BAB IV DESAIN DAN METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu data primer. Data primer yaitu data yang berasal langsung dari sumber data yang dikumpulkan secara khusus dan berhubungan langsung dengan permasalahan yang diteliti (Cooper dan Emory, 1996 dalam Jatmiko, 2006). Sumber data primer pada penelitian ini diperoleh langsung dari para Wajib Pajak orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha dan pekerjaan bebas yang berada di KPP Pratama Jakarta Pasar Rebo. Data ini merupakan kuesioner yang telah diisi oleh para Wajib Pajak yang menjadi responden terpilih dalam penelitin ini. B. Operasionalisasi Variabel dan Pengukuran Variabel Variabel terikat (Y) dalam penelitian ini adalah Kepatuhan Wajib Pajak (Y), sedangkan variabel bebas (X) dalam penelitian ini yaitu Kesadaran Perpajakan (X 1), Pelayanan Fiskus (X2), dan Sanksi Perpajakan (X3). Pengukuran skala ordinal diukur berdasarkan skala likert, Riduwan dan Kuncoro (2014) menjelaskan bahwa “Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, persepsi seseorang atau kelompok tentang kejadian atau gejala sosial”. Dimensi operasional dari masing-masing variabel tersebut akan dijelaskan sebagai berikut: a. Kesadaran Perpajakan adalah keadaan mengetahui dan mengerti perihal pajak. Penilaian positif masyarakat Wajib Pajak terhadap pelaksanaan fungsi negara oleh pemerintah akan menggerakkan masyarakat untuk mematuhi kewajibannya untuk
37
38
membayar pajak. Pengukuran variabel Kepatuhan Wajib Pajak menggunakan skala ordinal dengan teknik pengukuran skala likert dengan pola sebagai berikut. STS TS 1 2
KS 3
S 4
SS 5
Keterangan: STS : Sangat tidak setuju TS : Tidak setuju KS : Kurang setuju S : Setuju SS : Sangat setuju b. Pelayanan fiskus adalah cara petugas pajak dalam membantu, mengurus, atau menyiapkan segala keperluan yang dibutuhkan seseorang yang dalam hal ini adalah Wajib Pajak. Pengukuran variabel Kepatuhan Wajib Pajak menggunakan skala ordinal dengan teknik pengukuran skala likert dengan pola sebagai berikut. STS TS 1 2
KS 3
S 4
SS 5
Keterangan: STS : Sangat tidak setuju TS : Tidak setuju KS : Kurang setuju S : Setuju SS : Sangat setuju c. Sanksi perpajakan merupakan jaminan bahwa ketentuan peraturan perundangundangan perpajakan (norma perpajakan) akan dituruti/ditaati/dipatuhi. Atau dengan kata lain sanksi perpajakan merupakan alat (preventif) agar Wajib Pajak tidak melanggar norma perpajakan. Pengukuran variabel kepatuhan Wajib Pajak menggunakan skala ordinal dengan teknik pengukuran skala likert dengan pola sebagai berikut.
39
STS TS 1 2
KS 3
S 4
SS 5
Keterangan: STS : Sangat tidak setuju TS : Tidak setuju KS : Kurang setuju S : Setuju SS : Sangat setuju d. Kepatuhan Wajib Pajak merupakan ketaatan, tunduk, dan patuh serta melaksanakan ketentuan perpajakan yang dilakukan oleh Wajib Pajak. Jadi, Wajib Pajak yang patuh adalah Wajib Pajak yang taat dan memenuhi serta melaksanakan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. Pengukuran variabel kepatuhan Wajib Pajak menggunakan skala ordinal dengan teknik pengukuran skala likert dengan pola sebagai berikut. STS TS 1 2
KS 3
S 4
Keterangan: STS : Sangat tidak setuju TS : Tidak setuju KS : Kurang setuju S : Setuju SS : Sangat setuju
SS 5
40
Dimensi dan indikator dari variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Tabel 4.1 Operasionalisasi Variabel Variabel Kesadaran Perpajakan (X1)
Dimensi Sadar
1. 2. 3. 4.
Pelayanan Fiskus (X2)
Fiskus
1. 2.
3.
4. Sanksi Perpajakan (X3)
Sanksi
1.
2. 3. 4. Kepatuhan Wajib Pajak (Y)
Patuh
1.
2. 3. 4. 5.
Indikator Memberikan Kontribusi dana untuk pelaksanaan fungsi perpajakan Kesadaran masyarakat sebagai pembayar pajak Pajak merupakan sumber penerimaan terbesar Membayar pajak merupakan kewajiban sebagai warga Negara Fiskus telah memberikan pelayanan pajak dengan baik Wajib Pajak merasa bahwa penyuluhan yang dilakukan oleh fiskus dapat membantu pemahaman mengenai hak dan kewajiban selaku Wajib Pajak Fiskus senantiasa memperhatikan keberatan Wajib Pajak atas pajak yang dikenakan Cara membayar dan melunasi pajak adalah mudah / efisien Sanksi diperlukan untuk menciptakan kedisiplinan Wajib Pajak dalam membayar pajak Sanksi dilaksanakan dengan tegas kepada Wajib Pajak yang melanggar Sanksi diberikan sesuai dengan pelanggaran yang dilakukan Penerapan sanksi harus sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku WP menyediakan data-data yang lengkap ketika pemeriksaan pajak dilakukan WP yang mengisi formulir pajak dengan jelas, lengkap & benar WP menghitung pajak yang terutang dengan jumlah yang benar WP membayar pajak yang terutang tepat pada waktunya WP tepat waktu dalam menyampaikan
Pengukuran 5 poin Skala Likert, 1 untuk STS hingga 5 untuk SS
5 poin Skala Likert, 1 untuk STS hingga 5 untuk SS
5 poin Skala Likert, 1 untuk STS hingga 5 untuk SS
5 poin Skala Likert, 1 untuk STS hingga 5 untuk SS
41
Surat Pemberitahuan (SPT) 6. WP membayar pajak sesuai dengan tarif yang dibebankan 7. WP tidak melakukan tunggakan dalam membayar pajak Sumber : Penulis C. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Populasi penelitian adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Suyono dalam Prasetyo, 2006). Tabel 4.2 Jumlah Wajib Pajak KPP Pratama Jakarta Pasar Rebo Tahun 2010 – 2014 Tahun
WP Badan
WP OP
WP OP (Kegiatan Usaha dan Pekerjaan Bebas) 2010 9.517 164.876 20.767 2011 10.307 182.554 23.857 2012 11.236 198.213 26.562 2013 12.103 215.218 27.777 2014 13.018 238,999 32.269 Sumber : KPP Pratama Jakarta Pasar Rebo
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Wajib Pajak orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha dan pekerjaan bebas yang terdaftar di KPP Pratama Jakarta Pasar Rebo. Jumlah populasi dalam penelitian ini yaitu 32.269 Wajib Pajak. 2. Sampel Tehnik sampling yang digunakan dalam penelitian adalah probability sampling yaitu tehnik pengambilan sampel yang menggunakan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dapat dipilih menjadi anggota sampel. Menurut Sekaran
42
(2006) pengambilan sampel adalah proses memilih sejumlah elemen secukupnya dari populasi, sehingga penelitian terhadap sampel dan pemahaman tentang sifat dan karakternya akan membuat kita dapat menggeneralisasikan sifat atau karakteristik tersebut pada elemen populasi. Hakekatnya setiap anggota atau unit populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk diseleksi sebagai sampel, apabila anggota populasi bertemu secara kebetulan dengan peneliti dan dipandang sebagai sumber data. Metode yang digunakan untuk menentukan jumlah sampel oleh peneliti menggunakan rumus dari Taro Yamane yang dinyatakan dengan rumus sebagai berikut: N n= N. d² + 1 Keterangan : n = Jumlah Sampel N = Jumlah Populasi d² = Presisi yang ditetapkan (1%, 5%, 10%) Sumber : Riduwan dan Kuncoro (2014;44) Jumlah populasi adalah 32.269 dengan tingkat presisi sebesar 10%, maka dengan menggunakan rumus diatas diperoleh sampel : n=
=
32.269 32.269. 0,1² + 1 32.269 323,69
= 99,69 ≈ 100
Jadi jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 100 Wajib Pajak orang pribadi. Sampel dalam penelitian ini adalah Wajib Pajak orang pribadi yang memiliki Kriteria : 1. Melakukan Kegiatan Usaha 2. Pekerjaan Bebas
43
D. Tehnik Pengumpulan Data Pengumpulan data primer dilakukan dengan metode survei menggunakan media angket (kuesioner). Sejumlah pertanyaan diajukan kepada responden dan kemudian responden diminta menjawab sesuai dengan pendapat mereka. Untuk mengukur pendapat responden digunakan skala likert lima angka yaitu mulai angka 5 untuk pendapat sangat setuju (SS) dan angka 1 untuk sangat tidak setuju (STS). Perinciannya adalah sebagai berikut: Angka 1 = Sangat tidak setuju (STS) Angka 2 = Tidak setuju (TS) Angka 3 = Kurang setuju (KS) Angka 4 = Setuju (S) Angka 5 = Sangat setuju (SS) 1. Uji Instrumen Penelitian 1.1. Uji Validitas Alat uji ini bagi peneliti memberikan keyakinan akan kebenaran atas data-data yang diperoleh dari jawaban kuesioner. Tukiran dan Efendi (2012) menuliskan bahwa Validitas menunjukkan sejauh mana alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur. Jika peneliti menggunakan kuesioner, maka kuesioner yang digunakan harus mampu mengukur apa yang ingin diukur. Uji validitas ini menggunakan tehnik analisa item yaitu mengkorelasikan skor tiap butir pertanyaan dengan skor total yang merupakan jumlah tiap skor butir dengan menggunakan rumus korelasi Product Moment (Tukiran dan Efendi, 2012). Berikut ini rumus Product Moment :
44
n∑XY-(∑X)(∑Y) r= √{n∑X²-(∑X)²}{N∑Y²-(∑Y)²}
Keterangan : R N X Y
= Koefisien korelasi = Banyaknya sampel = Nomor Pertanyaan = Jumlah Skor setiap responden
Sebelum dibagikan kuesioner kepada responden, peneliti terlebih dahulu melakukan uji dahulu melakukan uji pendahuluan (pilot test), yang dilakukan pada 20 orang konsultan pajak dari 5 perusahaan konsultan pajak yang berada di Jakarta Timur. Untuk melihat validitas dari masing–masing item kuesioner digunakan corrected itemtotal correlation. Jika rhitung >rtable maka dapat dikatakan valid, dimana rtable untuk n=20 adalah 0,3783. Untuk memudahkan proses perhitungan koefisien korelasi maka digunakan aplikasi software SPSS versi 20. 1.2. Uji Reliabilitas Sifat instrumen penelitian harus selalu dapat dipercaya (reliable). Tukiran dan Efendi (2012) menjelaskan “reliabilitas adalah indek yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Ghozali (2007) menjelaskan bahwa reliabilitas sebenarnya adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Uji reliabilitas bertujuan untuk mengetahui apakah alat pengumpul data pada dasarnya menunjukkan tingkat ketepatan, keakuratan, kestabilan atau konsistensi alat tersebut dalam mengungkapkan gejala tertentu dari sekelompok individu walaupun pada waktu yang berbeda.
45
Uji reliabilitas data penelitian ini menggunakan koefisien Alpha Cronbach’s. Koefisien Alpha Cronbach’s merupakan koefisien reliabilitas yang paling sering digunakan dengan alasan koefisien ini menggambarkan varians dari item-item sekaligus untuk mengevaluasi internal consistency, dengan rumus sebagai berikut :
r11 =
1−
∑
Keterangan : r11 : Nilai reliabilitas Si : Jumlah varians skor tiap-tiap item St : Varians total K : Jumlah item Sumber : Riduwan dan Kuncoro (2014)
Nilai batas yang digunakan untuk derajat reliabilitas adalah Cronbach’s Alpha (Sekaran, 2006). Patokan yang umumnya telah diterima secara luas adalah bentuk indikator yang mendapat koefisien lebih besar dari 0,70 dinyatakan reliable, walaupun angka tersebut bukanlah angka mati. Untuk memudahkan proses perhitungan maka digunakan aplikasi software SPSS versi 20. 2. Uji Asumsi Klasik 2.1. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan dengan metode kolmogorov smirnov, dengan melihat nilai signifikan pada 0.05. Jika nlai signifikan yang dihasilkan<0,05 maka data tidak terdistribusi normal, jika nilai signifikan yang dihasilkan>0,05 maka data terdistribusi normal.
46
2.2. Uji Multikolinieritas Untuk menguji adanya multikolinieritas dapat dilihat melalui nilai Variance Inflantion Factor (VIF) dan toleransi. Jika VIF<10 dan tolerance>0,1 maka tidak terjadi multikolinieritas tapi jika VIF>10 dan tolerance>0,1 berarti terjadi multikolinieritas. 2.3. Uji Heteroskedastisitas Untuk mendeteksi adanya heteroskedastisitas dapat menggunakan uji glejser. Dalam uji ini, apabila hasil sig>0.05 maka tidak terdapat gejala heteroskedastisitas, model yang baik ialah tidak terjadi heteroskedastisitas. E. Tehnik Analisis Data 1. Analisis Deskriptif Analisis deskriptif adalah proses data yang telah didapat dari responden. Data tersebut dianalisis dengan langkah-langkah sebagai berikut : (a) verifikasi data yaitu memeriksa kembali kuesioner yang telah diisi oleh responden untuk memastikan apakah semua pertanyaan sudah dijawab dengan lengkap oleh responden, (b) menghitung nilai jawaban yang dilakukan dengan cara : menghitung frekuensi dari jawaban yang diberikan responden atas setiap item pertanyaan yang diajukan, menghitung rata-rata skor item, mengitung nilai rata-rata jawaban responden. 2. Pengujian Model Alat analisis regresi berganda digunakan untuk melihat pengaruh beberapa variable independen terhadap variabel dependen. Kegiatan perhitungan statistik
47
menggunakan software SPSS versi 20. Persamaan regresi untuk menguji hipotesis tersebut adalah sebagai berikut : Y = a+b1X1+b2X2+b3X3+e Dimana : Y = Kepatuhan Wajib Pajak X1 = Kesadaran Perpajakan X2 = Pelayanan Fiskus X3 = Sanksi Perpajakan a = Konstanta e = Error atau variabel gangguan b1, b2, b3 = Koefisien regresi 2.1. Uji kelayakan Model 2.1.1. Uji F Uji Statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel bebas dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat. Uji F statiastik digunakan untuk melihat apakah model regresi yang digunakan sudah fixed atau belum, dengan ketentuan jika p value>(α)=0,05 dan F hitung > F tabel, model tersebut sudah fixed dan bias digunakan untuk menguji hipotesis. Dengan tingkat kepercayaan untuk pengujian hipotesis adalah 95% atau (α)=0,05. 2.1.2. Uji Hipotesis (Uji t) Uji statistik t-test pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh suatu variabel penjelas secara individual dalam menerangkan variasi variabel terikat. 1. Jika thitung>ttabel maka H0 ditolak berarti ada hubungan yang signifikan antara variabel bebas yaitu Komitmen Organisasi, Budaya Organisasi, dan Kepuasan Kerja dengan variabel terikat yaitu Kinerja Organisasi Publik.
48
2. Jika thitung