BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Data 1. Deskripsi Penelitian Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2010-2013.
Industri
manufaktur
dipilih
karena
memiliki
jumlah
perusahaan yang listing paling banyak dibandingkan dengan industri lain. Penelitian ini menguji pengaruh Kebijakan Dividen yang diproksikan menggunakan Dividend Payout Ratio (DPR), Keputusan Pendanaan dikomfirmasikan melalui Debt to Equity Ratio (DER), Keputusan Investasi diproksikan menggunakan Total Asset Growth (TAG) sebagai variabel independen terhadap Nilai Perusahaan yang dikomfirmasikan melalui Price Book Value (PBV) sebagai variabel dependen. Pemilihan perusahaan-perusahaan publik yang masuk kategori perusahaan manufaktur ini didasarkan pada perusahaan manufaktur dapat memberikan kontribusi terhadap pendapatan domestik bruto dibandingkan dengan sektor jasa. Jenis perusahaan manufaktur juga sering mendapat perhatian yang cukup besar dari investor untuk tujuan investasinya. Tabel 4.1 dibawah ini menyajikan tahapan seleksi sampel berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan.
Tabel 4.1 Tahapan Seleksi Sampel dengan Kriteria Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI dari tahun 2010-2011 Laporan keuangan yang tidak lengkap Perusahaan yang memakai US Dollar sebagai mata uang pelaporan Jumlah perusahaan yang tidak membagikan dividen sekama 4 tahun berturut-turut Jumlah perusahaan yang menjadi sampel Tahun pengamatan Jumlah sampel total penelitian
137 (23) (5) (79) 30 4 120
Sumber : Data diolah Jumlah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2010-2013 berjumlah 137 perusahaan. Dari 137 perusahaan manufaktur tersebut terdapat 23 perusahaan yang tidak menerbitkan laporan keuangan secara lengkap, 5 perusahaan yang menggunakan US Dollar sebagai mata uang pelaporan, dan 79 perusahaan yang tidak mengeluarkan dividen selama 4 tahun berturut-turut selama periode penelitian. Sehingga perusahaan manufaktur yang dijadikan sampel adalah sebanyak 30 perusahaan. Sedangkan total pengamatan yang dijadikan sampel penelitian ini adalah sebanyak 20 pengamatan. 2. Deskripsi Sampel Penelitian Dalam penelitian ini sampel dipilih dengan mengunakan metode purposive sampling dengan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan. Sampel dipilih dari penelitian yang menyajikan data dibutuhkan dalam penelitian ini. Seperti total aset, dividen yang dibagikan pada selama periode 20102014, total hutang, dan total ekuitas.
Tabel 4.2 Sampel Penelitian No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Jenis Usaha Apparel & Other Product Automotive & Allied Product Cables Cement Chemical & Allied Products Consumer Goods Food & Beverages Metal & Allied Products Pharmaceuticals Plastics & Glass Products Stone, Clav, and Concrete products Tobacco Manufacturer Jumlah Akumulasi
Tahun 2010 1 2 1 2 1 4 4 2 5 5 2 1 30
Tahun 2011 1 2 1 2 1 4 4 2 5 5 2 1 30
Tahun 2012 1 2 1 2 1 4 4 2 5 5 2 1 30 120
Tahun 2013 1 2 1 2 1 4 4 2 5 5 2 1 30
Sumber: Data diolah
B. Hasil Uji Analisis Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan model regresi berganda. Tujuannya adalah untuk memperoleh gambaran yang menyeluruh mengenai pengaruh variabel independen (kebijakan dividen, keputusan pendanaan, dan keputusan investasi) terhadap variabel dependen yaitu nilai perusahaan. 1. Analisis Statistik Deskriptif Statistik Deskriptif berkenaan dengan pengumpulan data yang dapat digambarkan atau disimpulkan untuk mendapatkan gambaran mengenai data tersebut sehingga lebih mudah untuk dibaca. Analisis dari statistik deskriptif yaitu: N merupakan jumlah data yang akan diolah dalam
penelitian ini terdiri dari Nilai Perusahaan, Kebijakan Dividen, Keputusan Pendanaan, dan Keputusan Investasi. Berdasarkan hasil uji statistik deskriptif diperoleh sebanyak 119 data observasi yang berasal dari hasil perkalian antara periode penelitian yaitu selama 4 tahun dari tahun 2010 sampai 2013 dengan jumlah perusahaan sampel yaitu 30 perusahaan, dan terdapat 1 perusahaan yang outlier sehingga jumlah perusahaan sampel menjadi 29 perusahaan. Dari perhitungan SPSS for Windows Release 21.0, diperoleh gambaran masing-masing variabel sebagai berikut: Tabel 4.3 Statistik Deskriptif N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
PBV
116
,035
46,794
3,73486
6,908288
DPR
116
5,242
1673,436
97,96265
274,850605
DER
116
10,412
689,621
88,11898
89,587382
TAG
116
-17,264
247,673
18,00625
24,502484
Valid N (listwise)
116
Sumber: Data diolah dengan SPSS v.21 (2015) Pada tabel 4.3 dapat dilihat bahwa jumlah data N masing-masing variabel sebanyak 116 sampel hasil pengamatan selama 4 tahun, dapat dideskripsikan sebagai berikut: a) Nilai Perusahaan menunjukkan nilai dari berbagai aktiva yang dimiliki oleh perusahaan. Nilai perusahaan sangat penting karena dengan nilai perusahaan yang tinggi akan diikuti oleh tingginya kemakmuran pemegang saham. Nilai perusahaan diukur dengan perbandingan harga saham dengan book value (nilai buku). Dari tabel diatas menunjukkan bahwa nilai rata-rata (mean) tahun 2010-2013 sebesar 3,73486.
Artinya harga saham lebih tinggi 3.73% lebih tinggi dari nilai buku. Nilai maksimum nilai perusahaan sebesar 46.794% oleh MLBI pada tahun 2012. Nilai minimum sebesar 0.35% pada BATA pada tahun 2013. Standar deviasinya sebesar 6.908288% lebih besar dari rata-rata (mean) yang artinya penyebaran data tidak merata, sebab perbedaan data yang satu dengan data yang lain tinggi. b) Kebijakan dividen adalah keputusan mengenai apakah laba yang diperoleh perusahaan akan dibagikan kepada para pemegang saham sebagai dividen atau laba ditahan guna pembiayaan investasi dimasa yang akan datang. Kebijkan divien diukur dengan proksi DPR dengan membandingkan antara dividen pershare (DPS) dengan earning pershare (EPS). Tabel diatas menunjukkan nilai rata-rata (mean) sebesar 97.96265 yang artinya rata-rata 97.96265% emiten sampel membagikan dividen kas kepada pemegang saham. Nilai maksimal kebijakan dividen sebesar 167.436 oleh KAEF tahun 2012 yang artinya emiten sampel miliki dividen kas yang dibagikan sebesar 167.436% kepada pemegang saham KAEF. Nilai minimum kebijakan dividen sebesar 5,242 oleh AMFG pada tahun 2010 yang artinya pada tahun 2010 emiten sampel membagikan dividen kas 5.242% dari laba bersih persaham kepada pemegang saham. Standar deviasi sebesar 274.850605% lebih tinggi dari nilai rata-rata. c) Keputusan pendanaan
mengindikasikan
bagaimana
perusahaan
membiayai kegiatan operasionalnya atau bagaimana perusahaan
membiayai aktivanya. Kebijakan pendanaan diukur dengan proksi DER, membandingkan antara total hutang dengan total ekuitas. Tabel diatas menunjukkan nilai rata-rata (mean) 88.11898. Hal ini berarti rata-rata (mean) emiten sampel dibiayai utang sebesar 88.11898% dari ekuitas. Nilai maksimum kebijakan pendanaan adalah 689.621 oleh SMSM pada tahun 2013 yang artinya emiten dibiayai oleh hutang sebesar 689.621% dari ekuitas pemegang saham. Nilai minimum kebijakan pendanaan sebesar 10.142 oleh TCID pada tahun 2010 yang artinya emiten dibiayai oleh hutang sebesar 10.142 % dari ekuitas pemegang saham. Nilai standar deviasi sebesar 89.587382% . d) Keputusan investasi yang dibuat perusahaan dipengaruhi oleh kemampuan perusahaan menghasilkan kas yang dapat memenuhi kebutuhan jangka panjang maupun jangka pendek. Kebijakan investasi diukur dengan total asset growth (TAG). Tabel diatas menunjukkan nilai rata-rata (mean) sebesar 18.00625. Hal ini berarti emiten sampel memiliki total aset sebesar Rp 18.00625 triliun dan tergolong emiten yang memiliki kondisi yang baik. Nilai maksimum keputusan investasi sebesar 247.673 oleh BATA pada tahun 2010 yang berarti bahwa BATA tahun 2010 memiliki total aset yang besar pada kegiatan usahanya sebesar Rp 247.673 triliun. Nilai minimum keputusan investasi sebesar -17.264 pada KLBF pada tahun 2010 yang berarti bahwa KLBF
memiliki total aset paling rendah sebesar -
17.264 triliun. Nilai standar deviasinya sebesar Rp 24.502484 tiliun lebih besar dari nilai rata-ratanya.
2. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel terikat dan variabel bebas mempunyai distribusi normal atau tidak dimana model regresi yang baik adalah memiliki distribusi normal atau mendekati normal. Untuk menguji normalitas digunakan uji statistic KolmogrovSmirnov dengan menggunakan hipotesis sebagai berikut: : Data residual berdistribusi normal : Data residual tidak berdistribusi normal Dengan menggunakan confidence level 95% atau signifikan level 5% maka jika Asymp.Sig. (2-tailed) test nilainya lebih kecil dari 5% maka
diterima dan
ditolak. Data yang terdistribusi normal
adalah data yang signifikannya diatas 5% (0.05).
Tabel 4.4 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N
116 Mean
Normal Parametersa,b
Std. Deviation
Most Extreme Differences
,0000000 1,16920271
Absolute
,055
Positive
,055
Negative
-,043
Kolmogorov-Smirnov Z
,596
Asymp. Sig. (2-tailed)
,869
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Sumber: Data yang diolah dengan SPSS v.21 (2015)
Berdasarkan data pada tabel diatas, maka dapat diketahui bahwa nilai Kolmogorov smirnov sebesar 0.596 dan probabilitas signifikansi 0.869
yang berarti data residual berdistribusi normal.
Gambar 4.1
Dari grafik normal plot diatas dapat disimpulkan bahwa plot terlihat titik-titik menyebar disekitar daerah garis diagonal, seta penyebaran agak menjauh dari diagonal hal ini berarti model regresi telah memenuhi asumsi normalitas. b. Uji Multikolinieritas Uji multikolonieritas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi terdapat korelasi atar variabel independen. Untuk mengetahui apakah terjadi multikolonieritas dapat dilihat dari nilai tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan
setiap
variabel
independen
dijelaskan
variabel
independen lainnya. Suatu model regresi dikatakan bebas dari multikolonieritas adalah apabila nilai tolerance kurang dari 0.10 dan VIF lebih dari 10. Tabel 4.5 Hasil Uji Multikolonieritas a
Coefficients Model
Collinearity Statistics Tolerance
VIF
(Constant) DPR
,990
1,010
DER
,985
1,015
TAG
,987
1,013
1
a. Dependent Variable: ln_pbv
Sumber: Data diolah dengan SPSS v.21 (2015) Berdasarkan tabel 4.5 hasil perhitungan diatas menunjukkan bahwa nilai Tolerance menunjukkan tidak ada variabel independen yang memiliki nilai tolerance kurang dari 0.10 yang berarti tidak ada
korelasi antar variabel independen. Hasil perhitungan nilai Variance inflation Factor (VIF) juga menunjukkan hal yang sama tidak ada satu variabel independen yang memiliki nilai VIF lebih dari 10. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinearitas antar satu variabel independen dalam model regresi. c. Uji Heterokedastisitas Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi
terjadi
ketidaksamaan
variance
dari
residual
pengamatan ke pengamatan yang lain. Deteksi ada atau tidaknya heteroskedasitas dapat dilakukan dengan melihat ada atau tidaknya pola tertentu pada grafik scetterplot antara SRESID dan ZPRED, dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi dan sumbu X adalah residualnya.
Gambar 4.2 Dari grafik scatterplot diatas terlihat bahwa titik tersebar secara acak serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu
Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heterokedastisitas pada model regresi sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi Nilai Perusahaan berdasarkan masukan dari variabel independen
(Kebijakan
Dividen,
Keputusan
Pendanaan,
dan
Keputusan Investasi). Tabel 4.6 Coefficientsa Model
t
(Constant)
Sig.
8,374
,000
DPR
-1,016
,312
DER
,281
,779
TAG
-1,135
,259
1
a. Dependent Variable: absut
Sumber: Data diolah dengan SPSS v.21 (2015) Dari hasil perhitungan regresi dengan menggunakan variabel absolut residual diketahui bahwa nilai signifikansi dari ketiga variabel independen lebih dari 0.05 dengan demikian dapat disimpulkan tidak terjadi heteridestisitas pada model regresi. d. Uji Autokorelasi Uji Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode
t
dengan
kesalahan
pengganggu
pada
periode
t-1
(sebelumnya). Apabila terjadi korelasi, maka dikatakan bahwa dalam model tersebut terdapat masalah autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berturutan sepanjang waktu berkaitan satu sama
lainnya. Pada pembahasan ini akan digunakan uji autokorelasi dengan menggunakan Lagrange Multiplier (LM) atau Breush-Godfrey test. Tabel 4.7 Coefficientsa Model
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
Std. Error
2,841
1,126
DPR
-,002
,002
DER
,010
TAG
Sig.
Beta 2,523
,013
-,068
-,730
,467
,007
,133
1,434
,154
,016
,026
,057
,613
,541
Lag -,011 a. Dependent Variable: PBV
,026
-,037
-,404
,687
1
(Constant)
t
Sumber: Data yang diolah dengan SPSS v.21 (2015) Nilai Lagrange Multiplier (LM Test) menunjukkan bahwa koefisien parameter untuk lag memberikan probabilitas sebesar 0.687 diatas 0.05. hal ini menunjukkan bahwa pada LM Test tidak terdapat autokorelasi.
3. Uji Kelayakan Model a. Uji Simultan atau Uji F Uji F digunakan untuk menguji signifikansi pengaruh seluruh variabel bebas (DPR, DER, dan TAG) dengan variabel terikat (PBV) secara bersama-sama. Hasil pengujian signifikansi F dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut ini.
Tabel 4.8 ANOVAa Model
Sum of
df
Mean Square
F
Sig.
Squares Regression 1
27,832
3
9,277
Residual
157,209
112
1,404
Total
185,041
115
6,609
,000b
a. Dependent Variable: ln_pbv b. Predictors: (Constant), TAG, DPR, DER
Sumber: Data diolah dengan SPSS v.21 (2015)
H1 : Terdapat pengaruh secara bersama-sama antara Dividen Payout Ratio, Debt Equity Ratio, dan Total Assets Growth terhadap Price Book Value secara bersama-sama. Tahap-tahap untuk melakukan uji F yaitu: 1) Merumuskan Hipotesis H0 : Secara simultan tidak ada pengaruh antara variabel DPR, DER, dan TAG dengan PBV. H1 : Secara ada pengaruh antara variabel DPR, DER, dan TAG dengan PBV 2) Menentukan Tingkat Signifikansi Tingkat signifikansinya a = 5% (signifikansi 5% atau 0.05 adalah ukuran standar yang sering digunakan dalam penelitian). 3) Menentukan F hitung Berdasarkan tabel diatas di dapat nilai F hitung adalah 6.61.
4) Menentukan F tabel Dengan menggunakan tingkat keyakinan 95%, a = 5%, df1 (jumlah variabel-1) = 3 dan df2 (n-3) atau 116-3 = 113, hasil diperoleh F tabel sebesar 2.68 5) Kriteria Pengujian HO diterima bila F hitung < F tabel HO ditolak bila F hitung > F tabel 6) Membandingkan F hitung dengan F tabel Nilai F hitung > F tabel (6.61 > 2.68), maka HO diterima 7) Kesimpulan Karena F hitung > F tabel (6.61 > 2.68) dan signifikan < 0.050 (0.000 < 0.050), maka Ho ditolak dan HI diterima. Jadi dapat disimpulkan bahwa variabel DPR, DER dan TAG secara bersamasama berpengaruh terhadap nilai perusahaan yang diwakili dengan proksi PBV. b. Uji Determinasi Koefisien determinasi (R2) mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variable dependen. Nilai koefisien determinasi yang ditunjukkan dengan nilai adjusted R-Square dari model regresi digunakan untuk mengetahui besarnya pengungkapan yang dapat dijelaskan oleh variabel-variabel bebas nya. Nilai koefisien determinasi dari model regresi penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.9 sebagai berikut:
Tabel 4.9 Model Summaryb Model
R
R Square
a
1
,388
Adjusted R
Std. Error of
Square
the Estimate
,150
,128
1,18476
a. Predictors: (Constant), TAG, DPR, DER b. Dependent Variable: ln_pbv
Sumber : Data diolah dengan SPSS v.21 (2015)
Pada tabel 4.9 menunjukkan bahwa koefisien determinasi yang nilai Adjusted R-Square sebesar 0.128. Hal ini menunjukkan bahwa 12,8% variasi nilai perusahaan dapat dijelaskan secara signifikan oleh variasi variabel dividen payout ratio, debt equity ratio, dan total assets growth. Sedangkan (100% - 12,8%) 87,2% nilai perusahaan dipengaruhi oleh faktor lain diluar model penelitian, seperti faktur eksternal perusahaan yang terdiri dari tingkat inflasi, tingkat suku bunga, kurs, mata uang, dan situasi sosial politik.
4. Uji hipotesis a. Uji t Uji t bertujuan untuk menguji seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual. Uji t berada pada tingkat signifikansi 0.05. Jika nilai probabilitas t lebih kecil dari 0.05, maka Ha diterima dan menolak Ho, sedangkan jika nilai probabilitas t lebih besar dari 0.05, maka Ho diterima dan menolak Ha. Berikut hasil pengujiannya:
Tabel 4.10 Coefficientsa ModeModel
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B (Constant)
Std. Error
t
Sig.
,738
,462
Beta
,157
,213
DPR
-,001
,000
-,281
-3,207
,002
DER
,001
,001
,092
1,051
,295
,009
,217
2,475
,015
1 TAG ,023 a. Dependent Variable: ln_pbv
Sumber : Data diolah dengan SPSS v.21 (2015) Dari uji statistik t antara masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen dapat dijelaskan sebagai berikut: 1) Variabel DPR memiliki p-value dalam kolom sig, yaitu 0.002 < 0.05, sedangkan t-hitung -3.207 < t-tabel 1.981, yang artinya signifikan. Dimana pada variabel DPR tersebut memiliki hubungan yang negatif dan signifikan. Dalam pengambilan hipotesis, maka H2 diterima artinya DPR berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan. 2) Variabel DER memiliki p-value dalam kolom sig, yaitu 0.295 > 0.05, sedangkan t-hitung 1.051 < t-tabel 1.981, yang artinya tidak signifikan. Dimana pada variabel DER tersebut memiliki hubungan negatif dan tidak signifikan. Dalam pengambilan hipotesis, maka H3 ditolak artinya DER tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. 3) Variabel TAG memiliki p-value dalam kolom sig, yaitu 0.015 < 0.05, sedangkan t-hitung 2.475 > t-tabel 1.981, yang
artinya signifikan. Dalam pengambilan hipotesis maka H4 diterima
yang
artinya
TAG
berpengaruh
terhadap
nilai
perusahaan.
5. Analisis Regresi Berganda Tabel 4.11 Coefficientsa eModel
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B (Constant)
Std. Error
t
Sig.
,738
,462
Beta
,157
,213
DPR
-,001
,000
-,281
-3,207
,002
DER
,001
,001
,092
1,051
,295
,009
,217
2,475
,015
1 TAG ,023 a. Dependent Variable: ln_pbv
Sumber: Data diolah dengan SPSS v.21 (2015) Analisis regresi linier berganda digunakan untuk menganalisa pengaruh variabel-variabel bebas terhadap variabel tidak bebas dari hasil analisis regresi linier yang dilakukan maka dapat diperoleh persamaan sebagai berikut: Nilai perusahaan = 0.157 – 0.001 DPR + 0.001 DER + 0.023 TAG + e Dimana: a.
Kontanta sebesar 0.157 menyatakan jika tidak ada DPR, DER, dan TAG maka perubahan NPV sebesar 0.157.
b.
Koefisien regresi variabel DPR sebesar -0.001 artinya jika variabel independen lain nilainya tetap dan DPR mengalami kenaikan 1%, maka nilai perusahaan (Y) akan mengalami penurunan sebesar -
0.001%. koefisiensi bernilai negatif artinya terjadi hubungan negatif antara DPR dengan nilai perusahaan, jadi semakin meningkat DPR, maka semakin kecil nilai perusahaan. c.
Koefisiensi regresi variabel DER sebesar 0.001 artinya jika variabel independen lain nilainya tetap dan DER mengalami kenaikan 1%, maka nilai perusahaan (Y) akan mengalami peningkatan sebesar 0.001% koefisiensi bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara DER dengan nilai perusahaan, semakin meningkat DER maka semakin tinggi nilai perusahaan.
d.
Koefisiensi regresi variabel TAG sebesar 0.023 artinya jika variabel independen lain nilainya tetap dan TAG mengalami kenaikan 1%, maka nilai perusahaan (Y) akan mengalami peningkatan sebesar 0.023%. Koefisiensi bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara TAG dengan nilai perusahaan, semakin meningkat TAG maka semakin tinggi nilai perusahaan.
6. Pembahasan Berdasarkan pengujian diatas dapat diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 4.12 Interprestasi Hasil
No
Variabel Independen
Uji F 1 Seluruh variabel independen Uji t 2 Dividen Payout Ratio (DPR) 3 Debt Equity Ratio (DER) 4 Total Assets Growth (TAG) Sumber: Data yang dioleh (2015)
Hasil
Keputusan Hipotesis
Sig 0.000 < 0.050
H1 Diterima
Sig 0.02 < 0.050 Sig 0.295 > 0.050 Sig 0.15 < 0.050
H2 Diterima H3 Ditolak H4 Diterima
Dari hasil pengujian diatas menunjukkan bahwa secara bersamasama DPR, DER, dan TAG berpengaruh pada nilai perusahaan yang ditunjukkan dengan Fhitung > Ftabel yaitu 6.61 > 2.68. Hal ini juga di buktikan dengan nilai signifikansi sebesar 0.000 lebih kecil dari tingkat signifikansi probabilitas sebesar 0.05 atau 5%. Dari hasil pengujian koefisien determinasi diperoleh hasil adjusted R square sebesar 0.128 atau 12.8% yang bernilai kecil, sedangkan sisanya sebesar 87.2% (100% 12.8%) dipengaruhi atau dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak yang tidak dijelaskan dalam penelitian ini. a. Pengaruh Dividen Payout Ratio (DPR) terhadap nilai perusahaan Untuk variabel independen DPR secara parsial memiliki pengaruh terhadap nilai perusahaan. Hasil hipotesis menunjukkan bahwa variabel kebijakan dividen berpengaruh signifikan terhadap variabel nilai
perusahaan yang dilihat dari tingkat signifikansi 0.002. Nilai ini lebih kecil dari tingkat signifikansi 0.050 sehingga dapat disimpulkan bahwa kebijakan berpengaruh secara signifikan terhadap nilai perusahaan, dan dapat disimpulkan H2 diterima karena didukung data dan sesuai dengan ekspektasi penelitian. Adanya pengaruh signifikan dari variabel kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan menunjukkan semakin besar dividen yang dibayarkan kepada pemegang saham sehingga menyebabkan semakin tinggi nilai perusahaan. Hasil dari penelitian ini didukung oleh penelitian Wijaya dan Wibawa (2010) dan Adelegan (2011) yang menunjukkan adanya pengaruh signifikan antara kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan. Sesuai dengan signaling theory, pembayaran dividen berisi informasi atau isyarat tentang prospek perusahaan dimasa yang akan datang. Pengumuman meningkatnya dividen telah meningkatkan return saham dan dapat digunakan untuk menangkal isu yang tidak diharapkan perusahaan dimasa yang akan datang.
b. Pengaruh Debt Equity Ratio (DER) terhadap nilai perusahaan c. Pengaruh Total Assets Growth (TAG) terhadap nilai perusahaan