Bab 4 BAB IV. ARAH KEBIJAKAN PENANAMAN MODAL DI KABUPATEN BANYUASIN 4.1
Analisis Sektor Unggulan di Kabupaten Banyuasin Sektor ekonomi unggulan (basis) merupakan sektor yang memiliki
peranan dalam suatu perekonomian wilayah sehingga kemajuan dan kemunduran sektor ini akan mampu membawa pengaruh terhadap perekonomian wilayah tersebut. Teori basis ekonomi yang melandasi pemahaman
terhadap
sektor
basis
dalam
pembangunan
wilayah
dipergunakan untuk mengetahui potensi atau peranan suatu sektor dala perekonomian wilayah dan efek yang ditimbulkannya (Richardson, 2002) Aktifitas-aktifitas pada sektor basis akan menghasilkan pendapatan basis, sedangkan aktifitas-aktifitas non basis akan menghasilkan pendapatan non basisi. Penjumlahan pendapatan basisi dan non basis merupakan pendapatan total dari daerah/ wilayah yang bersangkutan (Sukirno, 1986) Implikasi dari aktifitas sektor basis adalah dengan bertambahnya aktifitas sektor basis dalam suatu daerah maka akan menambah arus pendapatan ke dalam daerah tersebut, sehingga peningkatan pendapatan sebagai akibat peningkatan sektor basis tersebut akan mengakibatkan peningkatan barang dan jasa pada daerah itu.
Draft Naskah Akademis Rencana Umum Penanaman Modal Kabupaten Banyuasin 2013-2025
68
Bab 4 Richardson (2002), mengemukakan bahwa metode kuosien lokasi paling lazim digunakan dalam mengidentifikasi aktifitas basis dan non basis. Hal ini disebabkan karena metode ini mempunyai beberapa keabaikan, antara lain adalah: 1) modelnya sederhana, 2) memperlihatkan penjualan barang-barang antara, 3) dapat diterapkan untuk data historis guna melihat kecenderungan, 4) mudah diterapkan, dan 5) relatif murah dalam mengoperasikannya. Selain itu juga dapat dipergunakan dengan menggunakan data PDRB atau data produksi, maupun data tenaga kerja di wilayah kajian dari masing-masing sektor/subsektor yang dikaji. Melalui kajian ini dapat diketahui bahwa berdasarkan perbandingan antar sektor dan subsektor di daerah kajian terhadap perbedaan potensi berdasarkan struktur ekonomi yang ada di daerah kajian tersebut. Berikut ini hasil kajian sektor basis di Kabupaten Banyuasin tahun 2012 dengan menggunakan metode LQ: 4.1.1 Location Quotient (LQ) Kabupaten Banyuasin Tahun 2012
Tinggi rendahnya tingkat kecukupan kebutuhan regional ditinjau dari nilai Location
Quetiont (LQ) pada masing-masing sektor. Perekonomian
Kabupaten Banyuasin mempunyai penopang utama di sektor primer. Nilai LQ sektor-sektor unggulan di Kabupaten Banyuasin memperlihatkan nilai yang tinggi. Beberapa sektor yang mempunyai nilai LQ diatas 1 (satu) memberikan gambaran bahwa sektor tersebut sebagai sektor utama dalam perekonomian Draft Naskah Akademis Rencana Umum Penanaman Modal Kabupaten Banyuasin 2013-2025
69
Bab 4 regional
Kabupaten
Banyuasin.
Secara
umum
nilai
LQ
tersebut
menggambarkan bahwa sektor yang dominan tersebut merupakan penopang utama dalam men-supply kebutuhan konsumsi output sektor tersebut terhadap permintaan regional.
Gambar 4.1 Location Quotient (LQ) Kabupaten Banyuasin Tahun 2012*
Sumber: BPS, data diolah
Nilai LQ lebih besar dari 1 (satu) secara umum berarti bahwa output sektor-sektor tersebut selain dapat mencukupi kebutuhan sendiri juga mencukupi daerah luar Kabupaten Banyuasin. Jika ditinjau berdasarkan nilai ekonomi 9 (sembilan) sektor memperlihatkan bahwa nilai LQ tertinggi berada pada kisaran nilai 1 (satu). Terdapat 3 (tiga) sektor yang mempunyai nilai tinggi atau sebagai sektor basis. Sektor yang mempunyai nilai LQ terbesar Draft Naskah Akademis Rencana Umum Penanaman Modal Kabupaten Banyuasin 2013-2025
70
Bab 4 pada tahun 2012 adalah sektor pertanian yang sebesar 1,83. Hal ini berarti bahwa output sektor pertanian tersebut selain dapat mencukupi permintaan regional
Kabupaten Banyuasin juga diekspor keluar wilayah Banyuasin.
Sejalan dengan letak geografis Kabupaten Banyuasin, secara umum sebagian besar hasil pertanian di Kabupaten Banyuasin diekspor ke Kota Palembang. Selain sebagai pusat pertumbuhan di Sumatera Selatan, Kota Palembang berbatasan langsung dengan Kabupaten Banyuasin sehingga menjadi tujuan utama ekspor utama.
Gambar 4.2 RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) KAWASAN PENDUKUNG PELABUHAN TANJUNG API-API
Draft Naskah Akademis Rencana Umum Penanaman Modal Kabupaten Banyuasin 2013-2025
71
Bab 4 Selanjutnya adalah sektor industri yang mempunyai nilai LQ mencapai 1,24. Sektor industri di Kabupaten Banyuasin cenderung maju seiring dengan perkembangan ekonomi regional. Letak geografis Kabupaten Banyuasin sebagai salah satu daerah penyangga Kota Palembang menempatkan Kabupaten Banyuasin sebagai salah satu tujuan investasi baru pada sektor industry. Selain hal itu faktor luas lahan yang masih besar serta keterbatasan luas Kota Palembang dalam pengembangan wilayah perindustrian sehingga menempatkan Kabupaten Banyuasin daerah utama pengembangan lokasi industri. Pembangunan infrastruktur jalan seperti daerah Tanjung api-api yang diusulkan sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) memberikan dampak pada tumbuh pesatnya sektor industri di daerah tersebut. (Gambar 4.2) Sektor unggulan yang mempunyai nilai LQ diatas 1 (satu) pada tahun 2012 berikutnya adalah sektor bangunan. Sektor bangunan mempunyai nilai lQ sebesar 1,14. Secara umum perekonomian suatu daerah tidak terlepas dari perekonomian daerah sekitarnya. Perkembangan Kota Palembang yang mempunyai kecenderungan bersifat memencar memberikan imbas besar pada pertumbuhan sektor kontruksi di Kabupaten Banyuasin. Salah satu imbasnya yaitu supply tenaga kerja di sektor bangunan berasal dari Kabupaten Banyuasin. Sedangkan beberapa sektor merupakan sektor non basis diperlihatkan dengan nilai LQ kurang dari 1 (satu). Nilai LQ yang kurang dari 1 (satu) Draft Naskah Akademis Rencana Umum Penanaman Modal Kabupaten Banyuasin 2013-2025
72
Bab 4 memberikan gambaran bahwa output sektor tersebut masih kurang dalam memenuhi permintaan dalam daerah. Sehingga diperlukan impor dari daerah lainnya. Selain 3 (tiga) sektor utama di atas, nilai sektor-sektor lainnya masih kurang dari 1 (satu). Sektor-sektor tersebut adalah sektor perdagangan yang sebesar 0,96 yang berarti bahwa nilai output sektor perdagangan di Kabupaten Banyuasin masih kurang dalam memenuhi kebutuhan dalam regional. Output sektor perdagangan di Kabupaten Banyuasin pada umumnya ditopang dari Kota Palembang. Berikutnya sektor pertambangan yang sekitar 0,68. Sektor pertambangan merupakan salah satu sektor penting
dalam
perekonomian
di
Kabupaten
Banyuasin.
Walaupun
berkontribusi cukup besar pada perekonomian regional akantetapi nilai LQ sektor tersebut masih kurang dari 1 (satu). Selanjutnya sektor jasa-jasa yang mempunyai nilai LQ sebesar 0,60. Pada sektor-sektor berikutnya mempunyai nilai LQ kurang dari 0,50. Secara umum semakin rendah nilai LQ suatu sektor maka tingkat ketergantungan output sektor tersebut pada daerah lain semakin tinggi. Nilai LQ terendah pada tahun 2012 di kabupaten Banyuasin adalah sektor listrik, gas, dan air bersih yang hanya sekitar 0,09. Hasil penghitungan statistik dan analisis dengan menggunakan metode LQ diatas, menunjukkan bahwa sektor basis atau unggulan di Kabupaten Banyuasin adalah sektor Pertanian, Sektor Industri dan Sektor Bangunan. Untuk mengetahui subsektor mana yang menjadi basis atau
Draft Naskah Akademis Rencana Umum Penanaman Modal Kabupaten Banyuasin 2013-2025
73
Bab 4 unggulan di tiap sektor, berikut ini hasil analisis subsektor basis ditiap sektor dengan menggunakan metode LQ:
4.1.2 Location Quotient (LQ) Sektor Pertanian Kabupaten Banyuasin tahun 2008 – 2012 Perkembangan perekonomian suatu daerah dapat diperlihatkan dengan tren nilai LQ dalam kurun waktu tertentu. Sektor pertanian di Kabupaten Banyuasin merupakan salah satu sektor penopang utama. Memiliki
nilai
tambah
bruto
terbesar
dibandingkan
sektor
lainnya,
menempatkan kontribusi sektor pertanian terbesar dibandingkan dengan sektor lainnya. Secara umum kondisi sektor pertanian di Kabupaten Banyuasin disokong oleh ketersediaan lahan yang cukup luas. Sektor pertanian dibentuk oleh beberapa subsektor penting. Sub sektor tanaman bahan makanan di Kabupaten Banyuasin memberikan dampak pada peran Kabupaten Banyuasin sebagai salah satu lumbung pangan Sumatera Selatan. Sebagai besar komoditi tanaman bahan makanan berasal dari produksi pertanian padi. Selain
sektor
tanaman
bahan
makanan,
produksi
subsektor
perkebunan di Kabupaten Banyuasin tergolong besar. Komoditi utama perkebunan di Kabupaten Banyuasin adalah
tanaman karet dan kelapa
sawit. Bahkan beberapa perusahaan besar nasional pun mempunyai lahan perkebunan di Kabupaten Banyuasin. Sejalan dengan hal itu, 75 persen Draft Naskah Akademis Rencana Umum Penanaman Modal Kabupaten Banyuasin 2013-2025
74
Bab 4 wilayah Kabupaten Banyuasin berada pada aliran sungai, memberikan pengaruh pada besarnya potensi kegiatan subsektor perikanan di Kabupaten Banyuasin. Dalam kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir yaitu dari tahun 2008 hingga 2012, nilai LQ sektor pertanian di Kabupaten Banyuasin tergolong fluktuatif. Nilai Lq sektor pertanian pada kurun waktu tersebut diatas nilai 1 (satu). Hal memperlihatkan bahwa nilai output sektor pertanian selain mampu memenuhi permintaan dalam regional juga daerah lainnya. Pada tahun 2008 nilai LQ sektor pertanian sebesar 1,77. Selanjutnya mengalami kenaikan Gambar 4.3 Location Quotient (LQ) Kabupaten Banyuasin Sektor Pertanian Tahun 2008 - 2012*
Sumber: BPS, data diolah
pada tahu 2009 yang menjadi 1,81, walaupun pada tahun berikutnya yaitu tahun 2010 mengalami penurunan menjadi 1,74. Salah satu penyebab fluktuasi harga tersebut selain dipengaruhi oleh fluktuasi hasil produksi juga Draft Naskah Akademis Rencana Umum Penanaman Modal Kabupaten Banyuasin 2013-2025
75
Bab 4 dipengaruhi oleh fluktuasi harga komoditi pertanian. Semakin tinggi nilai produksi dari suatu sektor ekonomi maka berpengaruh pada peningkatan kontribusi sektor tersebut yang selanjutnya berpengaruh pada peningkatan nilai LQ, yang dengan asumsi kondisi ekonomi makro provinsi tetap. Pada tahun 2012 tercatat nilai LQ sektor pertanian tertinggi dibandingkan tahun sebelumnya dalam kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir yaitu sebesar 1,83. Nilai tersebut lebih tinggi daripada tahun 2011 yang sebesar 1,79. Hal ini berarti bahwa pergerakan peningkatan produksi sektor pertanian pada tahun 2012 lebih cepat daripada pergerakan sektor pertanian secara agregat Sumatera Selatan.
4.1.3 Location Quotient (LQ) Sektor Pertambangan dan Penggalian Kabupaten Banyuasin tahun 2008 – 2012 Selain berperan sebagai salah satu daerah lumbung pangan di Sumatera Selatan, Kabupaten Banyuasin juga merupakan daerah penyokong lumbung energi regional. Secara umum potensi pertambangan migas di Kabupaten Banyuasin relatif besar. Beberapa daerah di Kabupaten Banyuasin merupakan penghasil migas di Sumatera Selatan seperti di Kecamatan Pulau Rimau. Selain komoditi migas, beberapa daerah di Kabupaten Banyuasin merupakan penghasil batu bara di Sumatera Selatan. Secara umum sektor pertambangan dan penggalian dibentuk oleh 3 (tiga)
Draft Naskah Akademis Rencana Umum Penanaman Modal Kabupaten Banyuasin 2013-2025
76
Bab 4 subsektor utama yaitu subsektor pertambangan migas, pertambangan non migas dan penggalian. Secara umum nilai LQ sektor pertambangan dan penggalian di Kabupaten Banyuasin masih kurang dari 1 (satu). Hal ini berarti bahwa output sektor pertambangan dan penggalian di Kabupaten Banyuasin masih tergantung dengan daerah lainnya. Dalam kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir memperlihatkan bahwa nilai LQ sektor pertambangan dan penggalian di Kabupaten Banyuasin cenderung tetap. Dalam kurun waktu tahun 2008 – 2012 tercatat nilai LQ terbesar pada tahun 2010 yaitu mencapai pada kisaran 0,70. Sedangkan pada periode tahun lainnya pada kisaran 0,68. Gambar 4.4 Location Quotient (LQ) Kabupaten Banyuasin Sektor Pertambangan dan Penggalian Tahun 2008 - 2012*
Sumber: BPS, data diolah
Draft Naskah Akademis Rencana Umum Penanaman Modal Kabupaten Banyuasin 2013-2025
77
Bab 4 Secara umum perekonomian sektor pertambangan dan penggalian mempunyai
kecenderungan
pada
kegiatan
padat
modal.
Sehingga
pergerakan kegiatan sektor tersebut berkaitan erat pada tinggal penanaman modal. Sebagian besar kegiatan ekonomi sektor tersebut dikendalikan oleh perusahaan multi nasional.
4.1.4 Location Quotient (LQ) Sektor Industri Pengolahan Kabupaten Banyuasin tahun 2008 – 2012 Secara umum sektor industri dibentuk oleh 2 (dua) subsektor utama yaitu subsektor industri migas dan sub sektor industri non migas. Sebagian besar perkembangan industry di Kabupaten Banyuasin pada sub sektor industry non migas, yaitu seperti industri makanan dan minuman, industri karet, industri CPO, hingga industri besi atau baja. Posisi geografis Kabupaten Banyuasin yang berada di sekitar ibukota provinsi memberikan dampak sebagai daerah penyangga perekonomian Kota Palembang. Selain hal itu juga didukung oleh luas wilayah yang cukup besar memberikan gambaran potensi pengembangan sektor industri di Kabupaten Banyuasin relatif besar. Potensi ekonomi sektor tersebut juga diperlihatkan dari nilai LQ pada sektor industri pengolahan. Dalam kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir tercatat nilai LQ sektor industry pengolahan di Kabupaten Banyuasin berada pada kisaran diatas nilai 1 (satu). Hal ini berarti bahwa output sektor industri
Draft Naskah Akademis Rencana Umum Penanaman Modal Kabupaten Banyuasin 2013-2025
78
Bab 4 di Kabupaten Banyuasin relatif tinggi, selain mampu mencukupi permintaan regional kabupaten juga dapat di ekspor di daerah lain. Dalam kurun waktu tahun 2008 – 2012 nilai LQ sektor industri pengolahan di Kabupaten Banyuasin mempunyai kecenderungan mengalami peningkatan. Peningkatan nilai LQ memberikan gambaran bahwa pergerakan sektor industry tersebut lebih cepat daripada pergerakan sektor industri secara agregat di Sumatera Selatan. Nilai terendah pada kurun waktu 2008 – 2012 yaitu pada tahun 2009 yaitu sebesar 1,15. Terjadinya krisis ekonomi global dunia memberikan dampak pada fluktuasi sektor industri tersebut. Hal ini disebabkan bahwa komoditi hasil industri di Kabupaten Banyuasin merupakan komoditi unggulan ekspor Sumatera Selatan khususnya karet dan CPO. Khusus industry pertanian tersebut potensi di Kabupaten Banyuasin relatif besar. Hal ini selain ketersediaan lahan pembangunan industri yang cukup besar juga ketersediaan bahan baku yang berasal dari dalam kabupaten yang juga besar. Industri yang berbasis industri pertanian mempunyai potensi yang relatif besar. Selain didukung oleh ketersediaan bahan baku pertanian yang berasal dari dalam regional Kabupaten Banyuasin juga didukung oleh ketersediaan tenaga kerja. Jumlah penduduk Kabupaten Banyuasin yang merupakan masuk 5 (lima) besar sebagai daerah terbanyak penduduknya di Sumatera Selatan, menjadikan supply tenaga kerja yang relatif besar. Nilai LQ tahun 2012 sektor industri pengolahan di Kabupaten Banyuasin sebesar Draft Naskah Akademis Rencana Umum Penanaman Modal Kabupaten Banyuasin 2013-2025
79
Bab 4 1,24 atau sedikit lebih rendah dibandingkan dengan tahun 2011 yang sebesar 1,25. Pergerakan nilai LQ tersebut sangat dipengaruhi oleh produktivitas kegiatan ekonomi serta pergerakan harga komoditi sektor industri.
4.1.5 Location Quotient (LQ) Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih Kabupaten Banyuasin tahun 2008 – 2012 Sektor listrik, gas, dan air bersih merupakan salah satu sektor pembentuk sektor sekunder. Kontribusi sektor tersebut pada umumnya sejalan dengan pertumbuhan penduduk yang merupakan konsumen terbesar komoditi sektor listrik, gas, dan air bersih. Walaupun pada beberapa daerah yang cenderung maju khususnya di negara-negara maju, pergerakan sektor listrik, gas, dan air bersih berkaitan erat dengan pergerakan kegiatan ekonomi di seluruh sektor atau tingkat investasi pada kegiatan ekonomi baru. Secara umum kegiatan ekonomi pada sektor listrik, gas dan air bersih masih mempunyai kontribusi yang relatif kecil dibandingkan dengan sektor lainnya. Persebaran wilayah Kabupaten Banyuasin yang relatif heterogen merupakan kendala utama dalam pemerataan pembangunan sektor listrik, gas dan air bersih. Sekitar 75 persen wilayah geografis Kabupaten Banyuasin berada pada aliran sungai, menjadikan hambatan dalam pemasangang infrastruktur
Draft Naskah Akademis Rencana Umum Penanaman Modal Kabupaten Banyuasin 2013-2025
80
Bab 4 sektor tersebut. Hal tersebut tercermin pada nilai LQ sektor listrik, gas dan air bersih yang masih cenderng rendah yaitu kurang dari 1 (satu). Dalam kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir yaitu tahun 2008 – 2012 memperlihatkan bahwa nilai LQ sektor listrik, gas dan air bersih berada pada kisaran 0,09 atau relatif jauh dari nilai 1 (satu). Dalam periode 5 (tahun) tersebut nilai LQ tertinggi pada tahun 2012 yang sebesar 0,090. Nilai tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang sebesar 0,087. Tren nilai LQ sektor listrik, gas, dan air bersih yaitu dari tahun 2009 hingga tahun 2012 mengalami kenaikan. Pada tahun 2009 nilai LQ sektor tersebut sebesar 0,085 dan mengalami kenaikan pada tahun 2010 menjadi sebesar 0,086. Gambar 4.5 Location Quotient (LQ) Kabupaten Banyuasin Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih Tahun 2008 - 2012*
Sumber: BPS, data diolah Draft Naskah Akademis Rencana Umum Penanaman Modal Kabupaten Banyuasin 2013-2025
81
Bab 4
Secara umum nilai LQ sektor listrik, gas dan air bersih yang masih jauh dibawah nilai 1 (satu)menggambarkan bahwa pemenuhan permintaan komoditi sektor listrik, gas, dan air bersih di Kabupaten Banyuasin masih bergantung dari wilayah lainnya. Pola pembangunan infrastruktur listrik khususnya pembangkit listrik yang mempunyai sistem terpusat menjadi salah satu penyebab ketergantungan pemenuhan permintaan komoditi listrik tersebut. Sedangkan pada sisi kegiatan sub sektor gas kota, yaitu pembangunan infrastruktur tersebut masih terpusat di wilayah perkotaan.
4.1.6 Location Quotient (LQ) Sektor Bangunan (Kontruksi) Kabupaten Banyuasin tahun 2008 – 2012 Sebagai daerah pemekaran di Sumatera Selatan memberikan pengaruh pada pergerakan kegiatan ekonomi sektor bangunan. Secara umum kegiatan ekonomi sektor bangunan di Kabupaten Banyuasin sejalan dengan kegiatan ekonomi sektor lainnya, khususnya perkembangan investasi pada kegiatan penciptaan ekonomi baru seperti pembangunan infrastruktur jalan hingga pembangunan bangunan industri maupun perluasannya. Pembangunan ekonomi yang bersifat sentrifugal dari Kota Palembang memberikan dampak positif pada perkembangan sektor bangunan di Kabupaten Banyuasin. Secara geografis Kabupaten Banyuasin merupakan salah satu daerah penyangga utama ekonomi Kota Palembang yang Draft Naskah Akademis Rencana Umum Penanaman Modal Kabupaten Banyuasin 2013-2025
82
Bab 4 merupakan pusat pertumbuhan ekonomi di Sumatera Selatan. Oleh karena itu terdapat pola pembangunan yang mulai mengarah pada pembangunan sekitar pusat pertumbuhan tersebut. Hal ini juga terjadi pada pola pembangunan perumahan yang mulai bergerak pada luar Kota palembang.
Gambar 4.6 Location Quotient (LQ) Kabupaten Banyuasin Sektor Bangunan Tahun 2008 - 2012*
Sumber: BPS, data diolah
Pergerakan nilai LQ sektor bangunan di Kabupaten banyuasin cenderung mengalami penurunan dalam kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir yaitu tahun 2008 - 2012. Tercatat pada tahun 2012 nilai LQ sektor bangunan tersebut sebesar 1,14. Nilai tersebut lebih tinggi jika dibandingkan dengan sebelumnya yaitu tahun 2011 yang sebesar 1,10. Akan tetapi jika
Draft Naskah Akademis Rencana Umum Penanaman Modal Kabupaten Banyuasin 2013-2025
83
Bab 4 dibandingkan dengan nilai LQ lima tahun sebelumnya tahun 2008 lebih tinggi yaitu sebesar 1,21. Secara umum tren penurunan nilai LQ sektor bangunan tersebut menggambarkan bahwa terjadi percepatan peningkatan kebutuhan komoditi sektor bangunan yang tidak sebanding dengan percepatan peningkatan kegiatan ekonomi sektor bangunan di Kabupaten Banyuasin dalam kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir. Hal ini memberikan gambaran bahwa potensi investasi pada sektor bangunan tersebut cukup besar. 4.1.7 Location Quotient (LQ) Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran Kabupaten Banyuasin tahun 2008 – 2012 Kabupaten Banyuasin terbagi atas 2 (dua) wilayah, yaitu wilayah perairan sungai dan wilayah daratan. Pada wilayah daratan, secara umum Kabupaten Banyuasin mempunyai potensi pengembangan sektor perdagangan yang cukup besar. Wilayah kabupaten Banyuasin dilalui oleh jalur lalu lintas yang relatif pada. Pergerakan manusia maupun barang pada jalur tersebut relatif tinggi sehingga menjadikan keunggulan Kabupaten Banyuasin dalam pengembangn sektor perdagangan, hotel dan restoran. Jalur lintas timur Sumatera merupakan salah satu jalur paling pada di Pulau Sumatera dalam lalu lintas barang maupun jasa. Nilai LQ sektor perdagangan, hotel dan restoran di Kabupaten Banyuasin dalam periode waktu 5 (lima) tahun terakhir yaitu tahun 2008 – 2012 masih kurang dari 1 (satu). Hal menggambarkan bahwa output sektor Draft Naskah Akademis Rencana Umum Penanaman Modal Kabupaten Banyuasin 2013-2025
84
Bab 4 perdagangan tersebut belum mampu mencukupi permintaan dalam regional Kabupaten B anyuasin. Secara umum kekurangan pemenuhan permintaan tersebut berasal dari wilayah lain. Pada tahun 2012 nilai LQ sektor perdagangan, hotel dan restoran di Kabupaten Banyuasin sebesar 0,957 atau sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang sebesar 0,956. Gambar 4.7 Location Quotient (LQ) Kabupaten Banyuasin Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran Tahun 2008 - 2012*
Sumber: BPS, data diolah
4.1.8 Location Quotient (LQ) Sektor Pengangkutan dan Komunikasi Kabupaten Banyuasin tahun 2008 – 2012
Sektor pengangkutan dan komunikasi dibentuk oleh 2 (dua) sub sektor utama yaitu sub sektor angkutan dan sub sektor komunikasi. Draft Naskah Akademis Rencana Umum Penanaman Modal Kabupaten Banyuasin 2013-2025
Pada
85
Bab 4 perkembangannnya peran masing-masing sub sektor tersebut dalam pergerakan perekonomian regional berkaitan erat dengan pergerakan sektor lainnya. Selain hal itu juga dipengaruhi oleh pembangunan infrastruktur. Letak Kabupaten Banyuasin yang berada jalur lintas timur Sumatera memberikan keuntungan secara letak pada pengembangan sektor angkutan. Secara umum semakin maju pergerakan ekonomi suatu daerah maka semakin tinggi mobilitas manusia maupun barang sehingga dapat memicu percepatan pembangunan pada sektor pengangkutan dan komunikasi. Pada
perkembangannya,
nilai
LQ
sektor
pengangkutan
dan
komunikasi di Kabupaten Banyuasin masing tergolong rendah yaitu masih pada kisaran 0,1. Hal ini memberikan gambaran bahwa mobiltas manusia maupun barang serta permintaan komoditi sub sektor komunikasi di Kabupaten Banyuasin sebagian besar berasal dari daerah lain. Pada tahun 2012 nilai LQ sektor pengangkutan dan komunikasi sebesar 0,132. Hal ini lebih tinggi dibandingkan dengan nilai LQ sektor tersebut pada tahun 2011 yang sebesar 0,129. Nilai LQ yang cenderung rendah tersebut menjadikan sektor pengangkutan dan komunikasi di Kabupaten Banyuasin merupakan sektor non basis.
Draft Naskah Akademis Rencana Umum Penanaman Modal Kabupaten Banyuasin 2013-2025
86
Bab 4 4.1.9 Location Quotient (LQ) Sektor Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan Kabupaten Banyuasin tahun 2008 – 2012 Sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan merupakan salah satu sektor pembentuk sektor tersier. Secara umum semakin maju suatu daerah dapat diindikasikan dari tingkat kemajuan pembangunan sektor tersier. Semakin maju suatu daerah ditandai pergerakan perekonomian regional yang dari sektor primer menuju sektor sekunder ataupun tersier. Gambar 4.9 Location Quotient (LQ) Kabupaten Banyuasin Sektor Nilai LQ sektor keuangan di Kabupaten Banyuasin masihKeuangan, relatif rendah Persewaan, dan Jasa Perusahaan Tahun 2008 - 2012* yaitu pada kisaran 0,2. Dalam kurun waktu tahun 2008 hingg tahun 2012 tercatat LQ sektor tersebut mengalami penurunan. Pada kurun waktur tersebut tertinggi pada tahun 2008 yang sebesar 0,212. Sedangkan pada kondisi tahun 2012 nilai LQ tersebut mengalami penurunan menjadi 0,201. Hal ini berarti bahwa percepatan pergerakan ekonomi sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan di Kabupaten Banyuasin cebderung lebih rendah dibandingkan dengan percepatan pergerakan sektor tersebut di Sumatera Selatan. Sumber: BPS, data diolah
Nilai LQ sektor keuangan di Kabupaten Banyuasin masih relatif rendah yaitu pada kisaran 0,2. Dalam kurun waktu tahun 2008 hingg tahun 2012 tercatat LQ sektor tersebut mengalami penurunan. Pada kurun waktur tersebut tertinggi pada tagun 2008 yang sebesar 0,212. Sedangkan pada Draft Naskah Akademis Rencana Umum Penanaman Modal Kabupaten Banyuasin 2013-2025
87
Bab 4 kondisi tahun 2012 nilai LQ tersebut mengalami penurunan menjadi 0,201. Hal ini berarti bahwa percepatan pergerakan ekonomi sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan di Kabupaten Banyuasin cenderung lebih rendah dibandingkan dengan percepatan pergerakan sektor tersebut di Sumatera Selatan. 4.1.10 Location Quotient (LQ) Sektor Jasa-jasa di Kabupaten Banyuasin tahun 2008 – 2012 Sektor jasa-jasa merupakan salah satu pembentuk sektor tersier. Semakin tinggi peran sektor tersebut menggambarkan tingkat kemajuan ekonomi suatu daerah semakin maju. Sektor jasa-jasa pada umumnya digerakkan oleh kegiatan pemerintahan. Pada umumnya mesin utama penggerak sektor jasa-jasa berasal dari belanja pemerintah. Pada tahun 2012 memperlihatkan bahwa nilai LQ sektor jasa-jasa sebesar 0,60. Nilai tersebut lebih tinggi jika dibandingkan dengan nilai LQ tahun sebelumnya yang sebesar 0,59. Jika dibandingkan dengan tahun 2008 nilai LQ sektor jasa-jasa hanya mengalami peningkatan sekitar 0,03 yaitu nilai LQ pada tahun 2008 sebesar 0,57.
Draft Naskah Akademis Rencana Umum Penanaman Modal Kabupaten Banyuasin 2013-2025
88
Bab 4
Gambar 4.10 Location Quotient (LQ) Kabupaten Banyuasin Jasa-jasa Tahun 2008 2012*
Sumber: BPS, data diolah
4.2
Analisis Komoditi / Produk Unggulan Investasi di Kabupaten Banyuasin Berdasarkan analisis Metode Perbandingan Eksponensial (MPE),
diperoleh hasil jenis komoditi/produk/usaha yang menjadi unggulan investasi di setiap kecamatan sesuai dengan sektor ekonomi yang dikaji. Metode Perbandingan
Eksponensial
adalah
metode
yang
digunakan
untuk
menentukan urutan prioritas alternatif keputusan dengan menggunakan beberapa kriteria (Marimin, 2004). Selengkapnya tentang hasil analisis berdasarkan Metode Perbandingan Eksponensial untuk masing-masing kecamatan yang ada di Kabupaten Draft Naskah Akademis Rencana Umum Penanaman Modal Kabupaten Banyuasin 2013-2025
89
Bab 4 Banyuasin menunjukkan adanya komoditi, produk maupun jenis usaha (KPJU) yang bisa menjadi unggulan kecamatan sesuai dengan sektor ekonomi yang ada diuraikan sebagai berikut: 4.2.1. Komoditi/ Produk Unggulan di Kecamatan Rantau Bayur Komoditi dan produk unggulan dapat menjadi andalan dalam mempromosikan suatu daerah. Komoditi dan produk unggulan juga akan menarik para investor untuk menanamkan modalnya ke daerah tersebut. Untuk Kecamatan Rantau Bayur, sebenarnya hampir semua sektor mempunyai komoditi, produk maupun jenis unggulan. Mulai dari subsektor tanaan pangan sampai sektor jasa-jasa. Untuk sektor pertanian, masih dapat dikembangkan di Kecamatan Rantau Bayur karena ketersediaan lahan masih cukup memadai. Secara umum dalam arahan RTRW Kabupaten Banyuasin, Kecamatan Rantau Bayur memang diarahkan untuk pengembangan sektor pertanian di Kabupaten Banyuasin, termasuk di dalamnya subsektor perkebunan yang membutuhkan lahan yang cukup luas. Selengkapnya tentang informasi komoditi, produk maupun jenis usaha unggulan di Kecamatan Rantau Bayur dapat dilihat dalam Tabel 4.1. sebagai berikut:
Draft Naskah Akademis Rencana Umum Penanaman Modal Kabupaten Banyuasin 2013-2025
90
Bab 4 Tabel 4.1 Komoditi, Produk dan Jenis Unggulan Investasi di Kecamatan Rantau Bayur Kabupaten Banyuasin Pangan Pariwisata No Komoditi Produksi No Komoditi Produksi 1 Jagung 375 1 Pulau Gemampo 2 Ubi kayu 1.154 2 Pulau Pejaye 3 Ubi Jalar 211 3 4 Kacang Tanah 31 4 5 Kacang hijau 42 5 Buah-buahan (ton) Transportasi 1 Mangga 0,2 1 Bus Umum 2 Jeruk 2,1 2 Bus Tak Umum 3 Pepaya 0,3 3 Mobil Penumpang/Taxi 4 Sawo 1 4 Truk Umum 5 Durian 0,4 5 Truk Tak Umum 6 Duku 0,5 6 Pick Up Tak Umum 7 Jambu Biji 0,1 7 8 Rambutan 0,3 8 9 Pisang 3,7 9 Sayur-sayuran (ton) Pertambangan (ton) 1 Kacang Panjang 2 1 Batu bara 2.500.000.000 2 Cabe 6 2 3 Tomat 2 3 4 Terong 3 4 5 Ketimun 2 5 6 Buncis 12 6 Peternakan (ekor) Perikanan (ton) 1 Sapi 1.859 1 Perairan Umum 4.159,73 2 Kerbau 20 2 Budidaya Kolam 89,31 3 Kambing 3.309 3 Budidaya Keramba 77,8 4 Ayam Buras 58.360 4 5 Itik 21.359 5 Perkebunan No Komoditi Produksi (ton) 1 Karet Rakyat 3.031 2 Kelapa (Kopra) Rakyat 662 Sumber : Banyuasin Dalam Angka 2011 Draft Naskah Akademis Rencana Umum Penanaman Modal Kabupaten Banyuasin 2013-2025
91
Bab 4 4.2.2. Komoditi/ Produk Unggulan di Kecamatan Betung Wilayah Kecamatan Betung memiliki berbagai produk, komoditi dan jenis usaha unggulan investasi mulai dari sektor primer, sekunder bahkan tersier. Bahkan Kecamatan Betung merupakan wilayah yang dicadangkan oleh Pemerintah Kabupaten Banyuasin untuk pengembangan sektor pertanian dan perkebunan. Berbagai jenis komoditi, produk maupun jenis usaha yang dapat dikembangan di Kecamatan Betung untuk masing-masing sektor dapat dilihat pada Tabel 4.2 sebagai berikut: Tabel 4.2 Komoditi, Produk dan Jenis Unggulan Investasi di Kecamatan Betung Kabupaten Banyuasin Pangan Pariwisata No Komoditi Produksi No Komoditi 1 Jagung 198 1 Tebenan Indah 2 Ubi kayu 1.949 2 3 Ubi Jalar 352 3 4 Kacang Tanah 34 4 5 Kacang hijau 10 5 Buah-buahan (ton) Transportasi 1 Nangka/ Cempedak 4 1 Bus Umum 2 Jambu Biji 8,8 2 Bus Tak Umum 3 Pepaya 37,8 3 Mobil Penumpang/Taxi 4 Sawo 16,8 4 Truk Umum 5 Jeruk 227 5 Truk Tak Umum 6 Rambutan 200 6 Pick Up Tak Umum 7 Pisang 196 7 Sayur-sayuran (ton) Peternakan (ekor) Draft Naskah Akademis Rencana Umum Penanaman Modal Kabupaten Banyuasin 2013-2025
Produksi -
92
Bab 4 1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 1 2 3
Bayam Buncis Terong Ketimun Kangkung Kacang Panjang Cabe Tomat Perikanan (ton) Perairan Umum Budidaya Kolam Perkebunan Kelapa Sawit Rakyat 40314 Karet Rakyat 5426 Kelapa (Kopra) Rakyat 76
122 11 58 96 154 193,7 164 1
1 2 3 4 5 6 7
516,82 87,71
1 2 1 2 3
Sapi 4.192 Kerbau 14 Kambing 1.913 Domba 523 Ayam Pedaging 90.000 Ayam Buras 67.220 Itik 5.832 Bangunan dan Kontruksi Perdagangan/Hotel/Restoran Penginapan Tetes Embun Penginapan Ketemu Lagi Penginapan Tetes Adly -
Sumber : Banyuasin Dalam Angka 2011
4.2.3. Komoditi/ Produk Unggulan di Kecamatan Suak Tapeh Kecamatan
Suak
Tapeh
merupakan
wilayah
pemekaran
dari
Kecamatan Betung, sehingga kondisinya hampir sama dengan kecamatan induknya. Kecamatan Suak Tapeh memiliki komoditi, produk dan jenis usaha unggulan di setiap sektor. Beberapa komoditi, produk dan jenis usaha yang dapat dikembangkan di Kecamatan Suak Tapeh dapat dilihat pada Tabel 4.3 sebagai berikut:
Draft Naskah Akademis Rencana Umum Penanaman Modal Kabupaten Banyuasin 2013-2025
93
Bab 4 Tabel 4.3 Komoditi, Produk dan Jenis Unggulan Investasi di Kecamatan Suak Tapeh Kabupaten Banyuasin
No 1 2 3 4 5 6
Peternakan (ekor) Komoditi Produksi Sapi 1.725 Kambing 42 Ayam Pedaging 90.000 Ayam Buras 29.100 -
No 1 2 3 4 5 6
Transportasi Komoditi Bus Umum Bus Tak Umum Mobil Penumpang/Taxi Truk Umum Truk Tak Umum Pick Up Tak Umum
Produksi -
Sumber : Banyuasin Dalam Angka 2011
4.2.4. Komoditi/ Produk Unggulan di Kecamatan Pulau Rimau Kecamatan Pulau Rimau memiliki hampir seluruh sektor dengan komodit, produk dan jenis usah unggulan. Khusus sektor pertanian, masih dapat dikembangkan di Kecamatan Pulau Rimau karena ketersediaan lahan masih cukup memadai. Dalam arahan RTRW Pemerintahan Kabupaten Banyuasin, Kecamatan Pulau Rimau diarahkan untuk pengembangan sektor pertanian, termasuk subsektor perkebunan yang membutuhkan lahan yang cukup luas. Adapun komoditi, produk dan jenis usaha yang dapat dikembangkan sebagai unggulan investasi di Kecamatan Pulau Rimau ditampilkan dalam Tabel 4.4 sebagai berikut: Draft Naskah Akademis Rencana Umum Penanaman Modal Kabupaten Banyuasin 2013-2025
94
Bab 4 Tabel 4.4 Komoditi, Produk dan Jenis Unggulan Investasi di Kecamatan Pulau Rimau Kabupaten Banyuasin Pangan Buah-buahan (ton) No Komoditi Produksi No Komoditi Produksi 1 Jagung 686 1 Pisang 179,2 2 Ubi kayu 1.078 2 Nangka/ Cempedak 2,8 3 Ubi Jalar 48 3 Pepaya 0,2 4 Kacang Tanah 5 4 5 Kacang hijau 81 5 Sayur-sayuran (ton) Transportasi 1 Kacang Panjang 22,3 1 Bus Umum 2 Cabe 20 2 Bus Tak Umum 3 Terong 38 3 Mobil Penumpang/Taxi 4 Ketimun 67 4 Truk Umum 5 Kangkung 3 5 Truk Tak Umum 6 Bayam 3 6 Pick Up Tak Umum 7 Buncis 10 7 Peternakan (ekor) Pertambangan (ton) 1 Sapi 1.647 1 Minyak Bumi 1.178.995 2 Kerbau 2 2 3 Kambing 1.604 3 4 Ayam Pedaging 40.000 5 5 Ayam Buras 43.870 6 6 Itik 12.693 7 Perikanan (ton) Perkebunan (ton) 1 Perairan Umum 366,46 1 Karet Rakyat 6.723 2 Budidaya Kolam 96,69 2 Kelapa Sawit Rakyat 18.323 3 Budidaya Tambak 262,49 3 Kelapa (Kopra) Rakyat 3.973 4 4 Kopi Rakyat 37 Sumber : Banyuasin Dalam Angka 2011
4.2.5. Komoditi/ Produk Unggulan di Kecamatan Tungkal Ilir Kecamatan Tungkal Ilir memiliki komoditi, produk dan jenis usaha unggulan investasi yang dapat dikembangkan di sektor sekunder dan tersier (Tabel 4.5) sebagai berikut: Draft Naskah Akademis Rencana Umum Penanaman Modal Kabupaten Banyuasin 2013-2025
95
Bab 4 Tabel 4.5 Komoditi, Produk dan Jenis Unggulan Investasi di KecamatanTungkal Ilir Kabupaten Banyuasin Pangan Buah-buahan (ton) No Komoditi Produksi No Komoditi 1 Jagung 1.458 1 Nangka/ Cempedak 2 Ubi kayu 6.656 2 Pisang 3 Ubi Jalar 540 3 4 Kacang Tanah 77 4 5 Kacang Kedelai 128 5 Sayur-sayuran (ton) Transportasi 1 Kacang Panjang 8,9 1 Spead Boat Kecil 2 Cabe 6 2 Spead Boat Besar 3 Terong 11 3 Ketek 4 Ketimun 9 4 Tongkang 5 Kangkung 9 5 Jukung 6 Bayam 8 6 Kapal Nelayan/Pompong Peternakan (ekor) Perikanan (ton) 1 Sapi 1.325 1 Perairan Umum 2 Kerbau 55 2 Budidaya Kolam 3 Kambing 962 3 Domba 12 4 Babi 125 5 5 Ayam Buras 58.360 6 6 Itik 4.697 7 Perkebunan (ton) 1 Karet Rakyat 2 Kelapa Sawit Rakyat 3 Kelapa (Kopra) Rakyat 4 Kopi Rakyat Sumber : Banyuasin Dalam Angka 2011
Produksi 1.267,0 17.390,0 77,89 75,75 1.541 7.344 37 2
4.2.6. Komoditi/ Produk Unggulan di Kecamatan Banyuasin III Kecamatan
Banyuasin
III
merupakan
ibukota
dari
Kabupaten
Banyuasin, sehingga sektor sekunder dan tersier menjadi andalan di wilayah ini (Tabel 4.6) sebagai berikut: Draft Naskah Akademis Rencana Umum Penanaman Modal Kabupaten Banyuasin 2013-2025
96
Bab 4 Tabel 4.6 Komoditi, Produk dan Jenis Unggulan Investasi di Kecamatan Banyuasin III Kabupaten Banyuasin Pangan Komoditi Jagung Ubi kayu Ubi Jalar Kacang Tanah
Pariwisata No Produksi No Komoditi 1 159 1 Bom Berlian 2 2.338 2 Perkebunan Sawit PT.SMS 3 47 3 Tugu Marga Front Langkan 4 4 4 Pemancingan Putra Berlian 5 5 Kolam Renang Delima Buah-buahan (ton) Transportasi 1 Rambutan 91 1 Bus Umum 2 Pisang 130,7 2 Bus Tak Umum 3 Nangka/ Cempedak 13,7 3 Mobil Penumpang/Taxi 4 Jambu Biji 34,2 4 Truk Umum 5 Durian 75 5 Truk Tak Umum 6 Duku 24 6 Pick Up Tak Umum 7 Pepaya 36,5 7 8 Sawo 95,7 8 9 Mangga 75 9 Sayur-sayuran (ton) Peternakan (ekor) 1 Kacang Panjang 58 1 Sapi 2 Cabe 228 2 Kerbau 3 Terong 56 3 Kambing 4 Ketimun 30 4 Domba 5 Kangkung 45 5 Ayam Petelur 6 Bayam 50 6 Ayam Pedaging 7 Ayam Buras 8 Itik Perikanan (ton) Perkebunan (ton) 1 Perairan Umum 368,82 1 Karet Rakyat 2 Budidaya Kolam 105,32 2 Kelapa Sawit Rakyat 3 3 Kelapa (Kopra) Rakyat Perdagangan/Hotel/Restoran No Komoditi Produksi (ton) 1 Penginapan Sari Alam 2 Rumah Makan Padang Sari Alam Sumber : Banyuasin Dalam Angka 2011 Draft Naskah Akademis Rencana Umum Penanaman Modal Kabupaten Banyuasin 2013-2025
Produksi 3.440 120 984 416 280.000 1.080.000 85.360 1.501 39.099 513 65
97
Bab 4 4.2.7. Komoditi/ Produk Unggulan di Kecamatan Sembawa Kecamatan Sembawa merupakan wilayah pemekaran dari Kecamatan Banyuasin III sehingga masih banyak data yang tergabung dengan kecamatan induk. Kondisi komoditi, produk dan jenis usaha di Kecamatan Sembawa juga hampir sama dengan kecamatan induknya, dimana semua sektor ekonomi menjadi unggulan investasi (Tabel 4.7).
Tabel 4.7 Komoditi, Produk dan Jenis Unggulan Investasi di Kecamatan Sembawa Kabupaten Banyuasin Peternakan (ekor) 1 2
Sapi Kerbau
3
Kambing
4 5 No 1 2 3 4 5 6
Domba
Pariwisata 3.440 No Komoditi 120 1 SPP Sembawa Perkebunan Karet 984 2 PT.Melania 416 3 Sriwijaya Agro Center/ Ex. Penas
Ayam Buras
280.000 4 Pemancingan Putra Berlian Perdagangan/Hotel/Restoran Komoditi Produksi (ton) Bus Umum Bus Tak Umum Mobil Penumpang/Taxi Truk Umum Truk Tak Umum Pick Up Tak Umum -
Produksi -
Sumber : Banyuasin Dalam Angka 2011
Draft Naskah Akademis Rencana Umum Penanaman Modal Kabupaten Banyuasin 2013-2025
98
Bab 4 4.2.8. Komoditi/ Produk Unggulan di Kecamatan Talang Kelapa Perkembangan sektor-sektor ekonomi dan dinamikanya di Kecamatan Talang Kelapa sejalan dengan kondisi di Ibukota Kabupaten Banyuasin yaitu Kecamatan Banyuasin III. Kecamatan Talang Kelapa merupakan daerah buffer (penyanggah) dari Kota Paelmbang dan Kabupaten Banyuasin. Hal ini menyebabkan
berkembangnya
kawasan
pemukiman
penduduk
di
Kecamatan Talang Kelapa. Seiring berkembangnya kawasan pemukiman penduduk, sektor yang tumbuh dan berkembang di kawasan ini adalah sektor perdagangan dan jasa. Selain itu, untuk menunjang pembangunan pemukiman
penduduk,
sektor
bangunan/
kontruksi
terus mengalami
pertumbuhan di wilayah ini. Bahkan sektor ini dapat terus meningkat sampai dengan 5 tahun kedepan. Selengkapnya tentang komoditi, produk dan jenis usaha unggulan investasi yabg di miliki oleh Kecamatan Talang kelapa berdasarkan sektor/ subsektor dapat dilihat pada Tabel 4.8 sebagai berikut: Tabel 4.8 Komoditi, Produk dan Jenis Unggulan Investasi di Kecamatan Talang Kelapa Kabupaten Banyuasin
No 1 2 3 4
Pangan Komoditi Jagung Ubi kayu Ubi Jalar Kacang Tanah
Pariwisata Produksi No Komoditi 159 1 Danau Tanah Mas 2.338 2 Kolam Pemancingan 47 3 Danau Tempayan 4 4 -
Draft Naskah Akademis Rencana Umum Penanaman Modal Kabupaten Banyuasin 2013-2025
Produksi 99
Bab 4 5 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 1 2 3 4 5
Kacang Hijau Buah-buahan (ton) Pepaya Sawo Durian Jambu Biji Rambutan Pisang Sayur-sayuran (ton) Kacang Panjang Cabe Tomat Terong Kangkung Bayam Buncis Peternakan (ekor) Sapi Kerbau Kambing Babi Ayam Petelur Ayam Pedaging Ayam Buras Itik Perikanan (ton) Perairan Umum Budidaya Kolam Perkebunan (ton) Karet Rakyat Kelapa Sawit Rakyat Kelapa (Kopra) Rakyat Kopi Rakyat Kakao
5 91 130,7 13,7 34,2 75 24
1 2 3 4 5 6
58 228 56 30 45 50
1 2 3 4 5 6 7
3.440 120 984 280.000 1.080.000 85.360 1.501
1 2 3 4 5 6 7 8
368,82 105,32
1 2
39.099 513 65
-
-
Transportasi Bus Umum Bus Tak Umum Mobil Penumpang/Taxi Truk Umum Truk Tak Umum Pick Up Tak Umum Pertambangan Tanah Urug Pasir
Listrik/Gas/Air Bersih Bangunan dan Konstruksi Industri Air Permukaan Air Bawah Tanah
3.440 120 984 416 280.000 1.080.000 85.360 -
1 2 3 4 5 Perdagangan/Hotel/Restoran
No Komoditi 1 Penginapan Twin Star 2 Penginapan Palapa Permai 3 Rumah Makan Padang Palapa Permai Draft Naskah Akademis Rencana Umum Penanaman Modal Kabupaten Banyuasin 2013-2025
Produksi (ton) 100
Bab 4 4
Rumah Makan Padang Tiga Putra
-
Sumber : Banyuasin Dalam Angka 2011
4.2.9. Komoditi/ Produk Unggulan di Kecamatan Tanjung Lago Perkembangan semua sektor /sub sektor ekonomi di Kecamatan Tanjung Lago mengalami pergerakkan yang signifikan. Namun kedepan perkembangan sektor primer diperkirakan akan mengalami perlambatan seiring terbatasnya luas lahan pertanian yang ada di kecamatan ini. Selain itu dalam dokumen perencanaan Pemerintah Kabupaten Banyuasin, Kecamatan Tanjung Lago diperuntukkan sebagai pusat industri. Selengkapnya data komoditi, produk dan jenis
usaha unggulan di
Kecamatan Tanjung Lago dapat dilihat pada Tabel 4.9 sebagai berikut: Tabel 4.9 Komoditi, Produk dan Jenis Unggulan Investasi di Kecamatan Tanjung Lago Kabupaten Banyuasin
No 1 2 3 1 2 3 4 5 6
Pangan Buah-buahan Komoditi Produksi No Komoditi Jagung 5365 1 Jeruk Ubi kayu 1.896 2 Sawo Ubi Jalar 14 3 Sayur-sayuran (ton) Transportasi Kacang Panjang 5,4 1 Bus Umum Cabe 6 2 Bus Tak Umum Terong 5 3 Mobil Penumpang/Taxi Ketimun 1 4 Truk Umum 5 Truk Tak Umum 6 Pick Up Tak Umum
Draft Naskah Akademis Rencana Umum Penanaman Modal Kabupaten Banyuasin 2013-2025
Produksi 101
Bab 4 Peternakan (ekor) 1 2 3 4 5 6 7
Sapi Kerbau Kambing Babi Ayam Pedaging Ayam Buras Itik
No 1 Karet Rakyat
926 106 1.170 125 95.000 64.330 7.134 Komoditi
Perikanan (ton) 1 Perikanan Laut 2 Perairan Umum 3 Budidaya Kolam 4 Budidaya Tambak 5 6 7 Perkebunan Produksi (ton)
249,45 871,89 322,27 1080,64 -
31
Sumber : Banyuasin Dalam Angka 2011
4.2.10. Komoditi/ Produk Unggulan di Kecamatan Banyuasin I Perkembangan semua sektor /sub sektor ekonomi di Kecamatan Banyuasin I mengalami pergerakkan yang signifikan. Sektor Primer, sektor sekunder dan tersier terus mengalami pergerakan yang berarti di wilayah ini.Selengakapnya data komoditi, produk dan
jenis usaha unggulan di
Kecamatan Banyuasin I berdasarkan sektor yang ada dapat dilihat pada Tabel 4.10 sebagai berikut: Tabel 4.10 Komoditi, Produk dan Jenis Unggulan Investasi di Kecamatan Banyuasin I Kabupaten Banyuasin Pangan No Komoditi 1 Jagung 2 Ubi kayu 3
Ubi Jalar
Pariwisata Produksi No Komoditi 8032 1 PT. Pertamina/ Sungai 2.288 2 Gerong 335
3
Draft Naskah Akademis Rencana Umum Penanaman Modal Kabupaten Banyuasin 2013-2025
Produksi -
102
Bab 4 4 5 6 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 4
Kacang Tanah Kacang Kedelai Kacang Hijau Buah-buahan (ton) Mangga Jeruk Pepaya Sawo Durian Duku Nangka/Cempedak Jambu Biji Rambutan Pisang Sayur-sayuran (ton) Kacang Panjang Cabe Tomat Terong Ketimun Kangkung Bayam Buncis Perikanan (ton) Perairan Umum Budidaya Kolam Budidaya Keramba -
19 33 5
4 5 6
-
-
-
Transportasi
25,9 231 7,5 1,6 19,4 2,9 73,6 47,9 172,8 18,4
1 2 3 4 5 6
Bus Umum Bus Tak Umum Mobil Penumpang/Taxi Truk Umum Truk Tak Umum Pick Up Tak Umum
-
Peternakan (ekor) 420,4 877 222 344 326 42 62 107 88,76 137,55 5 -
1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 4
Sapi Kerbau Kambing Domba Ayam Pedaging Ayam Buras Itik Perkebunan (ton) Karet Rakyat Kelapa Sawit Rakyat Kelapa (Kopra) Rakyat Kopi Rakyat
2.294 19 2.119 183 80.000 43.950 3.008
424 315 122 59
Sumber : Banyuasin Dalam Angka 2011
4.2.11. Komoditi/ Produk Unggulan di Kecamatan Rambutan Perkembangan sektor primer, sektor sekunder dan sektor tersier beserta sub sektornya dalam perekonomian di Kecamatan Rambutan terus berkembang seperti di kecamatan lainnya di Kabupaten Banyuasin. Draft Naskah Akademis Rencana Umum Penanaman Modal Kabupaten Banyuasin 2013-2025
103
Bab 4 Selengkapnya data komoditi, produk dan jenis usaha unggulan di Kecamatan Rambutan di tampilkan pada Tabel 4.11. Tabel 4.11 Komoditi, Produk dan Jenis Unggulan Investasi di Kecamatan Rambutan Kabupaten Banyuasin
No 1 2 3 4 5
1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 7 8
Pangan Komoditi Jagung Ubi kayu
Produksi
Ubi Jalar Kacang Tanah Kacang Hijau
408 879 135 20 50
Sayur-sayuran (ton) Kacang Panjang 9,2 Cabe 9 Tomat 1 Terong 2 Ketimun 6 Bayam 1 Peternakan (ekor) Sapi 2.735 Kerbau 1.269 Kambing 1.064 Domba 20 Ayam Petelur 130.000 Ayam Pedaging 1.710.000 Ayam Buras 52.370 Itik 12.833
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 7
Buah-buahan Komoditi Mangga Jeruk Pepaya Sawo Durian Nangka/Cempedak Jambu Biji Rambutan Pisang Transportasi Bus Umum Bus Tak Umum Mobil Penumpang/Taxi Truk Umum Truk Tak Umum Pick Up Tak Umum Perikanan (ton) Perairan Umum Budidaya Kolam Budidaya Keramba -
Produksi 76,8 40,2 7,7 5,5 80 76,3 5,9 19 75,4 866,29 421,72 2,68 -
Perkebunan No Komoditi 1 Karet Rakyat 2 Kelapa (Kopra) Rakyat Draft Naskah Akademis Rencana Umum Penanaman Modal Kabupaten Banyuasin 2013-2025
Produksi (ton) 2.738 3.206
104
Bab 4 3
Kopi Rakyat
16
Sumber : Banyuasin Dalam Angka 2011
4.2.12. Komoditi/ Produk Unggulan di Kecamatan Muara Padang Kecamatan Muara Padang merupakan kecamatan perairan yang berada di Kabupaten Banyuasin, dimana seluruh sektor kegiatan ekonomi berjalan baik sektor sekunder maupun sektor tersier. Data komoditi, produk dan jenis usaha unggulan di Kecamatan Muara Padang menurut sektor ekonomi selengkapnya ditampilkan pada Tabel 4.12 sebagai berikut: Tabel 4.12 Komoditi, Produk dan Jenis Unggulan Investasi di Kecamatan Muara Padang Kabupaten Banyuasin
No 1 2 3 4 5
1 2
Pangan Komoditi Jagung Ubi kayu
Buah-buahan Produksi No Komoditi 1249 1 Mangga 1.732 2 Jeruk Kacang Hijau 12 3 Pepaya 4 Sawo 5 Durian 6 Duku 7 Nangka/Cempedak 8 Jambu Biji 9 Pisang Sayur-sayuran (ton) Transportasi Kacang Panjang 13,9 1 Spead Boat Kecil Cabe 18 2 Spead Boat Besar
Draft Naskah Akademis Rencana Umum Penanaman Modal Kabupaten Banyuasin 2013-2025
Produksi 1 38,7 9,7 1,7 1,4 0,3 30 12,6 169,6 -
105
Bab 4 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 6 7
Terong Ketimun Kangkung Bayam Buncis Peternakan (ekor) Sapi Kerbau Kambing Domba Ayam Pedaging Ayam Buras Itik
45 51 68 20 5 1.203 5 1.368 205 8.000 41.930 6.628
No Komoditi 1 Karet Rakyat Kelapa Sawit Rakyat 2 Kelapa (Kopra) Rakyat 3 Kopi Rakyat
3 4 5 6
Ketek Tongkang Jukung Kapal Nelayan/Pompong
-
Perikanan (ton) 1 Perairan Umum 2 Budidaya Kolam 3 Budidaya Tambak 4 5 6 7 Perkebunan Produksi (ton)
67,87 74,07 499,88 -
32 183 16.521 1.506
Sumber : Banyuasin Dalam Angka 2011
4.2.13. Komoditi/ Produk Unggulan di Kecamatan Muara Sugihan Perkembangan sektor primer, sektor sekunder dan sektor tersier beserta sub sektornya dalam perekonomian di Kecamatan Muara Sugihan terus berkembang seperti di Kecamatan Muara Padang. Selengkapnya data komoditi, produk dan jenis usaha unggulan di Kecamatan Muara Sugihan di tampilkan pada Tabel 4.13 sebagai berikut:
Draft Naskah Akademis Rencana Umum Penanaman Modal Kabupaten Banyuasin 2013-2025
106
Bab 4
Tabel 4.13 Komoditi, Produk dan Jenis Unggulan Investasi di Kecamatan Muara Sugihan Kabupaten Banyuasin Pangan Pariwisata No Komoditi Produksi No Komoditi Produksi 1 Jagung 4549 1 Hutan Lindung Lebong 2 Ubi kayu 916 2 Hitam 3 Ubi Jalar 172 3 Buah-buahan Transportasi No Komoditi Produksi 1 Spead Boat Kecil 1 Mangga 39 2 Spead Boat Besar 2 Jeruk 74,5 3 Ketek 3 Pepaya 2 4 Tongkang 4 Sawo 131,7 5 Jukung 5 Durian 39,5 6 Kapal Nelayan/Pompong 6 Duku 5 7 Angkutan Barang Tug Boat 7 Nangka/Cempedak 308 8 Jambu Biji 102 9 Rambutan 16 10 Pisang 251,4 Sayur-sayuran (ton) Peternakan (ekor) 1 Kacang Panjang 252,5 1 Sapi 207 2 Cabe 226 2 Kambing 2.565 3 Tomat 167 3 Domba 175 4 Terong 115 4 Ayam Buras 34.160 5 Ketimun 163 5 Itik 4.886 6 Kangkung 13 6 7 Bayam 5 7 Komoditi Perkebunan(ton) Perikanan Laut 4109,22 1 Kelapa Sawit Rakyat 6 2 Perairan Umum 305,85 2 Kelapa (Kopra) Rakyat 1.512 3 Budidaya Tambak 3418,34 3 Kopi Rakyat 469 Sumber : Banyuasin Dalam Angka 2011
Draft Naskah Akademis Rencana Umum Penanaman Modal Kabupaten Banyuasin 2013-2025
107
Bab 4 4.2.14. Komoditi/ Produk Unggulan di Kecamatan Makarti Jaya Perkembangan sektor primer, sektor sekunder dan sektor tersier beserta sub sektornya dalam perekonomian di Kecamatan Makarti Jaya terus berkembang seperti di Kecamatan Muara Padang dan Muara Sugihan. Selengkapnya data komoditi, produk dan jenis usaha unggulan di Kecamatan Makarti Jaya di tampilkan pada Tabel 4.14 sebagai berikut: Tabel 4.14 Komoditi, Produk dan Jenis Unggulan Investasi di Kecamatan Makarti Jaya Kabupaten Banyuasin
No 1 2 3 4 5
1 2 3 4 5 6 7 1 2 3
Pangan Komoditi Jagung Ubi kayu Ubi Jalar
Produksi
Kacang Kedelai
Sayur-sayuran (ton) Kacang Panjang Cabe Terong Tomat Ketimun Kangkung Bayam Peternakan (ekor) Sapi Kerbau Kambing
No 144 1 455 2 13 3 33 4 5 6 7 8 9 4,3 5 4 4 5 1 1
1 2 3 4 5 6 7
86 7 2.053
1 2 3
Buah-buahan Komoditi Mangga Jeruk Pepaya Sawo Durian Nangka/Cempedak Jambu Biji Rambutan Pisang Transportasi Spead Boat Kecil Spead Boat Besar Ketek Tongkang Jukung Kapal Nelayan/Pompong Perikanan (ton) Perikanan Laut Perairan Umum Budidaya Kolam
Draft Naskah Akademis Rencana Umum Penanaman Modal Kabupaten Banyuasin 2013-2025
Produksi 25 65,5 2,2 9,7 18,8 19,6 11,5 2 170 9.727,13 235,71 1533,18
108
Bab 4 4 5 6 7
Domba Babi Ayam Pedaging Ayam Buras Itik
269 265 5.000 38.900 5.045
4 5 6 7
Budidaya Tambak -
630,98 -
Perkebunan No 1 2 3 4 5
Komoditi
Produksi (ton)
Karet Rakyat Kelapa Sawit Rakyat Kelapa (Kopra) Rakyat Kopi Rakyat Kakao
21 9 552 27 1,2
Sumber : Banyuasin Dalam Angka 2011
4.2.15. Komoditi/ Produk Unggulan di Kecamatan Air Saleh Perkembangan sektor primer, sektor sekunder dan sektor tersier beserta sub sektornya dalam perekonomian di Kecamatan Air Saleh terus berkembang seperti di Kecamatan perairan lainnya di wilayah Kabupaten Banyuasin. Selengkapnya data komoditi, produk dan jenis usaha unggulan di Kecamatan Air Saleh di tampilkan pada Tabel 4.15 sebagai berikut: Tabel 4.15 Komoditi, Produk dan Jenis Unggulan Investasi di Kecamatan Air Saleh Kabupaten Banyuasin
No 1 2 3 4 5
Pangan Komoditi Jagung Ubi kayu Ubi Jalar Kacang Tanah Kacang Kedelai
Produksi 979 1.740 101 3 38
No 1 2 3 4 5
Buah-buahan Komoditi Mangga Jeruk Pepaya Sawo Durian
Draft Naskah Akademis Rencana Umum Penanaman Modal Kabupaten Banyuasin 2013-2025
Produksi 3,8 7 13,4 1,2 1,7 109
Bab 4 6 7 8 9 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 6
Kacang Hijau 3 Sayur-sayuran (ton) Kacang Panjang 64,2 Cabe 51 Tomat 9 Terong 8 Ketimun 24 Kangkung 10 Bayam 11 Peternakan (ekor) Sapi 125 Kambing 1.398 Domba 114 Ayam Pedaging 25.000 Ayam Buras 61.550 Itik 4.084
No Komoditi 1 Karet Rakyat 3 Kelapa (Kopra) Rakyat
6 7 8 9
Nangka/Cempedak Jambu Biji Rambutan Pisang Transportasi 1 Spead Boat Kecil 2 Spead Boat Besar 3 Ketek 4 Tongkang 5 Jukung 6 Kapal Nelayan/Pompong 7 Perikanan (ton) 1 Perairan Umum 2 Budidaya Kolam 3 4 5 6 Perkebunan Produksi (ton)
14,3 2,8 105,2 168,6 33,96 63,9 -
9 227
Sumber : Banyuasin Dalam Angka 2011
4.2.16. Komoditi/ Produk Unggulan di Kecamatan Banyuasin II Perkembangan sektor primer, sektor sekunder dan sektor tersier beserta sub sektornya dalam perekonomian di Kecamatan Banyuasin III terus berkembang seperti di Kecamatan Air Saleh. Selengkapnya data komoditi, produk dan jenis usaha unggulan di Kecamatan Banyuasin III di tampilkan pada Tabel 4.16 sebagai berikut: Draft Naskah Akademis Rencana Umum Penanaman Modal Kabupaten Banyuasin 2013-2025
110
Bab 4 Tabel 4.16 Komoditi, Produk dan Jenis Unggulan Investasi di Kecamatan Banyuasin II Kabupaten Banyuasin Pangan No Komoditi 1 Jagung 2 Ubi kayu 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Pariwisata Produksi No Komoditi 375 1 Tugu Sejarah Silk Air 705 Perkampungan Nelayan 2 Sugsang Ubi Jalar 1.140 3 Taman Nasional Sembilang Kacang Kedelai 77 Buah-buahan Transportasi Jeruk 9,2 1 Tongkang Pepaya 0,1 2 Jukung Pisang 77,5 3 Kapal Nelayan/Pompong - 4 Angkutan Barang Tug Boat Sayur-sayuran (ton) Peternakan (ekor) Kacang Panjang 2,40 1 Sapi Cabe 6,00 2 Kambing Terong 2,00 3 Ayam Buras Ketimun 8,00 4 Itik Perikanan Perkebunan(ton) Perikanan Laut 24.085,09 1 Kelapa (Kopra) Rakyat Perairan Umum 652,95 2 Kopi Rakyat Budidaya Kolam 65,13 3 Kakao Budidaya Tambak 2.969,78 4 -
Produksi 73 901 45.970 2.415 372 72 1,1 -
Sumber : Banyuasin Dalam Angka 2011
4.2.17. Komoditi/ Produk Unggulan di Kecamatan Muara Telang Perkembangan sektor primer, sektor sekunder dan sektor tersier beserta sub sektornya
dalam
perekonomian
di
Kecamatan
Muara
Telang
terus
berkembang seperti di Kecamatan perairan lainnya di wilayah Kabupaten
Draft Naskah Akademis Rencana Umum Penanaman Modal Kabupaten Banyuasin 2013-2025
111
Bab 4 Banyuasin. Selengkapnya data komoditi, produk dan jenis usaha unggulan di Kecamatan Muara Telang di tampilkan pada Tabel 4.17 sebagai berikut: Tabel 4.17 Komoditi, Produk dan Jenis Unggulan Investasi di Kecamatan Muara Telang Kabupaten Banyuasin Pangan Sayur-sayuran (ton) No Komoditi Produksi No Komoditi Produksi 1 Jagung 944 1 Kacang Panjang 112,6 2 Ubi kayu 4.635 2 Cabe 68,0 3 Ubi Jalar 156 3 Tomat 91,0 4 Kacang Kedelai 3 4 Terong 105,0 5 Kacang Hijau 12 5 Ketimun 109,0 6 6 Kangkung 8,0 7 7 Bayam 8,0 8 8 Buncis 6,0 Peternakan (ekor) Transportasi 1 Sapi 224 1 Spead Boat Kecil 2 Kerbau 4 2 Spead Boat Besar 3 Kambing 2.183 3 Ketek 4 Domba 72 4 Tongkang 5 Babi 85 5 Jukung 6 Ayam Pedaging 5.000 6 Kapal Nelayan/Pompong 7 Ayam Buras 151.740 7 8 Itik 40.783 8 Perikanan (ton) Perkebunan(ton) 1 Perairan Umum 25,36 1 Kelapa (Kopra) Rakyat 20.219,00 2 Perikanan Laut 109,53 2 Kakao 13,21 3 Budidaya Kolam 252,15 3 4 Budidaya Tambak 1.641,11 4 Sumber : Banyuasin Dalam Angka 2011
Draft Naskah Akademis Rencana Umum Penanaman Modal Kabupaten Banyuasin 2013-2025
112
Bab 4 4.3
Arah Kebijakan Penanaman Modal di Kabupaten Banyuasin Berdasarkan potensi dan sumber daya, realitas penanaman modal
yang sudah berlangsung, visi dan misi serta beberapa analisis sektor dan komoditi unggulan, maka dirumuskan arah kebijakan penanamanam modal di Kabupaten Banyuasin. Arah kebijakan penanamanam modal tersebut meliputi tujuh elemen utama yang merupakan wujud pelayanan dasar di bidang penanaman modal sebagai berikut: A. Kebijakan Penanaman Modal Kebijakan
Penanaman
Modal
adalah
serangkaian
peraturan
perundang-undangan untuk menciptakan iklim usaha yang kondusif bagi penanaman
modal,
memperkuat
daya
saing
perekonomian
dan
mempercepat peningkatan penanaman modal di sektor / bidang usaha unggulan di daerah. Sektor/ bidang usaha unggulan adalah sektor/ bidang usaha yang memiliki keunggulan komparatif (comparative advantage) didaerahnya Indikator capaian dari kebijakan penanaman modal di Kabupaten Banyuasin yaitu tersedianya informasi peluang usaha sektor/ bidang usaha unggulan sampai dengan tahun 2014 sekurang-kurangnya 1 (satu) sektor/ bidang usaha per tahun. Informasi peluang usaha antara lain mencakup: lokasi, ketersediaan lahan, kesesuaian dengan tata ruang daerah, bentuk dukungan pemerintah daerah, potensi pasar dan perkiraan investasi yang dibutuhkan. Draft Naskah Akademis Rencana Umum Penanaman Modal Kabupaten Banyuasin 2013-2025
113
Bab 4 Adapun sumber data yang menjadi acuan antara lain Laporan/ hasil survei pemerintah daerah; Laporan/ hasil survei kementerian teknis terkait; Data statistik dan informasi dari Badan Pusat Statistik (BPS); Peta dasar dan peta tematik dari kementerian/ lembaga teknis terkait; Situs Informasi Potensi Daerah berbagai kementerian/ lembaga. Beberapa
langkah
kegiatan
yang
perlu
dilaksanakan
dalam
implementasi kebijakan penanaman modal di Kabupaten Banyuasin adalah sebagai berikut: 1. Merumuskan proposal kegiatan penyusunan informasi peluang usaha sektor/ bidang usaha unggulan di Kabupaten Banyuasin. 2. Melakukan
survei
tentang
informasi peluang
usaha
sektor
unggulan di Kabupaten Banyuasin. 3. Kompilasi dan penetapan informasi peluang usaha sektor unggulan di Kabupaten Banyuasin. 4. Dokumentasi potensi dan informasi peluang usaha sektor/ bidang usaha unggulan di Kabupaten Banyuasin melalui media cetak dan elektronik. 5. Pemutakhiran secara berkala dokumentasi informasi peluang usaha sektor unggulan di Kabupaten Banyuasin. 6.
Diseminasi ingormasi peluang usaha sektor/ bidang usaha unggulan dalam bentuk media cetak antara lain buku dan brosur, dan/ atau media elektronik antara lain CD atau website.
Draft Naskah Akademis Rencana Umum Penanaman Modal Kabupaten Banyuasin 2013-2025
114
Bab 4
B. Kerjasama Penanaman Modal Kerjasama Penanaman Modal oleh Perangkat Daerah Kabupaten/ Kota bidang Penanaman Modal (PDKPM) adalah fasilitasi pemerintah daerah kabupaten/ kota dalam rangka kerjasama kemitraan antara Usaha Mikro, Kecil, Menengah dan Koperasi (UMKM) tingkat kabupaten/ kota dengan pengusaha tingkat provinsi/ nasional. Indikator capaian keberhasilan dari Kerjasama Penanaman Modal oleh PDKPM Kabupaten Banyuasin adalah terselengaranya fasilitasi pemerintah daerah dalam rangka kerjasama kemitraan antara UMKM di Kabupaten Banyuasin dengan pengusaha ringkat provinsi/ nasional. Adapun target sampai tahun 2014 adalah PDKPM melaksanakan fasilitasi kerjasama kemitraan antara UMKMK di Kabupaten Banyuasin dengan pengusaha tingkat provinsi / nasional sekurang-kurangnya 1 (satu) kali per tahun. Sumber data yang menjadi acuan pada kegiatan ini antara lain; Laporan kegiatan fasilitasi PDKPM; Laporan kegiatan KADIN/ KADINDA; Direktori Usaha Mikro, Kecil, Menengah dan Koperasi (UMKMK) di Kabupaten Banyuasin; Daftar anggota asosiasi perusahaan nasional. Adapun beberapa langkah yang dapat diambil pada kegiatan ini antara lain: 1. Pendataan jumlah UMKMK potensial di Kabupaten Banyuasin yang akan di mitrakan. Draft Naskah Akademis Rencana Umum Penanaman Modal Kabupaten Banyuasin 2013-2025
115
Bab 4 2. Mencari pengusaha tingkat Provinsi/ Nasional yang berminat melakukan kemitraan dengan UMKMK di Kabupaten Banyuasin. 3. Mengadakan kegiatan fasilitasi kerjasama kemitraan dalam bentuk temu usaha.
C. Promosi Penanaman Modal oleh PDKPM Promosi Penanaman Modal oleh PDKPM adalah kegiatan yang ditujukan untuk meningkatkan citra Indonesia dan citra Kabupaten Banyuasin secara khusus, sebagai daerah tujuan penanaman modal yang kondusif dan meningkatnya minat akan peluang penanaman modal yang prospektif di Kabupaten Banyuasin. Indikator capaian keberhasilan promosi penanaman modal oleh PDKPM adalah terselenggaranya promosi peluang penanaman modal di Kabupaten Banyuasin. Kegiatan Promosi Penanaman Modal mencakup antara lain penyelenggaraan pameran, market sounding, investment forum, seminar investasi dan penyebarluasan brosur investasi. Adapun target dari kegiatan Promosi Penanaman Modal sampai dengan tahun 2014 adalah PDKPM melaksanakan salah satu kegiatan Promosi Peluang Penanaman Modal di Kabupaten Banyuasin sekurang-kurangnya 1 (satu) kali pe tahun. Sumber data yang menjadi acuan pada kegiatan ini antara lain; Laporan kegiatan promosi penanaman modal oleh PDKPM; Data Badan Pusat Statistik; Data Potensi Penanaman Modal dari SKP teknis; Laporan Draft Naskah Akademis Rencana Umum Penanaman Modal Kabupaten Banyuasin 2013-2025
116
Bab 4 kegiatan KADIN/ KADINDA; Direktori Usaha Mikro, Kecil, Menengah dan Koperasi (UMKMK) di Kabupaten Banyuasin; Daftar anggota asosiasi perusahaan nasional. Adapun beberapa langkah yang dapat diambil pada kegiatan ini antara lain: 1. Mengumpulkan data informasi mengenai daya tarik serta peluang investasi di Kabupaten Banyuasin. 2. Melakukan kegiatan promosi penanaman modal. 3. Menindaklanjuti hasil kegiatan promosi penanaman modal.
D. Pelayanan Penanaman Modal Oleh PDKPM Pelayanan Penanaman Modal oleh PDKPM dalam bentuk perizinan dan non perizinan penanaman modal.
Pelayanan perizinan penanaman
modal adalah pemberian segala bentuk persetujuan untuk melakukan Penanaman Modal yang diterbitkan oleh Pemerintah Kabupaten Banyuasin sesuai kewenangannya berdasarkan
ketentuan peraturan perundang-
undangan. Sedangkan pelayanan non perizinan penanaman modal adalah pemberian segala bentuk kemudahan pelayanan, fasilitas fiskal dan informasi penanaman modal sesuai ketentuan peraturan perundangan. Jenis pelayanan perizinan dan non perizinan penanaman modal yang wajib di selenggarakan PDKPM mencakup
Draft Naskah Akademis Rencana Umum Penanaman Modal Kabupaten Banyuasin 2013-2025
117
Bab 4 1. Pendaftaran Penanaman Modal Dalam Negeri, yang selanjutnya disebut
Pendaftaran,
adalah
bentuk
persetujuan
awal
Pemerintahsebagai dasar memulai rencana penanaman modal; 2. Izin Prinsip Penanaman Modal Dalam Negeri, yang selanjutnya disebut Izin Prinsip, adalah izin untuk memulai keiatan penanaman modal di bidang usaha yang dapat memperoleh fsilitas fiskal dan dalam pelaksanaan penanaman modalnya memerlukan fasilitas fiskal.; 3. Izin
Usaha Penanaman Modal Dalam Negeri adalah izin yang
wajib dimiliki perusahaan untuk melaksanakan kegiatan produksi/ operasi komersial baik produksi barang maupun jasa sebagai pelaksanaan
atas
Pendaftaran/
Izin
Prinsip/
Persetujuan
penanaman modalnya, kecuali ditentukan lain oleh peraturan perundang-undangan sektoral; 4. Tanda Daftar Perusahaan (TDP) adalah surat tanda pengesahan yang diberikan oleh Kantor Pendaftaran Perusahaan kepada perusahaan yang telah melakukanpendaftaran perusahaan; 5. Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) adalah surat izin untuk dapat melaksanakan kegiatan usaha perdagangan; 6. Perpanjangan Izin Mempekerjakan Tenaga Kerja Asing (IMTA) yang bekerja di 1 (satu) Kabupaten/ Kota adalah perpanjangan izin
Draft Naskah Akademis Rencana Umum Penanaman Modal Kabupaten Banyuasin 2013-2025
118
Bab 4 bagi perusahaan yang mempekerjakan tenaga kerja asing dalam jumlah, jabatan dan periode tertentu. Adapun target tahun 2014, Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) PDKPM telah menyelenggarakan 100 persen perizinan dan non perizinan penanaman modal yang wajib disediakan. Untuk merealisasikan target tersebut perlu dilakukan langkah-langkah sebsgai berikut: 1. Inventarisasi informasi tentang prosedur dan tata cara pelayanan perizinan dan non perizinan; 2. Identifikasi informasi tentang prosedur dan tata cara pelayanan perizinan dan non perizinan; 3. Penyiapan Sumber Daya Manusia (SDM) di bidang perizinan dan non perizinan sebagai Front Office, Back Office dan Help Desk. 4. Implementasi SPIPISE; 5. Diseminasi dalam bentuk media cetak dan media elektronik; 6. Pemutakhiran secara berkala informasi tentang prosedur dan tata cara pelayanan perizinan dan non perizinan di Kabupaten Banyuasin; 7. Langkah-langkah pelayana perizinan dan non perizinan: a. Pengecekan kelengkapan administrasi permohonan perizinan dan non perizinan penanaman modal dalam negeri; b. Pengecekan terbuka atau tertutupnya bidang usaha yang dimohon untuk Penanaman Modal Dalam Negeri; Draft Naskah Akademis Rencana Umum Penanaman Modal Kabupaten Banyuasin 2013-2025
119
Bab 4 c. Pemrosesan perizinan dan nonperizinan penanaman modal dalam negeri; d. Penerbitan dan penyampaian perizinan dan non perizinan penanaman modal dalam negeri kepada pemohon.
E. Pengendalian dan Pelaksanaan Penanaman Modal Oleh PDKPM Pengendalian dan Pelaksanaan Penanaman Modal oleh PDKPM adalah melaksanakan pemantauan, pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan penanaman modal sesuai hak, kewajiban dan tanggung jawan penanaman modal. Bimbingan Pelaksanaan Kegiatan Penanaman Modal adalah
fasilitasi
yang
dilakukan
kepada
penanam
modal
untuk
merealisasikan penanaman modalnya diwilayah Kabupaten Banyuasin, yang kegiatannya mencakup bimbingan pengisian permohonan dan kelengkapan administrasi
perizinan
dan
non
perizinan
pelaksanaan
penanaman
modal,bimbingan pemenuhan kewajiban penanaman modal, bimbingan pengisian Laporan Kegiatan Penanaman Modal. Indikator
capaian
keberhasilan
dari
kegiatan
ini
adalah
terselenggaranya bimbingan pelaksanaan kegiatan penanaman modal kepada masyarakat dunia usaha 1 (satu) kalai dalam setahun. Adapun untuk target sampai dengan tahun 2014 adalah PDKPM
dapat melaksanakan
bimbingan pelaksanaan kegiatan penanaman modal sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun. Draft Naskah Akademis Rencana Umum Penanaman Modal Kabupaten Banyuasin 2013-2025
120
Bab 4 Oleh karenanya dibutuhkan langkah konkret dalam pencapaian tujuan dimaksud sebagai berikut: 1. Menyiapkan SDM dalam pengendalian pelaksanaan kegiatan penanaman modal. 2. Kompilasi data Persetujuan Penanaman Modal/ Pendaftaran Penanaman Modal/ Izin Prinsip Penanaman Modal dan Izin Usaha perusahaan penanaman modal yang berlokasi di Kabupaten Banyuasin. 3. Melakukan pemantauan perkembangan realisasi perusahaan penanaman modal di Kabupaten Banyuasin. 4. Melakukan
koordinasi
fasilitasi
penyelesaian
hambatan
pelaksanaan penanman modal di Kabupaten Banyuasin. 5. Melakukan
bimbingan
kepada
perusahaan
agar
memenuhi
ketentuan peraturan perundang-undangan dan seluruh persyaratan perizinan dan non perizinan. 6. Melakukan bimbingan kepada perusahaan dalam pengisian Laporan Kegiatan Penanaman Modal (LKPM).
Sumber data dalam kegiatan ini antara lain sebagai berikut: 1. Surat Persetujuan Penanaman Modal/ Pendaftaran Penanaman Modal/ Izin Prinsip Penanaman Modal dan izin Usaha; 2. Laporan Kegiatan Penanaman Modal (LKPM); Draft Naskah Akademis Rencana Umum Penanaman Modal Kabupaten Banyuasin 2013-2025
121
Bab 4 3. Laporan yang disampaikan oleh penanaman modal; 4. Data dari SKPD terkait; 5. SPIPISE; 6. Sumber data lainnya seperti laporan masyarakat dan pemberitaan media.
F. Pengelolaan Data dan Sistem Informasi Penanama Modal oleh PDKPM
Pengelolaan Data dan Sisitem Informasi Penanama Modal adalah penerapa Sistem Pelayanan Informasi dan Perizinan Investasi Secara Elektronik (SPIPISE) dalam menyelenggarakan pelayanan perizinan dan non perizinan. Jumlah dan jenis pelayanan SPIPISE yang telah dibangun dan siap diimplementasikan mencakup: 1. Pendaftaran Penanaman Modal Dalam Negeri; 2. Izin Prinscip Penanaman Modala Dalam Negeri; 3. Izin Usaha Penanaman Modal Dalam Negeri; 4. Laporan Kegiatan Penanaman Modal (LKPM);
Target kegiatan ini sampai dengan tahun 2014 yaitu PDKPM telah mengimplementsikan perizinan
dan
non
SPIPISE
100
perizinan
persen
penanaman
dalam
menyelenggarakan
modal
Draft Naskah Akademis Rencana Umum Penanaman Modal Kabupaten Banyuasin 2013-2025
yang
menjadi
122
Bab 4 kewenangannya. Adapun langkah konkret untuk mencapai kondisi tersebut adalah sebagai berikut: 1. Menetapkan PDKPM sebagai lembaga yang menyelenggarakan PTSP bidang penanaman modal; 2. Memberikan pelimpahan kewenangan perizinan dan non perizinan kepada PDKPM; 3. Menyiapkan kantor, SDM, perangkat keras dan perangkat lunak; 4. Menyiapkan infrastruktur PDKPM; 5. Mengikuti pelatihan dasar PTSP dan SPIPISE; 6. Mengajukan permohonan hak akses kepada BKPM; 7. Operasionalisasi SPIPISE;
G. Penyebarluasan, Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Penanaman Modal oleh PDKPM Penyebarluasan, Pendidikan dan Pelatihan Penanaman Modal adalah melaksanakan
kegiatan
bimbingan
teknis
atau
sosialisasi
kebijakan
penanaman modal kepada masyarakat dunia usaha yang mencakup: 1. Kebijakan penanaman modal; 2. Tata cara pengajuan permohonan Penanaman Modal Dalam Negeri (Pendaftaran Penanaman Modal Dalam Negeri, Izin Usaha Penanaman Modal Dalam Negeri dan Masterlist Barang Modal dan
Draft Naskah Akademis Rencana Umum Penanaman Modal Kabupaten Banyuasin 2013-2025
123
Bab 4 Bahan Baku) baik pengajuan secara manual maupun melalui SPIPISE.
Indikator terselenggaranya
capaian
keberhasilan
sosialisasi
kebijakan
pada
kegiatan
penanaman
ini
adalah
modal
kepada
masyarakat dunia usaha. Sehingga target tahun 2014, PDKPM memberikan sosialisasi kebijakan penanaman modal sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam setahun. Untuk itu diperlukan langkah-langkah konkret untuk mencapai hal tersebut yaitu dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Mengumpulkan manual sosialisasi/ pelatihan kebijakan penanaman modal; 2. Menyiapkan manual sosialisasi/ pelatihan kebijakan penanaman modal; 3. Menetapkan jadwal sosialisasi/ pelatihan kebijakan penanaman modal; 4. Menyiapkan undangan; 5. Menyelenggarakan sosialisasi/ pelatihan kebijakan penanaman modal;
Draft Naskah Akademis Rencana Umum Penanaman Modal Kabupaten Banyuasin 2013-2025
124