BAB III
PERAN KEMITRAAN PT. TELKOM CDSA MEDAN TERHADAP USAHA KECIL “ITA MODE”
A. Visi Dan Misi Program Kemitraan PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk (TELKOM) adalah salah satu Badan Usaha Milik Negara memiliki komitmen untuk menjalankan peran Good Corporate Citizenship melalui penyelenggaraan Program Kemitraan dengan usaha kecil dan Program Bina Lingkungan. Program Kemitraan dengan usaha kecil bertujuan untuk mendorong kegiatan dan pertumbuhan ekonomi, terciptanya lapangan kerja serta kesempatan berusaha untuk masyarakat. Sedangkan Program Bina Lingkungan mempunyai tujuan untuk memberdayakan dan mengembangkan kondisi sosial masyarakat dan lingkungan di sekitar wilayah usaha Perusahaan. Untuk menjalankan PKBL tersebut maka dibentuklah organisasi Pusat Pengelola Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan, untuk selanjutnya disebut Telkom Community Development Center, disingkat Telkom CDC. Tujuan pembentukan Telkom CDC adalah terselenggaranya aktivitas pengelolaan Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan secara sistematik, efektif, dan efisien di lingkungan Telkom melalui optimalisasi pembagian aktifitas, penetapan ukuran unit bisnis, serta pendelegasian kewenangan, sehingga dapat memberikan kualitas hubungan yang sinergik antara
Telkom dengan pengusaha kecil,
serta masyarakat sekitar Perusahaan dalam rangka penerapan Good Corporate
60 Universitas Sumatera Utara
Citizentship, memberikan transparansi proses pengalokasian dananya, serta memberikan multiplier effect yang bermanfaat bagi bisnis Telkom pada khususnya, dan industri telekomunikasi nasional pada umumnya.58 Community Development Center (CDC) sebagai unit yang menangani PKBL Telkom mempunyai visi dan misi tersendiri. Adapun visi CDC adalah menjadi role model pengelola PKBL di lingkungan BUMN dan dengan misi peduli dan komit kepada pemberdayaan ekonomi, sosial, dan lingkungan. Sebagai role model pengelola PKBL di lingkungan BUMN, Community Development Center menjalani peran sebagai pelaksana dan pengelolan Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan di wilayah Badan Usaha Milik Negara. Telkom berupaya menjadi role model dalam pelaksanaan PKBL yang dikelola oleh CDC. Pelaksanaan kegiatan dalam program PKBL Telkom yang dijalankan oleh CDC diupayakan dapat menjadi contoh bagi BUMN lainnya dalam penerapan PKBL mereka masing-masing. Tujuan akhirnya adalah agar setiap BUMN dapat secara berhasil menerapkan PKBL mereka yang ditujukan untuk kemaslahatan masarakat umum. Sejalan dengan visi yang diemban oleh Community Development Center tersebut, sebagai unit pelaksana Program Kemitraan CDC berangkat dengan misi peduli dan komit kepada pemberdayaan ekonomi, sosial, dan lingkungan. Khusus pada Program Kemitraan selain berpedoman pada Peraturan Menteri BUMN yang mengatur mengenai PKBL, pelaksanaan program ini juga mempertimbangkan keselarasan dengan potensi lingkungan masyarakat penerima program. Sasaran 58
Pasal 2 ayat (2), Keputusan Direksi Perusahaan Perseroan (Persero) PT. Telkomunikasi Indonesia, Tbk. Nomor : KD.61/PS150/CTG-10/2003 Tentang Pembentukan Organisasi Pusat Pengelola Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan.
61 Universitas Sumatera Utara
dari pelaksanaan program ini adalah para pelaku usaha kecil dan menengah (”UKM”). Kepedulian dan komitmen akan pemberdayaan ekonomi sebagaimana misi dari CDC Telkom diimplementasikan dengan pelaksanaan Program Kemitraan. Pemberdaayan ekonomi yang dijalankan pada Program Kemitraan adalah dengan mengadakan pembiayaan untuk pengembangan usaha kecil. Di dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah disebutkan bahwa pembiayaan adalah upaya yang dilakukan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, Dunia Usaha, dan masyarakat melalui bank, dan lembaga keuangan bukan bank, untuk mengembangkan dan memperkuat permodalan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah.59 Merujuk pada Pasal tersebut yang telah dilakukan oleh Program Kemitraan Telkom ini termasuk juga ke dalam pembiayaan. Dimana dalam Program Kemitraan ini Telkom memberikan bantuan pinjaman bergulir kepada para pengusaha kecil guna memperkuat dan mempertangguh kemandirian usaha kecil tersebut.
B. Tujuan Pemberian Pinjaman Oleh PT. Telkom CDSA Medan, Tbk Terhadap Usaha Kecil Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) merupakan segmen terbesar pelaku ekonomi nasional. Menurut data Departemen Koperasi dan UKM, jumlah UMKM tahun 2007 mencapai 49,82 juta unit, meningkat menjadi 51,26 juta unit tahun 2008. Berdasarkan kategori, porsi yang paling besar adalah segmen usaha
59
Pasal 1, Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah.
62 Universitas Sumatera Utara
mikro yang mencapai sekitar 99% total jumlah UMKM. Jumlah yang demikian besar tersebut menunjukkan, UMKM memiliki peran besar dalam menopang ekonomi nasional. Karena itu, pengembangan UMKM harus mendapat perhatian yang besar.60 Salah
satu
hasil
studi
yang
secara
komprehensif
mencoba
menggambarkan persoalan yang dihadapi usaha kecil, digambarkan dalam studi komparatif yag dilaksanakan di lima Negara ASEAN dengan menggambarkan prioritas persoalan usaha kecil di desa, di kota kecil, dan yang berlokasi di kota besar berkaitan dengan aspek finansial. Temuan penting studi ini menunjukkan bahwa bagi usaha kecil yang berlokasi di desa, maka persoalan pemasaran dan rencana produksi merupakan prioritas persoalan yang perlu diatasi. Sedangkan untuk usaha kecil yang berlokasi di kota kecil maka permasalahan keuangan merupakan prioritas persoalan yang memerlukan penanganan, dan untuk yang berlokasi di kota besar maka pemberian insentif fiskal merupakan persoalan yang dominan untuk disediakan. Hasil studi ini mempertegas beberapa hasil studi yang dilakukan berkaitan dengan pengembangan usaha kecil yang tiba pada satu kesimpulan bahwa usaha kecil mengahadapi beberapa kendala, baik yang bersifat internal maupun eksternal. Hasil Konferensi Nasional Usaha Kecil I pada tahun 1997 yang mencoba mengidentifikasi masalah-masalah di seputar usaha kecil di Indonesia., merumuskan bahwa paling tidak terdapat 8 (delapan) aspek yang menjadi permasalahan usaha kecil, antara lain : (i) manajemen, (ii) permodalan,
60
Peran BUMN Dalam Pengembangan UMKM Di Indonesia Melalui Asuransi Dan Penjaminan Kredit, http://lmfeui.com/data/Peran%20BUMN%20utk%20UMKM.pdf, diakses pada 18 Maret 2013.
63 Universitas Sumatera Utara
(iii) teknologi, (iv) bahan baku, (v) pemasaran, (vi) infrastruktur, (vii) birokrasi dan pungutan, dan (viii) kemitraan.61 Terlepas dari beragamnya persoalan yang dialami usaha kecil, kelihatannya aspek permodalan tetap menjadi salah satu kebutuhan penting bagi usaha kecil dalam menjalankan usahanya. Kebutuhan penyediaan permodalan bagi usaha kecil, lahir berkaitan dengan kebutuhan usaha kecil untuk menjalankan usahanya, (baik untuk kebutuhan modal kerja maupun untuk mengembangkan usaha melalui kegiatan investasi), maupun merupakan akibat yang disebabkan oleh persoalan lain yang dihadapi usaha kecil. Sebagai contoh, sistem pembayaran mundur yang diterima usaha kecil, pada gilirannya akan menyebabkan usaha kecil memerlukan dana talangan untuk menjalan cash flow. Berkaitan dengan kebutuhan permodalan usaha kecil, pemerintah menyikapi dengan menempuh solusi penyediaan beberapa skim pembayaran yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan usaha kecil.62 Di dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 Tentang UMKM juga diebutkan bahwa Pemerintah dan Pemerintah Daerah berupaya menumbuhkan ikim usaha dari berbagai aspek, yang salah satunya adalah dari aspek pendanaan. Di dalam Pasal 8 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 Tentang UMKM disebutkan bahwa aspek pendanaan ditujukan untuk :63
61 Edy Priyono, Kekuatan Kolektif Sebagai Strategi Mempercepat Pemberdayaan Usaha Kecil, (Jakarta : The Asia Fondation, 1999), hlm. 142 62 Ibid,. 63 Pasal 8, Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah.
64 Universitas Sumatera Utara
a. Memperluas sumber pendanaan dan memfasilitasi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah untuk dapat mengakses kredit perbankan dan lembaga keuangan selain bank; b. Memperbanyak lembaga pembiayaan dan memperluas jaringannya sehingga dapat diakses oleh Usaha Mikro, Kecil dan Menengah; c. Memberikan kemudahan dalam memperoleh pendanaan secara cepat, tepat, murah dan tidak diskriminatif dalam pelayanan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; d. Membantu para pelaku Usaha Mikro dan Usaha Kecil untuk mendapatkan pembiayaan dan jasa/produk keuangan lainnya yang disediakan oleh perbankan dan lembaga keuangan bukan bank, baik yang menggunakan sistem konvensional maupun sistem syariah dengan jaminan yang disediakan oleh Pemerintah. Merujuk pada Undang-Undang tersebut telah dicantumkan bahwa pembiayaan tidak hanya dapat diperoleh melalui bank saja, tetapi juga dapat diperoleh melalui lembaga keuangan bukan bank. Salah satu contoh lembaga bukan bank adalah melaluui Program Kemitraan yang dikelola oleh BUMN. Di dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 Tentang UMKM juga disebutkan bahwa “Badan Usaha Milik Negara dapat menyediakan pembiayaan dari penyisihan bagian laba tahunan yang dialokasikan kepada Usaha Mikro dan Kecil dalam bentuk pemberian pinjaman, penjaminan, hibah, dan pembiayaan lainnya.64
64
Pasal 21 ayat (2) Undang-Undang Nomor .20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah.
65 Universitas Sumatera Utara
Telkom sebagai salah satu BUMN di Indonesia mempunyai Program Kemitraan yaitu program untuk meningkatkan kemampuan usaha kecil agar menjadi tangguh dan mandiri melalui pemanfaatan dana dari bagian laba Telkom. Unit Pelaksana Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan Telkom wilayah medan yakni Telkom CDSA Medan yang wilayah kerjanya meliputi Kabupaten Deli Serdang, Kabupaten Langkat, dan sebagian Kabupaten Serdang Bedagai. Sebagai wujud kepedulian terhadap lingkungan sekitar perusahaannya Telkom CDSA Medan menyalurkan dana pinjaman bagi para pelaku usaha kecil yang berada di wilayah kerjanya. Pinjaman dana Program Kemitraan ini diperuntukkan untuk membiayai modal kerja atau pembelian aktiva tetap dalam rangka meningkatkan produksi dan penjualan Mitra Binaan. Khusus untuk wilayah kerja Telkom CDSA Medan , telah menjalankan Program Kemitraan dengan total 1.212 Mitra Binaan terhitung dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2012. Penyaluran dana pinjaman bergulir yang dilakukan oleh Telkom CDSA Medan bertujuan untuk memberikan bantuan pencarian modal bagi para pelaku usaha kecil yang kesulitan dalam hal finansial. Dana program kemitraan ini dimaksudkan untuk merangsang pertumbuhan usaha kecil sehingga para pelaku usaha kecil mempunyai fondasi yang kuat dan mandiri dalam menjalankan usahanya. Dengan ketangguhan dan kemandirian yang ada dari para pelaku usaha kecil ini, maka akan diharapkan timbulnya daya saing dengan usaha lainnya, sehingga usaha kecil yang pada umumnya dipandang sebagai usaha marjinal dapat meningkatkan pendapatan usahanya dan meningkatkan peran usaha kecil dalam pembentukan produk nasional. Dengan
66 Universitas Sumatera Utara
terpenuhinya modal yang dimiliki, para pelaku usaha kecil akan dapat mengembangkan usahanya. Dengan berkembangnya usaha tersebut secara otomatis akan menyerap tenaga kerja baru sehingga tercipta perluasan lapangan pekerjaan . Seperti yang pada umumnya terjadi penyaluran pinjaman yang dilakukan oleh bank-bank umum banyak mengalami kendala yang antara lain disebabkan oleh para pelaku usaha kecil yang tidak bankable. Prosedur dan penilaian dari pihak perbankan yang masih terlalu rumit juga tingginya tingkat bunga yang dibebankan kepada pengusaha kecil masih tinggi. Kebanyakan perbankan masih menempatkan agunan material sebagai salah satu faktor dominan dan cenderung mengesampingkan kelayakan usaha dalam pengaliran kreditnya, sehingga nilai pinjaman yang diperoleh usaha kecil seringkali tidak sesuai dengan kebutuhan, baik dari sisi waktu maupun jumlah. Program Kemitraan Telkom CDSA ini berbeda dengan sistem pinjaman yang dilakukan oleh bank, untuk memperoleh dana pinjaman Telkom CDSA Medan memudahkan setiap mitra binaannya. Walaupun tetap menggunakan agunan, namun mitra binaan tidak diberatkan dengan nilai aguanan yang tinggi. Dalam hal memberikan dana pinjaman, Telkom CDSA Medan tetap bertolak dari kelayakan objek usaha yang dimiliki oleh mitra binaannya. Sehingga apabila ditemukan pelaku usaha kecil yang membutuhkan dana pinjaman namun tidak memiliki nilai agunan yang tinggi, pelaku usaha kecil tersebut tetap dapat memperoleh dana pinjaman yang nilainya disesuaikan dengan objek usaha yang dimiliki masing-masing pelaku usaha kecil. Sehingga tidak terjadi diskrimanasi
67 Universitas Sumatera Utara
pemberian dana pinjaman dan setiap usaha kecil dapat memperoleh kemudahan dalam memperoleh dana pinjaman. Besarnya bunga yang ditetapkan oleh Telkom CDSA Medan juga sangat rendah yaitu 6% dari limit pinjaman. Namun pada program kemitraan Telkom CDSA Medan ini tidaklah disebut bunga, melainkan jasa administrasi. Jasa administrasi 6% dari setiap besar nilai pinjaman mitra binaan ini akan digunakan sebagai dana untuk beban operasional. Adapun yang dimaksud dengan beban operasional adalah beban pelaksanaan operasi unit Program Kemitraan dan Program Bina lingkungan diluar beban pegawai yang dananya berasal dari dana Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan.65 Dapat disimpulkan bahwa pembiayaan yang dilakukan oleh Telkom CDSA Medan pada program kemitraan dengan penyaluran dana pinjaman melalui penyisihan laba Telkom kepada pelaku usaha kecil bertujuan untuk memberi kemudahan kepada pengusaha kecil dalam meningkatkan peroduktivitas usahanya baik untuk modal usaha ataupun pengembangan usaha dengan sistem yang sederhana dan tidak rumit. Sehingga mendorong pertumbuhan iklim usaha pada sektor usaha kecil yang pada tahap berikutnya akan terjadi peningkatan dan pemerataan pendapatan serta memperkokoh struktur perekonomian nasional.
65
Pasal 1, Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor PER-05/MBU/2007 Tentang Program Kemitraan Badan Usaha Milik Negara Dengan Usaha Kecil Dan Program Bina Lingkungan.
68 Universitas Sumatera Utara
C. Peran Kemitraan PT. Telkom CDSA Medan Terhadap Usaha Kecil Ita Mode Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Setiap Badan Usaha Milik Negara (BUMN) memiliki tanggung jawab sosial kepada masyarakat. Salah satu wujud dari tanggung jawab sosial tersebut adalah adanya Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan (PKBL). Secara umum, PKBL diwujudkan dengan upaya-upaya untuk memberdayakan masyarakat, meningkatkan kesejahteraan sosial dan pertumbuhan ekonomi masyarakat secara berkesinambungan, dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan. Peran BUMN dalam pelaksanaan tanggung jawab sosial kepada masyarakat dituangkan melalui Program Kemitraan dengan Usaha Kecil dan Bina Lingkungan yang disingkat PKBL BUMN sebagai salah satu pelaku ekonomi nasional yang masuk kategori usaha skala besar yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh negara, keberpihakannya kepada UKM dan Koperasi cukup besar dibandingkan pihak Swasta. Hal ini dibuktikan oleh BUMN dengan adanya Surat Keputusan nomor PER-05/MBU/2007 tentang Program Kemitraan BUMN dengan Usaha kecil dan Bina Lingkungan (PKBL), di mana BUMN akan mengalokasikan dana sebesar 2 % dari keuntungan bersih setelah pajak untuk program Kemitraan. Program kemitraan berupaya agar masyarakat bisa diberdayakan dan bisa mengakses sumber-sumber ekonomi terutama adalah permodalan. Oleh karena itu program kemitraan berupaya bagaimana rakyat miskin dan pengusaha-pengusaha
69 Universitas Sumatera Utara
kecil mikro ini bisa mengakses kepada sumber-sumber pembiayaan. Untuk mencapai hasil yang optimal semestinya ketiga pelaku ekonomi dapat saling bersinergi satu sama lain saling terjadi "ketergantungan" yang dapat dalam kegiatan yang bersifat komplementer. Dalam hal ini, peran pemerintah terhadap pemberdayaan usaha kecil sangat dibutuhkan karena usaha kecil perlu diberi kemudahan baik permodalan, perizinan dan pemasaran serta ditingkatkannya usaha dan saling menguntungkan melalui pola kemitraan dalam meningkatkan peran dan kedudukan usaha kecil dalam pembangunan. PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk sebagai salah satu BUMN yang berdiri di Indonesia turut membantu pemerintah dalam kemudahan menyediakan pinjaman modal kerja melalui Program Kemitraan. Peningkatan kemampuan usaha kecil agar menjadi tangguh dan mandiri oleh PT. Telkom diwujudkan dalam bentuk pemberian pinjaman untuk membiayai modal kerja atau pembelian aktiva tetap usaha kecil yang berada di Medan. PT. Telkom sebagai salah BUMN berbentuk Perseroan dan sebagai bagian dari masyarakat memiliki komitmen yang tinggi untuk mendukung dan melaksanakan program CSR. Program Kemitraan yang dilaksanakan oleh PT. Telkom melalui Telkom Community Development Center (Telkom CDC) selaku unit pengelola PKBL, dan untuk Kantor Daerah Telkom (Kandatel) Medan unit pelaksananya yaitu Telkom Community Development Sub Area Medan (Telkom CDSA Medan) yang telah menyalurkan pinjaman lunak terhitung dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2012 sebesar lebih dari Rp 34 milyar untuk mengelola 1.212 mitra binaan. Dana
70 Universitas Sumatera Utara
tersebut
digunakan
untuk
pelatihan,
pemagangan/pendampingan
dan
promosi/pameran. Salah satu usaha kecil yang menjadi mitra binaan Telkom adalah usaha kecil Ita Mode. Ita Mode adala usaha kecil yang bergerak di bidang modifikasi dan jahit kebaya. Sebagai mitra binaan dati Telkom CDSA Medan, dampak yang dirasakan oleh Ita Mode sangatlah berarti. Ita Mode adalah usaha kecil yang telah dirintis sejak tahun 1994 oleh seorang ibu rumah tangga bernama Ernita. Kemudian pada tahun 2002 penjahit Ita mengetahui bahwa ada Program Kemitraan dengan usaha kecil yang dijalankan oleh Telkom. Informasi mengenai adanya Program Kemitraan ini diperolehnya dari kerabat yang bekerja pada perusahaan Telkom. Pada tahun 2002 Ernita mengajukan permohonan menjadi mitra binaan Telkom, namun dalam rentang waktu satu tahun setelah pengajuan permohonan barulah permohonan pengajuan Ita Mode diterima oleh Telkom. Setelah melewati tahap penyeleksian dan survey dari pihak Telkom, Ita Mode mulai menjadi mitra binaan Telkom pada triwulan ketiga tahun 2003 dengan jumlah dana pinjaman sebesa sepuluh juta rupiah. Seperti layaknya proses pinjam meminjam yang umumnya mendapati potongan biaya-biaya administrasi, namun pada Program Kemitraan tidak ada potongan biaya administrasi. Jumlah pinjaman yang diterima oleh mitra binaan adalah genap sebesar jumlah pinjaman yang disepakati kedua belah pihak yaitu antara mitra binaan dan pihak Telkom sendiri. Dan besarnya jasa administras akan dibayarkan pada cicilan pengembalian dana pinjaman tersebut. Hal ini juga yang dirasakan oleh Ita Mode bahwa pada
71 Universitas Sumatera Utara
Program Kemitraan ini tidaklah memberatkan kepada usaha kecil yang menjadi mitra binaannya. Dana pinjaman awal oleh Ita Mode digunakan untuk membeli steeling, menambah mesin jahit, dan menambah karyawan. Pada awal memulai usaha, Ita Mode hanya memiliki satu orang karyawan dan dengan modal sebuah mesin jahit, dan lokasi usahanya juga masih satu tempat dengan rumah tinggal. Namun karena adanya bantuan dana pinjaman bergulir dari Telkom, ia dapat mengembangkan usahanya sampai sekarang yang dapat dikatakan pertumbuhannya cukup signifikan. Sekarang jumlah karyawan Ita Mode sudah mencapai 16 orang dan pada tahun 2012 Ita Mode telah memiliki tempat usaha tersendiri. Dari dana pinjaman yang diperoleh Ita Mode telah menambah jumlah karyawannya yang secaa otomatis akan meningkatkan produksi usahanya. Dari awal memulai usaha Ita Mode hanya mampu menghasilkan sekitar tiga buah kebaya per minggu dan untuk sekarang dalam satu minggu Ita Mode mampu menghasilkan sepuluh buah kebaya bahkan lebih. Peningkatan jumlah produski ini tentu berpengaruh terhadap peningkatan omset. Sampai pada tahun 2013 omset Ita Mode dapat mencapai nilai 8 juta per minggu dengan omset minimal sekitar 6 juta per minggu. Jika dilihat dari sejarah perkembangan usahanya, Ita Mode berhasil menjadi usaha kecil yang tangguh dan mandiri serta berdaya saing. Sebagai pelaku usaha kecil, Ita Mode tidak hanya satu periode saja menjadi mitra binaan Telkom. Ita Mode telah memperpanjang program kemitraan dengan Telkom sebanyak empat kali.
72 Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.1 Daftar Jumlah Pinjaman Ita Mode Pada Program Kemitraan Telkom CDSA Medan No.
Tahun
Triwulan
Jumlah Pinjaman
1.
2003
III
Rp 10.000.000,-
2.
2005
III
Rp 30.000.000,-
3.
2007
II
Rp 50.000.000,-
4.
2009
II
Rp 60.000.000,-
Sumber : Telkom CDSA Medan, tahun 2013.
Pembiayaan melalui Program Kemiraan yang diterapkan dalam membiayai sektor usaha kecil karena lebih memberikan kepastian dan tidak terbebani akibat suku bunga. Program Kemitraan Telkom tidak membebani suku bunga yang tinggi kepada mitra binaannya. Pada Program Kemitraan ini, mitra binaan hanya dikenakan besar jasa administrasi pinjaman dana Program Kemitraan per tahun sebesar 6% (enam persen). Hal ini sesuai dengan Pasal 12 Peraturan Menteri BUMN Nomor Per-05/MBU/2007 Tentang PKBL BUMN yang berbunyi “Besarnya jasa administrasi pinjaman dana Program Kemitraan per tahun sebesar 6% (enam persen) dari limit pinjaman atau ditetapkan lain oleh Menteri”.66 Menurut Ita Mode besarnya jasa administrasi ini dirasakan tidak memberatkannya sebagai mitra binaan. Dan jasa admnistrasi ini juga digunakan 66
Pasal 12 , Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor PER-05/MBU/2007 Tentang Program Kemitraan Badan Usaha Milik Negara Dengan Usaha Kecil Dan Program Bina Lingkungan.
73 Universitas Sumatera Utara
untuk biaya beban operasional Program Kemitraan. Jika dikaitkan dengan ketentuan dalam Undang-Undang UMKM, maka Program Kemitraan Telkom ini telah sesuai dengan yang diamanatkan di dalam Pasal 8 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 Tentang UMKM disebutkan bahwa aspek pendanaan ditujukan untuk :67 a. Memperluas sumber pendanaan dan memfasilitasi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah untuk dapat mengakses kredit perbankan dan lembaga keuangan selain bank; b. Memperbanyak lembaga pembiayaan dan memperluas jaringannya sehingga dapat diakses oleh Usaha Mikro, Kecil dan Menengah; c. Memberikan kemudahan dalam memperoleh pendanaan secara cepat, tepat, murah dan tidak diskriminatif dalam pelayanan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; d. Membantu para pelaku Usaha Mikro dan Usaha Kecil untuk mendapatkan pembiayaan dan jasa/produk keuangan lainnya yang disediakan oleh perbankan dan lembaga keuangan bukan bank, baik yang menggunakan sistem konvensional maupun sistem syariah dengan jaminan yang disediakan oleh Pemerintah. Sebagai salah BUMN di Indonesia Telkom telah terwujud sebagai salah satu lembaga keuangan selain bank melalui Program Kemitraan Telkom dengan Usaha Kecil. Program Kemitraan ini memberikan kemudahan kepada usaha kecil untuk
67
dapat
mengakses
pembiayaan
melalui
dana
pinjaman
untuk
Pasal 8, Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah.
74 Universitas Sumatera Utara
mengembangkan usaha kecil masing-masing sektor. Ita Mode merasakan kemudahan ini terutama dalam proses memperoleh pendanaan yang sangat mudah. Pada awal memulai pengajuan permohonan penjahit Ernita selaku pemilik Ita Mode hanya mengisi beberapa formulir pengajuan permohonan yang telah disediakan oleh pihak Telkom. Ernita mengakui bahwa proses yang dilewati sangat mudah dan tidak berbelit-belit sehingga tidak memberatkan mitra binaan. Selain itu dalam Program Kemitraan Telkom tidak hanya semata-mata memberikan pinjaman kepada usaha kecil, namun juga memberikan pelatihan dan promosi usaha kecil yang menjadi mitra binaannya. Sebagai mitra binaan, Ita Mode telah mengikuti beberapa pelatihan yang diadakan oleh Telkom CDSA Medan untuk para mitra binaannya. Pelatihan-pelatihan yang diberikan Telkom CDSA Medan kepada mitra binaan bukanlah palatihan yang dikhususkan kepada masing-masing sektor usaha kecil. Pelatihan yag diberikan sebatas pelatihan umum dalam berwirausaha seperti manajemen yang baik dalam menjalankan usaha. Namun hal tersebut juga dipandang sangat baik oleh Ita Mode selaku mitra binaan yang selalu mengkuti pelatihan yang diadakan oleh Program Kemitraan Telkom CDSA Medan. Selain pelatihan, promosi usaha mitra binaan Telkom juga kerap dilakukan. Promosi dilakukan melalui mengikuti pameran-pameran yang diadakan baik di kota Medan maupun diluar kota Medan. Dengan mengikuti pameran dari Telkom CDSA Medan, Ita Mode mengakui bahwa pangsa pasarnya dalam mempromosikan usaha yang dimilikinya juga bertambah. Tidak hanya dalam hal promosi, perluasaan pangsa pasar juga didapat dengan saling bertukar informasi dengan sesama mitra binaan Telkom. Karena dalam Program Kemitraan
75 Universitas Sumatera Utara
ini Telkom memfasilitasi suatu jaringan yang dinamakan flexi milis dimana seluruh mitra binaan yang berada di cakupan wilayah Telkom CDSA Medan dapat saling bertukar informasi ataupun berita. Sistem kerja flexi milis ini adalah, hanya dengan mengirimkan sebuah pesan singkat melalui telepon genggam, maka akan terkirim ke seluruh mitra binaan Telkom CDSA Medan yang sama-sama masuk kedalam flexi milis. Dari penyampaian berita serta infomasi melalui pesan singkat flexi milis, maka secara langsung dapat memperluas bidang pemasaran mitra binaan. Pelatihan dan promosi yang dilakukan oleh Telkom CDSA Medan terhadap usaha kecil Ita Mode sesuai dengan yang diamanatkan dalam Pasal 18 Undang-Undang UMKM yang menyebutkan bahwa pengembangan dalam bidang pemasaran dilakukan dengan cara menyediakan sarana pemasaran yang meliputi penyelenggaraan uji coba pasar, lembaga pemasaran, penyediaan rumah dagang, dan promosi Usaha Mikro dan Kecil.68 Dan juga pada Pasal 19 yang menyatakan bahwa pengembangan sumber daya manusia dilakukan dengan cara membentuk dan mengembangkan lembaga pendidikan dan pelatihan untuk melakukan pendidikan, pelatihan, penyuluhan, motivasi dan kreativitas bisnis, dan penciptaan wirausaha baru.69 Sebagai BUMN Pembina, Telkom CDSA Medan juga memberikan penghargaan kepada mitra binaannya. Penghargaan yang diberikan berdasarkan atas kemajuan dan perkembangan usaha yang dimiliki masing-masing mitra binaan. Penghargaan ini diberikan untuk merangsang mitra binaan agar lebih 68 69
Pasal 18, Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah. Pasal 19, Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah.
76 Universitas Sumatera Utara
gigih dan disiplin dalam menjalankan usahanya. Ita Mode beberapa kali mendapatkan penghargaan dari Telkom CDSA Medan sebagai mitra binaan terbaik di wilayah kota Medan. Penghargaan yang diberikan oleh Telkom CDSA Medan kepada Ita Mode adalah hadiah berupa telepon genggam dan satu unit komputer. Hadiah-hadiah yang diperoleh Ita Mode dari Telkom CDSA Medan ini sangat bermanfaat baginya secara pribadi maupun dalam pengembangan usahanya. Jika dikaitkan kembali dengan pasal-pasal yang tercantum dalam Undang-Undang UMKM, maka pelaksanaan Program Kemitraan Telkom CDSA Medan terhadap usaha kecil Ita Mode sebagai mitra binaannya telah sesuai dengan amanat-amanat yang terkandung didalam Undang-Undang UMKM tersebut. Usaha Telkom CDSA Medan dalam memberdayakan usaha kecil Ita Mode telah sesuai dengan prinsip-prinsip pemberdayaan UMKM yang tercantum pada Pasal 4 Undang-Undang No.20 Tahun 2008 Tentang UMK yang menyatakan bahwa prinsip pemberdayaan usaha mikro, kecil dan menengah :70 a. Penumbuhan kemandirian, kebersamaan, dan kewirausahaan Usaha Mikro, Kecil dan Menegah untuk berkarya dengan prakarsa sendiri; b. Perwujudan kebijakan publik
yang transparan,
akuntabel dan
berkeadilan; c. Pengembangan usaha berbasis potensi dareah dan berorientasi pasar sesuai dengan kompetensi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah;
70
Pasal 4, Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah.
77 Universitas Sumatera Utara
d. Peningkatan daya saing Usaha Mikro, Kecil dan Menengah; e. Penyelenggaraan perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian terpadu.
Sebagai BUMN yang mengadakan Program Kemitraan terhadap usaha kecil, Telkom CDSA Medan telah mampu memberikan peran yang signifikan terhadap usaha kecil yang menjadi mitra binaannya. Mulai dari pemberian dana pinjaman dengan suku bunga yang rendah, pelatihan kewirausahaan serta promosi-promosi yang dilakukan oleh Telkom CDSA Medan. Dan perkembangan usaha Ita Mode juga membuka lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat dengan semakin bertambahnya jumlah karyawa Ita Mode. Kemitraan antara Telkom CDSA Medan dengan Ita Mode telah berhasil mencapai tujuan pemberdayaan UMKM seperti yang diamanatkan dalam Pasal 5 Undang-Undang tentang UMKM yang menyebutkan bahwa tujuan pemberdayaan usaha kecil, mikro dan menengah :71 a. Mewujudkan
struktur
perekonomian
nasional
yang
seimbang,
berkembang, dan berkeadilan; b. Menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan Usah Mikro, Kecil dan Menengah menjadi usaha yang tangguh dan mandiri; c. Meningkatkan peran Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dalam pembangunan
71
daerah,
penciptaan
lapangan
kerja,
pemerataan
Pasal 5, Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah.
78 Universitas Sumatera Utara
pendapatan daerah, pertumbuhan ekonomi, dan pengentasan rakyat dari kemiskinan.
79 Universitas Sumatera Utara
BAB IV
HAMBATAN DALAM PELAKSANAAN KEMITRAAN PT. TELKOM CDSA MEDAN DENGAN MITRANYA
A. Hambatan Pemberian Pinjaman Oleh PT. Telkom CDSA Medan Terhadap Mitranya Pemerintah telah melaksanakan kebijaan kredit lunak atau pinjaman lunak sejak tahun 1973 dalam bentuk kredit kecil yaitu KIK dan KMKP. Untuk kredit ini diberikan suku bunga yang rendah, jangka waktu yang panjang dan syarat-syarat barang jaminan yang ringan bahkan yang tidak mempunyai barang jaminan. Namun pada kenyataannya masih banyak terdapat hambatan dalam penyaluran kredit atau pinjaman lunak ini.72 Walaupun pada prakteknya khusus pada mitra binaan Ita Mode, tidak pernah mengalami kendala selama bermitra dengan Telkom CDSA Medan. Baik itu dari segi pemberian dana pinjaman ataupun dari segi pengembalian dana pinjaman yang telah diberikan oleh Telkom CDSA Medan. Namun, banyaknya usaha kecil lain yang menjadi mitra binaan Telkom CDSA Medan menimbulkan beberapa kendala dalam pemberian dana pinjaman kepada mitra binaannya. Berdasarkan dari ketentuan peraturan perundang-undangan tentang Kemitraan antara Telkom CDSA Medan dengan Usaha kecil, masih terdapat beberapa pasal yang pelaksanaannya masih terhambat. Pasal-pasal tersebut
72
Mariam Darus Badrulzaman, Perjanjian Kredit Bank, (Bandung : PT. Citra Aditya Bakti, 1991), hlm.42
80 Universitas Sumatera Utara
terdapat pada Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor Per05/MBU/2007 Tentang Program Kemitraan Badan Usaha Milik Negara Dengan Usaha Kecil Dan Program Bina Lingkungan, antara lain : a. Pasal 4 yang menyatakan kewajiban Mitra Binaan untuk melaksanakan kegiatan usahanya sesuai dengan yang telah disetujui oleh BUMN Pembina, membayar kembali pinjaman tepat waktu sesuai dengan kesepakatan dan menyampaikan laporan perkembangan usahanya kepada BUMN Pembina. Namun pada prakteknya masih banyak Mitra Binaan yang mengalami keterlambatan dalam pengembalian pinjaman kepada Telkom CDSA Medan. Pada saat memberikan keterangan data menganai jenis kegiatan usahanya, masih ada yang tidak sesuai dengan kegiatan usaha Mitra Binaan yang sebenarnya dan tidak menyampaikan laporan perkembangan usahanya kepada Telkom CDSA Medan. b. Pasa 5 huruf (f) yang menyatakan kewajiban BUMN Pembina yaitu lain melakukan pemantauan dan pembinaan terhadap Mitra Binaan. Namun pada prakteknya Telkom CDSA Medan belum dapat melakukan pemantauan yang rutin terhadap perkembangan usaha Mitra Binaan dan untuk pembinaan Telkom CDSA Medan memang telah melaksanakannya namun belum dapat terlaksana secara maksimal dan berkelajutan dikarenakan kurangnya sumber daya manusia pada Telkom CDSA Medan.
81 Universitas Sumatera Utara
Hambatan-hambatan lain juga dapat dilihat dari dua segi yaitu dari segi pelaku usaha kecil selaku mitra binaan dan dari segi Telkom CDSA Medan selaku pihak penyalur dana pinjaman. Hambatan-hambatan yang dilihat dari segi pelaku usaha kecil selaku mitra binaan Telkom CDSA Medan adalah : a. Keterangan mengenai usaha mitra binaan yang tidak sesuai dengan kenyataan usaha yang sebenarnya. b. Kesadaran mitra binaan dalam memenuhi kewajibannya atau melunasi pinjamannya yang masih banyak menunggak. c. Kondisi usaha mitra binaan yang terkadang mengalami penurunan dikarenakan beberapa mitra binaan yang tidak memperbaharui sistem manajemen usaha yang disarankan oleh Telkom CDSA Medan d. Jarak antara kantor Telkom CDSA Medan yang relatif jauh dengan mitra binaan yang tempat tinggalnya sebagian di wilayah pedesaan yang pada umumnya menyebar sehingga tidak maksimal dalam pengawasan dan pengontrolan penggunaan pinjaman. e. Secara umum mitra binaan yang merupakan pengusaha kecil yang berpendidikan rendah, sehingga kurang memiliki inovasi dalam pengembangan usahanya, akibatnya dana pinjaman yang diberikan oleh Telkom CDSA Medan kurang maksimal pemanfaatannya. f. Kesalahan manajemen mitra binaan dalam mengelola usahanya, hal ini terjadi
diakibatkan
dana
pinjaman
dipergunakan
tidak
untuk
mengembangkan usahanya, tetapi dipergunakan untuk kepentingan yang
82 Universitas Sumatera Utara
lain. Kesalahan manajemen menjadikan pengembalian dana pinjaman ini menjadi macet. Sedangkan hambatan-hambatan dilihat dari segi Telkom CDSA Medan selaku pihak penyelenggara Program Kemitraan adalah : a. Tidak adanya sumber daya manusia yang dikhususkan untuk memberikan pelatihan atau mengadakan promosi/pameran usaha kecil mitra binaannya. b. Kurangnya pendampingan, pembinaan dan pengawasan dari Telkom CDSA Medan terhadap penggunaan dana pinjaman oleh mitra binaannya. c. Sosialisasi terhadap masyarakat masih kurang mengenai adanya dana pinjaman bergulir dari Telkom CDSA Medan. Pada dasarnya hambatan yang paling menonjol yang dirasakan oleh Telkom CDSA Medan dalam pemberian pinjaman Program Kemitraan adalah masih sedikitnya sumber daya manusia Telkom CDSA Medan. Berdasarkan hasil wawancara dengan koordinator Program Kemitraan Telkom CDSA Medan diperoleh informasi bahwa jumlah staf yang bekerja pada CDSA Medan belum mencukupi dalam menangani aktivitas pemberdayaan usaha kecil. Dalam hal ini masih diperlukan penambahan staf pada Kandatel Medan, namun tentunya kebijakan tersebut ditentukan oleh CDC Pusat sebagai pengambil kebijakan tingkat pusat. Akibat kurangnya sumber daya manusia menyebabkan banyaknya pekerjaan yang tidak maksimal. Seperti semakin berkurangya pelatihan dan
83 Universitas Sumatera Utara
pembinaan yang dilakukan oleh Telkom CDSA Medan. Pengawasan terhadap usaha mitra binaan juga kurang maksimal dikarenakan banyaknya jumlah mitra binaan yang pada umumnya lokasi usaha masing-masing mitra binaan menyebar. Berdasarkan hasil wawancara dari dengan koordinator CDSA Medan bahwa masih dirasakan kekurangan staf khususnya pada saat pekerjaan menumpuk. Selain itu faktor yang bersumber dari mitra binaan juga memiliki menjadi hambatan tersendiri dalam pemberian pinjaman oleh Telkom CDSA Medan. Seperti masih banyaknya mitra binaan yang mengalami kemacetan dalam pengembalian pinjaman. Hal tersebut dapat terjadi dikarenakan masih banyak mitra binaan yang belum memperbaiki sistem manajemen usahanya, sehingga berpengaruh kepada omset yang diperoleh oleh mitra binaan. Selain itu juga banyaknya mitra binaan yang tidak menggunakan dana pinjaman yang diberikan untuk mengembangkan usahanya melainkan untuk kepentingan lain. Hal ini menyebabkan tidak berkembanganya usaha kecil yang dimiliki mitra binaan sehingga tujuan pemberdayaan yang dilakukan oleh Telkom CDSA tidak maksimal. B. Penyelesaian Pembayaran Pinjaman Oleh Mitra Yang Bermasalah Prestasi dapat diartikan sebagai suatu kewajiban yang harus diepenuhi sebagai akibat adanya perjanjian atau perikatan. Dalam Pasal 1234 KUHPerdata menyatakan bahwa “Tiap-tiap perikatan adalah memberikan sesuatu, berbuat sesuatu atau tidak berbuat sesuatu”. Dari pasal ini dapat diketahui bahwa prestasi dibedakan atas memberikan sesuatu, berbuat sesuatu dan tidak berbuat sesuatu. Pengingkaran terhadap prestasi
84 Universitas Sumatera Utara
inilah yang disebut dengan wan prestasi, atau dalam hal pinjam meminjam debitor yang tidak dapat membayar kreditnya disebut dengan debitor macet. Dalam Program Kemitraan Telkom CDSA Medan kualitas pinjaman dana Program Kemitraan dinilai bedasarkan pada ketepatan waktu pembayaran kembali dana pinjaman oleh mitra binaan. Penggolongan kualitas pinjaman yang ditetapkan sebagai berikut :73 a. Lancar, adalah pembayaran angsuran pokok dan jasa administrasi pinjaman tepat waktu atau terjadi keterlambatan pembayaran angsuran pokok dan/atau jasa administrasi pinjaman selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari dari tanggal jatuh tempo pembayaran angsuran, sesuai dengan perjanjian yang telah disetujui bersama; b. Kurang lancar, apabila terjadi keterlambatan pembayaran angsuran pokok dan/atau jasa adminstrasi pinjaman yang telah melampaui 30 (tiga puluh) hari dan sebelum melampaui 180 (seratus delapan puluh) hari dari tanggal jatuh tempo pembayaran angsuran, sesuai dengan perjanjian yang telah disetujui bersama; c.
Diragukan, apabila terjadi keterlambatan pembayaran angsuran pokok dan/atau jasa administrasi pinjaman yang telah melampaui 180 (seratus delapan puluh) hari dan belum melampaui 270 (dua ratus tujuh) hari tanggal jatuh tempo pembayaran anggaran, sesuai dengan perjanjian yang telah disetujui bersama;
73
Pasal 26, Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor PER-05/MBU/2007 Tentang Program Kemitraan Badan Usaha Milik Negara Dengan Usaha Kecil Dan Program Bina Lingkungan.
85 Universitas Sumatera Utara
d. Macet, apabila terjadi keterlambatan pembayaran angsuran pokok dan/atau jasa administrasi pinjaman yang telah melampaui 270 (dua ratus tujuh puluh) hari dari tanggal jatuh tempo pembayaran angsuran, sesuai dengan perjanjian yang telah disetujui bersama. Banyaknya mitra binaan yang terhambat dalam pengembalian dana pinjaman menyebabkan tersendatnya pelaksanaan Program Kemitraan oleh Telkom CDSA Medan. Jika hal ini terjadi maka tindakan-tindakan yang diambil oleh Telkom CDSA Medan dalam pembiayaan bermasalah adalah dengan : a.
Dilakukan penagihan sendiri
b.
Dengan cara menjual agunan yang hasilnya digunakan untuk melunasi kewajiban mitra binaan
c.
Penagihan melalui pengadilan Upaya-upaya yang dilakukan terhadap adanya Mitra Binaan yang
mengalami kesulitan dalam hal pengembalian dana pinjaman baik itu terhadap kualitas pinjaman yang kurang lancar, diragukan dan macet, maka Telkom CDSA Medan selaku pemberi pinjaman dapat melakukan usaha-usaha pemulihan pinjaman dengan cara penjadwalan kembali (rescheduling) atau penyesuaian persyaratan (reconditioning). Namun mitra binaan mitra binaan juga harus memenuhi kriteria untuk melakukan rescheduling ataupun reconditioning ini. Adapun kriteria yang harus dipenuhi mitra binaan untuk dapat melakukan rescheduling ataupun reconditioning adalah :74
74
Pasal 27, Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor PER-05/MBU/2007 Tentang Program Kemitraan Badan Usaha Milik Negara Dengan Usaha Kecil Dan Program Bina Lingkungan.
86 Universitas Sumatera Utara
a. Mitra Binaan beritikad baik atau kooperatif terhadap upaya penyelamatan yang akan dilakukan; b. Usaha Mitra Binaan masih berjalan dan mempunyai prospek usaha; c. Mitra Binaan masih mempunyai kemampuan untuk membayar angsuran. Penyesuaian persyaratan (reconditioning) dilakukan setelah adanya penjadwalan kembali (rescheduling). Dalam reconditioning ini tunggakan jasa administrasi dan/atau beban jasa administrasi pinjaman selanjutnya yang belum jatuh tempo dapat dihapuskan.75 Jika mitra binaan juga tidak mampu untuk melunasi angsurannya, maka Telkom CDSA Medan berhak menjual agunan mitra binaan yang hasilnya akan digunkanan untuk melunasi kewajiban mitra binaan. Namun pada kenyataannya penjualan ini tidak semata-mata dilakukan oleh Telkom CDSA Medan, melainkan tetap dengan persetujuan mitra binaan yang memiliki agunan tesebut. Jika penjualan agunan dilakukan, maka yang melakukan penjualan agunan tetaplah mitra binaan yang bersangkutan dengan dihadiri oleh pihak Telkom CDSA Medan dan pihak ketiga sebagai calon pembeli agunan tersebut. Setelah itu hasil penjualan agunan akan digunakan untuk melunasi angsuran mitra binaan, jika kemudian terdapat sisanya, maka sisa tersebut tetap dimiliki oleh mitra binaan selaku pemilik aguanan tersebut. Walaupun ketika mitra binaan tidak mampu membayar dan Telkom CDSA Medan berhak menjual agunan mitra binaan yang bersangkutan untuk melunasi kewajibannya, namun hal ini belum pernah
75
Pasal 27 ayat (1) dan (2), Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor PER05/MBU/2007 Tentang Program Kemitraan Badan Usaha Milik Negara Dengan Usaha Kecil Dan Program Bina Lingkungan.
87 Universitas Sumatera Utara
diterapkan oleh Telkom CDSA Medan. Pada Program Kemitraan Telkom CDSA Medan, juga belum pernah dilakukan reconditioning ataupun rescheduling, dan penagihan melalui pengadilan. Penyelesaian yang dilakukan oleh Telkom CDSA Medan adalah dengan musyawarah mufakat dengan mitra binaan yang bermasalah. Hal ini dilakukan untuk menjaga hubungan kekeluargaan terhadap mitra binaan. Karena pada dasarnya pemberian dana pinjaman ini tidak bersifat komersil, melainkan lebih kepada tanggung jawab sosial perusahaan dengan memberikan bantuan dana pinjaman kepada para pelaku usaha kecil.
88 Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan uraian serta penjelasan dari dari bab-bab sebelumnya, penulis dapat menarik beberapa kesimpulan yang berkaitan dengan pokok pembahasan serta sekaligus merupakan jawaban dari pada permasalah yang dibuat, yaitu : 1.
Pelaksanaan Kemitraan BUMN terhadap Usaha Kecil diatur lebih lanjut dalam Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor PER05/MBU/2007 Tentang PKBL. Khusus pada Program Kemitraan terhadap Usaha Kecil, BUMN sebagai usaha besar menyisihkan laba setelah pajak maksimal sebesar 2% untuk disalurkan kepada Usaha Kecil yang memenuhi syarat dan kriteria. Hal ini juga sesuai dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 Tentang UMKM yang merupakan landasan utama pembinaan
dan
pengembangan
usaha
kecil
di
Indonesia
yang
menyebutkan bahwa BUMN dapat menyediakan pembiayaan dari penyisihan laba tahunan yang dialokasikan kepada usaha kecil dalam bentuk pinjaman. Di dalam pelaksanaan Kemitraan BUMN terhadap Usaha Kecil ini tidak hanya dengan memberikan bantuan pinjaman lunak kepada saja, namun BUMN juga memberikan pembinaan kepada para pelaku Usaha Kecil yang menjadi Mitra Binaannya. Pembinaan yang diberikan oleh BUMN ini bertujuan untuk mengembangkan kemampuan Usaha Kecil yang pada umumnya memiliki kemampuan yang rendah.
89 Universitas Sumatera Utara
Pembinaan yang dilakukan berupa pelatihan-pelatihan serta promosi Usaha Kecil Mitra Binaan. 2.
Telkom CDSA Medan sebagai BUMN yang melaksanakan Program Kemitraan terhadap Mitra Binaannya telah memberikan peran yang cukup besar kepada usaha kecil Ita Mode yang telah menjadi Mitra Binaan Telkom selama 4 periode. Ita Mode selaku usaha yang bergerak di bidang penjahitan kebaya telah tumbuh cukup pesat dengan dibuktikan penambahan karyawan, perluasan lokasi usaha, peningkatan omset, serta manajeman usaha yang semakin tertata rapi. Peningkatan ini terlihat semenjak tahhun 2008 Ita Mode mengkuti Program Kemitraan Telkom sampai dengan tahun 2012. Proses yang dilalui untuk mendapatkan dana pinjaman diakui Ita Mode sangat memudahkan usaha kecil yang membutuhkan
bantuan
modal
untuk
mengembangkan
usahanya.
Pemberdayaan Usaha Kecil yang dilakukan Telkom CDSA Medan terhadap Ita Mode selaku Mitra Binaannya telah sesuai dengan tujuan pemberdayaan usaha kecil yang terdapat di dalam UU No. 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah yang merupakan landasan hukum mengenai UMKM di Indonesia. 3.
Hambatan yang dihadapi oleh Telkom CDSA Medan dalam pelaksanaan Kemitraan terhadap Usaha Kecil yaitu hambatan dari segi Telkom CDSA Medan dan hambatan dari segi Mitra Binaan. Dari segi Mitra Binaan masih ada sejumlah Mitra Binaan yang tidak konsisten dalam hal penggunaan dana pinjaman, pengembalian dana pinjaman yang tidak tepat
90 Universitas Sumatera Utara
waktu, serta kurangnya improvisasi dan manajemen dari Mitra Binaan dalam mengembangkan usaha yang dimiliknya. Sedangkan hambatan dari pihak Telkom CDSA Medan adalah lebih kepada kurangnya sumber daya manusia yang menyebabkan beberapa kegiatan terhambat seperti pembinaan dan pengawasan kepada Mitra Binaan yang kurang terlaksana secara teratur dan tidak berkesinambungan. Selain itu masih kurangnya sosialisasi kepada masyarakat tentang adanya pinjaman dana bergulir dalam program Kemitraan yang dilaksanakan Telkom CDSA Medan. B. Saran Berdasarkan uraian serta penjelasan dari bab-bab sebelumnya, maka penulis dapat memberikan beberapa saran yang berkaitan dengan pokok pembahasan, yaitu : 1.
Hendaknya peranan BUMN sebagai lembaga keuangan bukan bank dalam pemberian bantuan pinjaman lunak kepada para pelaku usaha kecil lebih ditingkatkan lagi untuk membantu pelaku usaha kecil dalam mengembangkan usahanya, khususnya dalam bidang sosialisasi kepada masyarakat atas keberadaan Program Kemitraan terhadapa Usaha Kecil yang dijalankan oleh BUMN. Dalam pelaksanaannya pelatihan-pelatihan dan pengawasan penggunaan dana pinjaman yang diberikan kepada Usaha Kecil harus dilakukan secara teratur dan berkesinambungan agar tercipta hubungan Kemitraan yang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang mengaturnya antara BUMN dan Usaha Kecil.
91 Universitas Sumatera Utara
2.
Pembinaan oleh Telkom CDSA Medan kepada Mitra Binaan khususnya dalam hal ini adalah Ita Mode yang sangat diharapkan lebih digiatkan kembali dan dilakukan secara berkesinambungan mengingat semakin berkurangnya pembinaan yang dilakukan oleh Telkom CDSA Medan kepada Mitra Binaannya. Karen hal ini akan menciptakan hubungan saling menguntungkan bagi keberhasilan pemberdayaan Usaha Kecil.
3.
Pihak Telkom CDSA Medan selaku BUMN Pembina harus dapat meningkatkan profesionalisme sumber daya manusianya melalui pelatihan yag berkelanjutan sehingga dapat memberikan pelayanan yang lebih baik kepada Mitra Binaan dalam menjalankan Program Kemitraan. Kepada pelaku usaha kecil sebagai Mitra Binaan yang telah mendapatkan bantuan dana pinjaman lunak hendaknya menyadari tanggung jawabnya untuk mengembalikan dana pinjaman tepat waktu seusai dengan kesepakatan.
Penggunaan
dana
juga
harus maksimalkan untuk
pengembangan usaha dan bukan untuk kepentingan lain dan didukung juga dengan kemauan dan motivasi untuk lebih giat mengembangkan usahanya masing-masing. Dengan demikian kemitraan yang dibangun akan lebih dapat dirasakaan manfaatnya. Dan hambatan-hambatan yang ada dapat diminimalkan demi tercapainya tujuan antara Telkom CDSA Medan selaku pemeberi pinjaman lunak dan Mitra Binaan selaku penerima pinjaman lunak.
92 Universitas Sumatera Utara