BAB III TEORI PENUNJANG Kampanye ini merupakan kampanye yang bersifat perancangan, berdasarkan fakta dari data-data yang di kumpulkan oleh penulis agar sekiranya kampanye ini bisa berjalan dengan baik dan sukses. 3.1. Data yang Berasal dari Kuesioner Tanggapan dari audience (beberapa orang yang dipilih) yang di ajukan untuk mengisi lembar kuesioner yang penulis buat sendiri, berbuah hasil yang positif dan kebanyakan mereka mendukung akan kampanye ini agar dapat di selenggarakan dan berjalan dengan baik guna berupaya menyelamatkan
kondisi
persepakbolaan
Indonesia,
berikut
adalah
pertanyaan-pertanyaan dari kuesioner yang telah penulis persiapkan : Apakah anda mencintai Negara Indonesia? a. Ya b. Tidak Apakah anda memiliki rasa Nasionalisme? c. Ya d. Tidak Apakah anda salah seorang pecinta, penikmat, atau pemerhati sepak bola di Indonesia? a. Ya b. Tidak
15
Apakah anda mengerti makna kata dari Sportifitas? a. Ya b. Tidak
Apakah anda perihatin dengan kondisi persepakbolaan yang ada? a. Ya b. Tidak Apakah kita hanya dapat berpangku tangan untuk persepakbolaan Indonesia? a. Ya b. Tidak Haruskah kita selalu mengeluh dan larut didalam kekecewaan mengenai persepakbolaan saat ini? a. Ya b. Tidak Apakah Sepakbola Indonesia dapat diperbaiki? a. Ya b. Tidak Menurut anda bagaimana cara kita menyelamatkan persepakbolaan Indonesia, Apakah harus dengan Tindakan? a. Ya b. Tidak Perlu kah Kampanye Nasionalisme dan Sportifitas di lakukan? a. Ya b. Tidak
Dan dari 50 kuesioner yang penulis sebarkan, kurang lebih hampir seluruhnya mendukung Kampanye Nasionalisme & Sportifitas, oleh
16
karena itu data ini dapat membantu penulis sebagai landasan dan memberikan
energi
atau
motivasi
kepada
penulis
untuk
dapat
menyelesaikan kampanye ini dengan semaksimal mungkin. 3.2. Pengertian Sepak bola Sepak bola adalah permainan bola yang dimainkan oleh dua tim dengan masing-masing beranggotakan sebelas orang. Olahraga ini sangat terkenal dan dimainkan di 200 negara. Permainan sepak bola bertujuan
untuk
mencetak
gol
sebanyak-banyaknya
dengan
menggunakan bola kulit berukuran 27-28 inci. Lapangan yang digunakan dalam permainan ini memiliki lebar 50-100 yard dan panjang 100-300 yard. Gawang tempat mencetak gol terletak di bagian ujung lapangan dengan dibatasi jaring berukuran tinggi 8 kaki dan lebar 24 kaki1 3.3. Nasionalisme
3.3.1. Pengertian Nasionalisme Lebih Mendalam
Nasionalisme
adalah
satu
paham
yang
menciptakan
dan
mempertahankan kedaulatan sebuah negara (dalam bahasa Inggris "nation") dengan mewujudkan satu konsep identitas bersama untuk sekelompok manusia.
Para nasionalis menganggap negara adalah berdasarkan beberapa "kebenaran politik" (political legitimacy). Bersumber dari teori romantisme yaitu "identitas budaya", debat liberalisme yang menganggap kebenaran 1
www.wikipedia.org
17
politik adalah bersumber dari kehendak rakyat, atau gabungan kedua teori itu.
Ikatan nasionalisme tumbuh di tengah masyarakat saat pola pikirnya mulai merosot. Ikatan ini terjadi saat manusia mulai hidup bersama dalam suatu wilayah tertentu dan tak beranjak dari situ. Saat itu, naluri mempertahankan diri sangat berperan dan mendorong mereka untuk
mempertahankan
negerinya,
tempatnya
hidup
dan
menggantungkan diri. Dari sinilah cikal bakal tubuhnya ikatan ini, yang notabene lemah dan bermutu rendah. Ikatan inipun tampak pula dalam dunia hewan saat ada ancaman pihak asing yang hendak menyerang atau menaklukkan suatu negeri. Namun, bila suasanya aman dari serangan musuh dan musuh itu terusir dari negeri itu, sirnalah kekuatan ini.
Dalam zaman modern ini, nasionalisme merujuk kepada amalan politik dan ketentaraan yang berlandaskan nasionalisme secara etnik serta keagamaan, seperti yang dinyatakan di bawah. Para ilmuwan politik biasanya menumpukan penyelidikan mereka kepada nasionalisme yang ekstrem seperti nasional sosialisme, pengasingan dan sebagainya.
3.3.2. Bentuk dari Nasionalisme
Nasionalisme dapat menonjolkan dirinya sebagai sebagian paham negara atau gerakan (bukan negara) yang populer berdasarkan pendapat warganegara, etnis, budaya, keagamaan dan ideologi. Kategori tersebut
18
lazimnya
berkaitan
dan
kebanyakan
teori
nasionalisme
mencampuradukkan sebahagian atau semua elemen tersebut.
Nasionalisme kewarganegaraan (atau nasionalisme sipil) adalah sejenis nasionalisme dimana negara memperoleh kebenaran politik dari penyertaan aktif rakyatnya, "kehendak rakyat"; "perwakilan politik". Teori ini mula-mula dibangun oleh Jean-Jacques Rousseau dan menjadi bahanbahan tulisan. Antara tulisan yang terkenal adalah buku berjudul Du Contract Sociale (atau dalam Bahasa Indonesia "Mengenai Kontrak Sosial").
Nasionalisme etnis adalah sejenis nasionalisme di mana negara memperoleh kebenaran politik dari budaya asal atau etnis sebuah masyarakat.
Dibangun
oleh
Johann
Gottfried
von
Herder,
yang
memperkenalkan konsep Volk (bahasa Jerman untuk "rakyat").
Nasionalisme
romantik
(juga
disebut
nasionalisme
organik,
nasionalisme identitas) adalah lanjutan dari nasionalisme etnis dimana negara memperoleh kebenaran politik secara semulajadi ("organik") hasil dari bangsa atau ras; menurut semangat romantisme. Nasionalisme romantik adalah bergantung kepada perwujudan budaya etnis yang menepati idealisme romantik; kisah tradisi yang telah direka untuk konsep nasionalisme romantik. Misalnya "Grimm Bersaudara" yang dinukilkan oleh Herder merupakan koleksi kisah-kisah yang berkaitan dengan etnis Jerman.
19
Nasionalisme Budaya adalah sejenis nasionalisme dimana negara memperoleh kebenaran politik dari budaya bersama dan bukannya "sifat keturunan" seperti warna kulit, ras dan sebagainya. Contoh yang terbaik ialah rakyat Tionghoa yang menganggap negara adalah berdasarkan kepada budaya. Unsur ras telah dibelakangkan di mana golongan Manchu serta ras-ras minoritas lain masih dianggap sebagai rakyat negara Tiongkok. Kesediaan dinasti Qing untuk menggunakan adat istiadat Tionghoa membuktikan keutuhan budaya Tionghoa. Malah banyak rakyat Taiwan menganggap diri mereka nasionalis Tiongkok sebab persamaan budaya mereka tetapi menolak RRC karena pemerintahan RRT berpaham komunisme.
Nasionalisme
kenegaraan
ialah
variasi
nasionalisme
kewarganegaraan, selalu digabungkan dengan nasionalisme etnis. Perasaan nasionalistik adalah kuat sehingga diberi lebih keutamaan mengatasi hak universal dan kebebasan. Kejayaan suatu negeri itu selalu kontras
dan
berkonflik
dengan
prinsip
masyarakat
demokrasi.
Penyelenggaraan sebuah 'national state' adalah suatu argumen yang ulung, seolah-olah membentuk kerajaan yang lebih baik dengan tersendiri. Contoh biasa ialah Nazisme, serta nasionalisme Turki kontemporer, dan dalam bentuk yang lebih kecil, Franquisme sayap-kanan di Spanyol, serta sikap 'Jacobin' terhadap unitaris dan golongan pemusat negeri Perancis, seperti juga nasionalisme masyarakat Belgia, yang secara ganas menentang demi mewujudkan hak kesetaraan (equal rights) dan lebih otonomi untuk golongan Fleming, dan nasionalis Basque atau Korsika.
20
Secara sistematis, bilamana nasionalisme kenegaraan itu kuat, akan wujud tarikan yang berkonflik kepada kesetiaan masyarakat, dan terhadap wilayah, seperti nasionalisme Turki dan penindasan kejamnya terhadap nasionalisme Kurdi, pembangkangan di antara pemerintahan pusat yang kuat di Spanyol dan Perancis dengan nasionalisme Basque, Catalan, dan Corsica.
Nasionalisme agama ialah sejenis nasionalisme dimana negara memperoleh legitimasi politik dari persamaan agama. Walaupun begitu, lazimnya
nasionalisme
etnis
adalah
dicampuradukkan
dengan
nasionalisme keagamaan. Misalnya, di Irlandia semangat nasionalisme bersumber dari persamaan agama mereka yaitu Katolik; nasionalisme di India seperti yang diamalkan oleh pengikut partai BJP bersumber dari agama Hindu.
Namun demikian, bagi kebanyakan kelompok nasionalis agama hanya merupakan simbol dan bukannya motivasi utama kelompok tersebut. Misalnya pada abad ke-18, nasionalisme Irlandia dipimpin oleh mereka yang menganut agama Protestan. Gerakan nasionalis di Irlandia bukannya berjuang untuk memartabatkan teologi semata-mata. Mereka berjuang untuk menegakkan paham yang bersangkut paut dengan Irlandia sebagai sebuah negara merdeka terutamanya budaya Irlandia. Justru itu, nasionalisme kerap dikaitkan dengan kebebasan.2
2
www.wikipedia.org
21
3.4. Sportifitas
Sportif adalah sikap yang memperjuangkan fair play, keserasian dengan rekan tim maupun lawan, perilaku etis dan integritas, menjunjung tinggi Fair Play dan etika dalam menerima kemenangan atau kekalahan dari sebuah pertandingan.
Sportif mengekspresikan aspirasi atau menjiwai bahwa kegiatan tersebut akan dinikmati oleh dirinya sendiri. Perasaan ini juga diketahui oleh jurnalis olahraga Grantland Rice, yang mengatakan "tidak peduli bagaimana Anda menang atau kalah tetapi bagaimana Anda memainkan permainan," moto Olimpiade modern dinyatakan oleh pendirinya Pierre de Coubertin: "Yang paling penting ... bukan untuk menang, tetapi untuk berpartisipasi. "Ini adalah ungkapan khas dari sentimen ini.
Kekerasan dalam olahraga melibatkan melewati garis antara persaingan yang adil dan kekerasan agresif disengaja. Atlet, pelatih, fans, dan orang tua kadang-kadang melepaskan perilaku kekerasan pada orang atau properti seperti kerusuhan.
Sportivitas merupakan aspirasi atau etos bahwa olahraga atau kegiatan
akan
dinikmati
untuk
kepentingan
diri
sendiri,
dengan
pertimbangan yang tepat untuk keadilan, etika, rasa hormat, dan rasa persekutuan dengan pesaing seseorang. Seorang pecundang merasa sakit ketika mengacu pada orang yang tidak merasakan kekalahan yang
22
baik, sedangkan olahraga yang baik berarti menjadi "pemenang yang baik" serta menjadi "pecundang yang baik".
Sportif dapat dikonseptualisasikan sebagai karakteristik abadi dan relatif stabil atau disposisi seperti bahwa individu berbeda dalam cara mereka umumnya diharapkan untuk berperilaku dalam situasi olahraga. Secara umum, sportif mengacu pada kebajikan seperti kejujuran, keberanian pengendalian diri, dan ketekunan, dan telah dikaitkan dengan konsep-konsep interpersonal memperlakukan orang lain dan diperlakukan secara wajar, mempertahankan kontrol diri jika berhadapan dengan orang lain, dan menghormati otoritas dan lawan.
Sebuah pesaingan yang menunjukkan sportivitas yang buruk setelah kalah permainan atau kejuaraan ini sering disebut sebagai "pecundang yang sakit" (mereka yang menunjukkan sportivitas yang kurang setelah menang biasanya disebut "pemenang buruk"). Perilaku pecundang sakit termasuk menyalahkan orang lain atas kerugian, tidak bertanggung jawab atas tindakan pribadi yang memberikan kontribusi akan kekalahan, bereaksi terhadap kerugian dengan cara yang belum dewasa atau tidak layak, membuat alasan untuk kalah, dan mengutip kondisi tidak menguntungkan atau masalah kecil lainnya sebagai alasan untuk kekalahan. pemenang buruk bertindak dengan cara yang dangkal setelah kemenangan mereka, seperti sombong tentang nya atau menang, mengolok-olok lawan, menghina lawan serta menurunkan harga diri lawan secara terus-menerus dan mengingatkan mereka tentang bagaimana
23
"buruknya permainan" yang dilakukan mereka dibandingkan (bahkan jika mereka berkompetisi juga). 3.5. Suporter atau Pendukung Sepak bola (Hooliganisme) Hooliganisme sepakbola merujuk pada apa yang secara luas dianggap sebagai perilaku nakal dan merusak oleh penggemar sepak bola yang terlalu bersemangat. Tindakan seperti berkelahi, vandalisme dan intimidasi yang ditetapkan oleh asosiasi suporter sepak bola yang berpartisipasi
dalam
hooliganisme
sepakbola.
Perilaku
ini
sering
didasarkan pada persaingan antara tim yang berbeda dan konflik dapat terjadi sebelum atau setelah pertandingan sepak bola. Peserta sering memilih lokasi jauh dari stadion untuk menghindari penangkapan oleh polisi, tetapi konflik juga bisa meletus secara spontan di dalam stadion atau di jalan-jalan sekitarnya.3 Hooliganisme
sepakbola
dapat
berkisar
dari
teriakan
dan
perkelahian kecil, kepada kerusuhan besar di mana firma-firma saling serang dengan senjata mematikan (termasuk, namun tidak terbatas pada, botol kaca, batu, pisau, parang dan pistol). Dalam beberapa kasus, perkelahian stadion telah menyebabkan penggemar melarikan diri dengan panik dan luka-luka telah disebabkan ketika pagar atau dinding runtuh dari tekanan kerumunan untuk keluar. Dalam kasus yang paling ekstrim,
3
http://en.wikipedia.org/wiki/Association_football_culture#Fair_Play_campaign
24
hooligan, polisi, dan warga lain telah tewas, dan polisi anti huru-hara telah turun tangan dengan gas air mata, kendaraan lapis baja dan meriam air. 3.6. Kampanye 3.6.1. Definisi Kampanye Kampanye
adalah
sebuah
tindakan
bertujuan
mendapatkan
pencapaian dukungan, usaha kampanye bisa dilakukan oleh perorangan atau sekelompok orang yang terorganisir untuk melakukan pencapaian suatu proses pengambilan keputusan di dalam suatu kelompok, kampanye biasa juga dilakukan guna memengaruhi, penghambatan, pembelokan pecapaian.4 Suatu kampanye merupakan koordinasi dari berbagai perbedaan metode komunikasi yang memfokuskan perhatian pada permasalahan tertentu dan sekaligus cara pemecahannya dalam kurun waktu tertentu. Secara garis besar kampanye dapat diartikan sebagai aktivitas proses komunikasi kampanye untuk mempengaruhi khalayak tertentu, untuk membujuk, mempengaruhi khalayak untuk berpartisipasi dan ingin manciptakan efek atau dampak tertentu seperti yang direncanakan dan dilakukan dalam waktu yang telah direncanakan. Dengan Kampanye berlangsung melalui berbagai tahap-tahapan, yaitu dimulai dari menarik perhatian, tema kampanye digencarkan, memotivasi dan mendorong untuk bertindak, serta partisipasi khlayak sasaran melakukan tindakan yang nyata. Keberhasilan atau tidaknya 4
www.wikipedia.org
25
suatu pelaksanaan kampanye tersebut melalui kerja sama dengan pihak media massa untuk menggugah perhatian, kesadaran, dukungan, dan mampu mengubah perilaku atau tindakan nyata dari khalayak sasarannya. Pada dasarnya bahwa kampanye itu memiliki beberapa unsur, yaitu : -
Ada kegiatan atau suatu proses komunikasi yang berlangsung dalam suatu kampanye . Berisikan rencana, tema, dan isu.
-
Komunikator, merupakan orang yang menyampaikan suatu pesan yang hendak disampaikan kepada pihak lai Keberhasilan atau tidaknya suatu pelaksanaan kampanye tersebut
melalui kerja sama dengan pihak media massa untuk menggugah perhatian, kesadaran, dukungan, dan mampu mengubah perilaku atau tindakan nyata dari khalayak sasarannya. Kampanye pada awalnya dijadikan untuk sebuah rekayasa pencitraan kemudian berkembang menjadi upaya persamaan pengenalan sebuah gagasan atau isu kepada suatu kelompok tertentu yang diharapkan mendapatkan timbal balik atau tanggapan. 3.7. Poster 3.7.1. Definisi Poster Poster merupakan lembar cetakan pada satu sisi saja yang bisa memuat informasi bersifat kampanye, ajakan, atau iklan produk. Poster bisa di pasang di dalam maupun di luar ruangan, sehingga cetakan dan
26
bahannya digarap dalam mutu yang baik, apakah warna ataupun bahan terutama untuk yang luar ruang.5 Menikmati atau membaca poster jauh berbeda dengan membaca buku. Membaca buku atau koran dilakukan dengan cara memegangnya dan jarak mata dengan yang dibaca seputar dua jengkal dengan tangan kita. Sementara poster dibaca sambil bergerak, yakni jalan kaki atau naik kendaraan sehingga jarak mata dengan poster kurang lebih 5 meter, 10 meter atau dapat juga lebih. Karena itu penggunaan huruf dan warna pun memerlukan pertimbangan tertentu. Huruf misalnya, lebih tepat digunakan huruf sans serif dengan tampilan yang jelas dan mantap atau solid. Oleh karena itu tidak dianjurkan menggunakan huruf-huruf fantasi atau hias/dekoratif. Warna-warna yang di gunakan untuk permukaan atau bidang sempit, garis, dalam jarak jauh sudah sulit di kenali lagi warnanya. Penggunakaan warna-warna tua. Dari jauh akan terlihat kehitam-hitaman sehingga terlihat sebagai warna hitam, Dengan begitu menjadi percuma warna yang dibuat kalau akhirnya dilihat sebagai warna hitam. Roy Paul Nelson (1989:356) memberi gambaran pendekatan yang dimungkinkan dalam membuat poster seperti: 1. Buat pernyataaan yang menyeluruh 2. Beritakan beberapa hal, seperti harga produk secara nasional
5
Bb. Purwanto. Pengantar desain grafis Tata Letak dan Tipografi. (Jakarta: LPMG-ATG TRISAKTI, 2006), 157
27
3. Buat agar pembaca ingat akan suatu hal 4. Sarankan suatu yang berbeda kepada khalayak 5. Buatkan perbandingan dan tunjukkan produk berkaitan dengan sesuatu yang sudah dikenal baik. Sementara untuk poster luar ruang atau billboard diberikan pedoman sebagai berikut. 1. Batasi unsur menjadi tiga saja, atau jika mungkin dua, atau bahkan satu. Jika digunakan tiga unsur, maka itu adalah foto atau gambar dari produk saat dipampang atau gunakan, teks, judul, dan latar belakang seperlunya. Latar belakang agar diatur tidak mencolok, dan pertimbangankan sosok menyeluruh yang dibentuk dengan unsur-unsurnya. 2. Batasai jumlah kata maksimal tiga atau empat atau bahkan lima, dan pastikan tidak melenihi sembilan atau sepuluh buah. Insitut iklan luar ruang di Amerika mengatakan bahwa ide dari poster harus di pahami dalam enam detik. 3. Pastikan
bahwa
gambar
cukup
besar,
sementara
cara
menampilkannya tidak harus utuh, bisa dengan krop (cropping). Terkadang kita menemukan bahwa hanya gambar saja sudah cukup. Gambar sebaiknya berwarna full color, dan di tampilkan dengan prespektif yang baik agar tercipta kesan ruang, dan sudut pandang yang menarik. 4. Pastikan bahwa gambar-benar-benar sesuai judul.
28
5. Pastikan judulnya cukup besar dan tebal, misalnya dengan variasi medium, bold, atau extra bold. Sans serif lebih dianjurkan, dan dalam hal iklan luar ruang, bisa jadi legibility lebih penting readibility. 6. Organisasikan atau susunlah unsur-unsur secara kompak sebagai suatu kesatuan. 7. Gunakan warna secara tegas dan mantap/jelas berilah bidang ruas dengan warna yang datar/rata (flat). Untuk tugas-tugas tertentu gunakan warna-warna primer yang cerah dari pada yang lembut (warna pastel). 8. Pastikan produknya dikenali dengan jelas.6 3.7.2. Jenis-jenis Poster Berikut ini merupakan jenis-jenis poster yang di ambil dari buku Lay Out Dasar & Penerapannya oleh Surianto Rustan,S.Sn (2009:110-113). yaitu sebagai berikut :
Poster Propaganda dan Politik Selama masa perang dunia I dan II, poster untuk pengrekrutan tentara sangat marak dimana mana.
Poster Komersial/Iklan Pada poster komersial ini, Iklan dibuat lebih dari satu model namun
6
Bb. Purwanto. Pengantar desain grafis Tata Letak dan Tipografi. (Jakarta: LPMG-ATG TRISAKTI, 2006), 157-159
29
dengan
nuansa
yang
tetap
sama.
Tetapi
masing-masing
dipublikasikan tidak pada saat yang bersamaan.
Poster Sosial dan Lingkungan Hidup Kelompok
aktivis
lingkungan
Greenpeace
banyak
membuat
kampanye sosial dengan berbagai tema yang tujuannya untuk mengubah/membentuk pandangan masyarakat tentang lingkungan. Strategi yang banyak dipakai oleh kampanye sosial seperti psikologis dan emosional.
Poster Film Poster film secara khusus bertujuan untuk mempromosikan film tersebut. Sama seperti poster komersial maupun sosial, poster film harus bisa ‘bercerita’. Semua elemennya saling mendukungsatu sama lain untuk menggambarkan pesan filmnya, dan target audience menjadi tertarik untuk menonton.
Poster Acara/Event Poster ini juga poster acara tapi dengan lingkup yang sangat mendunia: Olimpiade. Biasanya poster seperti ini juga ntidak hanya mengkampanyekan
acaranya,
namun
sebenarnya
banyak
mengandung unsur komersial, sosial, politik.
Poster Kurtural Poster acara-acara budaya seperti pementasan teater, opera, tari,
30
pameran seni dan film yang tujuan utamanya bukan untuk komersial. 3.8. Warna 3.8.1. Definisi Warna Warna adalah spektrum tertentu yang terdapat di dalam suatu cahaya sempurna (berwarna putih). Identitas suatu warna ditentukan panjang gelombang cahaya tersebut.7 Warna Sangat penting sekali peranannya dalam desain grafis. Dalam pemilihan warna harus hati-hati sesuai dengan fungsi komunikasi yang akan disampaikan, warna menunjukan atau mewakili dari sebuah identitas. Warna dapat digunakan untuk menarik perhatian mata pembaca, dapat menciptakan suatu suasana atau perasaan, dapat sebagai pengikat dalam sebuah sebuah layout, menimbulkan bagian-bagian yang penting dari apa yang akan disampaikan. Setiap warna memiliki karakteristik tertentu. Yang dimaksud dengan karakteristik dalam hal ini adalah ciri-ciri atau sifat-sifat khas yang dimiliki oleh suatu warna. Secara garis besarnya sifat khas yang dimiliki oleh warna ada dua golongan besar, yaitu warna panas dan dingin. Diantara
7
Davis L. Marian, Design in Dress. (New Jersey: Prenice Hall Inc, 1987), 135.
31
keduanya ada yang disebut warna antara atau intermediates8. 3.8.2. Karakteristik Warna Hideaki Chijiwa dalam bukunya Color Harmony membuat klasifikasi lain dari warna-warna, ia pun mengambil dasar karakteristiknya yaitu : -
Warna hangat : Merah, kuning, coklat, jingga. Dalam lingkaran warna terutama warna-warna yang berada dari merah ke kuning.
-
Warna sejuk (dingin) : Dalam lingkaran warna terletak dari hijau ke ungu melalui biru. Warna tegas Warna biru, merah, kuning, putih dan hitam.
-
Warna tua (gelap) : Warna tua yang mendekati warna hitam.
-
Warna muda (terang) : Warna muda yang mendekati warna putih.
-
Warna tenggelam : Semua warna yang diberi campuran abu-abu. Karakteristik warna perlu dijadikan pertimbangan dalam aplikasi
warna agar mencapai tujuan yang diinginkan oleh seniman maupun pendesain. 3.8.3. Tingkatan Warna Warna terbagi menjadi 5 tingkatan, yaitu : -
Warna Primer : Warna cahaya, warna asli atau warna pokok.
-
Warna Sekunder : Campuran aktif dari tiga warna primer.
-
Warna Tersier : Campuran beberapa warna sekunder.
8
Sulasmi Darmaprawira W.A, Warna, Teori dan Kreativitas Penggunaannya, edisi ke 2. (Bandung: Penerbit ITB, 2002), 39
32
-
Warna intermediate : Campuran antara dua warna primer dan warna sekunder.
-
Warna Analogis : Panduan antara warna primer dan warna Intermediate serta warna sekunder dan warna intermediate.
3.8.4. Psikologi Warna Secara visual warna mampu memberikan respon secara psikologis atau mewakili dari kepribadian seseorang. Rupanya seluruh warna spectrum telah disiapkan untuk suatu rancangan sifat dan emosi manusia. Berikut ini adalah warna-warna yang mempunyai asosiasi dengan pribadi seseorang diambil dari buku Design in Dress oleh Marian L. Davis (1987:135), sebagai berikut :
Merah : Cinta, nafsu, kekuatan, menarik, berani,
bahasa,
pengorbanan, dan bahaya.
Merah Jingga : Semangat, tenaga, kekuatan, pesat, hebat, dan gairah.
Jingga : Hangat, semangat muda, ekstremis, dan menarik.
Kuning : Cerah, bijaksana, terang, bahagia, hangat, dan pengecut
Kuning Hijau : Persahabatan, muda, kehangatan, baru, gelisah, dan berseri.
Hijau Muda : Kurang pengalaman, tumbuh, kaya, dan segar.
Hijau Biru : Tenang, santai, diam, lembut, setia, dan kepercayaan.
Biru : Damai, setia, dan konservatif.
Biru Ungu : Spiritual, sederhana, hebat, kelelahan, dan kesuraman. 33
Ungu : Misteri, kuat, dan pendiam.
Merah Ungu : Tekanan, intrik, dan drama.
Coklat : Hangat, tenang, dan bersahabat.
Hitam : Kuat, duka cita, dan resmi.
Abu-abu : Tenang
Putih : Suci, senang, harapan, dan bersih.
3.8.5. Fungsi Warna a) Fungsi Estetis Warna mempunyai kekuatan untuk membangkitkan rasa keindahan dan memberikan pengalaman keindahan. Rasa keindahan ini dibangkitkan oleh keharmonisan warna. b) Fungsi Isyarat Diantara warna-warna, ada mempunyai kekuatan warna yang besar dan ada juga yang sedang, bahkan ada yang sangat lemah. Warna yang mempunyai kekuatan sangat kuat digunakan untuk menarik perhatian atau peringatan. c) Fungsi Psikologi Warna dapat mempengaruhi emosi dan perasaan seseorang yang akan dapat mempengaruhi kejiwaannya. Pembagian warna terletak pada pengaruh psikologis yang sangat kuat dalam mempengaruhi emosi seseorang.
34
d) Fungsi Pengenal Warna berfungsi sebagai pengenal, sebagai contoh terdapat pada peta,warna hijau adalah indikasi dari daratan (hutan) dan warna biru adalah perairan (laut). Pada gambar teknik pengenalannya dilakukan dengan ketentuan warna yang telah dicapai dengan persetujuan atau peraturan normalisasi keseragaman. 3.9. Typografi 3.9.1. Definisi Typografi Tipografi dapat didefinisikan sebagai keterampilan mengatur bahan cetak secara baik dengan tujuan tertentu; seperti mengatur tulisan, membagi-bagi ruang/spasi, dan menata/menjaga huruf untuk membantu secara maksimal agar pembaca memahami teks. Tipografi merupakan cara hemat untuk benar-benar membuat bermanfaat dan hanya secara kebetulan mencapai hasil estetis, oleh karena menikmati pola-pola, jarang sekali menjadi tujuan utama pembaca.9 Dalam komunikasi visual, bahasa perlu ditulis dan dicetak dengan menggunakan huruf, dan menggunakan huruf berarti memerlukan tipografi, Berkaitan dengan itu, huruf-huruf alpabet yang kita anut melalui sistem Latin dengan berbagai bahan, mekanik, dan latar belakang, nama atau
jenisnya,
ukuran
spasi,
variasi,
teknik
sister
penyusunan,
9
Bb. Purwanto. Pengantar desain grafis Tata Letak dan Tipografi. (Jakarta: LPMG-ATG TRISAKTI, 2006), 108
35
keterbacaan (legitibility), spasi, anatomi, maupun hal-hal lain, kesemuanya itu menjadi bagian dalam disiplin atau pengetahuan tentang tipografi. Berkaitan dengan tata letak pada barang cetak tipografi memegang peranan besar disampaikan melalui huruf baik dalam iklan, brosur, poster, koran, majalah, buku, dan lain sebagainya yang tersusun dalam bentuk kata, kalimat, paragraf, teks, maupun bentuk lainnya. Tujuan utama tipografi adalah untuk memudahkan pembaca berkomunikasi
dengan
penulisnya
melalui
penentuan
jenis
dan
pengolahan susun hurufnya. 3.9.2. Jenis Karakter Tipografi Berikut adalah jenis-jenis garis beserta ciri dan kesan yang ditimbulkan:
Jenis
Karakteristik
Kesan
Memiliki sirip/kaki/serif yang Roman
berbentuk
lancip
pada
ujungnya Kaki/sirip/serif berbentuk Egyptian
papan yang
gemulai dan feminim
yang
persegi
dengan sama
klasik, anggun, lemah
seperti
ketebalan
atau
hampir
Kokoh,
kuat,
stabil,
kekar
sama Tidak memiliki sirip Sans Serif
pada
ujung hurufnya dan memiliki Modern,
kontemporer
ketebalan huruf yang sama dan efisien atau hampir sama
36
Menyerupai goresan tangan Script
yang dikerjakan dengan pena dan
biasanya
miring
ke
Sifat pribadi dan akrab
kanan Pengembangan dari bentukbentuk Michellaneous
yang
Ditambah ornamen,
sudah hiasan
atau
ada. Dekoratif
dan
dan Ornamental
garis-garis
dekoratif
3.10. Layout 3.10.1. Definisi Layout Pada dasarnya layout dapat diartikan sebagai tata letak elemenelemen desain terhadap suatu bidang dalam media tertentu untuk mendukung konsep atau pesan yang dibawanya. Namun definisi layout dalam perkembangannya sudah sangat meluas dan melebur dengan definisi desain itu sendiri, sehingga banyak orang mengatakan Me-layout itu sama dengan mendesain.10 Prinsip layout antara lain urutan, penekanan, keseimbangan, kesatuan, dan konsistensi. Urutan menunjuk pada aliran membaca. Penekanan menunjuk pada objek-objek penting dalam urutan pembacaan. Keseimbangan menunjuk pada pembagian berat ruang, termasuk ruang isi dan kosong (ruang sela). Kesatuan menunjuk pada usaha menciptakan kesatuan objek, termasuk ruang secara keseluruhan. Konsistensi 10
Surianto Rustan, S.Sn. Lay Out Dasar & Penerapannya. (Jakarta,2009), 0
37
menunjuk pada control estetik tampilan keseluruhan. Konsistensi kian terasa pada penerbitan berkala. Konsistensi selain sebagai kontrol estetik terutama berguna bagi koordinasi keseluruhan material yang dilayout. 3.10.2. Prinsip Dasar Layout Berikut adalah prinsip-prinsip layout yang di ambil dari buku Lay Out Dasar & Penerapannya oleh Surianto Rustan, S.Sn (2009:73) yaitu :
Sequence Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Dr. Mario Garcia dan Pergie Stark tahun 2007, di wilayah-wilayah pengguna bahasa dan tulisan latin, orang membaca dari kiri kekanan dan dari atas ke bawah. Karena itu pada materi-materi publikasi urutan atau aluralur pembacaan kebanyakan didesain berdasarkan kecendrungan tersebut. Namun tidak hanya itu saja, arah gerak mata juga dipengaruhi
oleh
hal-hal
lain
berupa
pemberian
emphasis/pembedaan pada suatu objek. Seperti warna, ukuran, style, dan lain-lain.
Emphasis Salah satu pembetukan emphasis adalah kontras. Kontras tersebut bertujuan untuk membangun sequence. Ada bermacam-macam cara menciptakan kontras, bisa lewat ukuran, posisi, warna, bentuk, konsep yang berlawanan, dan masih selain kontras, emphasis bisa juga diciptakan lewat elemen layout yang mengundang pesan-
38
pesan yang unik, emosional atau kontroversial efeknya akan lebih kuat dalam menarik orang untuk membacanya.
Balance Dalam desain grafis, kita mengenal ada dua macam balance, yaitu balance simetris dan balance asimetris .balance/keseimbangan yang dicapai secara simetris adalah dengan pencerminan , keseimbangan yang simetris dapat dibuktikan dengan tepat secara matematis , sedangkan yang asimetris keseimbanganya lebih bersifat opsi atau : ‘kelihatanya seimbang’.
Unity Unity tidak berarti hanya kesatuan dari elemen-elemen yang secara fisik kelihatan, namun juga kesatuan antara fisik dan yang non fisik yaitu pesan /komunikasi yang dibawa dalam konsep tersebut.
39
3.11. Referensi Karya Sejenis Referensi karya sejenis, berikut ini merupakan sebuah karya yang bisa dikatakan memiliki tema yang sama dengan karya yang saya angkat, diunduh dari sebuah website aremawallpaper.com oleh “ofic sam l (FP) AREMA INDONESIA” adapun beberapa karya yang berupa wallpaper sebagai berikut :
Gambar 3.1. wallpaper TIMNAS INDONESIA 2011 by ofic sam l (FP) AREMA INDONESIA (01) Sumber : http://www.aremawallpaper.com/2011/09/wallpaper-timnas-indonesia-2011.html.
Gambar 3.2. wallpaper TIMNAS INDONESIA 2011 by ofic sam l (FP) AREMA INDONESIA (02) Sumber : http://www.aremawallpaper.com/2011/09/wallpaper-timnas-indonesia-2011.html.
40
Gambar 3.3. wallpaper TIMNAS INDONESIA 2011 by ofic sam l (FP) AREMA INDONESIA (03) Sumber : http://www.aremawallpaper.com/2011/09/wallpaper-timnas-indonesia-2011.html.
Gambar 3.4. wallpaper TIMNAS INDONESIA 2011 by ofic sam l (FP) AREMA INDONESIA (04) Sumber : http://www.aremawallpaper.com/2011/09/wallpaper-timnas-indonesia-2011.html.
Gambar 3.5. wallpaper TIMNAS INDONESIA 2011 by ofic sam l (FP) AREMA INDONESIA (05) Sumber : http://www.aremawallpaper.com/2011/09/wallpaper-timnas-indonesia-2011.html.
41
Gambar 3.6. wallpaper TIMNAS INDONESIA 2011 by ofic sam l (FP) AREMA INDONESIA (06) Sumber : http://www.aremawallpaper.com/2011/09/wallpaper-timnas-indonesia-2011.html.
Gambar 3.7. wallpaper TIMNAS INDONESIA 2011 by ofic sam l (FP) AREMA INDONESIA (07) Sumber : http://www.aremawallpaper.com/2011/09/wallpaper-timnas-indonesia-2011.html.
Gambar 3.8. wallpaper TIMNAS INDONESIA 2011 by ofic sam l (FP) AREMA INDONESIA (08) Sumber : http://www.aremawallpaper.com/2011/09/wallpaper-timnas-indonesia-2011.html.
42
Gambar 3.9. wallpaper TIMNAS INDONESIA 2011 by ofic sam l (FP) AREMA INDONESIA (09) Sumber : http://www.aremawallpaper.com/2011/09/wallpaper-timnas-indonesia-2011.html.
Gambar 3.10. wallpaper TIMNAS INDONESIA 2011 by ofic sam l (FP) AREMA INDONESIA (10) Sumber : http://www.aremawallpaper.com/2011/09/wallpaper-timnas-indonesia-2011.html.
“ofic sam l (FP) AREMA INDONESIA” Kelebihan dan kekurangan karya-karya diatas menurut saya yaitu, sebagai berikut :
Kelebihan : Dominasi warna yang khas merah dan putih selalu timbul dari gambar atau karya diatas mencerminkan khas Indonesia, kemudian kesan dramatis juga tampak membuat karya semakin terlihat bermakna.
Kekurangan : Pesan yang disampaikan belum terlalu jelas apa yang ingin disampaikan, teknik Digital Imaging masih ada beberapa
43
foto yang memakai background dan layout monoton dengan sering menggunakan background hitam atau gelap. Dan ada salah satu gambar yang memakai teknik vector/tracing image masih terlihat belum mirip dengan object, yaitu pada gambar background yang berwarna merah, object Bambang Pamungkas dan Ahmad Bustomi yang di tujukan belum terlihat mirip dengan wajah pemain aslinya.
44