BAB III TINJAUAN UMUM MA YAYASAN AL-JAFARIYAH
3.1 Sejarah MA Al-Jafariyah didirikan pada tgl 8 rabiul Awal bertepatan dengan 1361 H,atau tanggal 25 Maret 2009 M. Tujuan pendirian Yayasan Perguruan Al-Jafariyah disebutkan sebagai berikut: memelihara, melanjutkan, menyempurnakan perguruan yang telah ada serta yang telah didirikan (dibina) Tuan Guru H. Muhammad Erman untuk mencetak putra-putrinya agar kelak menjadi manusia yang bersusila, cukup dalam pengetahuan agama Islam ala Madzhabil Arba’ah dan luas dalam pengetahuan umum. Pondok pesantren sebagai peletak dasar pendidikan Islam di zaman dahulu merupakan sebuah tempat penggemblengan para santri. Pondok pesantren Al-Jafariyah memiliki lima elemen penunjang yang harus ada yaitu: Pondok sebagai asrama santri.
Pesantren Al-Jafariyah sendiri saat ini dibagi menjadi
lima asrama yaitu; Asrama Syamsul Huda, Asrama Qomarul Huda, Asrama Badrul Huda dan Asrama Najmul Huda, ditambah sebuah asrama putri yang bernama Asrama Intan Berlian, Kelima asrama santri ini dibuat semacam penampungan bagi para santri yang berasal dari daerah lain. Jadi, penempatan santri pun dilihat dari daerah asalnya. Kitab-kitab klasik, sebagai sumber utama pengajaran. kitab-kitab yang dipelajari saat ini adalah: Fath al Qarib karya Syeikh Muhammad Ibnu Qasim al Ghazali; Fath al Mui’n karya Zainuddin Abdul Aziz; Fath al Wahhab karya Abi Yahya Zakaria Al Anshori; Kifayatul Akhyar karya Taqiuddin Abu Bakar bin Muhammad Al ‘Asyim; Al Jurmiyah karya Ahmad Zein Dahlan; Al Fiyah Ibnu Aqil karya karya Jamaluddin Muhammad ibnu Abdillah, Ta’lim al Muta’allim Karya Ibrahim bin Ismail Az Zarnudji.
30
31
Walaupun telah disebutkan sejumlah nama-nama kitab al Mu’tabarah di atas tadi namun penulis belum mampu mengklasifikasikan kitab-kitab mana saja yang diajarkan Tuan Guru Haji Muhammad Erman pada sejumlah lembaga pendidikan (Madrasah rendah dan lanjutan, Pengajian-pengajian, Taman kanak-kanak yang berdiri di Yayasan Perguruan Al-Jafariyah ini.
3.2 Keadaan Masyarakat. Mata pencaharian masyarakat sekitar pondok pesantren Al-Jafariyah pada umumnya adalah petani,petani penggarap, buruh tani dan sebagian kecil lagi sebagai pedagang. Dalam kehidupan sehari-hari masyarakat masih menujukan ciri hubungan yang akrab, saling kenal mengenal antar semua warga masyarakat. Masyarakat masih mendudukan tokoh agama (islam), kyai sebagai panutan. Dengan demikian, kedudukan kyai menduduki tempat strategis dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat termasuk sebagai acuan dalam menentukan pilihan politik yangdi anutnya, terutama dalam kaitan politik praktis seperti pemilu dan pemilihan kepala daerah. Dalam kehidupan beragama, masyarakat sekitar pondok pesantren adalah seluiruhnya pemeluk islam. Bahkan dapat di golongkan sebagai pemeluk islam yang “fanatik” Kelompok-kelompok pengajian hampir dapat dijumpai disetiap mushola/langgar yang pada umumnya diikuti oleh kaum bapak-bapak,ibu-ibu, remaja dan anak-anak.selain kelompok pengajian juga dijumpai kelompok masyarakat yang sengaja di bentuk untuk tujuan sosial. Yaitu kelompok pengurus kematian, yangb hampir setiap rukun tetanggamemilikinya. Kegiatannya adalah memberikan santunan kepada warga saat tertimpa musibah kematian.
32
3.3 Kelembagaan. Pondok pesantren Al-Jafariyah ini di kelola oleh sebuah yayasan dengan memadukan dua sistem, yaitu sistem salafi yakni pendidikan diniyah pesantren dengan referensi kitabkitab kuning dan pendidikam formal yaitu sistem madrasah/sekolah secara berjenjang, tanpa mengesampingkan sistem salafi yang sudah berjalan. Kepemimpinan pondok pesantren Al-Jafariyah dari awal berdiri hingga hari ini, (kurang lebih 4 tahun 2009-2013), baik kepemimpinan umum maupun sehari-hari yayasan, di pegang oleh keluarga pendiri dengan di bantu oleh para santri senior dan para alumni.
3.4 Kelembagaan kegiatan Pendidikan dan Ciri Khas 3.4.1 Pendidikan Sekolah Jenjang pendidikan yang ada yaitu madrasah ibtidaiyah (MI), madrasah Tsanawiayah (MTS/SLTP) dan Madrasah Aliah (SMA). Seluruh sistem dan jenjang diarahkan pada peningkatan mutu pendidikan dan pengajaran agama khususnya, dengan memadukan kurikulum Departemen Agama dan Departemen Pendidikan Nasional. Tujuanya agar para santri/siswa yang berkemampuan, tidak mengalami kesulitan dalam melanjutkan kejenjang yang lebih tinggi, tetntu setelah mengikuti Ujian Negara (UN) dan menamatkan pendidikan sesuai dengan jenjang masing-masing.
3.4.2 Pendidikan Luar Sekolah Disamping menerima pelajaran berdasarkan kurikulum departemen Agama dan Pendidikan Nasional, para santri juga mengikuti berbagai pengajian diniyah salafiah. Dibidang fiqih dipelajari kitab safinah, fathul qorib, nihayatuzzain, kifayatul akhyar dan warakatazatin.
33
Untuk bidang tauhid digunakan kitab tijan darori,bahyatul wasa’il, qami’ut, jauhar tauhid dan kifayatul awam. Sedangkan untuk tasawuf/akhlak yang dipelajari adalah washiyatul mustafa, ta’lim, muta’lim, marakil ubudiyah dan bidayatul hidayah,dan hikam. Untuk tata bahasa arab digunakan kitab jurumiyah, matan bina, mutamamiah, jauhar maknun dan alfiyah.sedangkan bidang tafsir/hadis yang dipelajari yaitu tafsir jalalain, tafsir munir, arbain nawawi, riyadush, shalihin dan adzakarun nawawi. Pengajaran diniyah salafiah diselenggarakan diluar jam sekolah, sesuai dengan jadwal yang sudah disusun, yaitu ba’da solat dzuhur, ashar, dan isya. Metode yang diterapkan dalam penyampaian materi menggunakan pndkatan tutorial, (bandungan) dan individu (sorogan) sebagaimana lazimnya pondok pesantren salafi lainnya.disamping itu, juga diadakan pengajian mingguan yang dilaksanakan setiap hari senin, dan kamis pag. Khusus pada hari seni dan kamis pagi. Pengajian diadakan secara bergilirankeliling kekampung-kampung. Dalam hal ini diniatkan agar selalu terpelihara jalinan silaturahmi antar pondok pesantren dengan masyarakat sekitarnya.dengan pengajian keliling ini, selain menambah wawasan keilmuan (agama islam), kedua pihak sama-sama merasakan nikmatnya silaturahim dam jalinan kerjasama. Materi yang disajikan dalam pengajian-pengajian ini hampir sama saja, hanya ada beberapa tambahan, antara lain: kitab Baiquniyah, Jubad, Syarah Sitin, Tafsir Shawi, Muhazzab, Jami’ul Jawami Dan Ghayatul Wasul 3.4.3 Pendidikan Ekstrakulikuler Malam jum’at, para santri dilatih membiasakan baca tahlil, barjanji dan khitobah,serta pada jum’at paginya latihan baris-berbaris, senam kesegaran jasmani, kerja bakti dan kepramukaan. Kegiatan ini diarahkan sebagai penggemblengan fisik dan mental guna
34
mempersiapkan diri dalam rangka mengamalkan atau menyampaikan ilmunya yang telah didapat dari pondok pesantren. Keberhasilan pondok pesantren ini dapat ditunjukan dengan sejumlah sertifikasi, piala dan tanda penghargaan lainnya dari berbagai kegiatan perlombaan atau musabaqoh seperti cerdas ceremat, seni baca alqur’an, seni qasidah, nasyid, marawis, dan hadoroh. Selain diikutsertakan dalam berbagai arena kompetisi/perlombaan, tim kesenian ponpes Al-Jafariyah selalu aktif dalam mengisi acara-acarapenting seperti peringatan hari-hari besar islam dan nasionalyang diselenggarakan oleh pemerintah kabupaten garut. Selain itu, pondok pesantren Al-Jafariyah telah memiliki program yang menjadi wadah kegiatanpengembangan masyarakat untuk bekerjasama dengan beberapa lembaga, antara lain usaha bersama dalam membentuk koperasi pondok pesantren, pelayanan kesehatan masyarakat termasuk kegiatan khitanan, baik secara masal/kelompok maupun perorangan, pelatih keteramp-ilan khitan, pelatihan jurnalistik, dan pelatihan guru TK/TPA.
3.4.4 Ciri Khas Bidang kajian yang menjadi ciri khas pondok pesantren ini yaitu bidang fiqih, demikian kesan masyarakat lingkungan sukawening dan sekitarnya. Hal ini terlihat dalamkajian yang mendalam serta luas serta bisa diterima oleh masyarakat baik dalam lingkungan pondok pesantren maupun yang sifatnya pengajian umum, baik yang berkenaan dengan praktek ibadah mahdah maupun dalam bidang muamalah.
35
3.5 Sarana Dan Prasarana Pengadaan saran dan prasarana sangat dibutuhkan, bahkan saat ini mernjadi perhatian utama. Usaha terus diupayakan dan sampai hari ini ada beberapa sarana yang sudah memadai dan sebagian lagi masih dalam tahap pengembangan, yaitu perbaikan dan pembangunan gedung belajar, terutama untuk madrasah tsanawiyah, pembangunan ruang asrama santri dan guru, pembangunan ruang/gedung koperasi, pengadaan mesin percetakan, pengadaan sarana dan fasilitas labolatorium, dan pembangunan pos kesehatan pondok pesantren.