BAB IV DESAIN DAN METODE PENILITIAN A.1.
Jenis Penelitian Data yang digunakan dalam penilitian ini adalah data primer. Bersumber dari
jawaban responden atas beberapa item pertanyaan tentang karakteristik sasaran penganggaran, ketidakpastian tugas, dan kinerja manajerial yang diperoleh dari sumber para penanggung jawab unit usaha yang ikut serta dan bertanggung jawab penyusunan anggaran di perusahaan. Data dikumpulkan dengan cara mengantar langsung kuesioner ke alamat responden, demikian pula pengembaliannya dijemput sendiri ke alamat responden sesuai janji respoden. Untuk menghindari kesalahan pemahaman maka kepada masing – masing responden disertakan rekomendasi penelitian serta menjelaskan bahwa penilitian ini dimaksudkan hanya untuk pengembangan ilmu dan dijaman kerahasiaannya. A.2.
Populasi dan Teknik Penentuan Sampel Penilitian ini difokuskan pada manajer fungsional yang terlibat langsung didalam
penyusunan anggaran perusahaan (departemen keuangan, departemen produksi, departemen program, departemen pemasaran, departemen procedural dan policy, departemen HRD dan GS, departemen news) dari perusahaan televisi penyiaran. Agar respon penelitian mencakup sebagian besar manajer dan penanggung jawab unit usaha yang terdapat di perusahaan MNCTV, maka kuesioner yang dikirim sebanayak 87
39
40
kuesioner dengan rincian Ganeral Manager 2 responden, Division Head 10 responden, Departemen Head 27 responden dan Section Head 47 responden. B.1.
Definisi dan Operasionalisasi Variabel Instrumen – instrument yang digunakan dalam penilitian ini meliputi instrument
untuk variable independen, yaitu karakteristik sasaran penganggaran dan ketidakpastian tugas sebagai variable kontijensi dan kinerja manajerial sebagai variable dependen Judul : Pengaruh hubungan antara karakteristik anggaran terhadap kinerja manajerial dengan ketidak pastian tugas sebagai variabel moderasi
Fenomena / Fakta : 1. Anggaran berfungsi sebagai arahan dan patokan bagi manajer dalam melakukan berbagai aktifitas perusahaan agar dapat sesuai dengan strategi perusahaan 2. Anggaran dapat digunakan sebagai alat atau media komunikasi dan kordinasi antara bagian daam organisasi 3. Anggaran merupakan alat pendelegasian tanggung jawab dan mengaloksian sumberdaya bagi manajer, sekaligus pemberitahuan mengenai kinerja yang diharapkan dari mereka 4. Anggaran berfungsi sebagai dasar untuk mengevaluasi dan mengukur prestasi dan kinerja manajer Identifikasi Masalah : Apakah karakteristik penganggaran yang tinggi antara partisipasi, kejelasan sasaran, kesulitan sasaran anggaran akan mempengaruhi kinerja manajerial.
Hipotesis : Terdapat pengaruh partisipasi anggaran, sasaran anggaran, sasaran anggaran ketidak pastiaan tugas
Kajian Pustaka : terhadap kejelasan kesulitan terhadap
1. Managemant Kontrol Sistem 2. Managemant Accounting 3. Organization Commitment
41
Variabel : Partisipasi Anggaran, Kejelasan Sasaran Anggaran, Kesulitan Sasaran Anggaran, Umpan Balik, Ketidak Pastian Tugas dan Kinerja Manajerial
Desain & Metode Penelitian : 1. 2. 3. 4. 5.
B.2.
Lokasi & Waktu Penelitian : MNCTV ( PT. Cipta TPI ) Metode / Jenis Penilitian : Penelitian Kausal Jenis Data : Primer Sumber Data : Koesioner Metode Analisa Data : § Analisa Statistik Deskriptif, dengan menggunakan : Jawaban Koesioner § Analisa Kuantitatif, dengan menggunakan: a. Uji Instrument : Uji Validitas dan Uji Realibilitas b. Uji Asumsi Klasik : Uji Normalitas, Uji Multikolinearitas dan Uji Heteroskedastisitas c. Uji Hipotesis : Uji Regresi Linear Berganda
Pengukuran Variabel Sesuai dengan gambaran paradigma penelitian, maka variable - variable penelitian
ini dikelompokan menjadi :
No 1.
Variabel Partisipasi
Definisi Variabel proses pengambilan keputusan bersama oleh dua pihak atau lebih yang
Dimensi
Indikator
1. Keterlibata n Anggota 2. Kontribusi
1. Pengetahuan terhadap jenis anggaran unit usaha 2. Interaksi anggaran unit
Skala Pengukuran Ordinal
42
mana keputusan tersebut dimasa yang akan datang mempunyai pengaruh terhadap mereka
2.
Kejelasan Sasaran
sasaran anggaran yang ditetapkan secara spesifik dan jelas, dan yang dapat dipahami oleh pihak yang bertanggung jawab terhadap pencapaiannya
1. Relavansi 2. Delegasi Wewenang
3.
Kesulitan Sasaran
Sasaran yang sangat ketat dan sulit dicapai, pada sisi lain akan
1. Proses Aplikasi 2. Pemahama n Tugas
usaha 3. Hubungan penganggaran antara unit usaha 4. Pemahaman mengenai informasi anggaran yang dibutuhkan unit usaha 5. Keyakinan unit usaha atas target yang telah dan akan dicapai 1. Manfaat Ordinal anggaran yang digunakan dalam unit usaha 2. Target anggaran yang ingin dicapai unit usaha 3. Tanggung jawab unit usaha terhadap anggaran unit usaha 4. Format laporan unit usaha 5. Ketepatan laporan unit usaha 1. Pemahaman Ordinal terhadap aplikasi penganggaran 2. Pemahaman
43
mengakibatkan perasaan gagal, frustasi
3.
4.
5. 4.
Umpan Balik
pemberian 1. Responsif informasi 2. Komunikas mengenai i benar atau tidaknya anggaran digunakan, disertai dengan informasi tambahan berupa penjelasan letak kesalahan atau pemberian motivasi verbal/tertulis
1.
2.
3.
4.
5.
5.
Ketidak pastian Tugas
Pengulangan mengacu pada frekuensi dimana tugas yang penting
1. Delegasi 2. Perbedaan Informasi
1.
2.
penginput anggaran dalam sistem pengganggara n Besarnya target yang akan dicapai Sistem pengolahan data yang rumit Reward and Punishment Inisiatif Ordinal terhadap respon unit usaha Feed back pemahan terhadap jenis biaya yang digunakan unit usaha Kesesuaian anggaran dengan biaya yang diberikan Perilaku biaya terhadap anggaran Perbedaan informasi biaya di setiap departemen terhadap anggaran di unit usaha Penguasaan Ordinal anggaran terhadap jenis biaya Lemahnya
44
dilakukan dan keterbukaan mengacu pada setting organisasional
3.
4. 5. 6.
Kinerja Pencapaian 1. Proses Manajerial unit usaha atau Bisnis perusahaan 2. Struktur dalam suatu Organisasi periode tertentu yang diukur berdasarkan aspek financial dan proses bisnis internal Sumber : Diolah
1. 2. 3. 4. 5.
pelatihan SDM Sistem SOP tidak berjalan sesuai prosedur Transparansi informasi Sumber Informasi Produktivitas Kapabilitas Penilaian unit usaha Beban biaya operasional Keuntungan operasional unit usaha
Ordinal
Partisipasi Penyusunan Anggaran adalah suatu tingkat keterlibatan dan pengaruh individu dalam proses penyusunan anggaran ( Brownell, 1982b). Partisipasi dalam proses penganggaran berkaitan dengan tingkat keterlibatan dan pengaruh para individu dalam proses penyusunan anggaran pada pusat pertanggung jawaban yang mereka pimpin. Instrumen yang digunakan untuk mengukur variable partisipasi menggunakan instrument yang dikembangkan oleh Kenis (1979), dan telah digunakan oleh Pasoloran (2002). Instrumen ini terdiri dari 5 butir pertanyaan yang mengukur tingkat partisipasi, pengaruh yang dirasakan dan konstribusi responden dalam proses penyusunan anggaran, dengan memilih skala 1 sampai skala 5. Kejelasan Sasaran Anggaran, Kejelasan sasaran anggaran mengacu pada tingkat di mana sasaran anggaran yang ditetapkan secara spesifik dan jelas, dan yang
45
dipahami oleh pihak yang bertanggung jawab terhadap pencapainnya (Kenis, 1979). Variabel kejelasan sasaran anggaran dalam penilitian ini diukur dengan instrument yang digunakan oleh Kenis (1979) yang dikembangkan oleh steers (1976) dan telah digunakan Pasoloran (2002). Instrumen tersebut berisi 5 butir pertanyaan untuk mengukur tingkat kejelasan sasaran. Responden diminta untuk memilih skala 1 sampai 5 pada setiap pertanyaan. Skala rendah menunjukkan kejelasan sasaran yang rendah, sebaliknya skala tinggi menunjukkan kejelasan sasaran yang tinggi. Kesulitan Sasaran Anggaran, tingkat kesulitan sasaran anggaran mencakup derajat kesulitan yang dirasakan oleh manajer dalam mencapai anggaran mulai dari sasaran anggaran yang sangat longgar dan mudah dicapai sampai dengan yang sangat ketat dan susah dicapai. Instrumen yang digunakan untuk mengukur variable ini diadopsi Kenis (1979) dan dikembangkan oleh steers (1976) dan telah digunakan Pasoloran (2002), dimana digunakan 5 butir pertanyaan yang mengukur tingkat kesulitan anggaran dan upaya yang harus dilakukan untuk mencapai anggaran yang telah ditetapkan. Satu item pertanyaan mengenai karakteristik sasaran secara umum dimana responden diminta untuk menjawab masing-masing pertanyaan dengan memilih skala 1 yang menunjukkan sasaran anggaran yang sagat longgar (too loose), sampai dengan skala 5 yang menunjukkan sasaran anggaran yang ketat (too tight) Umpan Balik Anggaran, umpan balik anggaran diukur dengan tiga item pertanyaan yang diadopsi dari Kenis (1979) dan telah digunakan Pasoloran (2002). Setiap responden diminta untuk menyatakan persepsinya dengan memilih satu nilai dalam skala 1 yang menunjukkan sangat tidak setuju, sebaliknya skala 5 menunjukkan sangat setuju atas persepsi manajer atas umpan balik anggaran.
46
Pengujian validitas koonstruk dengan analisis faktor , keempat variable sistem penganggaran (partisipasi penyusunan anggaran, kejelasan sasaran anggaran, kesulitan sasaran anggaran, dan umpan balik anggaran), dari hasil korelasi interscale oleh Kenis (1979) ditunjukkan secara relative independen, tidak satupun korelasi yang signifikan pada level 0,05. Ketidakpastian Tugas (Task Uncertainty). Menurut Galb (1973) ketidakpastian tugas didefinisikan sebagai perbedaan antara informasi yang diinginkan atau diperlukan untuk menejalankan tugas dengan informasi yang tersedia. Sehingga ketidakpastian tugas berhubungan erat dengan konsep proses penyediaan informasi. Jika tugas dimengerti dengan baik maka dimungkinkan untuk melakukan persiapan-persiapan sehingga alokasi sumber daya dapat segera dilakukan. Untuk mengukur persepsi manajer atas ketidakpastian tugas yang dirasakan digunakan 3 item pertanyaan yang dikembangkan dari Kern (1992) dan peniliti kembangkan menjadi 4 item pertanyaan. Item-item pertanyaan diskor dengan menggunakan skala likert dari skala 1 (sangat tidak setuju) sampai 5 (sangat setuju). Skala rendah menunjukkan ketidakpastian tugas yang dirasakan tinggi dan skala tinggi menunjukkan ketidakpastian tugas yang dirasakan rendah. Kinerja Manajerial Kinerja manajerial dalam penilitian ini adalah kinerja para individu atau tingkat kecakapan manajer dalam melaksanakan tugasnya selaku manajer yang meliputi kegiatan perencanaan, investigasi, pengkoordinasian, pengaturan staf, negoisasi, perwakilan, pengawasan, dan evaluasi. Kinerja manajer diukur dengan menggunakan instrument self rating yang dikembangkan Mahoney et al. (1963).
47
Penilitian-penilitian sebelumnya yang telah menggunakan instrument ini antara lain oleh Brownel dan McInnes (1986), Govindarajan (1986), Gul et al. (1995), Pasoloran (2002) yang merupakan pengembangan dari delapan kegiatan manajerial. Setiap responden diminta mengukur sendiri kinerjanya yang terbagi dalam delapan dimensi, serta satu dimensi pengukuran kinerja seorang manajer secara keseluruhan. Skala kinerja terdiri dari; 1 sampai dengan 5, responden diminta mengukur kinerjanya sendiri dengan memilih satu nilai salam skala tersebut. Skala rendah (nilai 1) menunjukkan kinerja yang rendah, sedangkan skala tinggi (nilai 5) menunjukkan kinerja yang tinggi. C.
Analisis Data Metode analisa data ini dilakukan dengan tujuan untuk menguji hipotesis dalam
rangka penarikan kesimpulan. Metode analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: C.1.
Analisa Statistik Deskriptif Analisa statistik deskriptif digunakan dalam penelitian ini, untuk mengetahui
karakteristik demograsi responden, memberikan deskripsi dari seluruh jawaban responden dan mengkaji variabel – variabel penelitian yang terdiri dari Partisipasi Anggaran (X1), Kejelasan Sasaran Anggaran (X2), Kesulitan Sasaran Anggaran (X3 ), Umpan balik anggaran (X4 ) Ketidak Pastian Tugas (X5 ), dan Kinerja Manajerial ( Y ). Untuk mengukur variabel – variabel dalam penelitian ini, maka jawaban koesioner yang telah diisi responden perlu diberikan skor, dengan ketentuan sebagai berikut :
48
a.
Jika jawaban sangat memahami permasalahan maka diberikan nilai 5
b.
Jika jawaban memahami permasalahan maka diberikan nilai 4
c.
Jika jawaban ragu - ragu maka diberikan nilai 3
d.
Jika jawaban tidak memahami permasalahan maka diberikan nilai 2
e.
Jika jawaban sangat tidak memahami permasalahan maka diberikan nilai 1
C.2. C.2.1
Uji Kualitas Data Uji Validitas Instrument Uji Validas Instrument, dilakukan untuk mengetahui apakah alat ukur (koesioner)
yang ada (disusun) valid atau tidak (Ghozali, 2006). Hasil pegujian Validitas Instrument ditunjukan oleh suatu indeks yang menjelaskan seberapa jauh alat ukur (koesioner) benar – benar mengukur apa yang perlu diukur. Dengan kata lain, suatu koesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada koesioner mampu untuk mengungkapkan suatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Suatu koesioner dikatakan valis (absah), jika jawaban seorang responden terhadap pertanyaan yang terdapat dalam koesioner tersebut adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Uji Validitas dalam penelitian ini dilakukan menggunakan Pearson Correlation, sehingga diperoleh nilai r hitung dari output SPSS pada kolom corrected Item – Total Correlation. Selanjutnya, membandingkan nilai r hitung dengan nilai r tabel, yang diperoleh dengan menggunakan rumus df = n – 2 dimana n adalah jumlah sampel dan tingkat signifikansi 5% ( Ghozali, 2006 ).
49
Dasar pengambilan keputusan untuk menguji validitas kuesioner adalah : •
Jika r hitung positif (+) dan r hitung > r tabel, maka variabel / indikator tersebut valid.
•
Jika r hitung negatif (-) serta r hitung < r tabel, maka variabel / indikator tersebut tidak valid.
C.2.2.
Uji Reliablitas Instrumen Uji Realibilitas instrument dilakukan hanya pada pertanyaan pertanyaan yang
telah melalui pengujian validitas, dan yang dinyatakan valid. Pengujian ini untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran terhadap item – item pertanyaan apakah tetap konsisten bila dilakukan dua pengukuran atau lebih terhadap gejala yang sama dengan alat ukur yang sama. Hasil pengujian realibilitas instrumen ditunjukan dalam suatu indeks yang menjelaskan seberapa jauh suatu alat ukur dapat dipercaya atau diandalkan. Teknik yang digunakan untuk menguji Realibiltas adalah Cronbach Alpha. Teknik ini dikembangkan oleh Cronbach untuk menghasilkan korelasi reliabilitas alpha, dan merupakan teknik pengujian konsistensi reliabilitas antara item-item yang terpopuler. Serta menunjukan indeks konsistensi yang sempurna. Dasar pengambilan keputusan yaitu apabila Cronbach Alpha > 0.6 (Ghozali, 2006). C.2.3.
Uji Asumsi Klasik
Analisa mengenai pengaruh Partisipasi Anggaran, Kejelasan Sasaran Anggaran, Kesulitan Sasaran Anggaran, dan umpan balik anggaran terhadap ketidak pastian tugas dapat dilakukan bila data yang diteliti telah memenuhi uji asumsi klasik.
50
Uji asumsi klasik yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah Uji Normalitas, Uji Multikolonearitas, dan Uji Heteroskedastisitas. C.2.4.
Uji Normalitas Uji Normalitas digunakan sebagai pertimbangan dalam pemilihan alat uji statistik
yang tepat untuk menetukan apakah data yang digunakan dalam peneliian dari masingmasing variabel terdistribusi normal atau tidak. Uji Normalitas dalam penelitian ini dilakukan dengan Uji Kolmogorov Smirnov. Uji Kolmogorov Smirnov merupakan suatu pengujian untuk menguji keselarasan data, dimana suatu sampel dikatakan terdistribusi normal atau tidak terdistribusi normal. Jika nilai signifikansi yang dihasilkan lebih besar dari 0.05, makan data terdistribusi normal. Sebaliknya jika nilai s ignifikansi yang dihasilkan sama dengan atau lebih kecil dari 0.05, sehngga data tidak terdistribusi normal, maka pengujian hipotesis dilakukan dengan statistik non-parametik, karena statistik non-parametik tidak memerlukan asumsi normalitas data. Hipotesis untuk Uji Normalitas adalah : 1. H0 :
Data terdistribusi normal
2. H1 :
Data terdistribusi tidak normal
Kriteria pengambilan Keputusannya, yaitu : 1. Signifikansi > 0.05 ( H0 diterima : Data terdistribusi normal ) 2. Signifikansi < 0.05 ( H1 Ditolak : data tedistribusi tidak normal )
51
C.2.5.
Uji Multikolinearitas Uji Multikoloniearitas dimaksud untuk membuktikan apakah terdapat hubungan
linear
antara
variabel
independen
(Multikolinearitas)
dalam
model
regresi.
Multikoloniearitas dapat dilihat pada Tolerance Value atau Variance Inflation Faktor (VIF). Apabila Toleance Value dibawah 10 atau Variance Inflation Faktor (VIF) dengan nilai F diatas 10, maka terjadi multikolonearitas (Gujarati, 1999). Apabila nilai F diatas 10, maka salah satu variabel harus dikeluarkan dari persamaan. Hipotesis untuk menguji multikoloniearitas adalah : 1. H0 :
tidak ada multikolonieritas
2. H1 :
terjadi multikolonieritas
Kriteria pengambilan keputusannya : 1. Jika VIF > 10
( H0 ditolak : terjadi multikolonieritas )
2. Jika VIF < 10
( H0 ditolak : tidak ada multikolonieritas )
C.2.6.
Uji Heteroskedastisitas Uji Heterokedastisitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi
yang digunakan, kesalahan pengganggu ( e ) mempunyai varians yang sama atau tidak dari suatu pengamatan ke pengamatan lainnya. Sehingga dapat diketahui apakah model regresi yang digunakan variasi residual yang bersifat heteroskedastisitas (varians dari setiap error bersifat heterogen). Model regresi yang baik adalah yang tidak terjadi heteroskedastisitas (bersifat homogen).
52
Untuk menguji heteroskedastisitas, dalam penelitian ini menggunakan nilai signifikan korelasi Rank Spearman antara masing-masing variabel independent dengan residualnya. Jika pada baris Residual nilainya signifikan lebih besar dari α (5%) maka tidak terdapat heteroskedastisitas. Sebaliknya jika lebih kecil dari α (5%) maka terdapat Heterosledastisitas. Hipotesis untuk Uji Heteroskedastisitas adalah : 1. H0 : tidak ada heteroskedastisitas 2. H1 : terjadi heteroskedastisitas Kriteria pengambilan keputusannya : 1. Jika pada baris Residual nilai (six2 tailed) > 5% ( H0 ditolak :
terdapat
heteroskedastisitas ) 2. Jika pada baris Residual nilai (six2 tailed) < 5% ( H0 diterima : tidak terdapat heteroskedastisitas ) C.3. Uji R2 ( Uji Koefisien Determinasi ) Uji R2 (Uji Koefisiensi Determinasi) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependent. Nilai koefisien diterminasi adalah 0 dan 1. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel – variabel bebas (independen) dalam menjelaskan variasi variabel terikat (dependent) sangat terbatas. Nilai yang mendekati 1 berarti variabel – variabel bebas memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memperediksi variasi variabel terikat. Namun
53
karena variabel bebas dalam penelitian ini melebihi dua, maka nilai R2 yang dipakai adalah nilai adjusted R2. KD = R2 x 100% Keterangan : KD
: Koefisien Determinasi
R2
: Adjusted R2 Pada pengujian ini dihitung besarnya koefisien determinasi (R 2), yaitu koefisien yang
menunjukan besarnya persentase pengaruh variabel independent terhadap variabel dependent. Tingkat signifikansi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 5%. Semua pengolahan data akan dilakukan dengan alat bantu komputer dengan menggunakan paket program SPSS for Windows. C.4. C.4.1
Uji Hipotesis Uji Statistik F ( Uji Signifikansi Simultan ) Uji Statistik F pada dasarnya menunjukan apakah semua variabel independenr
atau bebas yang dimaksukan dalam model secara simultan mempunyai pengaruh terhadap variabel dependent / terikat. Jadi merupakan pengujian yang dilakukan untuk menhetahui ada atau tidaknya hubungan seluruh variabel bebas, secara bersama – sama, terhadap variabel terikatnya. Pada dasarnya menunjukan apakah semua variabel independen atau bebas beldependent / terikat. Jadi merupakan pengujian yang dilakukan untuk mengetahui bahwa ada atau tidaknya hubungan seluruh variabel bebas secara bersama –
54
sama, terhadap variabel terikatnya. Pengambilan keputusan ditolak dan diterimanya hipotesis alternatif (H1) sebagai berikut : 1. Jika F hitung > F tabel atau nilai sig. < 0.05 maka H1 diterima ( secara simultan terdapat pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat ). 2. Jika F hitung < F tabel atau nilai sig. > 0.05 maka H1 ditolak ( secara simultan tidak terdapat pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat ). Persamaan penentuan F tabel dengan uji signifikasni 5% : 1. Menentukan nilai df1 = k – 1, dimana k adalah jumlah seluruh variabel. 2. Menentukan nilai df2 = N – k, dimana N besar adalah jumlah sampel Setelah diketahui nilai df1 dan df2 maka dikonsultasikan dengan F tabel yang ada pada lampiran buku – buku statistik. Contoh df1 = 2 dan df2 = 50 maka F besar ( 2 ; 50 ) = 3,1826 Langkah – langkah pengujian yang dilakukan dalam hal ini adalah sebagai berikut : Perumusan hipotesis untuk uji F adalah sebagai berikut : H0
: Partisipasi Anggaran, Kejelasan Sasaran Anggaran, Kesulitan Sasaran Anggaran dan umpan balik anggaran, secara simultan mempunya pengaruh signifikan terhadap ketidak pastian tugas
H1
: Partisipasi Anggaran, Kejelasan Sasaran Anggaran, Kesulitan Sasaran Anggaran, dan umpan balik anggaran secara simultan tidak mempunya pengaruh signifikan terhadap ketidak pastian tugas
55
Kriteria pengambilan keputusan untuk Uji F adalah : 1.
Jika F dihitung > F tabel ( H0 diterima : mempunyai signifikan )
2.
Jika F dihitung < F tabel ( H0 ditolak : tidak mempunyai signifikan ) Atau
1.
Jika sig. F statistik < 0.05 ( signifikan secara statistik : H0 diterima )
2.
Jika sig. F statistik > 0.05 ( tidak signifikan secara statistik : H0 ditolak )
C.4.2.
Uji Regresi Linear Berganda Untuk menganalisi pengaruh variabel bebas, yaitu Partisipasi Anggaran,
Kejelasan Sasaran Anggaran, dan Kesulitan Sasaran Anggaran, dan umpan balik anggaran terhadap
variabel terikat (Variabel Moderat) yaitu ketidakpastian tugas,
penulisan menggunakan regresi linear berganda karena baik variabel bebas maupun variabel terikat keduanya berskala interval / rasio dengan model sebagai berikut : Y = a + b1X1 + b2X2 + b 3X3 + b4X4 + b 1X1 X5 + b1X2 X5 + b1X3 X5+ b1X4 X5 + e Keterangan : Y
: Kinerja Manajerial
X1
: Partisipasi Anggaran
X2
: Kejelasan Sasaran Anggaran
X3
: Kesulitan Sasaran Anggaran
56
X4
: Umpan Balik Anggaran
X5
: Ketidak Pastian Tugas
X1.X5 : Partisipasi Anggaran terhadap Variabel Moderasi X2.X5 : Kejelasan Sasaran Anggaran terhadap Variabel Moderasi X3.X5 : Kesulitan Sasaran Anggaran terhadap Variabel Moderasi X4.X5 : Umpan balik Anggaran terhadap Variabel Moderasi e
: Standar Error ( Konstanta )