20
Bab III Tinjauan Umum
III.1 Kondisi Umum Kabupaten Rembang III.1.1 Letak Geografis Kabupaten Rembang terletak di ujung Timur Laut Provinsi Jawa Tengah dan dilalui jalan Pantai Utara Jawa (jalur Pantura). Letak geografis Kabupaten Rembang pada koordinat 111o00’ – 111o30’ Bujur Timur dan 6o30’ – 7o6’ Lintang Selatan. Secara umum kondisi lahannya berdataran rendah dengan ketinggian wilayah kurang lebih 70 meter di atas permukaan laut. Secara administratif wilayah Kabupaten Rembang berbatasan dengan : •
Sebelah Utara
: Laut Jawa
•
Sebelah Timur
: Kabupaten Tuban (Provinsi Jawa Timur)
•
Sebelah Selatan
: Kabupaten Blora
•
Sebelah Barat
: Kabupaten Pati
Secara administrasi Kabupaten Rembang memliki 14 kecamatan, 287 desa dan 7 kelurahan. Luas wilayahnya sekitar 101.408 Ha. III.1.2 Kondisi Perekonomian Total penerimaan daerah dari tahun 2002 hingga tahun 2005 tercatat sebesar Rp. 197,665 milyar (2002), Rp. 249,807 milyar (2003), Rp. 266,592 milyar (2004) dan Rp. 283,165 milyar (2005), yang berasal dari PAD, dana perimbangan, dana bantuan prasarana dan sarana
untuk Kabupaten/Kota, Ingub Sektoral dan
Provinsi. Jumlah penerimaan daerah memiliki trend pertumbuhan yang positif, sedangkan belanja daerah mulai tahun 2005 cenderung mengalami kenaikan. Secara rinci kondisi keuangan daerah Kabupaten Rembang dapat dilihat pada tabel III.1. Pendapatan asli daerah Kabupaten Rembang dari tahun ke tahun cenderung mengalami peningkatan. Keadaan ini secara umum akan memberikan manfaat positif bagi pemerintah Kabupaten Rembang karena dengan kecenderungan
21
kenaikan PAD maka upaya optimasi PAD sebagai sumber pembiayaan pembangunan dapat dilakukan. Tabel III.1 Keadaan Keuangan Daerah Kabupaten Rembang Tahun 2002 - 2005
NO
URAIAN
I.
PENDAPATAN
I.1 I.1.1
Pendapatan Asli Daerah Pajak Daerah
I.1.2 I.1.3 I.1.4 I.2 I.2.1
TAHUN 2002
2003
2004
2005
13.818.240.000 3.163.000.000
17.661.540.000 4.288.524.000
18.030.574.000 4.688.500.000
21.092.337.000 4.692.500.000
Retribusi Daerah
8.185.483.000
10.322.299.000
11.937.534.000
12.467.337.000
Bagian Laba Perusahaan Lain-lain PAD
242.500.000 2.227.257.000
428.824.000 2.621.893.000
714.000.000 690.540.000
770.000.000 3.162.500.000
Dana Perimbangan
183.847.720.000
218.190.420.000
231.875.665.000
251.873.110.000
Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak
10,875.668.000
I.2.2
Dana Alokasi Umum
172.972.052.000
I.2.3
Dana Alokasi Khusus
I.2.4
Dana Bantuan PS & Ingub Sektoral & Provinsi
I.3
Lain-lain Pendapatan yang sah JUMLAH
8.978.698.000
-
15.703.809.000
13.341.495.000
13.341.495.000
88.930.000.000
96.642.000.000
15.234.000.000
4.900.000.000
8.130.000.000
11.307.000.000
8.656.611.000
13.762.170.000
11.990.615.000
13.955.623.000
16.686.092.000
10.200.000.000
197.665.960.000
249.807.583.000
266.592.331.000
283.165.447.000
184.018.908.000
II.
BELANJA
II.2.1
Aparatur Daerah
169.218.292.000
169.017.217.000
183.687.751.000
II.2.2
Pelayanan Publik
63.114.703.000
102.093.391.000
104.035.691.000
95.369.063.000
232.332.995.000
271.110.608.000
287.723.442.000
279.387.971.000
JUMLAH
Sumber: BAPPEDA Kab. Rembang (APBD Kabupaten Rembang 2002-2005)
22
Gambar III.1 Peta Wilayah Administratif Kabupaten Rembang
23
Tabel III.2 Kontribusi Masing-Masing Komponen Pendapatan Terhadap Total Pendapatan Daerah
NO I 1.1 1.2 1.3 1.4 II 2.1 2.2 2.3 2.4
URAIAN PENDAPATAN ASLI DAERAH Pajak Daerah Retribusi Daerah Bagian Laba Perusahaan Lain-lain PAD DANA PERIMBANGAN Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak Dana Alokasi Umum Dana Alokasi Khusus Daba Bantuan PS & Ingub Sektoral & Provinsi
III
LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH Sumber: APBD Kabupaten Rembang 2002-2005
2002
TAHUN 2003 2004
2005
6,99% 22,89% 59,24% 1,75% 16,12%
7,07% 24,28% 58,45% 2,42% 14,85%
6,76% 26,00% 66,21% 3,96% 3,83%
7,45% 22,25% 59,11% 3,65% 14,99%
93,01% 5,02% 90,08% 0,00% 4,90%
86,53% 7,20% 86,59% 2,25% 3,97%
86,98% 5,75% 84,80% 3,51% 5,94%
88,50% 5,30% 85,45% 4,49% 4,76%
0,00%
6,40%
7,26%
4,05%
Dari data pada tabel III.2 nampak bahwa keuangan daerah Kabupaten Rembang masih sangat bergantung pada dana perimbangan, hal ini dapat dilihat dari prosentase dana perimbangan terhadap pendapatan daerah secara keseluruhan yang mencapai rata-rata 88%. Pertumbuhan
ekonomi
Kabupaten
Rembang
yang
diukur
dari
pertumbuhan nilai PDRB selama kurun waktu 10 tahun terakhir berfluktuasi dengan kisaran angka antara 2,77% - 5,31%. Pertumbuhan negatif terjadi pada periode 1997 - 1998 yang disebabkan oleh krisis ekonomi. Dari tabel III.3 terlihat bahwa pertumbuhan ekonomi Kabupaten Rembang terlihat stagnan, sehingga tantangan ke depan dalam rangka pembangunan Kabupaten Rembang adalah bagaimana melakukan suatu tindakan untuk meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi. Sektor yang memiliki pertumbuhan paling pesat adalah sektor pertanian dengan pertumbuhan 13,87 %, diikuti oleh sektor pertambangan dan penggalian sebesar 6,67 %.
24
Tabel III.3 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Rembang Tahun 1996-2003 NO. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
TAHUN 1993 – 1994 1994 – 1995 1995 – 1996 1996 – 1997 1997 – 1998 1998 – 1999 1999 – 2000 2000 – 2001 2001 – 2002 2002 – 2003
LAJU PERTUMBUHAN (%) 2,77 5,31 4,03 4,42 -10,38 2,91 4,98 3,71 4,03 3,90
KETERANGAN
Krisis Ekonomi
Sumber : RPJM Kabupaten Rembang Tahun 2006 - 2010
Pertumbuhan nilai PDRB ini dipengaruhi oleh kenaikan yang pesat pada sektorsektor unggulan, yaitu pertanian, pertambangan dan penggalian, angkutan dan komunikasi. Sektor-sektor lain juga mengalami kenaikan namun nilainya secara keseluruhan masih terlalu kecil untuk meningkatkan nilai PDRB. Kebutuhan mendasar tindakan untuk memacu pertumbuhan ekonomi adalah dengan memacu nilai investasi pembangunan. III.1.3 Kebijakan Tata Ruang Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Rembang Tahun 20052014, struktur tata ruang wilayah Kabupaten Rembang dibagi menjadi lima Sub Wilayah Pembangunan (SWP) yaitu: 1. Sub Wilayah Pengembangan I dengan pusat di kota Rembang, meliputi Kecamatan Rembang dan Kaliori. Wilayah pengembangan ini mengutamakan pengembangan sektor perhotelan, perdagangan, restoran dan industri serta pariwisata; 2. Sub Wilayah Pengembangan II dengan pusat di kota Lasem, meliputi Kecamatan Lasem, Sluke, dan Pancur. Sektor potensial yang dikembangkan adalah perdagangan, perhotelan, restoran dan industri; 3. Sub Wilayah Pengembangan III dengan pusat di kota Sulang, meliputi Kecamatan Sulang, Sumber dan Bulu. Pengembangan wilayah didukung sektor pertanian dan kehutanan;
25
4. Sub Wilayah Pengembangan IV dengan pusat di kota Pamotan, mencakup Kecamatan Pamotan, Gunem Sedan dan Sale. Sektor yang dikembangkan adalah pertanian, kehutanan, sumber air dan irigasi, pertambangan dan industri kecil. 5. Sub Wilayah Pengembangan V dengan pusat di kota Kragan, mencakup Kecamatan Kragan dan
Sarang. Sektor yang dikembangkan meliputi
pertanian lahan basah, perkebunan, permukiman dan transportasai III.2 Potensi Wilayah III.2.1 Penduduk Pada akhir tahun 2004 penduduk Kabupaten Rembang berjumlah 585.446 jiwa. Dari jumlah tersebut 35,62% (208.536 jiwa) merupakan penduduk miskin, dengan kepadatan rata-rata 558 jiwa/km2 serta laju pertumbuhan rata-rata pada dasawarsa terakhir adalah 1,22%. Dari tingkat kepadatan ini 82,6% penduduk tinggal di daerah pedesaan dan sisanya 17,4% berada di daerah perkotaan. Kepadatan penduduk terendah terdapat di Kecamatan Bulu sebesar 250 jiwa/km2, dan tertinggi di Kecamatan Rembang sebesar 1.344 jiwa/km2. Angka ketergantungan penduduk di Kabupaten Rembang pada tahun 2003 cukup tinggi, berkisar antara 56,4 – 56,7. Hal ini berarti bahwa jumlah penduduk usia non produktif cukup tinggi. Besarnya angka ketergantungan penduduk di Kabupaten Rembang dapat dilihat pada tabel III.4. Dari data tersebut terlihat bahwa tingkat ketergantungan penduduk di Kabupaten Rembang cenderung meningkat sehingga perlu upaya atau tindakan untuk menurunkan angka ketergantungan tersebut. Komposisi penduduk menurut pekerjaan di Kabupaten Rembang terus bertambah dari tahun ke tahun seiring dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk. Jumlah tenaga kerja bertambah dari 437,7 ribu jiwa pada tahun 1996 menjadi 476,2 ribu jiwa pada tahun 2003.
26
Gambar III.2 Peta Pembagian Satuan Wilayah Pembangunan Kabupaten Rembang
27
Tabel III.4 Angka Ketergatungan Penduduk Kabupaten Rembang Tahun 1996 – 2003
NO.
TAHUN
1
1996
DEPENDENCY RATIO (%) 56,46
2
1997
56,70
3
1998
56,58
4
1999
56,71
5
2000
56,77
6
2001
56,75
7
2002
56,82
8
2003
56,59
Sumber: Indikator Sosial Ekonomi Kab. Rembang 1996-2003 BPS Kab. Rembang 2004
Tingkat partisipasi angkatan kerja tercatat 60% – 64%, kondisi ini berarti bahwa 36% - 40% penduduk usia kerja bukan termasuk angkatan kerja. Hal ini mengindikasikan bahwa banyak penduduk usia kerja yang tidak bekerja. Tingkat pengangguran terbuka (TPT) tercatat 2% - 4% dari penduduk usia produktif. Data terperinci dapat dilihat pada tabel III.5. Tabel III.5 TPAK Dan TPT Kabupaten Rembang Tahun 1996 – 2003 NO. KATAGORI 1996 1
2
1997
1998
TAHUN 1999 2000
2001
2002
2003
TPAK (%) Laki-laki
78,08 79,15 77,21 74,18 77,85 76,58 75,91 74,01
Perempuan
49,48 47,10 50,19 49,72 44,14 49,67 50,25 51,46
Keseluruhan
63,52 63,05 63,00 61,71 60,36 61,25 62,87 62,60
TPT (%) Laki-laki
3,82
3,35
2,38
3,61
3,18
3,25
3,57
3,62
Perempuan
5,28
5,07
5,08
4,18
2,29
3,67
4,58
4,73
Keseluruhan
4,39
3,99
3,51
3,85
2,84
2,28
3,84
4,08
Sumber: Indikator Sosial Ekonomi Kab. Rembang 1996-2003, BPS Kab. Rembang 2004
28
III.2.2 Kesehatan Masyarakat Kesehatan masyarakat Kabupaten Rembang dapat dikatakan sudah cukup baik, hal ini ditandai dengan keberadaan sarana dan prasarana kesehatan yang penyebarannya cukup merata di seluruh Kabupaten Rembang. Saat ini di Kabupaten Rembang terdapat 16 Puskesmas, 60 Puskesmas Pembantu dan 16 mobil untuk Puskesmas Keliling. Dari 16 Puskesmas tersebut 9 diantaranya menyediakan pelayanan rawat inap dengan kapasitas 93 tempat tidur. Untuk RSU Kabupaten Rembang ada kecenderungan jumlah tempat tidur menurun. Selain itu terdapat juga 114 pondok bersalin desa dan 1.181 posyandu. Keberadaan posyandu yang cukup banyak ini dapat dijadikan indikator kepedulian masyarakat terhadap penanganan kesehatan. III.2.3 Pendidikan Bidang pendidikan tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah semata namun merupakan tugas dan tanggung jawab seluruh masyarakat, baik melalui penyelenggaraan pendidikan formal maupun non formal. Sampai dengan tahu 2005 telah tersedia sarana dan prasarana pendidikan untuk jenjang pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi. Ketersediaan fasilitas pendidikan sudah cukup memadai. Yang perlu mendapat perhatian adalah masih rendahnya peserta didik untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Hal ini ditandai dengan besarnya angka transisi untuk pendidikan SD yang besarnya 86,87% yang memberikan indikasi bahwa 13,13% penduduk usia SD tidak melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. Sedangkan angka transisi untuk SMP lebih rendah lagi, yaitu sebesar 58,72%. Angka ini belum termasuk yang tidak lulus atau DO dari sekolahnya. Rendahnya angka transisi ini tidak terlepas dari tingkat kesejahteraan penduduk yang masih rendah sehingga memaksa para lulusan SD dan SMP untuk bekerja. III.2.4 Pendapatan Perkapita Secara umum tingkat pendapatan masyarakat di Kabupaten Rembang masih rendah. Berdasarkan hasil Susenas tahun 2003 tercatat bahwa pendapatan perkapita per bulan berkisar antara Rp. 105.000 hingga Rp. 131.000. Berdasarkan Indikator Sosial Ekonomi Kabupaten Rembang Tahun 2003 terdapat 60%
29
penduduk Rembang mempunyai pendapatan di bawah nilai rata-rata pendapatan perkapita. Kondisi ini ditandai dengan banyaknya jumlah penduduk miskin (pra sejahtera) yang mencapai 38,83%. Untuk dapat mencapai peningkatan dan pemerataan pendapatan masyarakat maka upaya untuk menciptakan peluang kerja dan peluang berusaha perlu dikembangkan lebih lanjut. III.3 Potensi Bahan Galian Batugamping Daerah Kabupaten Rembang sebagian wilayahnya terdiri dari pegunungan kapur, namun sampai saat ini belum dapat diupayakan penambangannya secara maksimal. Oleh karena itu dalam jangka ke depan bahan galian tambang tersebut dapat dimanfaatkan secara optimal sehingga dapat memberikan kontribusi terhadap peningkatan pendapatan bagi Kabupaten Rembang, mengingat kegunaan batugamping yang merupakan mineral industri tersebut dapat dipakai sebagai bahan baku semen, industri baja, industri kertas, cat, bahan bangunan dan lainlain. Dari tabel III.6 dapat dilihat bahwa pemanfaatan bahan galian batugamping kurang dari 1% dari jumlah cadangan yang ada. Keterdapatan batugamping di Kabupaten Rembang paling banyak di Kecamatan Sale, Bulu dan Gunem.
30
Tabel III.6 Potensi Bahan Galian Batugamping Kabupaten Rembang Tahun 2005
KECAMATAN
Sarang
Sedan
Pamotan
Sale
Gunem Bulu JUMLAH
LUAS (Ha)
SUMBER DAYA MINERAL TEREKA (Ton)
Tawangrejo
450
169.812.098
-
169.812.098
Lodan Sambiroto, Gesikan, Sambirejo Pamotan, Gambiran, Samaran, Mlagen Ngajaran Tahunan Pakis, Bitingan Tegaldowo, Panohan, Blebak Mlatiharjo Mantingan
250 500
72.776.614
-
72.776.614
675
340.533.906
-
340.533.906
1.100 2.000 400
1.698.120.991
3.706.729
1.694.414.262
1.800
194.878.791
19.749
194.859.042
3.025
3.057.627.600
10.200
5.533.750.000
DESA
Sumber; Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Jawa Tengah
DIKELOL A (Ton)
3.726.478
SISA (Ton)
3.057.627.600 5.530.023.522
da l di ri @p p tm.d pe .g o.id
31
111º40' E
111º35' E
111º30' E
111º25' E
111º20' E
111º15' E
PETA PENYEBARAN POTENSI BAHAN GALIAN GOLONGAN C KABUPATEN REMBANG
Sluke
LP
LAUT JAWA SLUKE 25
AN TRS
6º40' S
BCL PSK GPS
KOTA KABUPATEN KOTA KECAMATAN
LP LASEM
LP TRS TRS
BATAS PROPINSI
KRAGAN
AN
TRS
400
600
AN
BATAS KABUPATEN
TRS
500
BATAS KECAMATAN
Lasem Kragan
TRS
200
AN
JALAN RAYA
AN 300
REMBANG TRS
Kaliori
JALAN UTAMA 10
BCL
REMBANG
JALAN LAINNYA
0
PSK KALIORI PANCUR
JALAN KERETA API
LP
PSK
BCL
GARIS KONTUR 50
10 200 0
SUNGAI
SEDAN
HUTAN
PSK
6º45' S
BCL AN
ANDESIT
GP
BATU GAMPING
LP
TANAH LIAT
GP
Pamotan
PA BU
50
KA
Sedan
25
SARANG PSK
N TE
PAMOTAN
TI PA
100
PA
GP PSK
FOSFAT
BCL
BALL CLAY
KST
KALSIT
TRS
TRAS
GPS
GIPS
GPS
GP
LGT
BCL
Sulang
PSK
BCL
BCL
BB
10
GPS
0
SUMBER
DOLOMIT
PA
10
50
50
GP
0
SULANG
PASIR KUARSA
DO
GP
BCL LGT
TIM JA W
LP
GP
PSK
PR O
450
PIN
50 0
AN
400
PSK GPS
SI
GP
6º50' S
100
BCL 100
BB
GP
KA BU PA
GP
GUNEM BCL BCL
LP
DO BULU
PSK
GP
BCL
KST
TU BA N
10 0
A
250
GP
PA
TE N
LP
0 10
UR
200
SALE
LP
Sale
PA
2 00
Bulu
200
KST 2 50
GP 100
150
KST 200
LP
GP
Proyeksi ------- Longitude / Latitude ( WGS 84 ) Sistim Grid----- Grid Geografi
0
LP
15
0 10
KETERANGAN BATAS ADMINISTRASI Batas Administrasi di Peta ini adalah batas sementara dan tidak dapat dipergunakan sebagai Referensi resmi.
GP BCL
0
2.5
5
KABUPATEN BLORA
PSK
PETA INDEK GP
Kilometer 6º55' S
SEMARANG
SUMBER : DINAS PERTAMBANGAN DAN ENERGI PROVINSI JAWA TENGAH d al di ri @p p tm.dp e .g o.i d
Gambar III.3 Peta Potensi Bahan Galian Golongan C Kabuapten Rembang
32
III.4 Peran Sub Sektor Pertambangan Sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Rembang Tahun 2006 – 2010, berdasarkan potensi dan permasalahan yang ada, visi pembangunan Kabupaten Rembang lima tahun kedepan adalah “Terwujudnya Rembang Sejahtera dan Mandiri melalui Pembangunan Kawasan”. Untuk dapat mencapai visi pembangunan tersebut ada persyaratan yang harus diwujudkan, yaitu: 1. Kemandirian daerah yang bertumpu pada kekuatan sumber daya lokal. 2. Peningkatan kesejahteraan melalui partisipasi masyarakat dalam berbagai segi kehidupan. 3. Pengembangan sinergitas sistem ekonomi, sosial dan lingkungan dalam pembangunan kawasan. Pembangunan
kawasan
merupakan
usaha
untuk
mengembangkan
dan
meningkatkan hubungan saling ketergantungan dan interaksi antara sistem ekonomi, masyarakat, lingkungan hidup serta sumber daya alam yang ada di Kabupaten Rembang. Pengusahaan bahan galian batugamping dalam pengembangan wilayah dapat berperan melalui peningkatan “multiplier effect” ke daerah-daerah sekitarnya dan berpartisipasi dalam pembangunan daerah dengan turut serta memberikan kontribusi terhadap pembangunan sarana dan prasarana wilayah. Dengan keberadaan usaha pertambangan tersebut diharapkan juga dapat menyumbang PDRB regional, menciptakan kegiatan ekonomi baru, mendukung keterkaitan dampak teknologi dan kebutuhan akhir serta mendukung keterkaitan antar sektor ekonomi hulu dan hilir untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, pemerataan pembangunan wilayah dan manfaat sosial lainnya. Peranan kegiatan usaha pertambangan tersebut dapat terwujud melalui: •
Kontribusi dana secara langsung untuk pengembangan wilayah
•
Pembayaran kepada pemerintah daerah baik secara langsung maupun melalui pembayaran pajak dan retribusi
•
Penggunaan input-input lokal
•
Penggunaan tenaga kerja lokal
33
•
Penggunaan sarana dan prasarana oleh masyarakat
•
Pembinaan dan penyuluhan oleh perusahaan tembang yang bersangkutan
•
Penciptaan industri hilir penunjang.
III.5 Tinjauan Umum PT. Sinar Asia Fortuna III.5.1 Kesampaian Daerah PT. Sinar Asia Fortuna yang berlokasi di Kabupaten Rembang dapat dicapai dari Semarang melalui jalur pantura dengan kendaraan (mobil) selama tiga jam, kemudian dari kota Rembang ke arah Tenggara dengan rute Kec. Pamotan – Kec. Sale – Kec. Tahunan (dukuh Pancuran) ditempuh dalam waktu 1 jam. III.5.2 Penambangan Penambangan batugamping dilakukan dengan sistem “quarry”. Tahapan pekerjaan penambangan adalah pengupasan tanah penutup, pemberaian, pemuatan, pengolahan, pengangkutan, pemasaran. Dalam melakukan aktifitas penambangan tersebut PT. Sinar Asia Fortuna dilengkapi dengan berbagai sarana penunjang, antara lain : 1. Peralatan mekanis -
Bulldozer
-
Mesin bor: hand drill dan CRD
-
Alat muat: back hoe, wheel loader
-
Dump truck
2. Genset 3. Perlengkapan keselamatan kerja 4. Gedung/perkantoran -
Kantor tambang
-
Bengkel dan gudang
-
Gudang handak
-
Sarana gedung lainnya
5. Sumber daya manusia yang berjumlah hampir 300 orang. Dalam melakukan pemberaian (loosening) dilakukan dengan cara peledakan. Bahan peledak yang biasa digunakan adalah ANFO dan dinamit.
34
PEMBERSIHAN LAHAN & PENGUPASAN TANAH PUCUK (Alat : Bulldozer 2 unit)
PEMBORAN & PELEDAKAN Alat : CRD (3 unit) Hand drill (2 unit) Handak : ANFO, dinamit, detonator
PEMUATAN DAN PENGANGKUTAN Alat muat : Back Hoe (3 unit) Wheel Loader (2 unit) Alat Angkut : Dump Truck (10 unit)
STOCKPILE
PEMILAHAN & PENGECILAN UKURAN DGN TENAGA MANUSIA (Ukuran < 60 cm)
CRUSHING PLANT UNIT (Ukuran > 60 cm)
PRODUK Ukuran < 8 cm
PRODUK - Ukuran 25 - 30 cm - Ukuran 8 - 12 cm
PRODUK Ukuran < 8 cm
Pengeras jalan tambang & jalan desa
PENGANGKUTAN
Pengeras jalan tambang & jalan desa
DEPO (STOCKPILE) - Kragan (Rembang) - Tambak Boyo (Tuban)
PEMASARAN
Gambar III.4 Diagram Alir Proses Penambangan
35
III.5.3 Tenaga Kerja Selama kurun waktu 2000 s/d 2005, jumlah penyerapan tenaga kerja oleh PT. Sinar Asia Fortuna berkisar antara 317 – 535 orang. Penyerapan tenaga kerja ini berfluktuasi tergantung dari volume kerja atau tahapan kegiatan yang sedang dilaksanakan oleh perusahaan. Seperti yang terlihat dalam tabel III.7 dan gambar III.5, meskipun jumlah tenaga kerjanya semakin berkurang namun jumlah balas jasa tenaga kerja semakin meningkat secara signifikan. Tabel III.7 Penyerapan Dan Balas Jasa Tenaga Kerja PT. Sinar Asia Fortuna Tahun 2000 - 2005 JUMLAH TENAGA KERJA (Orang) TAHUN
Total
2000 2001 2002 2003 2004 2005
535 347 317 348 333 329
Luar Dalam Persentase Persentase Kabupaten Kabupaten 369 68,97% 166 31,03% 242 69,74% 105 30,26% 238 75,08% 79 24,92% 257 73,85% 91 26,15% 249 74,77% 84 25,23% 249 75,68% 80 24,32%
JUMLAH BALAS JASA (Rp) 1.673.810.555 1.614.954.459 2.333.403.828 2.980.517.811 3.415.514.004 3.905.275.214
Sumber: Bagian Keuangan PT. SAF
4.50
Nilai (mlyar rupiah)
4.00 3.50 3.00 2.50 2.00 1.50 1.00 0.50 0.00 1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
Tahun Balas Jasa
Gambar III.5 Grafik Perkembangan Balas Jasa Tenaga Kerja PT. SAF Tahun 2000-2005
36
III.5.4 Struktur Organisasi Dalam menjalankan kegiatan usaha pertambangan bahan galian batugamping di Kabupaten Rembang, PT. Sinar Asia Fortuna dipimpin oleh Direktur Utama yang dibantu oleh Direktur Operasional dan Pemimpin Proyek. Pemimpin Proyek ini yang mengatur dan mengawasi secara langsung kegiatan penambangan di lapangan. Sesuai dengan struktur organisasinya, di bawah Pemimpin Proyek ada Kepala Bagian yang berjumlah 5 orang. Kepala Bagian ini dibantu oleh beberapa Kepala Seksi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar III.6.
DIREKTUR UTAMA
DIREKTUR OPERASIONAL
PEMIMPIN PROYEK
Kabag. Keuangan dan Adm.
Kabag. Personalia dan Umum
Kasi Adm.
Kasi Personalia
Kasi Reparasi
Kasi Tambang
Kasi Geologi
Kasi Umum
Kasi Perawatan
Kasi Drilling/ Blasting
Kasi Survey
Kasi Pembelian
Kabag. Reparasi dan Perawatan.
Kabag. Operasi Tambang
Kasi Gudang
Gambar III.6 Struktur Organisasi PT. Sinar Asia Fortuna
Kabag. Perenc.
37
III.5.5 Produktifitas PT. Sinar Sinar Asia Fortuna Secara umum dari tahun 2000 – 2005 produksi batugamping oleh PT. Sinar Asia Fortuna mengalami peningkatan. Hal ini karena permintaan akan batugamping untuk industri kertas semakin meningkat, sementara batugamping dengan kadar lebih dari 90% CaCO3 cukup tersedia. Pada tabel III.8 dan gambar III.7 dapat dilihat perkembangan produksi PT. Sinar Asia Fortuna sedangkan pada gambar III.8 diperlihatkan perbandingan nilai produksi dan biaya produksi. Struktur ongkos perusahaan diperlihatkan pada tabel III.9. Tabel III.8 Produktifitas PT. Sinar Asia Fortuna Tahun 2000-2005 TAHUN
PRODUKSI (Ton)
HARGA/Kg (Rp)
NILAI PRODUKSI (Rp)
BIAYA PRODUKSI (Rp)
2000
302.088
50
15.104.400.000
9.842.392.472
2001
272.030
55
14.961.650.000
11.389.935.411
2002
443.750
61
26.846.875.000
16.728.311.815
2003
537.600
67
35.777.280.000
22.097.309.999
2004
474.144
73
34.709.711.520
21.966.673.897
2005
509.634
81
41.038.532.667
28.179.793.427
Dari tabel III.8 diketahui bahwa tingkat produktifitas perusahaan dari tahun 20002005 berfluktuasi, berkisar antara 272.030 – 537.600 ton dengan rata-rata produksi sebesar 423.208 ton per tahun. Tahun 2001 produktifitas mengalami penurunan meskipun relatif kecil, karena perusahaan sedang membuka lahan baru dan masih dalam tahap persiapan penambangan (pembersihan lahan dan pengupasan tanah pucuk), sehingga meskipun dengan nilai produksi yang relatif sama namun biaya produksi mengalami kenaikan. Sementara dari tahun 2003 ke 2004 tingkat produktifitas juga mengalami penurunan. Pada tahun 2004 penurunan produktifitas terjadi akibat sebagian lokasi tambang dari PT. SAF sudah tutup karena cadangannya sudah habis dan meskipun ada namun kualitasnya tidak memenuhi syarat.
38
600,000 500,000
Ton
400,000 300,000 200,000 100,000 1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
Tahun Produksi
Gambar III.7 Grafik Perkembangan Produksi PT. SAF Tahun 2000-2005
45,000 40,000
NILAI (Juta Rupiah)
35,000 30,000 25,000 20,000 15,000 10,000 5,000 0 1999
2000
2001
Nilai Prod. Biaya Prod.
2002
2003
2004
2005
TAHUN
Gambar III.8 Grafik Nilai Produksi dan Biaya Produksi
2006
39
Tabel III.9 Struktur Ongkos PT. Sinar Asia Fortuna
TAHUN
BIAYA BAHAN
BIAYA NAKER
BIAYA JASA
BIAYA
PAJAK/
BIAYA LAIN-
TOTAL
PIHAK KETIGA
PENYUSUTAN
RETRIBUSI
LAIN ( UMUM )
BIAYA
2000
3.747.525.090
1.673.810.555
3.474.012.000
175.450.345
684.141.382
87.453.100
9.842.392.472
2001
4.726.632.900
1.614.954.459
3.672.405.000
193.008.954
1.018.150.598
164.783.500
11.389.935.411
2002
6.094.976.290
2.333.403.828
5.990.625.000
259.929.280
1.941.260.918
108.116.500
16.728.311.815
2003
7.067.469.310
2.980.517.811
9.139.200.000
257.128.613
2.543.907.865
109.086.400
22.097.309.999
2004
7.492.680.068
3.415.514.005
8.297.520.000
274.246.795
2.414.812.029
71.901.000
21.966.673.897
2005
10.918.274.520
3.905.275.214
9.937.863.000
253.857.725
2.859.799.168
304.723.800
28.179.793.427
40
III.5.6 Kegiatan Reklamasi Upaya pengelolaan lingkungan yang selama ini dilakukan oleh PT. Sinar Asia Fortuna sebagai akibat adanya dampak kegiatan penambangan adalah dengan melakukan penataan kembali pada lahan bekas penambangan. Bekas-bekas galian tambang ditutup dengan ‘waste” dan diatasnya dilapisi atau ditutup dengan tanah liat yang subur. Reklamasi pada daerah bekas penambangan dilakukan dengan melihat karakteristik lingkungan di lokasi kegiatan. Selama ini tanaman yang biasanya digunakan adalah Jati. Disamping itu karena penduduk di daerah setempat banyak yang memelihara ternak, terutama sapi, ada sebagian lahan yang tadinya bersifat kurang produktif dijadikan sebagai padang rumput. Reklamasi dilakukan secara bertahap dan tidak menunggu selesainya kegiatan tambang.. Dalam melakukan reklamasi pihak perusahaan melibatkan pihak Desa, Kecamatan dan Pemerintah Kabupaten Rembang sehingga sasaran yang ingin dicapai dalam perencanaan reklamasi dapat dicapai secara optimal.