perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Daerah Penelitian 1. Keadaan Geografi Kabupaten Badung Kabupaten Badung merupakan satu dari delapan kabupaten dan satu kota di Bali yang mempunyai wilayah seluas 418,52 km2 atau 41.852 Ha (7,43% luas pulau Bali). Terletak pada posisi 08o14’20” – 08o50’48” (Lintang Selatan) dan 115o05’00” – 115o26’16” (Bujur Timur), membentang di tengah-tengah Pulau Bali. Seluruh wilayah laut sesuai dengan kewenangan Kabupaten Badung yaitu paling jauh 4 (empat) mil diukur dari garis pantai ke arah laut lepas dan/atau ke arah perairan kepulauan dan sejauh jarak garis tengah antar wilayah laut kabupaten/kota yang berdekatan.Bagian utara wilayah ini merupakan daerah pegunungan yang berudara sejuk, sedangkan di bagian selatan merupakan dataran rendah dengan pantai berpasir putih. Bagian tengah wilayah merupakan daerah persawahan dengan pemandangan yang asri. Kabupaten Badung terbagi menjadi 6 (enam) wilayah kecamatan yang terbentang dari bagian Utara ke Selatan yaitu kecamatan Petang, Abiansemal, Mengwi, Kuta, Kuta Utara dan Kuta Selatan. Disamping itu di wilayah ini juga terdapat 16 Kelurahan, 46 Desa, 369 Banjar Dinas, 164 Lingkungan, 8 Banjar Dinas Persiapan, dan 8 Lingkungan Persiapan.
commit to user
40
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 41
Tabel 4.1 Data Administrasi Kecamatan di wilayah Kabupaten Badung Luas No Kecamatan Wilayah Ibu Kota Desa (Ha) Kecamatan Desa/Kelurahan Adat Kuta 1 Selatan 10.113 Jimbaran 6 9 2 Kuta 1.752 Kuta 5 6 3 Kuta Utara 3.386 Kerobokan 6 8 4 Mengwi 8.200 Mengwi 20 38 5 Abiansemal 6.901 Blakiuh 18 32 6 Petang 11.500 Petang 7 27 Jumlah 41.852 62 120 Sumber : Badung Dalam Angka Tahun 2009 (BPS Kabupaten Badung) Berdasarkan sistem ruang budaya Bali, maka keseluruhan wilayah Kabupaten Badung merupakan total dari penjumlahan desa pekraman yang ada di Kabupaten Badung yang berjumlah 1.433 Desa Pekraman. Batas wilayah Kabupaten Badung adalah sebagai berikut: a. Sebelah Utara
: Kabupaten Buleleng
b. Sebelah Timur
: Kota Denpasar, Kabupaten Gianyar dan
Kabupaten Bangli c. Sebelah Selatan : Samudra Hindia d. Sebelah Barat
: Kabupaten Tabanan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
Gambar 4.1 Peta Kabupaten Badung commit to user
digilib.uns.ac.id 42
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 43
2. Topografi Topografi wilayah Badung memiliki variasi yang sangat beragam, yaitu ketinggiannya antara 0 – 3.000m dpl. Kabupaten Badung dibagi menjadi 3 wilayah pengembangan yaitu: Badung Utara, Badung Tengah dan Badung Selatan. Masing-masing wilayah memiliki perbedaan karakteristik lingkungan yang mencolok. Wilayah Badung Utara, merupakan kawasan pegunungan yang subur dengan hutan dan Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang luas, karena itu sesuai fungsi konservasi lingkungan. Wilayah Badung Tengah, merupakan kawasan dengan ketinggian dan kesuburan sedang, karena itu sesuai untuk fungsi transisi antara fungsi lindung dan budidaya alamiah seperti pertanian. Wilayah Badung Selatan, merupakan kawasan datar, tidak subur dan pesisir, karena itu sepenuhnya sesuai untuk fungsi budidaya yang bersifat terbangun. 3. Iklim Kabupaten Badung merupakan daerah beriklim tropis yang memiliki dua musim yaitu musim kemarau (April - Oktober) dan musim hujan (November - Maret), dengan curah hujan rata-rata pertahun antara 893,4 – 2.702,6 mm. Suhu rata-rata 25-30oC dengan kelembapan udara rata-rata mencapai 79%. Dan kecepatan angin mencapai 6 knot. 4. Penduduk Jumlah penduduk Kabupaten Badung pada tahun 2010 mencapai 393.020 orang. Dengan laju pertumbuhan penduduk yang hanya 1,16%, dan kepadatannya pada tahun 2010 menjadi 939 km2. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 44
Tabel 4.2 Jumlah Penduduk, Laju Pertumbuhan dan Kepadatan per Km2 di Kabupaten Badung Tahun 2003-2010 Laju Kepadatan Tahun Jumlah Penduduk Pertumbuhan (Per Km2) (%) 2003 351.077 2,65 839 2004 358.311 2,06 856 2005 374.377 4,48 895 2006 370.954 -0,91 886 2007 377.480 1,76 902 2008 383.880 1,7 917 2009 388.514 1,21 928 2010 393.020 1,16 Sumber: Registrasi Penduduk (BPS Kabupaten Badung)
939
5. Ketenagakerjaan Angkatan kerja merupakan bagian penduduk yang sedang bekerja dan siap masuk pasar kerja, atau dapat dikatakan sebagai pekerja dan merupakan potensi penduduk yang akan masuk pasar kerja. Angka yang sering digunakan untuk menyatakan jumlah angkatan kerja adalah TPAK (Tingkat Partisispasi Angkatan Kerja), yang merupakan rasio antara angkatan kerja dan tenaga kerja. Berdasarkan hasil survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) tahun
2011,
tingkat
partisispasi
angkatan
kerja
(TPAK)
yang
menunjukkan rasio antara banyaknya angkatan kerja dengan penduduk usia kerja di Kabupaten Badung sebesar 76,38%. Jumlah angkatan kerja yang bekerja atau tingkat kesempatan kerja sebesar 97,70% dan yang menganggur sebanyak 2,30%. Sedangkan upah minimum kabupaten mengalami peningkatan, pada tahun 2011 mencapai Rp 1.290.000,00. commit to user
Tabel 4.3 Kondisi Ketenagakerjaan Kabupaten Badung Tahun 2003-2011 Uraian
Tahun 2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
Penduduk Usia Kerja
336.342 309.589 307.655 326.672 304.381 310.215 317.058 409.759 409.910
Angkatan Kerja :
225.565 220.815 228.940 232.437 233.807 234.599 239.289 314.087 313.110
- Bekerja - Pengangguran
205.575 213.987 216.360 226.946 223.108 227.091 231.628 310.147 305.900 19.990
6.828
12.580
5.491
10.699
7.508
7.661
3.940
7.210
110.777
88.774
78.715
94.235
70.574
75.616
77.769
95.672
96.800
67,06
71,33
74,41
71,15
76,8
75,6
75,47
76,65
76,38
8,86 3,09 Sumber : Sakernas 2003-2011 (BPS Kabupaten Badung)
5,49
2,36
4,5
3,2
3,2
1,25
2,3
Bukan Angkatan Kerja Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (%) Tingkat Pengangguran Terbuka (%)
45
45
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 46
Belum semua angkatan kerja mampu diserap oleh kesempatan kerja yang ada, karena sebesar 2,30% penduduk masih ada yang menganggur pada tahun 2011. Jumlah tersebut meningkat dari tahun 2010 yang tingkat pengangguran terbukanya hanya 1,25% sedangkan jumlah penduduk usia kerja semakin meningkat tiap tahunnya. Jumlah pengangguran pada tahun 2003 merupakan jumlah tertinggi dari selama periode penelitian. Hal tersebut dikarenakan melemahnya perekonomian khususnya di industri pariwisata sebagai akibat dari peristiwa Tragedi Bom Bali I pada akhir tahun 2002.
commit to user
46
Tabel 4.4 Penduduk Kabupaten Badung Usia 15 Tahun ke Atas yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha Tahun 2007-2011 Tahun No. Lapangan Usaha 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 Pertanian, Perkebunan, Kehutanan, dan 31.448 54.029 28.257 39.988 47.068 52.772 49.706 60.796 42.681 1 Perikanan 120 805 136 172 198 0 1.049 2 Pertambangan & Penggalian*) 20.153 20.034 23.107 28.913 24.431 20.617 31.596 37.531 44.919 3 Industri Pengolahan 410 162 726 1.372 1.076 1.430 786 4 Listrik, Gas, dan Air*) 22.391 24.689 25.011 28.209 43.459 22.467 20.256 25.522 27.771 5 Bangunan*) 63.518 64.003 76.051 81.519 76.349 71.627 67.958 103.748 98.046 6 Perdagangan, Rumah Makan, dan Hotel 9.577 12.933 16.269 14.607 11.702 7 Angkutan, Pergudangan, dan Komunikasi*) 11.098 10.653 10.450 Keuangan, Asuransi, & Usaha Pesewaan 4.933 8.251 7.205 6.423 9.124 9.022 12.206 15.242 8 Bangunan*) Jasa Kemasyarakatan, Sosial, dan 24.341 22.949 46.085 31.455 31.801 36.007 35.347 54.307 63.701 9 Perorangan 432 194 0 0 200 0 0 10 Lainnya Jumlah 178.844 205.575 216.360 226.946 223.108 227.091 231.628 310.147 305.897 Sumber: BPS Provinsi Bali (data diolah)
47
47
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 48
Keterangan: Lapangan usaha Bangunan pada tahun 2007 merupakan gabungan dari 5 sektor di atas (Pertambangan dan Penggalian; Listrik, Gas, dan Air; Bangunan; Angkutan, Pergudangan, dan Komunikasi; serta Keuangan, Asuransi, dan Usaha Persewaan Bangunan). 6. Pendidikan Pendidikan merupakan hal yang penting, setiap penduduk berhak mendapatkan dan mampu berkembang dalam pendidikan. Pendidikan merupakan suatu proses kehidupan dalam mengembangkan diri setiap individu untuk dapat hidup dan melangsungkan kehidupan. Pendidikan dibedakan menjadi tiga yaitu, pendidikan di lingkungan keluarga (Pendidikan Informal), pendidikan di sekolah atau lembaga (Pendidikan Formal), dan pendidikan di lingkungan masyarakat (Pendidikan Nonformal). Tabel 4.5 Jumlah Murid, Sekolah dan Guru di Kabupaten Badung Tahun 2010 Jumlah
Tingkat Pendidikan Murid
Sekolah
Guru
SD
61.290
271
3.523
SMP
25.681
50
1.741
19.803 37 1.689 SMA/SMK Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Badung Dilihat dari angka melek huruf, Kabupaten Badung mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya, walaupun angka buta huruf masih diatas 7%. Begitu pula halnya dengan rata-rata lama sekolah penduduk commitmenjadi to user 9,45%. Artinya, secara rata-rata Badung tahun 2011 meningkat
48
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 49
penduduk usia 15 tahun ke atas di wilayah Badung sudah menamatkan pendidikan SMP atau sudah menyelesaikan wajib belajar 9 tahun. Angka Partisispasi Sekolah (APS) penduduk usia 7-12 tahun di Kabupaten badung menapai 99,08%, yang artinya hampir seluruh penduduk usia 7-12 tahun sedang bersekolah. Sedangkan APS usia 13-15 tahun sebesar 95,44%, dan APS usia 16-18 tahun sebesar 80,65%. APS berkurang seiring naiknya jenjang pendidikan disebabkan adanya penduduk yang tidak melanjutkan lagi pendidikannya atau melanjutkan pendidikannya ke daerah lain. Tabel 4.6 Indikator Pendidikan Kabupaten Badung Uraian Angka Melek Huruf
2009
2010
2011
92,29
92,92
92,96
9,18
9,38
9,45
(7 - 12)
99,53
98,28
99,08
(13 - 15)
87,26
92,36
95,44
Rata-rata Lama Sekolah Angka Partisipasi Sekolah
(16 - 18)
75,43 82,54 80,65 Sumber : Sakernas 2009-2011 (BPS Kabupaten Badung)
7. Keadaan Ekonomi Pasca bom Bali I pada akhir tahun 2002 ternyata membawa dampak terhadap perekonomian regional di Bali khususnya di Kabupaten Badung. Secara langsung dampaknya ialah menurunnya tingkat pariwisata daerah sebagai sektor basis perekonomian daerah Kabupaten Badung.
commit to user
Tabel 4.7 Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Badung Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2003-2012 (Jutaan Rupiah) Lapangan Usaha Pertanian Pertambangan & Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas & Air Bersih
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
337.792,98
355.556,26
393.611,42
430.924,17
437.752,93
441.420,28
454.730,00
487.777,86
504.632,13
514.103,56
6.991,90
6.121,41
5.325,63
8.424,61
5.357,25
5.547,53
5.762,93
5.943,97
6.219,98
6.871,68
118.981,57
123.705,14
127.886,38
131.865,12
138.748,48
145.449,18
154.496,64
169.686,79
177.094,88
187.628,39
60.857,09
64.380,74
67.227,76
71.320,02
77.004,26
83.018,74
88.499,83
94.444,85
100.780,71
112.950,33
Konstruksi 180.474,70 202.433,50 208.526,75 214.699,14 224.869,28 235.989,79 244.570,08 253.702,89 273.899,89 355.187,90 Perdagangan, Hotel & Restoran 1.794.871,50 1.896.726,35 1.997.899,08 2.062.504,75 2.196.234,96 2.339.908,62 2.507.451,41 2.689.069,79 2.900.779,09 3.000.024,69 Pengangkutan & Komunikasi 942.690,80 981.902,76 1.030.338,61 1.091.037,32 1.223.330,40 1.368.719,75 1.470.624,33 1.554.512,01 1.644.525,10 1.816.926,22 Keuangan, Real Estate & 110.974,32 121.642,87 128.725,03 134.586,06 137.864,79 141.307,44 144.597,37 148.971,87 152.512,64 164.728,72 Jasa Perusahaan Jasa-Jasa PDRB
323.294,10
348.406,10
371.322,75
403.194,44
418.969,34
434.764,02
457.587,49
482.259,01
519.766,75
580.486,94
3.876.928,95 4.100.875,13 4.330.863,41 4.548.555,63 4.860.131,70 5.196.125,34 5.528.320,09 5.886.369,03 6.280.211,18 6.738.908,42 Sumber: BPS Provinsi Bali (data diolah)
50
50
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 51
B. Hasil Analisis dan Pembahasan 1. Analisis LQ (Location Quotient) Analisis LQ digunakan untuk menghitung perbandingan relatif sumbangan nilai tambah sebuah sektor di Kabupaten Badung terhadap sumbangan nilai tambah sektor Provinsi Bali. Dapat dikatakan LQ menghitung perbandingan antara share output suatu sektor ekonomi di Kabupaten Badung dan share output suatu sektor ekonomi di Provinsi Bali. Berdasarkan penghitungan analisis LQ dari Produk Domestik Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan tahun 2000 di Kabupaten Badung tahun 2003-2012, diperoleh hasil sebagai berikut:
commit to user
51
Tabel 4.8 Hasil Analisis Location Quotient Kabupaten Badung Tahun 2003 – 2012 Location Quotient Sektor Ekonomi 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
Rata-rata
Keterangan
Pertanian
0,95
0,97
1,03
1,01
1,01
0,99
0,97
1,02
1,03
1,02
1,00
Basis
Pertambangan dan Penggalian
1,45
1,22
1,02
1,60
0,98
0,95
0,94
0,81
0,77
0,73
1,05
Basis
Industri Pengolahan
1,10
1,10
1,08
0,99
0,96
0,94
0,95
0,98
0,99
0,99
1,01
Basis
Listrik, Gas dan Air Bersih
1,01
1,02
1,01
0,97
0,97
0,99
1,00
1,00
1,00
1,02
1,00
Basis
Bangunan dan Konstruksi
1,03
1,10
1,08
1,02
1,01
0,95
0,97
0,94
0,94
1,03
1,01
Basis
Perdagangan, Hotel dan Restoran
1,04
1,06
1,05
1,01
0,99
0,98
0,99
0,99
0,99
0,97
1,01
Basis
Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan
1,01
1,00
0,98
0,95
0,96
0,99
1,02
1,01
1,01
1,04
1,00
Basis
1,08
1,09
1,08
1,02
1,01
1,00
1,00
0,96
0,93
0,92
1,01
Basis
Jasa-Jasa 0,70 0,72 0,74 0,72 0,73 Sumber: BPS Kabupaten Badung dan BPS Provinsi Bali (Data diolah)
1,37
1,41
1,38
1,40
1,43
1,06
Basis
52
52
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 53
Berdasarkan hasil penghitungan rata-rata hasil analisis LQ di Kabupaten Badung pada tahun 2003-2012, diketahui bahwa keseluruhan sektor ekonomi di Kabupaten Badung telah teridentifikasi merupakan sektor basis. Sedangkan sektor yang memiliki keunggulan komperatif dan lebih dominan dibandingkan di tingkat Provinsi Bali ialah sektor Jasa-jasa dan sektor Pertambangan dan Penggalian. Sektor-sektor basis tersebut mampu memenuhi kebutuhan Kabupaten Badung dan mengekspor produksinya ke luar daerah. Hasil untuk masing-masing sektor akan dijelaskan sebagai berikut: a) Sektor Pertanian Berdasarkan hasil perhitungan LQ dapat dilihat bahwa sektor pertanian pada awal penelitian yaitu pada tahun 2003 bukan merupakan sektor basis.Sektor pertanian semakin menunjukkan laju pertumbuhan yang meningkatmeskipun kemudian merosot. Namun, pada akhir tahun penelitian yaitu tahun 2012 sektor pertanian dinyatakan sektor basis perekonomian Kabupaten Badung dengan 1,02. b) Sektor Pertambangan dan Penggalian Berdasarkan awal penelitian yaitu pada tahun 2003, sektor Pertambangan dan Penggalian memiliki laju pertumbuhan sebesar 1,45 dan dinyatakan sebagai sektor basis. Laju pertumbuhan sektor ini terus mengalami penurunan yaitu sebesar 0,73 pada tahun 2012, namun masih dinyatakan sektor basis hasil pertumbuhan rata-ratanya. commit to user
53
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 54
c) Sektor Industri Pengolahan Sektor industri pengolahan merupakan sektor basis pada awal tahun penelitian 2003. Sama seperti sektor Pertambangan dan Penggalian, laju pertumbuhan sektor ini semakin menurun hingga akhir tahun penelitian 2012. Namun sektor Industri Pengolahan masih merupakan sektor basis berdasarkan hasil perhitungan pertumbuhan rata-ratanya. d) Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih Sektor Listrik, gas dan Air Bersih pada 2003 merupakan sektor basis dengan laju pertumbuhan sebesar 1,01. Sektor ini mengalami penurunan hingga tahun 2008 kemudian meningkat sampai akhir penelitian 2012 dengan nilai 1,00 yang artinya pertumbuhan sektor Listrik, Gas dan air bersih sama dengan laju pertumbuhan sektor serupa dengan daerah lain. e) Sektor Bangunan dan Konstruksi Berdasarkan hasil perhitungan LQ, sektor Bangunan dan konstruksi merupakan sektor basis pada tahun 2003 yaitu 1,03. Namun semakin menurun, dan meningkat kembali pada akhir tahun penelitian 2012 yaitu sebesar 1, 01 yang artinya sektor Bangunan dan konstruksi merupakan sektor basis Kabupaten Badung. f) Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran Sektor perdagangan, Hotel dan restaoran merupakasn sektor basis pada awal tahun penelitian dengan laju pertumbuhan sebesar 1,04 namun semakin menurun tiap tahunnya. Berdasarkan akumulasi commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 55
pertahun, sektor perdagangan, hotel dan Restoran masih merupakan sektor basis. g) Sektor Pengangkutan dan Komunikasi Berdasarkan hasil analisis LQ, sektor pengangkutan merupakan sektor basis dengan laju petumbuhan sebesar 1,01. Laju pertumbuhan sektor pengangkutan dan komunikasi pun meningkat menjadi 1,04 dan masih merupakan sektor basis. h) Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan merupakan sektor basis pada awal tahun penelitian sebesar 1,08; namun semakin lama semakin menurun hingga 0,92 pada tahun 2012. Berdasarkan akumulasi rata-rata, sektor ini merupakan sektor basis. i) Sektor Jasa-jasa Sektor jasa-jasa merupakan sektor nonbasis pada tahun 2003 namun semakin meningkat pada tahun 2012 sebesar 1,43 dan dinyatakan sebagai sektor basis. Dengan diketahuinya sektor-sektor ekonomi yang telah diidentifikasi menjadi sektor basis dan non basis, maka sektor-sektor ekonomi perlu dipertahankan serta mengembangkan sektor-sektor ekonomi guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan PDRB di Kabupaten Badung.
2. Analisis Shift Share Analisis Shift Share digunakan sebagai gambaran kinerja sektorsektor
ekonomi
di
Kabupaten Badung commit to user
dibandingkan
dengan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 56
perekonomian Provinsi Bali. Bila suatu daerah memperoleh kemajuan sesuatu dengan kedudukannya dalam perekonomian nasional, maka akan dapat
ditemukan
adanya
shift
(pergeseran)
hasil
pembangunan
perekonomian daerah. Selanjutnya laju pertumbuhan sektor-sektor ekonomi di Kabupaten Badung akan dibandingkan dengan laju pertumbuhan perekonomian Provinsi Bali beserta sektor-sektornya. Kemudian dilanjutkan analisis terhadap penyimpangan yang terjadi sebagai hasil dari perbandingan tersebut. Jika penyimpangan itu bernilai positif, maka suatu sektor di Kabupaten Badung dapat dikatakan memiliki keunggulan kompetitif (Soepono, 1993:44). Menurut
Todaro
(2000:145),
teori
perubahan
struktural
menitikberatkan pada mekanisme transformasi perekonomian yang bersifat subsistem (sektor pertanian) dan kemudian berubah menjadi struktur perekonomian modern yang didominasi sektor industri. Pada analisis Shift Share tiga komponen yang mempengaruhi perubahan ekonomi adalah sebagai berikut: a. Pertumbuhan Ekonomi Nasional ( National Growth). National GrowthEffect
menunjukkan
bagaimana
pengaruh
pertumbuhan
ekonomi Provinsi Bali terhadap perekonomian di Kabupaten Badung. b. Bauran Industri (Industry Mix). Pengaruh bauran industri disebut proportional shift menunjukkan perbandingan suatu sektor sebagai bagian dari perekonomian Kabupaten Badung dengan sektor tersebut sebagai bagian dari perekonomian Provinsi Bali. Komponen ini menunjukkan aktivitas sektor tersebut mengalami pertumbuhan lebih commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 57
cepat atau lebih lambat dibandingkan pertumbuhan aktivitas ekonomi Provinsi Bali. c. Pergeseran Diferensial (Differential Shift), menunjukkan tingkat kompetitif kinerja suatu sektor ekonomi di Kabupaten Badung dibandingkan dengan Provinsi Bali.
commit to user
Tabel 4.9 Hasil Analisis Shift Share Kabupaten Badung Tahun 2003 – 2012 No.
Sektor Ekonomi
1
Pertanian
2
Pertambangan dan Penggalian
3
Industri Pengolahan
4
Listrik, Gas dan Air Bersih
5
Bangunan dan Konstruksi
6
Perdagangan, Hotel dan Restoran
7
Pengangkutan dan Komunikasi
8
Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan
9
Jasa-Jasa
Cij
Mij
Nij
Dij
2.060.485,27
-9.020.024,32
26.341.183,60
19.381.644,55
-431.112,88
78.764,87
379.572,76
27.224,76
-1.183.187,98
216.038,33
8.866.579,87
7.899.430,23
319.999,65
478.364,04
4.948.870,18
5.747.233,87
2.010.068,12
4.820.431,11
14.452.496,17
21.282.995,40
-17.285.089,12
16.523.511,62
140.771.971,05
140.010.393,55
6.981.873,97
5.692.545,95
79.125.127,38
91.799.547,31
-2.650.175,76
24.724,12
8.343.624,86
5.718.173,23
3.942.041,67
2.351.493,44
26.239.970,29
32.533.505,40
Sumber: BPS Kabupaten Badung dan Provinsi Bali (Data diolah)
58
58
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 59
Bersadarkan Hasil Analisis Shift Share di Kabupaten Badung selama tahun 2003-2012 menunjukkan bahwa Kabupaten Badung ada peningkatan kinerja perekonomian daerah. Adanya peningkatan tersebut dapat dilihat dari dampak riil pertumbuhan ekonomi daerah (Dij) yang menunjukkan nilai positif dari semua sektor ekonomi. Beberapa sektor yang
menyumbangkan
nilai
terbesar
bagi
peningkatan
kinerja
perekonomian daerah ialah sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran; sektor Pengangkutan dan Komunikasi; dan sektor Jasa-jasa. Pertumbuhan ekonomi Provinsi Bali (Nij) sangat berpengaruh terhadap perekonomian di Kabupaten Badung pada seluruh aspek ekonominya dengan jumlah sebesar Rp 309.469.396,17. Sedangkan pengaruh keunggulan kompetitif (Cij) menunjukkan nilai yang positif sebesar Rp 6.790.888,25 dengan tiga sektor ekonomi yang kompetitif yaitu, sektor Pengangkutan dan Komunikasi, sektor Jasa-jasa dan sektor Pertanian. Begitu juga dengan pada pengaruh bauran industri (Mij) menunjukkan dampak yang positif dengan jumlah Rp 21.165.849,18. Dapat dilihat pada keseluruhan sektor ekonomi memiliki dampak bauran industri positif kecuali pada sektor Pertanian. Hasil analisis Shift Share masing-masing sektor ekonomi di Kabupaten Badung adalah sebagai berikut: 1) Sektor Pertanian Sektor pertanian berdasarkan hasil analisis Shift Share selama tahun 2003-2012 dipengaruhi oleh beberapa komponen. Pertama, pengaruh komponen pertumbuhan Provinsi (Nij) yang memberikan commit to user
59
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 60
pengaruh yang positif terhadap perubahan PDRB di Kabupaten Badung sebesar Rp 26.341.183,60. Kedua, pengaruh komponen bauran industri (Mij) yang menunjukkan dampak negatif sebesar Rp 9.020.024,32 dapat diartikan bahwa sektor pertanian memiliki pertumbuhan yang lebih lambat dibandingkan dengan sektor ekonomi sejenis di Provinsi Bali. Ketiga, pengaruh komponen keunggulan kompetitif (Cij) sektor pertanian memiliki dampak yang positif yaitu sebesar Rp 206.048,53; dimana sektor ini mampu bersaing dengan sektor sejenis di tingkat Provinsi Bali. Sedangkan untuk total keseluruhan (Dij), sektor pertanian menunjukkan nilai yang positif sebesar Rp 19.381.644,55 yang artinya sertor tersebut mampu tumbuh relatif lebih cepat dibandingkan dengan sektor sejenisnya di tingkat Provinsi Bali. 2) Sektor Pertambangan dan Penggalian Sektor Pertambangan dan Penggalian berdasarkan hasil analisis Shift Share selama tahun 2003-2012 dipengaruhi oleh beberapa komponen. Pertama, pengaruh komponen pertumbuhan Provinsi (Nij) yang memberikan pengaruh yang positif terhadap perubahan PDRB di Kabupaten Badung sebesar Rp 379.572,76. Kedua, pengaruh komponen bauran industri (Mij) yang menunjukkan dampak positif sebesar Rp 78.764,87 dapat diartikan bahwa sektor Pertambangan dan Penggalian memiliki pertumbuhan yang lebih cepat dibandingkan dengan sektor ekonomi sejenis di Provinsi Bali. Ketiga, pengaruh komponen keunggulan kompetitif (Cij) sektor commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 61
Pertambangan dan Penggalian memiliki dampak yang negatif yaitu sebesar Rp -431.112,88; dimana sektor ini memiliki pertumbuhan yang lebih lambat dibandingkan dengan sektor sejenis di tingkat Provinsi Bali. Sedangkan untuk total keseluruhan (Dij), sektor Pertambangan dan Penggalian menunjukkan nilai yang positif sebesar Rp 27.224,76 yang artinya sektor tersebut mampu tumbuh relatif lebih cepat dibandingkan dengan sektor sejenisnya di tingkat Provinsi Bali. 3) Sektor Industri Pengolahan Sektor Industri Pengolahan berdasarkan hasil analisis Shift Share selama tahun 2003-2012 dipengaruhi oleh beberapa komponen. Pertama, pengaruh komponen pertumbuhan Provinsi (Nij) yang memberikan pengaruh yang positif terhadap perubahan PDRB di Kabupaten Badung sebesar Rp 8.866.579,87. Kedua, pengaruh komponen bauran industri (Mij) yang menunjukkan dampak npositif sebesar Rp 216.038,33 dapat diartikan bahwa sektor Industri Pengolahan memiliki pertumbuhan yang lebih cepat dibandingkan dengan sektor ekonomi sejenis di Provinsi Bali. Ketiga, pengaruh komponen keunggulan kompetitif (Cij) sektor Industri Pengolahan memiliki dampak yang negatif yaitu sebesar Rp -1.183.187,98 dimana sektor ini memiliki pertumbuhan yang lebih lambat dibandingkan dengan sektor sejenis di tingkat Provinsi Bali. Sedangkan untuk total keseluruhan (Dij), sektor Industri Pengolahan menunjukkan nilai yang positif sebesar Rp 7.899.430,23 yang artinya sertor tersebut mampu commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 62
tumbuh relatif lebih cepat dibandingkan dengan sektor sejenisnya di tingkat Provinsi Bali. 4) Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih SektorListrik, Gas, dan Air Bersih berdasarkan hasil analisis Shift Share selama tahun 2003-2012 dipengaruhi oleh beberapa komponen. Pertama, pengaruh komponen pertumbuhan Provinsi (Nij) yang memberikan pengaruh yang positif terhadap perubahan PDRB di Kabupaten Badung sebesar Rp 4.948.870,18. Kedua, pengaruh komponen bauran industri (Mij) yang menunjukkan dampak positif sebesar Rp 478.364,04 dapat diartikan bahwa sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih memiliki pertumbuhan yang lebih cepat dibandingkan dengan sektor ekonomi sejenis di Provinsi Bali. Ketiga, pengaruh komponen keunggulan kompetitif (Cij) sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih memiliki dampak yang positif yaitu sebesar Rp 319.999,65 dimana sektor ini memiliki pertumbuhan yang lebih lambat dibandingkan dengan sektor sejenis di tingkat Provinsi Bali. Sedangkan untuk total keseluruhan (Dij), sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih menunjukkan nilai yang positif sebesar Rp 5.747.233,87 yang artinya
sektor
tersebut
mampu
tumbuh
relatif
lebih
cepat
dibandingkan dengan sektor sejenisnya di tingkat Provinsi Bali. 5) Sektor Bangunan dan Konstruksi Sektor Bangunan dan Konstruksi berdasarkan hasil analisis Shift Share selama tahun 2003-2012 dipengaruhi oleh beberapa komponen. Pertama, pengaruh komponen pertumbuhan Provinsi (Nij) commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 63
yang memberikan pengaruh yang positif terhadap perubahan PDRB di Kabupaten Badung sebesar Rp 14.452.496,17. Kedua, pengaruh komponen bauran industri (Mij) yang menunjukkan dampak positif sebesar Rp4.820.431,11 dapat diartikan bahwa sektor Bangunan dan Konstruksi memiliki pertumbuhan yang lebih cepat
dibandingkan
dengan sektor ekonomi sejenis di Provinsi Bali. Ketiga, pengaruh komponen keunggulan kompetitif (Cij) sektor Bangunan dan Konstruksi memiliki dampak yang positif yaitu sebesar Rp 201.006,81 dimana sektor ini memiliki pertumbuhan yang lebih lambat dibandingkan dengan sektor sejenis di tingkat Provinsi Bali. Sedangkan untuk total keseluruhan (Dij), sektor Bangunan dan Konstruksi menunjukkan nilai yang positif sebesar Rp 19.473.934,10 yang artinya sertor tersebut mampu tumbuh relatif lebih cepat dibandingkan dengan sektor sejenisnya di tingkat Provinsi Bali. 6) Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran berdasarkan hasil analisis Shift Share selama tahun 2003-2012 dipengaruhi oleh beberapa komponen. Pertama, pengaruh komponen pertumbuhan Provinsi (Nij) yang memberikan pengaruh yang positif terhadap perubahan PDRB di Kabupaten Badung sebesar Rp 140.771.971,05. Kedua, pengaruh komponen bauran industri (Mij) yang menunjukkan dampak positif sebesar Rp 16.523.511,62 dapat diartikan bahwa sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran memiliki pertumbuhan yang lebih cepat dibandingkan dengan sektor ekonomi sejenis di Provinsi commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 64
Bali. Ketiga, pengaruh komponen keunggulan kompetitif (Cij) sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran memiliki dampak yang negatif yaitu sebesar Rp -1.728.508,91 dimana sektor ini memiliki pertumbuhan yang lebih lambat dibandingkan dengan sektor sejenis di tingkat Provinsi Bali. Sedangkan untuk total keseluruhan (Dij), sektorPerdagangan, Hotel, dan Restoran menunjukkan nilai yang positif sebesar Rp 155.566.973,76 yang artinya sektor tersebut mampu tumbuh relatif lebih cepat dibandingkan dengan sektor sejenisnya di tingkat Provinsi Bali. 7) Sektor Pengangkutan dan Komunikasi Sektor Pengangkutan dan Komunikasi berdasarkan hasil analisis Shift Share selama tahun 2003-2012 dipengaruhi oleh beberapa komponen. Pertama, pengaruh komponen pertumbuhan Provinsi (Nij) yang memberikan pengaruh yang positif terhadap perubahan PDRB di Kabupaten Badung sebesar Rp 79.125.127,38. Kedua, pengaruh komponen bauran industri (Mij) yang menunjukkan dampak positif sebesar Rp 5.692.545,95 dapat diartikan bahwa sektor Pengangkutan dan Komunikasi memiliki pertumbuhan yang lebih cepat dibandingkan dengan sektor ekonomi sejenis di Provinsi Bali. Ketiga, pengaruh komponen keunggulan kompetitif (Cij) sektor Pengangkutan dan Komunikasi memiliki dampak yang positif yaitu sebesar Rp 6.981.873,97 dimana sektor ini memiliki pertumbuhan yang lebih cepat dibandingkan dengan sektor sejenis di tingkat Provinsi
Bali.
Sedangkan untuk commit to user
total
keseluruhan
(Dij),
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 65
sektorPengangkutan dan Komunikasi menunjukkan nilai yang positif sebesar Rp 91.3799.547,31 yang artinya sektor tersebut mampu tumbuh relatif lebih cepat dibandingkan dengan sektor sejenisnya di tingkat Provinsi Bali. 8) Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan berdasarkan hasil analisis Shift Share selama tahun 2003-2012 dipengaruhi oleh beberapa komponen. Pertama, pengaruh komponen pertumbuhan Provinsi (Nij) yang memberikan pengaruh yang positif terhadap perubahan PDRB di Kabupaten Badung sebesar Rp 8.343.624,86. Kedua, pengaruh komponen bauran industri (Mij) yang menunjukkan dampak positif sebesar Rp 24.724,12 dapat diartikan bahwa sektor pertanian memiliki pertumbuhan yang lebih cepat dibandingkan dengan sektor ekonomi sejenis di Provinsi Bali. Ketiga, pengaruh komponen keunggulan kompetitif (Cij) sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan memiliki dampak yang positif yaitu sebesar Rp 2.650.173,53 dimana sektor ini relatif lebih lambat dibandingkan dengan sektor sejenis di tingkat Provinsi Bali. Sedangkan untuk total keseluruhan (Dij), sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan menunjukkan nilai yang positif sebesar Rp 5.718.173,23 yang artinya sektor tersebut mampu tumbuh relatif lebih cepat dibandingkan dengan sektor sejenisnya di tingkat Provinsi Bali.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 66
9) Sektor Jasa-jasa Sektor Jasa-jasa berdasarkan hasil analisis Shift Share selama tahun 2003-2012 dipengaruhi oleh beberapa komponen. Pertama, pengaruh komponen pertumbuhan Provinsi (Nij) yang memberikan pengaruh yang positif terhadap perubahan PDRB di Kabupaten Badung sebesar Rp 26.239.970,29. Kedua, pengaruh komponen bauran industri (Mij) yang menunjukkan dampak positif sebesar Rp 2.351.493,44 dapat diartikan bahwa sektor Jasa-jasa memiliki pertumbuhan yang lebih cepat dibandingkan dengan sektor ekonomi sejenis di Provinsi Bali. Ketiga, pengaruh komponen keunggulan kompetitif (Cij) sektor Jasa-jasa memiliki dampak yang positif yaitu sebesar Rp 3.942.041,67 dimana sektor ini memiliki pertumbuhan yang lebih cepat dibandingkan dengan sektor sejenis di tingkat Provinsi Bali. Sedangkan untuk total keseluruhan (Dij), sektor Jasajasa menunjukkan nilai yang positif sebesar Rp 32.533.505,40 yang artinya
sektor
tersebut
mampu
tumbuh
relatif
lebih
cepat
dibandingkan dengan sektor sejenisnya di tingkat Provinsi Bali.
3. Model Rasio Pertumbuhan (MRP) Analisis MRP menunjukkan kondisi kegiatan ekonomi yang potensial terutama struktur ekonomi di Kabupaten Badung dibandingkan dengan Provinsi Bali. Hasil dari kombinasi tersebut akan diperoleh deskripsi sektor ekonomi yang potensial baik di Kabupaten Badung maupun di Provinsi Bali. Pada perhitungannya akan diperoleh nilai riil commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 67
yang kemudian dikonversi dengan nilai nominal baik RPr amupun RPs. Jika hasil perhitungan nilai riil > 1 maka nilai nominalnya positif, sebaliknya jika hasil perhitungan nilai riilnya < 1 maka nilai nominalnya negatif.
Tabel 4.10 Hasil Analsisi Model Rasio Pertumbuhan Kabupaten Badung Tahun 2003-2012 No.
RPr
Sektor Ekonomi
1 2 3 4 5 6 7 8
Pertanian Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas dan Air Bersih Bangunan dan Konstruksi Perdagangan, Hotel dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi Keu., Persewaan & Jasa Perusahaan
9
Jasa-Jasa Jumlah
(MRP)
RPs
R 0,72 1,58 1,24 1,39 1,65 1,36 1,45 1,25
N + + + + + + +
R 1,22 -0,02 0,78 1,03 0,99 0,83 1,07 0,65
N + + + -
-0,20
-
-6,57
-
10,45
-0,02
Sumber: BPS Kab. Badung dan BPS Prov. Bali (Data diolah) Berdasarkan Tabel 4.9 tersebut maka dapat diketahui bahwa hasil pengujian MRP di Kabupaten Badung Tahun 2003-2012 menempatkan sektor-sektor ekonomi ke dalam kategori berikut: a. Jika nilainya (+) dan (+) maka sektor tersebut mempunyai pertumbuhan yang potensial baik di tingkat Kabupaten Badung maupun di Provinsi Bali. Dimana sektor yang mempunyai pertumbuhan
potensial
di
Kabupaten
Badung
adalah
sektorPertambangan dan Penggalian, Listrik, Gas dan Air Bersih; serta sektor Pengangkutan dan Komunikasi. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 68
b. Jika nilainya (+) dan (-) maka sektor tersebut mempunyai pertumbuhan potensial di Provinsi Bali, namun kurang potensial di Kabupaten Badung. Sektor ekonomi yang potensial di Kabupaten Badung yaitu sektor Pertambangan dan Penggalian; Industri Pengolahan; Bangunan dan Konstruksi; Perdagangan, Hotel dan Restoran; serta sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan. c. Jika nilainya (-) dan (+) maka sektor tersebut mempunyai pertumbuhan potensial di Kabupaten Badung, namun kurang potensial di Provinsi Bali. Sektor ekonomi yang masuk klasifikasi tersebut adalah sektor pertanian. d. Jika nilainya (-) dan (-) maka sektor tersebut mempunyai pertumbuhan yang kurang potensial baik di Provinsi Bali, maupun di Kabupaten Badung. Sektor yang masuk dalam klasifikasi ini adalah sektor Jasa-jasa.
commit to user
Tabel 4.11 Perbandingan Sektor Ekonomi Potensial Daerah Berdasarkan Penelitian Terdahulu Dengan Analisis MRP
No.
Sektor Ekonomi
Agus T. Basuki & Utari Bayatri
Erawati & Mahaendra Yasa
Penelitian ini
Kabupaten Ogan Komering Ilir
Kabupaten Klungkung, Bali
Kabupaten Badung, Bali
Tahun 2003-2007
Tahun 2008-2010
Tahun 2003-2012
RPr
RPs
RPr
RPs
RPr
RPs
1
Pertanian
+
+
-
-
-
+
2
Pertambangan dan Penggalian
-
-
+
-
+
-
3
Industri Pengolahan
+
+
+
+
+
-
4
Listrik, Gas dan Air Bersih
+
-
-
+
+
+
5
Bangunan dan Konstruksi
+
-
+
+
+
-
6
Perdagangan, Hotel dan Restoran
+
-
+
+
+
-
7
Pengangkutan dan Komunikasi Keu., Persewaan & Jasa Perusahaan
+
-
-
-
+
+
+
-
-
+
+
-
9 Jasa-Jasa Sumber: Jurnal-jurnal penelitian terdahulu
-
+
+
+
-
-
8
69
69
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 70
Masing- masing daerah memiliki kekhasannya sendiri dan potensi yang berbedabeda. Dapat dilihat dari perbandingan analisis MRP di tiap-tiap daerah memiliki sektor ekonomi potensial yang berbeda. Untuk kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) memiliki sektor ekonomi potensial di tingkat provinsi dan Kabupaten OKI yaitu sektor Pertanian dan sektor Industri Pengolahan. Ada persamaan antara Kabupaten OKI dan Kabupaten Klungkung yaitu pada sektor Industri Pengolahan yang merupakan sektor ekonomi unggulan daerah masing-masing. Berdasarkan tabel diatas terlihat perbedaan antara sektor potensial Kabupaten Badung dengan penelitian yang sebelumnya. Dimana sektor potensial Kabupaten Badung berada pada sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih serta sektor Pengangkutan dan Komunikasi. Hasil tersebut sangat berbeda dengan Kabupaten OKI dimana sektor Listrik, Gas dan Air Bersih serta sektor Pengangkutan dan Komunikasi merupakan sektor yang potensial di tingkat provinsi namun kurang berpotensi di kabupaten. Sedangkan pada Kabupaten Klungkung, sektor Listrik, Gas dan Air Bersih merupakan sektor yang kurang potensial di provinsi namun cukup berpotensi pada tingkat kabupaten. Pada sektor Pengangkutan dan Komunikasi Kabupaten Klungkung merupakan sektor dengan pertumbuhan yang kuarang berpotensi pada tingkat provinsi maupun kabupaten atau disebut sektor terbelakang.
commit to user
70