BAB IV ANALISIS PENGGUNAAN METODE PEMBIASAAN DALAM MENGHAFAL DOA HARIAN DI KB AL BAROKAH KURIPAN PEKALONGAN SELATAN A. Analisis Penggunaan Metode Pembiasaan dalam Menghafal Doa Harian di KB Al Barokah Kuripan Pekalongan Selatan. Upaya guru dalam meningkatkan prestasi menghafal doa harian siswa di KB Al Barokah Kuripan Pekalongan Selatan adalah melalui metode pembiasaan. Adapun yang penulis maksud dengan metode pembiasaan di sini ialah suatu cara yang digunakan atau ditempuh oleh orang tua untuk mendidik putra-putrinya dengan cara menanamkan kebiasaan-kebiasaan yang baik sejak anak masih kecil, agar kebiasaan itu menjadi miliknya dan menyatu dalam jiwanya serta dapat diwujudkan dalam tingkah laku sehari-hari.1 Pengimplikasian metode pembiasaan dalam menghafal doa harian di KB Al Barokah yakni dengan membiasakan siswa untuk membaca doa disetiap kegiatan selama disekolah, diantaranya : a. Setiap pagi, semua anak dikumpulkan dihalaman sekolah untuk bersama-sama doa pagi dan doa masuk kelas. Sebelum masuk kelas, anak-anak belajar beramal dengan memasukkan sebagian uang sakunya kedalam toples yang telah disediakan, hal ini bertujuan agar anak terbiasa untuk beramal. 1
Armai Arief, Op cit, hlm. 111
b. Pada awal pembelajaran, guru membaca surat-surat pendek seperti; QS. Al Fatihah, QS. An-Nash, QS dan Al Ikhlas beserta anak-anak yang dilanjutkan dengan membaca asmaul khusna dan sholawat nariyah. Kemudian guru membaca beberapa doa harian yang harus dihafal anak yang nantinya akan diperkenalkan persatu doa pada anak oleh guru diakhir pembelajaran. Langkah awal yang dilakukan yakniguru memperkenalkan doa baru pada siswa dengan cara membaca tiap lafadz doa dengan baik dan benar agar siswa mengenali dan dapat menirukan dengan baik pula dan menjelaskan keterangan kegunaan doa tersebut. Diulang beberapa kali dengan membagi-bagi perlafadz dengan anak menirukan yang dibacakan oleh guru,kegiatan tersebut dilakukan secara berulang-ulang hingga beberapa hari sampai mayoritas siswa dalam kelas tersebut hafal kemudian dengan membacanya secara keseluruhan tanpa dengan pemotongan lafadz pada doa tersebut. Dilanjutkan pada kegiatan akhir (penutupan), anak kembali diajak mengulangi menirukan bacaan doa secara bersama-sama, kemudian ditunjuk satu-persatu untuk menghadap guru dan menirukan bacaan doa tersebut. Satu doa di ulang beberapa hari hingga mayoritas siswanya hafal tanpa dibimbing guru. Setelah itu, dikenalkan dengan doa yang baru lagi.Hal ini sesuai seperti yang telah dijelaskan oleh Tatar Yusuf (1997:206) bahwasanya langkah-langkah menghafal
diawali
dengan cara membagi dalam bagian yang kecil materi pelajaran
yang dihafal, setelah hafal betul bagian pertama, berpindah kebagian yang lain, dan seterusnya hingga semuannya hafal diluar kepala.2 c. Setelah pembelajaran, anak satu persatu secara mandiri maju menghadap guru untuk berdoa sesudah belajar dan membaca doa sebelum makan dan minum, kemudian setelah masuk kelas kembali, anak dikumpulkan untuk berdoa sesudah makan dan minum secara bersama-sama. d. Hari kamis adalah kegiatan jasmani dan jadwal makan bersama. Pada kesempatan ini pula, selain siswa diajarkan untuk hidup bersih yakni selalu cuci tangan sebelum makan,anak dibiasakan untuk berdoa sebelum makan dan minum terlebih dahulu secara bersama-sama sebelum menikmati hidangan yang telah disediakan. Dilanjutkan berdoa sesudah makan dan minum setelah makanan mereka habis. e.
Sebelum pulang, anak dibiasakan selalu membaca doa untuk kedua orang tua dan doa kebaikan dunia dan akhirat secara bersama. Dilanjutkan dengan membaca doa keluar sekolah dan doa naik kendaraan. Setiap kegiatan jalan-jalan keliling desa, anak senantiasa dibiasakan untuk membaca doa keluar sekolah sebelum mereka keluar dari gerbang sekolah. Dan senantiasa berdoa naik kendaraan setiap ada pembelajaran outdoor yang mengharuskan
2
Tatar Yusuf dan Syaiful anwar, Metodologi Pengajaran Agama dan Bahasa Arab, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1997), hlm. 206
naik mobil,sehingga kegiatan siswa senantiasa di iringi doa dan hal tersebut berlaku pada tiap hari aktif pembelajaran yakni SeninKamis.3 Kegiatan ini berlaku secara berulang-ulang, sehingga secara otomatis siswa tersebut hafal dengan doa-doa yang senantiasa dibaca dengan sendirinya.Hal ini sesuai dengan teori tentang Aspek perkembangan anak usia dini menurut Slamet Suyanto yakni kelompok pengembangan pembiasaan diimplementasikan secara terus
menerus
dalam
aktivitas
sehari-hari.
Pengembangan
pembiasaan ini meliputi aspek sebagai berikut: moral, agama, disiplin, emosi, dan kemampuan bermasyarakat atau bersosial. Dalam implementasinya pembiasaan ini dapat dilakukan dengan membiasakan anak berdoa sebelum melakukan kegiatan, berterima kasih atau bersyukur kepada Allah, dan lain sebagainya.4 Pada proses menghafal doa harian di KB Al
Barokah
Kuripan Pekalongan Selatan bisa dilihat bahwasanya tidak hanya mengulang-ulang membaca doa harian dikelas, akan tetapi juga ada penerapannya dalam setiap kegiatan di sekolah bahkan adanya evaluasi hafalan doa pada setiap anak yang dilakukan setiap hari di tiap akhir pembelajaran guna mengetahui kemampuan hafalan tiap anak untuk setiap doa yang di perkenalkan. Hal ini sesuai dengan strategi dalam rangka mengembangkan nilai-nilai agama pada 3
Mafiyah, Kepala Sekolah KB Al Barokah, wawancara mendalam, 11 November 2015 Mansur, pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007), hlm. 19-20 4
anakmelalui: program kegiatan rutinitas, program kegiatan terintegrasi, dan program kegiatan khusus.5 Melalui tahapan-tahapan tersebut, didapati hasil yang memuaskan, yakni adanya peningkatan baik dari jumlah anak yang hafal maupun kefasihan anak tiap harinya, baik di KB A maupun di KB B. Hal ini dapat dilihat dari progres hari kehari dari hasil observasi yang telah penulis lakukan. Pada hari pertama yang semula di kelas KB A belum ada sama sekali yang hafal dan di kelas KB B hanya beberapa anak saja yang hafal, maka setelah melalui pembiasaan dan tahapan-tahapan yang telah dijelaskan diatas hingga 1 minggu di dapatkan hasil yang cukup baik yakni di KB A terdapat 12 anak yang sudah hafal yang berarti lebih dari setengah jumlah anak di KB A sudah hafal dan 100% anak di KB B sudah hafal dengan baik dan benar.6 Macam-macam doa yang dihafalkan:
5
1)
Doa Sebelum makan
2)
Doa sesudah makan
3)
Doa sebelum tidur
4)
Doa bangun tidur
5)
Doa masuk kamar mandi
6)
Doa keluar dari kamar mandi
7)
Doa untuk kedua orang tua
Otib Satibi hidayat, Metode Pengembangan Moral dan Nilai-Nilai Agama, (Banten: UNIVERSITAS TERBUKA, 2012), Modul. 9.4 6 Observasi di KB Al barokah, dari tanggal 10-23 November 2015
8)
Doa bercermin
9)
Doa kebaikan dunia dan akhirat
10) Doa naik kendaraan 11) Doa keluar dari rumah 12) Doa sesudah belajar 13) Doa masuk masjid 14) Doa keluar masjid 15) Doa ketika hujan 16) Doa akan belajar 17) Doa menjenguk orang sakit 18) Doa memakai pakaian 19) Doa melepas pakaian 20) Doa berbuka puasa 21) Doa mendengar petir 22) Doa sesudah adzan7 Pendekatan dalam proses pendidikan tidak bisa terlepas dari dua aspek yang saling bertentangan, yaitu kelebihan dan kekurangan. Sebab tidak satupun dari hasil pemikiran manusia yang sempurna dan bebas dari kelemahan. Pemakaian metode pembiasaan memiliki kelebihan antara lain:
7
Dokumentasi KB Al Barokah, 10 November 2015
1. Dapat menghemat tenaga dan waktu yang baik. 2. Pembiasaan tidak hanya berkaitan dengan aspek lainnya tetapi juga berhubungan aspek batiniyah. 3. Metode yang paling berhasil dalam pembentukan kepribadian anak didik. Akan tetapi metode pembiasaan ini pun mempunyai kekurangan. Kekurangan metode ini adalah membutuhkan guru yang dapat dijadikan teladan dalam menanamkan nilai-nilai kepribadian pada anak didik. Terlepas dari kekurangan metode pembiasaan, penulis menilai bahwa metode yang paling cocok bagi guru di KB Al Barokah Kuripan Pekalongan Selatan dalam meningkatkan perestasi menghafal doa harian siswa adalah metode pembiasaan, karena mengingat bahwa siswa yang ada di sekolah tersebut merupakan anak yang berusia 2-4 tahun, dimana pada masa itu anak mempunyai tingkatan emosi yang labil serta membutuhkan contoh perbuatan yang nyata, bukan sekedar nasehat atau kata-kata saja. Untuk itulah dibutuhkan guru yang dapat dijadikan sebagai figur atau panutan bagi siswa dalam mengenalkan doa harian. 1. Guru mengenalkan doa baru pada siswa tiap pada akhir pembelajaran dengan telaten dan sabar. 2. Semua guru di KB Al Barokah Kuripan Pekalongan Selatan senatiasa melaksanakan tahapan proses menghafal doa pada siswa
serta pengawasan terhadap siswa dalam mengaplikasikan doa di sekolah. Selain
menggunakan
metode
pembiasaan
untuk
meningkatkan prestasi menghafal doa harian, untuk mengantisipasi berbagai hambatan dan kekurangan dalam proses pembelajaran menghafal doa harian, guru KB Al Barokah Kuripan Pekalongan Selatan
tidaklah
putus
asa
dalam
melaksanakan
proses
pembelajaran. Ada beberapa langkah yang dilakukan guru KB Al Barokah Kuripan Pekalongan Selatan dalam hambatan-hambatan bagi siswa untuk menghafal doa harian, antara lain: 1. Meminta Dukungan Orang Tua Setiap orang tua ingin memberikan pelajaran dan pendidikan akhlak kepada anaknya, supaya anaknya tersebut memperoleh kehidupan yang lebih baik. Karena moral itulah yang akan membentuk tingkah laku dalam kehidupannya. Sikap seperti itu secara alami di miliki oleh semua orang tua di dunia ini. Meminta dukungan dari orang tua agar anak mau menghafal doa harian antara lain dengan cara: a. Ketika
pengambilan
rapot,
selalu
memberikan
pengarahan kepada orang tua siswa berkenaan dengan tingkah lakunya sehari-hari dan menyuruh anaknya agar selalu giat belajar, mengurangi jam bermain, agar meminimalkan pergaulan si anak dengan dunia luar
yang lebih banyak memberikan dampak negatif bagi si anak, serta untuk terus mengajarkan doa harian agar anak menjadi hafal. b. Setiap sebulan sekali, sekolah mengadakan kegiatan parenting yakni pertemuan guru dengan orang tua siswa, selain untuk menjalin hubungan yang baik, dalam kegiatan ini adalah wadah untuk menyampaikan informasi baik itu yang berkaitan dengan pembelajaran maupun seminar yang kaitannya tentang anak. Dalam kesempatan ini pula guru meminta kerja sama orang tua untuk mengawasi kegiatan anak dirumah khususnya dalam pengamalan doa dalam setiap kegiatan anaknya, serta ikut membantu proses hafalan anak yakni dengan senantiasa membaca doa dalam rangka menjadi teladan bagi anaknya karena keteladanan menduduki posisi strategis dalam pendidikan anak. Faktor keteladanan mempunyai pengaruh besar pada perilaku dan mental anak, sebab biasanya anak akan meniru kedua orang tuanya, bahkan kedua orang tuanya akan mencetak perilaku paling kuat bagi perkembangan perilaku dan mental anak.
2. Membuat Buku Pedoman Doa Harian Sekolah melakukan berbagai upaya dalam mengatasi hambatan dalam menghafal doa harian di KB Al barokah Kuripan Pekalongan Selatan salah satunya yakni dengan menyusun Buku Pedoman Doa Harian yang berisi tentang macam-macam doa yang sudah diklasifikasikan berdasarkan usia anak yang menjadi acuan doa yang akan dihafalkan oleh siswa. Dalam penggunaan buku ini, sekolah kembali bekerja sama dengan orang tua karena buku ini menjadi pegangan orang tua dirumah. Sehingga bagi orang tua yang tidak mendampingi anaknya saat di sekolah pun tetap dapat mengetahui doa-doa apa yang harus diketahui dan dihafal oleh anak dan orang tua dapat membimbingnya dirumah.
B. Analisis Faktor Pendukung dan Penghambat Penggunaan Metode Pembiasaan dalam Menghafal Doa Harian di KB Al Barokah Kuripan Pekalongan Selatan. 1. Faktor Pendukung Adapun beberapa faktor yang mendukung penggunaan metode pembiasaan dalam menghafal doa harian di KB Al Barokah Kuripan Pekalongan Selatan, antara lain yaitu:
1.
Dukungan Orang tua Faktor pendukung bagi siswa di KB Al Barokah Kuripan Pekalongan Selatan untuk menghafal doa harian salah satunya adalah dukungan orang tua. Orang tua berperan aktif dalam pembentukan watak anak berakhlak mulia. Bahwa setiap bayi yang lahir kedunia ini tergantung pada orang tuanya. Keteladanan tidak berhenti pada areal tanggunga jawab orang tua pada anak. Keteladanan adalah sebuah keharusan maka orang tua harus menjadi teladan yang baik bagi anaknya. Pada usia dini adalah usia emas
pembentukan
karakter
sehingga
keteladanan
sangat
berpengaruh besar pada sikap si anak yang akan dibawa hingga dia dewasa, sehingga sebagai orang tua harus berhati-hati dalam bertutur kata dan bersikap karena pada usia emas ini, anak benarbenar melihat dan merekam apa yang dia dengar maupun yang dia lihat dan sesuai berkembangnya usia dia akan menirunya. Dukungan orang tua berbagai macam bentuknya terutama untuk menghafal doa harian, dukungan tersebut dapat diberikan baik disekolah maupun dirumah. Bentuk dukungan disekolah berupa perhatian orang tua untuk meningkatkan konsentrasi dalam menerima pengenalan doa harian dikelas. Seperti yang dijelaskan oleh ibu Ufi Rohimah S. Pd. I dalam sebuah wawancara : Dukungan orang tua itu sangat membantu konsentrasi anak. Karena di kelas saya adalah kelompok belajar usia terkecil sehingga mayoritas orang tuanya masih mendampingi anaknya didalam kelas. Karena usia mereka adalah usia bermain, maka
masih sangat sulit untuk berkonsentrasi, terutama untuk mendengarkan dan menirukan lafadz doa yang saya sampaikan. Biasanya orang tua yang mendampingi membantu saya agar anaknya bisa berkonsentrasi.8
Sedangkan bentuk dukungan orang tua dirumah yaitu orang tua diharapkan selain menyuruh dan mengawasi anak untuk selalu berdoa dalam setiap kegiatannya, orang tua juga diharapkan bisa menjadi teladan anaknya dengan selalu membaca doa dalam setiap kegiatannya agar anak melihat dan mencontoh sehingga menjadi pembiasaan hingga secara otomatis menjadi hafal. 2.
Sarana Sarana yang disediakan oleh sekolah merupakan salah satu penunjang dalam sebuah pembelajaran. KB Al Barokah menyediakan buku panduan doa harian yang dijadikan buku pegangan bagi orang tua siswa agar dapat mengajarkan pada anak dan memperkuat hafalan anak di rumah. Sehingga ada kerja sama antara guru dan orang tua dalam menerapkan metode pembiasaan dalam menghafal doa harian yang diharapkan anak cepat hafal dan membiasakan selalu berdoa di setiap kegiatan anak.
Seperti yang disampaikan oleh Ibu Mafiyah, S. Pd. I sebagai Kepala Sekolah KB Al Barokah Kuripan
8
Ufi Rohimah, S. Pd. I, Wali kelas KB A, Wawancara mendalam, 11 November 2015
Buku panduan doa harian ini kami berikan kepada setiap wali murid untuk dibawa pulang. Kami mohon kerjasama orang tua untuk membantu mengajarkan dan mengenalkan doa-doa tersebut dan senantiasa mengamalkannya di setiap kegiatan anak di rumah. 9
2. Faktor Penghambat. Dalam proses penggunaan metode pembiasaan dalam menghafal doa harian di KB Al Barokah Kuripan Pekalongan Selatan terdapat hambatan-hambatan antara lain: 1. Siswa Seperti yang kita ketahui bersama bahwasanya usia balita adalah usia bermain. Dimana anak sangat sulit untuk berkonsentrasi dalam menerima pelajaran. Hal itu juga terjadi saat guru memperkenalkan dan menghendaki siswanya untuk mendengarkan dan menirukan bacaan doa yang guru bacakan. Perbedaan EQ anak juga berpengaruh penting disini. Perbedaan inilah yang menyebabkan kemampuan anak dalam menangkap dan menghafal doa harian juga berbeda satu dengan yang lainnya. Hal lain yang mempengaruhi proses menghafal doa harian pada anak yakni mood (keadaan perasaan) anak yang sering berubah-ubah. Guru harus mengetahui keadaan mood si anak, dan mampu mengkondisikan mood anak dengan tidak
9
Mafiyah, Kepala Sekolah KB Al Barokah, Wawancara mendalam, 10 November 2015
memaksakan si anak untuk menirukan bacaan doa harian yang guru bacakan.10 2. Orang Tua Selain sebagai pendukung, orang tua juga bisa termasuk salah satu pengahambat dalam proses menghafal doa harian pada anak. Karena tidak semua orang tua siswa bisa diajak bekerja sama dengan baik. Hal ini disebabkan ketidak tahuan orang tua tentang kegunaan buku panduan doa harian tersebut, karena ada sebagian siswa yang sudah mandiri, sehingga orang tuanya tidak mendampinginya selama berada di sekolah. Hal lainnya yakni kesibukan wali murid yang menyebabkan tidak adanya
waktu
untuk
membimbing
dan
memperdalam
pengetahuan dan hafalan doa harian pada anak. 3. Lingkungan Lingkungan kelas merupakan suatu tempat tertentu yang secara spasial menjadi lokasi proses pembelajaran. Hal ini berkaitan dengan kondisi dalam kelas itu sendiri. Berkaitan dengan lingkungan kelas, ruang kelas antara KB A dengan KB B berada pada satu ruangan yang hanya dibatasi dengan sekat kayu. Sehingga keadaan kelas dirasa kurang nyaman, suara saling
bersahutan
dan
sempit.
Secara
tidak
langsung
mengganggu proses anak dalam menghafal doa harian.
10
Nur azizah, wali Kelas KB B, wawancara mendalam, 11 November 2015
4.
Upaya mengatasi hambatan penggunaan metode pembiasaan dalam menghafal doa harian di KB Al Barokah Kuripan Pekalongan Selatan a. Kegiatan Parenting Parenting adalah kegiatan pertemuan antara guru dengan wali murid yang diadakan tiap 1 bulan sekali. Kegiatan ini diadakan tidak hanya sebagai ajang silaturahim dan untuk menjaga keharmonisan hubungan antara guru dengan wali murid, akan tetapi disini adalah kesempatan guru memberikan berbagai informasi yang berkaitan dengan proses belajar mengajar, sarana prasarana penunjang pembelajaran, atau bahkan ilmu pengetahuan baru tentang perkembangan anak dan lain sebagainya dengan mendatangkan narasumber yang ahli di bidangnya. Dalam kegiatan parenting ini juga sebagai tempat menyampaikan keluh kesah, saran dan kritik wali murid yang berkaitan dengan proses pembelajaran atau yang lainnya yang ada di KB Al Barokah Kuripan Pekalongan Selatan. Dalam kegiatan parenting ini pula guru mengenalkan buku panduan doa harian kepada wali murid dan meminta kerja samanya dalam penggunaan buku tersebut. b. Briffing Guru Briffing adalah kegiatan semacam evaluasi oleh kepala sekolah terhadap guru untuk mengatasi dan memecahkan
masalah yang dihadapi dalam proses belajar mengajar dengan mencari jalan keluar terbaik bersama. Dalam kesempatan ini pula terdapat bimbingan kepada guru tentang bagaimana cara menghadapi anak dalam rangka meningkatkan hafalan doa harian pada anak. Pada usaha mengatasi faktor penghambat tersebut dapat dilihat bahwa penanganan yang dilakukan secara kompleks. Pertama, menjalin kerjasama dengan orang tua yang diharapkan akan berdampak pula dengan si anak melalui bimbingan yang dilakukan orang tua dirumah, karena sesungguhnya kegiatan anak lebih kompleks dan lebih lama dirumah daripada disekolah. Kedua, peningkatan kemampuan guru dalam menguasai anak, dicarikan solusi dengan cara musyawarah.