkah pertama adalah mengestimasi discretionary accrual, dengan menggunakan formula dari Dechow et al. (1995). Total accrual untuk setiap perusahaan tiap tahun diregresikan dengan formula Dechow untuk mendapatkan residual yang merupakan discretionary accrual (DA_modi,t).. Langkah kedua, memisahkan komponen book tax different yang disebabkan oleh manajemen laba untuk tujuan pajak untuk mengindentifikasikan komponen tersebut sebagai tax avoidance. Dilakukan dengan menggunakan regresi OLS sbb: BTDit = β1TAit + µi + εit Yaitu : BTDit
= Book tax different untuk perusahaan i pada tahun t diskalakan dengan total aset tahun lalu.
BTD
= Laba komersial – Laba fiskal.
Laba Fiskal = Beban pajak kini / Tarif pajak. µi
= Discretionary accruals untuk perusahaan i dalam tahun t berdasarkan skala total aset tahun lalu.
εit
= Error Residual dari persamaan BTD merupakan komponen book tax
different yang disebabkan oleh manajemen laba untuk tujuan pajak (TA_Lim). Desai dan Dharmapala (2006) menggunakan total
http://digilib.mercubuana.ac.id/
78
accruals dalam regresi BTD untuk memperoleh manajemen laba untuk tujuan pajak (TA_Lim). 2. Earnings Management Earnings management adalah derajat atau tingkat korelasi laba akuntansi suatu perusahaan (entitas) dengan laba ekonominya. Earnings
management
diukur
dengan
menggunakan
proksi
discretionary accrual dengan Modified Jones Model (Dechow dkk, 1995). Model ini dihitung dengan rumus sebagai berikut : TACjt = NIjt – CFOjt (1) Selanjutnya menghitung nilai total accrual (TAC) yang diestimasi dengan persamaan regresi sebagai berikut :
Dengan menggunakan koefisien regresi di atas maka dapat dihitung nilai non discretionary accrual (NDTAC) dengan rumus : 44
Dicretionary accrual (DTAC) merupakan residual yang diperoleh dari estimasi total accrual yang dihitung sebagai berikut :
http://digilib.mercubuana.ac.id/
79
Keterangan : DTACjt
= Dicretionary Accrual perusahaan j pada periode t
NDTACjt
= Non Dicretionary Accrual perusahaan j pada periode t
TACjt
= Total Accrual perusahaan j pada periode t
NI jt
= Laba bersih perusahaan j pada periode t
CFOjt
= Aliran arus kas operasi perusahaan j pada periode t
TA jt-1
= Total aktiva perusahaan j pada periode t-1
ΔSales jt
= Perubahan penjualan perusahaan j pada periode t
PPE jt
= Aktiva tetap perusahaan j pada periode t
ΔRECjt
= Perubahan piutang perusahaan j pada periode t
e
= error
3. Kepemilikan Insiders Kepemilikan insiders adalah persentase saham yang dimiliki oleh manajemen termasuk didalamnya persentase saham yang dimiliki oleh manajemen secara pribadi maupun dimiliki oleh anak cabang perusahaan bersangkutan beserta afiliasinya. Kepemilikan insiders diukur dengan menjumlahkan persentase saham yang dimiliki oleh manajemen termasuk didalamnya persentase saham yang dimiliki oleh manajemen secara pribadi maupun dimiliki oleh anak cabang perusahaan bersangkutan beserta afiliasinya 4. Kepemilikan Institutions Kepemilikan institutions adalah persentase saham perusahaan yang dimiliki oleh perusahaan lain baik yang berada di dalam maupun
http://digilib.mercubuana.ac.id/
80
di luar negeri serta saham pemerintah dalam maupun luar negeri. Kepemilikan institutions diukur dengan menjumlahkan persentase saham perusahaan yang dimiliki oleh perusahaan lain baik yang berada di dalam maupun di luar negeri serta saham pemerintah dalam maupun pensiun, yang persentase sahamnya lebih dari lima persen. 6. ROA (Return on Assets) Menurut Lestari dan Sugiharto (2007: 196) ROA adalah rasio yang digunakan untuk mengukur keuntungan bersih yang diperoleh dari penggunaan aktiva. Dengan kata lain, semakin tinggi rasio ini maka semakin baik produktivitas asset dalam memperoleh keuntungan bersih. Hal ini selanjutnya akan meningkatkan daya tarik perusahaan kepada investor. Peningkatan daya tarik perusahaan menjadikan perusahaan tersebut semakin diminati oleh investor, karena tingkat pengembalian atau deviden akan semakin besar. Hal ini juga akan berdampak pada harga saham dari perusahaan tersebut di pasar modal yang akan semakin meningkat sehingga ROA akan berpengaruh terhadap harga saham perusahaan. Menurut Lestari dan Sugiharto (2007: 196) angka ROA dapat dikatakan baik apabila > 2%. ROA dapat membantu perusahaan yang telah menjalankan praktik akuntansi dengan baik untuk dapat mengukur efisiensi penggunaan modal yang menyeluruh, yang sensitif terhadap setiap hal yang mempengaruhi keadaan keuangan perusahaan sehingga dapat
http://digilib.mercubuana.ac.id/
81
diketahui posisi perusahaan terhadap industri. Hal ini merupakan salah satu langkah dalam perencanaan strategi.
Rumus untuk menghitung ROA adalah sebagai berikut : ROA =
Laba Bersih X 100% Total Aset
7. Firm Size Firm Size adalah ukuran besarnya perusahaan. Perusahaan yang besar mudah memperoleh dana karena dianggap lebih aman daripada perusahaan yang masih baru sehingga perusahaan mampu memiliki rasio pembayaran dividend yang lebih tinggi daripada perusahaan kecil. Firm Size dihitung dengan cara melalui log natural dari Total Asset (Ln TA) tiap tahunnya. Size = logTA D. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh auditee manufaktur yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI). Sektor manufaktur dipilih untuk menghindari adanya industrial effect yaitu risiko industri yang berbeda antara suatu sektor industri yang satu dengan yang lain. Selain itu, sektor manafukatur di Indonesia sangat penting untuk ekonomi, sebagai sumber tenaga kerja dan pertumbuhan ekonomi Pada penelitian ini digunakan sampel dan supaya sampel yang diambil representatif populasi maka sampel diperoleh dengan menggunakan teknik sampling
http://digilib.mercubuana.ac.id/
82
yang sesuai, yaitu teknik purposive sampling yang merupakan pemilihan sekelompok sampel yang didasarkan atas ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu yang dipandang mempunyai sangkut paut yang erat dengan ciri-ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah ditetapkan di atas (Hadi, 2000). Selanjutnya populasi dalam penelitian ini memiliki karakteritik sebagai berikut : 1. Perusahaan manufaktur go public yang terdaftar di BEI dan mempublikasikan laporan keuangan auditan per 31 Desember secara konsisten dan lengkap dari tahun 2010-2014. 2. Perusahaan tidak didelisting selama periode tahun 2010-2014. Penelitian ini menggunakan lima tahun pengamatan karena data tersebut dianggap sudah cukup untuk memberikan proyeksi. 3. Perusahaan tidak melakukan akuisisi dan merger, serta mengalami perubahan sektor industri selama periode tahun 2010-2014. 3.5.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan penelitian, merupakan data sekunder yang berasal dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD) dan data yang ada di web BEI Jakarta untuk laporan keuangan perusahaan manufaktur auditan tahun 2010-2014 E. Teknik Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang berasal dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD) dan data yang ada di BEI Jakarta untuk laporan keuangan perusahaan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
83
yang telah diaudit tahun 2010-2014. Oleh karena itu, cara yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah dokumentasi, yaitu dengan cara mengumpulkan, mencatat, dan mengkaji data sekunder yang berupa laporan keuangan auditan perusahaan yang dipublikasikan oleh BEI. F. Metode Analisis Data Analisis data adalah cara yang digunakan dalam mengolah data yang diperoleh sehingga dihasilkan suatu hasil analisis (Suryabrata, 2000). Hal ini disebabkan data yang diperoleh dari penelitian tidak dapat digunakan secara langsung tetapi perlu diolah agar data tersebut dapat memberikan keterangan yang dapat dipahami, jelas, dan teliti. Pada penelitian ini metode analisis data yang digunakan sebagai berikut: 6.1. Analisis Statistik Deskriptif Statistik deskriptif digunakan untuk menggambarkan variabelvariabel dalam penelitian, yang mencakup nilai rata-rata (mean), maksimum, minimum dan standar deviasi. Lebih lanjut, analisis deskriptif ini tidak bertujuan untuk pengujian hipotesis (Azwar, 1998).. 6.2 Asumsi Klasik Model regresi harus diuji terlebih dahulu apakah sudah memenuhi asumsi klasik. Apabila ada satu syarat saja yang tidak terpenuhi, maka hasil analisis regresi tidak dapat dikatakan bersifat BLUE (Best Linear Unbiased Estimator) (Deni, 2007). Uji asumsi klasik mencakup hal-hal yand dijabarkan sebagai berikut :
http://digilib.mercubuana.ac.id/
84
1. Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variable tergantung dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Metode yang dipakai untuk mengetahui kenormalan model regresi adalah One Sample Kolmogorov-Smirnov Test dan Normal P-Plot. Distribusi data dinyatakan normal apabila nilai p dari One Sample Kolmogorov-Smirnov Test > 0,05, dan sebaliknya. Sedangkan, Normal Probability Plot of Regression Standarized Residual apabila data menyebar disekitar garis diagonal dan atau tidak mengikuti garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. 2. Multikolinieritas Uji multikolinieritas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar variabel bebas. Untuk mengetahui ada atau tidaknya multikolinieritas maka dapat dilihat dari nilai Varians Inflation Factor (VIF). Bila angka VIF ada yang melebihi 10 berarti terjadinya multikolinieritas. 3. Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode sebelumnya Untuk dapat mendeteksi adanya autokorelasi maka akan digunakan metode pengujian Durbin Watson. Apabila nilai
http://digilib.mercubuana.ac.id/
85
Durbin Watson (DW) berada pada nilai du < DW berarti model regresi terbebas dari masalah autokorelasi (Ghozali, 2007). 4. Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujaan untuk mengetahui apakah ada model regresi ini terjadi ketidaksamaan varian dari residu satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika varian dari residu pengamatan ke pengamatan lain berbeda berarti ada gejala heteroskedastisitas dalam model regresi tersebut. Model regresi yang baik tidak terjadi adanya heteroskedastisitas.
Cara
yang
digunakan
untuk
mendeteksi
heteroskesdatisitas adalah menggunakan uji Glejser dan Scatter Plot. Uji Glejser adalah meregresikan antara variabel bebas dengan variable residual absolute, dimana apabila nilai p>0,05 maka variabel bersangkutan dinyatakan bebas heteroskedastisitas. Sedangkan cara yang digunakan untuk mendeteksi heteroskesdatisitas berdasarkan Scatter Plot adalah jika titiknya menyebar diatas dan dibawah angka nol dan tidak membentuk pola tertentu maka model regresi bebas dari masalah heteroskedastisitas. 6.3. Analisis Regresi Analisis regresi digunakan untuk memprediksi pengaruh lebih dari satu variabel independen terhadap satu variabel dependen, baik secara parsial maupun simultan. Mengingat penelitian ini menggunakan tiga variabel independen, maka persamaan regresinya sebagai berikut :
http://digilib.mercubuana.ac.id/
86
TAXAVit = α0 + β1INSOWNit + β2ISTOWNit + β3BLKOWNit + β4DTAC + εit Keterangan : TAXAVit
= Tax avoidance perusahaan i tahun t, diukur melalui : BTDit = b1 DA_modit + uj + еit
INSOWN
= persentase saham milik insider ownerships
ISTOWN
= persentase saham milik institutional ownerships
BLKOWN
= persentase saham milik block-holders ownerships
DTAC
= Dicretionary Accrual perusahaan i pada periode t
εit
= Error
Interpretasi hasil analisis regresi sebagai berikut : 1. Uji t Output hasil uji t dilihat untuk mengetahui pengaruh variabel independen
secara
individu
terhadap
variabel
dependen,
dengan
menganggap variable independen lainnya konstan (Gujarati, 1999). Penetapan untuk mengetahui hipotesis diterima atau ditolak ada 2 cara yang dapat dipilih yaitu : a. Membandingkan t hitung dengan t tabel t hitung < t tabel maka Ho diterima atau Ha ditolak. Artinya tidak ada pengaruh signifikan dari variabel independen secara individual terhadap variabel dependen t hitung > t tabel maka Ho ditolak dan Ha
http://digilib.mercubuana.ac.id/
87
diterima. Artinya ada pengaruh signifikan dari variabel independen secara individual terhadap variable dependen b. Melihat probabilities values Probabilities value > derajat keyakinan (0,05) maka Ho diterima atau Ha ditolak. Artinya tidak ada pengaruh signifikan dari variabel independen secara individual terhadap variabel dependen. Probabilities value < derajat keyakinan (0,05) maka Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya ada pengaruh signifikan dari variabel independen secara individual terhadap variabel dependen. 2. Koefisien Determinasi Koefisien determinasi bertujuan untuk mengetahui persentasi besarnya melihat hal tersebut adalah : Sumbangan Efektif (SE) = R Square X 100 %
http://digilib.mercubuana.ac.id/