BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Data Dalam analisis dan pembahasan ini seperti yang telah di jelaskan sebelumnya, metode analisis yang di gunakan oleh penulis adalah dengan cara kuantitatif. Di mana dalam analisis ini akan di jabarkan mengenai faktor dalam pembentukan ROCE dari tahun ke tahun. Analisis ini akan memperlihatkan bagaiman Return on Net Operating Assets dan Financial Leverage akan berpengaruh terhadap ROCE suatu perusahaan, kemudian dari faktor tersebut sejauh manakah Financial Leverage dapat memberikan kontribusinya dalam pembentukan ROCE dari tahun ke tahun. Sehingga dari hasil analisis ini dapat memberikan gambaran tentang kondisi keuangan perusahaan dari tahun ke tahun. Hasil perbandingan yang di lakukan dengan menggunakan data-data keuangan dari tahun sebelumnya. Hal ini dapat mengindikasikan arah perkembangan atau penurunan kondisi dan kinerja keuangan perusahaan secara relatif. Analisis ini dilakukan dengan cara memperbandingkan rasio-rasio keuangan perusahaan dari tahun ke tahun. Hasil perbandingan yang dilakukan dengan menggunakan data-data keuangan dari tahun sebelumnya ini dapat mengindikasikan arah perkembangan atau penurunan kondisi dan kinerja keuangan perusahaan secara relatif.
53
1. Net Operating Assets Net Operating assets dapat menunjukan dan mengindikasikan kegiatan operasional dalam suatu perusahaan. Dimana kegiatan operasional perusahaan merupakan kegiatan yang paling lama dan relevan. Tabel 4.1 Net Operating Assets (dalam milyar) Tahun Keterangan 1997 NOA
2,769
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
3,877.9
4,786.2
2,176.4
19,041.4
17,112.8
20,177.5
20,640.5
24,849.3
25,387.9
Berdasarkan tabel Net Operating Assets di atas memperlihatkan peningkatan yang cukup besar hal ini dapat terlihat selama tahun 1997 – 1998 yang memiliki peningkatan relatif stabil yaitu sebesar Rp. 1.108.9,- , sedangkan dari tahun 2000 – 2001 peningkatan Net Operating Asset meningkat tajam yaitu sebesar Rp. 16.865,-. Peningkatan tersebut di pengaruhi oleh dua hal yaitu oleh Net Financial Obligation (NFO) dan Stockholder’s Equity (SE). Net Operating Assets ini juga dapat diketahui pula dari Total Assets yang dimiliki perusahaan dan besarnya Operating Liabilities yang terdapat didalam suatu perusahaan. Dalam analisis tersebut diatas dapat disimpulkan pula jika dalam suatu perusahaan Net Operating Assets-nya meningkat dari tahun ke tahun, maka secara otomatis Average Net Operating Assets pun akan meningkat. Ini terlihat ketika pada tahun 2000 -2001 Net Operating Assets menunjukkan peningkatan yang cukup tajam maka Average Net Operating assets pun mengalami peningkatan yang cukup tajam, 54
oleh karena itu peningkatan ataupun penurunan dari NOA akan mempengaruhi ROCE.
2. Net Operating Profit After Tax ( NOPAT ) Net Operating Assets After Tax merupakan suatu pendapatan operasional netto setelah di kurangi pajak. Net Operating Profit After Tax ini dapat mempengaruhi besar atau kecilnya Return on Net Operating Assets. Besarnya NOPAT dapat di lihat dalam tabel di bawah ini : Tabel 4.2 Net Operating Profit After Tax (dalam milyar) NOPAT NOPAT
1997
1998
511.63
819.25
1999
2000
1196.25
1047.46
2001 1482.94
Tahun 2002 807.28
2003
2004
2005
2006
2089.63
2238.67
2592.84
2446.99
Dari tabel Net Operating Profit After Tax tersebut diatas menunjukkan adanya peningkatan NOPAT yang stabil ini dapat telihat diantara tahun-tahun seperti antara tahun 1998 sampai tahun 1999 yaitu sebesar Rp. 377,-. Ketidakstabilan atau naik turunnya Net Operating Profit After Tax tersebut di atas tidak berlangsung lama karena pada tahun 2003 - 2005 Net Operating Profit After Tax kembali menunjukkan suatu perubahan yang stabil yakni sebesar Rp. 300,sampai dengan Rp. 500,-. Naik atau turunnya Net Operating Profit After Tax di sebabkan karena naik atau turunnya laba usaha yang di hasilkan dalam suatu perusahaan tersebut dan beban pajak yang terdapat dalam perusahaan tersebut.
55
Sehingga dengan analisis tersebut di atas dapat disimpulkan beban pajak mempengaruhi besar kecilnya Net Operating Profit after Tax yang di hasilkan oleh perusahaan. Besar atau kecilnya Average Net operating Profit After Tax mempengaruhi Return on Net Operating assets (RNOA), sehingga secara tidak langsung akan mempengaruhi pembentukan ROCE.
3. Return on Net Operating Assets (RNOA) Merupakan pengukuran hasil kinerja kegiatan operasional perusahaan dalam kurun waktu tertentu yang relevan. Sehingga RNOA dapat di lihat dalam tabel berikut: Tabel 4.3 Return on Net Operating Assets
RNOA RNOA
Tahun 1997
1998
1999
2000
3.6%
5.8%
8.4%
7.4%
2001
2002
2003
2004
2005
2006
10.5%
5.7%
14.8%
15.8%
18.4%
17.3%
Berdasarkan tabel perhitungan Return on Net Operating Assets diatas, dapat terlihat adanya peningkatan pada tahun 1997 – 1999 yaitu sebesar 4.8% kemudian pada tahun 2000 - 2001 Return on Net Operating Assets menunjukkan peningkatan yakni sebesar 7.4 % menjadi 10.5 %. Peningkatan tersebut tidak berlangsung lama karena Return on Net Operating Assets kembali mengalami penurunan yang sangat signifikan pada tahun 1999 sampai tahun 2000. Penurunan atau pun peningkatan tersebut dapat disebabkan karena dari
56
besar atau kecilnya Net Operating Profit Ater Tax dibandingkan dengan besar atau kecilnya Average Net Operating Profit pada tahun tersebut. Dari analisis di atas dapat di simpulkan bahwa kegiatan operasional perusahaan sangatlah penting bagi suatu perusahaan. Oleh karena itulah Return on Net Operating Assets (RNOA) yang merupakan return operasional mempunyai pengaruh ataupun berperan dalam pembentukan Return On Common Equity (ROCE).
4. Financial Leverage Financial Leverage berkaitan erat dengan kebijakan pendanaan yang diambil oleh manajemen perusahaan. Dengan demikian dapat dikatakan juga bahwa Financial leverage menunjukkan bagaimana kinerja pendanaan perusahaan.
LEV LEV merupakan komponen pertama dari efek Financial Leverage yang
diukur dari Total Asset dibagi dengan Equity. Besarnya LEV dapat di lihat di dalam tabel berikut: Tabel 4.4 LEV (dalam milyar)
LEV Total Assets/Equity
Tahun 1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
1,177
1,278
2,562
2,177
2,080
2,075
2,164
2,114
2,290
2,251
57
Jika dilihat pada tabel di atas LEV suatu perusahaan berfluktuasi pada tahun 1997 sampai tahun 1999. Dimana keadaan LEV di sini pada tahun tertentu meningkat tetapi peningkatannya tidak stabil karena akan menurun kembali pada tahun berikutnya, atau dengan kata lain LEV naik turun pada tahun-tahun tersebut, misalnya pada tahun 1998 – 1999 LEV mengalami peningkatan dari sebesar Rp. 1,284,-, tetapi pada tahun 1999 - 2000 LEV mengalami penurunan yaitu sebesar Rp. 97,-. keadaan demikian terjadi sampai pada tahun 2001. Peningkatan atau penurunan LEV berpengaruh terhadap Financial Leverage perusahaan, oleh karena itu peningkatan dan penurunan LEV sangat berpengaruh terhadap Return On Common Equity dalam suatu perusahaan.
Spread Spread merupakan komponen kedua dari Financial Leverage, dan merupakan
fungsi tingkat suku bunga atas utang dan return investasi. Untuk lebih jelasnya dapat terlihat dalam tabel di bawah: Tabel 4.5 Spread SPREAD
1997
ROCE – RNOA LEV
1.8%
1998 1.7%
1999 0.85%
2000
Tahun 2001 2002
2003
2004
2005
2006
2.07%
1.25%
0.55%
0.09%
-6.7%
-6.8%
0.14%
Spread dalam tabel di atas memperlihatkan ada yang negatif dan ada yang positif. Hasil dari perhitungan spread baik yang positif maupun yang negatif sangat menentukan Financial Leverage dalam perusahaan.
58
Financial Leverage meningkatkan Return on Common Equity (ROCE) selama spread positif dan Financial Leverage akan menurunkan ROCE jika spread negatif. Dengan demikian Financial leverage berkaitan erat dengan pendanaan yang diambil oleh manajemen perusahaan. Dan dapat diketahui pula perusahaan memiliki masalah dengan kebijakan pendanaannya yang terlihat dari Financial leverage cenderung memiliki pengaruh yang negatif terhadap ROCE suatu perusahaan.
6. Return on Common Equity (ROCE) Tabel 4.6 ROCE Tahun
ROCE 1997 NI- Div/Saham Common Equity
6.2%
1998 8%
1999
2000
2001
10.6%
11.9%
13.1%
2002 6%
2003
2004
16%
16%
2005 3%
Berdasarkan analisis diatas nampak bahwa pada pengembalian ekuitas meningkat pada tahun 1997-1998 yaitu sebesar 6.2% menjadi 8,4%. Hal ini disebabkan karena spread pada tahun 1997 menunjukan angka positif, dengan spread yang positif tersebut maka akan mempengaruhi terhadap peningkatan ROCE. Namun setelah tahun tersebut meningkat cukup fluktuatif. Peningkatan ROCE ini terutama disebabkan peningkatan Operating Income dan meningkatnya pula Financial Leverage yang didalamnya terdapat spread yang menunjukkan angka positif. Selanjutnya prosentase ROCE semakin meningkat tajam yaitu pada tahun 2003 sebesar 13%. Peningkatan ini juga di dukung karena pada tahun ini spread masih menunjukan angka yang positif yaitu sebesar 0.55%. 59
2006 2%
Dan pada tahun 2005 -2006 ROCE menunjukkan penurunan yaitu sebesar 16% pada tahun 2004 menjadi 3% pada tahun 2005. Kondisi financial perusahaan semakin menurun setelah tahun 2002, yaitu menjadi 5.7%, ketika di tahun berikutnya 2003 perusahaan mengalami peningkatan Return on Net Operating Assets sebesar 14.8% di bandingkan dengan tahun 2002 dan spread masih menunjukan angka yang positif pada tahun ini yaitu sebesar 0.55% Peningkatan kondisi perusahaan ini ternyata tidak berlangsung lama. Hanya selang beberapa tahun (2005), PT. Indosat kembali mengalami penurunan hingga tahun 2006. Dengan analisa dan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa Financial Leverage yang tediri dari dua komponen yaitu LEV dan Spread dapat mempengaruhi peningkatan atau penurunan ROCE, namun dari dua komponen diatas yang lebih berpengaruh terhadap peningkatan Return on Common Equity (ROCE) selama spread positif.
B. Pembahasan Dari tabel dibawah ini dapat terlihat bahwa Return on Common Equity (ROCE) di pengaruhi oleh dua faktor yakni Return on Net Operating Assets (RNOA) dan Financial Leverage (Lev dan Spread). Dimana Return on Net Operating Assets (RNOA) mencerminkan dari kegiatan operasional dari perusahaan dan Financial Leverage merupakan cerminan dari kegiatan non-operasional dari suatu perusahaan.
60
Untuk itu berikut ini adalah pembahasan lebih jelas lagi untuk mengetahui bagaimana kinerja PT. Indosat dalam mengelola kinerja operasional dan kinerja nonoperasional perusahaan ini dari tahun 1997-2006 berdasarkan penjelasan dan tabel dibawah ini : TABEL 4.7 ROCE PT. INDOSAT
Tahun 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006
Return on Net Operating Assets (RNOA) 3.6% 5.8% 8.4% 7.4% 10.5% 5.7% 14.8% 15.8% 18.4% 17.3%
LEV
SPREAD
1,177 1,278 2,562 2,177 2,080 2,075 2,164 2,114 2,290 2,251
1.8% 1.7% 0.85% 2.07% 1.25% 0.14% 0.55% 0.09% -6.7% -6.8%
Return on Common Equity (ROCE) 6.2% 8.0% 10.6% 11.9% 13.1% 6.0% 16% 16% 3% 2%
Berdasarkan tabel diatas dapat terlihat kinerja dari PT. Indosat dimana menunjukkan ROCE yang dihasilkan setiap tahunnya. Pada tahun 1997 tingkat ROCE yang di hasilkan adalah sebesar 6.2% dimana dalam persentase ROCE ini didalamnya terdapat RNOA sebesar 3.6% yang berarti 50% kegiatan dari perusahaan ini pada tahun tersebut mengandalkan kegiatan operasional dari pada kegiatan nonoperasional untuk mencapai ROCE yang sekarang ini. Selain peningkatan RNOA
61
yang berpengaruh terhadap peningkatan ROCE adanya kontribusi Financial Leverage yang baik yang di tunjukkan dengan hasil spread yang positif, pada tahun 1998 ini kegiatan perusahaan tetap relative mengandalkan kegiatan operasional. Pada tahun 2003 tingkat ROCE meningkat pula dari tahun sebelumnya yaitu sebesar 10% peningkatan ini merupakan peningkatan yang terbesar selama sepuluh tahun tersebut. Berbeda dengan tahun-tahun diatas, tahun-tahun ini kegiatan pendanaan perusahaan mengalami kendala dalam memanfaatkan pinjaman pihak ketiga untuk mendongkrak ROCE. Hal ini jelas terlihat pada spread yang menunjukkan angka negatif yang akan berdampak pada Financial Leverage. Pada tahun 2006 yang menghasilkan ROCE sebesar 2%, tingkat ROCE ini dari spread yang dihasilkan pada tahun ini yaitu sebesar -6.8% dan pada tahun ini ROCE berada pada titik terendah selama sepuluh tahun. Tahun-tahun tersebut diatas memperlihatkan dimana ROCE yang dihasilkan oleh perusahaan menunjukkan angka yang rendah, hal ini karena kegiatan pendanaan perusahaan lebih banyak dilakukan dengan menambah hutang untuk pendanaannya ini terlihat adanya peningkatan hutang yang cukup besar tersebut menunjukkan keadaan bahwa kebijakan Financial Leverage yang dilakukan oleh perusahaan tidak baik sehingga Financial Leverage pada tahun-tahun tersebut tidak dapat memberikan kontribusinya terhadap ROCE. Berdasarkan
pembahasan
diatas
dalam
tahun-tahun
tersebut
kegiatan
perusahaan hampir seluruhnya menggunakan kegiatan operasional yaitu yang berhubungan dengan peningkatan pendapatan dan biaya operasi yang terdapat dalam
62
tahun diatas dimana kedua hal tersebut berpengaruh terhadap laba usaha (operating income) yang di peroleh perusahaan pada tahun itu. Kegiatan operasional ini berkaitan dengan piutang, persediaan, hutang, biaya-biaya yang harus dibayar. Dengan demikian dapat dikatakan untuk tahun-tahun seperti 1997, 1998, 1999, 2000 dan 2004 di atas bahwa Financial Leverage (LEV x Spread) yang di hasilkan oleh cukup baik sehingga dengan Financial Leverage yang bagus dapat menambah atau meningkatkan ROCE selama spread positif. Jadi sebuah perusahaan bisa memperoleh return yang lebih tinggi atas Net Operating Assets daripada biaya bunga yang membiayai asset tersebut, excess return yang di peroleh akan memberikan manfaat bagi pemegang saham. Untuk tahun 2005 dan 2006 Financial Leverage yang dihasilkan oleh perusahaan tidak baik hal ini dapat terlihat dari spread yang menunjukkan angka yang negatif selama tahun-tahun tersebut sehingga dengan kata lain pada tahun ini ROCE yang di hasilkan tidak dapat maksimal. Dengan penjelasan diatas berarti Financial Leverage sangatlah berperan dalam peningkatan ROCE. Sehingga dengan kata lain Financial Leverage dapat memberikan kontribusinya dalam peningkatan ROCE sejauh spread yang di hasilkan positif.
63