BAB III TINJAUAN UMUM YAYASAN SUNANULHUDA
3.1 Sejarah Yayasan Ma'had Sunanulhuda yang didirikan oleh Almarhum Almagfurlah KH. Uci Sanusi atau yang dikenal dengan sebutan "Mama" didirikan pada tahun 1936 terletak 8 km dari arah barat kota Sukabumi dan 96 km dari arah Jakarta, tepatnya di Kampung Cikaroya, Desa Cibolangkaler, Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi. Sejak era kepemimpinan Beliau selama 38 tahun (1936-1964) sampai saat sekarang masih tetap berperan aktif memajukan tunas bangsa melalui metode pembelajaran salafi dengan sistem klasikal. Sejak tahun 1964 sampai sekarang Ma'had Sunanulhuda dipimpin oleh putranya KH. Dadun Sanusi atau dikenal dengan sebutan "Aa" saat itu dan sebutan "Buya" saat sekarang . Di era kepemimpinan beliau banyak peningkatan yang berarti, baik segi kualitas maupun kuantitas diberbagai bidang, khususnya "Pengajian Malam Sabtu" untuk kaum bapak yang dihadiri 3500 jamaah, dengan latar belakang pendidikan, budaya, sosial yang berbeda-beda dari mayoritas ulama-ulama maupun umum yang datang dari daerah sekitar Sukabumi, Pelabuhan Ratu bahkan sampai Cianjur dan Bogor, juga "Pengajian Minggu Pagi" untuk kaum ibu yang dihadiri 1500 jamaah yang tetap eksis (pengajian sejak era kepemimpinan "Mama"). Hal ini menandakan adanya suatu keberkahan, karena Buya yang notabene sebagai putra sekaligus santri "Mama" mengikuti jejaknya untuk tidak pro aktif di dalam Ormas Islam tertentu baik yang besar atau yang kecil apalagi di partai politik karena sebagai panutan masyarakat, dalam mensyiarkan dakwah islamiyah harus dilakukan dengan ikhlas dan hanya satu tujuan yaitu berdakwah mengajak kejalan Allah. Jumlah santri pun setiap
29
30
tahunnya semakin bertambah baik asal variasi daerahnya maupun jumlahnya. Saat ini, di bidang pendidikan formal sebanyak 900 siswa/i dengan daerah variasi; JABOTABEK, Sukabumi, Cianjur, karawang, Banten dan dari luar provinsi (Lampung, Palembang, Ambon, Maluku, Aceh, Kalimantan dan NTB). Sedangkan pendidikan non formal (salafi) sebanyak 1500 santriawan/wati dengan daerah variasi; JABODETABEK, Sukabumi, Cianjur, Karawang, Banten dan dari luar provinsi (Lampung, Palembang, Ambon, Maluku, Aceh, Kalimantan dan NTB). Pada tahun 1980 kedudukan ma'had menjadi berbadan hukum dengan nama "Yayasan Pesantren Sunanulhuda". Sekalipun beliau tetap berpegang teguh dalam menjalankan amanah "Mama" untuk tetap mempertahankan pesantren salafi, tetapi beliau peka terhadap fenomena masyarakat dan orang tua santriwan/wati yang antusias menginginkan adanya suatu pendidikan formal mulai dari Raudhatul Athfal sampai dengan tingkat perguruan tinggi di lingkungan Ma'had Sunanulhuda. Berdasarkan paradigma di atas, dalam rangka merealisasikan aspirasi masyarakat dan orang tua santriawan/wati, maka pada tahun 1997 "Yayasan Pesantren Sunanulhuda" diubah menjadi "Yayasan Sunanulhuda" yang bergerak dibidang Pendidikan - Sosial Dakwah sehingga untuk mencetak "Insan yang memiliki keseimbangan antara fikir dan dzikir dalam mengemban amanah ibadah dan amanah kholifah" dengan kata lain” mencetak ummat yang berhati Mekkah dan Madinah, berotak German, beretos kerja dan berdisiplin Jepang serta berkepribadian santri”, dengan jalan memadukan antara pendidikan non formal (salafi) dan pendidikan formal secara terpadu. Diawal pendirian Madrasah Ibtidaiyah pada tahun 1980, Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah pada tahun 1997 serta Raudhatul Athfal pada tahun 2001 tidak banyak mengalami kendala yang berarti baik segi tehnis maupun non tehnis khususnya untuk lahan
31
yang representatif, karena "Yayasan Sunanulhuda" berdiri diatas lahan seluas 2,5 H. sedangkan dari segi metodologi pengajaran banyaknya dukungan dari para alumnus yang telah berpengalaman dibidangnya dengan tujuan mengabdi. Buya
menyadari
bahwa
dalam
rangka
"Organization
Improvement
Professionalism" dalam pengabdian kepada umat sangat penting agar dapat mencetak dan menghasilkan umat sesuai dengan harapan kita bersama, maka pada tahun 1999 BUYA merekonstruksisasi Yayasan Sunanulhuda dan sistem managemen yayasan, dengan pengaplikasian managemen diawali oleh panitia PSB tahun pelajaran 1999/2000. Serta pada tahun 2001 didirikan Raudathul Athfal (RA) Sunanulhuda dan tahun 2003 dibentuk Badan Administrasi Keuangan (BAK) Yayasan Sunanulhuda. Sejak Buya kembali ke Hadirat Illahi Rabbi pada hari Jum’at tanggal 13 Februari 2004 M/22 Dzulhijah 1424 H, putra beliau KH. E. Sholahudin Al-Ayubi Sanusi,S.Ag atau dikenal dengan sebutan "Aa Haji" meneruskan kepemimpinan Yayasan Sunanulhuda dengan tetap konsisten mempertahankan semua hasil baik yang telah dicapai dan selalu berinovasi dalam memajukan yayasan. Alhamdulillah berbagai bidang yang dikelola tetap eksis dan berjalan dengan baik, malah adanya peningkatan segi kualitas maupun kuantitas baik pengajian bapak-bapak (malam sabtu) atau ibu-ibu (minggu pagi) juga pendidikan formal dan non formal (pesantren) khususnya infrastruktur Yayasan Sunanulhuda.
3.2 Visi dan Misi 1. Visi Yayasan Sunanulhuda “Mencetak insan-insan yang memiliki kesembangan antara fikir dan dzikir dalam menjalankan amanah ibadah dan amanah kholifah”
32
2. Misi Yayasan Sunanulhuda “Konsisten membina dan mendidik tunas bangsa dengan apilkasi sistem terpadu antara pendidikan salafi (non formal) dengan pendidikan kholafi (formal) sehingga melahirkan umat yang berhati mekah & madinah, berotak jerman, beretos kerja & berdisiplin jepang serta berpribadian santri”
3.3 Struktur Organisasi
Gambar 3.1 Struktur organisasi Yayasan Sunanulhuda
33
3.4 Tugas dan Fungsi Yayasan Sunanulhuda mempunyai tugas dan fungsi terhadap masyarakat dan lingkungan disekitarnya yang terbagai dalam tiga bidang, yaitu; bidang pendidikan, bidang sosial, dan bidang dakwah. 1. Bidang Pendidikan a. Pendidikan non formal (pesantren), -
Pesantren Salafi (Putra & Putri) Pesantren Salafi merupakan unit pendidikan agama Islam non formal yang menggunakan metode pengajaran klasik dengan materi pengajian kitab kuning dan salaf.
-
Pesantren Tahfidz (Putra & Putri) Pesantren Tahfidz merupakan unit pendidikan agama Islam non formal yang materinya mengenai penghafalan Al-Qur'an.
-
MD (Madrasah Diniah) Madrasah Diniah merupakan unit pendidikan agama Islam formal yang seluruh rangkaian kegiatan pembelajarannya berisi kajian-kajian islami untuk usia yang setara dengan Sekolah Dasar.
b. Pendidikan Formal -
RA (Raudatul Athfal)
-
MI (Madrasah Ibtidaiah)
-
MTs (Madrasah Tsanawiah)
-
MA (Madrasah Aliyah)
34
2. Bidang Sosial Dalam Bidang Sosial, berupaya hidup berdampingan dengan masyarakat sekitar melalui berbagai kegiatan seperti kerja bakti di lingkungan ma'had, mengadakan bakti sosial berupa santunan kepada yatim piatu dan jompo, khitanan massal, pengobatan yang bekerjasama dengan yayasan Assakinah-Jakarta, dan lain sebagainya.
3. Bidang Dakwah Bidang Dakwah, menggunakan strategi pengembangan wilayah dakwah melalui program kaderisasi muballigh yang diwajibkan bagi setiap santri yang tersebar di berabagai daerah. Proses kaderisasi ini dilakukan melalui 3 tahapan kegiatan: a. Forum Kaderisasi Muballigh Cikaroya (FKMC), di mana santri dididik tentang teori dan metodologi dakwah secara detail. Kegiatan ini diadakannya setiap malam sabtu. b. Muhadhoroh, yang dilaksanakan sebagai kelanjutan dari pendidikan dakwah di FKMC, dimana santri mempraktekan pengetahuannya tentang tatacara bertabligh. Muhadhoroh ini terbagi 3 tingkat; Muhadhoroh Khossoh, Muhadhoro 'Ammah, dan Muhadhoroh Khiyar. Kegiatan ini dilaksanakan setiap malam Jum'at, Sabtu dan Minggu. c. Safari Dakwah, dimana santri mempraktekan pengetahuannya berdakwahnya langsung ke masyarakat ke berbagai daerah (dakwah karya nyata) seperti daerah sekitar Sukabumi, Cianjur, Bogor, tangerang dan daerah lainnya. Kegiatan ini dilaksanakan setiap 2 bulan sekali.